Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN PRESUPOSISI PADA TUTURAN MAKIAN MASYARAKAT AREK

Endang Sholihatin
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Email: Endang.sholihatin.ak@upnjatim.ac.id

Abstrak

Kemudahan berkomunikasi di era digital berpengaruh terhadap perubahan pola komunkasi


masyarakat saai ini. Dahulu, sebelum ada layanan pesan singkat menggunakan telepon genggam,
komunikasi tertulis menggunakan media berupa surat, memo, atau telegram. Akan tetapi,
kemudahan berkomunikasi di era digital saat ini tidak jarang digunakan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang merugikan orang lain seperti memaki. Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji Presuposisi pada Tuturan Makian Masyarakat Arek. Berikutnya mendeskripsikan
referensi makian pada Tuturan Makian Masyarakat Arek. Penelitian ini secara teoretis bermanfaat
pada kajian kebahasaan khususnya kajian presuposisi. Disamping itu, penelitian ini secara praktis
bermanfaat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai tuturan-tuturan
makian yang dapat berdampak hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Data penelitian berupa tuturan makian yang diadukan masyarakat kepada pihak
kepolisian resosrt Mojokerto. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa Presuposisi pada
Tuturan Makian Masyarakat Arek meliputi presuposisi eksistensial, leksikal, dan faktif.
Selanjutnya, referensi makian pada Tuturan Makian Masyarakat Arek hanya ada satu referensi
yang muncul yaitu referensi profesi yang bernilai rasa negatif yaitu terdapat dalam kata pelacur.

Kata kunci: Presuposisi, Makian, Referensi Makian, Masyarakat Arek.

Pendahuluan sebagainya (KBBI, 2008). Sementara itu, pisuhan


Sebagai makhluk yang tidak bisa hidup adalah kata-kata yang dilontarkan karena marah
sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, (KBBI, 2008). Berdasarkan arti secara leksikal
manusia memiliki sebutan lain yaitu sebagai tersebut, diketahui bahwa di dalam ungkapan
makhluk sosial. Senada dengan Keraf (1997:1), makian terdapat kata-kata yang kasar untuk
manusia berhubungan erat dengan bahasa yang mengungkapkan rasa marah atau benci dan dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara anggota menyinggung perasaan orang lain.
masyarakat. Hal sederhana sebagai wujud Tujuan penelitian ini adalah untuk
interaksi antara manusia satu dengan manusia mengkaji Presuposisi pada Tuturan Makian
lainnya adalah adanya komunikasi untuk Masyarakat Arek. Dalam hal ini, masyarakat Arek
menyampaikan maksud kepada orang lain. tersebut secara studi kasus berlokasi
Komunikasi tersebut dapat dilakukan baik secara padakabupaten Mojokerto. Berikutnya
langsung maupun secara tidak langsung yaitu mendeskripsikan referensi makian pada Tuturan
menggunakan media baik elektronik maupun Makian Masyarakat Arek. Manfaat penelitian ini
nonelektronik. Kemudahan berkomunikasi di era secara teoretis memperkaya khasanah kajian
digital berpengaruh terhadap perubahan pola pragmatik. Selain itu itu, manfaat penelitian
komunkasi masyarakat saai ini. Dahulu, sebelum secara praktis yaitu memberikan wawasan dan
ada layanan pesan singkat menggunakan telepon pengetahuan kepada masyarakat mengenai tuturan
genggam, komunikasi tertulis menggunakan makian yang merugikan orang lain.
media berupa surat, memo, atau telegram. Akan
tetapi, kemudahan berkomunikasi di era digital Kajian Teori
saat ini tidak jarang digunakan untuk melakukan Presuposisi
tindakan-tindakan yang merugikan orang lain Secara harfiah, praanggapan (presuposisi)
seperti memaki. berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam
Kata lain dari makian adalah pisuhan. bahasa Inggris berarti to suppose beforehand
Kedua kata tersebut sudah diserap ke dalam (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum
bahasa Indonesia dan juga sudah masuk dalam pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia
kamus besar bahasa Indonesia. makian adalah sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang
kata keji yang diucapkan karena marah dan kawan bicara atau hal yang dibicarakan. Selain

© FIP Universitas Trunojoyo Madura


39
Volume 4 No. 1 METALINGUA
April 2019 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

definisi tersebut, beberapa definisi lain tentang diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan
praanggapan di antaranya adalah Yule (2006:43) di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
menyatakan bahwa praanggapan atau 6. Presuposisi konterfaktual
presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan Presuposisi konterfaktual berarti bahwa yang
oleh penutur sebagai kejadian sebelum di praanggapkan tidak hanya tidak benar,
menghasilkan suatu tuturan. tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari
Ahli lain, Saeed (2009) menunjukkan benar atau bertolak belakang dengan
bahwa praanggapan berarti membuat asumsi dari kenyataan.
sebuah kalimat atau ucapan. Sementara itu, Potts Makian
(2014) juga menambahkan bahwa praduga dari Kisyani (1985) menyatakan bahwa
sebuah kalimat-kalimat atau ucapan adalah bagian pisuhan merupakan cermin rasa dan sikap jiwa
dari informasi yang diasumsikan pembicara (atau penuturnya. Hal itu menunjukkan bahwa pisuhan
tindakan seolah-olah dia menganggap) agar merupakan ekspresi atau ungkapan yang
menjadi bermakna dalam konteks saat ini. dirasakan penutur. Pernyataan tersebut senada
Dari beberapa definisi praanggapan di dengan ungkapan Montagu (1971), bahwa
atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan penggunaan bahasa yang buruk cenderung
adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur dikaitkan dengan perilaku yang buruk pula.
sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan Selain itu, Montagu (1971) juga mengungkapkan
disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. bahwa makian adalah salah satu contoh bahasa
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan yang buruk, namun menghujat, homofobik, rasis,
dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan dan bahasa seksis juga dapat menyebabkan
struktur (Yule, 2006:46). Selanjutnya Yule pelanggaran di Inggris modern.
mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis Selanjutnya, menurut Sholihatin
praanggapan, yaitu presuposisi eksistensial, (2011:15-16), pisuhan merupakan ucapan yang
presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, terlontar secara spontan dan penuh dengan
presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan subjektivitas yang dapat berupa memburuk-
presuposisi konterfaktual. burukkan orang, fitnah, makian, umpatan, ejekan,
1. Presuposisi Eksistensial cercaan, pujian, dan pengungkapan rasa kesal,
Presuposisi eksistensial adalah preaanggapan geram, jengkel, marah, sedih, kecewa, kaget,
yang menunjukkan eksistensi/keberadaan/jati khawatir, takut, dan yang lebih unik lagi dapat
diri referen yang diungkapkan dengan kata menunjukkan suatu hubungan yang intim/akrab.
yang definit. Selain itu, ia juga menjelaskan, bahwa semuanya
2. Presuposisi Faktif hal yang ada dalam pisuhan tersebut itu berfungsi
Presuposisi faktif adalah praanggapan yang untuk memuaskan diri atau melepaskan beban
menyatakan bahwa informasi yang (hati maupun pikiran) (Sholihatin, 2011:15-16).
dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat Akan tetapi pisuhan yang berdampak pada
dianggap sebagai suatu kenyataan. hukum aitu aduan ke pihak kepolisian, secara
3. Presuposisi Leksikal umum pisuhan yang betujuan memburuk-
Presuposisi leksikal dipahami sebagai bentuk burukkan, menghina, memfitnah, mengumpat,
praanggapan di mana makna yang dinyatakan mengejek, mencerca dan pengungkapan rasa
secara konvensional diinterpretasi dengan kesal, geram, jengkel, marah, sedih, kecewa,
praanggapan bahwa suatu makna lain (yang sehingga petutur (pendengar/ pembaca) merasa
tidak dinyatakan) dipahami. terluka atas tuturan itu.
4. Presuposisi Non-faktif Di dalam penelitiannya, Sholihatin
Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah (2011, 188-189) menyatakan bahwa referensi
suatu praanggapan yang diasumsikan tidak makian ada delapan belas jenis referensi yaitu 1)
benar. nama setan, 2) istilah kekerabatan/ anggota
5. Presuposisi Struktural keluarga, 3) kata-kata vulgar untuk cabul, 4)
Presuposisi struktural mengacu pada sturktur nama binatang, 5) nama makhluk halus, 6) nama
kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis makanan, 7) nama anggota tubuh manusia, 8)
sebagai praanggapan secara tetap dan nama kotoran/sesuatu yang berkaitan dengan
konvensional bahwa bagian struktur itu sudah kotoran, 9) hujatan agar celaka, 10) berbuat keji,
diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak 11) kelemahan seseorang, 12) alat, 13) sifat jelek/
dalam kalimat tanya, secara konvensional tercela, 14) pekerjaan/ profesi, 15) penyimpangan

UTM JOURNALS E-ISSN 228-668, ISSN 2528-4371


40
KAJIAN PRESUPOSISI PADA TUTURAN MAKIAN MASYARAKAT AREK

seks, 16) tempat, 17) etnik/ bangsa, dan 18) Probolinggo.


golongan/ aliran. Dalam penelitian ini, konteks budaya
Masyarakat Arek masyarakat Arek dibatasi pada Kabupaten
Berkaitan dengan konteks budaya, Mojokerto. Lokasi tersebut dipilih karena
menurut Sutarto dan Sudikan (2008:iv-v), kabupaten Mojokerto merupakan wilayah
wilayah Jawa Timur secara kultural dibagi dalam peninggalan kerajaan besar, Majapahit, yang
10 wilayah kebudayaan yaitu kebudayaan Jawa menjunjung tinggi adat Timut, tetapi secara ironis
Mataraman, Jawa Panaragan, Arek, Samin masih banyak ditemukan makian atau pisuhan
(Sedulur Sikep), Tengger, Osing (Using), pada kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pandalungan, Madura Pulau, Madura Bawean,
dan Madura Kangean yang lebih jelasnya Metode Penelitian
dipaparkan sebagai berikut. Metode dalam penelitian ini
1. Masyarakat Jawa Mataraman meliputi menggunakan metode kualitatif dengan
masyarakat yang tinggal di wilayah pendekatan studi kasus. Pengumpulan data
Kabupaten Ngawi, Kabupaten dan Kota penelitian menggunakan teknik studi pustaka.
Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Data penelitian berupa tuturan tertulis dalam
Magetan, Kabupaten dan Kota Kediri, aduan/ laporan masyarakat kepada pihak
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, kepolisian yang bersumber dari kepolisian resort
Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Kabupaten Mojokerto. Sementara itu, analisis
Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kabupaten data penelitian menggunakan metode analisis
Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro. kualitatif model interaktif. Prosedur
2. Masyarakat Jawa Panaragan tinggal di penganalisisan data menggunakan model
Kabupaten Ponorogo. interaktif Miles dan Huberman (1992) yang
3. Masyarakat Samin tinggal di dusun Jepang, meliputi tiga tahapan di antaranya 1) reduksi
desa Margomulyo yang berada di kawasan data, 2) penyajian data, dan 3) verifikasi/
hutan memiliki luas 74,733 hektare. Jarak penyimpulan).
sekitar 4,5 kilometer dari ibu kota Kecamatan
Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan Pembahasan
dari ibu kota Bojonegoro. a. Presuposisi Tuturan Makian
4. Masyarakat Arek dikenal mempunyai Analisis presuposisi pada tuturan
semangat juang tinggi, terbuka terhadap makian masyarakat Arek, studi kasus aduan
perubahan, dan mudah beradaptasi. masyarakat di kepolisian resort Mojokerto
Masyarakat Arek tersebar di beberapa diuraikan seperti dalam pemaparan berikut dan
daerah seperti Gresik, Mojokerto, Jombang, sebagai penjelas terdapat tabel sebagai penguat
Sidoarjo, Malang, dan Lamongan. di akhir analisis. Secara rinci, tuturan Sms yang
5. Masyarakat Madura dikenal sebagai berbuntut pada aduan hukum dapat diamati pada
komunitas dengan sikap yang ulet dan uraian di bawah ini.
tangguh. Ini adalah sms Si A yang ditujukan
6. Wilayah kebudayaan pandhalungan kepada Si B.
(pandalungan) yakni masyarakat berbudaya (01) “Ancene koen gemono” „Memang,
baru akibat terjadinya percampuran dua kamu pelacur‟.
budaya dominan yakni budaya Jawa dan (02) “Pasang saja tarifmu berapa sekali
budaya Madura. Secara administratif, bawa, aku umumkan ke orang-
kawasan kebudayaan pandalungan meliputi orang.”
Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, (03) “Tidak menyangka kalau kamu itu
Situbondo, Bondowoso, Jember, dan bekasnya pelacur. ”
Lumajang. Bahasa sehari-hari masyarakat (04) “...kamu,bekasnya orang banyak
wilayah Pandalungan ini pada umumnya ternyata.”
adalah bahasa Madura. (05) “Kalau begitu aku salah memilih,
7. Masyarakat Osing banyak tinggal di masih selamat aku tidak punya istri
Kabupaten Banyuwangi, utamanya di seperti kamu.”
kecamatan yang dekat dengan Pulau Bali. (06) “Kalau aku mau pelacur banyak Si B,
8. Masyarakat Tengger banyak tinggal di lebih cantik dari kamu lho banyak.”
sekitar Gunung Bromo, wilayah Kabupaten

E-ISSN 228-668, ISSN 2528-4371 UTM JOURNALS


41
Volume 4 No. 1 METALINGUA
April 2019 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(07) “Aku pikir kamu itu orang tidak (07). Teks Tidak menyangka kalau kamu itu
seperti itu, sudah banyak bekasnya pelacur (03) menunjukkan Si A
pengorbananku, ternyata bekasnya memiliki praanggapan bahwa Si B bekas
pelacur.” pelacur (03). Berikutnya, teks
Sumber: data primer penelitian ...kamu,bekasnya orang banyak ternyata
1. Presuposisi Eksistensial (04) menunjukkan Si A memiliki
Tujuh teks yang ada di dalam data praanggapan bahwa Si B bekasnya orang
tersebut, terdapat satu teks yang banyak (04). Terakhir, teks Tidak menyangka
menunjukkan adanya aspek kebahasaan kalau kamu itu bekasnya pelacur (03)
berupa presuposisi eksistensial. Teks tersebut menunjukkan Si A memiliki praanggapan
adalah, Memang, kamu pelacur (01). bahwa pengorbanan Si A terhadap Si B sia-
Berdasarkan teks 01 tersebut, presuposisi sia karena ternyata Si B pelacur (07). Dengan
eksistensialnya adalah Si A memiliki begitu, tampak jelas bahwa data tersebut
praanggapan bahwa Si B pelacur. Oleh termasuk presuposisi faktif.
karena itu, presuposisi eksistensial benar Berdasarkan analisis presuposisi PNB di
terbukti adanya di dalam data (18) yang Jatim, berikut ini adalah simpulan hasil
tercantum di bawah ini. penelitian presuposisi PNB di Jatim yang
2. Presuposisi Leksikal disajikan dalam bentuk tabel.
Sengketa bahasa yang berasal dari bukti Tabel 4.3. Hasil Penelitian Presuposisi PNB di
sms tersebut termasuk presuposisi leksikal. Jatim
Hal itu tampak pada teks, 1) Pasang saja Jenis Presuposisi
tarifmu berapa sekali bawa, aku umumkan Eksisten- Leksikal Faktif Non- Struk- Konter-
ke orang-orang (02), 2) Kalau begitu aku sial faktif Tural faktual
salah memilih, masih selamat aku tidak 01 02, 05, 06 03, 04, 07 - - -
punya istri seperti kamu (06), dan 3) Kalau Memang, a) Pasang a) Tidak
aku mau pelacur banyak Si B, lebih cantik kamu saja menyangka
pelacur tarifmu kalau kamu
dari kamu lho banyak (07). Di dalam teks, (01) berapa itu
Pasang saja tarifmu berapa sekali bawa, sekali bekasnya
aku umumkan ke orang- orang (02) bawa, aku pelacur
menunjukkan Si A memiliki praanggapan umumkan (03),
bahwa Si B punya tarif. Selanjutnya, teks ke orang- b) ...kamu,
orang bekasnya
Kalau begitu aku salah memilih, masih (02), orang
selamat aku tidak punya istri seperti kamu b ) Kalau banyak
(06) menunjukkan Si A memiliki begitu aku ternyata
praanggapan bahwa Si A tidak celaka karena salah (04),
memilih, c) Aku
tidak memiliki istri Si B yang statusnya masih pikir kamu
pelacur (05). Sementara itu, teks Kalau aku selamat itu orang
mau pelacur banyak Si B, lebih cantik dari Sumber:aku tidak tidak
primer
kamu lho banyak (07) menunjukkan Si A punya istri seperti itu,
Presuposisi dalam data tersebut
memiliki praanggapan bahwa Si B tidak seperti sudah
meliputikamupresuposisi
(05), banyak eksistensial (01),
seberapa cantik. Uraian tersebut membuktkan leksikal c)(02, 05, 06)
Kalau dan faktif (03, 04, 07).
pengorbana
bahwa data tersebut termasuk ke dalam Dengan aku demikian
mau nku, presuposisi Hal ini dapat
presuposisi leksikal yang didukung dengan pelacur
diinterpretasi bahwa ternyata penutur sebelum
adanya tiga teks tersebut di atas. banyak Si bekasnya
melakukan tuturan
B, lebih memiliki
pelacur asumsi awal
3. Presuposisi Faktif bahwa apa yang akan
cantik dari (07). disampaikan juga
Berdasarkan data tersebut, ada tiga teks dipahamikamu lho oleh mitra tutur yang
dalam data t e r s e b u t yang termasuk ke banyak dengan
diungkapkan kata-kata yang
dalam presuposisi faktif. Ketiga teks tersebut (06)
pasti.
di antaranya adalah 1) Tidak menyangka b. Referensi Makian
kalau kamu itu bekasnya pelacur (03), 2) Referensi makian pada tuturan makian
...kamu, bekasnya orang banyak ternyata masyarakat Arek mengacu pada hasil Penelitian
(04), dan 3) Aku pikir kamu itu orang Sholihatin (2011) yang sudah dijelaskan di depan.
tidak seperti itu, sudah banyak Dari delapan belas referensi makian yang ada,
pengorbananku, ternyata bekasnya pelacur tuturan berikut ini hanya ada satu referensi yang

UTM JOURNALS E-ISSN 228-668, ISSN 2528-4371


42
KAJIAN PRESUPOSISI PADA TUTURAN MAKIAN MASYARAKAT AREK

muncul yaitu referensi profesi yang memiliki Kisyani. 1985. Pisuhan sebagai Cermin Rasa
konotasi negatif seperti dalam tuturan (01) berikut dan Sikap Jiwa Penutur. Skripsi.
ini. Surakarta: UNS.
Ini adalah sms Si A yang ditujukan Montagu, A. 1973. The Anatomy of Swearing.
kepada Si B. Amerika
(01) “Ancene koen gemono” „Memang, Potts, Christopher. (2014).
kamu pelacur‟. Handbook:Presupposition and
(02) “Pasang saja tarifmu berapa sekali Implicature. Stanford Linguistics: 3.
bawa, aku umumkan ke orang- Diunduh di http://web.stanford.
orang.” edu/~cgpotts/manuscripts/potts-
(03) “Tidak menyangka kalau kamu itu blackwellsemantics.pdf pada 28 April
bekasnya pelacur. ” 2019.
(04) “...kamu,bekasnya orang banyak Saeed, John. I. (2009). Semantics (Third edition).
ternyata.” The United Kingdom: Willey-Blackwell.
(05) “Kalau begitu aku salah memilih, Sholihatin, E. (2011). Pisuhan Masyarakat Arek
masih selamat aku tidak punya istri Dan Masyarakat Mataraman. Tesis.
seperti kamu.” Pascasarjana Universitas Negeri
(06) “Kalau aku mau pelacur banyak Si Surabaya.
B, lebih cantik dari kamu lho Sutarto, A. dan Sudikan, S. Y. (2008).
banyak.” Pemetaan Kebudayaan Jawa Timur -
(07) “Aku pikir kamu itu orang tidak Sebuah Upaya Pencarian Nilai-Nilai
seperti itu, sudah banyak Positif Jember: Biro Mental Spiritual
pengorbananku, ternyata bekasnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
pelacur.” Yule, G. 2006. Pragmatik (edisi terjemahan oleh
Sumber: data primer penelitian Indah Fajar Wahyuni dan. Rombe
Kata gemono dalam bahasa Indonesia Mustajab). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berarti pelacur yaitu wanita tuna susila (KBBI,
2008). Dalam hal ini, seorang perempuan yang
tidak dikatakan sebagai pelacur tentu saja merasa
tidak terima dan juga merasa dirugikan atas
tuturan tersebut.

Simpulan
Simpulan dari hasil analisis tersebut,
diketahui bahwa Presuposisi pada Tuturan
Makian Masyarakat Arek meliputi presuposisi
eksistensial, leksikal, dan faktif. Selanjutnya,
referensi makian pada Tuturan Makian
Masyarakat Arek hanya ada satu referensi yang
muncul yaitu referensi profesi yang bernilai rasa
negatif yaitu terdapat dalam kata pelacur.

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Huberman, A.Michael dan Miles, Matthew B.
1992. Analisis Data Kualitatif. Terj.
Tjejep. Rohidi. Jakarta : UI Press.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah
Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-
Flores: Nusa Indah.

E-ISSN 228-668, ISSN 2528-4371 UTM JOURNALS


43
Volume 4 No. 1 METALINGUA
April 2019 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

UTM JOURNALS E-ISSN 228-668, ISSN 2528-4371


44

Anda mungkin juga menyukai