Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MODEL MANAJEMEN KONTEMPORER


D
I
S
I
S
U
N
Oleh:

Nama : Daniel Polado Butarbutar


Kelas : AK-AP-2F
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin
berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh
karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri.
Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya meskipun sudah ada peraturan-
peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah dalam pengendalian proses produksi
kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini akan
menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang jika tidak ada pengendaliannya dalam
proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sebagai pemerintah yang bijak
harus mengoptimalkan peraturan mengenai lingkungan yang biasa disebut dengan
manajemen lingkungan.
Salah satu aspek yang berperan dalam mutu kerja adalah motivasi kerja. Motivasi berasal
dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat
diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup,
seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini pula dibutuhkan dalam dunia kerja.
Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang
baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan
memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai motivasi kerja menurut teori Z oleh William G
Ochi.

B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Jelaskan konsep motivasi !
2. Jelaskan biografi w.ouchi !
3. Jelaskan latar belakang teori Z !
4. Jelaskan konsep dasar teori Z !
5. Bagaimana memodifikasi teori Z di indonesia ?
6. Bagaimana kaitan motivasi dengan kepuasan kerja ?
7. Bagaimana cara menciptakan iklim motivasi ?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen keperawatan serta
memberikan gambaran kepada pemakalah tentang kosep dari motivasi teori
Z oleh William Ochi juga mengetahui cara meningkatkan motivasi dan
hubungan motivasi dengan kepuasan kerja.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui konsep motivasi
b. Untuk mengetahui biografi W.ouchi
c. Untuk mengetahui konsep dasar teori Z
d. Untuk mengetahui dan memahami modifikasi teori Z di indonesia
e. Untuk mengetahui dan memahami kaitan motivasi dengan kepuasan
kerja
f. Untuk mengetahui cara menciptakan iklim motivasi

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MOTIVASI
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan .Motivasi
merupakan kekuatan yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi atau mendorong
untuk berperilaku. Swansburg menyatakan bahwa motivasi sebagai konsep yang
menguraikan perilaku maupun respon instrinsik yang ditujukan dalam perilaku. Chaouis
menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin
dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan kebutuhan pribadi. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa motivasi adalah
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan
mewujudkan perilaku yang diarahkan untuk mencapai kepuasan.
SecaraSecara garis besar teori motivasi terbagi menjadi dua, yaitu teori motivasi isi dan teori
motivasi proses. Isi teori motivasi berfokus pada faktor yang ada dalam individu yang
menguatkan, mengatur, mendorong dan menghentikan perilaku serta menjelaskan
kebutuhan spesifik seseorang. Teori yang termasukteori motivasi isi adalah hirarki
kebutuhan Maslow, teori ERG Alderfer, teori dua faktor Herzberg, teori kebutuhan Mc.
Clelland dan teori Z dari W.Ouchi. Teori motivasi proses juga disebut sebagai modifikasi
perilaku. Teori ini berdasarkan pada pembelajaran penyebab perilaku, penguatan perilaku
melalui reinforcement perilaku yang baik dengan penghargaan, pujian, dan pengakuan.
TeoriTeori proses tidak menjelaskan secara langsung mengenai kebutuhan tetapi
mendeskripsikan bagaimana proses kebutuhan diterjemahkan menjadi perilaku. TeoriTeori
yang termasuk teori motivasi proses adalah teori harapan (Expectancy), teori goal setting
dan teori equality. Teori yang menjadi fokus dari makalah ini adalah teori motivasi Z dari
William Ouchi.

B. BIOGRAFI W.OUCHI
William G. Ouchi (lahir 1943) adalah seorang profesor Amerika dan penulis dalam bidang
manajemen bisnis. Bill Ouchi lahir dan dibesarkan di Honolulu, Hawaii. Beliau meraih gelar
Sarjana dari Williams College (1965), gelar MBA dari Stanford University dan gelar Ph.D. di
bidang Administrasi Bisnis dari University of Chicago . Dia adalah seorang profesor di
Sekolah Bisnis Stanford selama 8 tahun dan telah menjadi anggota fakultas dari Anderson
School of Management di University of California, Los Angeles selama bertahun-tahun.
OuchiOuchi merupakan orang yang pertama kali dan menjadi terkemuka untuk studi
tentang perbedaan antara perusahaan dan gaya manajemen Jepang dan Amerika. Buku
pertamanya pada tahun 1981 merangkum pengamatannyaTeori Z: Bagaimana Manajemen
Amerika Bisa Menghadapi Tantangan Jepang(Theory Z : How American Management Can
Meet the Japanese Challenge)dan menjadi best-seller New York Times selama lebih dari
lima bulan.Peringkatnya saat ini adalah sebagai buku yang paling banyak dipegangketujuh
dari 12 juta judul yang dimiliki di 4.000 perpustakaan AS. Bukukeduanya: “The M Form
Society: How American Teamwork Can Recapture the Competitive Edge “, menguji berbagai
teknik penerapan pendekatan. Ouchi juga mengemukakan tiga pendekatan untuk kontrol
dalam mengelola suatu organisasi, yaitu: Market control, Bureaucratic control dan Clan
control. Dalam beberapa tahun terakhir Ouchi telah mengalihkan perhatian kepada
organisasi dan efektivitas sekolah dan masalah administrasi sekolah. He published
anoverview in 2003 in Making Schools Work . Ia mempublikasikan sebuahgambaran pada
tahun 2003 di Membuat Sekolah Bekerja (Making SchoolsWork). Dia memimpin sebuah
panel reformasi pendidikan untuk Gubernur ArnoldSchwarzenegger dari California, dan
beberapa usulannya sedangdipertimbangkan saat ini. Pada tahun 1990, ia menjabat sebagai
penasihat dan kepala staf untuk mantan Walikota Los Angeles, Richard Riordan . Pada tahun
2009 bukunya, The Secret of TSL:The Revolutionary Discovery That Raises School
Performance, telah dipublikasikan berkenaan dengan potensi revolusioner pemahaman, dan
pengurangan total beban siswa, pengukuran yang mengukur jumlah siswa seorang guru
yang diharapkan berinteraksi secara intensif. Dalam komunitas yang lebih besar, Ouchi
melayani di DewanPenasihat Komisi Debat Presiden AS, di Dewan Pengawas Nasional
Meseum Amerika Jepang, dan Dewan Direksi The Alliance for College-Ready Public Schools -
sebuah operator dari sekolah dalam kota di Los Angeles. Sebelumnyamenjabat pada dewan
Williams College, KCET Public Television, The California Community Foundation, Leadership
Education for Asian-Pacifics, the Consumer Advisory Committee of the US Securities and
Exchange Commission, Walt Disney Concert Hall, dan dari Harvard-Westlake School.
DalamDalam komunitas bisnis, ia menjabat sebagai dewan direksi The Hilton Foundation,
AECOM, FirstFed Financial, Sempra Energy, dan Water-Pik Technologies.

C. LATAR BELAKANG TEORI Z


Pada tahun 1970 s.d 1980 banyak industri Amerika yang kehilangan pasarkarena munculnya
kompetitor yaitu perusahaan perusahaan Jepang. Oleh karena itu para ahli mulai
menyelidiki rahasia manjemen orang Jepang yang dapat menyaingi kekuatan Amerika. Teori
Z dicetuskan pertama kali oleh William Ouchi (1981). Teori Z muncul dari hasil observasi
terhadap perbedaan-perbedaan, antara bekerja di perusahaan Jepang dan di perusahaan
Amerika Serikat.
Minat William Ouchi untuk mengkaji bagaimana cara orang Amerika dan orang Jepang
mengelola perusahaannya diawali dari pengetahuan yang iaperoleh dari dosennya yang
mengatakan bahwa sejak Perang Dunia II,produktivitas Jepang telah meningkat dua sampai
tiga kali secepat produktivitas di Amerika Serikat. Keajaiban tersebut disebabkan
pembangunan pabrik dan peralatan yang lebih efisien, sedangkan Amerika dibebani oleh
persediaan barang modal yang tua dan inefisien. Dan beberapa argumen lain yang
digunakan untuk menjelaskan keberhasilan Jepang “menyalip” produktivitas Amerika
ternyata belum mampu menjawab permasalahan yang ada.
Dalam pengamatan Ouchi, banyak perusahaan milik orang Jepang di Amerika berhasil
mencapai produktivitas yang tinggi dan menang dalam kompetisi bisnis sedangkan kantor
cabang perusahaan Amerika di Jepang yang dikelola orang Amerika ternyata tidak
setangguh saudaranya yang berada di dalam negeri. Selain itu, fakta menarik yang dilihat
William Ouchi adalah ketika orang Jepang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan
Amerika di Jepang menuntut hak dan melakukan aksi mogok, ternyata mereka masih peduli
dengan “perusahaannya” yang ditunjukkan aktivitas membersihkan tempat kerja setelah
mereka pergi dan kemudian datang lagi bekerja mengejar target keesokan harinya tanpa
lembur, sebagaimana dikemukakan berikut ini: “Kami mempunyai keluhan pada
manajemen,”....satu satunya cara untuk menyampaikannya kepada anda adalah dengan
melakukan pemogokan. Tapi perusahaan ini juga perusahaan kami, dan kami tidak ingin
memberikan kesan pada anda bahwa kami tidak setia kepada perusahaan. (William
Ouchi,1987:17) Pernyataan di atas semakin menguatkan motivasi William Ouchi melakukan
pencarian lebih lanjut guna menerangkan hubungan antara perusahaan dan karyawan dan
bagaimana sebuah budaya dapat mempengaruhi produktivitas sehingga diperlukan
pendekatan manajemen yang berbeda dalam setiap budaya yang berbeda.
Penyelidikan yang mendalam William Ouchi terhadap praktek manajemen, khususnya
manajemen bisnis Jepang menyimpulkan bahwa kunci keunggulanya bersandar pada
sumber daya manusia yang menjalankan bisnis tersebut, bukan sumber daya yang lain. Dan,
manusia yang yang unggul tersebut bukanlah manusia secara individual, melainkan manusia
secara kelompok, manusia yang terikat dalam keakraban suatu keluarga besarperusahaan,
yang saling berhubungan secara luwes didasari rasa saling percaya yang tinggi. Ciri khas
dengan kata kunci kepercayaan, keakraban, dan keluwesan kemudian membawa Ouchi
pada suatu kesimpulan perbedaan praktek manajemen dalam organisasi-organisasi Jepang
versus praktekmanajemen dalam organisasi-organisasi Amerika.

D. KONSEP DASAR TEORI Z


Banyak uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam riset: teknologi, mesin, model
ekonomi yang rumit tapi sedikit yang dikeluarkan untuk riset tentang bagaimana mengelola
atau mengatur manusia atau orang bekerja. “ ada banyak orang yang bekerja giat dan
bahkan ada orang yang sangat giat bekerja tapi produktivitas merupakan “ hasil kerja sama”
individu berpeluang kecil untuk meningkatkan produktivtas perusahaan dalam jangka
panjang. PolaPola penekanan dalam sistem kompensasi sangat berbeda dengan USA, di
Jepang bonus sangat besar (bisa 5 –6 kali kaji) dan dibayarkan biasanya 6 bulan sekali dan
setiap tahun akan meningkat. Namun bonus diberikan seragam artinya bila perusahan
mendapat untung, maka bonus akan meningkat bila perusahan mendapat kerugian maka
bonus tidak dibagikan (jadi bonus didasari pada pemerataan), di USA bonus didasari pada
individu, sehingga walaupun rugi maka bonus tetap diberikan sesaui dengan kontribusi dari
karyawannya. Pada aspek pengambilan keputusan maka orang Jepang bersifatpartisipatif,
maka jangan heran, bila ditanya siapayang bertanggungjawabdalam penyelesaian suatu
perkerjaan maka mereka akan menjawab “ kitasemua”, tapi siapa yang dominan “ semua
yang dominan”. Proses pengambilan keputusan di Jepang sangat lambat karena melibatkan
nilai,manfaat dan keperrcayaan. TeoriTeori Z didasari pada satu filosopi dasar bahwa “
Pekerja YangMenciptakan Produktivitas”. Manajemen teori Z memiliki tujuan utama yaitu
bagaimana mengelola, mengatur dan mengarahkan agar karyawan mau bekerjadengan giat
dan produktif.Baik perusahaan, rumah sakit maupun lembag apemerintah adalah “ mahluk
sosial”. Sehingga perlu diuraikan hal –hal kepercayaan, keluwesan dan keakraban.
Manajemen gaya Jepang telah menciptakan loyalitas bekerja tertinggi di dunia, melebihi
perusahaan perusahan Amerika dan Eropa. TeoriTeori Z adalah teori yang lebih menekankan
pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan yang dapat membuat para
pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi bagian penting dalam
perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan bekerja dengan lebih efektif dan efisien
dalam melakukan pekerjaannya. Teori Z ini pertama kali diusulkan oleh William Ouchi
(1981), muncul dari hasil observasi terhadap perbedaan-perbedaan, antara bekerja di
perusahaan Jepang dan di perusahaan Amerika Serikat.
Teori Z menganggap, rasa aman (security) secara khusus punya arti penting. Dalam sistem
manajemen Jepang, keamanan itu terjamin karena sebagian besar pekerja memiliki masa
kerja seumur hidup (lifetime employment) di satu perusahaan. Organisasi gaya Jepang ini
berkomitmen pada hubungan jangka panjang tersebut, dengan tinjauan kinerja secara
reguler dan tegas, yang memberikan umpan-balik yang dituntut sebagian besar karyawan,
agar bisa berfungsi efektif. TeoriTeori Z juga menekankan perkembangan hubungan
kepercayaan (trust relationship) antara pemimpin dan yang dipimpin. Penekanan itu
didasarkan pada asumsi bahwa motivasi orang pertama-tama bersifat internal. Namun,
perasaan perasaan itu harus diperkuat oleh komitmen jelas terhadap karyawan dari pihak
majikan atau pimpinan. Teori Z melihat pengambilan keputusan kolektif dan tanggung jawab
kelompok memberikan dukungan sosial yang diperlukan bagi tercapainya kinerja puncak.
Hal itu terjadi lewat penciptaan rasa aman, yang memungkinkan para karyawan
membangkitkan ide-ide baru tanpa takut ditolak atau takut gagal.
SebagaimanaSebagaimana konsep atau teori pada umumnya, Teori Z juga diajukan oleh
William Ouchi dari data empiris yang dirinci menjadi beberapa prinsip dan penjelasan yang
logis. Secara keseluruhan dan utuh Teori Z diwujudkan dalam tujuh prinsip, yaitu:
Pemekerjaan seumur hidup, Evaluasi dan Promosi yang lamban, Jalur-jalur Karir Non
Spesialisasi, Mekanisme-mekanisme pengawasan yang selengkapnya, pengambilan
keputusan secara kolektif, tanggungjawab kolektif, perhatian menyeluruh.

1. Prinsip teori Z :
a. Pemekerjaan Seumur Hidup (Life Time Employment)

Prinsip life time employment merupakan ciri yang palingmenonjol pada organisasi Jepang.
Menurut Ouchi, hubungan kerjaseumur hidup, lebih dari hanya suatu kebijaksanaan
tunggal,merupakan dasar di atas mana banyak segi kehidupan dan pekerjaan di
integrasikan. Hubungan kerja seumur hidup berarti bahwa sebuahperusahaan besar atau
badan pemerintah menerima karyawan barusekali setahun, pada musim semi, ketika orang-
orang muda lulus darisekolah menengah dan universitas.
Sebuah perusahaan besar hanya menerima “lulusan terbaik”menerima sejumlah besar
karyawan baru pada saat yang sama,walaupun perusahaan tersebut tidak mempunyai
pekerjaan untuk mereka semua pada saat penerimaan. Promosi sepenuhnya dijalankan dari
dalam, dan seorang yang mempunyai pengalaman satu, lima, atau dua puluh lima tahun
pada perusahaan lain tidak akan diterima atau bahkan dipertimbangkan sama sekali. Sekali
diterima, karyawan baru tetap dipertahankan sampai masa pensiun. Seorang karyawan
tidak akan diberhentikan kecuali melakukan suatu tindakan kriminal yang besar, dan
pemberhentian merupakan suatu hukuman yang sangat berat, karena seorang yang
diberhentikan tidak ada harapan untuk memperoleh pekerjaan pada suatu perusahaan yang
sebanding dan dia harus pindah pada perusahaan kecil yang memberikan upah yang kecil
dan jaminan sosial yang kurang, atau dia harus kembali ke kota asalnya. PadaPada saat
mencapai umur 55 tahun, karyawan kecuali beberapa karyawan yang paling tinggi seperti
managing director, harus menjalani pensiun. Setiap karyawan yang menjalani pensiun,
perusahaaan membayar sebanyak lima atau enam tahun, tidak ada uang pensiun atau
jaminan sosial. Seperti halnya negara industri lainnya Jepang dalam beberapa dekade yang
lalu telah sangat memperbaiki makanan, kebersihan, dan perawatan kesehatan
sehinggapanjang umur meningkat. Akibatnya seorang yang pensiun pada umur 55 tahun
dengan nilai gaji sebanyak lima atau enam tahun gaji tapi dengan kemungkinan lima belas
atau dua puluh tahun lagi dalam masa inflasi yang tinggi.

PERTANYAAN:
Bagaimana tanggapan Anda tentang pererapan teori Z di Indonesia?
Jawab

Jika dalam pekerjaan teori z di terapkan di Indonesia sangat menarik karena cenderung sebagian
besar manajemen karyawan di Indonesia menerapkan model konvensional. Yakni kental dengan
garis hirarki yang bersifat ketat. Masih sangat jarang,misalnya yang menerapkan model
manajemen kemitraan (manajemen dan karyawan). Selain itu proses rekrutmen juga belum
banyak yang mendasarkan diri pada kompetensi calon karyawan. Padahal untuk menseleksi
karyawan bertipe teori Z ini dibutuhkan proses yang ekstra ketat. Utamanya ditinjau dari
segi kecerdasan emosional, spiritual, kegigihan, dan sosial.

Selain itu karyawan yang bertipe teori Z ini dikelola dengan menggunakan beberapa prinsip yang
antara lain tanggung jawab perorangan sangat dihargai. Mereka dipersilakan untuk melakukan
pekerjaannya dengan bebas sesuai dengan ketrampilannya. Selain itu pengambilan
keputusan diambil secara konsensus dan terbuka. Walau butuh waktu relatif lama namun
perusahaan puas karena melibatkan mayoritas karyawan. Dan satu hal lagi yang membuat teori Z
ini unik adalah para karyawan tiak bakal dipecat sekalipun perusahaan sedang mengalami krisis.
Mereka bekerja seumur hidup. promosi dilakukan secara adil dan dilakukan sangat hati-hati agar
tidak menimbulkan kegelisahan di kalangan karyawan lainnya.

Dengan hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa penerapan teori ini akan menghasilkan tenaga
atau sember daya manusia yang berkualitas, unggul dan dapat meningkat taraf
hidup masyarakat yang lebih baik lagi. Selain itu banyak menguntungkan di berbagai pihak mulai
dari individu yang lebih proaktif dalam bekerja yang berakibat pada
penuingkatan kualitas kerjanya sehingga mengurangi pemutusan hubungan kerja. Bagi
perusahaan yang memiliki karyawan yang dengan teori Z juga akan diuntungkan karena indikator
dan tujuan perusahaan tercapai. bagi negara juga akan diuntungkan meningkatnya penerimaan
negara disektor pajak karena penghasilan yang didapat pekerja semakin meningkat yang
berdampak pada meningkatnya pajak yang akan dibayarkan.

Anda mungkin juga menyukai