Proposal Ta
Proposal Ta
000/PN/S1FF-SPMI
Silahkan masukkan judul dokumen anda di sini. Bila judul anda melebihi dua
baris, jangan membuat baris baru namun lanjutkan pengetikannya. Jangan
merubah posisi text box ini.
Nama anda.
NPM/NIDN/NIK anda.
Silahkan masukkan judul dokumen anda di sini. Bila judul anda melebihi dua
baris, jangan membuat baris baru namun lanjutkan pengetikannya. Jangan
merubah posisi text box ini.
Nama anda.
NPM/NIDN/NIK anda.
Bandung, ………2020
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,
(……………………………………..) (……………………………………..)
NIDN. NIDN.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
DAFTAR ISI
Contents
ABSTRAK............................................................................................................................................2
ABSTRACT..........................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................................5
DAFTAR TABEL................................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI............................................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................................8
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG......................................................................................8
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................................9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................10
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................11
BAB IV. PROSEDUR PENELITIAN.............................................................................................12
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................13
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................................16
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
Contents
Gambar I.1 Tanaman Kaempferia pandurata Roxb................................................................... 2
Gambar II.1 Tanaman Zingiber officinale Roscoe.................................................................... 7
Gambar II.2 Tanaman Zingiber zerumbeth............................................................................... 8
Gambar III.1 Cacing Ascaris lumbricoides............................................................................... 12
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
BAB I. PENDAHULUAN
Mangga (Mangifera indica L.) merupakan buah batu berair yang termasuk dalam famili
Anacardiaceae dalam ordo Sapindales dan tumbuh di berbagai belahan dunia, khususnya di
negara tropis. Tamanan ini dibudidayakan di area seluas sekitar 3,7 juta hektare di seluruh
dunia dan menduduki posisi kedua sebagai tanaman tropis, dalam hal produksi (Masud
Parvez and Masud Parvez, 2016).
Mangga berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, dan telah menyebar ke Asia
Tenggara sekitar 1500 tahun silam (Ediriweera et al., 2017).Tanaman ini merupakan buah
tropis yang biasa tumbuh baik di daerah beriklim kering. Sentra produksi mangga di
Indonesia di antaranya adalah Indramayu, Cirebon,dan Majalengka di Jawa Barat, Tegal,
Kudus, Pati,Magelang, dan Boyolali di Jawa Tengah, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, dan
Pamekasan di Jawa Timur. Juga di daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara,Sumatera
Sarat, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Sarat, dan Nusa Tenggara Timur (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian , 2008).
Subclass : rosidae
Order : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : M. Indica
(Masud Parvez and Masud Parvez, 2016)
II.3. Morfologi
Pohon Mangga merupakan tumbuhan berkayu dengan tinggi dapat mencapai lebih dari 5 – 40
m. Tanaman Mangga memunyai akar tunggang yang bercabang, panjang yang tidak
bercabang dapat turun hingga kedalaman 6 - 8 m ditambah massa akar pengumpan. Akar
pengumpan mengirim akar jangkar yang menembus tanah ke kedalaman 1,2 m dan menyebar
lateral sejauh 7,5 m (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Daun tanaman mangga bertulang dan berurat-urat, kasar, panjang 29-30 cm X lebar 3-5 cm
pada cabang berbunga hingga 50 cm. Daun muda berwarna merah, selanjutnya berubah hijau
tua mengkilap di atas, lebih ringan di bawah (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Perbungaannya adalah malai bercabang baik bunga putih atau merah muda yang sangat kecil
(4 mm). Baik bunga jantan dan biseksual ditanggung di pohon yang sama. Bunganya simetris
secara radial, dan biasanya memiliki 5 kelopak, bergaris merah. Biasanya hanya ada 1 benang
sari subur perbunga; 4 benang sari lainnya steril. Bunga itu memiliki cakram 5-lobed
mencolok antara kelopak dan benang sari (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Buah mangga merupakan salah satu buah batu yang berdaging dengan panjang 2,5 – 30 cm.
Bentuk buah bulat seperti telur adapula yang memanjang. Warnanya beragam mulai dari
hijau, kuning, merah atau campuran. Kulit buah cukup tebal, dagingnya pun tebal, berwarna
kuning lunak, manis, berair. Benih tunggal, terbungkus pada lapisan dalam yang berserat
putih (USDA NRCS National Data Center , 2018) .
II.4. Penyebaran tanaman mangga
Mangga adalah tanaman asli Asia selatan, terutama Burma dan India timur. Ini menyebar
awal ke Malaysia, Asia timur dan Afrika timur. Mangga ditanam di seluruh daerah tropis,
dari Karibia hingga Afrika, Asia Tenggara, Australia, dan India.Kulitas tumbuhan terbaik
pada ketinggian dari 0-1200 m. Dengan musim hujan yang nyata untuk pertumbuhan
vegetatif, musim kemarau untuk berbunga dan berbuah, dan pada tanah berdrainase baik
berkisar pH antara 5,5 hingga 7,5 (USDA NRCS National Data Center , 2018).
II.5. Kandungan kimia tanaman mangga
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
Hasil pengujian skrining fitokimia ekstrak etanol daun mangga mengandung Alkaloid,
flavonoid, saponin, steroid dan tanin (Chem, 2017).
II.6. Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun
dalam konfigurasi C6 -C3 -C6 , yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom
karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam
semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan (Markham,
1998). Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6 -C3 -C6 , artinya
kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan
oleh rantai alifatik tiga karbon.
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif yang
menjadi penelitian peneliti dalam mengembangkan obat tradisional Indonesia. Hal penting
dari penyebaran flavonoid dalam tumbuhan adalah adanya kecenderungan kuat bahwa
tumbuhan yang secara taksonomi berkaitan akan menghasilkan flavonoid yang jenisnya
serupa. Jadi informasi tumbuhan yang diteliti seringkali didapatkan dengan melihat pustaka
mengenai flavonoid terdahulu dalam tumbuhan yang berkaitan, misalnya dari marga atau
suku yang sama (Markham, 1998).
II.7. Sifat senyawa flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polifenol dan karena itu memiliki sifat kimia senyawa fenol,
yaitu bersifat agak asam sehingga adapat larut dalam basa, Merupakan senyawa polar,
mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, umumnya flavonoid larut dalam
pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH), aseton, dimetil
sulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air dan lain lain (Markham, 1998).
II.8. Keragaman struktur umum flavonoid Semua varian flavonoid saling berkaitan karen
alur biosintesinya yang sama yaitu memasukan prazat dari alur “sikimat” dan alur “asetat
malonat” (Markham, 1998). Falvonoid yang dianggap pertama kali terbentuk pada biosintesis
adalah khalkon . Dan semua bentuk lain diturunkan dari khalkon melalui berbagai alur
(Markham, 1998).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
II.10. Inflamasi
Inflamasi merupakan tindakan protektif yang berperan dalam melawan agen penyebab jejas
sel. Inflamasi melakukan misi pertahanannya dengan cara melarutkan, menghancurkan, atau
menetralkan agen patologis (Mulut et al., 2002). Fenomena yang terjadi dalam proses
inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi
leukosit menuju jaringan radang. Tanda-tanda dari proses inflamasi antara lain rubor, kalor,
tumor, dolor, dan functio laesa (Mulut et al., 2002). Rubor, kalor, dan tumor pada inflamasi
akut terjadi karena peningkatan aliran darah dan edema (Mulut et al., 2002).
II.11. Antiinflamasi
Agen antiinflamasi adalah senyawa atau obat yang digunakan untuk menangani penyakit
yang diakibatkan inflamasi. Beberapa dari obat golongan ini memiliki mekanisme aksi yang
berbeda. Obat antiinflamasi yang paling banyak dipakai adalah antiinflamasi golongan
NSAID (non steroidal anti-inflammatory drug), obat ini bekerja dengan cara menghambat
pembentukan enzim COX yang kemudian menghambat terbentuknya prostaglandin.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
Prostaglandin merupakan salah satu mediator nyeri dan inflamasi yang juga memiliki peran
sebagai vasodilator (Bowman and Rand, 1980).
Pada penelitian memperlihatkan bahwa turunan kalkon memiliki aktifitas antiinflamasi yang
bekerja dengan cara menghabat terbentuknya nitrit oksida yang merupakan salah satu
mediator inflamasi. Senyawa kalkon yang telah telah dikembangkan adalah senyawa AEW1
merupakan senyawa yang mengalami subtitusi gugus hidroksi lebih dari satu pada salah satu
cincin benzennya dan penggantian cincin piridin pada cincin benzen lainnya. Secara
organoleptis, senyawa ini bebrbentuk Kristal berwarna merah. Senyawa AEW1 disintesis dari
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
II.16. In Silico
In Silico merupakan sebuah metode dengan bantuan perangkat komputer yang dikembangkan
dan diterapkan secara luas dan salah satunya untuk membantu pengembangan dalam bidang
farmakologi. Metode In silico diantaranya mencakup penggunaan database, identifikasi
kekerabatan, pengolahan data, pemodelan dan juga penambatan molekuler (molecular
docking) (Ekins et al., 2007).
Molecular docking (penambatan molekul) dapat dianggap sebagai masalah gembok dan kunci
(lock and key), protein dapat dianggap sebagai gembok dan ligan dapat dianggap sebagai
kunci. Molecular docking (penambatan molekul) dapat didefinisikan sebagai masalah
optimasi yang akan menggambarkan orientasi ikatan terbaik dari ligan yang mengikat protein
tertentu (Mukesh dan Kumar, 2011). Ligan adalah molekul kecil yang berinteraksi dengan
daerah ikatan (binding site) pada protein. Beberapa kemungkinan konformasi dalam ikatan
antara ligan dan protein mungkin terjadi, yang disebut mode ikatan (Onkara et al., 2013).
Dalam desain obat modern, molecular docking secara rutin digunakan untuk memahami
interaksi obat dengan reseptor dan seringkali digunakan untuk memprediksi orientasi ikatan
dari kandidat obat pada protein target. Interaksi yang terjadi pada molekul obat dan protein
target akan menghasilkan energi ikatan (binding affinity) dan aktivitas dari molekul obat
tersebut (Onkara et al., 2013). Energi ikatan hasil doking merupakan parameter utama untuk
mengetahui kesetabilan antara ligan dan protein. Interaksi antara ligan dan reseptor akan
cenderung berada pada kondisi energi yang paling rendah. Energi yang paling rendah
menunujukkan bahwa molekul berada pada kondisi yang stabil, sehinggasemakin rendah nilai
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
binding afiniti maka interaksi ligan reseptor semakin stabil (Arwansyah et al., 2014).
Interaksi ligan reseptor terdapat dua jenis ikatan yaitu agonis dan antagonis. Ikatan agonis
adalah efek respon biologis yang diberikan oleh senyawa yang merangsang aktivitas,
sedangkan ikatan antagonis adalah efek respon biologis yang diberikan oleh senyawa yang
menurunkan aktivitas (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
dideteksi oleh spektrometer massa. Data LC-MS dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang berat molekul, struktur, identitas dan kuantitas komponen sampel tertentu,
Senyawa dipisahkan atas dasar interaksi relatif dengan lapisan kimia partikel-partikel (fase
diam) dan elusi pelarut melalui kolom (fase gerak) (Himawan, 2010).
Keuntungan dari LC-MS yaitu dapat menganalisis lebih luas berbagai komponen, seperti
senyawa termal labil, polaritas tinggi atau bermassa molekul tinggi, bahkan juga protein.
Komponen elusi dari kolom kromatografi
Docking senyawa Obat kemudian diteruskan ke spektrometer massa melalui antarmuka
khusus Prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri
atas kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya tekanan tinggi
digunakan untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan
kepolarannya dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda,
hal ini akan teramati pada spektrum yang puncakpuncaknya terpisah (Himawan 2010).
Bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke
dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan
komponen-komponen campuran, karena perbedaan kekuatan interaksi antara larutan terhadap
fasa diam. Larutan yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom
lebih dulu. Sebaliknya, larutan yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka larutan tersebut
akan keluar kolom, kemudian dideteksi oleh detektor dan direkam dalam bentuk
kromatogram (Isnawati 2013).
III.5. Uji In Silico
In Silico merupakan sebuah metode dengan bantuan perangkat komputer yang dikembangkan
dan diterapkan secara luas dan salah satunya untuk membantu pengembangan dalam bidang
farmakologi. Metode In silico diantaranya mencakup penggunaan database, identifikasi
kekerabatan, pengolahan data, pemodelan dan juga penambatan molekuler (molecular
docking) (Ekins et al., 2007).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
IV.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : Timbangan, Keranjang, gunting, lap, Oven,
Kertas koran, Toples kedap udara, Penyaring, Corong, Gelas ukur, Tabung reaksi, Rak
tabung, Rotary Evaporator, Cawan penguap, Sudip, Spatel, Beaker glass, Botol Vial, Corong
pisah, Krust, Krustang, Tanur, Kertas saring, Moisture balance, Penangas/Kompor,
Alumunium Foil, Mortar, Stemper dan LC-MS, Seperangkat komputer dengan spesifikasi
Windows 10 64 bit dan program Autodock 4.2 pada OS Windows, Chimera 1.10.1, dan
Discovery Studio.
IV.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Daun mangga, etanol 96%, Kloroform,
HCl 2 M, HCl 10%, Metanol, Metanol (PA), N-Hexan, Amonia 25% (PA), MgSO4 anhidrat,
Iodin. Kalium iodida, Aqua dest, Etil Asetat, dan protein reseptor.
IV.3. Penyiapan Bahan
Sampel didapat dari penelitian sebelumnya berupa ekstrak metanol daun mangga (Mangifera
indica L.). Sampel dibuat dengan melakukan maserasi selama 3 x 24 jam dengan komposisi
1: 5 berat simplia terhadap pelarut.
Penyiapan fase diam Silica gel G60 F254/plat KLT dengan panjang 8 cm dan lebar 2 cm,
kemudian dicuci dengan metanol, lalu diaktivasi dengan oven pada suhu 100ºC selama 10
menit Sebanyak 10 mg ekstrak dilarutkan dalam 1 ml metanol kemudian ditotolkan pada fase
diam.
a. Identifikasi Senyawa Flavonoid Fase gerak asam asetat glacial : butanol : air (1:4:5),
dengan penampak noda uap ammonia. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
noda berwarna kuning cokelat setelah diuapi ammonia pada pengamatan dengan sinar
tampak dan berwarna biru pada UV 366 nm menegaskan adanya kandungan flavonoid
(Chem, 2017).
b. Identifikasi Senyawa Steroid Fase gerak yang digunakan adalah Kloroform - metanol
(9:1), dengan penampak noda pereaksi Liberman-Buchard disertai dengan pemanasan
pada suhu 105oC selama 5 menit. Reaksi positif steroid ditunjukkan dengan adanya noda
berwarna hijau biru (Chem, 2017).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
c. Identifikasi Senyawa Tanin Fase gerak metanol-air (6:4), dengan penampak noda
Pereaksi FeCl3 5 %. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna
hitam (Nagarajan, 2002).
d. Identifikasi senyawa alkaloid Fase gerak Kloroform:metanol (1:4), dengan penampak
pereaksi dragendorff. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna
kuning.
e. identifikasi Terpenoid Fase gerak Kloroform:metanol:etil asetat (9:3:5) dengan penampak
bercak Pereaksi Liebermann Burchard. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
noda berwarna coklat.
f. identifikasi Saponin Kloroform:metanol:air (20:60:10) dengan penampak bercak H2SO4.
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya noda ungu gelap.
IV.5. Karakterisasi LC-MS
Preparasi sampel dilakukan terlebih dahulu sebelum diinjeksikan kedalam instrumen LC-MS.
Metode yang digunakan dalam preparasi sampel ini yaitu Solid Phase Extraction (SPE).
Fraksi kering sebanyak 10 mg dilarutkan dengan 10 mL pelarut lalu dimasukkan ke dalam
kolom SPE yang telah dikondisikan. Bahan organik yang tertinggal di kolom tersebut dielusi
dengan 10 mL metanol. Filtrat metanol ditampung lalu dilanjutkan dengan dielusi
menggunakan 10 mL diklorometan, filtrat diklorometan kemudian ditampung hingga terdapat
filtrat metanol dan filtrat diklorometan pada wadah yang terpisah.Metabolite profiling fraksi
metanol dilakukan dengan menggunakan instrumen LC-MS. Sampel yang telah dipreparasi
lalu diinjeksiksikan kedalam instrumen LC-MS sebanyak 5μL menggunakan micro syringe.
Setelah itu diperoleh data mentah berupa kromatogram dan spektra sampel yang selanjutnya
diolah dengan software Masslynx untuk didapatkan data luas puncak, waktu retensi,
measured mass, calculated mass dan rumus formula dari tiap-tiap puncak yang terdeteksi.
Selanjutnya dilakukan interpretasi data melalui website Chemspider dan software Chemdraw
untuk diperoleh nama dan struktur kimia dari senyawa yang telah ditemukan, sehingga
diperoleh profil metabolite dari fraksi metanol daun mangga.
IV.14. Docking Senyawa Uji
a. Preparasi Protein
Preparasi protein dilakukan dengan memilih protein (main protease (PDBID: 6LU7),
papain like protease (PDBID: 6WX4), siklooksigenase (PDBID: 6COX), lipoksigenase
(PDBID: 6N2W) dan reseptor glukokortikoid (PDBID: 1P93) dalam bentuk aktif yang
berikatan dengan native ligand(Nugroho et al., 2020). Selanjutnya protein native ligand
dipisahkan dengan program Discovery Studio untuk menyediakan ruang (pocket/cavity)
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
sehingga diketahui bentuk pocket dan koordinat pocket sebagai bahan docking (Bandgar
and Gawande, 2010).
b. Validasi Metode
Molecular Docking Validasi metode molecular docking dilakukan dengan men-docking-
kan kembali native ligand pada protein target yang sudah dihilangkan native ligand-nya
menggunakan program Autodock 4.2. Metode dikatakan valid apabila nilai RMSD yang
diperoleh < 3 A dapat dilakukan docking senyawa uji dengan protein target (Jain and
Nicholls., 2008). Untuk memperoleh metode yang valid, maka dilakukan pengaturan pada
grid box sehingga diperoleh nilai RMSD < 3 A (Saputra, 2018).
c. Optimasi Struktur 3D
Struktur tiga dimensi senyawa uji dibuat dan dioptimasi menggunakan program gaussian.
Optimasi struktur dilakukan pada struktur tiga dimensi dengan metode komputasi semi-
empiris AM1 dan dilakukan kalkulasi dengan single point serta optimasi geometri
(Saputra, 2018).
d. Docking Senyawa uji
Senyawa uji yang telah dioptimasi di docking kan dengan protein yang telah dihilangkan
native ligand-nya menggunakan program Autodock 4.2 dengan grid box hasil validasi.
Hasil analisis akan menunjukkan senyawa dengan konformasi dan energi ikatan terendah
untuk berikatan dengan protein target (Saputra, 2018).
e. Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil energi ikatan yang dihasilkan dari hasil
molecular docking. Nilai energi ikatan menunjukkan kekuatan ikatan antara senyawa uji
dengan reseptor. Semakin rendah energi ikatan, maka semakin kuat ikatan antara senyawa
dengan reseptor. Interaksi yang terjadi antara senyawa uji dengan protein dilihat dari jenis
ikatan yang terbentuk antara senyawa uji dengan protein target (Saputra, 2018)
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
DAFTAR PUSTAKA
Bally, I.S.E., 2006. Mangifera indica (mango), ver. 3.1. Species Profiles Pacific Isl. Agrofor.
25.
Bandgar, B.P., Gawande, S.S., 2010. Synthesis and biological screening of a combinatorial
library of β-chlorovinyl chalcones as anticancer, anti-inflammatory and antimicrobial
agents. Bioorganic Med. Chem. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2009.12.077
Bowman, W.C., Rand, M.J., 1980. Subcellular organization and cellular metabolism,
Textbook of Pharmacology.
Chem, J., 2017. Isolasi, Identifikasi, Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Sebagai Antibakteri
Dari Daun Mangga. Indones. J. Chem. Sci. 6, 91–96.
Ediriweera, M.K., Tennekoon, K.H., Samarakoon, S.R., 2017. A Review on
Ethnopharmacological Applications, Pharmacological Activities, and Bioactive
Compounds of Mangifera indica (Mango). Evidence-based Complement. Altern. Med.
2017. https://doi.org/10.1155/2017/6949835
Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril, J., Rahmita, R., 2012. Sintesis Turunan 2’-hidroksi Kalkon
melalui Kondensasi Claisen-Schmidt dan Uji Aktivitasnya sebagai Antimikroba. J.
Natur Indones. 12, 223. https://doi.org/10.31258/jnat.12.2.223-227
Harborne, J.B., 1978. The rare flavone isoetin as a yellow flower pigment in Heywoodiella
oligocephala and in other Cichorieae. Phytochemistry. https://doi.org/10.1016/S0031-
9422(00)88646-X
Masibo, M., Qian, H., 2008. Major mango polyphenols and their potential significance to
human health. Compr. Rev. Food Sci. Food Saf. https://doi.org/10.1111/j.1541-
4337.2008.00047.x
Masud Parvez, G., Masud Parvez, C.G., 2016. Pharmacological Activities of Mango
(Mangifera Indica): A Review. J. Pharmacogn. Phytochem. JPP 1, 1–7.
Mulut, B., Kedokteran, F., Universitas, G., Mada, G., 2002. ( Paederia scandens ) PADA
TIKUS WISTAR ANTIINFLAMMATION EFFECT OF SKUNKVINE ( Paederia
scandens ) EXTRACT IN.
Nagarajan, R., 2002. Molecular packing parameter and surfactant self-assembly: The
neglected role of the surfactant tail. Langmuir. https://doi.org/10.1021/la010831y
Nugroho, A.A., Hadi, M.S., Adianto, C., Akbar, J., Putra, K., Studi, P., Apoteker, P.,
Farmasi, F., Mada, U.G., Studi, P., Farmasi, S., Farmasi, F., Mada, U.G., 2020. Studi in
silico flavonoid sebagai agen multi target pada COVID-19 : Antiinflamasi dan Antivirus.
Oktavianto, Y., Sunaryo, Suryanto, A., 2015. KABUPATEN KEDIRI
CHARACTERIZATION OF PLANT MANGO ( Mangifera Indica L .) CANTEK ,
IRENG, EMPOK, JEMPOL. J. Produksi Tanam. Volume 3, 91–97.
Saputra, D.P.D., 2018. Molecular Docking Sianidin dan Peonidin sebagai Antiinflamasi pada
Aterosklerosis Secara In Silico. J. Farm. Udayana 7, 28.
https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i01.p04
Sinaga, D.A., 2019. Virus Corona : Hal-hal apa yang perlu diketahui 1–8.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI
Susilo, A., Rumende, C.M., Pitoyo, C.W., Santoso, W.D., Yulianti, M., Herikurniawan, H.,
Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E.J., Chen, L.K., Widhani, A., Wijaya, E.,
Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C.O.M., Yunihastuti, E., 2020.
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J. Penyakit Dalam Indones. 7, 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI