Anda di halaman 1dari 24

Dok No. 09.005.

000/PN/S1FF-SPMI

Silahkan masukkan judul dokumen anda di sini. Bila judul anda melebihi dua
baris, jangan membuat baris baru namun lanjutkan pengetikannya. Jangan
merubah posisi text box ini.

Laporan Tugas Akhir

Nama anda.
NPM/NIDN/NIK anda.

Universitas Bhakti Kencana


Fakultas Farmasi
Program Strata I Farmasi
Bandung
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Silahkan masukkan judul dokumen anda di sini. Bila judul anda melebihi dua
baris, jangan membuat baris baru namun lanjutkan pengetikannya. Jangan
merubah posisi text box ini.

Laporan Tugas Akhir


Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Sarjana Farmasi

Nama anda.
NPM/NIDN/NIK anda.

Bandung, ………2020

Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,

(……………………………………..) (……………………………………..)
NIDN. NIDN.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

DAFTAR ISI

Contents
ABSTRAK............................................................................................................................................2
ABSTRACT..........................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................................5
DAFTAR TABEL................................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI............................................................................................7
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................................8
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG......................................................................................8
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................................9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................10
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................11
BAB IV. PROSEDUR PENELITIAN.............................................................................................12
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................13
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................................16
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI

Contents
Gambar I.1 Tanaman Kaempferia pandurata Roxb................................................................... 2
Gambar II.1 Tanaman Zingiber officinale Roscoe.................................................................... 7
Gambar II.2 Tanaman Zingiber zerumbeth............................................................................... 8
Gambar III.1 Cacing Ascaris lumbricoides............................................................................... 12
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Tanaman mangga (Mangifera indica L) merupakan tanaman yang keberadaannya melimpah
di Indonesia. Kementrian pertanian (2012) menyatakan ketersediaan mangga lebih banyak
dibandingkan dengan buah lain. Hasil inventarisasi juga menyebutkan bahwa selama tahun
2008-2012 luas area mangga terus meningkat dengan daerah produksi mangga tersebar di 33
propinsi (Oktavianto et al., 2015). Sebagian besar daerah sentra produksi tersebut ada di
pulau Jawa (74,32%). Selain itu, pemanfaatan tanaman mangga lebih banyak digunakan
sebagai bahan makanan sebesar 11,31% dan sangat kurang pemanfaatnya digunakan sebagai
bahan baku obat atau bahan lainnya.
Ekstrak daun mangga dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, fenol, saponin, kumarin,
tanin, flavonoid, triterponoid, steroid, dan glikosida yang berfungsi sebagai senyawa
antimikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Masibo and Qian, 2008). Sebuah
penelitian juga menyatakan bahwa sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah
dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi dan
antikanker. Oleh karena itu penelitian pada mangga ini sangat berpotensi menghasilkan
senyawa senyawa baru yang dapat berpotensi menyembuhkan atau mencegah terjadinya
suatu penyakit.
Terlebih dunia sekarang sedang dihadapkan dengan sebuah pandemi yang menjadi ancaman
serius bagi kesehatan masyarakat global, dimana pemerintah sekarang menyerukan
pengembangan profilaksis dan terapi yang aman juga efektif terhadap agen infeksi
penyebabnya. Menurut laporan situasi terkini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 18
Maret 2020, pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) telah mengonfirmasi 191.127
kasus dan merenggut 7.807 kematian di seluruh dunia. Corona virus adalah virus RNA
dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di
antaranya adalah kelelawar dan unta (Susilo et al., 2020).
Hasil pemodelan melalui komputer menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki struktur tiga
dimensi pada protein spike domain receptor-binding yang hampir identik dengan SARS-
CoV. Pada SARS-CoV, protein ini memiliki afinitas yang kuat terhadap
angiotensinconverting-enzyme 2 (ACE2).20 Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung
kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan reseptor ACE2.17 Studi
tersebut juga menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus
lainnya seperti Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4)(Sinaga, 2019).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kejadian koagulopati.


Koagulopati adalah gangguan sistem koagulasi atau pembekuan darah yang dapat
bermanifestasi sebagai bekuan darah (trombus) di vena, arteri atau menyeluruh (sistemik).
Patogenesis koagulopati pada COVID-19 (COVID-19-Associated Coagulopathy / CAC)
berbeda dengan koagulopati pada umumnya, yaitu pembentukan trombus yang terjadi pada
pembuluh darah paru (Pulmonary Intravascular Coagulopathy / PIC) yang dapat disertai
sedikit perdarahan, hingga Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) yang klasik dan
bersifat sistemik (Ikatan Dokter Indonesia, 2020).
PIC dapat menyebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan dibuktikan pada
laporan pasca kematian (pulmonary post mortem findings) di Italia dan beberapa tempat yang
menunjukkan mikrotrombi dalam vaskular paru pada pemeriksaan patologi. PIC yang terus-
menerus akan merangsang proses inflamasi yang berlebihan sehingga terjadi hiperinflamasi
yang ditandai dengan Cytokine Storm Syndrome (CSS) atau Macrophage Activating
Syndrome (MAS) (Ikatan Dokter Indonesia, 2020).
Sitokin-sitokin (IL-2, IL-6, TNF dan lain-lain) akan merangsang koagulopati dan trombosis
sistemik. Kaskade trombosis ini khas, dan dikenal dengan sebutan immunothrombosis.
Koagulasi dan trombosis ini akan mengakibatkan Multi Organ Disfunction (MOD) dan Multi
Organ Failure (MOF) (Ikatan Dokter Indonesia, 2020).
Keparahan trombosis yang terjadi sangat terkait dengan beratnya inflamasi yang sangat
dipengaruhi oleh proses viremia, sehingga menekan inflamasi dan viremia dengan anti-
inflamasi dan anti-virus serta memberikan hidrasi yang cukup adalah termasuk bagian utuh
dari tromboprofilaksis yang tidak dapat dipisahkan.
Sehingga melalui penelitian ini, telah dilakukan identifikasi terhadap senyawa metabolit
ekstrak metanol daun mangga (Mangifera indica L) dan dapat diketahui apakah terdapat
senyawa yang berinteraksi dengan Sitokin IL-2, IL-6 dan TNF penyebab inflamasi akibat
SARS-CoV, yang pada akhirnya bisa menjadi pilihan terapi yang digunakan untuk profilaksi
pada pasien corona.
I.3. Rumusan masalah
Dari uraian diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja senyawa metabolit yang terkandung dari ekstrak metanol daun mangga
(Mangifera indica L) dengan LC-MS ?
2. Apakah terdapat senyawa yang memiliki khasiat antiinflamasi akibat SARS-CoV pada
ekstrak metanol daun mangga (Mangifera indica L) ?
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

I.3. Tujuan dan manfaat penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan senyawa metabolit dari ekstrak metanol daun mangga (Mangifera indica L)
dengan LC-MS.
2. Memprediksi senyawa hasil metabolite profilling yang memiliki khasiat terhadap
inflamasi akibat SARS-CoV menggunakan Uji Insilico.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut
1. Meningkatkan pemanfaatan daun Mangifera indica L.
2. Memberikan informasi kandungan senyawa aktif dari daun Mangifera indica L.
3. Penggunaan daun Mangifera indica L sebagai obat tradisional terhadap inflamasi yang
disebabkan oleh SARS-CoV.
I.4. Hipotesis penelitian
Dari penelitian yang akan dilakukan diduga ekstrak metanol daun Mangifera indica L
memiliki kandungan alkaloid, fenol, saponin, kumarin, tanin, flavonoid, triterponoid, steroid,
dan glikosida. Sebuah buah penelitian menyatakan bahwa sejumlah tanaman obat yang
mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri,
antiinflamasi, antivirus, antiradang, antialergi dan antikanker.
I.1. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juli tahun 2021 yang bertepat di
Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Bhakti Kencana Bandung dan Laboratorium
Sarawati Indo Genetch..
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.3. Mangifera indica. L

Gambar II.1 Tanaman Mangga (Bally, 2006)

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan buah batu berair yang termasuk dalam famili
Anacardiaceae dalam ordo Sapindales dan tumbuh di berbagai belahan dunia, khususnya di
negara tropis. Tamanan ini dibudidayakan di area seluas sekitar 3,7 juta hektare di seluruh
dunia dan menduduki posisi kedua sebagai tanaman tropis, dalam hal produksi (Masud
Parvez and Masud Parvez, 2016).

Mangga berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, dan telah menyebar ke Asia
Tenggara sekitar 1500 tahun silam (Ediriweera et al., 2017).Tanaman ini merupakan buah
tropis yang biasa tumbuh baik di daerah beriklim kering. Sentra produksi mangga di
Indonesia di antaranya adalah Indramayu, Cirebon,dan Majalengka di Jawa Barat, Tegal,
Kudus, Pati,Magelang, dan Boyolali di Jawa Tengah, Pasuruan, Probolinggo, Nganjuk, dan
Pamekasan di Jawa Timur. Juga di daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara,Sumatera
Sarat, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Sarat, dan Nusa Tenggara Timur (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian , 2008).

II.1. Taksonomi mangga


Adapun klasifikasi Mangifera Indica L adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Subclass : rosidae
Order : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : M. Indica
(Masud Parvez and Masud Parvez, 2016)
II.3. Morfologi
Pohon Mangga merupakan tumbuhan berkayu dengan tinggi dapat mencapai lebih dari 5 – 40
m. Tanaman Mangga memunyai akar tunggang yang bercabang, panjang yang tidak
bercabang dapat turun hingga kedalaman 6 - 8 m ditambah massa akar pengumpan. Akar
pengumpan mengirim akar jangkar yang menembus tanah ke kedalaman 1,2 m dan menyebar
lateral sejauh 7,5 m (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Daun tanaman mangga bertulang dan berurat-urat, kasar, panjang 29-30 cm X lebar 3-5 cm
pada cabang berbunga hingga 50 cm. Daun muda berwarna merah, selanjutnya berubah hijau
tua mengkilap di atas, lebih ringan di bawah (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Perbungaannya adalah malai bercabang baik bunga putih atau merah muda yang sangat kecil
(4 mm). Baik bunga jantan dan biseksual ditanggung di pohon yang sama. Bunganya simetris
secara radial, dan biasanya memiliki 5 kelopak, bergaris merah. Biasanya hanya ada 1 benang
sari subur perbunga; 4 benang sari lainnya steril. Bunga itu memiliki cakram 5-lobed
mencolok antara kelopak dan benang sari (USDA NRCS National Data Center , 2018).
Buah mangga merupakan salah satu buah batu yang berdaging dengan panjang 2,5 – 30 cm.
Bentuk buah bulat seperti telur adapula yang memanjang. Warnanya beragam mulai dari
hijau, kuning, merah atau campuran. Kulit buah cukup tebal, dagingnya pun tebal, berwarna
kuning lunak, manis, berair. Benih tunggal, terbungkus pada lapisan dalam yang berserat
putih (USDA NRCS National Data Center , 2018) .
II.4. Penyebaran tanaman mangga
Mangga adalah tanaman asli Asia selatan, terutama Burma dan India timur. Ini menyebar
awal ke Malaysia, Asia timur dan Afrika timur. Mangga ditanam di seluruh daerah tropis,
dari Karibia hingga Afrika, Asia Tenggara, Australia, dan India.Kulitas tumbuhan terbaik
pada ketinggian dari 0-1200 m. Dengan musim hujan yang nyata untuk pertumbuhan
vegetatif, musim kemarau untuk berbunga dan berbuah, dan pada tanah berdrainase baik
berkisar pH antara 5,5 hingga 7,5 (USDA NRCS National Data Center , 2018).
II.5. Kandungan kimia tanaman mangga
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Hasil pengujian skrining fitokimia ekstrak etanol daun mangga mengandung Alkaloid,
flavonoid, saponin, steroid dan tanin (Chem, 2017).
II.6. Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun
dalam konfigurasi C6 -C3 -C6 , yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom
karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam
semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan (Markham,
1998). Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6 -C3 -C6 , artinya
kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan
oleh rantai alifatik tiga karbon.
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif yang
menjadi penelitian peneliti dalam mengembangkan obat tradisional Indonesia. Hal penting
dari penyebaran flavonoid dalam tumbuhan adalah adanya kecenderungan kuat bahwa
tumbuhan yang secara taksonomi berkaitan akan menghasilkan flavonoid yang jenisnya
serupa. Jadi informasi tumbuhan yang diteliti seringkali didapatkan dengan melihat pustaka
mengenai flavonoid terdahulu dalam tumbuhan yang berkaitan, misalnya dari marga atau
suku yang sama (Markham, 1998).
II.7. Sifat senyawa flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polifenol dan karena itu memiliki sifat kimia senyawa fenol,
yaitu bersifat agak asam sehingga adapat larut dalam basa, Merupakan senyawa polar,
mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, umumnya flavonoid larut dalam
pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH), aseton, dimetil
sulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), air dan lain lain (Markham, 1998).
II.8. Keragaman struktur umum flavonoid Semua varian flavonoid saling berkaitan karen
alur biosintesinya yang sama yaitu memasukan prazat dari alur “sikimat” dan alur “asetat
malonat” (Markham, 1998). Falvonoid yang dianggap pertama kali terbentuk pada biosintesis
adalah khalkon . Dan semua bentuk lain diturunkan dari khalkon melalui berbagai alur
(Markham, 1998).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Gambar II.2 Hubungan antara jenis monomer flavonoid (Markham, 1998)


II.8.1. Flavonoid O-glikosida
Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu
gugus hidroksil atau lebih terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak
tehan asam . pengaruh glikosilasi menyebabkan flavonoid menjadi kurang reaktif dan
lebih mudah larut dalam air. (Markham, 1998)
Gambar II.3 (R=H) Apigenin 7-0-β-D-glukanopirasida (Markham, 1998)

II.8.2. Flavonoid C-glikosida


Gula dapat juga terikat terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal ini gula
tersebut terikat langsung dalam inti benzena dengan suatu ikatan karbon yang tahan
asam (Markham, 1998).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Gambar II.4 Apigenin 8-0-β-D-glukanopirasida (Markham, 1998)


II.8.2. Flavonoid sulfat
Golongan flavonid lain yangmudahlarut dalam air yng mungkin ditemukan hanya
flavonoid sulfat. Senyaw ini mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada
hidroksi fenol atau gula (Markham, 1998).
II.9. Virologi Covid-19
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya
menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya
wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus
HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Susilo et al., 2020).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil
analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan
coronavirus yang menyebabkan wabah Severe
Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. 15 Atas dasar
ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2
(Susilo et al., 2020)

II.10. Inflamasi
Inflamasi merupakan tindakan protektif yang berperan dalam melawan agen penyebab jejas
sel. Inflamasi melakukan misi pertahanannya dengan cara melarutkan, menghancurkan, atau
menetralkan agen patologis (Mulut et al., 2002). Fenomena yang terjadi dalam proses
inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi
leukosit menuju jaringan radang. Tanda-tanda dari proses inflamasi antara lain rubor, kalor,
tumor, dolor, dan functio laesa (Mulut et al., 2002). Rubor, kalor, dan tumor pada inflamasi
akut terjadi karena peningkatan aliran darah dan edema (Mulut et al., 2002).
II.11. Antiinflamasi
Agen antiinflamasi adalah senyawa atau obat yang digunakan untuk menangani penyakit
yang diakibatkan inflamasi. Beberapa dari obat golongan ini memiliki mekanisme aksi yang
berbeda. Obat antiinflamasi yang paling banyak dipakai adalah antiinflamasi golongan
NSAID (non steroidal anti-inflammatory drug), obat ini bekerja dengan cara menghambat
pembentukan enzim COX yang kemudian menghambat terbentuknya prostaglandin.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Prostaglandin merupakan salah satu mediator nyeri dan inflamasi yang juga memiliki peran
sebagai vasodilator (Bowman and Rand, 1980).

Gambar II.5 Mekanisme terbentuknya asam arakidonat

II.12. Kalkon Sebagai Antiinflamasi


Kalkon adalah salah satu senyawa dari golongan flavonid. Kerangka dasar kalkon adalah .
Dimana struktur dasar senyawa ini terdiri dari dua buah cincin benzen yang dihubungkan
melalui tiga atom karbon. Kalkon sendiri banyak terkandung dalam tanaman seperti
sayursayuran, buah-buahan, biji-bijian dan teh (Eryanti et al., 2012).

Gambar II.6 Stuktur Kalkon

Pada penelitian memperlihatkan bahwa turunan kalkon memiliki aktifitas antiinflamasi yang
bekerja dengan cara menghabat terbentuknya nitrit oksida yang merupakan salah satu
mediator inflamasi. Senyawa kalkon yang telah telah dikembangkan adalah senyawa AEW1
merupakan senyawa yang mengalami subtitusi gugus hidroksi lebih dari satu pada salah satu
cincin benzennya dan penggantian cincin piridin pada cincin benzen lainnya. Secara
organoleptis, senyawa ini bebrbentuk Kristal berwarna merah. Senyawa AEW1 disintesis dari
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

2,5- dihidroksiasetofenon dan piridin-2-karbaldehid sebagai starting material menggunakan


metode radiasi microwave dan K2CO3 sebagai katalisnya. Senyawa AEW1 memiliki titik
lebur sebesar 190°C (Bandgar and Gawande, 2010)

II.13. Patogenesi Inflamasi Pada Covid-19


Patogenesis koagulopati pada COVID-19 yaitu pembentukan trombus yang terjadi pada
pembuluh darah paru (Pulmonary Intravascular Coagulopathy / PIC) yang dapat disertai
sedikit perdarahan, hingga Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC) yang klasik dan
bersifat sistemik. PIC yang terus-menerus akan merangsang proses inflamasi yang berlebihan
sehingga terjadi hiperinflamasi yang ditandai dengan Cytokine Storm Syndrome (CSS) atau
Macrophage Activating Syndrome (MAS). Sitokin-sitokin (IL-2, IL-6, TNF dan lain-lain)
akan merangsang koagulopati dan trombosis sistemik. Kaskade trombosis ini khas, dan
dikenal dengan sebutan immunothrombosis. Koagulasi dan trombosis ini akan
mengakibatkan Multi Organ Disfunction (MOD) dan Multi Organ Failure (MOF) (Ikatan
Dokter Indonesia, 2020).
II.14. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan senyawa-senyawa kimia dari tumbuh-tumbuhan,
hewan dan lain-lain menggunakan pelarut tertentu. Pemilihan metode ekstraksi tergantung
pada tekstur, kandungan air dan jenis senyawa yang diisolasi dari suatu tumbuhan / hewan,
sehingga senyawa kimia yang diekstraksi dapat tertarik sempurna tanpa mengalami
perubahan sifat dan strukturnya. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang
sesuai. Untuk memilih pelarut yang akan dipakai dalam ekstraksi harus diketahui sifat
kandungan kimia metabolit sekunder yang akan diisolasi. Senyawa polar lebih mudah larut
dalam pelarut polar dan senyawa non polar mudah larut dalam non polar (Harborne, 1978).
Metode ekstraksi paling sederhana adalah maserasi (perendaman), yakni proses penyarian
dengan merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 3-5 hari (Harborne, 1978).
Adapun metode dasar yang lain seperti perkolasi, shoxlet, gas superkrtitikal, counter current
chromatography, dan microwave. Tahapan ekstraksi melewati dua mekanisme dasar yakni
Disolusi dan Difusi. Disolusi merupakan proses terndamnya senyawa target oleh pelarut,
sedangkan Difusi merupakan proses terbawanya senyawa-senyawa oleh pelarut keluar sel.
Keuntungan dari metode maserasi yaitu, teknik pengerjaan dan alat yang digunakan
sederhana serta dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat termostabil
(Harborne, 1978)
II.15.Liquid Chromatography - Mass Spectrometry
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Liquid Chromatography - Mass Spectrometry (LC-MS) merupakan teknik analisis kimia


yang menggabungkan kemampuan pemisahan fisik dalam kromatografi cair dengan
kemampuan analisis massa dalam spektrometri massa. LC-MS merupakan teknik ampuh
yang digunakan untuk banyak aplikasi yang memiliki sensitivitas dan selektivitas sangat
tinggi karena memiliki banyak keunggulan antara lain resolusi yang tinggi sehingga
meningkatkan efisiensi pemisahan senyawa, partikel kolom yang kecil (sub-2μm) sehingga
meningkatkan sensitivitas, flow rate yang lebih tinggi sehingga mengurangi waktu analisis
yang dibutuhkan, tekanan yang lebih tinggi sehingga mampu memisahkan senyawa yang
lebih kecil, mengurangi jumlah sampel yang dibutuhkan (Naushad and Khan, 2014),
pengukuran massa monoisotop yang lebih akurat, spektra resolusi tinggi untuk konfirmasi
target dan senyawa yang tidak diketahui serta memperoleh hasil yang lebih cepat tanpa
menurunkan resolusi massa (Zhang et al., 2015).

II.16. In Silico
In Silico merupakan sebuah metode dengan bantuan perangkat komputer yang dikembangkan
dan diterapkan secara luas dan salah satunya untuk membantu pengembangan dalam bidang
farmakologi. Metode In silico diantaranya mencakup penggunaan database, identifikasi
kekerabatan, pengolahan data, pemodelan dan juga penambatan molekuler (molecular
docking) (Ekins et al., 2007).
Molecular docking (penambatan molekul) dapat dianggap sebagai masalah gembok dan kunci
(lock and key), protein dapat dianggap sebagai gembok dan ligan dapat dianggap sebagai
kunci. Molecular docking (penambatan molekul) dapat didefinisikan sebagai masalah
optimasi yang akan menggambarkan orientasi ikatan terbaik dari ligan yang mengikat protein
tertentu (Mukesh dan Kumar, 2011). Ligan adalah molekul kecil yang berinteraksi dengan
daerah ikatan (binding site) pada protein. Beberapa kemungkinan konformasi dalam ikatan
antara ligan dan protein mungkin terjadi, yang disebut mode ikatan (Onkara et al., 2013).
Dalam desain obat modern, molecular docking secara rutin digunakan untuk memahami
interaksi obat dengan reseptor dan seringkali digunakan untuk memprediksi orientasi ikatan
dari kandidat obat pada protein target. Interaksi yang terjadi pada molekul obat dan protein
target akan menghasilkan energi ikatan (binding affinity) dan aktivitas dari molekul obat
tersebut (Onkara et al., 2013). Energi ikatan hasil doking merupakan parameter utama untuk
mengetahui kesetabilan antara ligan dan protein. Interaksi antara ligan dan reseptor akan
cenderung berada pada kondisi energi yang paling rendah. Energi yang paling rendah
menunujukkan bahwa molekul berada pada kondisi yang stabil, sehinggasemakin rendah nilai
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

binding afiniti maka interaksi ligan reseptor semakin stabil (Arwansyah et al., 2014).
Interaksi ligan reseptor terdapat dua jenis ikatan yaitu agonis dan antagonis. Ikatan agonis
adalah efek respon biologis yang diberikan oleh senyawa yang merangsang aktivitas,
sedangkan ikatan antagonis adalah efek respon biologis yang diberikan oleh senyawa yang
menurunkan aktivitas (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai januari tahun 2021 yang bertempat di
Laboratorium Bhakti Kencana Bandung dan Laboratoium PT. Saraswati Indo Genetech
Bogor
III.2. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan Daun mangga yang berasal dari Desa Cijati Kecamatan Munjul
Kabupaten Majalengka.
III.3. Metode Pengumpulan Data :
Penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu mulai dari penyiapan bahan, pembuatan
simplisia, karakteristik simplisia, ekstraksi simplisia, karakteristik ekstrak, pemisahan dan
pemurnian, Uji kemurnian dan karakteristik isolat dari Mangifera indica L serta uji in silico
menggunakan metode docking.
Penyiapan bahan daun Mangifera indica L meliputi pengumpulan bahan baku yang di
kumpulkan dari kebun mangga di Desa Cijati Kecamatan Munjul Kabupaten Majalengka.
Determinasi tanaman yang diserahkan ke Laboratorium Herbarium ITB Jatinangor.
Selanjutnya dilakukan sortasi basah, pencucian bahan, pengeringan bahan, sortasi kering,
pengubahan bentuk simplisia. Karakteristik simplisia meliputi uji kebenaran simplisia,
penetapan kadar abu total, penetapan abu larut air, penetapan kadar abu tidak larut asam,
penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol dan penetapan kadar air.
Ekstraksi simplisia menggunakan maserasi dengan pelarut Nonpolar yaitu N-heksan yang
dilanjutkan dengan maserasi pelarut Polar yaitu Metanol, ekstrak Metanol dipekatkan dengan
rotary evaporator sampai didapat ekstrak pekat, dilakukan skirining fitokimia untuk
mengetahui kadungan kimia utama. Ekstrak kental selanjutnya ditambahkan HCl 2M sampai
pH 3, cuci dengan N-heksan, pisahkan lapisan polar dan tambahkan NH4OH sampai pH 9
tambahkan etil asetat tunggu sampai terbentuk 2 lapisan, ambil lapisan etil asetat uapkan.
III.4. Pengujian karakterisasi menggunakan LC-MS
Hasil analisis data LC/MS-MS akan didapatkan kromatogram berupa alur tinggi peak dan
akan didapatkan bobot molekul dari senyawa yang terdapat dalam ekstrak sehingga dapat di
ketahui jumlah senyawa yang dikandung setiap sampel. Liquid Chromatography Mass
Spectrometry (LC/MS-MS) adalah teknik analisis yang menggabungkan kemampuan
pemisahan fisik dari kromatografi cair dengan spesifisitas deteksi spektrometri massa.
Kromatografi cair memisahkan komponen-komponen sampel dan kemudian ion bermuatan
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

dideteksi oleh spektrometer massa. Data LC-MS dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang berat molekul, struktur, identitas dan kuantitas komponen sampel tertentu,
Senyawa dipisahkan atas dasar interaksi relatif dengan lapisan kimia partikel-partikel (fase
diam) dan elusi pelarut melalui kolom (fase gerak) (Himawan, 2010).
Keuntungan dari LC-MS yaitu dapat menganalisis lebih luas berbagai komponen, seperti
senyawa termal labil, polaritas tinggi atau bermassa molekul tinggi, bahkan juga protein.
Komponen elusi dari kolom kromatografi
Docking senyawa Obat kemudian diteruskan ke spektrometer massa melalui antarmuka
khusus Prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri
atas kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya tekanan tinggi
digunakan untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan
kepolarannya dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda,
hal ini akan teramati pada spektrum yang puncakpuncaknya terpisah (Himawan 2010).
Bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke
dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan
komponen-komponen campuran, karena perbedaan kekuatan interaksi antara larutan terhadap
fasa diam. Larutan yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom
lebih dulu. Sebaliknya, larutan yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka larutan tersebut
akan keluar kolom, kemudian dideteksi oleh detektor dan direkam dalam bentuk
kromatogram (Isnawati 2013).
III.5. Uji In Silico
In Silico merupakan sebuah metode dengan bantuan perangkat komputer yang dikembangkan
dan diterapkan secara luas dan salah satunya untuk membantu pengembangan dalam bidang
farmakologi. Metode In silico diantaranya mencakup penggunaan database, identifikasi
kekerabatan, pengolahan data, pemodelan dan juga penambatan molekuler (molecular
docking) (Ekins et al., 2007).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

BAB IV. PROSEDUR PENELITIAN

IV.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : Timbangan, Keranjang, gunting, lap, Oven,
Kertas koran, Toples kedap udara, Penyaring, Corong, Gelas ukur, Tabung reaksi, Rak
tabung, Rotary Evaporator, Cawan penguap, Sudip, Spatel, Beaker glass, Botol Vial, Corong
pisah, Krust, Krustang, Tanur, Kertas saring, Moisture balance, Penangas/Kompor,
Alumunium Foil, Mortar, Stemper dan LC-MS, Seperangkat komputer dengan spesifikasi
Windows 10 64 bit dan program Autodock 4.2 pada OS Windows, Chimera 1.10.1, dan
Discovery Studio.
IV.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Daun mangga, etanol 96%, Kloroform,
HCl 2 M, HCl 10%, Metanol, Metanol (PA), N-Hexan, Amonia 25% (PA), MgSO4 anhidrat,
Iodin. Kalium iodida, Aqua dest, Etil Asetat, dan protein reseptor.
IV.3. Penyiapan Bahan

Sampel didapat dari penelitian sebelumnya berupa ekstrak metanol daun mangga (Mangifera
indica L.). Sampel dibuat dengan melakukan maserasi selama 3 x 24 jam dengan komposisi
1: 5 berat simplia terhadap pelarut.

IV.4. Profil KLT dari Ekstrak Metanol Daun Mangga

Penyiapan fase diam Silica gel G60 F254/plat KLT dengan panjang 8 cm dan lebar 2 cm,
kemudian dicuci dengan metanol, lalu diaktivasi dengan oven pada suhu 100ºC selama 10
menit Sebanyak 10 mg ekstrak dilarutkan dalam 1 ml metanol kemudian ditotolkan pada fase
diam.

a. Identifikasi Senyawa Flavonoid Fase gerak asam asetat glacial : butanol : air (1:4:5),
dengan penampak noda uap ammonia. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
noda berwarna kuning cokelat setelah diuapi ammonia pada pengamatan dengan sinar
tampak dan berwarna biru pada UV 366 nm menegaskan adanya kandungan flavonoid
(Chem, 2017).
b. Identifikasi Senyawa Steroid Fase gerak yang digunakan adalah Kloroform - metanol
(9:1), dengan penampak noda pereaksi Liberman-Buchard disertai dengan pemanasan
pada suhu 105oC selama 5 menit. Reaksi positif steroid ditunjukkan dengan adanya noda
berwarna hijau biru (Chem, 2017).
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

c. Identifikasi Senyawa Tanin Fase gerak metanol-air (6:4), dengan penampak noda
Pereaksi FeCl3 5 %. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna
hitam (Nagarajan, 2002).
d. Identifikasi senyawa alkaloid Fase gerak Kloroform:metanol (1:4), dengan penampak
pereaksi dragendorff. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya noda berwarna
kuning.
e. identifikasi Terpenoid Fase gerak Kloroform:metanol:etil asetat (9:3:5) dengan penampak
bercak Pereaksi Liebermann Burchard. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya
noda berwarna coklat.
f. identifikasi Saponin Kloroform:metanol:air (20:60:10) dengan penampak bercak H2SO4.
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya noda ungu gelap.
IV.5. Karakterisasi LC-MS
Preparasi sampel dilakukan terlebih dahulu sebelum diinjeksikan kedalam instrumen LC-MS.
Metode yang digunakan dalam preparasi sampel ini yaitu Solid Phase Extraction (SPE).
Fraksi kering sebanyak 10 mg dilarutkan dengan 10 mL pelarut lalu dimasukkan ke dalam
kolom SPE yang telah dikondisikan. Bahan organik yang tertinggal di kolom tersebut dielusi
dengan 10 mL metanol. Filtrat metanol ditampung lalu dilanjutkan dengan dielusi
menggunakan 10 mL diklorometan, filtrat diklorometan kemudian ditampung hingga terdapat
filtrat metanol dan filtrat diklorometan pada wadah yang terpisah.Metabolite profiling fraksi
metanol dilakukan dengan menggunakan instrumen LC-MS. Sampel yang telah dipreparasi
lalu diinjeksiksikan kedalam instrumen LC-MS sebanyak 5μL menggunakan micro syringe.
Setelah itu diperoleh data mentah berupa kromatogram dan spektra sampel yang selanjutnya
diolah dengan software Masslynx untuk didapatkan data luas puncak, waktu retensi,
measured mass, calculated mass dan rumus formula dari tiap-tiap puncak yang terdeteksi.
Selanjutnya dilakukan interpretasi data melalui website Chemspider dan software Chemdraw
untuk diperoleh nama dan struktur kimia dari senyawa yang telah ditemukan, sehingga
diperoleh profil metabolite dari fraksi metanol daun mangga.
IV.14. Docking Senyawa Uji
a. Preparasi Protein
Preparasi protein dilakukan dengan memilih protein (main protease (PDBID: 6LU7),
papain like protease (PDBID: 6WX4), siklooksigenase (PDBID: 6COX), lipoksigenase
(PDBID: 6N2W) dan reseptor glukokortikoid (PDBID: 1P93) dalam bentuk aktif yang
berikatan dengan native ligand(Nugroho et al., 2020). Selanjutnya protein native ligand
dipisahkan dengan program Discovery Studio untuk menyediakan ruang (pocket/cavity)
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

sehingga diketahui bentuk pocket dan koordinat pocket sebagai bahan docking (Bandgar
and Gawande, 2010).
b. Validasi Metode
Molecular Docking Validasi metode molecular docking dilakukan dengan men-docking-
kan kembali native ligand pada protein target yang sudah dihilangkan native ligand-nya
menggunakan program Autodock 4.2. Metode dikatakan valid apabila nilai RMSD yang
diperoleh < 3 A dapat dilakukan docking senyawa uji dengan protein target (Jain and
Nicholls., 2008). Untuk memperoleh metode yang valid, maka dilakukan pengaturan pada
grid box sehingga diperoleh nilai RMSD < 3 A (Saputra, 2018).
c. Optimasi Struktur 3D
Struktur tiga dimensi senyawa uji dibuat dan dioptimasi menggunakan program gaussian.
Optimasi struktur dilakukan pada struktur tiga dimensi dengan metode komputasi semi-
empiris AM1 dan dilakukan kalkulasi dengan single point serta optimasi geometri
(Saputra, 2018).
d. Docking Senyawa uji
Senyawa uji yang telah dioptimasi di docking kan dengan protein yang telah dihilangkan
native ligand-nya menggunakan program Autodock 4.2 dengan grid box hasil validasi.
Hasil analisis akan menunjukkan senyawa dengan konformasi dan energi ikatan terendah
untuk berikatan dengan protein target (Saputra, 2018).
e. Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil energi ikatan yang dihasilkan dari hasil
molecular docking. Nilai energi ikatan menunjukkan kekuatan ikatan antara senyawa uji
dengan reseptor. Semakin rendah energi ikatan, maka semakin kuat ikatan antara senyawa
dengan reseptor. Interaksi yang terjadi antara senyawa uji dengan protein dilihat dari jenis
ikatan yang terbentuk antara senyawa uji dengan protein target (Saputra, 2018)
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

DAFTAR PUSTAKA

Bally, I.S.E., 2006. Mangifera indica (mango), ver. 3.1. Species Profiles Pacific Isl. Agrofor.
25.
Bandgar, B.P., Gawande, S.S., 2010. Synthesis and biological screening of a combinatorial
library of β-chlorovinyl chalcones as anticancer, anti-inflammatory and antimicrobial
agents. Bioorganic Med. Chem. https://doi.org/10.1016/j.bmc.2009.12.077
Bowman, W.C., Rand, M.J., 1980. Subcellular organization and cellular metabolism,
Textbook of Pharmacology.
Chem, J., 2017. Isolasi, Identifikasi, Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid Sebagai Antibakteri
Dari Daun Mangga. Indones. J. Chem. Sci. 6, 91–96.
Ediriweera, M.K., Tennekoon, K.H., Samarakoon, S.R., 2017. A Review on
Ethnopharmacological Applications, Pharmacological Activities, and Bioactive
Compounds of Mangifera indica (Mango). Evidence-based Complement. Altern. Med.
2017. https://doi.org/10.1155/2017/6949835
Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril, J., Rahmita, R., 2012. Sintesis Turunan 2’-hidroksi Kalkon
melalui Kondensasi Claisen-Schmidt dan Uji Aktivitasnya sebagai Antimikroba. J.
Natur Indones. 12, 223. https://doi.org/10.31258/jnat.12.2.223-227
Harborne, J.B., 1978. The rare flavone isoetin as a yellow flower pigment in Heywoodiella
oligocephala and in other Cichorieae. Phytochemistry. https://doi.org/10.1016/S0031-
9422(00)88646-X
Masibo, M., Qian, H., 2008. Major mango polyphenols and their potential significance to
human health. Compr. Rev. Food Sci. Food Saf. https://doi.org/10.1111/j.1541-
4337.2008.00047.x
Masud Parvez, G., Masud Parvez, C.G., 2016. Pharmacological Activities of Mango
(Mangifera Indica): A Review. J. Pharmacogn. Phytochem. JPP 1, 1–7.
Mulut, B., Kedokteran, F., Universitas, G., Mada, G., 2002. ( Paederia scandens ) PADA
TIKUS WISTAR ANTIINFLAMMATION EFFECT OF SKUNKVINE ( Paederia
scandens ) EXTRACT IN.
Nagarajan, R., 2002. Molecular packing parameter and surfactant self-assembly: The
neglected role of the surfactant tail. Langmuir. https://doi.org/10.1021/la010831y
Nugroho, A.A., Hadi, M.S., Adianto, C., Akbar, J., Putra, K., Studi, P., Apoteker, P.,
Farmasi, F., Mada, U.G., Studi, P., Farmasi, S., Farmasi, F., Mada, U.G., 2020. Studi in
silico flavonoid sebagai agen multi target pada COVID-19 : Antiinflamasi dan Antivirus.
Oktavianto, Y., Sunaryo, Suryanto, A., 2015. KABUPATEN KEDIRI
CHARACTERIZATION OF PLANT MANGO ( Mangifera Indica L .) CANTEK ,
IRENG, EMPOK, JEMPOL. J. Produksi Tanam. Volume 3, 91–97.
Saputra, D.P.D., 2018. Molecular Docking Sianidin dan Peonidin sebagai Antiinflamasi pada
Aterosklerosis Secara In Silico. J. Farm. Udayana 7, 28.
https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i01.p04
Sinaga, D.A., 2019. Virus Corona : Hal-hal apa yang perlu diketahui 1–8.
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Susilo, A., Rumende, C.M., Pitoyo, C.W., Santoso, W.D., Yulianti, M., Herikurniawan, H.,
Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E.J., Chen, L.K., Widhani, A., Wijaya, E.,
Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C.O.M., Yunihastuti, E., 2020.
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J. Penyakit Dalam Indones. 7, 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Dok No. 09.005.000/PN/S1FF-SPMI

Anda mungkin juga menyukai