Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Teknik Industri merupakan wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan
dapat mencakup ke segala bidang pekerjaan. Teknik Industri mempelajari banyak
hal dimulai dari faktor manusia yang bekerja (sumber daya manusia) beserta
faktor-faktor pendukungnya seperti mesin yang digunakan, proses pengerjaan
serta meninjaunya dari segi ekonomi, sosiologi, keergonomisan alat (fasilitas)
maupun lingkungan yang ada. Teknik Industri juga memperhatikan segi sistem
keselamatan dan kesehatan kerja yang wajib dimiliki, bagaimana pengendalian
suatu sistem produksi, pengendalian (kontrol) kualitas dan sebagainya.
Mahasiswa jurusan Teknik Industri diwajibkan untuk mampu menguasai
ilmu pengetahuan yang telah diajarkan kemudian mengaplikasikannya ke dalam
kehidupan sehari-hari antara lain dalam kehidupan (realita) dunia kerja yang
sesungguhnya. Mahasiswa Teknik Industri diharapkan mampu bersaing dalam
dunia kerja karena luasnya wawasan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya.
Penulis diberikan sebuah kesempatan untuk mengalami lalu
mengaplikasikan dan kemudian menemukan permasalahan serta
menyelesaikannya ke dalam dunia kerja. Kesempatan itu diberikan universitas
kepada penulis melalui suatu program kuliah kerja praktek. Penulis diharapkan
setelah mengikuti kerja praktek ini diharapkan mampu menemukan solusi yang
dibutuhkan untuk permasalahan yang terjadi dalam sebuah perusahaan dengan
berbagai pendekatan yang sesuai.
Dalam hal ini penulis berkesempatan melaksanakan kerja praktek di PT.
Frigoglass Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang
memproduksi cooler atau pendingin, sehingga memungkinkan penulis untuk
menganalisa, memahami dan mempelajari bagaimana sistem produksi dari cooler
atau pendingin tersebut. Selain itu juga menambah pengalaman serta penulis bisa
menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja pada perusahaan itu. PT
Frigoglass merupakan perusahaan yang berasal dari Yunani dan di indonesia
terletak di kawasan industri Jababeka, Cikarang utara, Bekasi.
1.2 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek di perusahaan PT.Frigoglass Indonesia dilakukan selama 32
hari kerja dimana selama kerja praktek berlangsung dapat berguna untuk
menambah ilmu dilapangan. Kerja praktek dilakukan dari tanggal 29 Juli sampai
dengan 10 September 2019, penulis yang melakukan kerja praktek di Perusahaan
dalam seminggu masuk selama 5 hari. Di Perusahaan tersebut mulai kerja praktek
dari jam 07:30 wib sampai dengan 16:30 wib, ada juga istirahat dari jam 12:00
wib sampai 13:00 wib dan khususnya hari jum’at waktu istirahat dari jam 11:30
wib sampai 13:00 wib.
Selama kerja praktek di Perusahaan, aktifitas dimulai dari perkenalan
dengan HRD, karyawan–karyawan lainnya dan lingkungan diperusahaan. Selama
kerja praktek di perusahaan tersebut, kami melihat bagaimana cara melakukan
proses–proses kerja pada masing–masing workshop yang ada di Perusahaan dan
proses kerja dibagian quality control.
Aktivitas pelaksanaan Kerja Praktek merupakan bentuk gambaran singkat
selama melaksanakan Kerja Praktek di Perusahaan yang berada di Cikarang Utara.
Aktivitas pelaksanaan Kerja Praktek yang dilaksanakan selama 32 hari kerja ini
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Frigoglass Indonesia
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 Senin/29 Juli 2019 Pengenalan tentang perusahaan bagian HRD
4 Kamis /01 Agustus Breafing dengan HRD untuk mempelajari tugas yang diberikan
2019
5 Jumat /02 Agustus Memahami prosedur dalam bekerja
2019
7 Selasa/06 Agustus Mulai melakukan survei dan mencari tugas yang diberikan
2019
8 Rabu/07 Agustus Mempelajari tugas yang diberikan
2019
9 Kamis /08 Agustus Briefing pagi rutin dan turun ke lantai produksi
2019
Sumber: Kerja Praktek PT. Frigoglass Indonesia, 2019
Tabel 1.1 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Frigoglass Indonesia
(Lanjutan)
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
10 Jumat /09 Agustus Mencatat data yang diperlukan di lantai produksi
2019
11 Senin /12 Agustus Turun lapangan
2019
12 Selasa /13 Agustus Mengambil data yang diperlukan
2019
13 Rabu /14 Agustus Turun lapangan melihat mesin apa saja yang ada di lantai
2019 produksi
14 Kamis /15 Agustus Briefing pagi, turun lapangan dan mengambil data yang
2019 dibutuhkan
15 Jumat /16 Agustus Menyusun Laporan Kerja Praktek dan melihat data yang
2018 dikumpulkan
16 Senin /19 Agustus Membuat laporan dan turun lapangan
2019
17 Selasa /20 Agustus Melihat proses pembuatan cooler dari awal pembuatan sampai
2019 proses akhir
Misi:
1. Menerapkan Sistem Management Mutu untuk membantu pelaksanaan
operasional sehari-hari.
2. Memfokuskan pada proses manufacturing yang bertujuan untuk
peningkatan dari kualitas produk dan servis yang mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan
3. Mengembangkan supplier yang sekarang dan meningkatkan basis
supplier dengan mencari alternatif supplier.
4. Memastikan peningkatan penjualan dan keuntungan tercapai sesuai
target dan fokus program sadar biaya dan penghematan biaya.
5. Program pengembangan karyawan.
6. Menerapkan perangkat dan sistem yang membantu operasional (BaaN,
HRMS, Lean Mfg, Barcode).
2.3 Produk
PT.Frigoglass Indonesia bergerak dalam bidang industri manufaktur
dengan produk utama yaitu lemari pendingin dan perlengkapannya. Uraian
tentang jenis-jenis produk dijelaskan sebagai berikut:
2.
Accumulators
Accumulators adalah suatu peralatan bantu dalam sistem refrijerasi yang
mempunyai fungsi untuk menampung atau memisahkan antara cairan refrigerant
dan gas refigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam kompresor semuanya
berbentuk gas refrigerant. Akumulator biasanya dipasang setelah evaporator dan
sebelum kompresor atau pada bagian sisi tekanan rendah dari sistem. Gambar 3.2
menunjukkan accumulators yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass
Indonesia:
3. Condensors
Condensors berfungsi untuk memutar aliran kalor yang selanjutnya akan
diturunkan tempearturnya dan diubah dari bentuk zat gas menjadi bentuk cairnya.
Gas yang memiliki tekanan tinggi selanjutnya kan dirubah menjadi bentuk cairan.
Posisi condensors sendiri diletakkan di depan radiator agar alat ini tetap dingin
pada suhu tinggi. Pipa condensors di desain berliku pada setiap paralelnya dengan
fungsi agar ketika condensors melepas kalor dapat dilakukan lebih cepat. Gambar
3.3 menunjukkan condensors yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass
Indonesia:
4. Compressor
Mesin compressor pada alat pendingin berfungsi sebagai alat pendorong
gas freon atau untuk memompa gas freon ke pipa kondensor, pipa kapiler, pipa
evaporator dan kembali ke mesin compressor secara berulang (sirkulasi gas).
Gambar 3.4 menunjukkan compressor yang dijadikan bahan baku di PT.
Frigoglass Indonesia:
5. Evaporators
Evaporators terbuat dari bahan anti karat (tembaga dan aluminium) yang
memiliki fungsi untuk menyerap panas dari barang-barang yang dimasukkan ke
dalam cooler. Hal ini disebabkan karena kondensor butuh untuk mengubah cairan
pendingin dan dirubah dalam bentuk gas. Evaporator terdiri dari elemen-elemen
putih, pipa-pipa yang luas serta blower. Gambar 3.5 menunjukkan evaporators
yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:
Gambar 3.5 Evaporators
6. Fan Motors
Fan motors atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin.
Kipas angin ini berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui kondensor dan
kompresor. Selain itu berfungsi juga untuk mendinginkan kompresor. Gambar 3.6
menunjukkan fan motors yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:
7. HBP Compressor
Kompresor adalah mesin atau alat
mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida
gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau
mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari
kompresor biasanya diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik
spray atau air brush, untuk mengisi angin ban, pembersihan, pneumatik, gerinda
udara (air gerinder) dan lain sebagainya. Gambar 3.7 menunjukkan HBP
Compressor yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:
Gambar 3.7 HBP Compressor
8. Capillary Tubes
Pipa kapiler adalah salah satu alat pelambat yang paling umum digunakan
dalam sistem pendingin dan pendingin udara. Tabung kapiler adalah tabung tembaga
dengan diameter internal yang sangat kecil. Panjangnya sangat panjang dan digulung ke
beberapa belokan sehingga akan menempati ruang lebih sedikit. Diameter internal tabung
kapiler yang digunakan untuk aplikasi pendingin dan pendingin udara bervariasi dari 0,5
hingga 2,28 mm (0,020 hingga 0,09 inci). Kapiler tabung digunakan sebagai alat
pelambat di lemari es domestik, freezer dalam, pendingin air dan pendingin udara.
Gambar 3.8 menunjukkan capilary tubes yang dijadikan bahan baku di PT.
Frigoglass Indonesia:
3.3.1 Incoming
Incoming merupakan tempat masuknya bahan baku atau material yang
dipesan. Pada bagian incoming bahan baku yang masuk dilakukan quality control
(QC) untuk memastikan memenuhi standar atau sesuai dengan pesanan.
Kemudian bahan baku atau material tersebut dibawa dan disimpan dibagian
warehouse. Gambar 3.12 merupakan dokumentasi dari bagian incoming:
4. Forklift Diesel
Forklift ini merupakan kendaraan modern yang dilengkapi sistem canggih
dengan kualitas yang baik. Mempunyai fungsi sebagai alat angkut untuk
bongkar muat atau pemindahan beban yang sangat baik digunakan di-
outdoor. Memiliki kapasitas hingga 10 ton dengan tinggi angkat hingga 6
meter. Gambar 4.5 berikut merupakan gambar forklif diesel yang digunakan:
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
5.3 Pemasaran
Pemasaran dikategorikan sebagai kegiatan yang direncanakan dan
diorganisasikan. Pemasaran meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan
dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Pemasaran memiliki tujuan untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama
dari pemasaran dapat tercapai. Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran
merupakan hal terpenting dan sangat utama dalam suatu kegiatan perindustrian di
perusahaan. Pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak untuk melakukan
transaksi jual supaya produk yang telah diproduksi bisa terjual dan sampai
dikonsumen dan konsumen setia dengan produk tersebut. Pemasaran juga terlibat
dalam permasalahan kemauan dan kepuasan konsumen.
Pemasaran pada PT. Frigoglass Indonesia bisa ditinjau dari marketing
mix. Marketing mix tersebut merupakan kumpulan dari variabel-variabel
pemasaran. Variabel tersebut dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu badan
usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Marketing mix
tersebut dapat dilihat dari uraian berikut ini:
1. Product
Produk padssa PT. Frigoglass Indonesia merupakan produk yang bisa dipesan
secara Engineering To Order (ETO), Make To Order (MTO) dan Produksi
secara Make To Stock (MTS).
2. Price
Harga untuk produk yang dijual pada PT. Frigoglass Indonesia tergantung
jenis dan bentuk permintaan dari konsumen, serta kontrak yang disepakati
dan jarak transportasi.
3. Place
Untuk lokasi dan tempat perusahaan cukup sangat strategis dan memudahkan
para konsumen melakukan transaksi jual beli baik skala nasional maupun
Internasional.
4. Promotion
Promosi diperusahaan PT. Frigoglass Indonesia dilakukan secara langsung
menggunakan mitra kerja maupun marketing langsung dari PT. Frigoglass
Indonesia dan menggunakan teknologi pemasaran berupa website.
BAB VI
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
GALVANIZED STEEL MENGGUNAKAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) STUDI KASUS DI PT.
FRIGOGLASS INDONESIA
Apalagi jika bahan baku yang digunakan untuk proses produksi datangnya tidak
tepat maka perusahaan harus mengadakan persediaan bahan baku secara
mendadak dan perusahaan harus menanggung resiko serta biaya tambahan untuk
mendapatkan persediaan tersebut sehingga mengakibatkan penurunan laba
perusahaan.
Tugas pengendalian persediaan bahan baku di sini, yaitu mengendalikan
persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan persediaaan bahan baku
maupun kelebihan persediaan bahan baku sekaligus meminimalkan biaya
persediaan tersebut. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku perlu
dilakukan dengan baik agar tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga
proses produksinya tidak terganggu dan biaya-biaya persediaan bahan baku dapat
ditekan seminimal mungkin. Prosedur dan cara pembelian bahan baku yang baik
dan sesuai dengan kondisi perusahaan akan sangat menunjang kegiatan produksi.
Maka dari itu perusahaan harus menentukan jumlah bahan baku yang optimal
dengan maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya persediaan
minimum.
Jadi persediaan adalah barang atau bahan, baik berupa bahan mentah,
setengah jadi, barang jadi yang disimpan untuk digunakan saat ini dan akan
datang yang bernilai ekonomis.
6.3 Pembahasan
Dari uraian tinjauan kondisi real perusahaan dapat dilihat bahwa PT.
Frigoglass Indonesia mengalami kekurangan material galvanized steel
dikarenakan supplier terlambat dalam proses pengiriman sehingga mengalami
penundaan dalam proses produksi yang menyebabkan pengiriman barang jadi ke
customer menjadi telat.
6.3.1 Data Material Stock Out Galvanized Steel
Data berikut merupakan data pembelian dan aktual pengiriman material
galvanized steel. Semua dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 6.1 Data Material Stock Out Galvanized Steel
Bulan Bahan Baku Usulan Pembelian Aktual Kirim
Berdasarkan pada tabel 6.1 terlihat bahwa pada bulan april merupakan
pemakaian bahan baku terbesar, yaitu sebanyak 46.831,42 sheet. Hal tersebut
berkaitan erat dengan permintaan pada bulan april yang mengalami peningkatan
tetapi juga terjadi penurunan permintaan pada bulan november. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pemakaian Bahan Baku Galvanized
Steel
40,000
20,000
0
n b r il i i li s t t v s
Ja Fe Ma pr Me Jun Ju stu Sep Ok No De
A g u
A
Gambar 6.1 Grafik Jumlah Pemakaian Bahan Baku Galvanized Steel
28 . 000. 000
=
12
= Rp. 2.333.000
c. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang berkaitan dengan penyimpanan
barang, seperti biaya listrik, pajak, asuransi, dan bunga bank. Biaya penyimpanan
didapat dari total jumlah penyimpanan. Biaya penyimpanan yang dikeluarkan
ditunjukan pada tabel 6.4 yaitu:
29 .500.000
=
502.474,56
= 41.872 sheet
EOQ= Q=
√ 2 DS
H
=
√ 2x502. 474x 2 .333 .000
59
= 199.343 sheet
D
Frekuensi Bahan Baku=
Q
502 . 474
=
199 .343
= 2,52 = 3 kali pemesanan
365
I=
F
365
I=
3
TIC=
[ ][ ]
D
Q
Q
S+ H
2
TIC=
[ 502 . 474
199 . 343 ][
2. 333. 000 +
199 .343
2
59
]
TIC=[ 5 .880 .677 ] + [ 5. 880 .618 ]
= 11.761.295
Jadi total biaya persediaan bahan baku galvanized steel pada PT.
Frigoglass Indonesia dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 11.761.295,-
6.3.6 Safety Stock
Safety stock merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku. Dalam
perhitungan safety stock digunakan sebuah metode statistik dengan
membandingkan rata-rata bahan baku galvanized steel dengan pemakaian bahan
baku galvanized steel yang sesungguhnya dan selanjutnya dicari besar
penyimpangan atau standar deviasinya. Perhitungan standar deviasi dapat dilihat
pada tabel berikut:
σ=
√ ∑ ( X-Y )2
n−1
σ=
√ 89. 419 . 845
12−1
= 2.851,15
Untuk resiko stock out 5% didapat dari kebutuhan jumlah bahan baku
pertahun, maka untuk mendapatkan nilai Z dibawah kurva normal 0,95 (1-0,05)
digunakan tabel distribusi normal, diperoleh nilai Z = 1,65. Sehingga besar safety
stock dapat dihitung:
Safety Stock = Z x σ
= 1,65 x 2.851,15
= 4.704 sheet
D
d=
t
502 . 474
d=
365
= 1.376 sheet/hari
ROP = d x L + SS
= 1.376 x 4 + 4.704
= 10.208 sheet
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan
adalah sebesar Rp. 14.634.227 Sedangkan apabila perusahaan menggunakan
metode EOQ perusahaan mengeluarkan total biaya persediaan sebesar Rp.
11.761.295. Dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan menggunakan metode
EOQ dalam kebijakan persediaan bahan baku galvanized steel maka perusahaan
dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp. 2.872.932. Selain itu dalam
metode EOQ juga disertakan safety stock sebesar 4.704 sheet dan reorder point
sebesar 10.208 sheet, dimana safety stock dan reorder point sangat berguna bagi
perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku atau stockout dan dapat
memperlancar proses produksi yang berlangsung.
Oleh karena itu, dengan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan
perencanaan persediaan bahan baku galvanized steel pada PT. Frigoglass
Indonesia merupakan salah satu metode yang paling baik digunakan untuk
mengetahui jumlah persediaan bahan baku terbaik yang dibutuhkan perusahaan
untuk menjaga kelancaran produksinya dengan biaya yang efisien. Selain itu akan
terhindar dari kekurangan bahan baku galvanized steel agar proses produksi dapat
berjalan dengan lancar.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Frigoglass Indonesia selama 32
hari kerja mampu memberikan gambaran bagaimana lapangan kerja yang
sesungguhnya kepada mahasiswa yang bersangkutan. Selama melaksanakan Kerja
Praktek didapatkan banyak pengetahuan dan informasi terkini mengenai sistem di
perusahaan maupun proses produksi, khususnya di PT. Frigoglass Indonesia.
Beberapa hal dapat disimpulkan dari kegiatan Kerja Praktek ini, diantaranya yaitu:
1. Setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Bung Hatta wajib
untuk mengikuti dan melaksanakan Kerja Praktek selama 32 hari kerja. Kerja
praktek ini bertujuan untuk melihat dan mengamati implementasikan teori
yang didapat selama bangku perkuliahan.
2. PT. Frigoglass Indonesia berdiri pada tahun 1996 di indonesia, perusahaan ini
berasal dari yunani. Perusahaan ini memiliki 6 pabrik diseluruh dunia yaitu
India, Rusia, Rukmania, South Afrika, Yunani dan Indonesia. Perusahaan ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur
pembuatan cooler.
3. Produk yang dihasilkan di PT. Frigoglass Indonesia dengan produk utama
yaitu lemari pendingin dan perlengkapannya dengan tipe cooler FV series.
4. Bahan baku yang digunakan terdiri dari beberapa jenis. Bahan baku tersebut
ada yang diimpor dan ada yang merupakan produk lokal. Untuk bahan baku
yang diimpor diantaranya yaitu: galvanized steel, evaporator, condensors,
accumulators dan fan motors. Sedangkan untuk produk lokal terdiri dari
decal serta beberapa acessories pendukung lainnya.
5. PT. Frigoglass Indonesia memiliki tenaga kerja sebanyak 246 orang per
Bulan Juni 2019. Jumlah tenaga kerja perempuan berjumlah 29 orang dan
laki-laki berjumlah 217 orang.
6. Proses produksi di PT. Frigoglass Indonesia menggunakan sistem Make To
Order (MTO), Make To Stock (MTS) dan Engineering To Order (ETO).
Untuk proses produksi MTO, MTS dan ETO disesuaikan dengan produk,
persediaan dan manajemen yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
7. Quality Control (QC) produk maupun komponen yang ada di PT. Frigoglass
Indonesia dilakukan pada tiap tahapan proses.
8. Kekurangan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia dapat ditentukan melalui
pemakaian bahan baku yang digunakan setiap bulan dalam kurun waktu satu
tahun. Dimana bisa menggunakan metode EOQ dengan mengetahui biaya-
biaya yang diperlukan pada saat melakukan order bahan baku tersebut.
9. Berdasarkan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity) jumlah bahan
baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian ialah sejumlah 199.343
sheet.
10. Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ adalah Rp. 11.761.295.
11. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menghitung biaya pemesanan meliputi
biaya penerimaan, biaya pengiriman, biaya telepon dan surat menyurat. Biaya
penyimpanan, lead time dan resiko stock out.
7.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan Kerja Praktek
di PT. Frigoglass Indonesia yaitu:
1. Bagi insitusi pendidikan, khususnya Jurusan Teknik Industri Universitas
Bung Hatta, diharapkan Jurusan melakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang berskala nasional aupun internasional untuk memudahkan
dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
2. Bagi pihak perusahaan, khususnya PT. Frigoglass Indonesia, diharapkan
dapat melakukan analisis menggunakan metode EOQ agar bisa mendapatkan
bahan baku yang optimal tanpa ada kekurangan bahan baku.
3. Perusahaan diharapkan dapat mengatasi serta meminimalisir terjadinya
kekurangan bahan baku yang menyebab keterlambatan dalam pengiriman
produk kepada costumer.