Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

MENGHITUNG DEBIT ALIRAN DENGAN METODE MANNING


DOSEN PENGAMPU: ARIF ASHARI, M.Sc

DISUSUN OLEH
NAMA : AISYAH NURUL LATHIFAH
NIM : 15405241014
KELAS/KELOMPOK : A/1

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

14
I. JUDUL
Mengukur Debit Aliran dengan Metode Manning.

II. TUJUAN
1. Dapat mengukur debit aliran dengan metode manning.

III. DASAR TEORI


Menurut Soewarno (1991; 347), tujuan utama dari pengukuran debit
metode ini adalah untuk mendapatkan data debit puncak banjir, yang
dimaksud dengan debit puncak banjir adalah debit terbesar selama periode
banjir yang terjadi pada saat tinggi muka air mencapai titik maksimum. Dalam
penerapan metode ini ada beberapa anggapan yang diambil, yaitu:
1. Perubahan elevasi muka air sepanjang bagian sungai yang di ukur adalah
mengambarkan kehilangan energi yang disebabkan oleh kekasaran dasar
sungai, dan
2. Kecepatan dan kedalaman aliran ditentukan oleh bentuk penampang,
kemiringan dasar sungai dan kekasaran dasar sungai.
Menurut Sulistiyono dkk (2013:49) debit aliran sungai adalah volume air
sungai yang mengalir dalam satuan waktu tertentu. Debit air sungai adalah
tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai.
Dalam system satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik
per detik (m3/dtk).
Persamaan metode manning menurut Seyhan (1995: 215)
Q = 1/n AR 2/3 S1/2 dan V = 1/n R 2/3 S1/2
Dimana: n = koefisien kekasaran Manning

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengukuran.
2. Selang plastik untuk mencari selisih kemiringan lereng sungai.
3. Yallon untuk menandai batas penggal sungai yang akan diukur.
15
4. Meteran untuk mengukur lebar sungai dan panjang sungai.
5. Kalkulator untuk menghitung hasil pengukuran.
6. Tabel tetapan kekasaran Manning menurut Cowan.
7. Tabel tetapan kekasaran Manning menurut Chow.

V. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan penggal sungai yang akan diukur debitnya dengan syarat
penggal sungai harus lurus dan idealnya memiliki panjang 20 m – 50 m.
3. Menandai penggal sungai dengan yallon.
4. Mengukur lebar dan kedalaman saluran sungai.
5. Mengisi selang plastik dengan air, membentangkan sepanjang penggal
sungai yang akan diukur.
6. Meletakkan selang sama tingginya dengan air sungai di permukaan (pada
bagian hulu).
7. Menentukan besarnya gradien hidraulik (S) dengan rumus:
selisih antara selang dengan air
S=
panjang sungai
8. Mengukur luas penampang (A) dan peri-peri basah (area yang terkena air)
(P) atau lebar bagian sungai yang dialiri air. Dengan rumus:
A = lebar sungai × kedalaman sungai
P = A + (2 × kedalaman sungai)
9. Menentukan radius hidrologi (R) dengan rumus:
A
R=
P
10. Memperhatikan kondisi saluran untuk menentukan nilai manning (n)
dengan melihat tabel yang telah disediakan. Rumusnya:
n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4) m5
n0 = material dasar saluran tersebut tanah
n1 = tingkat ketidakseragaman
n2 = variasi penampang melintang aliran

16
n3 = pengaruh bangunan
n4 = banyak tanaman
m5 = meander
11. Menghitung kecepatan aliran sungai dengan rumus Manning yaitu:
V = 1/n R 2/3 S1/2
12. Menghitung debit aliran dengan rumus:
Q=V×A
13. Membuat laporan praktikum.

VI. HASIL DAN ANALISIS


Tabel 1 Koefisien kekasaran menurut Cowan

Keadaan Saluran Harga n


Material dasar tanah 0.020
batu pecah n₀ 0.025
kerikil halus 0.024
kerikil kasar 0.028
Tingkat ketidak sangat kecil 0.000
seragaman saluran sedikit lus n₁ 0.005
sedang 0.010
besar 0.020
Variasi penampang lambat laun 0.000
melintang saluran kadang berubah n₂ 0.005
sering berubah 0.010-0.015
Pengaruh adanya diabaikan 0.000
bangunan dan agak berpengaruh 0.015
penyempitan penampang cukup berpengaruh n₃ 0.020-0.030
melintang sangat berpengaruh 0.040-0.080
Tanaman atau tumbuhan rendah 0.005-0.010
Sedang n₄ 0.010-0.025
Tinggi 0.025-0.050

17
Sangat tinggi 0.050-0.100
Tingkat meander kecil 1.000
sedang n₅ 1.150
banyak/besar 1,300

Diketahui:
1. Panjang penggal sungai 25 m.
2. Kedalaman sungai 1 m.
3. Lebar sungai 4 m.
4. Selisih 3 cm.
5. Kriteria sungainya berada di dataran rendah, bermeander di daerah
pertanian dengan tanaman akan dipanen, material dasar tanah,
ketidakseragaman sedang dan sering berubah, meander sedang, serta tanpa
bangunan.
Jawab:
Gradien hidraulik:
selisih antara selang dengan air
S=
panjang sungai
3
S=
2500
S = 0,0012

Luas penampang:
A = lebar sungai × kedalaman sungai
A=4m×1m
A = 4 m2

Peri-peri basah:
P = A + (2 × kedalaman sungai)
P = 4 + (2 × 1)
P=4+2
P = 6 m2
18
Radius hidraulik:
A
R=
P
4
R=
6
R = 0,67

Nilai (n):
n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4) m5
n = (0,020 + 0,010 + 0,015 + 0,00 + 0,010) 1,15
n = (0,055) 1,15
n = 0,06325 --- 0,06

Rumus manning:
V = 1/n × R2/3 × S1/2
V = 1/0,06 × 0,672/3 × 0,00121/2
V = 1/0,06 × 0,670,67 × 0,00120,5
V = 1/0,06 × 0,77 × 0,04
V = 16,67 × 0,77 × 0,04
V = 0,513436 --- 0,51 m/s

Debit aliran:
Q=V×A
Q = 0,51 × 4
Q = 2,04 m3/s
Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita ketahui bahwa debit aliran
sungai tersebut adalah 2,04 m3/s. Artinya, setiap detik, sungai tersebut
mengalirkan air sebanyak 2,04 m3. Debit aliran ini dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor yaitu kemiringan lereng sungai, material dasar sungai, lebar
sungai, banyaknya air yang mengalir, adanya vegetasi, adanya bangunan,

19
adanya meander, adanya variasi perampang dan ketidakseragaman saluran,
adanya ganguan seperti sampah, dan masih banyak lagi. Pengukuran
menggunakan metode manning mengabaikan adanya gangguan-gangguan dari
luar sungai seperti adanya sampah atau tumpukan material lainnya. Dilihat
dari karakteristiknya, sungai ini berada pada daerah hilir. Dapat diketahui
melalui beberapa faktor yaitu pertama, pertanian biasanya berada pada
dataran rendah. Kedua, meander sedang menandakan bahwa kecepatan aliran
sudah tidak sederas di hulu maka dari itu terbentuklah meander. Material dasar
tanah, maka benar apabila sungai berada di hilir karena kekuatan aliran sungai
melambat sehingga material sedimen yang terangkut hanyalah material yang
cukup halus. Bukan berupa batuan-batuan.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah debit
aliran dapat diukur menggunakan metode manning. Metode ini
memperhatikan lingkungan sekitar sungai dan komponen-komponen sungai
itu sendiri. Karakteristik suatu sungai mempengaruhi besarnya debit aliran
pada sungai tersebut. Faktor yang berpengaruh pada metode ini adalah
kemiringan lereng sungai, material dasar sungai, adanya vegetasi, adanya
meander, adanya variasi perampang dan ketidakseragaman saluran. Sungai
yang menjadi sampel matode Manning ini merupakan bagian hilir dikarenakan
faktor vegetasi, meander, dan material dasar sungai.

20
21

Anda mungkin juga menyukai