OLEH :
1. PERSIAPAN TAMBAK
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mrngeluarkan air yang tersisa pada tambak dan
untuk membunuh hama dan penyakit yang ada pada tambak.
Perbaikan Wadah
Perbaikan wadah bertujuan untuk memperbaiki wadah yang rusak agar air
tidak merembes melalui kebocoran HDPE dan mencegah masuknya hama
dan penyakit :
Setting Kincir
Setting kincir bertujuan untuk memperbaiki posisi kincir agar mendapatkan
posisi yang dapat menyentralkan partikel pada dasar tambak :
Pengisian Air
Pengisisan air bertujuan untuk mempersiapkan media budidaya :
Sterilisasi Air
Sterilisasi air bertujuan untuk membunuh organisme pathogen dalam air
yang dapat membawa penyakit :
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Copper sulphate ditebar dengan dosis 5 ppm secara merata dan kincir
dioperasikan.
c. Nuvvet plus ditebar dengan dosis 1.5 – 2 ppm secara merata dan
didiamkan selama 24 jam.
d. Hari berikutnya, dilakukan penebaran kaporit dengan dosis 20 ppm dan
diamkan selama 2-3 hari sampai residu hilang.
Penggunaan Tandon
Penggunaan tandon bertujuan untuk menampung air untuk pergantian air
yang dilakukan setiap hari:
Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menetralkan pH dan mengeraskan cangkang
udang:
a. Alat dan bahan disiapkan.
b. Menimbang kapur dolomit dengan dosis 3 ppm.
c. Kapur dimasukkan ke dalam ember dan dicairkan dengan menambahkan
air petakan.
d. Kapur ditebar secara merata di permukaan air.
Penebaran fermentasi
Penebaran fermentasi bertujuan untuk menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami udang
Pergantian Air
Pergantian air dilakukan untuk membuang kotoran pada dasar tambak dan
tetap mempertahankan tinggi air:
a. Air dari tandon dipompa masuk ke petak budidaya melalui saluran inlet
pada sore.
b. Sirkulasi dihentikan pada pukul 09.00 pagi hari.
Pengukuran Parameter Kualitas Air
Pengukuran Salinitas
Salinitas merupakan jumlah total garam terlarut yang terukur dalam
sampel air dalam satuan ppt ( part per thousand) dan salinitas
merupakan aspek kualitas air yang mempunyai peranan penting
dalam pertumbuhan udang. Nilai salinitas yang diperoleh selama
kegiatan budidaya berkisar antara 12–21,5 ppt (Gambar 3).
Pengukuran Kecerahan
Kecerahan merupakan tngkat atau kemampuan cahaya matahari
menembus air dan kecerahan juga menunjukkan populasi plankton dan
kandungan material terlarut dalam air. Berdasarkan hasil pengukuran,
kecerahan yang diperoleh selama kegiatan budidaya berlangsung berkisar
antara 20–120 cm (Gambar 4).
Gambar. 4 Kecerahan Air pada Tambak Intensif CV. Megah Prima Agronusa
Pengukuran pH
Derajat keasaman (pH) yaitu tingkat keasaman air yang dinyatakan
dalam pH air. Dalam kegiatan budidaya berlangsung pH air yang
diperoleh pada budidaya udang vaname di tambak intensif berkisar
antara 7,7–9,4 (Gambar 5), dimana angka ini sudah sedikit melewati
angka yang optimal hal ini disebabkan oleh tingkat kepadatan
plankton pada perairan.
Analisa Data
Data dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik
dan tabel. Rumus yang digunakan dalam analisis parameter yang
diamati yaitu:
Rumus : SR = Wt x 100%
Wo
Keterangan:
SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)
Wt : Jumlah hasil panen awal udang vaname (ekor)
Wo : Jumlah awal pemeliharaan udang vaname (ekor)
Panen
Panen merupakan tahap akhir dari suatu periode siklus budidaya,
karena dengan dilakukannya panen udang dalam suatu tambak maka
tidak ada lagi proses pemeliharaan, proses panen dilakukan pada
saat kondisi cuaca normal. Udang dapat dipanen setelah memasuki
ukuran pasar (100–30 ekor/kg). Penebaran dolomit dilakukan untuk
mendapatkan kulit udang yang baik, dilakukan sebelum panen
dengan dosis 6–7 ppm. Dari kegiatan budidaya udang vaname di
tambak intensif, pemanenan dilakukan pada umur 113 hari dengan
hasil panen yang diperoleh adalah 3.634 kg dan hasil ini sudah
mencapai target yang diinginkan karena dalam suatu pemeliharaan
selain melakukan pengontrolan pakan hal yang harus dilakukan untuk
memperoleh hasil yang maksimal yaitu pengelolaan kualitas air yang
baik (Tabel 1).
Adiwijaya, D., Sapto, P.R., Sutikno, E., Sugeng, & Subiyanto. 2003. Budidaya
udang vaname (Litopenaeus vannamei) Sistem tertutup yang ramah
lingkungan. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Jepara, 29
hal.
Ahmad T. 1991. Pengelolaan perubahan mutu air yang penting dalam tambak
udang intensif. Direktorat jenderal perikanan bekerja sama dengan
International Development Recearch Center. Infish manual Seri No. 25.
Boyd . 1990. Water quality in pond for aquaculture. Alabama: Auburn Universitas
Birmingham Publishing Co. , Fast AW. 1992. Pond monitoring and
management In. Fast AW and Lester LJ (Eds). Marine Shrimp Culture :
Principles and Practices: 497 – 514
Clifford HC. 1994. Semi intensive sensation : A Case Study in Marine Shrimp
Pond Management. World Aquaculture 25 (3) : 10
Mustofa AG. 1999. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. Program
Studi Ilmu Perairan. Institut Pertanian Bogor.
Sari NW. 2009. Pengelolaan Kualitas Air Pada Pembesaran Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif Balai Budidaya Air Payau
(BBAP) Takalar [Tugas Akhir]. Pangkep: Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
Tricahyo E. 1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Panaeus Monodon). Jakarat:
Akademika Pressindo.