Anda di halaman 1dari 73

Modul Pelatihan

PEGAWAI PEMERINTAH
ENGAN PERJANJIAN
KERJA ( P3K ) '

6
Pola Pikir ASN

Jalan Raya Ciputat-Parung Km. 19 Bojongsari, Depok 16517 Telp. ( 021) 7490411, Fax. ( 021) 7491174
Website : http://pusdiklat.kemdikbud.go.id Email : pusdiklat @ kemdikbud.go.id .
(§)
^ httpd/pusdiklat.kemdjkbud.go.lc pusdiklatpcgawa '
^ dikletpegawa' pusdiklat-pegawai Pusdlklat Kerpendfkbud Rl
PELATIHAN
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(P3K)

MODUL 6
POLA PIKIR ASN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
2022
Hak Cipta © Pusdiklat Pegawai Kemendikbudristek

MODUL POLA PIKIR ASN


PELATIHAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (P3K)

TIM PENGARAH SUBSTANSI:


1. Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum.
2. Dewi Andayani, S.E.Ak., M.AB.
2. Kokom Komala, S.Pd, M.Pd.

PENULIS MODUL:
Kokom Komala, S.Pd, M.Pd.

EDITOR: Helmy Azharuddin


TATA LETAK: Nur Amrizal
Sumber Foto Cover: https://accurate.id

Depok – Pusdiklat Pegawai Kemendikbudristek – 2022


65 + iv hlm: 21 x 29,7 cm

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
Jalan Raya Ciputat-Parung Km 19, Bojongsari, Depok 16517 Telepon (021) 7490411 Faks (021) 7491174
Website: http://pusdiklat.kemdikbud.go.id Email: pusdiklat@kemdikbud.go.id
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

KATA PENGANTAR
Untuk meningkatkan kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(P3K) dilakukan pembekalan melalui pelatihan. Ada 4 (empat) agenda yang
disajikan sebagai bahan pembelajaraan yaitu: Pertama Pengenalan struktur
organisasi dan tata kerja yang meliputi Proses Bisnis dan Organisasi Tatalaksana,
Whole of Government dan Literasi Digital di lingkungan Kemendikbudristek, Kedua
Pengenalan Jabatan mengenai Renstra Kemendikbudristek dan Program Prioritas
Kemendikbudristek, Ketiga Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi mengenai
Manajemen PPPK dan Penilaian Kinerja dan Keempat Pengenalan Tugas dan
Fungsi ASN di tempat Kerja yaitu Bangkom ASN bagi PPPK, Kode Etik dan Kode
Perilaku di Kemendikbudristek, Etika Birokrasi di Kemendikbudristek, Pola Pikir
Aparatur Sipil Negara dan Rencana Tindak Lanjut.

Materi-materi ini dipandang sangat penting karena bertujuan membekali peserta


dengan pengetahuan terkait Nilai-nilai Dasar ASN yang profesional dan
berkarakter serta mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat yang berkualitas, diperlukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai dasar pada Aparatur Sipil Negara. Pemahaman tersebut dapat dibentuk
melalui pelatihan yang diselenggarakan secara klasikal (tatap muka langsung).
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka Pelatihan bagi Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK), diselenggarakan dengan tujuan untuk membentuk
4 kompetensi, yakni 1. Memahami Struktur Organisasi dan Tata Kerja; 2.
Memahami berbagai jenis jabatan; 3. Memahami manajemen kinerja organisasi;
dan 4. Memahami peranan dan tugas ASN di tempat kerja.

Penyusunan modul ini merupakan bagian dari tugas yang dipercayakan


pemerintah kepada Pusdiklat Pegawai Kemendikbudristek dalam
menyelenggarakan dan mengoordinasikan kegiatan pelatihan pegawai di
lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang
disusun oleh Tim Penyusun. Kepada mereka yang telah meluangkan waktu dan
pikiran untuk menyusun bahan pembelajaran ini, kami menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan.

Kami merasa masih banyak lagi yang harus dilakukan agar bahan pembelajaran ini
memenuhi kebutuhan fasilitator dan peserta pelatihan. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran perbaikan.

Depok, Maret 2022


Pusdiklat Pegawai Kemendikbudristek
Kepala,

ttd

Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum


NIP. 197002261995122001

Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) 3


Modul 5: Pola Pikir ASN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

BAB 2 KONSEPSI DASAR POLA PIKIR .............................................................................. 5

BAB 3 POLA PIKIR DUNIA PROFESI ................................................................................. 26

BAB 4 POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA ................................................................ 32

BAB 5 PERUBAHAN POLA PIKIR ....................................................................................... 38

BAB 6 APLIKASI PERUBAHAN POLA PIKIR ..................................................................... 53

BAB 7 PERMASALAHAN DALAM MENGUBAH POLA PIKIR .......................................... 58

BAB 8 PENUTUP .................................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

4 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


4 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

BAB
UNIT

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan
publik; dan perekat dan pemersatu bangsa. Tugas Pegawai ASN
adalah: 1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; 2. memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas; dan 3. mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menjalankan perannya, pegawai ASN sebagai pelayan public
memiliki peran yang sangat penting sehingga sering dijadikan
indikator keberhasilan suatu sistem penyelenggaraan pemerintahan.
Demikian juga dengan program reformasi nasional, tidak akan ada
artinya apa-apa manakala pelayanan publik ternyata

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 1


Modul 5: Pola Pikir ASN

masih buruk. Apalagi dalam rangka mewujudkan good governance


dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus
dikedepankan dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh ASN
sebagai pelayanan publik harus mampu memberikan pelayanan
yang akuntabel (pelayanan prima) di sector publik yang tidak bisa
ditunda-tunda. Kepercayaan masyarakat terhadap Pegawai ASN
(PNS) yang cenderung negatif (malas, korup, kurang melayani, tidak
produktif, dan lain sebagainya) membutuhkan reformasi/perubahan
terhadap pola pikir yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Reformasi birokrasi membutuhkan reformasi mendasar yang harus
dilakukan terlebih dahulu, yakni reformasi pola pikir (mindset).
Pola pikir sendiri terbentuk karena ’imprint’ yaitu suatu peristiwa
masa lalu yang sangat membekas. Imprint sendiri dapat bersifat
positif maupun negatif. Selain itu faktor lingkungan juga sangat
mempengaruhi pola pikir penyelenggara pemerintahan, oleh
karenanya bagi ASN yang sudah terbentuk yang disebabkan karena
imprint maupun lingkungan yang bersifat negatif perlu dilakukan
perubahan agar dapat menunjukkan perilaku-perilaku positif guna
menjalankan pekerjaannya sehari-hari sesuai dengan konsep diri
yang perlu dimiliki seorang ASN.
Oleh karena itu Pegawai ASN harus selalu mengedepankan konsep
diri, antara lain (1) bekerja sebagai Ibadah, (2) menghindari sikap
tidak terpuji, (3) Bekerja secara profesional, (4) berusaha
meningkatkan kompetensi dirinya secara terus menerus, (5) Pelayan
dan pengayom masyarakat, (6) Bekerja berdasarkan peraturan yang
berlaku (7) tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta
bersikap realistis (8) mampu bekerja dalam tim, dan (9) Bekerja
secara profesional.
Karena pada hakekatnya pola pikir ASN erat kaitannya dengan
kepuasan (job satisfaction), sehingga dalam hal ini tidak cukup
dengan menggunakan kesejahteraan, tetapi juga pendekatan lainnya
seperti penilaian kerja. Dessler (1997) menyatakan bahwa penilaian
kinerja adalah memberikan umpan balik kepada karyawan dengan
tujuan memotivasi orang atau pegawai untuk
menghilangkan/miminimalkan kemerosotan kinerja agar berkinerja
lebih tinggi lagi.
Jika diperhatikan dari permasalahan yang ada selama ini dari aspek
pola pikir (mindset) dirasakan masih terkesan sebagian pegawai
masih mempunyai pola pikir/cara pandang dari bekerja untuk uang,
semata-mata untuk uang, tidak ada pandangan lain hal ini tercermin

2 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


2 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

dalam memberikan pelayanan masih terdapat pegawai yang meminta


pembayaran atas jasa pelayanan tidak sesuai atau tidak berdasarkan
peraturan, aspek ini kerap kali membawa dampak yang kurang baik
terhadap kinerja pegawai lain yang tidak sejalan dengan hal tersebut
yang akhirnya dari permasalahan tersebut dapat menghambat
kinerja para pegawai maupun instansi.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam pelatihan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) diberikan muatan
substantive “Pola Pikir ASN”. Mata pelatihan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Aparatur Sipil
Negara khususnya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). Dalam hal ini menerapkan pola pikir ASN agar mampu
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, baik internal
maupun pelanggan eksternal
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini memfasilitasi peserta pelatihan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) sehingga mampu memiliki
kesadaran mengubah pola pikirnya sebagai Aparatur Sipil Negara
(ASN), dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya
perubahan sikap dan perilaku ASN sebagai pelayan masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan prima dan praktik
pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan mampu
memahami teknik mengubah pola pikir yang dibutuhkan oleh ASN
sebagai pelayan masyarakat yang professional.
D. Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsepsi dasar pola pikir
2. Menjelaskan jenis-jenis pola pikir dalam dunia profesi
3. Menjelaskan pola pikir ASN
4. Mempraktikkan teknik-teknik pengubahan pola pikir
5. Merancang program perubahan pola pikir diri, dan
6. Mengubah pola pikir.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 3


Modul 5: Pola Pikir ASN

E. Materi Pokok
1. Konsepsi Dasar Pola Pikir
a. Pengertian pola pikir
b. Dua jenis pola pikir
c. Pola pikir dan perilaku
d. Perilaku sukses dan gagal

2. Pola Pikir Dunia Profesi


a. Pengertian pola pikir dunia profesi
b. Pola pikir sebagai hulu profesi
c. Perbedaan pola pikir profesi dengan pola pikir lainnya

3. Pola Pikir ASN


a. Pola pikir dan keyakinanASN
b. Pola pikir keberhasilan ASN

4. Perubahan Pola Pikir


a. Pola pikir yang tetap dan pola pikir yang berubah
b. Pola pikir inti pembelajaran diri
c. Teknik-teknik pengubahan pola pikir

5. Aplikasi Perubahan Pola Pikir


a. Rancangan pengubahan pola pikir
b. Langkah-langkah pengubahan pola pikir

6. Permasalahan Dalam Mengubah Pola Pikir


a. Kendala dalam mengubah pola pikir
b. Upaya mengatasi permasalahan dalam pengubahan pola pikir.
c. ASN juga manusia biasa

F. MANFAAT MODUL
Modul ”Pola Pikir Aparatur Sipil Negara” merupakan bahana ajar yang
dirancang untuk memperjelas dan mempermudah peserta pelatihan
agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan
masyarakat yang profesional. Manfaatnya dengan memahami pola pikir
ASN akan meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya
mengubah pola pikir dalam rangka memberikan pelayanan (publik) yang
professional kepada masayarakat.

4 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


4 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

BAB
UNIT

2
1
.KONSEPSI DASAR POLA PIKIR

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta diharapkan
mampu memahami Pengertian pola pikir, Jenis pola pikir, Pola pikir dan
perilaku, Perilaku sukses dan gagal.

A. PENGERTIAN POLA PIKIR


Pada era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
berkembang pesat dan cepat, menuntut pola pikir (mindset) manusia
untuk berpikir akurat dan cepat agar mampu beradaptasi terhadap
suatu perubahan yang terjadi di lingkungannya. Daya pikir seperti itu
dapat dipelajari melalui pengelolaan pola pikir. Banyak orang yang
mengalami kegagalan karena tidak bisa mengelola pola pikir dengan
baik. Begitu pula sebaliknya, banyak orang yang berhasil (sukses)
karena mampu mengelola pola pikir dengan baik dan benar. Pola pikir
seseorang sangat menentukan jalan hidup seseorang, apakah dia akan
menuju kesuksesan atau kegagalan.

Pikiran memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga mampu


menggerakkan dan mengubah materi di luar diri kita, baik untuk tujuan
positif maupun negatif sesuai dengan pilihan kita, pola pikir tersebut
dapat dikontrol, dikelola, dikembangkan melalui otak kita,
melalui kekuatan imajinasi, pemikiran dan ketajaman visi
untuk memahami hukum-hukum alam yang berlaku. Akhirnya, kita
mampu menjangkau, memahami serta mewujudkannya menjadi suatu
realitas dengan kekuatan dari energi pikiran

Begitu pentingnya Mind Setting sehingga Peter F. Drucker pakar


manajemen dunia menyatakan bahwa “Yang memprihatinkan pada
masa turbulensi seperti sekarang adalah sikap dan perilaku yang masih
menggunakan pola-pola pikir yang lama. Hal yang sama dikatakan oleh
William James “Revolusi generasi sekarang adalah bahwa manusia
dapat mengubah aspek ekstrinsik kehidupannya dengan mengubah

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 5


Modul 5: Pola Pikir ASN

sikap intrinsik alam pikirannya. Dikuatkan lagi oleh pendapat Anthony


Robbins “Kualitas serta keberhasilan seseorang ditentukan oleh pola-
pola komunikasi dengan dirinya sendiri”.

Mindset adalah posisi atau pandangan mental seseorang yang


mempengaruhi pendekatan orang tersebut dalam menghadapi suatu
fenomena. Mindset terdiri dari seperangkat asumsi, metode, atau
catatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang tertanam
dengan sangat kuat. Menurut Mulyadi (2007:71), mindset merupakan
sikap mental mapan yang di bentuk melalui pendidikan, pengalaman
dan prasangka. Pola pikir (mindset) adalah cara menilai dan memberikan
kesimpulan terhadap sesuatu berdasarkan sudut pandang tertentu atau
bentuk pikiran atau carakita berpikir terhadap sesuatu.

Dalam perjalanan hidup, seseorang seringkali terjebak dalam pola pikir


tertentu, yang menjadikannya kaku dalam berpikir (rigid). Orang seperti
ini cenderung berpikir menggunakan pola tertentu dalam mengatasi
permasalahan dan tidak dapat melihat alternatif lain diluar pola
berpikirnya. Solusi untuk mengatasi cara berpikir yang demikian adalah
dengan penataan pola pikir (Mind Setting).

Esensi penataan pola pikir menurut Kementerian Pendayagunaan


Aparatur Negara adalah untuk ;

1) Mengatasi pola pikir dan paradigma yang sulit menerima perubahan


yang selama ini menjadi akar masalah dalam organisasi;
2) Mengidentifikasi mental blok (mental block) yang menghilangkan
inovasi, inisiatif, motivasi, pemikiran jernih dan kerjasama
organisasi;
3) Menanamkan cara berpikir sistemik dalam memahami dan
menyelesaikan persoalan dalam organisasi;
4) Memberdayakan potensi untuk percepatan pembaharuan dan
membangun konsep berpikir diluar pola yang sudah ada (out of the
box) yang terintegrasi dalam bekerja sama sebagai sebuah team;

6 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


6 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

5) Merancang visi, misi dan strategi pembaharuan serta memetakan


pola pikir (Mind Sett) organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja
dan budaya kerja;
6) Mengantisipasi sejak dini hambatan yang dapat timbul dengan
kondisi Mind Sett organisasi saat ini dan merumuskan perubahan
pola pikir (Mind Sett) yang diperlukan agar sasaran organisasi dapat
tercapai;
7) Membangun jiwa, semangat, komitmen, kesatuan arah dan nilai
bersama untuk perubahan; dan
8) Memimpin dan mempelopori gerakan perubahan.

Sebenarnya banyak orang telah membicarakan tentang pola pikir


(mindset), tetapi sejujurnya hanya sedikit orang yang benar-benar
memahaminya. Hal ini dibuktikan dengan sering kali banyak orang
bertanya apa itu pola pikir (mindset)?. Mindset adalah cara kita berpikir.

Pada dasarnya menurut Edi W Gunawan dalam The Secret of Mindset,


pola pikir (mindset) terdiri dari dua kata yaitu mind dan set, yang
memiliki pengertian:
Mind: seat of thought and memory, he center of conciousness that
generates thouhgts, feeling, ideas, and perceptions, and stores knowledge
and memories (sumber pikiran dan memori, pusat kesadaran yang
menhasilkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan
pengetahuan dan memori).
Set memiliki pengertian 1) a preference for or increased ability in a
particular activity (mendahulukan peningkatan kemampuan dalam
suatu kegiatan); 1) Condition of solidity: condition of being solid
(keadaan utuh/solid).
Merujuk kepada pengertian tersebut, maka Mindset;
1) beliefs that affect somebody’s attitude; a set of belief or a way of
thinking the determine somebody’s behavior and outlook
(kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang,
sekumpulan kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang,

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 7


Modul 5: Pola Pikir ASN

sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan


perilaku dan pandangan, sikap, dan masa depan seseorang)
2) a fixed mental attiude or disposition that predetermines a person’s
response to and intepretations of situations (sikap mental tertentu
atau watak yang menentukan respon dan pemaknaan seseorang
terhadap situasi baik bersifat baik dan buruk atau perasaan bersifat
pasti, emosioanl, dan spiritual).
Secara singkat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mindset
(pola pikir) mengandung arti sekumpulan kepercayaan (belief) untuk
mempengaruhi perilaku dan sikap yang akan menentukan level
keberhasilan hidup seseorang. Di dalam belief terkandung “potensi
diri” yang merupakan Master Key untuk suatu perubahan yang
cepat pada setiap orang. Maka, jika ingin mengubah mindset yang
perlu dan penting diubah adalah belief (kepercayaan) kita.
Pola pikir merupakan paradigma seseorang yang selalu digunakan
untuk memandang sesuatu, baik di dalam dirinya maupun di luar
dirinya. Pikiran ini akan selalu memengaruhi dan menentukan orang
tersebut dalam bersikap dan bertindak. Seseorang yang telah
memilih pola pikir yang salah, tindakan yang akan dilakukan
kemungkinan besar akan salah. Bahkan untuk jangka panjang jika
pilihan pola pikir salah maka pada gilirannya hasil akhir yang akan
diperoleh sudah dapat dipastikan salah. Sebagai contoh, orang yang
memandang masa depannya dengan pikiran yang selalu negatif,
maka ketika ia menghadapi masalah atau keadaan dengan orang lain
atau objek tertentu sudah dapat dipastikan sikapnya negatif dan
reaksi perilakunya juga negatif (curiga, berprasangka, dan
sebagainya). Pada gilirannya hubungan dengan orang lain juga
menjadi negatif dan hasil akhirnya juga pasti negatif.

Tersusunnya pola pikir dalam kehidupan seseorang dipengaruhi


oleh keyakinan dan nilai-nilai. Keyakinan adalah pemahaman atau
pandangan seseorang terhadap benar dan salah, sedangkan nilai-
nilai adalah pengertian terhadap baik dan buruk. Pola pikir

8 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


8 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

merupakan kerangka interaksi mental dalam menanggapi


permasalahan yang sedang dihadapi terkait dengan keyakinan dan
nilai-nilai, sehingga terbentuk sikap dan perilaku.
Struktur kejiwaan seseorang terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan
alam kesadaran, lapisan alam pikiran kritis, lapisan alam bawah
sadar (lihat gambar 1). Pola pikir ini berada pada alam kesadaran
dan banyak berperan pada lapisan pikiran kritis seseorang. Pikiran
kritis inilah yang selalu akan menerima
atau menolak sebagai tanggapan atau
reaksi seseorang terhadap
Lapisan kesadaran
lingkungannya.
Dalam pikiran para perokok, telah
Lapisan
pikiranterbentuk keyakinan bahwa rokok adalah
kritismengurangi stres, memacu berpikir,
Lapisan bawah sadar
nikmat, membuka peluang kerja, dan
menunjang devisa negara. Itulah
bentukan pikiran kritis seorang perokok.
Gambar 1 Jadi, perokok tidak akan mudah meng-
Struktur Kejiwaan
ubah kemauan dan perilakunya untuk
tidak merokok selama keyakinan kebenaran dan nilai kebaikan akan
rokok sebagai pikiran kritisnya belum berubah. Keyakinan dan nilai
tersebut akan berubah jika mereka telah menemukan bukti dan mampu
mengubah pikiran kritisnya dengan pikiran kritis baru.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan pola pikir di sini adalah
perangkat pikiran dan terbentuk atas dasar keyakinan dan nilai-nilai
yang selalu digunakan oleh setiap individu dalam menanggapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta mendasari sikap dan
perilaku guna mencapai tujuan hidupnya. Pola pikir ini berada pada
lapisan kritis seseorang yang menjembatani atau juga membentengi
antara lapisan alam kesadaran dan alam bawah sadar.

B. JENIS POLA PIKIR


Setiap manusia memiliki proses kimia di dalam tubuhnya yang sewaktu-
waktu dapat menjadi tidak seimbang sehingga perilaku mereka
berubah. Neuro-transmittal mereka menjadi tidak seimbang sehingga
membuat mereka menjadi tidak dapat mengendalikan diri, terobsesi,
depresi, maniak dan labil. Seperti kebanyakan orang mereka dapat pula
mengembangkan pola pikir/persepsi yang dapat bermanfaat ataupun
merugikan mereka sendiri. Untuk dapat membaca pola pikir seseorang,
kita tidak selalu memerlukan bahasa verbal. Ada yang namanya bahasa
perilaku. Tanpa disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola
pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri. Seseorang dapat menjadi
marah atau depresi karena berbagai macam faktor seperti faktor sosial,
keadaan emosi, cara berkomunikasi, perilaku, melakukan diet dan
minum suplemen /obat-obatan (Donna William).

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 9


Modul 5: Pola Pikir ASN

Setiap orang pasti punya pola atau cara berpikir tersendiri untuk
memproses suatu data atau apa yang dia ketahui sehingga bisa dia
mengerti dengan baik. Ada orang yang punya pola pikir cepat dalam
memproses suatu data sehingga cukup sekali saja dalam penyampaian
data tersebut, ada pula orang yang perlu diulang beberapa kali sampai
dia benar-benar bisa mengerti dengan data yang dikirimkan ke dalam
otaknya.
Suatu kehidupan bisa terbentuk juga karena ada pola pikir dari setiap
orang yang berbeda-beda, sehingga dari perbedaan pola pikir tersebut
bisa terbentuk suatu respon-respon dari setiap orang untuk membentuk
suatu aktifitas kehidupan. Kalau saja semua orang yang ada di dunia
ini mempunyai pola pikir yang sama, kira-kira apa yang akan terjadi ya?
Ada kemungkinan di dunia ini hanya ada satu macam kehidupan yang
benar-benar sangat monoton dan tidak menyenangkan tentunya.
Seharusnya kita juga patut bersyukur telah dikaruniani akal dan
pikiran sehingga kita bisa memiliki pola pikir untuk suatu
permasalahan. Suatu permasalahan juga tidak akan terpecahkan jika
tidak ada pola pikir dari setiap orang, selain itu terkadang ada
permasalahan yang membutuhkan banyak pola pikir dari setiap orang
untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak jarang kalau kita biasanya
stres dengan suatu masalah yang sedang dihadapi, oleh sebab itu pola
pikir dari orang lain sangat diperlukan di sini.

10 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


10 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Pola pikir itu dipengaruhi oleh lingkungan, sebagai contoh: Meskipun


seseorang sudah berusia 40 tahun, belum tentu pola pikirnya sesuai
dengan usianya, karena apa? Kalau pun usia orang itu sudah menginjak
40 tahun tapi jika pengalaman dan lingkungan sosialnya seperti anak
umur 9 tahun, bukan tidak mungkin orang itu punya pola pikir yang
sama dengan teman-temannya.
Penting bagi kita untuk membentuk dan mengembangkan pola pikir,
karena dengan pola pikir yang semakin baik maka kehidupan kita pun
akan jauh lebih baik. Kehidupan masa depan kita sangat dipengaruhi
oleh cara berpikir kita di setiap saat, tidak peduli mau berapa pun usia
kita, asalkan kita memiliki pola pikir yang tepat maka masa depan
tinggal kita maksimalkan.

Ada beberapa jenis pola pikir yang perlu kita pahami:


1. Pola pikir perfeksionis. Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga
sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai
dengan sangat sempurna.
2. Pola pikir obsesif, mengingat terus menerus sesuatu yang
menakutkan kita sehingga kita meneror diri sendiri sampai rasa
takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya
kita berhenti sambil meyakini bahwa semuanya adalah malapetaka.
3. Pola pikir pesimis. Kita meyakini bahwa kita telah dikutuk.
Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tapi yang datang selalu hal
hal buruk. Kitapun tidak mampu melihat atau peduli akan
keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada
kegagalan kita.
4. Pola pikir bergantung pada orang lain. Kita sangat ingin untuk bebas
tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat
menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita
karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita merasa takut
kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita
mendambakan kebebasan tapi kita sangat merasa tidak aman jika

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 11


Modul 5: Pola Pikir ASN

tidak bergantung pada mereka; takut mereka akan menelantarkan


kita.
5. Pola pikir "saling membutuhkan". Kita memfokuskan diri untuk
mencintai orang lain dan membuat orang yang dicintai menjadi
bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan
perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak
dapat mencintai-nya kecuali kita, pada akhirnya orang yang kita
cintai merasa tidak berdaya.
6. Pola pikir membenci diri sendiri/suka melukai diri sendiri. Kita
membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan
hal yang sama pada orang lain. Tetap bertahan untuk tidak merubah
diri bahkan mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti
bahwa akan ada sesuatu yang berbahaya apabila kita keluar dari
pola pikir yang lama.
7. Pola pikir birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk
mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya
8. Pola pikir yang baik dan konstruktif.
9. Pola pikir yang optimistis. Kita percaya bahwa tidak ada sesuatu
yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar
lambat asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu
yang teramat sulit.
10. Pola pikir seorang yang realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan
hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu
membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
11. Pola pikir Taoisme. Bahwasanya hitam tidak selalu jelek dan putih
tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika
ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang kelihatan-nya
baik mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada dijalur
tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi,
menerima apa adanya tanpa penyesalan. Ini merupakan cara
terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita pikirkan atau
kuatirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan
kemarin ataupun esok hari. Semua langkah kita dapat dilakukan
dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu
memikirkan hal-hal menakutkan yang belum terjadi atau
memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan
diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih
sukses.
12. Pola pikir mandiri. Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain
sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali
kemampuan diri secara bertahap sesuai kemampuan masing-
masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu
ataupun rasa terbebani.

12 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


12 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir
apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir
yang negatif. Pola pikir yang merusak diri ternyata dapat dirubah
sehingga kita dapat bekerja dengan lebih baik, dapat menguatkan
sesama, pemaaf, mandiri, dapat mengekspresikan diri dan punya cita-
cita.
Pertanyaannya sekarang adalah: jikalau memang kita mesti menjadi
manusia-manusia unggul dan mulia, lalu pola pikir terbaik apa yang
mesti dimiliki untuk merajut masa depan yang lebih baik? Untuk
menjawab pertanyaan ini, mari kita perhatikan elemen pola pikir (minds)
yang diyakini merupakan modal penting untuk membangun
keunggulan.

Carol Dweck (2006) menyatakan bahwa terdapat dua macam Mindset,


yaitu:
1) Fixed Mindset (Mindset Tetap) Mindset tetap (Fixed mindset) ini
didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas seseorang
sudah ditetapkan. Jika seseorang memiliki sejumlah inteligensi
tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral tertentu.
2) Growth Mindset (Mindset Berkembang) Mindset berkembang (growth
mindset) ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas
dasar seseorang adalah halhal yang dapat diolah melalui upaya-
upaya tertentu. Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala
hal, dalam bakat dan kemampuan awal, minat, atau temperamen
setiap orang dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan
pengalaman.
Pola pikir seseorang berbeda-beda, namun pola pikir tersebut bisa
diubah dari waktu-kewaktu. Mengubah pola pikir yang ada pada diri
kita tidaklah mudah, kita dapat mengubah pola pikir kita dengan cara
mempengaruhi komponen pembentuk pola pikir yaitu pengetahuan dan
pengalaman.

Menurut Dweck (2012:221) menjelaskan pola pikir dipengaruhi oleh dua


faktor, yaitu:
1) Faktor internal:
Faktor ini adalah faktor yang ada di diri atau individu seseorang, Pola
pikir seseorang dapat berubah ketika ia mampu mengubah cara
pandangnya terhadap intelegensiyang dimilikinya, baik berdasarkan
pengalaman dalam bekerja, keterampilan yang dimiliki dalam
bekerja, pengetahuan yang baik dalam bekerja, tingkat pendidikan
yang dimiliki. Intinya terkait faktor internal ini perubahan pola pikir
yang diusahakan oleh individu sendiri.

2) Faktor eksternal
Faktor ini adalah faktor yang ada di luar diri / individu seseorang
atau disekitar individu tersebut, seperti orang tua, saudara,
pasangan, rekan kerja, atasan maupun lingkungan sosial, yang

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 13


Modul 5: Pola Pikir ASN

intinya dari faktor eksternal ini adalah perubahan pola pikir yang
timbul dari pihak luar individu seorang pegawai.

Lima pola pikir ini sendiri sejatinya digagas oleh Howard Gardner
melalui salah satu bukunya yang memikat bertajuk Five Minds for the
Future. Gardner sendiri merupakan pakar psikologi yang dikenal luas
karena dia-lah orang yang pertama kali memperkenalkan teori
kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Melalui serangkaian riset
yang ekstensif, Gardner menyimpulkan adanya lima jenis pola pikir yang
akan memiliki peran makin penting dalam perjalanan sejarah masa
depan.

LIMA JENIS POLA PIKIR MENURUT HOWARD GARDNER


1. Disciplined mind (pikiran terdisiplin) atau suatu perilaku kognisi
yang mencirikan disiplin ilmu, ketrampilan, atau profesi tertentu.
Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen
misalnya, setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang
solid dalam bidang tersebut. Demikian pula, semua profesional
lainnya – entah arsitek, ahli komputer, perancang grafis – harus
menguasai jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kunci yang
membuat mereka layak menjadi bagian dari profesi mereka masing-
masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini adalah: untuk benar-
benar menjadi manusia yang profesional, kita mestinya menguasai
secara tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang
pengetahuan/ketrampilan tertentu.
2. Synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau juga pola untuk
mencerap informasi dari beragam sumber, memahami,
mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan
baru yang powerfull. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini
tampaknya menjadi kian penting terutama ketika banjir informasi
kian deras mengalir melalui beragam media: televisi, media cetak,
dan dunia online. Tanpa kecapakan memilah dan mensintesakan
beragam informasi itu, kita bisa tergelincir dan tenggelam dalam
lautan informasi. Information overload, demikian Alvin Toffler pernah

14 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


14 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

menyebutnya beberapa tahun silam (lewat bukunya yang legendaris


itu, The Third Wave).
3. Creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini menggedor kita untuk
senantiasa merekahkan ide-ide baru, membentangkan pertanyaan-
pertanyaan tak terduga, menghamparkan cara-cara berpikir baru,
dan sekaligus memunculkan unexpected answers. Pola pikir inilah
yang akan membawa kita masuk dalam wilayah-wilayah baru yang
menjanjikan harapan dan peluang untuk direngkuh dan
dimanfaatkan. Pola pikir inilah yang akan membuat kita mampu
berpikir secara lateral (out of the box) dan bukan sekedar berpikir
linear mengikuti jalur konvensional yang acap hanya akan membuat
kita stagnan. Dan pola pikir inilah yang akan menemani kita untuk
bergerak maju, progresif, demi terciptanya sejarah hidup yang positif
dan bermakna (meaningful life).
4. Respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah pola pikir untuk
menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan
dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat
kita terhindar dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah
pola pikir yang senantiasa mengajak kita untuk merayakan
keragaman pandangan dan sekaligus menghadirkan empati nan
teduh bagi pendapat/pikiran orang lain – meski pendapat itu
mungkin berbeda dengan yang kita hadirkan.
5. Ethical mind (pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk
kita untuk berikhtiar membangun kemuliaan dan keluhuran dalam
kehidupan personal dan profesional kita. Sebab pada akhirnya,
bagaimana mungkin kita akan menjadi “umat terbaik di muka bumi”
jika keluhuran nilai-nilai etika kita penuh dengan debu, robek dan
usang?

C. POLA PIKIR DALAM DUNIA PROFESI

Pada masing-masing profesi atau jenis pekerjaan memiliki karakteristik


tersendiri yang berdampak pula pada pola pikir orang-orang yang
berkecimpung di dalam profesi itu, misalnya profesi sebagai ASN, maka
akan berpengaruh atau menuntut ASN harus berpola pikir sebagai seorang
ASN yang merupakann pelayan masyarakat, profesi dokter menuntut
dokter untuk berprilaku sesuai profesinya, begitu seterusnya dengan yang
lain seperti : tentara, polisi, pengusaha, pedagang, nelayan dan petani.
Profesi seseorang turut juga mempengaruhi pola pikirnya.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 15


Modul 5: Pola Pikir ASN

Contoh: Pola pikir seorang petani tentu berbeda dengan pola pikir seorang
nelayan, demikian pula dengan ASN dengan Pegawai swasta ataupun
pedagang.

POLA PIKIR ASN.

Pengertian Aparatur Sipil Negara itu sesungguhnya adalah setiap warga


Negara Republik Indonesia yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan
dapat diangkat oleh pejabat yang berwenang kemudian diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau jabatan negara lainnya dan digaji menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan fungsi Aparatur
Sipil Negara dalam NKRI sebagai perekat/penyangga persatuan dan
kesatuan bangsa; mempertahankan integrasi nasional NKRI/keutuhan
wilayah bersama TNI dan POLRI. Untuk itulah perlu sekali merancang
pembentukan pola pikir setiap ASN yang notabene adalah berbeda status
dan kedudukannya dari warga masyarakat biasa kepada pola pikir sebagai
seorang ASN.

Dengan demikian berbagai pelatihan yang dilakukan adalah bertujuan


untuk: membentuk pola pikir, sikap & perilaku, membuka wawasan
tentang posisi dan peran ASN sebagai pelayan masyarakat dan abdi
Negara, membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika ASN
serta memberikan pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara. Tugas dan fungsi ini harus dilaksanakan secara
profesional, jujur, adil, dan merata, dalam penyelenggara tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan sebagai pelayan masyarakat.

Aparatur Sipil Negara harus netral dari pengaruh semua golongan dan
Partai politik; Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Tidak menuntut imbalan jasa/minta dibayar, karena ASN
sudah digaji. Aparatur Sipil Negara dilarang menjadi anggota dan atau
pengurus partai politik hanya sebagai simpatisan pun tidak diperbolehkan.
Didalam otak ASN harus jadi pelayan yang baik, artinya: tidak boleh
menjadi pelayan nakal, tidak korup, tidak malas, tetapi harus jujur, taat
dan rajin. Tidak boleh ada pemikiran di dalam otak ini baru mau kerja
kalau ada uang honor. Aparatur Sipil Negara Sipil adalah pelayan
masyarakat yang harus melayani bukan dilayani.

16 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


16 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Menghadapi tantangan ke depan aparatur pemerintah harus memiliki


komitmen dan integritas tinggi untuk mengembangkan kemampuan diri
secara individu maupun organisasi. Harus mengembangkan kompetensi
sikap, perilaku dan wawasan sebagai ASN - aparatur pemerintah. harus
mempunyai akhlak yang mulia, bermental baik, berwawasan luas serta
kompeten dalam mengemban tugas-tugasnya. ASN bukan masyarakat
biasa, melainkan sudah menjadi aparatur pemerintah yang siap untuk
menjalankan tugas-tugas pemerintahan; melaksanakan pembangunan
dan membina kehidupan masyarakat agar masyarakat menjadi
berkembang dan maju. Maju tidaknya sebuah masyarakat ada ditangan
Aparatur Sipil Negara yang bekerja dalam birokrasi pemerintahan.

Masyarakat tidak akan maju bila Aparatur Sipil Negara berpikir untuk diri
sendiri jadi kaya, korup, tidak jujur, malas kerja, dan pikiran negatif
lainnya. Aparatur Sipil Negara Sipil hendaknya merubah Pola pikirnya
sebagai penguasa (yang memerintah) menjadi pola pikir pelayan yang
melayani (Governance). Ubah sikap masa bodoh menjadi sikap peduli.
sikap malas bekerja menjadi rajin dan tekun bekerja. Ubah sifat pasif
menjadi sikap dinamis kreatif, dan inisiatif. (tidak menunggu perintah).

Selanjutnya nilai – nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh ASN adalah
:
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945;
semangat nasionalisme;
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
penghormatan terhadap hak asasi manusia;
tidak diskriminatif;
profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
semangat jiwa korps.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 17


Modul 5: Pola Pikir ASN

D.Mengenal Pola Pikir Diri Sendiri

Pola Pikir Sebagai Dasar Segala Bentuk Tindakan

Pernahkah Anda kesal dalam satu percakapan, diskusi atau rapat? Atau
pernahkan Anda memperhatikan orang yang kesal dalam diskusi atau
pertemuan? Anda mungkin pernah mengalaminya atau melihatnya. Bukan
hanya kesal, orang bisa emosi dan marah. Bahkan ada yang sampai
berkelahi. Apa yang menyebabkan sikap demikian? Mengapa begitu mudah
berbeda pendapat atau berdebat yang bisa berujung dengan rasa kesal,
emosi, marah bahkan sampai berkelahi?

Pada lapisan yang paling mendasar, ini disebabkan adanya perbedaan pra-
anggapan (pre-supposisi). Ibarat bangunan sebuah rumah, pra-anggapan
adalah fondasinya. Kita tidak bisa melihat fondasinya. Tidak kelihatan
dengan kasat mata bagaimana struktur fondasinya. Tetapi, di atas fondasi
itulah bangunan berdiri: mulai dari dinding, pintu, jendela, dan atap
rumah. Demikianlah pra-anggapan seseorang. Ini tidak kelihatan, tetapi di
atas fondasi inilah seluruh tindakan dan perilaku seseorang dibangun.

Setiap orang mempunyai pra-anggapan (presuposisi). Anda dan saya


mempunyai pra-anggapan yang berbeda dan pra-anggapan itu tidak selalu
sama. Edward de Bono menyebut pra-anggapan ini dengan istilah lain. Ia
menggunakan kata kerangka berpikir atau pola pikir ('Thinking Pattern'),
yaitu akumulasi informasi yang masuk ke dalam pikiran. Dan informasi ini
kemudian, membentuk kerangka berpikir dengan sendirinya.

Proses pembentukan kerangka berpikir dimulai sejak bayi dalam


kandungan.

Dengan bertambahnya usia bertambah pula informasi yang masuk ke


dalam pikiran. Berapa banyak informasi yang masuk ke dalam pikiran
ketika seseorang sudah remaja, pemuda, dewasa, orang tua dan nenek-
kakek- kita tidak tahu.

18 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


18 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Informasi yang masuk ke dalam pikiran pun beragam: mulai dari


pengalaman diasuh oleh ibu, dididik orang tua, dididik oleh guru di taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kampus. Bukan
hanya itu saja, masih ada pengalaman-pengalaman unik dalam hidup kita
seperti kisah percintaan, cinta ditolak, putus cinta, kecelakaan atau
kemalingan. Tentu ada juga yang positif seperti mendapat inspirasi dari
orang lain, buku bacaan, film atau sejarah. Dan masih banyak informasi
lain yang diterima dalam pengalaman hidup yang memberi sumbangsih
dalam pembentukan pola pikir.

Informasi yang masuk ke dalam pikiran membentuk ragam pola dalam


pikiran. Ibarat sebuah pohon, ada ranting kecil, ranting besar, dan batang.
Besarnya pola tergantung dari berapa sering informasi masuk ke dalam
pikiran dan berapa dalam kesan yang diberikannya. Semakin sering atau
semakin berkesan sebuah informasi semakin kuat pola pikir yang
dibentuk. 'Pencucian otak' (indoktrinasi) pun merupakan bagian dari
proses pembentukan kerangka berpikir ini.

Kuat atau besarnya pola- ranting kecil, ranting besar, dan batang- akan
berpengaruh terhadap informasi-informasi yang datang di kemudian hari.
Bakal ada informasi yang 'ditolak' dan diterima dan ini tergantung dari pola
yang dominan dalam pikiran. Pola yang dominan inilah salah satu
penyebab utama mengapa muncul perbedaan pendapat atau perdebatan
dalam percakapan, diskusi atau rapat.

Dari penjelasan singkat tentang proses pembentukan pola pikir, sekarang


kita bisa mengenal kerangka berpikir masing-masing. Kita bisa menelusuri
pola apakah yang dominan dalam pikiran kita sehingga kita bersikap atau
bertindak seperti sekarang. Ini bukan pekerjaan mudah. Mau tidak mau,
kita harus menelusuri informasi-informasi apa saja yang kita terima
selama ini, yang kemudian membangun kerangka berpikir kita.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 19


Modul 5: Pola Pikir ASN

E. POLA PIKIR DAN PERILAKU


Perilaku setiap orang selalu dilandasi oleh pikiran kritis yang dimiliki
atau yang telah dibentuk sebagai pola pikirnya akibat pertentangan
antara lapisan kesadaran dan lapisan bawah sadar. Sebagai contoh,
pada saat kita diberitahu tentang sesuatu yang berkaitan dengan teori
fisika oleh seseorang yang kita tahu bahwa ia tidak memahami segala
sesuatu yang berkaitan dengan fisika, kita cenderung akan meremehkan
informasi tersebut. Padahal informasi tersebut sesungguhnya benar
adanya (ia memperolehnya dari orang yang paham) dan sangat
bermanfaat. Mengapa kita berbuat seperti itu? Biasanya kita melakukan
itu karena semua yang kita lakukan selalu didahului oleh pola pikir kita
sendiri yang sok tahu. Contoh lain, kita sudah diberitahu dan dilarang
”minum minuman yang mengandung alkohol tinggi, karena dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.” Akan tetapi, karena pola pikir
kita berada pada lapisan bawah sadar yang dipengaruhi oleh pola pikir
kritis yang telah tertanam, maka tetap saja kita tidak menghiraukan
larangan itu.
Dunia menyediakan banyak hal yang dapat memengaruhi keberhasilan
hidup, tetapi kita tidak dapat memanfaatkannya dengan baik dan
bahkan cenderung menghiraukannya. Kita baru memanfaatkan sekitar
10% otak berpikir kita dalam menyiasati keberhasilan hidup, dan itu
sudah dinyatakan sebagai orang yang berhasil. Kalau kita mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kita sebesar 50%, maka kita akan
menjadi orang yang sangat super. Kegagalan dalam kehidupan
seseorang disebabkan karena kurang memanfaatkan yang telah
disediakan oleh dunia, dan dalam bekerja hanya dihadapkan pada
kegiatan rutin, itu-itu saja, dan hal itu telah berlangsung sekian lama.
Bagaimana dengan istilah attitude (perilaku) yang berarti personal view
of something/an opinion or general feeling about something
(pandangan/pendapat atau perasaan tentang sesuatu). Oleh sebab itu
attitude (perilaku) dipengaruhi oleh perasaan atau emosi seseorang pada
suatu saat tertentu. Pada dasarnya kalau berbicara tentang belief dan
attitude setiap orang sungguh-sungguh ingin berubah dengan berbagai
teknik maupun teori yang telah diperoleh baik dari lingkungan belajar
atau dari lingkungan masyarakat. Tetapi yang menarik pada dasarnya
manusia sulit berubah, kalaupun ada perubahan hanya untuk sesaat
(temporer) dan selanjutnya akan kembali lagi seperti semula.
Dalam teori Triune Human System perubahan manusia menurut
filosofi Transformasi Thinking (Bill Gould), terdiri atas 3 (tiga) sistem:
sistem perilaku (behavior system), sistem berpikir (thinking system), dan
sistem kepercayaan (belief system). Apabila diuraikan dalam bentuk
gambar maka akan terlihat pada gambar berikut ini.

20 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


20 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Sistem
berpikir

Sistem Sistem Perilaku


kepercayaa
n

Gambar 2 Triune Human System (Bill Gould)

1. Sistem Perilaku (behavior system), adalah cara manusia berinteraksi


dengan dunia luar, interaksi dengan realitas sebagaimana kita
mengerti realitas itu. Sehingga dapat dirumuskan di mana perilaku
manusia mempengaruhi pengalaman setiap manusia,
mempengaruhi sistem berpikir.
Contoh:
Jika seseorang berusaha mengubah sistem perilakunya, biasanya
akan menolak dan marah, karena perilaku yang sudah biasa
dilakukan dan merasa nyaman akan diubah yang bertolak belakang
dari biasanya. Misalnya, orang yang tidak bisa untuk bangun tidur
pagi. Sebut saja A, dia belum memiliki pekerjaan (pengangguran) ia
cenderung belum mempunyai ikatan dalam pikiran dan tanggung
jawab bangun pagi untuk bekerja. Namun setelah mendapat
pekerjaan, maka si A harus mempersiapkan diri untuk bekerja
dengan resikonya harus bangun pagi.
Dalam keadaan seperti itu, maka perilaku Si A secara tidak langsung
harus bisa berubah, dari tidak bisa tidur sore dan bangun pagi
menjadi bisa tidur sore dan bangun pagi. Perubahan perilaku si A
bukan pekerjaan mudah dan memerlukan waktu, tenaga dan upaya-
upaya dalam merubah perilakunya dengan menggunakan cara
manual sampai dengan alat yang berteknologi tinggi.
2. Sistem Berpikir (thinking system), merupakan suatu filter dua arah
yang menterjemahkan berbagai kejadian atau pengalaman kita
menjadi suatu kepercayaan, dari kepercayaan akan mempengaruhi
tindakan, sehingga menciptakan realitas dalam hidup kita.
Misalnya:
Ada dua orang sahabat sebut saja SI A dan Si B, keduanya bercita-
cita ingin mengubah nasib dan sama-sama merantau ke Jakarta
dengan bekal yang sama. Namun setelah di Jakarta keduanya
berpisah tempat tinggalnya. Si A meyakini bahwa mencari uang di

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 21


Modul 5: Pola Pikir ASN

Jakarta susah atau sulit, maka menjadi suatu kenyataan orang


tersebut akan menjadi susah dalam mencari dalam hidupnya.
Sedangkan Si B meyakini mencari uang di Jakarta sangat mudah.
Dari uraian ini menjadi suatu pertanyaan besar, hal tersebut
dikarenakan pola pikir antara si A dan si B berbeda. Si A tidak mau
mengubah pola pikirnya dalam mencari uang, sedangkan si B mau
mengubah pola pikirnya sehingga kehidupannya berhasil.
3. Sistem Kepercayaan (belief system), sistem ini merupakan dari segala
sesuatu yang kita yakini (percayai) sebagai realitas, kebenaran, nilai
hidup, dan segala sesuatu yang kita tahu tentang dunia ini.
Mengubah kepercayaan (belief) merupakan hal yang sangat sulit
Pada akhirnya tujuan dalam merubah belief system seseorang dari
kurang baik menjadi yang terbaik akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Mudah dan tidaknya mengubah pola pikir seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. merasa tidak punya masalah
2. mau berubah, tetapi tidak tahu caranya
3. tidak mau berubah walau tahu caranya
4. takut perubahan, karena akan membawa dampak negatif
5. tidak tahu cara yang benar untuk bisa masuk ke pikiran bawah
sadar
6. teknik modifikasi belief yang kurang tepat atau bahkan salah.

F. PERILAKU SUKSES DAN GAGAL


Perilaku Sukses
Jennie S. Bev (2007), memberikan rumusan baru bahwa sukses
bukanlah memiliki modal banyak atau harus memiliki uang berlimpah,
tetapi sukses adalah pengelolaan pola pikir yang benar tentang
kehebatan potensi diri yang dapat memanfaatkan kondisi yang berguna
bagi dirinya dan orang lain. Sukses bersumber dari pikiran karena haus
akan perubahan yang didefinisikan ulang untuk melihat esensi sukses
sejati. Sukses bukanlah tujuan dan bukan pula perjalanan; sukses
adalah pola pikir. Seseorang yang berpola pikir sukses akan
mengandalkan potensi dalam dirinya dan dapat memanfaatkan seluruh
aspek dari luar dengan baik. Inilah salah satu rahasia terbesar yang
mengilhami orang-orang yang menjadikan dirinya sukses.
Perilaku Gagal
Adakalanya orang salah menilai dalam memahami keberhasilan pola
pikir. Kita sering melihat suatu kesuksesan dari kulit luarnya saja.
Akibatnya, ketika kita gagal, kita dikatakan tidak pernah bersyukur,
padahal di balik kegagalan adalah kesempatan emas bagi kita untuk
lebih cerdas dan bijak sehingga kita semakin pandai. Tentu saja kita
perlu bersyukur atas semua pencapaian yang kita peroleh karena
semuanya adalah anugerah dari Tuhan.

22 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


22 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Pola pikir individu biasanya berdampak pada tindakannya. Oleh sebab


itu, ada yang mengatakan bahwa ”dirimu adalah pikiranmu.” Itu semua
merupakan proses pengolahan dari tiga unsur jenis pola pikir yang ada
dalam diri kita yaitu pola pikir sadar, pola pikir kritis, dan pola pikir
bawah sadar. Apabila orang menganggap dirinya bodoh, biasanya orang
itu juga tampil bodoh. Cara kita berpikir akan menentukan cara kita
melakukan tindakan. Jika seseorang merasa inferior, ia pun bertindak
dengan cara inferior. Orang yang merasa dirinya tidak penting,
tindakannya benar-benar menjadi tidak penting.
Sebaliknya, orang yang berpikir dirinya hebat, dia akan tampil hebat.
Orang yang berpikir dirinya pandai, dia pun akan tampil pandai. Lebih
lanjut, orang yang benar-benar berpikir bahwa dirinya cocok untuk
tugas yang diberikan, orang itu juga akan berusaha keras
menyelesaikan tugas itu. Dengan cara ini, orang lain juga akan
berpendapat demikian terhadap diri kita. Dengan demikian, logikanya
adalah cara Anda berpikir menentukan cara Anda bertindak dan cara
Anda bertindak pada gilirannya menentukan cara orang lain bereaksi
terhadap Anda.
Ada cerita menarik ”tentang perilaku gagal”, sebut saja Adi. Dia adalah
anak muda yang energik, pandai berbisnis, dia menekuni bisnisnya
yaitu ”Bisnis MLM”. Adi selalu mengikuti program bisnis yang sifatnya
networking (MLM), ia selalu membaca referensi, mengikuti seminar,
membaca buku, konsultasi, pokoknya seluruh kegiatan diikuti untuk
membangun bisnisnya tersebut, akhirnya bisnisnya menjadi berhasil
dan booming. Dengan cepat Adi berhasil mengembangkan bisnis yang
ditekuninya sehingga berhasil. Namun berjalannya waktu, maka bisnis
itu menjadi menurun sampai pada titik yang sangat lemah. Adi kembali
meniti kegiatan bisnisnya melalui jenis bisnis lainnya dengan semangat
yang kuat dan kerja keras, maka bisnisnya kembali bangkit dan
memperoleh keberhasilan. Tetapi anehnya bahwa bisnis yang ditekuni
oleh Adi cenderung seperti semula setelah berhasil terus bangkrut
kembali itu secara berkelanjutan.. Keberhasilan seseorang sebesar
apapun kalau akhirnya dengan kegagalan, maka ungkapan yang
muncul adalah kegagalan.
Di sinilah apa yang dikatakan dengan perilaku gagal, di mana Adi selalu
berhasil dalam menjalani bisnisnya, kemudian akhirnya bangkrut.
Suatu hal yang kurang dipikirkan dan diperhatikan oleh Adi, yaitu
selalu berpikir sukses dalam bisnisnya. Padahal ada sisi lain yang lebih
penting yaitu ”mind set”. Untuk mendukung aktivitas atau keberhasilan
seseorang perlu ”mind set”. Setelah menyadari dalam kehidupan
aktivitas manusia perlu ”mind set, maka Adi dalam melakukan kegiatan
apapun mind set menjadi senjata utama untuk dijadikan landasan
mencapai keinginannya. Dengan mind set Adi menjadi sadar bahwa
keberhasilan maupun kegagalan merupakan bagian dalam kehidupan
yang tidak dapat dipisahkan. Dengan mengedepankan mind set
seseorang akan mudah untuk memperoleh penghargaan yang
diinginkan.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 23


Modul 5: Pola Pikir ASN

Untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain pada dasarnya cukup


sederhana dan tidak berbelit-belit. Anda cukup lebih dahulu berpikir
bahwa Anda layak mendapatkan penghargaan. Semakin besar
penghargaan yang Anda terhadap diri Anda sendiri, semakin besar
penghargaan yang akan diberikan orang lain kepada Anda. Ujilah
prinsip ini. Apakah Anda memiliki penghargaan yang besar untuk orang
yang diturunkan jabatannya? Jawabannya tidak, karena orang tersebut
tidak menaruh penghargaan kepada dirinya sendiri. Ia membiarkan
dirinya sakit hati berkepanjangan setelah jabatannya dicopot. Orang ini
tidak menghargai dirinya sendiri. Lain halnya jika orang itu menghargai
dirinya dengan berjiwa besar. Orang seperti ini melakukan introspeksi
dengan tidak menimpakan kesalahan pada orang lain.

RANGKUMAN
1. Pola pikir merupakan pikiran seseorang yang selalu digunakan untuk
memandang sesuatu, baik di dalam dirinya maupun di luar dirinya.
Pikiran ini akan selalu memengaruhi dan menentukan orang tersebut
dalam bersikap dan bertindak.
2. Struktur kejiwaan seseorang terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan alam
kesadaran, lapisan alam pikiran kritis, lapisan alam bawah sadar. Pola
pikir ini berada pada alam kesadaran dan banyak berperan pada lapisan
pikiran kritis seseorang. Pikiran kritis inilah yang selalu akan menerima
atau menolak sebagai tanggapan atau reaksi seseorang terhadap
lingkungannya.
3. Perilaku setiap orang selalu dilandasi oleh pikiran kritis yang dimiliki
atau yang telah dibentuk sebagai pola pikirnya akibat pertentangan
antara lapisan kesadaran dan lapisan bawah sadar.
4. Dunia menyediakan banyak hal yang dapat memengaruhi keberhasilan
hidup, tetapi kita tidak dapat memanfaatkannya dengan baik dan
bahkan cenderung menghiraukannya.
5. Sukses adalah pengelolaan pola pikir yang benar tentang kehebatan
potensi diri yang dapat memanfaatkan kondisi yang berguna bagi dirinya
dan orang lain. Sukses bukanlah tujuan dan bukan pula perjalanan;
sukses adalah pola pikir. Cara Anda berpikir menentukan cara Anda
bertindak dan cara Anda bertindak pada gilirannya menentukan cara
orang lain bereaksi terhadap Anda.

LATIHAN
1. Jelaskan pengertian pola pikir!
2. Jelaskan kaitan antara alam sadar, alam bawah sadar, dan alam pikiran
kritis!
3. Beri contoh jenis pola pikir yang sukses dan yang gagal!
4. Berikan contoh pola pikir positif yang sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi!

24 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


24 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

5. Jelaskan cara mengubah pola pikir seseorang berdasarkan pengalaman


Saudara dan berikan contoh bahwa mengubah pola pikir tidak bisa
dilakukan dengan indoktrinasi!

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 25


Modul 5: Pola Pikir ASN

BAB

3
POLA PIKIR DUNIA PROFESI

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta dapat
menjelaskan pengertian pola pikir dunia profesi, pola pikir sebagai hulu
profesi dan perbedaan pola pikir dunia profesi dengan pola pikir lainnya.

A. PENGERTIAN POLA PIKIR DUNIA PROFESI


Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar kata profesi yang
dikaitkan dengan pekerjaan dan keahlian/keterampilan tertentu.
Profesi berkembang sejalan dengan semakin beragamnya jenis
pekerjaan yang tersedia. Misalnya, profesi sebagai guru, pengacara,
dokter, pustakawan, analis sistem, dan lain-lain. Istilah profesi
mengacu pada sesuatu yang berkaitan dengan jenis pekerjaan atau
keahlian khusus yang kualifikasinya sangat bergantung pada
pendidikan dan keahlian yang dipersyaratkan bagi profesi itu. Dengan
kata lain, profesi mengacu pada pekerjaan yang terkait dengan keahlian
tertentu.
Pola pikir dunia profesi merupakan pola yang telah menetap dalam
pikiran bawah sadar seseorang tentang profesi atau pekerjaan yang
ditekuninya. Hal ini terkait dengan kepribadian yang mengacu pada
semua ciri pribadi, pengalaman, sifat, jenis kelamin, latar belakang
budaya, dan pendidikan seseorang. Dengan demikian, pola pikir dalam
dunia profesi adalah pola pikir seseorang yang dipengaruhi oleh semua
ciri pribadi, pengalaman, sifat, jenis kelamin, latar belakang budaya,
dan pendidikan seseorang yang terkait dengan profesi atau
pekerjaannya. Misalnya: seseorang yang berprofesi sebagai Pengacara
akan berbeda dengan profesi Dosen.
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa profesi mengacu pada
penguasaan teori yang mendasari keahlian dalam suatu pekerjaan.
Lebih penting adalah bagaimana para profesional melaksanakan
profesinya dengan landasan etika. Profesi yang dijalankan tanpa
landasan etika dapat menimbulkan perilaku tidak baik atau tidak etis.
Banyak contoh yang menunjukkan bahwa perilaku yang tidak etis dapat
menimbulkan dampak yang merugikan. Bukan hanya menimbulkan
kerugian finansial, tetapi juga ketidaknyamanan atau cedera psikologis.

26 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


26 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Para dosen, misalnya, tidak etis jika menganiaya mahasiswanya dengan


alasan mengada-ada mempersulit mahasiswa dalam menyelesaikan
studinya.
Fokus utama suatu profesi adalah melayani kepentingan dan
kebutuhan pelanggan. Para ASN, misalnya, adalah abdi negara yang
melayani kepentingan masyarakat sehingga ASN disebut juga sebagai
abdi masyarakat. Apabila pelaksanaan peran sebagai abdi masyarakat
ini tanpa disertai suatu kesadaran diri dan itikad baik, profesi sebagai
abdi atau pelayan masyarakat dapat disalahgunakan. ASN yang tidak
etis memiliki semboyan ”kalau dapat dipersulit, mengapa dipermudah,”
yang bermuara pada perilaku tidak etis minta dilayani. Itu sebabnya,
setiap profesi memiliki kode etik masing-masing yang mengikat perilaku
anggotanya. Misalnya, profesi kedokteran memiliki kode etik yang salah
satu isinya mengharuskan untuk mendahulukan kepentingan
masyarakat dari pada kepentingan diri dan keluarga, sehingga seorang
dokter selalu siap selama 24 jam untuk melayani orang sakit. Begitu
juga, profesi wartawan memiliki kode etik yang salah satu isinya untuk
menyajikan fakta sebenarnya tanpa ada interes khusus untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

B. POLA PIKIR SEBAGAI HULU PROFESI


Sebelumnya telah diuraikan bahwa ada dua jenis dasar pola pikir yaitu
tetap dan berubah. Perlu diingat bahwa pada dasarnya semua orang
mempunyai kedua jenis pola pikir dasar tersebut. Yang membedakan
seseorang dengan orang lainnya adalah porsi penggunaan kedua jenis
pola pikir tersebut dalam menghadapi segala suatu kejadian yang
terjadi dalam hidupnya.
Penggabungan kedua dimensi pola pikir tetap dan berkembang akan
diperoleh empat kombinasi. Menurut Suzan Dellinger dalam bukunya
“Brain Style” pengelompokkan tersebut dapat dianalogkan dengan
pengelompokan jenis gaya berpikir yang disebut dengan conciliator,
deliberate, conceptor, dan knower. Pengelompokan tersebut terkait juga
dengan pengelompokan kebiasaan berpikir otak kiri dan otak kanan.
Pengertian lebih lanjut pengelompokan diuraikan sebagai berikut.
Pertama, Conciliator, kelompok orang dengan pola pikir kurang tetap
dan kurang berkembang akan cenderung agak kurang dalam
berprinsip. Orang ini lebih senang berhubungan dengan orang lain atau
berteman dan lebih suka menyenangkan orang lain. Orang ini lebih
senang berkerja dalam tim, sering menemui kesulitan dalam mengambil
keputusan sendiri. Sesuai dengan teori belahan otak, individu pada
kelompok ini cenderung lebih suka menggunakan otak kanan.
Kebanyakan orang pada kelompok berprofesi sebagai penyayi atau
pekerja sosial.
Kelompok kedua Deliberate adalah kelompok individu yang memiliki
pola pikir tetap tetapi kurang berubah. Kelompok individu di sini pada
umumnya cenderung cermat, teliti, tertata, teratur, dan berpedoman

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 27


Modul 5: Pola Pikir ASN

pada aturan atau kesepakatan yang diyakini. Kelompok orang ini


berorientasi pada kebenaran dan kebaikan yang diyakininya dan tidak
mudah menerima pendapat orang lain. Cenderung berkeberatan
menerima hal-hal baru yang dianggap akan mengganggu prinsipnya.
Kelompok individu ini cenderung lebih suka berpikir menggunakan
belahan otak kiri. Profesi yang berkembang kelompok ini adalah bidang
keuangan, kepegawaian, kedokteran, dan hukum.
Kelompok ketiga Conseptor adalah kelompok individu yang memiliki
gabungan pola pikir tetap kurang kuat, tetapi pola pikir berkembang
sangat kuat. Orang pada kelompok ini cenderung mempunyai prinsip
yang kurang kuat, kurang tegas, intuitif, berpikir menurut orang lain
kurang logis, berpikir melompat-lompat, berpikir jauh ke depan, kurang
pandai bicara, banyak gagasan atau ide. Orang pada kelompok ini
kurang pandai memberikan penjelasan, sehingga penjelasannnya sulit
dimengerti orang lain. Profesi yang berkembang kelompok ini adalah
bidang perencanaan dan peramal.
Kelompok keempat Knower adalah kelompok individu yang memiliki
gabungan pola pikir tetap kuat dan pola pikir berkembang juga kuat.
Orang pada kelompok ini cenderung mempunyai prinsip yang kuat,
tegas, banyak pengetahuan, berpikir logis, teratur, pandai bicara, serba
bisa, dan serba tahu. Orang pada kelompok ini pandai memberikan
penjelasan, bijaksana, mudah dimengerti orang lain. Profesi yang
berkembang pada kelompok ini adalah bidang executif, manajer,
politikus, dan pengajar.
Dari gambaran keempat kelompok tersebut dapat dilihat bahwa pada
dasarnya semua orang memiliki semua pola pikir tersebut, hanya pada
penggunaan sehari-hari dalam menghadapi permasalahan sangat
tergantung pada kecenderungan masing-masing individu dalam
penggunaan penekanan jenis pola pikirnya. Keprofesionalan
bergantung kepada sistem berpikir yang berkembang dengan basis
kebenaran dengan metodologi keilmuan.
Kebiasaan manusia cenderung dikendalikan oleh moralitas masing-
masing dan yang berlaku di masyarakat. Wujud kebiasaan dibangun
oleh karakter individu. Moralitas dalam bentuk keyakinan dan
kepercayaan ini diawali dari pola pikir. Dengan demikian, pola pikir
merupakan hulu dari semua moralitas, kebiasaan, perilaku, dan
akhirnya karakter. Dengan kata lain, pola pikir menurunkan nilai,
perilaku, kebiasaan, dan akhirnya membentuk karakter dunia profesi.

C. PERBEDAAN POLA PIKIR PROFESI DENGAN POLA PIKIR LAINNYA


Pola pikir mendasari perilaku setiap orang dalam mengungkapkan
kebenaran yang diyakini. Pengungkapan kebenaran secara ilmiah harus
dilalui melalui dua dimensi yaitu kebenaran materialis dan kebenaran
metodologis. Kebenaran materialis diyakinkan melalui pembuktian yang
sudah dilakukan oleh para ahli sebelumnya. Misalnya setiap orang
yakin bahwa hukum quantum yang ditulis oleh Einstein itu benar

28 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


28 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

adanya walau belum membuktikan. Inilah kebenaran yang


diungkapkan oleh orang awam.
Kebenaran metodologis diyakinkan melalui pengalaman pembuktian
yang dilakukan sendiri dengan metode ilmiah yang secara etika dan
moral benar. Misalnya kebenaran yang diungkapkan mulai dari berpikir
skeptis terhadap kebenaran yang ada dan dibuktikan sendiri melalui
penelitian yang sungguh-sungguh. Kebenaran melalui pengungkapan
kedua dimensi inilah yang membentuk pola pikir setiap orang
menjadikan tanda profesinya. Di luar pengungkapan dua dimensi itu
pola pikir bukan profesi.
Pola pikir sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan nilai-nilai. Bagi orang
awam keyakinan dibangun atas dasar kebenaran ”common sense” (akal
sehat) dan nilai-nilai berbasis kebiasaan dan budaya terbatas.
Sedangkan pada pola pikir profesi keyakinan dibangun atas kebenaran
keilmuan dan nilai-nilai berbasis universalitas. Jadi sangat jelas
bedanya bagi orang yang berpola pikir awam, kebenaran dan nilai-nilai
yang dipakai, derajat kualitas keputusan, sikap, dan tindakan sangat
berbeda dari pola pikir profesional.
Sebagai contoh, profesi guru secara khusus ditandai oleh tugas dan
pekerjaannya untuk memberdayakan orang lain agar mampu mandiri
dalam menjalani kehidupan. Pekerjaan guru yang profesional tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang. Para guru menjalankan
profesinya sebagai pendidik yang profesional sesuai dengan tanggung
jawabnya memberdayakan para peserta didik yang berbasis pada
kebenaran dan metodologi pembelajaran keilmuan.
Kebenaran material
Pola pikir Profesi
Pola pikir awam

Pola pikir ngawur

Kebenaran metodologis
Gambar 3: Pengelompokan pola pikir
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang dapat menjadi guru.
Guru yang profesional harus mendasarkan pada pola pikir, sikap, dan
perilaku keilmuan (lihat gambar 3). Cara profesional ini akan
menyakinkan orang bahwa pembelajaran akan membuat peserta didik
menjadi lebih baik. Metodologi pembelajaran yang berbasis keilmuan itu
dimulai dengan rencana pembelajaran yang sistemik, pelaksanaan
pembelajaran dengan metode yang tepat, penilaian yang tepat, dan
pendekatan yang sesuai. Sistemik, kebenaran, ketepatan, dan
kesesuaian tersebut harus berbasis pada kajian keilmuan yang
dilakukan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 29


Modul 5: Pola Pikir ASN

Oleh karena itu, seorang yang profesional atau ahli harus mempunyai
dasar teori yang kuat dari para ahli sebelumnya, dan harus mempunyai
bukti metodologis ilmiah yang kuat melalui pembuktian empiris. Kedua
pengalaman itu yang memberikan tanda profesi seseorang.
Perbedaan pola pikir ini sebenarnya hanya dibatasi oleh keyakinan
setiap orang akan kebenaran yang telah diketahui dan nilai-nilai yang
telah diakuinya. Cara-cara mengungkapkan kebenaran kepada orang
lain inilah yang menunjukkan apakah orang tersebut betul-betul
rasional dan didukung oleh bukti dan fakta yang sesungguhnya dan
terpercaya atau tidak. Di sisi lain bagi yang tidak profesional,
mengungkapkan kebenaran kebanyakan hanya dilakukan secara
kebetulan, berorientasi pada nasib, tidak sistematis, kurang rasional,
serta kurang didukung fakta empiris.

RANGKUMAN
1. Pola pikir dalam dunia profesi adalah pola pikir seseorang yang
dipengaruhi oleh pendekatan dan metode berpikir rasional, sistematis,
keilmuan, serta faktual dan terpercaya.
2. Pola pikir yang tidak berubah menyatakan bahwa potensi individu sudah
terberi (given) dan tidak mungkin diubah. Akibatnya, perilaku kita sering
mengikuti tafsiran ini. Sebaliknya, pandangan yang menyatakan bahwa
pola pikir tumbuh atau berubah meyakini bahwa potensi awal yang kita
miliki hanyalah dasar untuk pengembangan.
3. Penggabungan kedua dimensi pola pikir tetap dan berkembang akan
diperoleh empat kombinasi. Pengelompokkan tersebut dapat
dianalogkan dengan pengelompokan jenis gaya berpikir yang disebut
dengan conciliator, deliberate, conceptor, dan knower. Pengelompokan
tersebut terkait juga dengan pengelompokan kebiasaan berpikir otak kiri
dan otak kanan.
4. Suatu pekerjaan tidak dapat disebut sebagai profesi jika pekerjaan itu
dapat dilakukan oleh semua orang. Pekerjaan itu setidaknya
mengharuskan adanya keahlian khusus dan berbasis keilmuan. Setiap
orang mungkin dapat mengajarkan sesuatu, tetapi tidak semua orang
dapat menjadi guru secara profesional.
5. Perbedaan pola pikir profesional dan tidak profesional adalah ada pada
pendekatan dan metodologi. Pada pola pikir profesional selalu
berlandaskan pendekatan dan metodologi keilmuan, sedang yang bukan
profesioanal banyak menggunakan pendekatan akal sehat bahkan tidak
jarang juga yang menggunakan akal yang tidak sehat.

30 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


30 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

LATIHAN UNTUK PEMAHAMAN


1. Jelaskan pengertian pola pikir dalam dunia profesi!
2. Jelaskan mengapa setiap profesi memiliki kode etik yang mengikat
anggotanya?
3. Jelaskan pengertian profesi dan kenapa tidak semua pekerjaan dapat
disebut sebagai profesi?
4. Jelaskan perbedaan pola pikir profesi dan bukan profesi!
5. Jelaskan mengapa pekerjaan sebagai paranormal tidak dapat disebut
sebagai profesi?

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 31


Modul 5: Pola Pikir ASN

BAB

4
POLA PIKIR APARATUR SIPIL NEGARA SIPIL

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta dapat 1)
menjelaskan pola pikir dan keyakinan ASN; 2) menjelaskan pola pikir
keberhasilan ASN

A. POLA PIKIR DAN KEYAKINAN ASN


Pengertian

Pada masing-masing profesi atau jenis pekerjaan memiliki karakteristik


tersendiri yang berdampak pula pada pola pikir orang-orang yang
berkecimpung di dalam profesi itu, misalnya profesi sebagai ASN, maka
akan berpengaruh atau menuntut ASN harus berpola pikir sebagai seorang
ASN yang merupakann pelayan masyarakat, profesi dokter menuntut
dokter untuk berprilaku sesuai profesinya, begitu seterusnya dengan yang
lain seperti : tentara, polisi, pengusaha, pedagang, nelayan dan petani.
Profesi seseorang turut juga mempengaruhi pola pikirnya.

Contoh : Pola pikir seorang petani tentu berbeda dengan pola pikir seorang
nelayan, demikian pula dengan ASN dengan Pegawai swasta ataupun
pedagang.

POLA PIKIR ASN.

Pengertian Aparatur Sipil Negara itu sesungguhnya adalah setiap warga


Negara Republik Indonesia yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan
dapat diangkat oleh pejabat yang berwenang kemudian diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri atau jabatan negara lainnya dan digaji menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan fungsi Aparatur
Sipil Negara dalam NKRI sebagai perekat/penyangga persatuan dan
kesatuan bangsa; mempertahankan integrasi nasional NKRI/keutuhan
wilayah bersama TNI dan POLRI. Untuk itulah perlu sekali merancang
pembentukan pola pikir setiap ASN yang notabene adalah berbeda status
dan kedudukannya dari warga masyarakat biasa kepada pola pikir sebagai
seorang ASN.

32 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


32 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Dengan demikian berbagai pelatihan yang dilakukan adalah bertujuan


untuk: membentuk pola pikir, sikap & perilaku, membuka wawasan
tentang posisi dan peran ASN sebagai pelayan masyarakat dan abdi
Negara, membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika ASN
serta memberikan pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara. Tugas dan fungsi ini harus dilaksanakan secara
profesional, jujur, adil, dan merata, dalam penyelenggara tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan sebagai pelayan masyarakat.

Aparatur Sipil Negara harus netral dari pengaruh semua golongan dan
Partai politik; Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Tidak menuntut imbalan jasa/minta dibayar, karena ASN
sudah digaji sekalipun gaji itu sangat sedikit yang kita peroleh. Aparatur
Sipil Negara dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik
hanya sebagai simpatisan pun tidak diperbolehkan. Didalam otak ASN
harus jadi pelayan yang baik, artinya : tidak boleh menjadi pelayan nakal,
tidak korup, tidak malas, tetapi harus jujur, taat dan rajin. Tidak boleh ada
pemikiran di dalam otak ini baru mau kerja kalau ada uang honor.
Aparatur Sipil Negara Sipil adalah pelayan masyarakat yang harus
melayani bukan dilayani.

Menghadapi tantangan ke depan aparatur pemerintah harus memiliki


komitmen dan integritas tinggi untuk mengembangkan kemampuan diri
secara individu maupun organisasi. Harus mengembangkan kompetensi
sikap, perilaku dan wawasan sebagai ASN - aparatur pemerintah. harus
mempunyai akhlak yang mulia, bermental baik, berwawasan luas serta
kompeten dalam mengemban tugas-tugasnya. ASN bukan masyarakat
biasa, melainkan sudah menjadi aparatur pemerintah yang siap untuk
menjalankan tugas-tugas pemerintahan; melaksanakan pembangunan
dan membina kehidupan masyarakat agar masyarakat menjadi
berkembang dan maju. Maju tidaknya sebuah masyarakat ada ditangan
Aparatur Sipil Negara yang bekerja dalam birokrasi pemerintahan.

Masyarakat tidak akan maju bila Aparatur Sipil Negara berpikir untuk diri
sendiri jadi kaya, korup, tidak jujur, malas kerja, dan pikiran negatif
lainnya. Aparatur Sipil Negara Sipil hendaknya merubah Pola pikirnya
sebagai penguasa (yang memerintah) menjadi pola pikir pelayan yang
melayani (Governance). Ubah sikap masa bodoh menjadi sikap peduli.
sikap malas bekerja menjadi rajin dan tekun bekerja. Ubah sifat pasif
menjadi sikap dinamis kreatif, dan inisiatif. (tidak menunggu perintah).

Mengapa terjadi korupsi dalam tubuh birokrasi pemerintah? Jawabannya


adalah karena banyak orang tidak memahami dan tidak mengerti tentang
panggilan awal ia masuk menjadi Aparatur Sipil Negara, tidak mampu
mengendalikan diri, imannya kerdil, rajin dalam aktivitas rohani namun
tidak tumbuh. Korps Pegawai RI adalah satu-satunya wadah resmi
Aparatur Sipil Negara. ASN yang hingga saat ini masih menjadi
simpatisan/anggota/pengurus parpol agar segera tinggalkan

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 33


Modul 5: Pola Pikir ASN

keberadaannya dalam partai politik. Aparatur Sipil Negara hendaknya


teresap dalam dirinya jiwa korps sebagai ASN, yaitu : Rasa kesatuan dan
persatuan, Rasa kebersamaan, memiliki kerja sama, Rasa tanggung jawab,
dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki organisasi
ASN dalam NKRI.

Selanjutnya nilai – nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh ASN adalah
:
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945;
semangat nasionalisme;
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
penghormatan terhadap hak asasi manusia;
tidak diskriminatif;
profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi;
semangat jiwa korps.

Pola pikir ASN adalah pola pikir yang dipengaruhi oleh semua ciri,
pengalaman, sifat, jenis kelamin, latar belakang budaya, pendidikan
yang melekat pada diri seseorang yang menjadi ASN. Dengan demikian,
ASN adalah pegawai pemerintah yang dipengaruhi oleh berbagai ciri
yang melekat pada diri aparatur pemerintah. Karena ASN berperan
sebagai pelayan publik, maka ASN seyogianya berpola pikir sebagai
orang yang melaksanakan profesinya dengan setia dan taat pada aturan
hukum untuk memenuhi kepentingan masyarakat yang dilayani.
Dengan kata lain, pola pikir ASN yang diharapkan adalah pola pikir yang
melahirkan karakter yang mengutamakan pelayanan prima kepada
publik.
Fakta sehari-hari menunjukkan bahwa perilaku ASN sebagai abdi
masyarakat belum seperti yang diharapkan. Salah satu kebiasaan
adalah penerapan waktu masuk dan pulang kerja. Keadaan
menunjukkan bahwa tidak sedikit ASN yang masuk lambat dan pulang
lebih cepat dari jadwal jam kerja yang sudah ditetapkan. Karena sudah
biasa dilakukan dan tidak dipermasalahkan, praktik itu kemudian
seolah menjadi tradisi yang “diperkenankan.”
Sebenarnya pola kerja ASN telah dilandasi dengan peraturan
perundang-undangan dan pentingnya pengawasan yang sudah sering
dikemukakan, tetapi perilaku sebagian ASN masih belum berubah.
Praktik pelanggaran disiplin seperti itu berlangsung karena alam bawah
sadar sebagian ASN sudah tertanam dengan pikiran bahwa “rajin dan
malas penghasilannya sama.” Selain itu, perilaku sebagian ASN juga
menunjukkan pelanggaran berat larangan disiplin yang telah ditetapkan

34 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


34 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

bagi ASN. Dewasa ini, banyak ASN yang telah dipidana karena
melakukan pelanggaran hukum, seperti korupsi dan sebagainya.

Keyakinan ASN
ASN adalah abdi negara dan abdi masyarakat yang menjalankan tugas
dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Para ASN diharapkan memiliki disiplin tinggi yang
mencerminkan konsep diri sebagai ASN yang menjalankan tugas dan
fungsinya berdasarkan pada keyakinan berikut.
1. Kerja adalah ibadah. Dalam bekerja ASN menerima tanggung
jawabnya sebagai amanah dan tidak akan melebih-lebihkan arti
penting pekerjaannya. Ia tidak menonjolkan kelebihan dan
keberhasilannya. Semua yang perlu dilakukan semata-mata untuk
memberikan peluang agar setiap anggota masyarakat memperoleh
pelayanan yang berkualitas. Pada saat yang sama ia secara ikhlas
menerima konsekuensi penegakan prinsip dan tindakan yang
dilakukannya.
2. Ikut serta membina budaya kerja yang produktif. ASN membina
hubungan yang baik dengan rekan kerja, memelihara kenyamanan
kondisi lingkungan kerja, dan tidak menyebarkan informasi yang
cenderung menimbulkan fitnah.
3. Menghindari sikap tidak terpuji. ASN tidak melakukan korupsi,
kolusi, atau nepotisme serta tindakan melawan hukum lainnya.
4. Berusaha keras menjadi pelayan dan pengayom masyarakat yang
baik. ASN akan memberikan pelayanan prima bagi kepentingan
masyarakat dan memberikan perlindungan apabila masyarakat
mendapatkan kesusahan.
5. Bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku, ASN dalam bekerja
sesuai dengan praturan perundang-undangan yang berlaku dengan
penuh tanggung jawab.
6. Selalu meningkatkan kompetensi diri untuk membekali dirinya
untuk memenuhi tuntutan perkembangan ilmu dan pengetahuan
agar lebih produktif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
7. Tidak rentan terhadap perubahan. ASN selalu siap menghadapi
perubahan, termasuk perubahan pengetahuan dan teknologi
khususnya dalam bidang organisasi dan manajemen dalam
mendukung tugas dan fungsinya sebagai ASN.
8. Terbuka dan bersikap realistis. ASN yang bertanggung jawab adalah
ASN yang mau untuk dapat menerima keadaan, termasuk tuntutan
keterbukaan dalam menentukan kebijakan.
9. Bekerja secara profesional. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya ASN harus bersikap profesional dan mengemban tanggung
jawabnya.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 35


Modul 5: Pola Pikir ASN

B. POLA PIKIR KEBERHASILAN ASN


ASN harus melakukan sejumlah kewajiban dan larangan sebagaimana
tercantum dalam Undang-undang ASN No.5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Para ASN diharapkan dapat bekerja secara
profesional, produktif, dan bertanggung jawab. Dengan cara kerja ini,
ASN dapat mencapai tujuan organisasi. Agar ASN berperilaku
profesional, produktif, dan bertanggung jawab, maka ASN perlu
memiliki pola pikir yang menunjang perilaku itu. Sebagaimana yang
telah dikemukakan sebelumnya, pola pikir yang menunjang untuk
berperilaku profesional, produktif, dan bertanggung jawab adalah pola
pikir tumbuh atau berubah sebagai lawan dari pola pikir yang tidak
berubah atau ajeg.
Beberapa jenis pola pikir tumbuh itu antara lain memiliki potensi untuk
menyelesaikan masalah, mampu mengerjakan karya berkualitas, dan
mampu melakukan tugas secara kreatif. Bagi ASN dengan pola pikir
seperti ini pekerjaan adalah panggilan tugas yang menyenangkan dan
korupsi dalam berbagai bentuknya adalah perbuatan jahat karena
merugikan rakyat. Pola pikir ini akan mendorong perilaku produktif
sebagai ASN yang profesional dan bertanggung jawab.
Keberhasilan pola pikir ASN yang diharapkan adalah terdiri atas bentuk
perilaku, etika, dan tanggung jawab sebagai ASN yang menjadi impian
masyarakat yang antara lain terdiri dari 5 (lima) pilar pola pikir berikut.
1. Kompetensi. Setiap ASN haruslah kompeten dalam melaksanakan
pekerjaan. Tanpa kompetensi tertentu, maka ASN akan
melaksanakan pekerjaannya dengan cara yang tidak profesional.
2. Karakteristik diri. ASN harus mempunyai ciri khas yaitu kebiasaan
bekerja dengan menunjukkan dirinya sebagai ASN atas dasar
kompetensi yang dimiliki. Mempunyai tanggung jawab kerja sebagai
aktualisasi atas kompetensinya.
3. Pembelajar sepanjang hayat. ASN selalu belajar untuk
meningkatkan kompetensinya dan menularkan hal ini kepada
lingkungannya. Hal ini merupakan proses pembudayaan dan
peningkatan terus-menerus.
4. Memiliki visi ke depan. ASN harus memiliki impian jauh ke depan
untuk mencapai yang lebih baik sebagai abdi masyarakat dan abdi
negara. Pandangan ke depan ini selalu dibagikan kepada rekan kerja
guna menjalin hubungan kerja sama dan dukungan.
5. Berpikir sistem. Kebiasaan berpikir bahwa maju menuju impian
tersebut menjadi pola pikirnya dan secara operasional menjadi
tindakan yang sistemik dari hasil pembiasaan diri yang teratur untuk
maju dan sukses sebagai ASN.
Menurut Stephen Covey ada tujuh kebiasaan cara berpikir yang
dilakukan oleh pegawai yang efektif yaitu; berpikir proaktif, berpikir
mendahulukan yang utama, berpikir dengan mulai yang terakhir,
berpikir dengan mengerti dahulu baru mengertikan orang lain, berpikir
menang-menang, berpikir sinergis, serta yang terakhir adalah selalu

36 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


36 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

berpandangan untuk belajar terus-menerus. Berpikir proaktif adalah


orang yang selalu mendahului berpikir dan berbuat sebelum orang lain
menyuruhnya. Berpikir mendahulukan yang utama adalah berpikir
yang selalu mendasarkan pada kepentingan bukan kesenangan,
terutama kepentingan untuk orang banyak bukan kepentingan diri
sendiri. Berpikir mulai dari yang terakhir adalah merumuskan tujuan
yang jelas dan merencanakan langkah-langkah dengan cermat dan
operasional. Ketiga kebiasaan berpikir ini membuat pegawai mandiri
bekerja.
Saat ini, citra pelayanan publik masih dipandang berkualitas buruk. Hal
ini banyak dipengaruhi oleh pola pikir para aparatur pemerintah yang
memang dirasakan sulit diajak berubah. Telah banyak kebijakan untuk
mengubah pola pikir, tetapi kebanyakan hanya sebatas slogan. Kita
yakin bahwa ASN kini tentu dapat mengubah pola pikir lama menjadi
pola pikir baru yang lebih produktif dan lebih berpihak pada
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dicari akar
permasalahan yang paling mendasar dalam pengubahan pola pikir di
kalangan aparatur pemerintah.

RANGKUMAN
1. Para ASN diharapkan dapat bekerja secara profesional, efektif, dan
efisien. Untuk keperluan ini, ASN perlu melakukan pola pikir yang
menunjang perilaku yang sesuai dengan tuntutan pemerintah tersebut.
2. Tugas dan fungsi ASN adalah adanya 9 permasalahan yang telah
diuraikan dalam Konsep Diri ASN.
3. Terdapat 5 (lima) pilar pola pikir dan ASN perlu melakukan hal tersebut
untuk mencapai keberhasilan di dalam bekerja. Dengan menggunakan
5 pilar pola pikir tersebut dalam melakukan pelayanan masyarakat
tetapi juga menyentuh pola pikir pemberdayaan masyarakat.

LATIHAN
1. Jelaskan pengertian pola pikir ASN!
2. Jelaskan hal-hal yang memengaruhi keberhasilan ASN dalam
menjalankan tugas!
3. Jelaskan mengapa ada ASN yang terbiasa datang terlambat dan pulang
lebih cepat? Jelaskan pola pikir yang melandasi kebiasaan ini dan
jelaskan pola pikir baru yang dapat mengubah kebiasaan datang
terlambat dan pulang lebih cepat ini!
4. Jelaskan pola pikir ASN yang dapat mengubah paradigma pelayanan
dan pelaksanaan tugas pemerintahan!
5. Hal-hal apa saja yang justru sering terjadi pada`para ASN dalam
kaitannya dengan pembentukan dan penggunaan pola pikirnya.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 37


Modul 5: Pola Pikir ASN

BAB

5
PERUBAHAN POLA PIKIR

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta dapat 1)
menjelaskan pola pikir tetap dan pola pikir berubah; 2) menjelaskan pola
pikir inti pembelajaran diri; 3) menerapkan teknik-teknik mengubah pola
pikir.

POLA PIKIR YANG BERBEDA

Motivasi dalam kisah ini sangat luar biasa dan sepertinya akan sangat bisa
membantu kita untuk mengubah pola pikir. Kisahnya tentang Seorang
Ayah dan Dua anaknya.

Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan


kepada kedua anaknya: Anakku ada dua pesan penting yang ingin ayah
sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu.
Pertama : Jangan pernah menagih piutang kepada siapapun.
Kedua : Jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara
langsung.
”Sang anak pun bingung dengan pesan ayahnya, hingga pada akhirnya
sang Ayah pun pergi untuk selama-lamanya.

Lima tahun berlalu sang ibu pun menengok si bungsu dengan kondisi
bisnisnya yang sangat memprihatinkan, sang ibu pun bertanya : “wahai si
bungsu kenapa kondisi bisnismu demikian?.

Si bungsu menjawab: “Saya mengikuti pesan ayah bu.. Saya dilarang


menagih piutang ke siapapun sehingga banyak piutang yang tidak di bayar
dan lama-lama habislah modal saya, yang kedua ayah melarang saya
terkena sinar matahari secara langsung, dan saya hanya punya sepeda
motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi.

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si sulung kali ini keadaan berbeda jauh
dengan si bungsu dan sukses menjalankan bisnisnya. Sang ibu pun
bertanya: “ wahai si sulung kenapa hidupmu sedemikian beruntung??
Sulung pun menjawab: “ ini karena aku mengikuti pesan ayah bu… Yang
pertama, saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu

38 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


38 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal


saya tetap utuh. Kedua, saya dilarang terkena sinar matahari secara
langsung, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat
sebelum matahari terbit dan pulang larut malam setelah matahari terbenam.
Sehingga para pelanggan tahu toko saya buka paling pagi dan tutup paling
larut.

Renungan:

Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA, namun masing-


masing memiliki sudut pandang/MINDSET yang berbeda sehingga
MELAKUKAN cara yang berbeda dan mendapatkan HASIL yg berbeda
pula.
Sudut Pandang Kita Terhadap Kehidupan Sangat Menentukan
Keberhasilan kita.

MENCIPTAKAN POLA PIKIR

Ketika teman saya sedang melewati gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung


dengan makhluk-makhluk besar yang diikat oleh tali kecil pada kaki depan
mereka. Gajah tidak dirantai dan tidak juga dikandangi. Sudah jelas gajah
bisa melepaskan diri kapan saja dari tali yang mengikat gajah tersebut.
Teman saya bertanya kepada pelatih gajah yang ada di dekatnya, kenapa
hewan-hewan besar (gajah) itu tidak berusaha melarikan diri, padahal itu
sangat mudah untuk dilakukan.

“Yah…” kata pelatih gajah. “ ketika gajah-gajah itu masih sangat muda dan
jauh lebih kecil, kami mengikat gajah tersebut menggunakan tali ukuran
kecil yang pada usia saat itu cukup untuk menahan gajah tersebut. Ketika
gajah-gajah itu tumbuh, gajah-gajah itu dikondisikan untuk percaya
bahwa gajah tersebut tidak dapat melepaskan diri dari ikatan itu. Gajah
itu percaya bahwa tali yang kecil itu masih bisa menahan mereka, sehingga
gajah-gajah tersebut tidak pernah mencoba membebaskan diri.

Teman saya kagum, gajah ini bisa setiap saat melepaskan diri dari ikatan
mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka
berdiam diri. Gajah tersebut terjebak dengan apa yang mereka percayai.

Seperti halnya gajah, berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung
pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena
kita gagal sekali sebelumnya. Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak
telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Mari kita coba ulangi apa
yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup
katakutan dengan keberhasilan. Gagal meyakinkan diri untuk mencoba
lagi adalah gagal yang sesungguhnya. Kita mungkin pernah gagal dalam
berjuang, tetapi tidak ada kata gagal dalam perjuangan.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 39


Modul 5: Pola Pikir ASN

A. POLA PIKIR TETAP DAN POLA PIKIR BERUBAH

Pola Pikir Tetap


Dalam masyarakat ada adagium yang lazim menjadi pola pikir yaitu,
’Biar lambat asal selamat’. Pola pikir ini sudah tidak sesuai dengan era
kini karena pola pikir ini mendorong orang bekerja pelan dan lamban.
Pola pikir ini perlu diubah menjadi ‘Harus Cepat dan Harus Selamat’.
Dengan pola pikir ini, ASN berpikir untuk mencari jalan bekerja cepat
tetapi hasil tetap berkualitas. Banyak orang, termasuk ASN yang
mengharapkan atau bahkan berpikiran dirinya sebagai bangsawan.
Jika ditanya mengapa senang jadi bangsawan, jawabnya adalah karena
terhormat. Akan tetapi tidak banyak orang yang melihat ataupun
mencari tahu mengapa bangsawan itu terhormat. Sama seperti jika
orang ditanya mengapa senang masuk menjadi ASN, jawabnya,
mungkin terbersit dalam hatinya karena terhormat. Pola pikir ini akan
mendorong perilaku merugikan masyarakat, karena mereka berusaha
mencari status kehormatan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa ASN yang berpola pikir demikian
merupakan pola pikir yang menjadi impiannya. Menjadi ASN untuk
mencari kekayaan di samping kehormatan, mencari kekuasaan,
mendapat pelayanan yang mewah. Itu semua yang sudah terpolakan
pada ASN yang ada pada saat ini, sehingga pola pikir ASN yang
demikian adalah pola pikir yang mencerminkan ASN yang picik dan ke
luar dari ASN yang sebenarnya. Bagaimana untuk menjadi ASN yang
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, tentunya harus merubah
pila pikir.

Pola Pikir Berubah/Tumbuh


Sudah semestinya dengan ASN yang dicitrakan negatif walaupun
sebenarnya hanya sebagian oknum yang melakukan hal seperti uraian
di atas, maka dengan kondisi dunia kini, ASN perlu merubah pola pikir,
misalnya dari pola pikir ASN dari kekuasaan menuju pola pikir
pelayanan. Bahkan nanti, pola pikir ASN tidak sekedar pada pola pikir
pelayanan masyarakat tetapi juga menyentuh pola pikir pemberdayaan
masyarakat. Pola pikir ASN mencari kekuasaan adalah sebagai
pengabdian kepada masyarakat, karena kehormatan adalah semu,
dalam jangka pendek memang menjanjikan tetapi dalam jangka panjang
menjerumuskan. Sedang sebaliknya pelayanan adalah kehormatan
yang hakiki dalam jangka pendek kabur dan kurang dapat dipastikan,
tetapi dalam jangka panjang sangat memberikan janji kebesaran dalam
kehidupan. Seberapa panjang janji itu akan terwujud? Hal ini akan
sangat tergantung pada jenis pohon yang ditanam, tanah yang
disiapkan, pupuk yang diberikan, dan kehormatan sebagai panenan
yang diharapkan. Terdapat 2 (dua) bentuk pola pikir yang dapat

40 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


40 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

dikatakan perubahan pola pikir, yaitu pola pikir yang sifatnya negatif
dan pola pikir yang sifatnya positif.

Berpikir Positif dan Berpikir Proaktif


Berpikir Positif
Definisi berpikir positif menurut Abraham Lincoln adalah suatu kondisi
pikiran yang tenang sehingga mampu hidup dengan bahagia.
Sedangkan definisi berpikir positif menurut Martin Seligman seorang
psikolog adalah cara berpikir dengan memiliki pandangan yang positif
tentang hidup. Menurut definisi lain, berpikir positif adalah cara
berpikir dengan memikirkan yang baik-baik. Selain itu berpikir positif
juga bisa didefinisikan sebagai proses memilih emosi positif dari
rangsangan di lingkungan dan menerapkannya pada persepsi dan
keyakinan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah pandangan
yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan definisi berpikir positif di atas dapat disimpulkan bahwa


berpikir positif adalah cara berpikir atau cara pandang Anda dalam
melihat dan menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih
baik. Berpikir positif akan membuat hidup Anda terasa mudah. Dengan
berpikir positif Anda mampu menyikapi masalah dalam hidup Anda dari
sudut pandang yang lebih baik sehingga masalah yang ada bisa Anda
selesaikan dengan mudah. Berpikir positif akan membuat apa yang
susah menjadi gampang, membuat yang tidak mungkin menjadi
mungkin untuk Anda lakukan.

Berpikir positif bukan berarti menghindari dan mengabaikan aspek


negatif atau hal-hal buruk dalam kehidupan Anda. Namun, berpikir
positif membuat situasi yang berpotensi buruk menjadi lebih mudah,
mencoba untuk melihat yang terbaik dalam diri orang lain, dan melihat
diri sendiri dalam cahaya positif. Berpikir positif akan membuat Anda
lebih bersemangat dan optimis dalam menjalani kehidupan. Orang yang
berpikir positif tidak takut akan kegagalan. Berani mengambil resiko
untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik dan menjadikan
kegagalan sebagai sebuah pelajaran hidup.

Berpikir positif akan membawa kebahagiaan, sukacita, kesehatan dan


hasil yang sukses dari setiap situasi dan tindakan yang Anda lakukan.
Berpikir positif dapat mempengaruhi tubuh Anda. Berpikir positif
adalah cara untuk menjaga pikiran dan tubuh Anda agar tetap sehat.
Banyak orang memanfaatkan berpikir positif untuk membebaskan diri
dari depresi, stres, dan pikiran negatif lainnya seperti pesimis dan takut

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 41


Modul 5: Pola Pikir ASN

gagal. Berpikir positif juga merupakan cara untuk membalikkan efek


merusak dari pikiran negatif.

Anda bisa membiasakan berpikir positif dalam kehidupan Anda mulai


dari hal yang terkecil. Selain itu cobalah untuk melihat segala sesuatu
dari sudut pandang yang positif, termasuk menyikapi masalah dalam
kehidupan Anda. Melihat masalah yang ada dari sudut pandang yang
positif akan sangat membantu Anda untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Namun berpikir positif dalam segala hal dalam
kehidupan Anda memang terkadang sulit untuk dilakukan.

Ubahlah pikiran Anda menjadi positif, pandanglah segala sesuatu dari


sisi baiknya, karena dengan demikian, hidup Anda akan jauh lebih
indah dan kita akan selalu mensyukuri apapun yang kita miliki dan
berterima kasih untuk setiap apapun yang kita terima (baik besar
maupun kecil). Kita akan melihat bahwa dunia dan segala isinya
memang benar-benar ramah dan baik kepada kita.

Berpikir Proaktif
Proaktif berarti berpikir dan bertindak sebelum peristiwa terjadi. Metode
ini tidak hanya berguna agar Anda tidak perlu menghadapi banyak
pekerjaan di tengah jalan, tetapi juga penting untuk menghindari
masalah. Agar Anda menjadi lebih proaktif, mulailah dengan mengambil
tindakan, menerima tanggung jawab, dan mengendalikan respons.
Dengan mengantisipasi masa depan dan berfokus pada solusi, bukan
masalah, Anda akan memiliki cara pandang yang lebih menyenangkan
dan proaktif.
Mereka yang memiliki pola pikir Proaktif, selalu membuat sesuatu
terjadi seperti apa yang diinginkannya (make things happen). Apabila
ada hambatan, mereka akan berusaha untuk mencari alternatif lain
selama tujuan mereka tercapai. Mereka fokus kepada tujuan mereka,
dan mereka percaya bahwa apapun bisa terjadi selama masih dapat
dikendalikan oleh usaha sendiri. Seorang yang Reaktif, menunggu
sesuatu terjadi, hasil kerjanya sering terpengaruh oleh kejadian diluar
dirinya, dan dia tidak mau mengambil alih tanggung jawab. Mereka
mudah mengeluh dan menyalahkan kejadian, orang lain atau situasi.
Orang-orang sukses adalah orang-orang proaktif. Mereka tidak
menyalahkan orang lain atau situasi buruk apabila pekerjaan tidak
dapat diselesaikan, dia akan mencari cara lain agar tujuannya tercapai.
Itulah yang membedakannya dengan orang lain, itulah yang
membuatnya menjadi 'Winner'.

42 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


42 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Sulitnya Mengubah Pola Pikir


Ini suatu ilustrasi dialog ketika seorang pegawai senior bertemu dengan
pegawai di bagian Office Boy (OB) yang hidup dengan ekonomi pas-
pasan. Pada saat jam kerja dia hanya duduk-duduk saja. Dari kejauhan,
pegawai senior mengamatinya. Pegawai senior mendekati OB tersebut
terjadilah dialog berikut ini yang menggambarkan seseorang yang sulit
untuk mengubah pola pikirnya.

Pegawai : ”Mengapa Anda sering duduk-duduk santai padahal


pekerjaan Anda belum beres?”
OB : ”Saya tidak perlu tergesa-gesa menyelesaikan
pekerjaan karena waktunya masih panjang”.
Pegawai : ”Mengapa kamu tidak berusaha menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat?”
OB : Untuk apa Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat, kalau saya masih punya cukup banyak sisa
waktu?”
Pegawai : ”Jika Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat, kan bisa mengerjakan pekerjaan yang
lainnya?.
OB : ”Untuk apa Saya mengerjakan pekerjaan lainnya?”
Pegawai : “Dengan mengerjakan pekerjaan lainnya akan
mengurangi pekerjaan di kantor ini”
OB : Untuk apa mengurangi pekerjaan kantor?” kan gaji
saya tidak akan naik.
Pegawai : “Jika Anda punya tabungan, bisa punya modal, Anda
bisa menjadi usahawan, dan menangkap ikan dengan
cara modern sehingga hasilnya lebih banyak lagi
Anda bisa semakin kaya”
OB : : “Untuk apa Saya kaya?”
Pegawai : “Kalau Anda kaya kan jadi seperti Saya, bisa berlibur,
bersantai, bercanda dengan keluarga, dan bisa
membahagiakan keluarga”
OB : Tidak usah kaya, sekarang Saya sudah bisa santai
dengan keluarga, bercanda bersama, dan keluarga
Saya sudah bahagia” lalu untuk apa Saya harus kerja
keras untuk kaya?”

Ilustrasi di atas menggambarkan bagaimana sulitnya merubah pola


pikir nelayan dengan pola pikir pengusaha.. Tidak mudah memang
mengubah pola pikir, tetapi kita telah merenungkan akibatnya jika pola
pikir itu tidak diubah. Jika pola pikir tidak diubah maka kemajuan tidak
akan terjadi selamanya. Penemuan baru, teknologi yang dibarukan
dimulai dengan pengubahan pola pikir melalui berpikir skeptis. Bisa
kita bayangkan jika Aparatur Sipil Negara Sipil dalam melaksanakan
tugas pemerintahan berpola pikir seperti nelayan tersebut. Ataukah
mungkin itu gambaran para Aparatur Sipil Negara kita saat ini. Oleh

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 43


Modul 5: Pola Pikir ASN

karena itu, mulailah dengan mengubah pola pikir jangan menggunakan


pola pikir orang awam yang hanya mendasarkan kata orang saja.

B. POLA PIKIR INTI PEMBELAJARAN DIRI


Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang akan kita lakukan. Pola
pikir kita ini akan mempengaruhi karakter, kebiasan (habits), perilaku
dan sikap kita. Pola pikir ini sangat dipengaruhi oleh sistim kepercayaan
atau sistim nilai yang kita miliki, nilai-nilai keluarga, pendidikan, dan
lingkungan. Karena itu kita harus memastikan agar pola pikir
kita hanya dibentuk dan dipengaruhi dengan nilai-nilai yang baik dan
benar.
Sebuah transformasi (perubahan) pola pikir harus terjadi, jika kita ingin
mengembangkan hidup yang berkualitas. Perubahan ini dimaksudkan
supaya semua potensi, bakat, dan talenta kita bisa dikembangkan
secara optimal, dan menghasilkan sebuah keluaran (output) dengan
kualitas terbaik.
Mind Set (Pola Pikir) adalah inti dari Self Learning atau pembelajaran
diri. Inilah yang menentukan bagaimana kita memandang sebuah
potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses
yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, komitmen
untuk tercapainya kebehasilan visi dan tujuan hidup kita.
Proses pembelajaran diri selalu dimulai dari perumusan visi dan
misi hidup. Inilah yang akan memandu arah dan jalan keberhasilan
kita. Inilah yang akan mengarahkan kemana tujuan kita dan menjadi
seperti apakah kita nanti. Namun itu tidak cukup. Perlu sebuah mind
set yang berkembang (growth mindset) yang akan menjadi katalisator
dalam merespon setiap peluang, tantangan, dan perubahan dan
mengubahnya menjadi sebuah proses yang dijalankan dengan
ketelatenan, usaha, dan komitmen yang kontinyu dan berkelanjutan,
untuk menjadi berhasil, berkembang, dan berkualitas.
Seseorang dengan mindset berkembang akan selalu memandang bahwa
bakat, kecerdasan, dan kualitas adalah sesuatu yang bukan
given (sudah ditetapkan), tetapi bisa diperoleh melalui upaya-upaya
tertentu. Karena itu hidup dalam pemanfaatan peluang dan
tantangan untuk berkembang adalah jiwa dari orang dengan mindset
berkembang ini. Keberhasilan dimaknai sebagai “berusaha lebih baik”,
dan kegagalan dimaknai sebagai “kurangnya ketrampilan dan
pengalaman”. Karena itu kegagalan perlu direspon dengan sebuah
upaya untuk bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih bermotivasi.
Sebuah survey Gallup tentang “Karakter Orang-orang Sukses di
Amerika” menjelaskan bahwa hampir semua orang yang berhasil,
berkualitas dan berkembang kehidupannya, adalah mereka-mereka
yang memiliki mindset berkembang, seperti: kerja keras, tujuan yang
jelas, hasrat belajar yang tinggi, tidak pernah berhenti belajar pada satu
bidang tetapi selalu mencoba bidang lain, menghargai kemampuan
pengembangan logika, terus berusaha untuk berubah dan berkembang

44 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


44 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

dan sebagainya. Hidup yang berkualitas dan berkembang bisa dicapai


karena mindset yang benar sudah mendarahdaging dan menjelma
dalam karakter, kebiasaan, sikap dan perilaku orang-orang sukses.
Tujuh Hukum Seorang Pembelajar (7 Laws of Learner)
Seorang pembelajar yang baik selalu mengikuti hukum-hukum yang
menjadikannya pribadi yang pantang menyerah, selalu terbuka kepada
perubahan, dan bersedia untuk berubah. Inilah Tujuh Hukum Seorang
Pembelajar:
1. Kesuksesan itu menyangkut pembelajaran, pengembangan diri, dan
proses menjadi lebih cerdas.
Tidak pernah ada kesuksesan tanpa pembelajaran. Tidak pernah ada
pembelajaran jika tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Belajar untuk
menerima perubahan, tantangan, dan peluang. Belajar untuk selalu
ingin tahu untuk peningkatan pengetahuan. Belajar untuk bersedia
berubah dan berkembang.
2. Kecerdasan berkaitan dengan proses mempelajari sesuatu seiring
dengan waktu; menghadapi tantangan dan menciptakan kemajuan.
Kecerdasan selalu bisa ditingkatkan melalui upaya yang tekun dan
sungguh-sungguh. Itu bukan sesuatu yang ditetapkan. Walaupun
beberapa orang memang dianugerahi dengan kecerdasan yang luar
biasa, namun kecerdasan sejati adalah kecerdasan yang diperoleh
dengan proses belajar, bersedia menghadapi tantangan, dan
berhasil menciptakan kemajuan dalam setiap tahapan prosesnya.
3. Kegagalan sama sekali tidak menentukan nasib.
Hal itu adalah persoalan yang harus dihadapi. dipelajari,
dipecahkan, dan diambil hikmahnya. Kegagalan bukanlah segala-
galanya. Itu tidak menentukan masa depan kita. Dalam diri
seseorang dengan mindset berkembang, kegagalan adalah sebuah
persoalan yang perlu ditangani dan dipecahkan dengan usaha dan
upaya yang lebih memadai dibanding sebelumnya. Kegagalan
menjadi motivasi bagi orang dengan mindset berkembang untuk
bekerja lebih baik, dengan fokus memperbaiki kelemahan dan
kekurangan.
4. Upaya adalah sesuatu untuk menyalakan kemampuan dan
mengubahnya menjadi pencapaian.
Kemampuan dapat ditingkatkan. Upaya itu diibaratkan sebagai
pemantik api yang akan menggelorakan kapabilitas, kompetensi dan
kemampuan orang apabila dilakukan dengan tekad dan komitmen
yang kuat. Karena itu haruslah dipastikan supaya motivasi,
tekad, dan komitmen tidak pernah padam dalam proses
mentransformasi kemampuan menjadi pencapaian.
5. Keingintahuan (belajar) terus menerus tanpa akhir, serta pencarian
akan tantangan.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 45


Modul 5: Pola Pikir ASN

Jiwa seorang pembelajar adalah hasrat yang tidak pernah berhenti


untuk belajar dalam segala hal. Tidak ada waktu sedikitpun untuk
berhenti dari hasrat itu. Mengembangkan rasa ingin tahu dengan
mencari tantangan baru. Tidak pernah puas dengan kondisi
sekarang, tetapi selalu mencari jalan untuk perbaikan dan
pengembangan. Ketika hasrat itu padam, mati jugalah jiwa sang
pembelajar
6. Bertanggung jawab terhadap proses-proses yang membawanya
kepada keberhasilan dan mempertahankannya.
Setiap proses yang membentuk karakter dan kebiasan sukses harus
dipertanggungjawabkan dengan mempertahankan proses tersebut,
ketika tantangan menjadi lebih berat dan sulit. Walaupun mungkin
proses tersebut harus diupayakan lebih keras, lebih tekun, lebih
bersemangat dibandingkan sebelumnya. Tetapi inilah arti
pertumbuhan. Tidak akan pernah menghadapi situasi dan
tantangan yang sama. Namun proaktif mencari situasi dan
tantangan yang jauh lebih berat dan sulit dibandingkan sebelumnya.
Seorang pembelajar haruslah memastikan untuk terus
mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas karakter yang
membawanya kepada keberhasilan sebelumnya. Inilah mentalitas
sang juara
7. Bersedia menerima umpan balik dan kritik untuk peningkatan
kualitas dan kemajuan.
Umpan balik bisa menjadi obat maupun racun. Tergantung sikap
dan mindset orang. Seorang pembelajar yang sadar akan proses,
selalu mencari umpan balik untuk perbaikan yang dibutuhkan.
Tidak pernah alergi dengan kritik yang bertubi-tubi, betapapun
tajamnya kritik tersebut. Bagi seorang pembelajar banyaknya kritik
tidak menentukan masa depannya, walaupun mungkin kritikannya
memang benar. Jika kegagalan yang dihadapinya dan banyak kritik
yang diperolehnya, seorang pembelajar dengan mindset berkembang
akan terlecut hatinya untuk meningkatkan upayanya karena pola
pikirnya yang menempatkan kegagalan sebagai kurangnya
ketrampilan dan pengalaman. Kritik adalah obat yang
menyehatkannya.
Memulai Menjadi Seorang Pembelajar
Jika ingin menimba keberhasilan dan menjadi pribadi yang berkualitas,
tidak ada jalan lain bahwa kita harus mengalami transformasi mindset
kita. Tidak mudah mengubah mindset lama dengan mindset baru,
karena perubahannya yang bersifat radikal. Mengubah mindset berarti
membongkar kebiasaan dan sikap kita yang lama dan membentuk
sebuah karakter baru seorang pembelajar. Visi dan tujuan hidup akan
menjadi katalisator perubahan tersebut. Perubahan mindset ini harus
diikuti dengan sebuah identifikasi: peluang dan tantangan apa saja
yang kita hadapi dan bisa kita gunakan untuk berkembang. Peluang itu
bisa untuk diri sendiri, profesi, maupun untuk orang-orang di sekitar

46 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


46 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

kita Dan ketika identifikasi itu sudah dilakukan, kita perlu


menyusunnya dalam sebuah rencana aksi yang jelas dan terukur.
Tentu dibutuhkan komitmen dan tekad yang kuat supaya rencana itu
berjalan dengan baik. Jika kita menemui rintangan atau kemunduran,
maka kita perlu menyusun ulang rencana berdasarkan umpan balik
dan kritik yang kita terima. Ketika keberhasilan sudah mulai bisa
dicapai, kita perlu memikirkan bagaimana cara mempertahankan
keberhasilan tersebut, bahkan melanjutkan dan meningkatkannya.
Tentu ini adalah sebuah proses berulang (circle process) dalam
pembentukan karakter, kebiasan, dan perilaku kita menjadi pribadi
yang utuh, berkualitas dan berkembang. Jadilah seorang pembelajar
yang baik.

Membangun Mindset (Pola Pikir)


Seseorang dapat mengembangkan mindset yang berkembang melalui
strategi dan tindakan yang konsisten. Berikut adalah cara membangun
growth mindset ini untuk kesuksesan di lingkungan kerja:
a. Fokus Kepada Tujuan
Cara seorang individu dalam menetapkan tujuan akan menentukan
bagaimana cara mendekatinya. Ketika seseorang menetapkan suatu
tujuan, individu tersebut akan membatasi cakupan apa yang perlu
dilakukan. Coba tetapkan parameter SMART (Specific, Measurable,
Achievable, Relevant and Time-based) untuk membantu menentukan
tujuan yang ingin dicapai.
Fokus dalam mempelajari keterampilan akan meningkatkan proses
dan pemahaman yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu
masalah, menghasilkan solusi yang lebih cepat. Selain itu, fokus
membuat seorang individu lebih sabar saat mengerjakan rencana
jangka panjang.
b. Pahami Tantangan dengan Berbagai Pendekatan
Ketika suatu masalah dan tantangan muncul, lakukan berbagai
pendekatan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Pengamatan akan membantu untuk memahami langkah-langkah
penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Mengumpulkan
data valid dan klasifikasi permasalahan dapat membuat seorang
individu mempunyai bermacam-macam perspektif. Dengan
memvariasikan perspektif dan pendekatan, individu akan
memahami bahwa setiap masalah unik dan berbeda sehingga butuh
cara yang berbeda untuk menyelesaikannya.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 47


Modul 5: Pola Pikir ASN

c. Manfaatkan dan Evaluasi Feedback


Mintalah feedback dari sumber terpercaya di tempat kerja, baik dari
manajer dan rekan kerja. Feedback adalah alat untuk perbaikan dan
evaluasi diri. Jika tidak yakin harus bertanya kepada siapa,
pertimbangkan mencari mentor untuk memberikan wawasan dan
taktik khusus yang dapat diterapkan untuk pertumbuhan
individual.

d. Menerima Kegagalan
Bisa jadi sebuah ide perencanaan sangat bagus. Namun, sayang
eksekusinya mengalami kegagalan. Kegagalan tidak bisa dihindari
dalam hidup, tetapi kegagalan juga sangat berharga. Kegagalan
memberi kesempatan untuk mengevaluasi apa yang salah dan apa
yang dapat ditingkatkan. Ingat, untuk melangkah dalam rencana
selanjutnya, janganlah takut gagal dan gunakan pengalaman dalam
kegagalan sebelumnya untuk pembelajaran.
e. Lakukan Sugesti Diri Secara Rutin
Sugesti adalah praktik mengulangi frasa kepada diri sendiri untuk
mendorong diri yang positif. Secara keseluruhan, pola pikir positif
lebih terbuka untuk penemuan potensi baru dalam diri dan siap
untuk ketahanan mental di saat pekerjaan sedang padat-padatnya.
Banyak orang merasa lelah dan hampir menyerah saat sedang
bekerja. Ketika mempelajari atau melakukan pekerjaan yang sulit,
gunakan afirmasi positif seperti “saya pasti bisa” atau “saya sedang
belajar, tidak apa jika belum sepenuhnya paham saat ini”. Cara ini
akan menanamkan keyakinan di benak individu jika ia siap
mempelajari tujuan karir yang menyeluruh.
Mindset yang baik selalu menjaga komitmen untuk belajar dan
berkembang. Belajar adalah sebuah proses berkelanjutan dalam hidup.
Oleh karena itu, manusia akan terus belajar dan menerima bahwa
manusia tidak selalu tahu segala hal. Dengan pemikiran ini, dapat
dikatakan bahwa growth mindset sebaiknya dimiliki oleh siapapun
tanpa terkecuali di lingkungan kerja karena pola pikir ini menghasilkan
kerja keras dan usaha menjadi lebih baik untuk perusahaan.

C. TEKNIK-TEKNIK MENGUBAH POLA PIKIR


Serombongan ASN tertahan di suatu tempat asing di luar kota sewaktu
mereka melakukan tugas kantor. Mereka hanya menemukan bahan
makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa
menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor
anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya.
Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang
menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya
panas atau terserang diare.

48 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


48 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan


makanan. Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab
kematian si anjing yang dijadikan hewan percobaan tersebut. Setelah
dilacak, ternyata anjing itu mati karena terlindas mobil dan bukan
karena makanan. Apa yang menarik dari cerita di atas ? Ternyata kita
bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan
kenyataan itu sendiri. ’We see the world as we are, not as it is’. Akar
segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat memengaruhi
apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan memengaruhi apa
yang kita dapatkan. Pada bagian ini akan diawali dengan pembahasan
tentang kesulitan merubah pola pikir, lalu dilanjutkan ceramah dan
indoktrinasi tidak dapat merubah pola pikir. Dan dilanjutkan dengan
beberapa teknik untuk merubah pola pikir. Pada bagian akhir akan
disajikan rangkuman, latihan, dan instrumen otak kiri-otak kanan.
Dari contoh di atas dan yang sering terjadi di birokrasi swasta,
sebenarnya Sangat baik jika itu terjadi juga pada aparat birokrasi
pemerintah. Pengubahan pola pikir pada dasarnya adalah pengubahan
keyakinan akan nilai-nilai yang dianut. Jika melihat proses
pembentukan pola pikir pada gambar 2, mengubah pola pikir itu
dilakukan dengan cara diawali dengan berpikir skeptis yang
diafirmasikan kemudian membuktikan secara empiris akan kebenaran
yang dibangun melalui visualisasi dari berpikir skeptis tersebut.
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mengubah
pola pikir agar aparat pemerintah dapat bekerja menjadi lebih efektif
dan efisien baik untuk organisasi maupun diri sendiri. Kelima cara itu
adalah pertama mengubah keyakinan dengan pertanyaan kritis. Kedua
mengubah keyakinan dengan teknik afirmasi dan visualisasi. Ketiga
mengubah keyakinan dengan teknik pembebasan diri dari ikatan emosi.
Keempat pengubahan keyakinan dengan menggunakan teknik
hipnoterapi. Kelima adalah pengubahan keyakinan dengan
menggunakan program ”neuro-linguistic”

Teknik Pertanyaan Kritis. Teknik ini adalah mengubah keyakinan


yang berasal dari mitos dan telah dinilai melalui teknik tertentu ternyata
merupakan keyakinan yang menghambat tercapainya cita-cita atau
harapan yang harus dicapai. Setelah menemukan keyakinan tersebut
Anda harus menguji kebenaran mitos tersebut melalui pertanyaan kritis
sehingga akan menemukan keyakinan tersebut menjadi sebaliknya.
Sebagai misal mencari uang telah dimitoskan susah. Pada gilirannya
perilaku yang terus dilakukan akan senantiasa menemukan jalan
mencari uang itu menjadi mudah.

Teknik Afirmasi. Teknik ini adalah pemrograman ulang ingatan bawah


sadar yang menjadi sugesti sehingga kita punya semangat untuk
berbuat. Keduanya menggunakan cara yang sama tetapi medianya
berbeda. Afirmasi menggunakan media sugesti dengan kata-kata.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 49


Modul 5: Pola Pikir ASN

Sedang Visualisasi teknik sugesti dengan menggunakan media gambar


atau bayangan. Dasar pemikirannya adalah pada pikiran bawah sadar
lebih banyak menggunakan media gambar dari pada kata-kata. Oleh
karena itu, kedua cara tersebut harus digunakan untuk mendapatkan
hasil yang lebih optimal. Ingat pada kisah-kisah berpikir positif dan
proaktif di atas. Dari hasil analisis lapisan pikiran ini akan ditemukan
skenario hidup sebagai kumpulan dari keyakinan-keyakinan dan
dibentuklah kemudian skenario hidup yang baru.

Teknik Pembebasan Diri Dari Ikatan Emosi. Teknik ini adalah


pengubahan pola pikir dengan cara mengalihkan sumber-sumber emosi
penolakan yang dirasakan menghambat pencapaian tujuan hidupnya.
Pengalihan atau penetralan sumber emosi penolakan dilakukan dengan
dibarengi dengan ketukan akupuntur dengan jari. Dalam penetralan
emosi penolakan juga digunakan kata-kata afirmasi. Ada lima langkah
yang harus diikuti dalam teknik ini yang berguna untuk
menghancurkan mental blok, yaitu mengukur kualitas dan besaran
masalah, melakukan penyiapan emosi yang disebut set up, melakukan
urutan pengetukan, menutup dengan 9 prosedur gammut (meyakinkan
diri), terakhir mengulangi urutan pengetukan dan mengukur
perubahan.

Teknik Hipnoterapi. Teknik ini banyak namanya, ada yang terapi


gestalt ada pula yang menyebut dengan ”transactional analysis”. Pada
dasaryna merupakan ”The Art Of Subconciuosness Restructuring” atau
”The Art Of Subconciuosness Communication”. Teknik ini dapat
dilakukan dengan bimbingan ahli, tetapi dapat dilakukan sendiri yang
disebut dengan parts therap. Langkahnya hampir sama dengan teknik
lainnya selalu mencari akar permasalahan yang disebut dengan ”affect
bridge”

Teknik Program ”Neuro-Linguistic”. Teknik menggunakan tiga


berpikir yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Visual adalah membuat
gambar atau bayangan dalam pikiran kita, auditorial adalah melakukan
percakapan dengan diri sendiri, dan kenestetik adalah melibatkan
perasaan dan emosi dalam melakukan tindakan. Cara ini sebenarnya
adalah suatu cara untuk menghilangkan virus pikiran yang selalu
menyabotase pikiran kita dalam mencapai tujuan. Hampir semua virus
yang menyabotase pikiran kita adalah pikiran setaniah, sehingga orang
akan cenderung berbuat setaniah. Intinya teknik ini adalah membuat
koherenitas gerak pikiran kita dalam mencapai tujuan. Cara yang harus
dilakukan adalah menemukan ketidak koherenitas pikiran, mencari
modalitas, dan menemukan trigger. Selanjutnya adalah menciptakan
power trigger, collapsing ancjor, dan setting reverse trigger.

50 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


50 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

Teknik refleksi dalam situasi konflik


Salah satu teknik yang bisa juga digunakan untuk merubah pola pikir
yang sudah diyakini adalah dengan melakukan refleksi sambil menguji
pola pikir yang ada dengan beragam peristiwa terutama peristiwa yang
mentang pola pikirnya. Ketika pola pikirnya tidak dapat digunakan
untuk memvalidasi peristiwa nyata, pada keadaaan ini ada peluang
individu untuk memperbaiki atau bahkan merubah pola pikir lama
menjadi pola pikir baru yang lebih fungsional dengan beberapa peristiwa
yang ada.

RANGKUMAN
1. Perubahan pola pikir adalah bertumpu pada pengubahan keyakinan
dari yang emosi penolakan menuju pada emosi afirmasi. Pada dasarnya
adalah mengajak alam bawah sadar untuk mempunyai daya ungkit
perilaku yang mendorong pencapaian keinginan. Beberapa bentuk
perubahan yang dapat mendukung pola pikir bersifat negatif bersifat
positif, pola pikir positif dan pola pikir proaktif.
2. Ada tujuh hukum seorang Pembelajar: (seven laws of learner) yaitu
Pertama kesuksesan itu menyangkut pembelajaran, pengembangan
diri, dan proses menjadi lebih cerdas. Kedua. kecerdasan berkaitan
dengan proses mempelajari sesuatu seturut dengan waktu; menghadapi
tantangan dan menciptakan kemajuan. Ketiga kegagalan sama sekali
tidak menentukan nasib. Keempat upaya adalah sesuatu untuk
menyalakan kemampuan dan mengubahnya menjadi pencapaian.
Kelima keingintahuan (belajar) terus menerus tanpa akhir, serta
pencarian akan tantangan. Keenam bertanggung jawab terhadap
proses-proses yang membawanya kepada keberhasilan dan
mempertahankannya. Ketujuh bersedia menerima umpan balik dan
kritik untuk peningkatan kualitas dan kemajuan
3. Ada enam teknik pengubahan pola pikir dilihat dari teknik-teknik terapi
kejiwaan yaitu pertama mengubah keyakinan dengan pertanyaan kritis.
Kedua mengubah keyakinan dengan teknik afirmasi dan visualisasi.
Ketiga mengubah keyakinan dengan teknik pembebasan diri dari ikatan
emosi. Keempat pengubahan keyakinan dengan menggunakan teknik
hipnoterapi. Kelima adalah pengubahan keyakinan dengan
menggunakan program ”neuro-linguistic”. Keenam adalah pengubahan
keyakinan melalui refleksi sambil mengujinya dengan peristiwa nyata.
4. Teknik tersebut akan semakin efektif apabila orang bisa menghilangkan
atau meminimalkan belenggu jiwa atau virus hati yang sering
menyabotase hati. Semakin besar belenggu jiwa semakin kurang
bermakna upaya pengubahan pola pikir. Sabotase jiwa digambarkan
sebagai perilaku setaniah.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 51


Modul 5: Pola Pikir ASN

PERTANYAAN UNTUK PEMAHAMAN


1. Pola pikir tidak bisa dirubah dengan cara indoktrinasi. Apa buktinya?
2. Coba jelaskan tentang pola pikir pembelajaran ini yang bekaitan dengan
tujuh hukum pebelajaran?
3. Apa perbedaan teknik pertanyaan kritis dengan teknik affirmasi? Apa
contohnya?
4. Bagaimana menerapkan perubahan pola pikir dengan teknik refleksi
dalam situasi konflik?
5. Dalam kantor pemerintahan, sering terjadi pola pikir pimpinan berbeda
dengan pola pikir staf. Apa contohnya?
6. Mengapa banyak pimpinan gagal merubah pola pikir staf ? Bagaimana
pemecahannya?

52 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


52 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

BAB

6
APLIKASI PERUBAHAN POLA PIKIR

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta dapat 1)
menyusun rancangan pengubahan pola pikir; 2) menenetukan langkah-
langkah pengubahan pola pikir.

A. RANCANGAN PENGUBAHAN POLA PIKIR


Barangkali perlu menyimak kembali cerita tentang Robin Hood. Tokoh
ini sangat digemari oleh banyak orang karena kisah heroiknya yang
merampok uang dari orang-orang kaya dan kemudian membagi-bagikan
hasilnya secara merata bagi semua orang miskin. Kalau mengamati
kondisi dunia secara sekilas, banyak orang yang merasa bahwa dunia
ini tidak adil karena orang-orang yang kaya bisa memiliki uang begitu
banyaknya. Memang fakta menunjukkan bahwa sebagian besar uang
yang beredar ini dikuasai oleh hanya sebagian kecil dari masyarakat.
Marshall Sylver, di dalam bukunya yang berjudul Passion Profit Power,
menjelaskan lebih rinci mengenai pertanyaan di atas. Apa jadinya dunia
ini apabila uang yang ada dibagikan secara merata ke semua orang?
Dan ternyata jawabannya cukup menyedihkan. Dalam waktu 5 tahun,
komposisi uang akan kembali seperti semula. Orang-orang yang
dulunya kaya akan kembali menguasai sebagian besar uang yang ada.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya ada pada pola pikir orang
mengenai uang yang dimilikinya. Kebanyakan orang, yang pada
akhirnya akan kembali miskin, akan berpikir "Enaknya uang ini
digunakan untuk membeli apa ya?". Kemudian uangnya dihabiskan
untuk membeli barang-barang, berlibur ataupun bersenang-senang.
Singkat kata, konsumtif. Setelah seluruh uang dibelanjakan, mereka
kembali menjadi miskin.
Hal yang berbeda terjadi pada orang kaya. Orang kaya akan berpikir
bagaimana caranya untuk memanfaatkan uangnya agar dapat
mendatangkan uang lebih banyak lagi. Mereka akan menggunakan
uangnya untuk membuka usaha, ataupun berinvestasi. Akhirnya
mereka akan mengumpulkan uang jauh lebih banyak dari orang biasa.
Kebanyakan orang tidak bisa menerima kenyataan ini. Orang-orang

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 53


Modul 5: Pola Pikir ASN

yang miskin lebih cenderung untuk menyalahkan lingkungan, orang


lain ataupun nasib. Ini adalah tindakan yang tidak tepat. Tindakan
menyalahkan tidak akan merubah orang miskin menjadi kaya.
Berubah Tetapi Tidak Berubah
Selama orang masih melihat pada dirinya ada kudis yang dianggapnya
sebagai tato maka kudis tersebut akan hilang dan mau dihilangkan atau
diobati. Hal ini sering terjadi dalam program-program pemotivasian yang
banyak terjadi kegagalan. Pada saat berada dalam gedung motivasi itu
dikatakan sangat bermanfaat, sangat menarik, sangat berguna, dan
sangat menyemangati. Ternyata begitu keluar melangkah satu kali dari
pintu sudah berubah kembali ke asal. Apa yang menjadi penyebab?
Setelah dicermati ternyata masih banyaknya kotoran hati yang melekat
pada orang tersebut dan sangat memengaruhi perubahan emosi. Itulah
sebabnya mengapa program-program motivasi banyak terjadi
kegagalan. Oleh karena itu, dalam pengubahan pola pikir ini juga kunci
utama adalah membersihkan kotoran hati lebih dahulu. Jika dipikir
apakah ada pengaruh yang kuat emosi itu terhadap semua penyakit
fisik? Kajian mendalam pada ilmu-ilmu baru ini menunjukkan bahwa
semua penyakit dalam bentuk apa saja sumbernya dari emosi. Hanya
saja menemukan akar emosi yang mendasar ini masih mengalami
banyak kendala, sehingga masing banyak yang kurang percaya. Pada
dasarnya, sifat manusia itu cukup fleksibel. Pada suatu kondisi,
manusia menunjukkan keinginan berubah. Namun, pada kondisi lain,
mereka tetap tidak melakukan perubahan. Dengan demikian, kelihatan
ingin berubah tetapi tidak berubah. Atas dasar ini, teknik untuk
mengubah pola pikir perlu dilakukan dengan teknik khusus. Teknik ini
harus dirancang dengan seksama agar memberikan pengaruh nyata
dalam perubahan. Yaitu mengenali kotoran hati yang kontra produktif
dengan tujuan hidup. Melemahkan kotoran hati dari pengaruh perilaku.
Melakukan secara berulang pengubahan pola pikir yang dimaksudkan.
Pola Pikir dan Perilaku ASN
Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa oknum ASN yang begitu
bersemangat dengan antusiasme yang begitu tinggi sewaktu melakukan
tugas sehari-hari. Mereka sangat bergairah dalam kehidupannya.
Mereka sangat menyenangi pekerjaan. Mereka merasa dosa jika bekerja
asal-asalan. Antusiasme yang dimaksud di sini kemungkinan berbeda
dengan arti kebanyakan. Antusiame adalah kata asing anthusiasm yang
asal katanya adalah ”en” yang berarti dalam dan theos yang berarti
Tuhan. Maka kata antusiasme di sini adalah bekerja dengan semangat
tinggi yang dilandasi oleh keyakinan kerja Tuhan di dalamnya.
Dengan pemaknaan ini maka kerja itu sebenarnya adalah amanah.
Akan tetapi seringkali manusia atau oknum tersebut kerja dengan hati
yang tersabotase yaitu tidak percaya lagi dengan apa yang dijanjikan
Tuhan pada manusia jika kerja itu amanah. Permasalahan utama
adalah orang selalu tidak mau menghilangkan virus hati yang telah

54 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


54 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

menyabotasenya dan lebih senang menikmati virus tersebut dengan


janji-janji setengah jangka pendek.

B. LANGKAH-LANGKAH PENGUBAHAN POLA PIKIR


Untuk merubah pola pikir ASN seringkali tidak mudah. Namun ada juga
orang-orang yang mudah berubah. Mereka yang mudah berubah itu
adalah mereka yang menganggap, apa yang diketahui dan dipahami
dirinya belum pasti benar. Dengan pandangan seperti ini mereka selalu
mempertimbangkan dan mengkaji semua informasi baru yang datang
dari luar dirinya. Untuk mengetahui seberapa kokohnya individu
mempertahankan pola pikir lama atau mudahnya individu melepaskan
pola pikir lama berubah menjadi pola pikir ASN yang berpola pikir baru
dapat dilakukan dengan pola perilaku ASN, antara lain, perilaku negatif
dan perilaku positif.
Pola Perilaku Negatif ASN
1. Mendahulukan kepentingan pribadi, golongan atau kelompok
termasuk kepentingan atasannya ketimbang kepentingan publik.
2. Adanya perilaku malas dalam mengambil inisiatif di luar peraturan
3. Kuatnya menunggu petunjuk dari atasannya
4. Sikap acuh tak acuh terhadap keluhan masyarakat/publik
5. Lamban atau bahkan mempersulit dalam memberikan pelayanan
pada publik
6. Kurang berminat dalam mensosialisasikan berbagai peraturan
kepada masyarakat.
Semua ini telah dan biasa dilakukan oleh ASN yang memiliki pola pikir
negatif yang cenderung dianggap pola pikir yang tidak mau berubah
berkaitan dengan perkembangan jaman, dengan adanya budaya
transparansi (keterbukaan), peduli terhadap publik, sadar akan peran
ASN adalah sebagai pelayan dsb. Oleh sebab itu pola pikir perilaku ASN
harus diubah dengan:
Pola Perilaku Positif ASN
Tidak mendahulukan kepentingan pribadi, golongan atau kelompok
termasuk kepentingan atasannya ketimbang kepentingan publik.
1. Tidak memiliki perilaku malas dalam mengambil inisiatif di luar
peraturan, seluruh perilaku inisiatif harus berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Budaya menunggu petunjuk dari atasannya merupakan barang
kuno yang perlu dikikis habis, dalam melaksanakan tugas
berdasarkan teknik PDCA atau POAC.
3. Meningkatkan sikap peduli terhadap keluhan masyarakat/publik
dan memberikan layanan yang terbaik.
4. Berikan pelayanan pada publik dengan penuh keramahan,
kejujuran, keterbukaan secara efektif dan efisien.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 55


Modul 5: Pola Pikir ASN

5. Sosialisasikan berbagai peraturan kepada masyarakat agar


masyarakat/ publik cepat menerima informasi terhadap perubahan-
perubahan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penerapan perubahan pola pikir terhadap ASN bukannya pekerjaan
mudah tetapi juga merupakan kesulitan. Karena semua itu bagaimana
meng-internalisasikan perubahan pola pikir tersebut kepada ASN agar
dapat diterima dengan penuh suka rela.
Di samping pola perilaku positif ASN tersebut di atas seorang ASN
diharapkan memiliki perilaku untuk kerja keras, kerja kerja cerdas,
dan kerja ikhlas.
Kerja keras adalah bentuk usaha yang terarah dalam mendapatkan
sebuah hasil dengan menggunakan energi sendiri sebagai input (modal
kerja). Oleh karena akan tampak lebih sehat, bugar, gesit, tangkas dan
cekatan, berbinar-binar dan terlihat optimis, dan hal tersebut akan
membutuhkan semua untuk dapat menghasilkan output kerja yang
maksimal. Seorang pekerja keras memiliki ciri-ciri antara lain; 1)
memiliki stamina diri yang kuat (endurance), memiliki disiplin yang
tinggi (dicipline), memiliki keberdayagunaan yang tinggi (resourceful),
dan memiliki ketersediaan yang tinggi (availibility).
Kerja Cerdas adalah bentuk usaha terarah untuk mendapatkan sebuah
hasil dengan menggunakan mesin kecerdasan sebagai daya upaya
ungkit prestasi kerja. Seorang pekerja cerdas memiliki ciri-ciri antara
lain ; 1) mempu meningkatkan skala dan waktu, 2) mampu
mengefektifkan sistem, 3) mampu mengkapitalisasi aset, 4) mampu
menempat orang, dan 5) mampu memperlancar keadaan.
Kerja Ikhlas adalah bentuk usaha terarah dalam mendapatlan sebuah
hasil dengan menggunakan kesucian hati sebagai manifestasi
kemuliaan dirinya. Seorang pekerja ikhlas memiliki ciri-ciri antara lain
; 1) memiliki kapasitas hati yang besar, 2) memiliki kejernihan
pandangan, 3) selalu memberi lebih, dan 4) menjadikan 4-TA (harta,
takhta, kata dan cinta yang dimiliki sebagai sumber manfaat.
Dengan menggunakan kekuatan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja
ikhlas, kita akan mampu menciptakan prestasi-prestasi yang
menakjubkan.

RANGKUMAN
1. Pola pikir menentukan keberhasilan, orang yang berhasil adalah orang
yang mempunyai pola pikir untuk berhasil. Orang gagal orang yang
memelihara pola pikir kegagalan.
2. Keberhasilan orang melalui pengubahan pola pikir tidak akan terjadi
selama di dalam orang tersebut masih banyak kotoran hati. Rencana
untuk mengubah pola pikir dilakukan melalui pengenalan kotoran hati.
3. Teknik untuk mengubah pola pikir semakin efektif apabila orang bisa
menghilangkan atau meminimalkan belenggu jiwa atau virus hati yang

56 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


56 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

sering menyabotase hati. Semakin besar belenggu jiwa semakin kurang


bermakna upaya pengubahan pola pikir. Sabotase jiwa digambarkan
sebagai perilaku setaniah.

PERTANYAAN UNTUK PEMAHAMAN


1. Pola pikir tidak bisa diubah dengan cara indoktrinasi. Apa buktinya?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kotoran hati yang menghambat
terjadinya pengubahan pola pikir?
3. Jelaskan yang dimaksudkan dengan kotoran hati yang banyak terjadi
pada ASN?
4. Jelaskan kesulitan paling besar dalam mengubah pola pikir agar dapat
menuju keberhasilan?

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 57


Modul 5: Pola Pikir ASN

BAB

7
PERMASALAHAN DALAM MENGUBAH POLA PIKIR

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran pada mata pelatihan ini, peserta dapat 1)
menjelaskan kendalaa dalam mengubah pola pikir; 2) menguraikan
upaya mengatasi permasalahan dalam mengubah pola pikir.

A. KENDALA DALAM MENGUBAH POLA PIKIR


Banyak permasalahan dalam mengubah pola pikir individu. Hambatan
itu antara berkaitan dengan kokohnya pola pikir lama akibat pola pikir
itu sudah merupakan bagian dari individu. Pola pikir lama itulah yang
membantu individu dalam bekerja selama kehidupannya. Hambatan
pola pikir lama itu sering disebut sebagai hamabatan hati individu.
Hambatan ini seringkali membelenggu pikiran dan pola pikir.
Kebanyakan justru semakin berilmu orang itu semakin kokoh
hambatan hatinya. Keluhan yang sering muncul adalah ’Saya mau
berubah tetapi apa mungkin kalau lainnya tidak berubah’. Enak dong
orang yang tidak masuk dan yang masuk rajin pendapatnya sama saja.
Untuk apa Saya harus mengubah pikiran lama, apakah kalau pola pikir
saya berubah akan menjamin kesuksesan. Atau sering juga kita dengar
juga keluhan ”ah... saya sudah mau berubah kenyataannya kehidupan
saya masih begitu-begitu saja, apa yang akan Saya peroleh’.
Jika kita tidak menyadari akan hambatan hati tersebut maka akan
menjadi masalah semakin berat. Perubayan pola pikir setiap orang
diperngaruhi oleh pengaruh dari dalam (internal) dan dari luar
(eksternal). Oleh karena itu kita perlu mengenali hambatan hati tersebut
untuk dapat melaksanakan pengubahan pola pikirdari internal maupun
eksternal
Hambatan yang bersifat internal antara lain:
Blok Persepsi
 Mengharapkan/mengartikan sesuatu seperti yang ada pada diri kita
 Kecenderungan memberikan arti kepada sesuatu kepada suatu
peristiwa
 Kurang teliti akan informasi karena asumsi yang tidak akurat
 Mudah terjebak dalam suatu masalah

58 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


58 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

 Sulit melihat secara sederhana dan obyektif


 Tidak dapat melihat dari masalah dari berbagai aspek
 Sering berprasangka tidak baik.
Blok Ego
 Selalu menyalahkan orang lain (melihat diri sebagai sempurna).
 Tidak dapat menghadapi kelemahan sendiri membangun
kepercayaan diri dengan merendahkan orang lain.
 Mengabaikan tanggung jawab untuk memperbaiki dirinya.
 Memaksa orang lain mengikuti keinginannya.
 Terjebak dalam bersikap sebagai ‘human doing’, lupa bahwa kita
adalah ‘human being’
 Selalu berorientasi kepada ‘apa yang Saya peroleh’ dan melupakan
‘apa yang Saya berikan’. Semuanya tampak suram saat hal yang
diinginkan tidak tercapai.
Blok Intelektual
 Melakukan sesuatu karena kebiasaan, bukan karena tepat dan
berguna. (“Jatuh cinta” dengan metode tertentu dan selalu
menggunakannya walaupun kurang tepat).
 Benar atau salah, tetap harus begini/begitu (kelumpuhan
intelektual).
 Terjebak dalam logika sendiri dan memandangi segala hal menurut
logika pribadinya.
 Pemecahan masalah secara langsung adalah hal yang serius, tetapi
humor adalah hal yang tidak perlu.
 Lebih suka mematikan gagasan daripada mengembangkannya.
 Terlalu bergantung pada “analisis rasional”, sehingga mengabaikan
intuisi dan imajinasi.
Blok Emosi
 Takut membuat kesalahan/gagal
 Tidak bisa membedakan antara realita dan fantasi
 Tidak dapat hidup sekarang . Perasaan bersalah, amarah, bersedih,
dan kuatir yang berlebihan, tidak mampu ke luar, memandangi
secara obyektif dan belajar dari pengalaman. Terhambat dalam
pertumbuhan emosi.
 Tidak menyadari bahwa kita selalu punya pilihan dalam
menentukan reaksi atas suatu peristiwa
 Emosi yang tidak terkendali.
 Kurangnya kebersamaan hati, empati dan penghargaan kapada diri
sendiri
Hambatan yang bersifat Eksternal
Blok Kultur/Kultur Lingkungan
 Kurang kerjasama dan kurang percaya pada kerjasama
 Bos yang otokratis yang hanya menghargai pendapatnya sendiri.
Tidak memberi kesempatan pada yang lain
 Kesulitan dalam menerima perbedaan

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 59


Modul 5: Pola Pikir ASN

 Kurang menerima dan memberikan penghargaan


 Bergantung kepada orang lain untuk memecahkan masalahnya.
Selalu menyalahkan lingkungan, memandangi diri sebagai ‘korban’
 Tidak terbangunnya shared bilieve dan values sebagai pedoman
dalam lingkungan
 Tidak mampu beranjak dari tradisi
 Tanpa disengaja, kita sering membiarkan orang yang salah
memasuki kehidupan ita dengan sikap dan kebiasaan yang dapat
merusak kebahagiaan maupun keberhasilan kita.
 Apa pengaruh lingkungan Anda terhadap performa dan perasaan
Anda ?
 Apakah mereka memberikan pengaruh positif dan memotivasi ?
Teman Yang Kurang Mendukung
 Adanya faktor teman kerja yang memotivasi
 Pengaruh pendidikan teman yang terbatas
 Kurang memberikan smeangat
 Teman kurang berani mengambil resiko
 Ikut-ikutan gaya kerja temannya
 Selalu berpikir negatif
Karena Sebagai Bawahan
 Kompetensi bawahan yang kurang mendukung
 Adanya kemauan bawahan untuk bekerja namun tidak mampu
 Adanya kamampuan namun tidak mau
 Namun bawahan tidak mampu dan tidak mau
Iklim Kerja Yang Kurang Mendukung
 Ruang bekerja kurang nyaman
 Pengaturan tata ruang kerja kurang baik
 Hubungan keja kurang baik
 Kerja sama antar pegawai kurang baik
 Hubungan atasan dan bawahan tidak harmonis

B. UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN DALAM PENGUBAHAN POLA


PIKIR
Banyak orang yang menghadapi masalah pola pikir negatif. Pikiran
akan memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk emosi dan
perilaku. Kita perlu mengetahui cara mengatasi pikiran negatif untuk
mencegah munculnya akibat negatif. Kabar baiknya, Anda bisa
mengubah kebiasaan berpikir negatif dengan mengenali pola pikir,
mengubah apa yang Anda pikirkan, berpikir lebih optimis, dan
mengatasi pikiran negatif dengan cara yang tepat.

60 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


60 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

1. Mengenali pola pikir negatif

 Buatlah daftar pikiran negatif yang muncul secara


spontan. Pikiran berkaitan langsung dengan perasaan dan
perilaku. Oleh sebab itu, pikiran kita akan memengaruhi
perasaan yang akan memengaruhi cara kita berperilaku.
Ketiganya (pikiran, perasaan, dan perilaku) juga saling
memengaruhi secara simultan. Gagasan tersebut berperan
penting dalam terapi perilaku melalui aspek kognitif (Cognitive
Behavioral Therapy [CBT]), yaitu salah satu teknik terapi
untuk mengatasi pola pikir negatif.[1] CBT adalah terapi yang
sangat efektif untuk mengubah pola pikir negatif.[2] Mencatat
semua pikiran negatif membuat Anda lebih menyadari apa
yang Anda pikirkan dan meningkatkan kemampuan Anda
dalam memperbaiki pola pikir.
 Beberapa contoh pikiran negatif: “Aku sangat bodoh, tidak ada
yang baik dari diriku, hal yang buruk akan terjadi, (dan) aku
pasti gagal.”
 Jika Anda ragu dengan pola pikir yang Anda miliki,
bertanyalah kepada anggota keluarga atau teman apakah
mereka bisa memberi tahu pola pikir Anda yang mereka
anggap negatif atau merugikan.

2. Cari tahu apa sebabnya Anda memiliki pola pikir negatif. Anda
bisa mengetahui penyebab munculnya pola pikir negatif dengan
mengetahui sumber pola pikir tersebut. Mungkin Anda memiliki
cara berpikir yang merugikan karena masalah yang pernah Anda
alami.
 Cari tahu penyebab atau situasi yang membuat Anda terbiasa
berpikir negatif. Contohnya, jika Anda berpikir “Aku tidak
baik,” berusahalah mencari tahu situasi yang membuat Anda
berpikir seperti ini. Keadaan tertentu bisa memengaruhi
pikiran Anda, contohnya: ibuku berpesan bahwa aku harus
mendapatkan nilai baik, tetapi aku gagal, aku dipecat dari
pekerjaan, hubunganku sudah berakhir, dan temanku
bersikap buruk kepadaku.
 Setelah itu, berusahalah mencari tahu kapan dan bagaimana
pikiran negatif cenderung muncul agar Anda bisa menemukan
pola dari pikiran Anda. Dalam situasi apa? Siapa saja yang
bersama Anda? Di mana Anda saat itu? Contohnya, jika Anda
sering berpikir bahwa Anda bodoh, amati pikiran ini biasanya
muncul saat Anda berada di mana, siapa yang sedang bersama
Anda, dan kapan agar Anda bisa mengenali polanya.
Contohnya, mungkin Anda akan berpikir, “Aku bodoh” karena
terlambat masuk kerja, selama bekerja, atau sedang sendirian.

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 61


Modul 5: Pola Pikir ASN

3. Bentuklah pola dari daftar yang Anda buat. Pertama-tama,


kenali dahulu pola pikir Anda secara spesifik sebelum
mengubahnya. Pikiran negatif biasanya terbentuk menjadi pola
pikir yang disebut keyakinan dasar atau kebiasaan berpikir yang
merugikan. Pola pikir tersebut akan tertanam dalam pikiran
kita.[3] Selain merugikan, pikiran ini tidak sesuai kenyataan.
Pikiran ekstrem tersebut tidak memperhitungkan bahwa ada
banyak faktor lain yang memengaruhi pengalaman hidup atau
orang-orang. Tulislah pola atau kebiasaan berpikir yang Anda
miliki. Contohnya, jika Anda cenderung berpikir, “Aku bodoh,”
pikiran ini adalah salah satu petunjuk dari adanya pola pikir
mengkritik diri sendiri. Ada beberapa kesalahan berpikir yang
biasa terjadi:
 ”Membesar-besarkan” yang artinya berpikir akan terjadi hal
terburuk, misalnya “Sesuatu yang buruk akan terjadi.”
 ”Menggeneralisasi” yang artinya menyimpulkan apa yang akan
Anda alami berdasarkan satu kejadian tertentu lalu berpikir,
“Aku selalu melakukan kesalahan ini.”
 ”Membaca pikiran” yang artinya berpikir bahwa Anda tahu apa
yang orang lain pikirkan. Contohnya, “Aku tahu kalau ia tidak
suka padaku.”
 ”Meramalkan masa depan” yang artinya meyakini bahwa Anda
tahu apa yang akan terjadi, misalnya, “Aku pasti gagal.”
 ”Mengkritik diri sendiri” yang artinya berpikir negatif tentang
diri sendiri, misalnya, “Semua ini salahku. Aku memang
bodoh.”
 ”Berpikir hitam-putih” yang artinya berpikir hanya sebatas baik
atau buruk dalam hal apa pun dan tidak ada yang di tengah-
tengah. Contohnya, orang yang berpikir hitam-putih akan
mengatakan “Ia adalah orang yang paling menyebalkan” atau
“Ia adalah orang yang paling menyenangkan”, tetapi tidak
pernah berpikir, “Walaupun sulit dihadapi, ia tetap bisa diajak
berteman.”

4. Pikirkan akibatnya. Berusahalah memahami apa sebabnya


pikiran tertentu dianggap negatif agar Anda tahu mengapa pikiran
tersebut harus diubah.[4] Contohnya, jika pikiran negatif “Aku
tidak cukup baik” membuat Anda kesulitan bersosialisasi, rendah
diri, atau menyakiti diri sendiri, hal-hal tersebut adalah akibat
langsung yang negatif. Berusahalah mengingat lagi akibat negatif
yang pernah terjadi ketika muncul pikiran berulang seperti ini.

62 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


62 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

RANGKUMAN
1. Permasalahan dalam perubahan pola pikir adalah bertumpu pada
pengubahan yang yang berasal dari dalam (internal) persepsi, ego,
intelektual dan emosi seseorang. Sedangkan hambatan yang merasal
dari luar adalah (eksternal) meliputi faktor lingkungan, teman
sejawad yang kurang mendukung, karena sebagai bawahan dan
iklim kerja yang kurang kondusif.
2. Seluruh penghambat dalam perubahan pola pikir tersebut akan
semakin efektif apabila orang bisa menghilangkan atau
meminimalkan belenggu jiwa atau virus hati yang sering
menyabotase hati. Semakin besar tekanan jiwa semakin kurang
bermakna upaya pengubahan pola pikir.

PERTANYAAN UNTUK PEMAHAMAN


Jelaskan yang dimaksud dengan mental blok yang menjadi penghambat
pengubahan pola pikir?

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 63


Modul 5: Pola Pikir ASN

BAB

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
ASN di lingkungan Kemendikbudristek direkrut dari berbagai kalangan
dengan latar belakang yang berbeda, dengan pola pikir yang berbeda
pula. Pengalaman bekerja di lingkungan masing-masing ASN akan
memberi warna pada pola pikir dan tindakan ASN yang akan
berpengaruh pada kinerja organisasi. Agar mampu melaksanakan
Tugas dan Fungsinya dengan optimal maka perlu dilaksanakan
penyamaan persepsi melalui Pelatihan. Salah satu materi yang
diberikan pada pelatihan yaitu materi pola pikir. Apakah pola pikir itu?

Pola pikir adalah pola-pola dominant yang menjadi acuan utama


seseorang untuk bertindak (workshop pengembangan jati diri dan pola
pikir bagi para pejabat structural dan fungsional 2003). Selanjutnya
dikatakan bahwa pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran
bawah sadar seseorang. Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir
(mind setting LPCD 2005). Mel Sandy dalam bukunya The Piece of Mind
mengatakan bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi
tersimpan. Pengalaman-pengalaman sejak masa kecil di rekam secara
permanent. Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar
inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Rekaman bawah sadar ini
berasal dari lingkungan dimana dia berada. Beberapa pengaruh
lingkungan yang terekam pikiran bawah sadar seseorang bisa positif
dan juga bisa negatif. Pengaruh lingkungan tersebut di antaranya
adalah lingkungan keluarga dimana seseorang tersebut dibesarkan,

64 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)


64 │ Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

lingkungan pergaulan seseorang. Kesemuanya tersebut direkam secara


permanent dalam pikiran bawah sadarnya.

Mengapa pola pikir perlu dirubah? Perubahan pola pikir diharapkan


agar ASN mampu mengembangkan pola pikir yang positif dan
meminimalisasikan pola pikir dirinya yang negatif. Ini berarti akan
mensukseskan tugas dan peranan ASN sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat, dan palayan masyarakat.

Perubahan pola pikir tidak mudah untuk dilakukan. Ada berbagai


hambatan yang mungkin muncul diantaraya adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal dalam artian faktor dari dirinya yang
meliputi blok ego, blok intelektual, blok emosi dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dimana dia
berada. Kearah mana perubahan perubahan pola pikir? Berfikir linier
ke berfikir system, berfikir bagian ke berfikir menyeluruh, berfikir
herarkis ke berfikir jaringan, berfikir structural ke berfikir proses,
berfikir obyek ke berfikir hubungan.

B. Tindak lanjut
Untuk lebih memperdalam pengertian saudara tentang pola pikir
saudara, silahkan saudara mengingat kembali rekaman bawah sadar
saudara selama ini. Tuliskan standar kertas dan lakukan muhasabah
diri. Selanjutnya bacalah literature-literatur yang berkaitan dengan pola
pikir. Renungkan “Perubahan anda, merubah pola pikir anda? Bila ya
kapan mulainya? Dan dimulai dari mana?

Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) │ 65


Pola Pikir Aparatur Sipil Modul 6: Pola Pikir ASN

DAFTAR PUSTAKA

Adi W Gunawan, Born to be a Genius, P1 Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta 2003;
Agus Ngermanto, Quantum Quantient, cara praktis melecitkan kecerdasan
IQ, EQ dan SQ yang harmonis, Bambang 2001;
Agus Sunario (2004), Mind Seting, Jakarta: International Thinking Training
& Consultancy
Alec Fisher. (2009). Berpikir Kritis. Sebuah Pengantar Terjemahan
Benyamin Hidanatara. Jakarta: Erlangga.
ALEX Sobur, Psikologi Umum, Psikologi Umum dan Lintasan Sejarah,
Penerbit Pustaka, Bambang 2003;
Anderson, Ole Marey MArey Marsh dan Arthur Harneuy 199, Learning With
The Caherles, San Francisco IND Institute;
Bloom, Jefrey W. 2010. "Systems Thinking, Pattern Thinking, and
Abductive Thinking as the Key Elements of Complexs Learning."
the annual meeting of the American Educational Research
Association. Northern Arizona University.
1-28.
Bower, Gordon H., Ernest R. Hilgard (1981). Theories of Learning, US:
Prentice-Hall Inc.
Coward, L. Andrew. 1990. Pattern Thinking. New york: Praeger.
DePorter, Bobby & Mike Hernacki (2000), Quantum Learning. Terjemahan
Sri Meuti, Bandung: Penerbit Kaifa.
Desentralized Thinking Role, Playing Activities Jurnal of Learning Science
7 (2) 153-17;
Domjan, Michael; Barbara Bukhard (1986), The Principles of Learning and
Behavior, USA: Wadsworth, Inc.
Dweck S. C (2006), Mindset: The New Psychology of Success, NewYork:
Random House.
Farid Poniman, Indrawan Nugroho, Jamil Azzaini, (2009), Solusi Esensial
Meraih Sukses dan Hidup Mulia, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hemphill, JK., & Coons, A.E (1977), Development of Leader Behavior
Description Questionnaire, Ohio State University.
Hinken, Brien, Working in High-Leverage Zones With the Double Leep;
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (2002), Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja, Jakarta.
Kouze, James M: Barry Z. Posner (1999), The Leadership Challenge,
Terjemahan Anton Adiwiyoto, BATAM: Interaksara.
Modul 5: Pola Pikir ASN

Lawrence E Shapiro, Phl. Emosional Intelligence PT Gramedia, Pustaka


Utama, Jakarta 1997; Learning Matris. The System Hinker, Vol 12
No. 8;
Maxwell, John C. (2004), Developing The Leader Within You. Terjemahan:
Arvin Saputra. BATAM: Penerbit Interaksara.
Mustaji. (2012). “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
dalam Pembelajaran”, http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-
kemampuankritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran, diakses pada
14 Desember 2018.
Peter Senge (1990), The Fifth Discipline, The Art And Practice of Learning
Organization, Doubleday, Currency Book.
Resnic M & (1996), Beyond the Centralized Mindset Journal of the Learning
Sciences 5 (1) 1-22;
Resnick M & Wilensky U (1997) Driving into Complexity Developing
Probablistic;
Richmond Barry 1993 System Thinking Critical Rhinking Skill for the 1990
and becyord, system dynamic review vol 9 no. 2;
Ricky Linksman (2004), Cara Belajar Cepat, Semarang: Dahara Prize.
Rostzheim W (1994) entering the complexity Indianapolis SAMS/Prentice
Hal;
Sange P (1990) the fifth Discipline new York Doubleday Curreney;
Stephen R. Covey (2003), Kepemimpinan Berkekuatan Prinsip, Jakarta:
Penerbit Progres.
Taqufik Bahudin, Braintware Management, generasi ke lima management
SDM Efek Media Kompirando, Jakarta, Desember 2003.

2 Bahan Ajar Pelatihan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)

Anda mungkin juga menyukai