Model Pembelajaran Knatif dan Pmduhif untukMeningkatkan Kualihs Pembelajaran Bahasa Indonesia
(PembelajaranAprcsiasi Sastra) di PGSD FKIP Univenitas Benghrlu
Abihrl N,luktadir
Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving melalui Pemrnfaatan Linghmgan mhrk Meningliatkan Hasil Belajar dan
Mengembangkan Karalder h{ahasiswa pada Pertuliahan Konsep Dasar IPS di PGSD FKIP Univenitas Benghlu
Sn Dadi
Pembuatan Gambar dengan Teknik Kolase dan Hubungannya dengan Pemahaman Siswa Tentang Pdnsip 3R di Kelas IV
SD Negeri I Kota Ber,.tgliulu.
Hasnawati
Penerapan Model Quantum Teaching Menggunalian Moving CartonAnimrtion Media Of Exact Education untukMeningkatlqn
Kualitas Pmses, Hasil Belajar dan Karaher Siswa (Pembelajaran IPA Materi "Air dan Alam Sekitat'' Kelas VB SDN I RSBI
Kota Benghln).
Dalifa
Upaya Meninglatkan Kebertasilan BelajarSaim Siswa PAUD melalui Metode ProyekKelompokBl TK SahrAtap SDN 65
T.A.2trlzlztl3
Sul istiati
Penggunaan Media Visual Gambar Dua Dimensi rlapa Meningkatlim Krcativitas Belajar Seni Budaya dan Ketcrampilan
(Siswa Kelas IVB Kota Benghrlu) Tahun Pelejaran}0lll}0l2,
Susni Parveti , ':
Pengembangan Morlel BahanAjarmelalui Penrlekatan Krcatif Prduhif Pembelajaran Geometri rlan Pengukuan
Berbasis Karahen
Ansvori Gunawar
Puspa Djuuita r
Hubungan Antara Kebiasaan Illembaca dengar Hasil Belajar Bahasa ldonesia $swa Kelas V
SD Negeri 69 Kota Benghrlu -
. z
Resnarri
Implemcntasi Muatan Lokal Bahasa Rejang dalam Menanamlian Rasa Cinta TanahAir
(Studi Kasus Kehs IV SD Negeri 04 Kecamatan Kedop Bengkulu Utara).
S,vahrill'usuf
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini untuk mengembangkan produk bahan ajar melalui
pendekatan kreatif produktif pembelajaran Geometri dan Pengukuran berbasis karakter.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode penelitian pengembangan (research
and development). Penelitian ini dilaksanakan di semester V Program Studi S1 PGSD
FKIP Unib. Hasil penelitian ini: 1) pengembangan bahan ajar pembelajaran geometri dan
pengukuran menggunakan model kreatif produktif dengan langkah-langkah sebagai
berikut: a. Orientasi, kegiatan diawali dengan orientasi dan menyepakati tugas-tugas yang
dilakukan, b. Eksplorasi, kegiatan ini mahasiswa melakukan eksplorasi untuk
menyelesaikan tugas dengan mengkaji bahan kepustakaan dan brosing lewat internet, c.
Interpretasi, yaitu menginterpretasikan hasil ekplorasi, dan d. Re-Kreasi, yaitu
mengahasilkan produk. 2) kemampuan mahasiswa menyusun silabus materi Geometri
dan Pengukuran dari enam kelompok menunjukkan perolehan skor antara 24 – 27 pada
katagori baik. 3) kemampuan mahasiswa menyusun RPP menggunakan model kreatif
produktif dari enam kelompok menunjukkan perolehan skor nilai antara 20 – 22 berada
pada katagori baik. 4) pengembangan bahan ajar pembelajaran Geometri dan Pengukuran
dirancang melalui tiga tahap, yaitu: kajian teori dan penelitian, perencanaan dan produksi,
uji lapangan dan revisi.
Kata Kunci: Bahan ajar, Pendekatan Kreatif produktif, Geometri dan Pengukuran,
Berbasis Karakter.
186 PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014
185-193
Model Bahan Ajar Pendekatan Kreatif Produktif
biasanya secara kelompok, kemudian mahasiswa kelompok maupun individu, dan 4) mendorong
diminta untuk mengkaji topik-topik materi sesuai mahasiswa menjadi kreatif untuk menghasilkan
dengan yang ada di silabus lalu suatu produk sesuai dengan konsep yang dikaji
mempresentasikan, 4) dosen jarang memberikan dari berbagai sumber.
tugas untuk menganalisis materi-materi buku SD Aktivitas perkuliahan merupakan proses
yang dibutuhkan dalam perkuliahan perolehan pengetahuan melalui mengkontruksi
pembelajaran matematika. sendiri konsep yang berorientasi pada
Hasil pengamatan dan penilaian di lapangan keterlibatan mahasiswa secara kreatif
pada saat mahasiswa PGSD melakukan praktik menghasilkan suatu produk akan membangkitkan
mengajar (PPL) ditemukan kelemahan- motivasi belajar lebih tinggi.
kelemahan sebagai berikut: 1) mahasiswa kurang Pembelajaran merupakan upaya untuk
menguasai konsep-konsep dasar matematika, 2) menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
mahasiswa kesulitan menamamkan konsep- kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan
konsep dasar matematika, 3) mahasiswa kesulitan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi
menggunakan alat peraga dalam penanaman optimal antara guru dengan siswa serta antara
konsep, 4) penyajian materi monoton dan siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:1). Agar
berorientasi pada satu buku ajar, 5) pembelajaran tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus
kurang menarik, sehingga siswa mudah bosan, 6) mampu mengorganisir semua komponen
pembelajaran tidak menggunakan pendekatan sedemikian rupa sehingga antara komponen yang
pembelajaran sesuai dengan perkembangan satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi
mental siswa, 7) siswa jarang diberi kesempatan secara harmonis (Suhito, 2000:12). Salah satu
untuk mengemukakan ide. komponen dalam pembelajaran adalah
Hasil diskusi tim dosen PGSD pengampu pemanfaatan berbagai strategi dan metode
mata kuliah pendidikan matematika menemukan pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai
bahwa salah satu penyebab kurangnya dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran
keberhasilan dalam perkuliahan pembelajaran (Depdiknas, 2003:1). Sehingga dituntut
matematika disebabkan dosen hampir tidak kemampuan guru untuk dapat memilih model
pernah memberikan kesempatan kepada pembelajaran serta media yang cocok dengan
mahasiswa untuk berlatih menganalisis bahan materi atau bahan ajaran.
atau refrensi mata kuliah maupun buku-buku Dalam pembelajaran matematika salah satu
matematika di SD, merancang perangkat upaya yang dilakukan oleh guru adalah dengan
pembelajaran berbasis karakter dan melakukan menggunakan model pembelajaran realistik
simulasi mengajar menggunakan pendekatan karena dengan model pembelajaran ini dapat
yang menarik, menantang dan menyenangkan. memberikan siswa kesempatan yang seluas-
Tim dosen pengampu mata kuliah luasnya untuk mengotak-atik benda-benda nyata
pendidikan matematika sepakat dalam dan memecahkan masalah matematika dengan
perkuliahan pembelajaran geometri dan strategi sendiri. Sedangkan penggunaan media
pengukuran diterapkan model pembelajaran dalam pembelajaran matematika sangat
kreatif produktif, dengan pertimbangan sebagai menunjang, karena menggunakan media
berikut: 1) model kreatif produktif mampu pembelajaran siswa lebih mudah memahami
melibatkan mahasiswa aktif secara intelektual konsep matematika yang abstrak.
dan emosional dalam mencari dan menemukan Kurikulum tingkat satuan pendidikan
bahan-bahan perkuliahan sesuai dengan tugas, 2) menyatakan bahwa potensi siswa harus dapat
mendorong mahasiswa melakukan observasi, dikembangkan secara optimal dan di dalam
diskusi dan eksplorasi, 3) memberi ksesmpatan proses belajar matematika siswa ditujukan untuk
bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara mampu: 1) melakukan kegiatan penelusuran pola
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014 187
185-193
Ansyori Gunawan
188 PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014
185-193
Model Bahan Ajar Pendekatan Kreatif Produktif
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014 189
185-193
Ansyori Gunawan
190 PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014
185-193
Model Bahan Ajar Pendekatan Kreatif Produktif
kelompok I memperoleh skor 24,5 dalam mahasiswa S1 PGSD. Pengembangan bahan ajar
katagori baik, 2) kelompok II memperoleh skor dimulai dari mengkaji dan menganalisis
25 dalam katagori baik, 3) kelompok III kurikulum untuk menentukan standar
memperoleh skor 26 dalam katagori baik, 4) kompetensi, kompetensi dasar dan
kelompok IV memperoleh skor 25 dalam mendeskripsikan ke dalam indikator. Selanjutnya
katagori baik, 5) kelompok V memperoleh skor mahasiswa merancang membuat silabus dan RPP
24,5 dalam katagori baik, 6) kelompok VI serta menyusun bahan ajar. Pelaksanaan
memperoleh skor 27 dalam katagori baik. Atas pengembangan bahan ajar menggunakan kreatif
dasar hasil analisis ini menunjukkan bahwa produktif dengan langkah-langkah sebagai
kemampuan mahasiswa dalam menyusun silabus berikut:
dari kelompok I – VI sudah pada katagori baik. 1. Orientasi, kegiatan pembelajaran diawali
Aspek yang perlu ditingkatkan adalah dengan orientasi untuk mengkomunikasikan
mendeskripsikan indikator: kognitif, afektif, dan menyepakati tugas dan langkah
psikomotor dan menentukan nilai karakter. pembelajaran. Dosen mengkomunikasikan
tujuan, materi, waktu, langkah-langkah
Deskripsi Kemampuan Menyusun Rencana kegiatan, hasil akhir yang diharapkan dari
Pelaksanaan Pembelajaran mahasiswa, serta penilaian yang diterapkan.
Pada pendekatan ini mahasiswa diberi
Hasil analisis RPP yang disusun mahasiswa
kesempatan mengemukakan pendapatnya
S1 PGSD dari enam kelompok terhadap 8 aspek
tentang cara kerja serta hasil akhir penilaian.
yang dinilai dengan skor masimal 24, diperoleh
Hasil negosiasi disepakati mahasiswa diberi
sekor sebagai berikut: 1) kelompok I memperoleh
tugas menganalisis kurikulum, buku pelajaran
skor 20 dalam katagori baik, 2) kelompok II
SD dan mendesain perangkat pembelajaran
memperoleh skor 20,5 dalam katagori baik, 3)
Geometri dan Pengukuran serta menyusun
kelompok III memperoleh skor 20,5 dalam
bahan ajar.
katagori baik, 4) kelompok IV memperoleh skor
2. Eksplorasi, tahap ini mahasiswa melakukan
21,5 dalam katagori baik, 5) kelompok V
eksplorasi terhadap masalah yang dikaji yaitu
memperoleh skor 21,5 dalam katagori baik, 6)
menganalisis kurikulum dan bahan ajar
kelompok VI memperoleh skor 22 dalam
matematika SD, merancang RPP
katagori baik. Atas dasar hasil analisis ini
menggunakan model kreatif produktif dan
menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa
menyusun bahan ajar. Ekspkorasi dilakukan
dalam menyusun RPP dari kelompok I – VI
dengan membaca, browsing lewat internet,
sudah pada katagori baik. Beberapa aspek yang
mengkaji kurikulum matematika SD,
nilainya masih pada katagori cukup yaitu
mengkaji buku pelajaran matematika SD.
kemampuan mahasiswa dalam mendeskripsikan
Kegiatan ini dilakukan secara kelompok yang
rumusan tujuan pembelajaran dan
terbagi menjadi enam kelompok. Waktu
pengorganisasian materi. Untuk itu perlu ada
eksplorasi disesuaikan dengan luasnya bidang
revisi dan perbaikan dalam menyusun RPP.
yang harus dieksplorasi yaitu dua minggu.
Agar eksplorasi menjadi terarah, dosen
PEMBAHASAN menyiapkan panduan singkat tentang langkah-
Pengembangan model bahan ajar langkah kerja. Panduan memuat tujuan,
pembelajaran geometri dan pengukuran ini materi, waktu, cara kerja serta hasil akhir.
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan 3. Interpretasi, tahap ini interpretasi, setiap
ketersediaan bahan ajar perkuliahan kelompok menginterpretasikan hasil
pembelajaran Geometri dan Pengukuran eksplorasi melalui kegiatan analisis diskusi.
Interpretasi dilakukan pada jam tatap muka,
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014 191
185-193
Ansyori Gunawan
setiap kelompok menyajikan hasil eksplorasi berada pada 24,5 – 27 yaitu pada katagori baik.
di depan kelas untuk memperoleh tanggapan Dan aspek yang perlu direvisi dan diperbaiki
dari mahasiswa lain. Pada tahap interpretasi yaitu kemampuan mahasiswa dalam
diharapkan mahasiswa memahami masalah mendeskripsikan indikator dan pengembangan
atau konsep yang dikaji. karakter. Nilai karakter yang dikembangkan
4. Re-kreasi, tahap ini mahasiswa ditugaskan dalam pembelajaran matematika yaitu pantang
untuk menghasilkan produk berupa analisis menyerah, kerja keras, kreatif, disiplin, rasa ingin
kurikulum, analisis buku pelajaran, tahu, teliti dan jujur.
merancang RPP dan menyusun bahan ajar
menurut kreasinya masing-masing. Hasil re- Hasil Analisis Penilaian RPP
kreasi merupakan yang dipresentasikan dalam
kelompok. Hasil analisis penilaian RPP dari enam
kelompok menunjukkan perolehan skor antara 20
Hasil Analisis Kurikulum Matematika SD – 22 pada katagori baik. Aspek yang perlu
diperbaiki yaitu kemampuan mahasiswa dalam
1. Standar Kompetensi 1, menggunakan merumuskan tujuan pembelajaran dan
pengukuran waktu dalam pemecahan masalah pengorganisasian materi pembelajaran.
terdiri 6 kompetensi dasar. Pengembangan bahan pembelajaran
2. Standar Kompetensi 2: menggunakan geometri dan pengukuran ini merupakan
pengukuran panjang dalam pemecahan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang
masalah terdiri dari 5 kompetensi dasar. disusun secara sistematis dan menampilkan sosok
3. Standar Kompetensi 3, menggunakan ukuran utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
berat dalam pemecahan masalah terdiri dari 5 (Depdiknas, 2007). Penyusunan bahan ajar
kompetensi dasar. pembelajaran geometri dan pengukuran
4. Standar Kompetensi 4, menggunakan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1)
pengukuran sudut dalam pemecahan masalah menganalisis standar kompetensi, 2) menentukan
terdiri dari 2 kompetensi dasar. kompetensi dasar, 3) mendeskripsikan indikator,
5. Standar Kompetensi 5, menggunakan konsep 4) menyusun kerangka bahan ajar, 5) menyusun
keliling dan luas bangun datar sederhana skenario penulisan dan 6) menulis bahan ajar.
dalam pemecahan masalah terdiri dari 4 Sesuai pendapat Jolly dan Bolitho (1998)
kompetensi dasar. mengemukakan bahwa pengembangan bahan ajar
6. Standar Kompetensi 6, memahami bangun meliputi: 1) indentifikasi kebutuhan guru dan
datar dan hubungan antar bagun datar terdiri siswa, 2) penentuan kegiatan eksplorasi
dari 5 kompetensi dasar. kebutuhan materi, 3) realisasi kontekstual
7. Standar Kompetensi 7, memahami bangun pemilihan teks dan konteks bahan ajar, 4)
ruang dan hubungan antar bangun terdiri dari realisasi pedagogis melalui tugas dan latihan
5 kompetensi dasar. membuat bahan ajar, 5) produksi bahan ajar, 6)
8. Standar Kompetensi 8, menghitung volume penggunaan bahan ajar oleh siswa dan 7) evaluasi
bangun ruang terdiri dari 4 kompetensi dasar. bahan ajar.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
digunakan sebagai landasan penyusunan silabus SIMPULAN
dan RPP.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hasil Analisis Penilaian Silabus pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian
ini adalah:
Hasil analisis penilaian silabus dari enam
kelompok menunjukkan perolehan skor rata-rata
192 PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014
185-193
Model Bahan Ajar Pendekatan Kreatif Produktif
1. Pengembangan bahan ajar pembelajaran yang sudah untuk dipahami sampai ke yang
geometri dan pengukuran menggunakan abstrak, pengulangan memperkuat
model kreatif produktif dengan langkah- pemahaman, umpan balik memberikan
langkah sebagai berikut: a) orientasi, kegiatan pemahaman kepada siswa, motivasi yang
diawali dengan orientasi dan menyepakati tinggi sebagai penentu hasil belajar.
tugas-tugas yang dilakukan, b) eksplorasi,
kegiatan ini mahasiswa melakukan eksplorasi
untuk menyelesaikan tugas dengan mengkaji DAFTAR PUSTAKA
bahan kepustakaan dan brosing lewat internet,
c) interpretasi, yaitu menginterpretasikan hasil Anonym, 2007, Pembelajaran Inovatif dan
eksplorasi dan d) re-kreasi, yaitu menghasil Partisipatif, Jakarta: Dikrektorat
produk. ketenagaan Dikti.
2. Kemampuan mahasiswa menyusun silabus Depdiknas, 2004, Kurikulum Berbasis
materi geometri dan pengukuran dari enam Kompetensi, Jakarta, Dikti.
kelompok menunjukkan perolehan skor antara Dekdiknas, 2006, Standar Kompetensi Guru
24 – 27 pada katagori baik. SD/MI, Jakarta, Dikti.
3. Kemampuan mahasiswa menyusun RPP Kahami A, 1997, Profil Guru Profesional dan
menggunakan model kreatif produktif dari Implikasi Pada Kurikulum Institusi
enam kelompok menunjukkan prolehan skor Pembina Guru Satuan Kajian Kurikulum
nilai antara 20 – 22 berada pada katagori baik. SD dan SLTP (jurnal), Jakarta, Balitbang.
4. Pengembangan bahan ajar pembelajaran Karso, 1992, Pendidikan Matematika 2, Dikti,
geometri dan pengukuran dirancang melalui Universitas Terbuka.
tiga tahap, yaitu kajian teori dan penelitian, Moedjiono, 1993, Strategi Belajar Mengajar,
perencanaan dan produksi, uji lapangan dan Jakarta, Rineka Cipta.
revisi. Munandar, 1999, Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat, Jakarta, Rineka Cipta.
SARAN Pitajeng, 2006, Pembelajaran matematika yang
menyenangkan, Jakarta, Dikti.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran Ruseffendy, ET, 1994, Strategi Belajar Mengajar
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Matematika, Jakarta, Dikti.
1. Kepada dosen pengampu mata kuliah Ruseffendy, ET, 1996, Dasar-dasar Matematika
disarankan dalam pengembangan bahan ajar Modern dan Komputer, Bandung.
perlu lebih dahulu mengindentifikasi dan Sudjana, 1986, Metode Statistika, Bandung,
analisis kebutuhan, analisis dan pemilihan Transito.
teks dan konteks materi pelajaran, latihan Suherman, Ekman, 1995, Strategi Belajar
menulis bahan ajar dan produksi bahan ajar. Mengajar Matematika, Jakarta, Dikti.
2. Penyusunan bahan ajar matematika perlu
memperhatikan prinsip: mulai dari materi
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) – 2014 193
185-193