Oleh:Wiji Raharti
MTs Negeri 4 Demak, Jawa tengah
ABSTRAK
Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah rendahnya hasil
belajar siswa kelas IX B MTs Negeri 4 Demak Semester 1 Tahun Pelajaran
2018/2019 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menganalisis
unsur-unsur cerpen. Hal tersebut disebabkan karena metode mengajar guru yang
masih konvensional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti melakukan
Penelitian Tindakan Kelas selama dua siklus yang setiap siklusnya dilakukan
dalam tiga kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran group
investigation. Dari hasil pengamatan pada siklus I selama proses pembelajaran
menunjukkan bahwa siswa mulai terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut
berdampak pada hasil belajar menganalisis unsur-unsur cerpen, yaitu dari 35
siswa diperolah ketuntasan klasikal sebesar 66 %. Dengan adanya refleksi pada
siklus I kemudian dilakukan perbaikan dan penyempurnaan maka proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group ivestigation
semakin baik. Siswa semakin antusias dalam proses pembelajaran. Hal tersebut
berdampak pada hasil belajar pada siklus II. Dari 35 siswa diperoleh ketuntasan
klasikal sebesar 91 %. Berdasarkan hasil penelitin tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa melalui model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan
hasil belajar menganalisis unsur-unsur cerpen pada siswa kelas IX B MTs Negeri 4
Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Katakunci: Hasil belajar menganalisi unsur-unsur cerpen, model pembelajaran
group investigation.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa aspek
pembelajaran bahasa Indonesia terbagai dalam empat aspek, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Khususnya pada aspek membaca siswa lulusan
.
2
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dari nilai tes atau
nilai yang diberikan oleh guru.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan proses belajar yang
melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang diwujudkan dalam
bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Dalam penelitian ini penilaian hasil
belajar siswa menggunakan teknik tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur-unsur cerpen.
3. Unsur-Unsur Cerpen
Cerpen adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek.
Ukuran panjang-pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya
cerpen merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah
jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Oleh karena itu, cerita pendek sering
diungkapkan sebagai cerita yang dibaca dalam sekali duduk.
Cerita pendek pada umumnya bertema sederhana. Jumlah tokohnya
terbatas. Jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang
terbatas. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerpen memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: a)Alur lebih sederhana. b)Tokoh yang dimunculkan
hanya beberapa orang. c)Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam
lingkungan yang relatif terbatas. d) Tema dan nilai-nilai kehidupan yang
disampaikan relatif sederhana.(E. Kosasih, 2008 : 53-54)
Cerpen sebagai karya sastra prosa memiliki unsur-unsur dalam (instrinsik)
dan unsur luar (ekstrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan
adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh. Dalam hal ini, satu
unsur akan mempengaruhi unsur yang lain. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen sebagimana yang dijelaskan oleh E.
Kosasih.
a. Tema
Tema yaitu gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema cerita
menyangkut segala persoalan, yaitu persoalan kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengatahui suatu cerita, diperlukan
.
8
cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya.
Nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam cerpen, antara lain:
1. Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan
dan agama;
2. Nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan
masyarakat;
3. Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi
bahasa, sopan santun; dan
4. Nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan
kehidupan.(Atikah Anindyarini, 2008:6)
Sesuai dengan KD 7.1 yaitu siswa mampu menemukan tema, latar,
penokohan pada cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Sedangkan pada KD
7.2 adalah siswa mampu menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dalam
satu buku kumpulan cerpen. Maka pada penelitian tindakan kelas ini,unsur-unsur
cerpen yang akan dianalisis dalam proses pembelajaran meliputi unsur tema,
latar, penokohan, dan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.
4. Model Pembelajaran Group Investigation
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan
mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok
adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang
notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar
secara individual(http://www.kajianpustaka).
Diambil dari sumber yang sama Eggen & Kauchak mengemukakan
bahwa group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan
siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode group
investigationmempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu
topik atau objek khusus.
.
12
Metode group investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling
terkait:
1. Group investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi
yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan
membentu mencapai tujuan.
2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui
investigasi.
3. Group Investigasi melatih siswa untuk bekerja secara kooperatif dalam
memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa
dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajarangroup
investigation dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan,
belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.
Suatu model pembelajaran pasti memilki kelabihan dan kekurangan, begitu
juga dengan model pembelajaran group investigation.Menurut Eggen dan Kaucha,
kelebihan model pembelajarn group investigation adalah sebagai berikut.
1. Memungkinkan siswa untuk secara aktif melakukan investigasi terhadap
suatu topik, sebab group investigation memfokuskan pada investigasi
terhadap suatu topik atau konsep.
2. Group investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
membentuk atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna.
3. Group investigation efektif dalam membentuk siswa untuk bekerjasama
dalam kelompok dengan latar belakang berbeda (misalnya kemampuan,
gender, dan etnis).
4. Group investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat belajar
mengenai dirinya dan orang lain.
Sementara itu, kekurangan group investigation adalah setiap kelompok
menerima materi yang berbeda-beda sehingga dapat terjadi kemungkinan setiap
kelompok hanya memahami materi yang sudah diterimanya.
Kerangka Berfikir
.
13
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 4 DemakSemester 1 Tahun
Pelajaran 2018/2019 Kabupaten Demak, semester 1 tahun pelajaran
2018/2019.Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti berkolaborator dengan teman
sejawat, yaitu Ibu Tumini, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia. Teman sejawat ini
akan membantu peneliti mengamati proses jalannya pembelajaran dan merefleksi
segala kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam bulan yaitu bulan Juli,
Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksankan pada semester 1.
Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IX B MTs Negeri 4 Demak Semester
1 Tahun Pelajaran 2018/2019 sebanyak 35 siswa yang terdiri atas 19 siswa putra
dan 16 siswa putri. Karakteristik siswa kelas IXB dalam mengikuti
pembelajaranmenganalisis unsur-unsur cerpen adalah siswa cenderung kurang
serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, yaitu hasil
belajar siswa di kelas IXB yang memperoleh nilai tuntas baru 13 siswa atau 37
% dari 35siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
sebanyak 22 siswa atau 63 % dari 35 siswa. Padahal ketuntasan klasikal adalah
jika jumlah siswa yang mencapai KKM sudah ≥ 85 %.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes dan
nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur-unsur cerpen. Sedangkan teknik nontesnya yaitu teknik
observasi dan dokumentasi.
1. Teknik Tes
Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Yatim Riyanto,
.
15
2010 :103).Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
tertulis yaitu untuk mengukur hasil belajar menganalisis unsur –unsur
cerpen. Soal tes yang akan diujikan pada siswa berbentuk tes pilihan ganda
dengan jumlah 20 butir. Adapun norma penilaiannya adalah setiap nomor
soal dijawab benar skor = 1, tetapi jika dijawab salah skor = 0. Jika 20
butir soal dijawab dengan betul semua maka skor 20 dengan nilai 100.
Artinya setiap nomor soal berbobot nilai 5.
Nilai hasil belajar siswa dalam menganalisis unsur-unsur cerpen
dikategorikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian
NO Rentang Nilai Kategori
1 85 -100 Sangat baik
2 75 -84 baik
3 60 - 74 cukup
4 0 - 59 kurang
2. Teknik Nontes
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang manggunakan
pengamatan terhadap obyek penelitian (Yatim Riyanto, 2010:96).
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran menganalisis unsur-unsur cerpen dengan
menggunakan model pembelajaran group investigation.
b. Dokumentasi
Guba dan Lincoln dalam Yatim Riyanto (2010: 103) mengatakan
bahwa dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang sering
digunakan untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan dengan tujuan untuk memperoleh data nontes
berupa gambar-gambar atau foto yang diambil pada saat proses
pembelajaran. Selain itu,teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga
.
16
data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap
siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika
dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar
meningkat sebesar 29 % dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka
terdapat peningkatan sebesar 25 %.
Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami
penurunan. Pada kondisi awal siswa yang belum tuntas belajar adalah 22 siswa
atau 63 %, pada siklus I adalah 12 siswa atau 34 % dan pada siklus II adalah 3
siswa atau 9%. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti
siswa yang belum tuntas belajar menurun sebesar 29 % dan siklus I jika
dibandingkan dengan siklus II maka terdapat penurunan sebesar 25 %.
Secara lebih jelas peningkatan persentase tuntas belajar siswa secara
klasikal antarsiklus dan penurunan persentase belum tuntas belajar siswa secara
klasikal antarsiklus pada penelitian tindakan ini dapat ditunjukkan seperti pada
grafik berikut ini..
Grafik 4.7
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Antarsiklus