I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PNS 1. Pelimpahan status kepegawaian pusat ke daerah karena kebijakan otonomi daerah berjumlah 2,3 juta PNS 2. Kebijakan Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi PNS berjumlah 899. 866 CPNS 3. Kebijakan Pengangkatan Sekdes menjadi PNS berjumlah 46.521 PNS 4. Persentase antara jumlah belanja pegawai dengan belanja publik didalam APBD tidak rasional
2
5. Pemekaran Wilayah/Daerah yang berdampak pada penambahan Formasi PNS. 6. Perkembangan Teknologi Informasi secara cepat dan pesat. 7. Kebijakan Peleburan/penggabungan/pembubaran instansi (kementerian sosial, kementerian penerangan)
3
4. Rasio PNS terhadap penduduk Indonesia 1,98% masih cukup moderat Sebagai perbandingan beberapa Negara ASEAN
NO 1 2 3 4 NEGARA Indonesia Malaysia Filipina Thailand PROSENTASE % 1,98 3,7 2,9 1,9
5
6 7 8 9
Kamboja
Laos Vietnam Darussalam Myanmar
1,2
1,8 2,1 11,4 0,7
7
% Wanita
(4)
% Jumlah
(6)
Pria
(2)
Pertumbuhan
(3)
Pertumbuhan
(5)
Pertumbuhan
(7)
2006
2007 2008 2009 2010 2011
2.144.320
2.292.555 2.257.408 2.455.269 2.460.283 2.403.178
0,59 1.580.911
6,91 1.774.646 -1,53 1.825.952 8,76 2.068.936 0,20 2.137.817 -2.32 2.167.640
3,28 3.725.231
12,25 4.067.201 2,89 4.083.360 13,31 4.524.205 3,33 4.598.100 1,40 4.570.818
1,72
9,18 0,40 10,80 1,63 -0.59
8
Esl. II
Esl. IIII Esl. IV Esl. V Fungsional Tertentu Fungsional Umum JUMLAH
5.240
33.616 143.362 10.036 2.155.193 2.222.935 4.570.818
9
Pria
(2)
Pertumbuh an
(3)
Wanita
(4)
Pertumbuh an
(5)
Jumlah
(6)
Pertumbuh an
(7)
58,04 1,689,587 58,91 76,22 37,16 30,40 27,683 201,457 77,949 158,517
Jumlah
927,462
43.03 1,227,731
56,97 2,155,193
100.00
10
Pria
(2)
%
(3)
Wanita
(4)
%
(5)
Jumlah
(6)
%
(7)
78,409 108,986 862,528 25,515 260,724 172,024 12,454 801,824 74,248 6,466 2,403,178
93.97 88.01 56.93 33.78 37.65 39.94 65.38 52.93 68.99 79.07 52.58
5,028 14,848 652,552 50,026 431,778 258,648 6,595 713,082 33,371 1,712 2,167,640
6.03 83,437 11.99 123,834 43.07 1,515,080 66.22 75,541 62.35 692,502 60.06 430,672 34.62 19,049 47.07 1,514,906 31.01 107,619 20.93 8,178 47.42 4.570.818
1.83 2.71 33.15 1.65 15.15 9.42 0.42 33.14 2.35 0.18 100.00
11
56 - 60
61 - 65 65 + Jumlah
2,356
83,437
2,179
-
52,965
-
2,452
75,541
76,901
692,502
12,790
430,672
148
-
53,322
2,675 63
9,170
2,748 43 107,619
1,585
1,042 281
213,868
6,465 387
123,834 1,515,080
19,049 1,514,906
8,178 4,570,818
12
10.
PNS yang akan mencapai Usia Pensiun 2011-2014 sejumlah 488.494 dengan Tahun 2011 : Tahun 2012 : Tahun 2013 : Tahun 2014 : Total 107.418 124.175 123.167 133.734
: 488.494
13
Kelompok I II III IV V
14
UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 Pasal 3 (1)Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan. Pasal 7 (2) Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas dan dan menjamin kesejahteraannya
15
V.
dan
Peraturan Bersama Menteri PAN & RB, Menteri Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan Nomor : 02/SPB/M.Pan-RB/8/2011, 800-632 Tahun 2011, 141/PMK.01/2011 24 Agustus 2011
16
3. Pimpinan Instansi Pusat dan Daerah melakukan Redistribusi (penyaluran ke satuan organisasi yang membutuhkan) pegawai sesuai dengan kompetensi di instansi masing-masing berdasarkan hasil penataan organisasi dan PNS dan Hasilnya dilaporkan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
4. Instansi Pusat dan Daerah menyusun Proyeksi Kebutuhan PNS selama 5 (lima) tahun ke depan yang pemenuhannya dilakukan secara berkesinambungan dengan sasaran prioritas per tahun yang jelas sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan hasilnya disampaikan paling lambat tanggal 30 Juni 2012
17
PENGERTIAN
Penataan PNS adalah suatu proses analisis secara sistematis dan berkelanjutan untuk memperoleh kuantitas, kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga dapat mewujudkan visi dan misi organisasi menjadi kinerja nyata.
18
ORGANISASI
PENATAAN PEGAWAI
19
20
1. PERSIAPAN PENATAAN
ANALISIS JABATAN
Informasi Jabatan : a. Uraian Jabatan b. Syarat Jabatan c. Peta Jabatan dan Kekuatan Pegawai
Tidak Ada
Ada
Peninjauan Kembali
21
a. Uraian Jabatan
Uraian jabatan meliputi nama jabatan, kode jabatan, ikhtiar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan resiko bahaya
22
b. Syarat Jabatan
Syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan ruang, pendidikan, kursus/diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerja
23
c. Peta Jabatan
Peta jabatan terdiri atas susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional yang tergambar dalam struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai, pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban kerja unit organisasi
24
25
JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU GURU PNS pada SARANA PELAYANAN KESEHATAN TENAGA STRUKTURAL
PERATURAN BERSAMA
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan
(No. 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011; No. 800-632 Th 2011; No. 141/PMK.01/2011)
(1) Untuk menghitung jumlah kebutuhan PNS berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja pada Pemerintah Daerah, Menpan&RB menugaskan Gubernur dan Bupati/Walikota untuk menghitung jumlah kebutuhan PNS dilingkungan masing-masing sebagaimana diatur dalam PerMenpan&RB No. 26 Th 2011 tentang Perhitungan Jumlah Kebutuhan PNS Yang Tepat Untuk Daerah dan hasilnya dilaporkan kepada Menpan&RB dan Kepala BKN paling lambat pada akhir bulan Desember 2011; (2) Untuk menghitung jumlah kebutuhan PNS berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja pada Pemerintah Pusat, Menpan&RB meminta para Menteri dan Pimpinan Lembaga untuk menghitung jumlah kebutuhan PNS dilingkungan masing-masing sebagaimana diatur dalam Keputusan Menpan&RB No. KEP.75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi PNS dan hasil perhitungan jumlah kebutuhan PNS berdasarkan kelompok jabatan tersebut disampaikan kepada Menpan&RB dan Kepala BKN paling lambat pada akhir bulan Desember 2011
36
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi PNS
Kep.Men.PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
Perhitungan Kebutuhan Pegawai dengan Metode Umum Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pegawai adalah mengidentifikasi beban kerja melalui: a. Hasil kerja b. Objek kerja
c. Peralatan kerja
d. Tugas per tugas jabatan
37
Beban kerja
Standar kemampuan Rata-rata
X 1 orang
Contoh: Jabatan : Pengentri Data Hasil Kerja : Data Entrian Beban Kerja/Target Hasil : 200 data entrian setiap hari Standar Kemampuan Pengentrian : 30 data per hari Perhitungannya adalah: 200 data entrian X 1 orang = 6,67 orang 30 data entrian Dibulatkan menjadi 7 orang
38
Peralatan kerja
Rasio Penggunaan Alat Kerja
Contoh: Bis angkutan pegawai
Satuan alat kerja Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja : Bis
X 1 orang
Kernet Bis: 20 bis X 1 Kernet = 20 Kernet Bis 1 bis Montir Bis: 20 bis X 1 Montir = 4 Montir Bis 5 bis
41
42
URAIAN TUGAS
2
BEBAN TUGAS
3
SKR
4
WPT
5 (3X4)
1 2 3 4 5 6 7
Mengetik surat Mengagenda surat Mengarsip surat Melayani tamu Menyusun laporan Daftar hadir Mengadministrasikan Kepegawaian Dan seterusnya
840 menit 144 menit 120 menit 24 menit 30 menit 1.440 menit n menit
WPT
2.598 + n menit
43
X 1 orang
.. orang
44
4. Tata Cara Menghitung Jumlah Pegawai yang Tepat Untuk Daerah Berdasarkan Permenpan dan RB No. 26 Th 2011
Penetapan Jumlah pegawai adalah jumlah total dari kebutuhan jabatan struktural, kebutuhan jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu a. Perhitungan jumlah PNS untuk jabatan Struktural :
Dilakukan dengan menghitung seluruh struktur organisasi yang diatur berdasarlkan peraturan daerah tentang organisasi dan tata kerja perangkat daerah baik yang dibentuk berdasarkan PP 41 tahun 2007 maupun peraturan perundangan lainnya
Dihitung berdasarkan jumlah struktur organisasi sesuai Perda tentang SOTK X1 (kecuali Rumah Sakit, Puskesmas)
45
b. Perhitungan jumlah PNS untuk jabatan fungsional yang memberikan pelayanan tidak langsung pada masyarakat : Dilakukan dengan menghitung jumlah : 1) Unit organisasi teknis terendah (eselon IV atau V) dikalikan 2 pegawai, contoh: analis, pengadministrasi umum; Apabila unit organisasi teknis terendahnya eselon III dikalikan 3 s/d 5 pegawai 2) Unit organisasi kesekretariatan terendah (eselon IV atau V) dikalikan 3 s.d. 5 pegawai, contoh : pengadministrasi umum: layanan surat/telepon, pengetikan, pencatatan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan/RT) Jabatan fungsional yang memberikan pelayanan tidak langsung pada masyarakat yang organisasi terendahnya eselon IV dan V organisasi terendahnya setingkat eselon III Unit organisasi Kesekretariatan
2P x jumlah eselon IV atau V 3P s/d 5P x jumlah eselon III 3P s/d 5P x jumlah eselon IV atau V
46
3P bagi Daerah dg jmlh pddk kurang dari 500.000 jiwa 4P bagi Daerah dg jmlh pddk 500.001 s/d 1.500.000 jiwa 5P bagi Daerah dg jmlh pddk lebih dari 1.500.000 jiwa
Daerah Provinsi :
3P bagi Provinsi dg wilayah koordinasi kurang dari 10 Kab/Kota 4P bagi Provinsi dg wilayah koordinasi 10 s/d 20 Kab/Kota 5P bagi Provinsi dg wilayah koordinasi lebih dari 20 Kab/Kota
47
c.
Perhitungan jumlah kebutuhan PNS untuk jabatan fungsional yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat yang bersifat administrasi;
Dilakukan dengan menghitung jumlah unit organisasi terendah (eselon IV) yang berfungsi memberikan pelayanan langsung pada masyarakat yang bersifat administrasi seperti perijinan, pelayanan keterangan, kartu penduduk/ kartu kuning dll. Dikalikan 3 s/d 7 pegawai
3P s/d 7P x jumlah eselon IV dan atau V yang memberikan layanan langsung yang bersifat teknis administratif
48
Jabatan fungsional yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat yang bersifat teknis administratif
3P Bagi Provinsi dg wilayah koordinasi kurang dari 6 Kab/Kota 4P Bagi Provinsi dg wilayah koordinasi antara 6 s/d 12 Kab/Kot 5P Bagi Provinsi dg wilayah koordinasi antara 13 s/d 18 kab/Kota 6P Bagi Provinsi dg wilayah koordinasi antara 19 s/d 25 Kab/Kota 7P Bagi Provinsi dg wilayah koordinasi lebih dari 25 Kab/Kota
49
d.
Perhitungan jumlah kebutuhan PNS untuk jabatan fungsional yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat yang bersifat lapangan seperti Penyuluh Pertanian, Penyuluh KB, Instruktur, Pengawas Ketenagakerjaan, Pengawas Teknik Tata Bangunan dan Perumahan dll Dilakukan dengan menghitung rasio antara : - objek kerja - hasil kerja - tugas/waktu kerja - perangkat kerja
sesuai karakteristik masing-masing jabatan Misalnya : 1P Pengawas Ketenagakerjaan mengawasi 98 Perusahaan (pelayanan langsung pada Masyarakat) 1P Penyuluh KB memberikan penyuluhan bagi 1.000 Pasangan usia subur Sesuai dengan Jabatan fungsional yang memberikan besarnya obyek / pelayanan langsung pada masyarakat hasil perangka/ yang bersifat dan bertugas dilapangan waktu kerja tugas
50
Nama jabatan
Satuan Obyek Kerja Pasangan Usia Subur (PUS) Kecamatan Potensial perikanan
Volume
1. Penyuluh KB
10.000 orang
2. Penyuluh Perikanan
3 kec Sangat Potensial perikanan 2 kecamatan potensial perikanan 2 kecamatan kurang potensial perikanan
Bagi Kec sangat potensial 2 penyuluh per kecamatan Bagi Kec potensial 1 penyuluh per kecamatan Bagi kec kurang potensial 1 penyuluh/ 2 kec
6P
2P
1P
51
e. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga Guru pada sekolah yang diselenggarakan Pemerintah yaitu : 1). Guru TK
Guru`TK dihitung dengan 1 orang dikalikan jumlah rombongan belajar yang ada di seluruh Kabupaten/Kota 1 x jumlah Rombongan Belajar 2). Guru TK Negeri
3). Guru SD/SLB Negeri Guru kelas dihitung dengan 1 orang dikalikan dengan jumlah rombongan belajar yang ada di seluruh sekolah pada Propinsi/ Kab/Kota (1 x Jmlh rombongan belajar) Guru Penjaskes, Guru Agama dan Kepala Sekolah dengan menghitung jumlah sekolah (3 x jmlh sekolah) a). Guru kelas 1 x jumlah Rombongan belajar b). Guru Penjaskes, Agama dan Kepala Sekolah (3 x Jumlah Sekolah) 44
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (2011)
Lanjutan Menghitung jumlah kebutuhan tenaga Guru 5). Guru SMP/SMU/SMK Negeri
Guru bidang studi dihitung dengan mengalikan jumlah jam wajib dikalikan jumlah rombongan belajar dibagi 24 jam Guru BP/ BK dihitung dengan jumlah seluruh siswa dibagi 150 (jml siswa/150) Ditambah 1 Kepala Sekolah untuk tiap Sekolah
a. Guru Mata Pelajaran jmlh jam wajib per minggu x jmlh Rombongan belajar dibagi 24 jam b. Guru BP (jmlh siswa dibagi 150) c. Kepala Sekolah 1 x jmlh sekolah
45
f. Menghitung jumlah kebutuhan pegawai pada sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah :
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Untuk kebutuhan pegawai RSUD berdasarkan tipe Rumah Sakit RSUD tipe A kebutuhan jumlah pegawai adalah 2.038 orang RSUD tipe B (I) kebutuhan jumlah pegawai adalah 927 orang RSUD tipe B (II) kebutuhan jumlah pegawai adalah 597 orang RSUD tipe C kebutuhan jumlah pegawai adalah 207 orang RSUD tipe D kebutuhan jumlah pegawai adalah 54 orang
Tenaga Kesehatan 1.690 645 315 120 26 Kebutuhan Pegawai Tenaga Non Jumlah Kesehatan 348 282 282 87 28 2.038 927 597 207 54
46
Tipe Rumah Sakit Umum RSUD Tipe A RSUD Tipe B (1)\ RSUD Tipe B (2) RSUD Tipe C RSUD Tipe D
47
Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) RSKD tipe A kebutuhan jumlah pegawai adalah 158 orang RSKD tipe B kebutuhan jumlah pegawai adalah 118 orang RSKD tipe C kebutuhan jumlah pegawai adalah 69 orang RSKD tipe D kebutuhan jumlah pegawai adalah 45 orang Kebutuhan Pegawai Tenaga Tenaga Non Jumlah Kesehatan Kesehatan 120 93 54 35 38 25 15 10 158 118 69 45
Tipe Rumah Sakit Khusus RSKD Tipe RSKD Tipe RSKD Tipe C RSKD Tipe D
48
49
UPT Kesehatan Untuk Kebutuhan pegawai pada UPT Kesehatan berdasarkan jenis: Puskesmas Perawatan di daerah strategis adalah daerah pusat perkembangan perekonomian daerah perdangan barangbarang yang berasal dari pedalaman ataupun daerah transito antar kota kebutuhan jumlah pegawai adalah 42 orang Puskesmas Perawatan di daerah terpencil adalah daerah terpencil yang ditandai dengan sulitnya hubungan geografis yang mengakibatkan masyarakat sulit menjangkau puskesmas demikian juga merujuk ke rumah sakit terdekat, kebutuhan jumlah pegawai adalah 27 orang. Puskesmas Perawatan di daerah kepulauan adalah letaknya terisolasi dan kesulitan hubungan laut, kebutuhan jumlah pegawai adalah 38 orang Puskesmas Perkotaan kebutuhan jumlah pegawai adalah 40 orang Puskesmas Pembantu I (Pustu) kebutuhan jumlah pegawai adalah 8 orang ditambah 1 dokter gigi yang melayani 3 Pustu. Puskesmas Pembantu II (Pustu) kebutuhan jumlah pegawai adalah 2 orang.
50
Puskesmas
Jenis Puskesmas Puskesmas Perawatan Daerah Strategis Puskesmas Perawatan Daerah Terpencil Puskesmas Perawatan Daerah Kepulauan Puskesmas Perkotaan Puskesmas Perdesaan Puskesmas Daerah Terpencil Puskesmas Pembantu I Puskesmas Pembantu II Kebutuhan Tenaga Tenaga Kesehatan 28 18 29 30 18 12 7 1 Tenaga Non Kesehatan 9 9 9 10 5 5 1 1 Jumlah 37 27 38 40 23 17 8 + 1 Drg untuk 3 Pustu 2
51
Puskesmas di daerah terpencil/tertinggal/perbatasan kebutuhan jumlah pegawai adalah 17 orang. Puskesmas Pedesaan adalah puskesmas yang letaknya dikecamatan dengan penduduk sekitar 20.000 kebutuhan jumlah pegawai adalah 23 orang. Poliklinik Desa kebutuhan jumlah pegawai adalah 2 orang.
52
Jumlah kebutuhan pegawai Jabatan struktural + Jumlah kebutuhan Jabatan fungsional (untuk pelayanan tidak langsung, pelayanan yang bersifat administrasi, pelayanan yang bersifat lapangan) + jumlah kebutuhan Guru + jumlah Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Catatan : Yang dihitung hanya pada satuan organisasi pemerintah daerah termasuk Sekolah hanya sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah (Negeri) dan sarana pelayanan kesehatan pemerintah
53
: .. : ..
Ada*
3
Informasi Jabatan
2
Tidak Ada*
4
Keterangan**
5
1 2 3 4
Ket : *)
Cukup diisi dengan tanda centang ( ) pada salah satu kolom **) Diisi dengan keterangan-keterangan lain yang diperlukan seperti masih dalam proses atau dibuat pada tahun ..
62
: .. : ..
PERSEDIAAN PEGAWAI Per Eselon V
7
III IV
5 6
I
8
II
9
III IV
10 11
Jumlah
63
Tindak Lanjut
6
Pendidikan
Keterampilan
64
Direktorat Perencanaan kepegawaian dan Formasi : Drs. Budi, MM Ka. Sub Direktorat Perencanaan Pengembangan Pegawai
Syarat Jabatan Uraian
3
Unsur
2
Profil Pegawai
4
Tindak Lanjut
6
Pendidikan
S1 Manajemen / Administrasi
S2
Sesuai
Manajemen / Perencanaan Pengembangan PNS Berperan aktif dalam kegiatan bidang pengembangan pegawai -
Pengembangan SDM
Belum Sesuai
Diklat ..
Sesuai
Menangani kasus-kasus kepegawaian Menganalisis jumlah kebutuhan dan kualitas pengembangan Belum Sesuai Diklat ..
Keahlian
Keterampilan
Mengklasifikasikan daftar Sesuai kebutuhan dan faktor yang terkait pengembangan pegawai
65
: .. : ..
KURANG (K) / SESUAI (S) / LEBIH (L)
Ket:
* Kategori instansi diisi berdasarkan hasil penghitungan total terhadap unit organisasi. ** Diisi secara naratif mengenai pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan instansi setelah diketahui masuk dalam kategori kurang/sesuai/lebih.
66
KURANG (K)
Contoh : -Jumlah PNS pada Kab. TJT adalah 4.700 orang. -Setelah dilakukan penghitungan kebutuhan pegawai, ternyata pegawai yang dibutuhkan adalah 5.000. -Dengan toleransi 2,5% maka jumlah pegawai yang tepat adalah minimal 4.875. -Dengan demikian Kab. TJT saat ini termasuk dalam Kategori Kurang (K).
67
SESUAI (S)
Contoh : -Jumlah PNS pada Kab. Bk adalah 4.955 orang. -Setelah dilakukan penghitungan kebutuhan pegawai, ternyata pegawai yang dibutuhkan adalah 4.892 . -Dengan toleransi 2,5% maka jumlah pegawai yang tepat adalah antara 4.780 sampai dengan 5.014. -Dengan demikian Kab. Bk saat ini termasuk dalam Kategori Sesuai (S).
68
LEBIH (L)
Contoh : -Jumlah PNS pada Kota Sy adalah 23.000 orang. -Setelah dilakukan penghitungan kebutuhan pegawai, ternyata pegawai yang dibutuhkan adalah 15.000. -Dengan toleransi 2,5% maka jumlah pegawai yang tepat adalah maksimal 15.375. -Dengan demikian Pemerintah Kota Sy saat ini termasuk dalam Kategori Lebih (L).
69
TINDAK LANJUT
KATEGORI KURANG (K)
1. Distribusi pegawai dari unit yang lebih ke yang kurang 2. Penarikan PNS dari instansi lain sesuai syarat jabatan 3. Pemberdayaan pegawai melalui diklat & pengayaan tugas 4. Menyusun perencanaan pengembangan pegawai 5. Menyusun perencanaan pegawai 5 tahun kedepan dengan pendekatan Positive Growth, atau melakukan penerimaan pegawai yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan pegawai yang berhenti dan memperhatikan kemampuan keuangan negara.
70
TINDAK LANJUT
KATEGORI SESUAI (S)
1. Distribusi pegawai dari unit yang lebih ke yang kurang 2. Pemetaan potensi untuk mengetahui minat dan bakat pegawai 3. Mengangkat JFU menjadi JFT 4. Menyusun perencanaan pengembangan pegawai 5. Menyusun perencanaan pegawai untuk 5 tahun kedepan dengan pendekatan Zero Growth, atau melaksanakan penerimaan pegawai yang jumlahnya sama dengan pegawai yang berhenti dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara.
71
TINDAK LANJUT
KATEGORI LEBIH (L)
1. Distribusi pegawai dari unit yang lebih ke yang kurang
5. Menyusun perencanaan pegawai untuk 5 tahun kedepan dengan pendekatan Minus Growth, atau melaksanakan penerimaan pegawai yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai yang berhenti berdasarkan skala prioritas sesuai dengan kemampuan keuangan negara. 6. Evaluasi dan analisis Organisasi (tugas, fungsi, dan struktur)
72
73
PERATURAN BERSAMA
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan
(No. 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011; No. 800-632 Th 2011; No. 141/PMK.01/2011)
A. Pasal 6
Instansi Pusat dan Daerah selain menghitung jumlah kebutuhan PNS juga menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama 5 (lima) tahun kedepan yang pemenuhannya dilakukan secara berkesinambungan dengan sasaran prioritas per tahun yang jelas sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan hasilnya disampaikan paling lambat tanggal 30 juni 2012.
B. Pasal 7
Instansi Pusat dan Daerah yang belum selesai menghitung jumlah kebutuhan PNS dilarang mengembangkan/menamah organisasinya dan tidak diberikan alokasi tambahan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil.
74
1.Instansi membuat laporan hasil penataan PNS dan disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara paling lambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya pelaksanaan penataan PNS. 2.Laporan hasil penataan PNS dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran. 3.Bagi instansi yang tidak melaporkan hasil pelaksanaan penataan PNS akan dikenakan sanksi berupa pembatasan formasi penambahan 75 pegawai baru.
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (2011)
TERIMA KASIH