Anda di halaman 1dari 15

PERSPEKTIF SOSIAL, KULTUR DAN POLITIK DALAM PENDIDIKAN

MATEMATIKA

SUBTEMA: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM KONTEKS BUDAYA

Pengampu : Dr. Parhaini Andriani, M.Pd.Si

Oleh Kelompok Al-Farabi

1. Nunung Kurniati 190103012


2. Nurdiani Azzahrah 190103007
3. Rusnianti 190103018
4. Dizan Apriadi Rizki 190103018

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM


Studi Pendahuluan:

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber


daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknyauntuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik
secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya
pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran,
yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan
pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran. Berbagai konsep,
metode, dan strategi perlu dikembangkan agar terciptanya pembelajaran efektif.
Diperlukan pembelajaran aktif dan kreatif di tunjang dengan media belajar
sehingga dapat memaksimalkan potensi, motivasi, dan prestasi belajar peserta didik.
Berkaitan dengan kemampuan menghadapi permasalahan baik dalam matematika
maupun dalam kehidupan sehari-hari. diberikan juga kepada semua
peserta didik mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Pengembangan kreativitas siswa salah satunya dapat dilakukan melalui
integrasi matematika dan budaya dalam pendidikan bermakna untuk menumbuhkan

kemampuan siswa mengembang-kan warisan budaya sesuai konteks masa kini

menggunakan basis keterampilan berpikir kreatif matematis. Berpikir kreatif yang

dikembangkan melalui integrasi matematika dan budaya bercirikan logis, rasional,

imajinatif yang disertai dengan rasa estetika.


Dalam pra research atau observasi awal yang kami lakukan pada sekumpulan
siswa kelas VII SMP yang berjumlah 10 orang siswa, selama proses pembelajaran
disekolah metode yang dilakukan ialah ceramah dan diskusi di ruang kelas. Sehingga
8 siswa merespon bahwa mereka kurang aktif dan semangat dalam mengikuti proses
belajar mengajar 2 lainnya mengatakan tetap mengikuti proses belajar dengan baik
namun akan lebih aktif dan bersamangat apabila dilakukan pembelajaran aktif dan
kreatif yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
Review Jurnal 1

Judul : Validitas Model Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya


Mandailing Dalam Membelajarkan Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa
Tahun : 2018
Penulis : Marzuki Ahmad, Yulia Pratiwi Siregar, Nisah Ayu Siregar
Nama Jurnal : Jurnal Education and Development Institut Pendidikan Tapanuli
Selatan
Volume : 6
Nomor : 2
Halaman : 1-8
URL : https://doi.org/10.37081/ed.v6i2.695

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk model


Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Mandailing
Tujuan :
(PMR-BBM) yang valid untuk siswa tingkat Sekolah Menengah
Pertama.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka penelitian ini termasuk
penelitian pengembangan (Developmental Research). Dalam penelitian
ini dikembangkan model PMR-BBM, perangkat pembelajaran dan
instrument-instrumen yang diperlukan. Untuk menghasilkan Model
Metode :
PMR-BBM yang memenuhi validitas. Pengembangan yang digunakan
adalah model 4-D yang dengan tahapan yaitu tahap pendefenisian
(define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop)
dan tahap penyebaran (disseminate).
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Budaya Mandailing (PMR-BBM) dan pendukung suasana
Hasil dan
: pembelajaran berupa RPP, BPG, BS dan LAS dan tes KKnM siswa
Kesimpulan
dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodivikasi pada materi
persamaan liner satu variabel diperoleh produk yang memenuhi
validitas.
Kelemahan Model pembelajaran yang dihasilkan hanya dapat diujicobakan pada
:
penelitian satu sekolah saja
Dilakukan penelitian lebih lanjut (1) Model pembelajaran yang
dihasilkan masih perlu diujicobakan di sekolah-sekolah lain dalam
Penelitian bentuk ujicoba lanjutan agar diperoleh revisi model PMRBBM
:
lanjutan sehingga benar-benar berkualitas. (2) Perlu dikembangkan perangkat
PMR-BBM untuk topiktopik yang lain agar perangkat pembelajaran
PMRBBM lebih kaya dan bervariasi.
Banyak Sitasi : 18
LITERATURE MAP

Validitas Model Pembelajaran Matematika Realistik


Berbasis Budaya Mandailing Dalam Membelajarkan
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk model


Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Budaya Mandailing
(PMR-BBM) yang valid untuk siswa tingkat Sekolah Menengah
Pertama.

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka penelitian ini


Metode termasuk penelitian pengembangan (Developmental Research).
Dalam penelitian ini dikembangkan model PMR-BBM,
perangkat pembelajaran dan instrument-instrumen yang
diperlukan. Untuk menghasilkan Model PMR-BBM yang
memenuhi validitas. Pengembangan yang digunakan adalah
model 4-D.

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat


disimpulkan bahwa pengembangan Model Pembelajaran
Hasil dan Matematika Realistik Budaya Mandailing (PMR-BBM) dan
Pembahasan pendukung suasana pembelajaran berupa RPP, BPG, BS dan
LAS dan tes KKnM siswa dengan menggunakan model 4-D
yang telah dimodivikasi pada materi persamaan liner satu
variabel diperoleh produk yang memenuhi validitas.
Review Jurnal 2

Judul : Implementasi Etnomatematika Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD)


Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi pada Pembelajaran Matematika
Tahun : 2019
Penulis : Muslimahayati, Ambarsari Kusuma Wardani
Nama Jurnal : Jurnal Elemen
Volume : 5
Nomor : 2
Halaman : 108-124
URL : http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jel

bertujuan untuk menghasilkan temuan berupa aktivitas matematika pada


Tujuan :
Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Penelitian kualitatif sebagaimana diungkapkan Suwarsono dalam Arwanto
(2017) adalah penelitian yang menggunakan paradigma naturalistik,
Metode : dikarenakan peneliti ingin secara intensif ikut
serta partisipasi dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
dilapangan, dan membuat penelitian secara mendetail.
Temuan yang didapatkan dalam analisis kualitatif dengan pendekatan
etnografi ini adalah aktivitas etnomatematika masyarakat Suku Anak Dalam
(SAD) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Nilai-nilai budaya lokal yang
khas dan unggul harus dipandang sebagai warisan yang berharga bagi
kebanggaan dan kebesaran martabat bangsa. Maka transmisi nilai budaya
kepada generasi penerus merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena itu,
Hasil dan integrasi antara kebudayaan dalam hal ini kebudayaan pada kelompok
Kesimpulan masyarakat atau suku tertentu yang disertai dengan tumbuhnya aktivitas
matematika (etnomatematika) dengan pembelajaran perlu untuk diterapkan
guna untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan kebudayaan bangsa serta
membuat pembelajaran menjadi suatu hal yang “dekat” bagi siswa. Salah satu
yang dikenalkan adalah suku khas Provinsi Jambi yaitu masyarakat Suku
Anak Dalam (SAD) yang telah ditemukan aktivitas matematika yang
selanjutnya diinovasikan dalam pembelajaran.
Kelemahan
:
penelitian
Penelitian
:
lanjutan
Banyak 16
:
Sitasi

LITERATURE MAP

Implementasi Etnomatematika Masyarakat Suku Anak


Dalam (SAD) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi pada
Pembelajaran Matematika

bertujuan untuk menghasilkan temuan berupa aktivitas


Tujuan matematika pada Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD)
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan


pendekatan etnografi. Penelitian kualitatif sebagaimana
diungkapkan Suwarsono dalam Arwanto (2017) adalah
Metode
penelitian yang menggunakan paradigma naturalistik,
dikarenakan peneliti ingin secara intensif ikutserta partisipasi
dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang
ditemukan dilapangan, dan membuat penelitian secara
mendetail.

Temuan yang didapatkan dalam analisis kualitatif dengan


pendekatan etnografi ini adalah aktivitas etnomatematika
Hasil dan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Kabupaten Batanghari
Pembahasan Provinsi Jambi. Nilai-nilai budaya lokal yang khas dan unggul
harus dipandang sebagai warisan yang berharga bagi kebanggaan
dan kebesaran martabat bangsa. Maka transmisi nilai budaya
kepada generasi penerus merupakan suatu keniscayaan. Oleh
karena itu, integrasi antara kebudayaan dalam hal ini kebudayaan
pada kelompok masyarakat atau suku tertentu yang disertai
dengan tumbuhnya aktivitas matematika (etnomatematika)
dengan pembelajaran perlu untuk diterapkan guna untuk
memperkenalkan sekaligus melestarikan kebudayaan bangsa
serta membuat pembelajaran menjadi suatu hal yang “dekat” bagi
siswa. Salah satu yang dikenalkan adalah suku khas Provinsi
Jambi yaitu masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang telah
ditemukan aktivitas matematika yang selanjutnya diinovasikan
dalam pembelajaran.
Review Jurnal 3

Judul : Eksplorasi Etnomatematika Kesenian Rebana Sebagai Sumber Belajar


Matematika Pada Jenjang Mi
Tahun : 2017
Penulis : Linda Indiyarti Putri
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah
Volume : 4
Nomor : 1
Halaman : 21-31
URL : https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/viewFile/1054/856

Bertujuan untuk Sumber belajar matematika dapat memanfaatkan


budaya sebagai media pembelajarannya. Melaui kesenian tradisional
rebana yang bernuansa Islami akan dapat memberikan wawasan
pembelajaran berbasis Etnomatematika. Umumnya proses
Tujuan :
pembelajaran matematika di MadrasahIbtidaiyah menggunakan
pendekatan dan penalaran induktif yang bersifat empiris. Dengan cara
ini konsep-konsep matematika yang abstrak dapat dimengerti peserta
didik melalui benda-benda konkret.
Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian lapangan atau
lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung. Penelitian yang
dilakukan guna menggali informasi tentang bentuk-bentuk
etnomatemtika pada permainan alat musik tradisional rebana meliputi
identifikasi konsep geometri serta teknik membilang sehingga
Metode : terbentuk pola nada yang serasi. Sumber data dalam penelitian ini
diantaranya adalah santri pondok yang aktif pada grup rebana hadroh
di Ponpes, takmir masjid anggota grup rebana, alat musik rebana,
teknik memainkan rebana. Sumber data ini diperoleh dapat berupa
perkataan secara verbal hasil wawancara atau dalam bentuk tertulis
melalui analisa dokumen atau respon survey.

Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa dalam kesenian tradisional


rebana mengandung unsur-unsur matematika diantaranya konsep
Hasil dan geometri serta teknik membilang sehingga terbentuk pola nada yang
Kesimpulan serasi.

Kelemahan
:
penelitian
Penelitian
:
lanjutan
Banyak Sitasi : 17
LITERATURE MAP

Eksplorasi Etnomatematika Kesenian Rebana Sebagai


Sumber Belajar Matematika Pada Jenjang Mi

Bertujuan untuk Sumber belajar matematika dapat memanfaatkan


budaya sebagai media pembelajarannya. Melaui kesenian
Tujuan tradisional rebana yang bernuansa Islami akan dapat memberikan
wawasan pembelajaran berbasis Etnomatematika. Umumnya
proses pembelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah
menggunakan pendekatan dan penalaran induktif yang bersifat
empiris. Dengan cara ini konsep-konsep matematika yang abstrak
dapat dimengerti peserta didik melalui benda-benda konkret.

Metode Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan pendekatan


kualitatif deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian
lapangan atau lingkungan alamiah sebagai sumber data
langsung.

Hasil dan
Pembahasan Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa dalam kesenian
tradisional rebana mengandung unsur-unsur matematika
diantaranya konsep geometri serta teknik membilang
sehingga terbentuk pola nada yang serasi.
Review Jurnal 4

Judul : Etnomatematika Budaya Jawa : Inovasi Pembelajaran Matematika Di


Sekolah Dasar
Tahun : 2019
Penulis : Hendra Erik Rudyanto, Apri Kartikasari HS, Dea Pratiwi
Nama Jurnal : Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD)
Volume : 3
Nomor : 2
Halaman : 25 - 32
URL : http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JBPD

Bertujuan untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi etnomatematika budaya


Tujuan :
Jawa yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika.
Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, melalui studi eksplorasi
dengan pendekatan etnografi. Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti
berusaha menggali informasi melalui kepustakaan, pengamatan (observasi)
Metode :
serta dimungkinkan adanya proses wawancara dengan beberapa tokoh atau
warga masyarakat Jawa yang mengetahui informasi mengenai objek yang
akan digali.
Hasil dan : 1. Etnomatematika konteks candi
Kesimpulan Di Jawa terdapat banyak peninggalan budaya yang berupa candi. Misalnya
candi Borobudur, Candi Ceto, Candi Badut, Candi Prambanan, Candi Ratu
Boko, Candi Gedong Songo, Candi Sewu, dan masih banyak lagi. Bangunan
Candi memiliki sisi-sisi yang menyerupai bangun datar dan bangun ruang.
Yang semuanya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar dengan
mengidentfikasi ciri-ciri dari bentuk bangun, keliling, luas, maupun volume
bangun dari Candi tersebut.
2. Etnomatematika konteks makanan tradisional
Selain bangunan candi, makanan tradisional khas Jawa banyak jenisnya yang
mana bentuk-bentuk makanan tradisional tersebut dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran matematika karena menyerupai bangun tertentu. Misalnya,
jadah, mendut, getuk lindri, tahu isi, tumpeng, jenang, yangko, dll. Aktivitas
yang melibatkan makanan tradisional ini akan menarik siswa untuk
mempelajari matematika secara bermakna karena sesuai dengn konteks dalam
kehidupan sehari-hari meskipun makanan tradisional ini mungkin sudah
mulai terlupakan oleh anak-anak jaman sekarang. Aktivitas bisa dilakukan
dengan mengamati gambar atau mengamati secara langsung makanan
tradisional tersebut. Hal ini, memotivasi guru untuk aktif menyiapkan media
ini sebagai penunjang pembelajaran matematika yang dilakukan.
3. Etnomatematika konteks permainan tradisional
Permainan tradisional merupakan permainan yang sering dimainkan anak-
anak jaman dahulu ketika waktu bermain atau dalam even-even tertentu.
Permainan tradisional selain membuat anak senang, juga dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran matematika, supaya siswa dapat belajar matematika
dengan menyenangkan dan memicu perkembangan motorik yang bagus bagi
anak. Berikut contoh – contoh permainan tradisional yang memiliki potensi
untuk pembelajaran matematika untuk siswa sekolah dasar.
4. Etnomatematika konteks batik
Banyak sekali motif batik yang dihasilkan sebagai produk budaya Jawa.
Motif yang dihasilkan memiliki ciri khas serta makna yang berbeda pula.
Motif yang dihasilkan pada batik biasanya memiliki bentuk-bentuk tertentu
yang menyerupai bangun. Motif tersebut dapat digunakan sebagai
pembelajaran matematika, dengan begitu siswa selain belajar matematika
juga dapat mengenal macam-macam produk budaya Jawa yang berupa batik.

Kesimpulan:
Produk budaya Jawa yang melimpah harus bisa menjadi rekomendasi untuk
dapat diterapkan secara khusus dalam pembelajaran matematika di sekolah
supaya budaya tersebut tetap dipelihara, mengingat budaya yang semakin
ditinggalkan oleh generasi muda. Produk budaya yang ada bisa berupa
artefak, makanan tradisional, permainan tradisional, motif batik, dan lain
sebagainya. Selain itu dengan menerapkan etnomatematika maka
pembelajaran matematika akan lebih bermakna bagi siswa. pendekatan
pengajaran dan pembelajaran matematika dari sudut pandang budaya
memberikan dua tujuan: yaitu membangun jembatan antara pengetahuan
berdasarkan latar belakang siswa, dan pembelajaran matematika formal dan
pembelajaran yang akan dihadapi siswa selama beberapa tahun di dalam
setting sekolah yang khas (Ezeife, 2002).
Inovasi dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan supaya tujuan
belajar matematika dapat tercapai secara efektif. Salah satu inovasi yang
Kelemahan
: dapat dilakukan adalah memanfaatkan produk budaya Jawa dalam
penelitian
pembelajaran matematika. Selain dapat belajar matematika dengan baik,
siswa juga dapat mengenal budayanya yang lambat laun mulai terlupakan.
Diharapkan bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi sekolah dimana
Penelitian
: studi etnomatika dapat dikembangkan menjadi kurikulum matematika di
lanjutan
sekolah.
Banyak 20
:
Sitasi
LITERATURE MAP

ETNOMATEMATIKA BUDAYA
JAWA : INOVASI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DISEKOLAH DASAR

Bertujuan untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi


Tujuan etnomatematika budaya Jawa yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran matematika.

Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, melalui studi


Metode eksplorasi dengan pendekatan etnografi. Sehubungan dengan
penelitian ini, peneliti berusaha menggali informasi melalui
kepustakaan, pengamatan (observasi) serta dimungkinkan adanya
proses wawancara dengan beberapa tokoh atau warga masyarakat
Jawa yang mengetahui informasi mengenai objek yang akan
digali.

Hasil dan 1). Etnomatematika konteks candi


Pembahasan Bangunan Candi memiliki sisi-sisi yang menyerupai bangun datar
dan bangun ruang.
2). Etnomatematika konteks makanan tradisional
Aktivitas bisa dilakukan dengan mengamati gambar atau
mengamati secara langsung makanan tradisional tersebut. Hal ini,
memotivasi guru untuk aktif menyiapkan media ini sebagai
penunjang pembelajaran matematika yang dilakukan.
3). Etnomatematika konteks permainan tradisional
Permainan tradisional selain membuat anak senang, juga dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika, supaya siswa dapat
belajar matematika dengan menyenangkan dan memicu
perkembangan motorik yang bagus bagi anak.
4). Etnomatematika konteks batik
Motif yang dihasilkan pada batik biasanya memiliki bentuk-bentuk
tertentu yang menyerupai bangun. Motif tersebut dapat digunakan
sebagai pembelajaran matematika, dengan begitu siswa selain
belajar matematika juga dapat mengenal macam-macam produk
budaya Jawa yang berupa batik.
TOPIK PENELITIAN:

Perspektif Sosial, Kultur, dan Politik dalam Pendidikan Matematika

Review Jurnal 1

Judul : Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Realistik Dengan


Konteks Budaya Batak Toba
Tahun : 2018
Penulis : Dameria Simanjuntak, Imelda
Nama Jurnal : Jurnal MES (Journal of Mathematics Education and Science)
Volume : 4
Nomor : 1
Halaman : 81-88
URL : http://journal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu/article/viewFile/874/755

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah respon yang diberikan siswa
Tujuan : adalah positif atau negatif terhadap pembelajaran matematika realistik dengan
konteks budaya Batak Toba.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, yang
dideskripsikan adalah respon siswa terhadap pembelajaran matematika
realistik dengan menggunakan konteks budaya Batak Toba. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa. Komponen
Metode : angket respon siswa dan guru terdiri dari 4 aspek yaitu senang atau tidak
senang, baru atau tidak baru, berminat atau tidak berminat dan tertarik atau
tidak tertarik. Komponen yang dinilai dalam tiap aspek adalah materi
pelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), cara belajar dan cara guru
mengajar.
Hasil dan : Persentasi siswa yang senang dengan pembelajaran matematika realistik
Kesimpulan dengan konteks budaya Batak Toba sebanyak 97,5%. Dengan demikian,
disimpulkan siswa merasa senang dengan pembelajaran matematika realistik
menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Persentasi siswa yang menyatakan pembelajaran matematika realistik dengan
konteks budaya Batak Toba baru bagi siswa tersebut adalah sebanyak
94,38%. Dengan demikian, disimpulkan pembelajaran matematika realistik
dengan konteks budaya Batak Toba adalah baru bagi siswa.
Persentasi siswa yang berminat mengikuti kegiatan belajar selanjutnya
dengan
kegiatan pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks budaya
Batak Toba adalah sebanyak 97,5%. Dengan demikian, siswa berminat
mengikuti kegiatan belajar selanjutnya dengan kegiatan pembelajaran
matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Persentasi siswa yang tertarik pada bahasa, penampilan tulisan, ilustrasi guru
dan letak gambar yang terdapat pada LKPD adalah sebanyak 100%. Dengan
demikian siswa tertarik pada bahasa, penampilan tulisan, ilustrasi guru dan
letak gambar yang terdapat pada LKPD pembelajaran matematika realistik
menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Kesimpulan :
Kesimpulan yang diperoleh dari pembelajaran matematika realistik
menggunakan konteks budaya Batak Toba adalah respon yang positif dari
siswa. Respon yang dihasilkan diukur atas 4 aspek yaitu senang atau tidak
senang, baru atau tidak baru, berminat atau tidak berminat dan tertarik atau
tidak tertarik. Siswa senang dengan Pembelajaran matematika realistik
menggunakan konteks budaya Batak Toba yang dilaksanakan, pembelajaran
matematika pembelajaran matematika realistik dengan konteks budaya Batak
Toba merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa, siswa berminat
mengikuti kegiatan belajar selanjutnya dengan kegiatan pembelajaran
matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba dan siswa
yang tertarik pada bahasa, penampilan tulisan, ilustrasi guru dan letak gambar
yang terdapat pada LKPD yang digunakan.
Penerapan model pembelajaran matematika realistik yang berkonteks budaya
Kelemahan
: Batak Toba hanya bisa diterapkan kepada sasaran penelitian yang dituju yaitu
penelitian
mayoritas suku Batak Toba.
Saran dari penelitian ini adalah supaya kiranya pembelajaran dilaksanakan
dengan melibatkan segala sesuatu yang nyata bagi siswa. Salah satu
Penelitian
: pembelajaran yang melibatkan dunia nyata dalam pembelajaran adalah
lanjutan
pembelajaran matematika realistik. Salah satu contoh dunia nyata yang
dilibatkan dalam pembelajaran adalah budaya siswa itu sendiri.
Banyak 9
:
Sitasi
LITERATURE MAP

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika


Realistik Dengan Konteks Budaya Batak Toba

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah respon yang


Tujuan diberikan siswa adalah positif atau negatif terhadap pembelajaran
matematika realistik dengan konteks budaya Batak Toba.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini,


Metode yang dideskripsikan adalah respon siswa terhadap pembelajaran
matematika realistik dengan menggunakan konteks budaya Batak
Toba. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
respon siswa. Komponen angket respon siswa dan guru terdiri dari 4
aspek yaitu senang atau tidak senang, baru atau tidak baru, berminat
atau tidak berminat dan tertarik atau tidak tertarik. Komponen yang
dinilai dalam tiap aspek adalah materi pelajaran, Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD), cara belajar dan cara guru mengajar.

Persentasi siswa yang senang dengan pembelajaran matematika realistik dengan konteks
budaya Batak Toba sebanyak 97,5%. Dengan demikian, disimpulkan siswa merasa senang
Hasil dan dengan pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Pembahasan Persentasi siswa yang menyatakan pembelajaran matematika realistik dengan konteks budaya
Batak Toba baru bagi siswa tersebut adalah sebanyak 94,38%. Dengan demikian, disimpulkan
pembelajaran matematika realistik dengan konteks budaya Batak Toba adalah baru bagi siswa.
Persentasi siswa yang berminat mengikuti kegiatan belajar selanjutnya dengan
kegiatan pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba adalah
sebanyak 97,5%. Dengan demikian, siswa berminat mengikuti kegiatan belajar selanjutnya
dengan kegiatan pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Persentasi siswa yang tertarik pada bahasa, penampilan tulisan, ilustrasi guru dan letak gambar
yang terdapat pada LKPD adalah sebanyak 100%. Dengan demikian siswa tertarik pada bahasa,
penampilan tulisan, ilustrasi guru dan letak gambar yang terdapat pada LKPD pembelajaran
matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba.
Kesimpulan :
Kesimpulan yang diperoleh dari pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks
budaya Batak Toba adalah respon yang positif dari siswa. Respon yang dihasilkan diukur atas 4
aspek yaitu senang atau tidak senang, baru atau tidak baru, berminat atau tidak berminat dan
tertarik atau tidak tertarik. Siswa senang dengan Pembelajaran matematika realistik
menggunakan konteks budaya Batak Toba yang dilaksanakan, pembelajaran matematika
pembelajaran matematika realistik dengan konteks budaya Batak Toba merupakan
pembelajaran yang baru bagi siswa, siswa berminat mengikuti kegiatan belajar selanjutnya
dengan kegiatan pembelajaran matematika realistik menggunakan konteks budaya Batak Toba
dan siswa yang tertarik pada bahasa, penampilan tulisan, ilustrasi guru dan letak gambar yang
terdapat pada LKPD yang digunakan.
1. Rusnianti mereview jurnal 1 dan 3
2. Dizan Apriadi Rizki mereview jurnal 5
3. Nunung Kurniati mereview jurnal 4
4. Nurdiani Azzahra mereview jurnal 2 dan 3

Anda mungkin juga menyukai