Anda di halaman 1dari 9

JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar) Vol. 7, No. 2, September 2019 Hlm.

133-141
p-ISSN: 2338-1140, e-ISSN: 2527-3043 // http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

ANALISIS BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS V SD


DI KOTA MALANG

Nawang Sulistyani1), Tyas Deviana2)


1,2)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Email: nawang_sulistyani@umm.ac.id1), tyasdefiana@umm.ac.id2)

Abstract: The purpose of this paper is to explain the analysis of Mathematics teaching
materials of Grade V Elementary Schools in Malang. The research method used is the
type of qualitative research. The subject of this research is the fifth grade elementary
school teacher in Malang. The type of data used is qualitative data obtained from the
responses of teachers and students as users of teaching materials, as well as observational
studies of the implementation of learning and documentation which includes the school
curriculum, teaching material, and photos of learning activities. The research results that
the teaching materials of Mathematics in Class V learning steps are accommodating for
the achievement of learning objectives. The material is presented in an integrated and
holistic manner according to the basic competencies that must be achieved. In general, the
material is more on the discovery of concepts learned by students, not yet up to the
application of concepts. Learning resources, facilities and learning experiences of
students have not accommodated the local wisdom.

Keywords: Teaching Materials, Mathematic, Elementary School

Abstrak: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan hasil analisis bahan ajar
Matematika Kelas V SD di Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis
penelitian Kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V SD di Kota Malang. Jenis
data yang digunakan yaitu data kualitatif yang diperoleh dari tanggapan guru dan siswa
sebagai pengguna bahan ajar, serta studi observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
dan dokumentasi yang meliputi kurikulum sekolah, dokumen bahan ajar yang digunakan,
serta foto kegiatan pembelajaran. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa bahan ajar
Matematika Kelas V SD langkah-langkah pembelajaran sudah mengakomodasi untuk
ketercapaian tujuan pembelajaran. Materi disajikan secara terpadu dan holistik sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Secara umum materi lebih pada penemuan
konsep yang dipelajari oleh peserta didik, belum sampai dengan penerapan konsep.
Sumber belajar, sarana dan pengalaman belajar siswa belum mengakomodasi kearifan
lokal lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Matematika, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN pembelajaran. Keputusan pemisahan


Kurikulum yang dicanangkan mata pelajaran dikarenakan berbagai
Pemerintah untuk jenjang Sekolah Dasar alasan, yaitu: 1) karakteristik objek kajian
(SD) yaitu menggunakan Kurikulum dan metode matematika berbeda dengan
2013. Namun, berdasarkan kurikulum mata pelajaran lain; 2) pembelajaran
2013 yang telah direvisi maka mata matematika di SD/MI dapat ditingkatkan
pelajaran matematika merupakan salah dengan pembelajaran yang dikaitkan
satu mata pelajaran yang keluar dari dengan konteks dunia nyata peserta didik;
pembelajaran tematik. Sehingga, mata 3) pembelajaran matematika dengan
pelajaran matematika berdiri sendiri tema, terbatas dalam mengakomodir
melalui pembelajaran yang parsial baik struktur dan konten matematika secara
dari segi waktu maupun pelaksanaan utuh; dan 4) materi matematika yang

133
134 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

disajikan pada buku yang disediakan oleh dapat disimpulkan bahwa Guru ataupun
Pusat Perbukuan dari Kemendikbud KKG Kecamatan di Kota Malang belum
dirasa masih dangkal. membuat bahan ajar pembelajaran
Namun demikian, pemisahan mata Matematika sendiri yang disesuaikan
pelajaran matematika tersebut tentunya dengan lingkungan sekitar peserta didik.
tidak mengabaikan kecakapan 4C yang Dalam pembelajaran Guru hanya
meliputi critical, creative, colaboratif, menggunakan buku dan LKPD yang
dan communication. Kecakapan tersebut disediakan oleh Sekolah. Fakta tersebut
dapat dicapai salah satunya melalui mengungkap bahwa sangat kurangnya
pembelajaran HOTS (Higher of Order buku penunjang pembelajaran
Thingking Skills) yang ditandai dengan matematika.
adanya kegiatan pembelajaran menurut Hasil kajian terhadap penelitian
taksonomi Bloom pada aspek kognitif terdahulu telah banyak ditemukan inovasi
yang dimulai pada C4 sampai C6. pada pengembangan bahan ajar
Melalui kegiatan pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu Bahan
yang HOTS maka diharapkan tercapainya Ajar Matematika Berbasis Teknologi
kecakapan 4 C. Salah satu ketercapaian Informasi di jenjang SMA oleh
pembelajaran HOTS, yaitu dibuktikan Rahmadani (2018). Hasil penelitian
melalui kegiatan belajar Peserta Didik selanjutnya oleh Musfiqi (2014)
yang mencerminkan pembelajaran menghasilkan bahan ajar matematika
dengan keterampilan berfikir tingkat yang berorientasi pada karakter dan
tinggi. Untuk mengakomodasi hal HOTS di jenjang SMP. Selanjutnya
tersebut maka bahan ajar yang digunakan penelitian Mukhtar (2013) yang
harus tepat. Bahan ajar yang baik sangat menghasilkan bahan ajar matematika
diperlukan, sehingga bahan ajar dapat berbasis masalah dalam rangka untuk
digunakan sebagai sumber belajar atau memfasilitasi siswa dalam penalaran dan
sumber informasi dalam proses pemahaman konsep.
pembelajaran (Anggraini, 2015). Penelitian serupa dilakukan oleh
Bahan ajar matematika yang selama Nurhidayati (2017) menghasilkan
ini digunakan dilapangan adalah buku pengembangan bahan ajar matematika
yang disediakan oleh Pusat Perbukuan berbasis masalah pada pokok bahasan
dari Kemendikbud. Karena digunkaan perbandingan pada siswa MTs.
secara Nasional maka dirasa buku Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
tersebut belum dapat mengakomodasi dilakukan sangat banyak ditemukan
kearifan lokal lingkungan sekitar. Hal ini inovasi pengembangan bahan ajar
membuat peserta didik kurang mengenal matematika. Namun sampai saat ini
lingkungan sekitar, karena pembelajaran masih jarang ditemukan pengembangan
tidak berkaitan dengan apa yang dijumpai bahan ajar matematika di jenjang sekolah
peserta didik dalam kehidupan sehari- dasar. Adapun tujuan penelitian ini yaitu
hari. Pernyataan tersebut sejalan dengan. untuk menganalisis kesesuaian bahan ajar
Pornpimon (2014: 626) yang matematika yang sedang digunakan saat
menyatakan bahwa mengintegrasikan ini pada kelas V SD di Kota Malang.
kearifan lokal dalam kurikulum Manfaat dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran di SD dapat dilakukan hasil analisis bahan ajar dapat dijadikan
melalui pemahaman guru terhadap referensi dalam merancang penelitian
kearifan lokal masyarakat sekitar selanjutnya yaitu pengembangan bahan
sehingga dapat mengaplikasikan dalam ajar matematika berbasis HOTS (Higher
pembelajaran di kelas. of Order Thinking Skills) untuk siswa
Berdasarkan hasil wawancara kelas V Sekolah Dasar. Berdasarkan
dengan guru kelas V SD di Kota Malang pemaparan tersebut, peneliti ingin
135 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

melakukan penelitian yang berjudul 1. Perencanaan


“Analisis Bahan Ajar Matematika Kelas Tahap penelitian.
V Sekolah Dasar di Kota Malang”. Persiapan 2. Membuat pedoman
wawancara &
observasi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan 1. Menganalisis bahan ajar
dalam penelitian ini adalah pendekatan Tahap Kelas V SD.
Pelaksanaan 2. Melakukan wawancara
deskriptif dengan jenis penelitian observasi, dan dokume
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ntasi dengan informan
digunakan dengan tujuan untuk penelitian.
menganalisa fenomena yang terjadi di
lapangan dengan pertimbangan bahwa Hasil 1. Menganalisis hasil
Temuan
masalah-masalah yang diteliti telah Penelitian
temuan.
berlangsung pada masa sekarang 2. Mengambil
kesimpulan
(Sugiyono, 2014: 1).
Sumber data dalam penelitian ini Tahap
diperoleh dari sumber data primer dan Pelaporan
sumber data sekunder. Sumber data
primer terdiri dari para informan yang Gambar 1. Prosedur Penelitian
dianggap penting dan mengetahui secara
jelas dan rinci tentang fokus penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu guru dan siswa kelas V SD di Kota Hasil penelitian ini terdiri dari tiga
Malang meliputi SDN Blimbing 5, SDN aspek meliputi; (1) analisis kesesuaian
Kedungkandang 1, SDN Tlogomas 1, bahan ajar dengan kurikulum, (2) analisis
SDN Kauman 1, dan SDN Merjosari 2. bahan ajar, dan (3) analisis kesesuaian
Sedangkan sumber data sekunder pelaksanaan pembelajaran dengan bahan
diperoleh melalui studi observasi, ajar. Adapun secara garis besar hasil
dokumentasi pelaksanaan pembelajaran penelitian yang dilakukan oleh peneliti
matematika dan pelaksanaan akan dipaparkan sebagai berikut.
dokumentasi yang meliputi dokumentasi 1. Kesesuaian Bahan Ajar dengan
kurikulum sekolah, dokumen bahan ajar Kurikulum
yang digunakan, serta foto kegiatan Berdasarkan hasil wawancara
pembelajaran. dengan guru dan Kepala Sekolah di Kota
Teknik pengumpulan data dalam Malang sudah menggunakan kurikulum
penelitian ini menggunakan tiga teknik 2013 revisi, sehingga pada kelas tinggi
untuk memperoleh data, yaitu: teknik yaitu kelas IV, V, dan VI mata pelajaran
wawancara, observasi dan dokumentasi. Matematika terpisah dari pembelajaran
Analisis data yang digunakan mengacu Tematik. Berdasarkan hasil analisis pada
pada analisis data kualitatif yang buku Tematik Terpadu kedalaman
dinyatakan oleh Milles dan Hubberman. materinya terasa dangkal. Oleh karena
Tahapan yang digunakan dalam analisa itu, peserta didik tidak mendapat
data yaitu: data reduction, data display, pemahaman konsep Matematika secara
conclusion and verifying (Milles & mendalam. Dengan demikian, mata
Hubberman: 1992: 16-21). Teknik pelajaran Matematika disajikan secara
analisis data menggunakan triangulasi parsial dengan pembelajaran Tematik.
sumber, dan triangulasi data. Secara Hasil wawancara dengan Guru
detail adapun prosedur penelitian ini menjelaskan bahwa implementasi mata
dapat disajikan pada gambar 1 berikut. pelajaran Matematika untuk kelas tinggi
pada jenjang SD sebanyak 6 JP setiap
136 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

minggunya. Hal ini sesuai dengan memiliki kompetensi dalam


dokumen kurikulum sekolah yang menyelesaikan masalah, membuat,
menyatakan bahwa Matematika untuk menganalisis, mengorganisasikan, serta
satu minggu ada 6 JP, dengan 2 JP pada menyajikan yang merupakan bentuk-
tiap pertemuannya. Sehingga untuk satu bentuk Kata Kerja Operasional (KKO)
minggu, mata pelajaran Matematika akan pada tingkatan C4 – C6. Dari berbagai
dilaksanakan selama tiga hari. keterampilan yang harus dikuasai oleh
Hasil analisis dari Kompetensi Inti peserta didik maka peserta didik akan
(KI) untuk kelas V SD dapat disimpulkan memperoleh berbagai konsep
bahwa dalam pembelajaran Matematika pengetahuan Matematika yang bermakna.
harus disesuaikan dengan lingkungan di Pemaparan tersebut dapat
sekitar peserta didik meliputi lingkungan disimpulkan bahwa apabila peserta didik
di sekolah, di rumah, dan di tempat dapat memperoleh pembelajaran
bermain peserta didik. Sehingga dalam bermakna serta mampu mencapai
pembelajaran lebih tepat jika kompetensi pada tahap HOTS, maka
menggunakan contextual leaning. pembelajaran yang dilakukan juga harus
Tujuannya yaitu agar yang dipelajari bertahap mulai dari LOTS (Low Order
peserta didik di sekolah dapat Thinking Skills) dan bertahap sampai
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- tahap HOTS. Jadi pembelajaran yang
hari peserta didik. Hal ini sejalan dengan dilaksanakan tidak hanya membangun
Widiati (2015) yang mengungkapkan pengetahuan peserta didik pada tahap C1
bahwa peserta didik akan memperoleh – C3 namun bertahap pada C4 – C6.
pembelajaran bermakna sesuai apa yang Selain pembelajaran yang HOTS,
dibutuhkan peserta didik dalam penilaian pembelajaran yang dilakukan
menyelesaikan masalahnya yang dihadapi juga harus mengarah pada penilaian
di lingkungan sekitar. HOTS. Penilaian HOTS tidak hanya pada
Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek kognitif (C4 – C6), namun juga
KI dan KD mata pelajaran Matematika di afektif (A3 – A5) dan psikomotorik (P4 –
kelas V SD diperoleh hasil bahwa materi P5).
Matematika di kelas V SD meliputi: 1) Kesesuaian kurikulum dengan
materi Bilangan (terkait dengan bahan ajar yang digunakan yaitu buku
pecahan); 2) materi Kapita Selekta yang digunakan mayoritas berisi soal-
(terkait materi kecepatan, debit, dan soal Matematika yang harus diselesaikan
skala); 3) materi Geometri (terkait materi oleh peserta didik. Soal tersebut juga
volume bangun ruang, dan jaring-jaring belum mengakomodasi pada evauasi
bangun ruang sederhana; serta 4) materi HOTS karena semua soal yang tersedia
Statistika (terkait pengumpulan dan hanya menyediakan satu jawaban benar.
penyajian data). Sebaran materi mata Hal ini akan membatasi kreativitas serta
pelajaran Matematika berdasarkan KI dan cara berfikir peserta didik dalam
KD yaitu masing-masing materi memecahkan suatu masalah. Selain itu,
banyaknya sama yaitu tiap materi berada soal yang diberikan lebih mengarah
pada dua KD. pengetahuan saja, aspek sikap dan
Hasil temuan lain berdasarkan keterampilan belum muncul pada soal-
analisis KD mata pelajaran Matematika soal yang harus diselesaiakan oleh
di Kelas V SD diketahui bahwa semua peserta didik. Hasil analisis kesesuaian
KD mengharuskan peserta didik dapat kurikulum dengan bahan ajar dapat
mencapai kemampuan berfikir tingkat disimpulkan bahwa konteks materi yang
tinggi atau HOTS (Higher Order disajikan dalam buku ajar sudah sesuai
Thinking Skills). Hal ini terlihat pada dengan kurikulum. Namun, bentuk soal
aspek keterampilan peserta didik harus
137 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

kurang bervariasi dalam mengakomodasi HOTS


pembelajaran HOTS. 4 Sumber belajar √
yang digunakan
kontekstual dan
2. Analisis Bahan Ajar aktual
Analisis bahan ajar dilakukan 5 Materi berkaitan √
melalui analisis buku ajar matematika langsung dengan
serta LKPD matematika untuk kelas V lingkungan dan
SD yang digunakan di Kota Malang. kehidupan sehari-
hari.
Analasis dilakukan untuk mengetahui 6 Kesesuaian √
apakah buku ajar yang digunakan sudah dengan
sesuai dan tepat digunakan untuk karakteristik
memfasilitasi peserta didik dalam siswa
pembelajaran matematika.
Hasil observasi lapang yang Lebih lanjut ringkasan hasil analisi
dilakukan di 5 sekolah di Kota Malang buku ajar matematika kelas V SD akan
yaitu SDN Blimbing 5, SDN diuraikan sebagai berikut:
Kedungkandang 1, SDN Tlogomas 1, a. Ketercapaian tujuan pembelajaran
SDN Kauman 1, SDN Merjosari 2 Berdasarkan hasil analisis yang
diperoleh data bahwa bahan ajar dilakukan pada buku ajar yang digunakan
matematika yang digunakan di sekolah diperoleh temuan bahwa materi yang
yaitu Buku terbitan Kemendikbud Edisi disajikan sesuai dengan pemetaan
Revisi Tahun 2018 “Senang Belajar kompetensi dasar pada jenjang kelas V
Matematika” yang digunakan secara SD. Kegiatan pembelajaran yang
Nasional dan Modul Pengayaan disajikan sudah sesuai untuk mencapai
Pembelajaran Matematika ”Insan tujuan pembelajaran yang telah
Bermartabat Ceria, Cerdas, Cemerlang” ditetapkan.
yang bisa didapatkan oleh peserta didik
di Toko Buku. Selain itu, berdasarkan b. Holistik dan Keterpaduan Materi
hasil wawancara dengan salah satu Guru Hasil analisis diperoleh bahwa
Kelas V menyebutkan sebagai bahan materi yang terdapat dalam buku sudah
pengayaan beliau juga memiliki buku sesuai dengan pemetaan materi kelas 5.
peserta didik “Mari Belajar Matematika” Ada lima materi pokok yang dibahas,
yang disusun oleh Dewi Nurharini dan yaitu (1) Operasi Hitung Pecahan, (2)
Sulis Priyanto. Hal ini dilakukan oleh Kecepatan dan Debit, (3) Skala, (4)
Guru untuk menambah materi yang Bangun Ruang, dan (5) Pengumpulan dan
diberikan kepada peserta didik. Adapun Penyajian data. Materi disajikan secara
ringkasan hasil analisis buku ajar terpadu, sistematis, dan menyeluruh yang
matematika kelas V SD disajikan pada dilengkapi dengan contoh penyelesaain
tabel berikut. pemecahan masalah. Akan tetapi, temuan
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Buku Ajar lain pada analisis bahan ajar matematika
Matematika Kelas V SD materi kurang mengkonstruksi
Keterangan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran
No Aspek Tidak
Sesuai
Sesuai
yang diterapkan dalam buku tersebut dari
1 Ketercapaian √ umum ke khusus bukan khusus ke umum.
tujuan Seperti contohnya, peserta didik
pembelajaran diberikan konsep pecahan terlebih dahulu
2 Holistik dan √ meliputi pengertian dan jenis-jenis
Keterpaduan pecahan, bukan bagaimana peserta didik
Materi
3 Kegiatan √
melakukan suatu aktivitas kegiatan
pembelajaran pembelajaran kemudian menyimpulkan
138 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

suatu konsep. Dengan penemuan konsep masalah pada soal peserta didik masih
oleh peserta didik sendiri, maka kebingungan jika mendapat bentuk soal
pembelajaran akan lebih bermakna dan yang berbeda dengan yang dicontohkan
akan melekat pada pengetahun peserta oleh Guru.
didik.
e. Materi berkaitan langsung dengan
c. Kegiatan pembelajaran HOTS lingkungan dan kehidupan sehari-
Buku yang digunakan mayoritas hari.
berisi soal-soal Matematika yang harus Pada buku pembelajaran
diselesaikan oleh peserta didik. Akan Matematika yang digunakan, karena
tetapi soal tersebut belum digunakan secara Nasional sehingga
mengakomodasi pada evauasi HOTS kurang mengakomodasi kearifan lokal
karena semua soal yang tersedia hanya lingkungan sekitar. Hal ini membuat
menyediakan satu jawaban benar. Hal ini peserta didik kurang mengenal
akan membatasi kreativitas serta cara lingkungan sekitar, karena pembelajaran
berfikir peserta didik dalam memecahkan tidak berkaitan dengan apa yang dijumpai
suatu masalah. Selain itu, soal yang peserta didik dalam kehidupan sehari-
diberikan lebih mengarah pengetahuan hari. Misalnya saja dalam memberikan
saja, aspek sikap dan keterampilan belum contoh pada pecahan mungkin bisa
muncul pada soal-soal yang harus menggunakan apel yang sesuai dengan
diselesaiakan oleh peserta didik. lingkungan sekitar peserta didik yang
Soal yang disajikan pada buku berada di Kota Malang.
secara umum soal cerita dan soal terapan.
Soal tersebut hanya mampu melatih f. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik untuk mengembangkan siswa
pengetahuan secara prosedural dan Hasil analisis pada buku ajar
berpikir tingkat rendah. Selain itu, maupun modul matematika belum
kegiatan pembelajaran belum memuat ditemukan petunjuk pelaksanaan tugas
kegiatan yang bervariasi. Misalnya dalam pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
bentuk game yang dapat melatih peserta Peserta Didik baik secara teoritis maupun
didik untuk memecahkan suatu praktis yang mengacu pada kompetensi
permasalahan sambil bermain dengan dasar yang harus dicapai. Buku disajikan
lingkungan sekitar. dengan ringkasan materi dan latihan soal
aja. Sehingga kegiatan pembelajaran
d. Sumber belajar yang digunakan yang disajikan belum dapat
kontekstual dan aktual mengakomodasi untuk peserta didik
Dalam buku peserta didik, aktivitas belajar secara mandiri. Namun secara
peserta didik telah banyak disajikan umum pemamparan materi maupun
melalui kegiatan asyik mencoba peserta kegiatan peserta didik sudah sesuai
didik diberikan latihan soal-soal sehingga dengan perkembangan kognitif siswa
hal ini mendukung untuk pelaksanaan kelas V.
pembelajaran student centered learning. Secara umum, bahan ajar
Namun temuan peneliti pada saat Matematika yang digunakan di Kota
observasi pembelajaran lebih mengarah Malang lebih pada penemuan konsep
pada teacher center learning. Guru lebih yang dipelajari oleh peserta didik, belum
banyak menjelaskan dan memberikan sampai dengan penerapan konsep. Isi
contoh soal. Hal ini dikarenakan kegiatan materi yang disajikan sudah
pembelajaran yang disajikan pada buku mengakomodasi peserta didik untuk
kurang didekatkan dengan kehidupan mengkonstruksi pengetahuannya secara
peserta didik. Sehingga untuk pemecahan mandiri melalui kegiatan yang dilakukan.
139 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

Namun, belum sampai bagaimana No Kondisi Ideal Kondisi di Lapangan


mengarahkan peserta didik untuk anak. hanya mengerjakan
berbagai soal saja. Peserta
mengimplementasikan konsep dalam didik ingin melakukan
kehidupan sehari-hari, sehingga apa yang kegiatan secara kinestetik.
dipelajari tidak hanya sekedar teori tetapi Peserta didik mudah lupa
juga dapat diterapkan dalam keseharian dengan rumus yang
peserta didik. Hal ini sejalan dengan diberikan pada
pembelajaran Matematika.
pernyataan Mulhamah (2016) bahwa
3. Hasil belajar Pengalaman yang
pembelajaran kontekstual yang dapat diberikan peserta dalam
disesuaiakan dengan dunia nyata peserta bertahan kegiatan pembelajaran
didik mampu meningkatkan kemampuan lama karena kurang kontekstual dan
keterampilan dalam pemecahan masalah lebih kurang sesuai dengan
matematika. berkesan dan lingkungan peserta didik
bermakna. dan kurang memberikan
kesempatan peserta didik
3. Kesesuaian Pelaksanaan untuk mengembangkan
Pembelajaran dengan Bahan Ajar kemampuan berfikir
Analisis pembelajaran Matematika tingkat tinggi (HOTS).
dilakukan untuk mengetahui kondisi 4. Mengembang Hasil belajar kurang
kan berkesan dan kurang
kegiatan pembelajaran Matematika yang keterampilan bermakna karena peserta
ada di beberapa sekolah di Kota Malang berpikir anak didik menganggap
yang menjadi sampel penelitian. Analisis sesuai pembelajaran merupakan
pembelajaran ini diperoleh dari analisis dengan sesuatu yang harus
landasan teori tentang pembelajaran serta permasalahan diselesaikan bukan yang
yang dibutuhkan.
kondisi pembelajaran secara nyata di dihadapi.
lapangan. Kesenjangan antara kondisi 5. Menyajikan Kegiatan pembelajaran
ideal dan kondisi di lapangan ini yang kegiatan masih banyak bersifat
kemudian dianalisis menjadi suatu yang bersifat teoritis dan kurang
permasalahan yang perlu dipecahkan. pragmatis mengenal kearifan lokal
sesuai daerah.
Berikut dipaparkan mengenai kondisi dengan
ideal dan kondisi di lapangan dari permasalahan
pembelajaran Matematika di kelas V SD. yang ditemui.

Tabel 2. Analisis Kondisi Ideal dan Kondisi di Berdasarkan paparan perbandingan


Lapangan dari Pembelajaran Tematik antara kondisi ideal dan kondisi di
No Kondisi Ideal Kondisi di Lapangan
1. Memberikan Dalam pembelajaran,
lapangan pembelajaran Matematika,
pengalaman terpusat pada buku teks kesenjangan yang terjadi antara dua
dan kegiatan terbitan Kemendikbud dan kondisi tersebut menimbulkan
belajar sangat buku penunjang dari KKG permasalahan. Permasalahan
relevan Kota Malang. Namun pembelajaran Matematika yang terjadi
dengan demikian buku penunjang
tingkat pembelajaran Matematika
yaitu pembelajaran terpusat pada buku
perkembanga di kelas V SD juga belum teks yang kurang mengapresiasi
n peserta memuat kegiatan lingkungan sekitar, kurang
didik. pembelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta
bermakna. didik untuk berfikir tingkat tingggi
2. Menyenan Guru kesulitan
gkan, menggunakan buku teks
(HOTS), guru merasa kesulitan jika harus
karena terkait kegiatan yang tidak memberikan contoh yang tidak ada di
bertolak ada di lingkungan sekitar. lingkungan sekitar peserta didik, serta
dari minat Selain itu peserta didik peserta didik merasa yang dipelajari
dan merasa bosan jika dalam bukan suatu hal yang dibutuhkan namun
kebutuhan pembelajaran Matematika
hal yang harus diselesaikan. Hal ini
140 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

sejalan dengan Yurniwati (2015) bahwa Semirata FMIPA Universitas


buku teks matematika yang tersedia saat Lampung 353-360.
ini banyak memuat soal drill saja yang Mulhamah., Putrawangsa, Susilahudin.
hanya untuk digunakan untuk 2016. Penerapan Pembelajaran
mengembangkan keterampilan Kontekstual dalam
mengaplikasikan dari prosedur Meningkatkan Kemampuan
penyelesaian suatu masalah Pemecahan Masalah
Matematika. Jurnal Pendidikan
SIMPULAN Matematika 10 (1): 59-80.
Hasil penelitian ini menunjukkan Musfiqi, Shinán., Jailani. 2014.
bahwa Matematika secara umum bahan Pengembangan Bahan Ajar
ajar matematika untuk kelas V SD masih Matematika yang Berorientasi
berfikir dari umum ke khusus. Sehingga pada Karakter dan Higher Order
belum mampu mengkonstruksi Thinking Skill (HOTS).
pengetahuan siswa sampai tahap Pythagoras Jurnal Pendidikan
penemuan konsep. Perlu adanya bahan Matematika 9 (1): 45-49.
ajar yang memuat langkah langkah Nurhidayati, Siti., Tayeb, Thamrin.,
kegiatan yang mampu mengakomodasi Baharuddin. 2017.
peserta didik menemukan konsep melalui Pengembangan Bahan Ajar
pembelajaran bermakna. Matematika Berbasis Masalah
Rekomendasi untuk peneliti untuk Memfasilitasi Pencapaian
selanjutnya perlu dikembangkan bahan Kemampuan Penalaran pada
ajar matematika berbasis HOTS sebagai Pokok Bahasan Perbandingan
buku pendamping untuk melengkapi Kelas VII MTsN Model
buku ajar yang sudah tersedia saat ini. Makassar. Jurnal Matematika
Sehingga bahan ajar yang digunakan oleh dan Pembelajaran 5 (2): 236-
peserta didik dapat mengakomodasi 250.
peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi. Pornpimon, C., Wallapha, A. & Prayuth,
C. 2014. Strategy Challenges the
DAFTAR PUSTAKA Local Wisdom Applications
Anggraini, Purwati., Kusniarti, Tuti. Sustainability in Schools.
2015. The Insertion of Local Procedia-Social and Behavioral
Wisdom into Instructional Sciences, 112: 626-634.
Materials of Bahasa Indonesia Rahmadani, Heni., Yenita, Roza., Murni,
for 10th Grade Students in Senior Atma. 2018. Analisis Kebutuhan
High School. Journal of Bahan Ajar Matematika
Education and Practice, 6 (33): Berbasis Teknologi Informasi
89-92. (TI) di SMA IT Al Bayyinah
Miles, M. B. & Hubberman, A.M. 1992. Pekanbaru. Juring (Journal for
Analisis Data Kualitatif: Buku Research in Mathematics
Sumber Tentang Metode-metode Learning) 1 (1): 91-98.
Baru Terjemahan Tjetjep Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Rohendi Rohidi. Jakarta: Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Universitas Indonesia Press. Widiati, Indah. 2015. Mengembangkan
Mukhtar. 2013. Pengembangan Bahan Kemmampuan Representasi
Ajar Metematika Berbasis Matematika Siswa Sekolah
Masalah untuk Memfasilitasi Menengah Pertama melalui
Pencapaian Kemampuan Pembelajaran Kontekstual.
Penalaran dan Pemahaman Jurnal Pengajaran MIPA 20 (2):
Konsep Siswa. Prosiding 106-111.
141 JP2SD (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar), Vol. 7, No 2, September 2019 hlm 133-141
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd

Yurniwati. 2015. Analisis Buku Teks


Matematika untuk Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
PGSD 7 (1): 53-60.

Anda mungkin juga menyukai