Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Teknik Industri merupakan wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan
dapat mencakup ke segala bidang pekerjaan. Teknik Industri mempelajari banyak
hal dimulai dari faktor manusia yang bekerja (sumber daya manusia) beserta
faktor-faktor pendukungnya seperti mesin yang digunakan, proses pengerjaan
serta meninjaunya dari segi ekonomi, sosiologi, keergonomisan alat (fasilitas)
maupun lingkungan yang ada. Teknik Industri juga memperhatikan segi sistem
keselamatan dan kesehatan kerja yang wajib dimiliki, bagaimana pengendalian
suatu sistem produksi, pengendalian (kontrol) kualitas dan sebagainya.
Mahasiswa jurusan Teknik Industri diwajibkan untuk mampu menguasai
ilmu pengetahuan yang telah diajarkan kemudian mengaplikasikannya ke dalam
kehidupan sehari-hari antara lain dalam kehidupan (realita) dunia kerja yang
sesungguhnya. Mahasiswa Teknik Industri diharapkan mampu bersaing dalam
dunia kerja karena luasnya wawasan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya.
Penulis diberikan sebuah kesempatan untuk mengalami lalu
mengaplikasikan dan kemudian menemukan permasalahan serta
menyelesaikannya ke dalam dunia kerja. Kesempatan itu diberikan universitas
kepada penulis melalui suatu program kuliah kerja praktek. Penulis diharapkan
setelah mengikuti kerja praktek ini diharapkan mampu menemukan solusi yang
dibutuhkan untuk permasalahan yang terjadi dalam sebuah perusahaan dengan
berbagai pendekatan yang sesuai.
Dalam hal ini penulis berkesempatan melaksanakan kerja praktek di PT.
Frigoglass Indonesia. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang
memproduksi cooler atau pendingin, sehingga memungkinkan penulis untuk
menganalisa, memahami dan mempelajari bagaimana sistem produksi dari cooler
atau pendingin tersebut. Selain itu juga menambah pengalaman serta penulis bisa
menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja pada perusahaan itu. PT
Frigoglass merupakan perusahaan yang berasal dari Yunani dan di indonesia
terletak di kawasan industri Jababeka, Cikarang utara, Bekasi.
1.2 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek di perusahaan PT.Frigoglass Indonesia dilakukan selama 32
hari kerja dimana selama kerja praktek berlangsung dapat berguna untuk
menambah ilmu dilapangan. Kerja praktek dilakukan dari tanggal 29 Juli sampai
dengan 10 September 2019, penulis yang melakukan kerja praktek di Perusahaan
dalam seminggu masuk selama 5 hari. Di Perusahaan tersebut mulai kerja praktek
dari jam 07:30 wib sampai dengan 16:30 wib, ada juga istirahat dari jam 12:00
wib sampai 13:00 wib dan khususnya hari jum’at waktu istirahat dari jam 11:30
wib sampai 13:00 wib.
Selama kerja praktek di Perusahaan, aktifitas dimulai dari perkenalan
dengan HRD, karyawan–karyawan lainnya dan lingkungan diperusahaan. Selama
kerja praktek di perusahaan tersebut, kami melihat bagaimana cara melakukan
proses–proses kerja pada masing–masing workshop yang ada di Perusahaan dan
proses kerja dibagian quality control.
Aktivitas pelaksanaan Kerja Praktek merupakan bentuk gambaran singkat
selama melaksanakan Kerja Praktek di Perusahaan yang berada di Cikarang Utara.
Aktivitas pelaksanaan Kerja Praktek yang dilaksanakan selama 32 hari kerja ini
dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Frigoglass Indonesia
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1 Senin/29 Juli 2019 Pengenalan tentang perusahaan bagian HRD

2 Selasa/30 Juli 2019 Pembagian tugas yang diberikan HRD

3 Rabu/31 Juli 2019 Memahami tugas yang diberikan

4 Kamis /01 Agustus Breafing dengan HRD untuk mempelajari tugas yang diberikan
2019
5 Jumat /02 Agustus Memahami prosedur dalam bekerja
2019

6 Senin /05 Agustus Perkenalan lantai produksi


2019

7 Selasa/06 Agustus Mulai melakukan survei dan mencari tugas yang diberikan
2019
8 Rabu/07 Agustus Mempelajari tugas yang diberikan
2019
9 Kamis /08 Agustus Briefing pagi rutin dan turun ke lantai produksi
2019
Sumber: Kerja Praktek PT. Frigoglass Indonesia, 2019
Tabel 1.1 Aktifitas Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Frigoglass Indonesia
(Lanjutan)
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
10 Jumat /09 Agustus Mencatat data yang diperlukan di lantai produksi
2019
11 Senin /12 Agustus Turun lapangan
2019
12 Selasa /13 Agustus Mengambil data yang diperlukan
2019
13 Rabu /14 Agustus Turun lapangan melihat mesin apa saja yang ada di lantai
2019 produksi
14 Kamis /15 Agustus Briefing pagi, turun lapangan dan mengambil data yang
2019 dibutuhkan
15 Jumat /16 Agustus Menyusun Laporan Kerja Praktek dan melihat data yang
2018 dikumpulkan
16 Senin /19 Agustus Membuat laporan dan turun lapangan
2019
17 Selasa /20 Agustus Melihat proses pembuatan cooler dari awal pembuatan sampai
2019 proses akhir

18 Rabu /21 Agustus Melakukan briefing dan Melengkapi data


2019
19 Kamis /22 Agustus Briefing pagi dan mempelajari proses Bending
2019
20 Jumat /23 Agustus Melengkapi data Warehouse, melengkapi data Incoming dan
2019 diskusi dengan bagian Office Warehouse
21 Senin /26 Agustus Mempelajari cara melakukan planner disuatu perusahaan
2019
Selasa /27 Agustus Diskusi bersama Office Warehouse dan Incoming mengenai
22 2019 permasalahan yang ditemukan pada bagian Warehouse dan
Incomingdan diskusi permasalahan judul yang akan diangkat
23 Rabu /28 Agustus Briefing pagi dan mempelajari IE di perusahaan
2019
24 Kamis /29 Agustus Melengkapi data yang diperukan untuk pembuatan laporan
2019
25 Jumat /30 Agustus Perbaikan Laporan pendukung yang kurang pada Saat
2019 presentasi
26 Senin /02 September Diskusi bersama bagian Service mengenai permasalahan yang
2019 dilihat diperusahaan
27 Selasa /03 September Memperbaiki laporan dan turun kelapangan untuk melihat
2019 proses produksi
28 Rabu /04 September Briefing pagi rutin bagian produksi untuk meningkatkan
2019 kinerja karyawan
29 Kamis /05 Perbaikan Laporan
September 2019
30 Jumat /06 Turun kelapangan melihat proses produksi dan menambah
September 2019 beberapa data
31 Senin /09 September Melengkapi data yang diperlukan
2019
32 Selasa/10 September Mengecek kelengkapan berkas
2019
Sumber: Kerja Praktek PT. Frigoglass Indonesia, 2019
1.4 Sistematika Pelaporan Kerja Praktek
Sistematika dalam penulisan Laporan Kerja Praktekbertujuan untuk
memudahkan dalam pembuatan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek, dimana
sistematikanya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan pengantar pelaksanaan Kerja Praktek seperti
alasan melaksanakan Kerja Praktek, alasan memilih perusahaan
tempat Kerja Praktek, kemudian aktivitas pelaksanaan Kerja Praktek
yang dilakukan selama 32 hari kerja, jadwal pelaksanaan Kerja
Praktek dan sistematika Laporan yang memudahkan dalam pembuatan
Laporan Kerja Praktek.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini menginformasikan tentang sejarah singkat perusahaan
yang akan dibahas secara umum, visi, misi dan tujuan perusahaan agar
tetap dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor, produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, lokasi perusahaan dan sertifikasi yang
diperoleh oleh perusahaan.
BAB III PROSES PRODUKSI
Bagian ini menerangkan tentang bahan baku yang digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan produksi, mesin dan peralatan yang
digunakan untuk produksi, uraian proses produksi, peta-peta kerja,
pengendalian kualitas proses serta kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku diperusahaan.
BAB IV SISTEM PRODUKSI DAN TATA LETAK FASILITAS
Bab ini menjelaskan uraian-uraian tentang perencanaan produksi
seperti metoda yang digunakan, perencanaan kapasitas, penjadwalan
produksi serta tata letak pabrik dan material handling pada
perusahaan.
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN
Bab ini berisikan penjelasan dan uraian tentang struktur organisasi,
sumber daya manusia dan bagian pemasaran.
BAB VI PENERAPAN ILMU TEKNIK INDUSTRI
Bab ini berisikan hasil pengamatan yang didapatkan dilapangan
seperti permasalahan sesuai dengan ilmu Teknik Industri yang
dipelajari dibangku perkuliahan kemudian diterapkan di PT.
Frigoglass Indonesia.
BAB VII PENUTUP
Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran dari pelaksanaan Kerja
Praktek baik untuk perkembangan perusahaan maupun untuk
kemajuan keilmuan Teknik Industri.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Frigoglass Indonesia merupakan sebuah perusahaan multi
nasional yang bergerak dalam bidang industri alat pendingin. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 1996 di indonesia, perusahaan ini berasal dari yunani.
Perusahaan ini memiliki 6 pabrik diseluruh dunia yaitu India, Rusia, Rukmania,
South Afrika, Yunani dan Indonesia. Perusahaan ini bergerak dibidang industry
komponen dan perlengkapan mesin pendingin yang berada dikawasan industry
Jababeka. Produk yang dihasilkan berupa Ice Cold Merchandiser (ICM) atau
lemari pendingin dan accecoris-nya. Dimana PT.Frigoglass Indonesia
memproduksi produknya secara inovatif dan unik yang dapat digunakan untuk
mempromosikan merek produk milik konsumen yang menggunakan produk
lemari pendingin tersebut.
Perusahaan sendiri, berawal dari sebuah perusahaan yang bernama PT.
Figorex yang berfokus memproduksi hanya pada lemari pendingin. Lalu pada
tahun 2008, perusahaan ini mengubah nama menjadi PT. Frigoglass Indonesia.
Disebabkan karena pada waktu itu perusahaan ini membuat dan menambah
produksi baru berupa botol kaca untuk minuman. Selain itu kata Frigo sendiri
berasal dari Bahasa Prancis yang artinya lemari es atau kulkas. Dimana waktu
berdirinya perusahaan ini pertama kalinya didirikan oleh negara Eropa. Lalu
penambahan glass yaitu kaca yang maksudnya botol minuman produksi baru yang
dibuat oleh perusahaan sehingga lahirlah kata Frigoglass dalam penamaan
perusahaan ini.
Kegiatan produksi yang dilakukan di Perusahaan adalah kegiatan industri
alat pendingin, kapasitas produksi pada tahun 2018 adalah sebesar 7.259 unit.
Perusahaan ini membuat berbagai tipe cooler sesuai dengan yang dibuthkan
konsumen dan di Indonesia tipe menggunakan efi-series sedangkan di negara lain
sepeti india menggunakan tipe super-series. Dari kedua tipe tersebut yang
membedakannya hanya pada design cooler dan harga masing-masing cooler.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang dijadikan acuan untuk
kemajuan perusahaan itu sendiri. PT. Frigoglass Indonesia memiliki visi dan misi
sebagai berikut:
Visi:
Menjadi produsen ICM dengan kelas dunia di dalam Group Frigoglass.

Misi:
1. Menerapkan Sistem Management Mutu untuk membantu pelaksanaan
operasional sehari-hari.
2. Memfokuskan pada proses manufacturing yang bertujuan untuk
peningkatan dari kualitas produk dan servis yang mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan
3. Mengembangkan supplier yang sekarang dan meningkatkan basis
supplier dengan mencari alternatif supplier.
4. Memastikan peningkatan penjualan dan keuntungan tercapai sesuai
target dan fokus program sadar biaya dan penghematan biaya.
5. Program pengembangan karyawan.
6. Menerapkan perangkat dan sistem yang membantu operasional (BaaN,
HRMS, Lean Mfg, Barcode).

2.3 Produk
PT.Frigoglass Indonesia bergerak dalam bidang industri manufaktur
dengan produk utama yaitu lemari pendingin dan perlengkapannya. Uraian
tentang jenis-jenis produk dijelaskan sebagai berikut:

2.3.1 Cooler tipe FV100


Cooler tipe FV100 merupakan cooler kecil yang memiliki ukuran 403 x
764 mm dengan berat cooler sebesar 48 kg. Cooler tipe FV100 berfungsi sebagai
tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 120 per botol
dalam ukuran 330 ml atau 48 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.1
menunjukkan Cooler tipe FV100 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:
Gambar 2.1 Produk Cooler tipe FV100

2.3.2 Cooler tipe FV200


Cooler tipe FV200 merupakan cooler yang memiliki ukuran 475 x 859
mm dengan berat cooler sebesar 85 kg. Cooler tipe FV200 berfungsi sebagai
tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 276 per botol
dalam ukuran 330 ml atau 138 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.2
menunjukkan Cooler tipe FV200 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.2 Produk Cooler tipe FV200

2.3.3 Cooler tipe FV280


Cooler tipe FV280 merupakan cooler yang memiliki ukuran 408.5 x
1211,8 mm dengan berat cooler sebesar 92 kg. Cooler tipe FV280 berfungsi
sebagai tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 312 per
botol dalam ukuran 330 ml atau 156 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.3
menunjukkan Cooler tipe FV280 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.3 Produk Cooler tipe FV280


2.3.4 Cooler tipe FV400
Cooler tipe FV400 merupakan cooler yang memiliki ukuran 507.8 x
1356.8 mm dengan berat cooler sebesar 105 kg. Cooler tipe FV400 berfungsi
sebagai tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 441 per
botol dalam ukuran 330 ml atau 196 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.4
menunjukkan Cooler tipe FV400 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.4 Produk Cooler tipe FV400

2.3.5 Cooler tipe FV650


Cooler tipe FV650 merupakan cooler yang memiliki ukuran 621.8 x
1356.8 mm dengan berat cooler sebesar 147 kg. Cooler tipe FV650 berfungsi
sebagai tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 770 per
botol dalam ukuran 330 ml atau 385 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.5
menunjukkan Cooler tipe FV650 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.5 Produk Cooler tipe FV650


2.3.6 Cooler tipe FV1000
Cooler tipe FV1000 merupakan cooler yang memiliki ukuran 394 x
1242.5 mm dengan berat cooler sebesar 185 kg. Cooler tipe FV1000 berfungsi
sebagai tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 882 per
botol dalam ukuran 330 ml atau 490 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.6
menunjukkan Cooler tipe FV1000 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.6 Produk Cooler tipe FV1000

2.3.7 Cooler tipe FV1200


Cooler tipe FV1200 merupakan cooler yang memiliki ukuran 530 x 1264
mm dengan berat cooler sebesar 240 kg. Cooler tipe FV1200 berfungsi sebagai
tempat penyimpanan minuman dingin dengan kapasitas maksimal 1280 per botol
dalam ukuran 330 ml atau 640 botol dalam ukuran 500 ml. Gambar 2.7
menunjukkan Cooler tipe FV100 yang diproduksi di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.7 Produk Cooler tipe FV1200


2.4 Lokasi Perusahaan
Kantor dan pabrik pembuatan industri alat pendingin PT. Frigoglass
Indonesia terletak di Jl. Jababeka VI Blok No. 1, Desa Wagunharja, Kecamatan
Cikarang Utara, Bekasi. Pada lokasi ini dilakukan aktivitas utama proses produksi
dan sebagai kantor pusat perusahaan. Batas-batas dan peta lokasi perusahaan
dapat dilihat dari Gambar 2. dibawah ini. Uraian dibawah ini merupakan batas
disekitar lokasi perusahaan:
Utara : Jln. Jababeka IV A dan PT.Unilever Indonesia.
Selatan : Gardu Listrik.
Barat : Jln. Jababeka IXF dan PT.DHL.
Timur : Jln. Jababeka VI.

Gambar 2.8 PT. Frigoglass Indonesia Tampak Depan

Gambar 2.9 Lokasi Kantor Logistik


Gambar 2.10 Lantai Produksi

2.5 Sertifikasi Perusahaan


Perusahaan yang berskala nasional maupun internasional wajib memiliki
sebuah standarisasi terhadap pengaturan perusahaan baik secara nasional maupun
internasional. Biasanya standarisasi diterangkan dalam sebuah sertifikat yang
digunakan sebagai acuan yang jelas serta kompetensi dan acuan keahlian yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Berikut sertifikat yang dimiliki oleh PT.
Frigoglass Indonesia:

2.5.1 Certificate ISO 9001:2015


Sertifikat ISO 9001:2015 diberikan oleh SGS United Kingdom kepada
Frigoglass Indonesia pada tahun 2018 pada bidang sales, manufacturing, Spare
Part dan Service for Ice Cool Mechandiser (ICM). Sertifikat ISO 9001:2015
mengatur tentang sistem manajemen dan penjaminan mutu pada PT. Frigoglass
Indonesia secara menyeluruh untuk semua produk yang dihasilkan. Gambar 2.11
menunjukkan sertifikat ISO 9001: yang diperoleh PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 2.11Sertifikat ISO 9001:2015


Sumber : PT. Frigoglass Indonesia
Gambar 2.12 Sertifikat Health and Safety Policy
Sumber : PT. Frigoglass Indonesia

Gambar 2.13 Sertifikat Enviromental Policy


Sumber : PT. Frigoglass Indonesia
BAB III
PROSES PRODUKSI

Bab 3 menerangkan tentang bahan baku yang digunakan oleh perusahaan


untuk melakukan produksi. Bab ini juga menjelaskan mesin dan peralatan yang
digunakan untuk produksi dan penunjang proses produksi. Uraian proses produksi
dijelaskan untuk mengetahui aliran dari produksi. Pembuatan peta-peta kerja
untuk memudahkan dalam pembacaan aliran produksi juga ditampilkan dalam bab
ini. Pengendalian kualitas proses serta kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku diperusahaan akan dibahas pada bab ini. Untuk lebih jelas mengenai bab
ini dapat dilihat dari sub bab berikut ini:

3.1 Bahan Baku dan Komponen


Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk.
Bahan tersebut secara menyeluruh dapat dilihat pada produk jadinya (merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang). Dalam sebuah industri, baik itu industri
rumahan maupun industri skala besar, tentu memiliki bahan baku yang akan
diolah menjadi sebuah produk melalui proses produksi mulai dari input, proses
dan output berupa produk. Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang
mempunyai peran penting didalam keseluruhan aspek berlangsungnya suatu
proses dalam pencapaian suatu tujuan didalam sistem. Dalam berproduksi PT.
Frigoglass juga membutuhkan bahan baku, yang terdiri dari bahan baku utama dan
bahan baku pendukung:
3.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang sangat diperlukan untuk
membuat produk hasil produksi. Bahan baku utama ini akan diolah menjadi
bentuk lain, baik barang jadi maupun barang setengah jadi. Bahan baku utama
yang digunakan di PT. Frigoglass Indonesia terdiri dari:
1. Galvanized Steel
Galvanized steel adalah baja yang memiliki lapisan Zinc pada permukaan
logam. Lapisan Zinc membangun lapisan oksida untuk mencegah korosi lebih
lanjut. Galvanized steel ini memiliki ukuran 1200x2400cm dengan ketebalan yang
beragam, Diantaranya yaitu 1 mm sampai dengan 5 mm. Gambar 3.1
menunjukkan galvanized steel yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass
Indonesia:

Gambar 3.1 Galvanized


Steel

2.

Accumulators
Accumulators adalah suatu peralatan bantu dalam sistem refrijerasi yang
mempunyai fungsi untuk menampung atau memisahkan antara cairan refrigerant
dan gas refigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam kompresor semuanya
berbentuk gas refrigerant. Akumulator biasanya dipasang setelah evaporator dan
sebelum kompresor atau pada bagian sisi tekanan rendah dari sistem. Gambar 3.2
menunjukkan accumulators yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass
Indonesia:

Gambar 3.2 Accumalators

3. Condensors
Condensors berfungsi untuk memutar aliran kalor yang selanjutnya akan
diturunkan tempearturnya dan diubah dari bentuk zat gas menjadi bentuk cairnya.
Gas yang memiliki tekanan tinggi selanjutnya kan dirubah menjadi bentuk cairan.
Posisi condensors sendiri diletakkan di depan radiator agar alat ini tetap dingin
pada suhu tinggi. Pipa condensors di desain berliku pada setiap paralelnya dengan
fungsi agar ketika condensors melepas kalor dapat dilakukan lebih cepat. Gambar
3.3 menunjukkan condensors yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass
Indonesia:

Gambar 3.3 Condensors

4. Compressor
Mesin compressor pada alat pendingin berfungsi sebagai alat pendorong
gas freon atau untuk memompa gas freon ke pipa kondensor, pipa kapiler, pipa
evaporator dan kembali ke mesin compressor secara berulang (sirkulasi gas).
Gambar 3.4 menunjukkan compressor yang dijadikan bahan baku di PT.
Frigoglass Indonesia:

Gambar 3.4 Compressors

5. Evaporators
Evaporators terbuat dari bahan anti karat (tembaga dan aluminium) yang
memiliki fungsi untuk menyerap panas dari barang-barang yang dimasukkan ke
dalam cooler. Hal ini disebabkan karena kondensor butuh untuk mengubah cairan
pendingin dan dirubah dalam bentuk gas. Evaporator terdiri dari elemen-elemen
putih, pipa-pipa yang luas serta blower. Gambar 3.5 menunjukkan evaporators
yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:
Gambar 3.5 Evaporators

6. Fan Motors
Fan motors atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin.
Kipas angin ini berfungsi mengisap atau mendorong udara melalui kondensor dan
kompresor. Selain itu berfungsi juga untuk mendinginkan kompresor. Gambar 3.6
menunjukkan fan motors yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:

Gambar 3.6 Fan Motors

7. HBP Compressor
Kompresor adalah mesin atau alat
mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida
gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau
mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari
kompresor biasanya diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik
spray atau air brush, untuk mengisi angin ban, pembersihan, pneumatik, gerinda
udara (air gerinder) dan lain sebagainya. Gambar 3.7 menunjukkan HBP
Compressor yang dijadikan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia:
Gambar 3.7 HBP Compressor

8. Capillary Tubes
Pipa kapiler adalah salah satu alat pelambat yang paling umum digunakan
dalam sistem pendingin dan pendingin udara. Tabung kapiler adalah tabung tembaga
dengan diameter internal yang sangat kecil. Panjangnya sangat panjang dan digulung ke
beberapa belokan sehingga akan menempati ruang lebih sedikit. Diameter internal tabung
kapiler yang digunakan untuk aplikasi pendingin dan pendingin udara bervariasi dari 0,5
hingga 2,28 mm (0,020 hingga 0,09 inci). Kapiler tabung digunakan sebagai alat
pelambat di lemari es domestik, freezer dalam, pendingin air dan pendingin udara.
Gambar 3.8 menunjukkan capilary tubes yang dijadikan bahan baku di PT.
Frigoglass Indonesia:

Gambar 3.7 HBP Capillary Tubes


3.1.2 Bahan Baku Pembantu
1. Acessories
Acessories merupakan bahan baku penolong yang terdiri dari berbagai
macam jenis, ada yang terbuat dari besi, plastik dan karet. Contoh acessories
diantaranya yaitu:
1.Shelves.
2.AI. Extrusion.
3.Canopies.
4.Decal/side.
5.Pl. Extrusion.
6.Tinta.
7.Coolant.
8.Freon.

3.2 Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan digunakan untuk meningkatkan produktivitas
dengan cara memudahkan pekerjaan manusia. Mesin dan peralatan dapat
membuat kualitas produk menjadi lebih baik, ringkas dan cepat sehingga
meminimasi waktu dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam proses pembuatan
pump terdapat berbagai macam dan jenis mesin dan peralatan yang digunakan,
diantaranya yaitu:

3.2.1 Mesin CNC


Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan
simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron
antara komputer dan mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas
yang sejenis, maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel
dan cocok untuk produksi masal. Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC
dapat menunjang produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi dan
dapat mengurangi campur tangan operator selama mesin beroperasi. Gambar 3.8
berikut memperlihatkan gambar dari mesin CNC:
Gambar 3.8 Mesin CNC

3.2.2 Mesin Shearing


Shearing adalah pemotongan sheet metal coil atau sheet metal lembaran
yang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan shear cutting machine. Hasil
pemotongan akan menjadi material untuk proses selanjutnya, seperti proses
drawing atau forming. Proses pengguntingan (shearing) merupakan proses
pemotongan dengan cara menekan dua sisi pisau tajam ke lembaran logam (sheet
metal). Jika cutting blade lurus dinamakan shearing sedangkan jika cutting blade
berbentuk lengkungan, bisa dinamakan blanking, piercing, notching dan
trimming. Gambar 3.9 berikut memperlihatkan gambar dari mesin shearing:

Gambar 3.9 Mesin Shearing

3.2.3 Mesin Bending


Proses bending  adalah proses pembengkokan atau penekukan. Proses
bending plat adalah proses penekukan plat dengan alat bending baik manual
maupun dengan menggunakan mesin bending. Material plat bisa dibending
dengan menggunakan pisau bending dan dies. Gambar 3.10 berikut
memperlihatkan gambar dari mesin bending :
Gambar 3.10 Mesin Bending

3.2.4 Mesin Press


Mesin press mekanikal menggunakan sistem mekanikal dengan memakai
fly wheel yang digerakkan oleh elektro motor, lantas diteruskan ke crank shaft dan
kemudian menggerakkan slide naik turun. Sedangkan kontrol posisi pada gerakan
slide memanfaatkan sistem clutch and break dengan tenaga pneumatic. Pada
mesin ini, sistem pneumatic dipakai untuk balancer dan die cushion. Karena itu
terdapat tabung udara di atas crown deck dan di bawah mesin atau di belakang
mesin. Di Indonesia, mesin press mekanikal masih memiliki kekuatan daya tekan
yang terbatas yakni hanya sampai 2500 ton saja. Gambar 3.11 berikut
memperlihatkan gambar dari mesin press:

Gambar 3.11 Mesin Press


3.3 Uraian Proses Produksi
Proses produksi pada PT. Frigoglass Indonesia terdiri dari berbagai
tahapan proses produki. Tahapan proses produksinya tergantung dari berbagai
jenis produk yang akan dibuat. Produk yang dibuat berdasarkan permintaan dan
persyaratan dari customer. Secara umum berikut penjelasan Tahapan produksi,
dimana dilakukan quality control pada setiap prosesnya (pengecekan kualitas
pada setiap tahapan):

3.3.1 Incoming
Incoming merupakan tempat masuknya bahan baku atau material yang
dipesan. Pada bagian incoming bahan baku yang masuk dilakukan quality control
(QC) untuk memastikan memenuhi standar atau sesuai dengan pesanan.
Kemudian bahan baku atau material tersebut dibawa dan disimpan dibagian
warehouse. Gambar 3.12 merupakan dokumentasi dari bagian incoming:

Gambar 3.12 Incoming

3.2.2 Proses Cutting CNC


Pada bagian cutting CNC, bahan baku yang akan diolah menjadi
komponen yaitu steel dan pipe. Sebelumnya operator membawa bahan baku yang
akan diproses dari warehouse steel kebagian cutting cnc menggunakan alat
angkut. Selanjutnya, operator mengatur mesin cutting sesuai dari drawing yang
diberikan oleh engineering dan mesin pun beroperasi memotong bahan baku
sesuai dari aturan yang telah dilakukan oleh operator. Selesai dilakukan
pemotongan maka bahan baku yang telah dipotong dimasukkan kedalam coolant
untuk didinginkan. Setelah didinginkan bahan baku digerinda dan di QC
menggunakan meteran dan jangka sorong. Gambar 3.13 berikut merupakan
bentuk dari cutting line:

Gambar 3.13 Cutting CNC


3.2.3 Proses Shearing
Proses shearing yaitu proses untuk proses pemotongan sheet metal
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan shear cutting machine. Setelah itu
lanjut ke proses bending. Pada proses bending angle dan bending U-Bend
merupakan proses pembentukan/pembengkokan sheet metal menjadi beberapa
macam bentuk seperti bentuk U dan angle (sudut). Material metal yang sudah
terbentuk tadi kemudian akan menuju proses painting untuk pengecatan. Gambar
3.14 berikut merupakan gambar dari bagian shearing:

Gambar 3.14 shearing


3.2.4Painting
Setelah produk dan beberapa material metal yang sudah terbentuk tadi
maka dibawa kebagian painting untuk dilakukan pengecatan. Pada area painting
terlebih dahulu melakukan proses regresing atau pencucian dari material tersebut
kemudian masuk ke proses pengeringan lalu mulai dilakukan pengecatan. Setelah
itu masuk ke area assembly cabin material metal dirangkai sedemikian rupa
(sesuai tipe) hingga membentuk sebuah cabin yang diinginkan. Setelah proses
rangkaian material metal yang telah dirangkai menjadi cabin jadi, lalu cabin
tersebut dibawa ke proses insulation. Gambar 3.15 merupakan dokumentasi dari
painting dan pengeringan:

Gambar 3.15 Proses painting

3.2.5 Proses Insulation


Proses insulation yaitu proses penyekatan bagian-bagian kabin dengan
penggunaan bahan material yang mampu menetralisir suhu area dalam dari suhu
area luar. Proses insulation dilakukan dengan memasukkan bahan poly uretan ke
bagian sekat yang menghubungkan cabin bagian dalam dan bagian luar. Setelah
rangkaian cabin selesai dilapisi dengan insulating material, maka proses
dilanjutkan ke proses pemasangan decal yaitu proses pemasangan gambar atau
merk. Gambar 3.16 merupakan dokumentasi dari proses insulation:

Gambar 3.16 Proses Insulation

3.2.6 Proses Pemasangan Decal


Proses pemasangan decal yaitu proses pemasangan gambar yang
ditempelkan dengan menggunakan tangan dan digosok dengan menggunakan
kain/spatula untuk memastikan gambar telah menempel dengan sempurna. Cabin
dari proses pemasangan decal merupakan cabin yang sudah selesai dan siap untuk
dirangkai dengan ketiga rangkaian proses lainnya yaitu cooling assy, door assy
dan electrical assy. Semua proses tersebut akan dirangkai dalam proses final assy
untuk menjadi unit lemari pendingin yang siap untuk dipasarkan ke konsumen.
Gambar 3.17 merupakan dokumentasi dari proses pemasangan decal:

Gambar 3.17 Proses Decal

3.2.7 Final Assembly


Pada proses final assembly semua material dirakitkan ke cabin diatas belt
conveyor hingga menuju finish area (proses packaging). Pada final assembly
semua cabin dari proses pemasangan decal merupakan cabin yang sudah selesai
dan siap untuk dirangkai dengan ketiga proses lainnya yaitu cooling assy, door
assy dan electrical assy. Semua proses tersebut akan dirangkai dalam proses final
assy untuk menjadi unit lemari pendingin yang siap untuk dipasarkan ke
konsumen. Gambar 3.18 merupakan dokumentasi dari final assembly:

Gambar 3.18 Final Assembly

3.4 Peta-peta Kerja


Peta kerja yaitu merupakan gambaran sistematis dan logis dalam
menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga
didapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode
kerja, seperti benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan kerja,
kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang
dialami oleh suatu benda kerja. (Sritomo, 1992) 
Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari masuk ke pabrik sampai akhirnya menjadi
produk jadi, baik produk lengkap maupun bagian dari produk lengkap. Apabila 
kita melakukan studi yang saksama terhadap suatu pekerja, maka pekerjaan kita
dalam usaha untuk memperbaiki metode kerja dari suatu proses produksi akan
lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan yang mungkin dilakukan, antara lain, kita
bisa menghilangkan operasi-operasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu
operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan kerja,
menentukan mesin yang lebih ekonomis, dan menghilangkan waktu menunggu
antaroperasi. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk
mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta ini
merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga
mempermudah dalam perencanaanperbaikan kerja. (Sutalkasana, 2006)

3.4.1 Peta Diagram Alir


Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan
lantai dan gedung yang menunjukan lokasi dari semua aktivitas dalam peta aliran
proses. Aktivitas yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu
tempat ketempat berikutnya, dinyatakan dalam garis proses aliran diagram
tersebut. Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran
tersebut. Kegunaan diagram aliran, kegunaan suatu diagram aliran dapat diuraikan
sebagai berikut ialah untuk memperjelas suatu aliran proses dan menolong dalam
perbaikan tata letak tempat kerja. Peta diagram aliran dapat dilihat pada Gambar
3.19 dibawah ini, yang mana waktu pada peta diagram aliran ini dilihat dari
susuanan lantai yang ada pada perusahaan.

Gambar 3.18 Diagram Aliran


3.5 Pengendalian Kualitas Proses
Beberapa langkah untuk meyakinkan konsumen dengan kualitas produk yang
dikontrol oleh divisi QC Inspector dengan menggunakan parameter-parameter,
diantaranya dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Pengendalian Kualitas Proses PT. Frigoglass Indonesia
No. Stasiun Kerja Item Pengecekan Metode Alat
1. Incoming Spare Part Pengukuran Jangka Sorong
2. Incoming Acessories yang Pengukuran Bare Gauge
memiliki kedalaman
3. Incoming Motor Testing Meger Test
4. Incoming Engine Testing Spesifikasi
5. Cutting CNC Komponen Pengukuran Meteran
6. Shearing Komponen Pengukuran dan Jangka Sorong dan meteran
pengecekan
7. Painting Komponen dan Pengecekan Spesifikasi
produk jadi
8. Insulation Komponen Penyekatan Mesin Insulation
9. Pemasangan Komponen dan Penempelan Manual
Decal produk jadi
10. Final Produk Jadi Pengecekan Spesifikasi dan Project
Assembly Order
Sumber: Pengumpulan Data, PT. Frigoglass Indonesia, 2019

3.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. (PP No.50 Tahun 2012
Tentang SMK3). Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja.
Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal
87, dinyatakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan
mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan
pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
PT. Frigoglass Indonesia menghindari kecelakaan kerja yang
menyebabkan pekerjanya cedera sehingga menyebabkan kehilangan waktu kerja.
Perusahaan ini sangat tegas terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dan
memberi kenyamanan pada pekerja agar pekerja dapat merasa aman saat bekerja.
Sebelum karyawan baru melakukan pekerjaannya, bagian Health, Safety and
Enviromental (HSE) memberi pengenalan berupa Safety Induction. Pengarahan
yang diberikan berupa alat-alat keselamatan kerja yang digunakan, peraturan K3
yang berlaku diperusahaan dan prosedur keselamatan darurat. Pada setiap papan
informasi yang ada pada tiap stasiun kerja diberikan arahan tentang perlengkapan
safety yang wajib digunakan pada bagian stasiun tersebut.Gambar 3.19 berikut
merupakan tampilan dari peralatan K3 yang digunakan pada perusahaan:

Gambar 3.19 Alat Pelindung Diri Wajib Keselamatan Kerja


BAB IV
SISTEM PRODUKSI DAN TATA LETAK FASILITAS

4.1 Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi merupakan salah satu hal yang penting dalam
manajemen perusahaan. Dengan melakukan perencanaan yang tepat pada proses
produksi maka dapat menimbulkan efisiensi yang tinggi dan mampu
meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan kurang mampu
melakukan perencanaan produksi dengan baik maka akan menimbulkan suatu
keterlambatan supply dan biaya yang harus dikeluarkan menjadi tinggi.
Perencanaan produksi pada dasarnya berkaitan dengan kapasitas produksi, sumber
daya yang tersedia mulai dari hal material, peralatan pendukung dan lain
sebagainya. Dimana dalam melakukan perencanaan produksi sebaiknya dilakukan
berdasarkan hasil analisa dari permintaan konsumen terhadap produk yang
dipasarkan. Hal itu menghindari terjadinya kesenjangan antara produk yang
diminta di pasar dengan produk yang di produksi oleh perusahaan. Sehingga perlu
melakukan tindakan untuk mensinkronisasi antara perencanaan produksi dengan
rencana penjualan yang berdasarkan marketing forecast. Dari marketing forecast
tersebut maka dapat dilakukan proses perhitungan kebutuhan bahan, kapasitas
produksi yang dibutuhkan dan hal pendukung lainnya yang diperlukan dalam
perencanaan produksi agar kualitasnya terjamin dan tepat. Menurut Sukaria
Simulingga (2013) perencanaan produksi meliputi:
1. Mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat untuk
seluruh pabrik yang meliputi perkiraan permintaan pasar dan proyeksi
penjualan.
2. Membuat jadwal penyelesaian setiap produkyang diproduksi.
3. Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan
dari luar (bought-out items) dan bahan baku.
4. Menjadwalkan proses operasi setiap orderpada stasiun kerja terkait
menyampaikan jadwal penyelesaian setiap orderkepada para pemesan.
PT. Frigoglass Indonesia memproduksi berbagai jenis produk. Salah satu
produk yang diproduksi oleh pada PT. Frigoglass Indonesia adalah cooler atau
lemari pendingin. Cooler yang diproduksi pada PT. Frigoglass Indonesia perlu
dilakukan perencanaan produksi. Biasanya perencanaan produksi menyesuaikan
dengan permintaan konsumen. Konsumen melakukan pemesanan produk di PT.
Frigoglass Indonesia berdasarkan kebutuhannya atau yang biasa disebut dengan
Make To Order (MTO). Perencanaan produksi diperusahaan yaitu dengan melihat
order yang masuk ke bagian sales dan dari pihak sales langsung memberikan info
kepada supply chain dan melakukan koordinasi material apakah barang ready atau
tidak, kemudian dibuat berdasarkan kedatangan barang dan mulai melakukan
penjadwalan produksi.
Tabel 4.1 Perencanaan Produksi PT. Frigoglass Indonesia
Tanggal Produksi Model Description Total produksi
Agustus FV 650 2.865
September FV 400 2.501
Oktober Icool Hybrid R290 1.086
November Icool Hybrid R290 1.701
Desember FV 1000 CC 2.684
Sumber: Pengumpulan Data, PT. Frigoglass Indonesia, 2019

4.2 Perencanaan Kapasitas


Perencanaan Kapasitas Produksi atau Production Capacity Planning
merupakan salah satu proses yang penting dalam suatu sistem produksi. Kapasitas
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai, menyimpan atau
menghasilkan sedangkan yang dimaksud dengan Kapasitas Produksi adalah
jumlah unit maksimal yang dapat dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia. Dalam Manajemen Operasi dan
Produksi, Kapasitas Produksi perlu ditentukan dan direncanakan dengan baik
sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan.
Perencanaan kapasitas di PT. Frigoglass Indonesia dilakukan oleh bagian
production planning control (PPC). PPC melakukan analisis dan proses
perencanaan agar tercapai kapasitas produksi di PT. Frigoglass Indonesia.
Perencanaan kapasitas yang dilakukan ditentukan dan dikendalikan oleh bagian
PPC.
Perencanaan kapasitas di PT. Frigoglass Indonesia yaitu dengan
melakukan perencanaan yang tersusun dan terjadwal agar dapat memenuhi
kebutuhan dari costumer. Dalam perencanaan kapasitas kita perlu
menyeimbangkan antara persediaan bahan baku dan ketersediaan sumber daya.
Perencanaan kapasitas yang baik juga dapat meningkatkan kualitas serta daya jual
dari perusahaan ini sendiri untuk menghadapi pesaing. Berikut adalah kapasitas
produksi di perusahaan tersebut:
Tabel 4.2 Kapasitas Produksi PT. Frigoglass Indonesia
Tanggal Produksi Costumer Total produksi
Januari Sosro 1.732
Februari Ultrajaya 1.193
Maret Amerta Indah Otsuka 1.086
April Garudafood 756
Mei Futam 907
Juni Unilever 1.052
Juli Tirta Investama 859
Agustus Vietnam Brewery Limited 2.238
September Nigeria Botling Company 844
Sumber: Pengumpulan Data, PT. Frigoglass Indonesia, 2019

4.3 Penjadwalan Produksi


Penjadwalan (Scheduling) atau membuat jadwal adalah salah satu
kegiatan yang penting dalam proses produksi ataupun pekerjaan suatu proyek.
Penjadwalan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya pabrik
seperti mesin dan peralatan produksi, merencanakan sumber daya manusia yang
akan digunakan, pembelian material dan merencanakan proses produksi.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak yang positif terhadap
kelancaran produksi serta meminimalkan waktu dan biaya produksi. Untuk
mengurangi masalah yang timbul dari penjadwalan dapat dilakukan cara sebagai
berikut :
1. Mengurangi jumlah variasi produk.
2. Mengurangi jumlah variasi komponen.
3. Melaksanakan perluasan kerja.
4. Mengadakan sub kontrak.
5. Mengurangi unit organisasi.
6. Meningkatkan disiplin kerja.
Penjadwalan produksi yang dilakukan pada PT. Frigoglass Indonesia
awalnya diatur oleh bagian Sales dikarenakan salah satu sistem produksinya
adalah Make To Order (MTO). Pertama dibagian sales yang melakukan penjualan
kepada costumer dan mengatur penjadwalan kapan konsumen menginginkan
produknya selesai dibuat dan juga pada bagian sales perlu melakukan forecast
terhadap permintaan dari konsumen agar bisa menjadi acuan oleh PT. Frigoglass
Indonesia. Kemudian pengelolaan penjadwalan dilanjutkan ke bagian supply
chain untuk membuat rincian dana dan rincian apakah barang untuk pembuatan
produk tersebut ready atau tidak lalu dibuat berdasarkan kedatangan bahan baku
yang telah dipesan setelah itu mulai membuat penjadwalan produksinya.
Selanjutnya Sales berdiskusi kembali kepada konsumen apakah setuju dengan
pesanan yang dibuat. Selanjutnya Bagian Engineering membuat Bill Of Material
(BOM) dari produk dan Bagian PPC mengarahkan kebagian produksi kapan
produk tersebut harus selesai.
Tabel 4.3 Penjadwalan Produksi PT. Frigoglass Indonesia
Tanggal Produksi Item/Kode Produksi Jumlah produksi
1 Agustus 2019 09461 410
5 Agustus 2019 09461 217
9 Agustus 2019 09640 367
14 Agustus 2019 09640 17
20 Agustus 2019 09640 474
21 Agustus 2019 09394 151
23 Agustus 2019 09640 212
26 Agustus 2019 09640 140
27 Agustus 2019 09640 857
4 September 2019 09394 150
5 September 2019 09120 54
6 September 2019 09120 108
9 September 2019 09640 211
11 September 2019 09640 238
Sumber: Pengumpulan Data, PT. Frigoglass Indonesia, 2019
4.4 Tata Letak Pabrik dan Material Handling
4.4.1 Tata Letak Pabrik
Tata Letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata
letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facility layout) dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna
menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba
memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas
penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material,
penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personel pekerja dan sebagainya. Dalam tata letak pabrik ada dua
hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan
pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department layout).
Perancangan sistem fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti sistem pencahayaan, kelistrikan,sistem
komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuangan limbah dan sebagainya. Aspek
yang perlu di perhitungkan secara matang dalam perencanaan antara lain meliputi
peralatan-peralatan yang digunakan sepertu mesin-mesin dan semua perabotan
perusahaan. Sedangkan dalam perancangan sistem material handling meliputi
mekaniasme yang di butuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti
material, personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan
sempurna.
Tata letak pabrik adalah merupakan salah satu langkah di dalam
perencanaan suatu pabrik secara lebih luas. Pada dasarnya proses perancanaan
fasilitas tidak dapat di kategorikan sebagai bagian dari ilmu pasti. Dalam
melakukan tahapan-tahapan dalam aktivitas perencanaan fasilitas, teknik-teknik
analis dari berbagai disiplin ikut andil di dalamnya (Purnomo, 2004). Gambar 4.1
berikut merupakan layout PT. Frigoglass Indonesia yang disusun berdasarkan
fungsi atau macam-macam proses (Process Layout):
Gambar 4.1 Layout PT. Frigoglass Indonesia
Sumber: PT. Frigoglass Indonesia
4.4.2 Material Handling
Material handling adalah kegiatan mengangkat,  mengangkut, 
meletakkan bahan-bahan dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak
bahan-bahan masuk, atau diterima di pabrik, sampai pada saat barang jadi
dikeluarkan dari pabrik. Tujuan material handling adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja,
"Make Ready". 
2. Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan
barang "Do". 
3. Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja "Put Away".

Pada dasarya tujuan diadakannya material handling adalah untuk


menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan
bahwa tujuan material handling adalah untuk mengangkat, memindahkan serta
menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses
produksi agar barang-barang dapat diseiesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk
menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang harus
dipindahkan, daya tahan terhadap getaran dan benturan, bentuk dari
bahan baku, dan barang setengah jadi yang harus dipindahkan.
2. Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai, letak rungan, dan
jalur yang tersedia.
3. Proses produksi, urutan, arah pemindahan material, dan perlengkapan
produksi. 
4. Peralatan material handling,
Manfaat yang diperoleh dari material handling adalah:
1. Penghematan biaya produksi, penurunan biaya persediaan,
penggunaan ruangan lebih efisiens serta meningkatkan produktifitas
perusahaan. 
2. Pengurangan sisa afvals yaitu produk-produk yang tidak sesuai
standar.
3. Menaikkan luas produksi. 
4. Peningkatan kondisi kerja karyawan. 
5. Distribusi material akan berjalan lebih baik.
Dalam merancang pabrik harus diketahui berapa luas atau space yang
diperlukan untuk perpindahan bahan. Penanganan benda dalam proses material
handling yang dimaksud itu bisa berupa pengangkatan, pemindahan, peletakan
dan penyimpanan. Adapun material handling yang digunakan di PT. Frigoglass
Indonesia adalah:
1. Cone Crane
Cone crane digunakan untuk mengangkat dan memindahkan komponen,
bahan baku maupun produk jadi dari satu tempat ketempat lain. Cone crane
ini terdiri dari berbagai muatan tergantung dari kapasitas Cone Crane itu
sendiri. Cone crane digunakan untuk memudahkan aktivitas pekerja agar
tidak mengeluarkan tenaga yang lebih, tidak perlu memakan gang pada lantai
produksi untuk membawa barang yang akan dipindahkan. Gambar 4.2
dibawah ini merupakan cone crane yang digunakan pada lantai produksi PT.
Frigoglass Indonesia:

Gambar 4.2 Cone crane


2. Jib Crane
Jib Crane memiliki fungsi yang sama dengan cone crane, perbedaannya
terletak dari ukuran dan kapasitasnya. Jib Crane hanya mempunyai kapasitas
memindahkan barang atau material 2 ton dan dengan jarak yang dekat.
Karena jib crane memiliki tiang penyangga hanya satu dan permanen tidak
bisa dipindahkan hanya bisa diarahkan kearah kanan atau kiri. Gambar 4.3
berikut merupakan jib crane yang digunakan pada lantai produksi PT.
Frigoglass Indonesia:
Gambar 4.3 Jib crane
3. Trolly Material
Trolly Material digunakan untuk memindahkan material dari satu stasiun
kestasiun lainnya. Trolly hanya mempunyai kapasitas untuk material yang
memiliki ukuran tidak terlalu besar dan hanya untuk material yang memiliki
kapasitas ringan. Gambar 4.4 menunjukkan trolly material yang digunakan
pada lantai produksi:

Gambar 4.4 Trolly Material

4. Forklift Diesel
Forklift ini merupakan kendaraan modern yang dilengkapi sistem canggih
dengan kualitas yang baik. Mempunyai fungsi sebagai alat angkut untuk
bongkar muat atau pemindahan beban yang sangat baik digunakan di-
outdoor. Memiliki kapasitas hingga 10 ton dengan tinggi angkat hingga 6
meter. Gambar 4.5 berikut merupakan gambar forklif diesel yang digunakan:

4.5 Forklift diesel

5. Forklift Reach Truck


Forklif treach truck digunakan untuk memindahkan beban berkapasitas besar
sekaligus mampu diangkat dalam proses penataan diatas rak-rak tinggi.
Memiliki kapasitas hingga 2 ton dengan tinggi angkat hingga 8,5 meter.
Gambar 4.6 dibawah ini merupakan gambar forklift yang digunakan:

4.6 Forklift Reach Truck

BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang manajemen perusahaan yang dikelola di PT.


Frigoglass Indonesia. Manajemen perusahaan tersebut berisikan penjelasan dan
uraian tentang struktur organisasi yang ada dan sumber daya manusia serta
penjelasan mengenai bagian pemasaran. Pada struktur organisasi dibahas
mengenai divisi-divisi yang ada. Untuk sumber daya manusia dijelaskan jumlah
sumber daya manusia (SDM). Untuk pemasaran sendiri dijelaskan mengenai
bagaimana kegiatan perencanaan pemasaran yang dijalankan PT. Frigoglass
Indonesia. Lebih jelasnya dapat dilihat dari sub bab berikut ini:

5.1 Struktur Organisasi


Organisasi perusahaan terdapat orang-orang yang usahanya dapat di
koordinasikan dan tersusun dari jumlah sub sistem yang saling bergantungan dan
berhubungan satu dengan yang lainnya. Orang-orang tersbut berkerja sama atas
dasar dari pembagian pekerjaan, peran dan wewenang. Organisasi bisa juga
merupakan suatu kesatuan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Organisasi memiliki bidang dan fungsi yang berbeda antara satu divisi dengan
divisi lain, namun memiliki integritas dan keterkaitan yang sangat menentukan
tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan dalam organisasi dan
dalam perusahaan maka perusahaan harus mendapatkan kepuasan pelanggan serta
profit bagi perusahaan. Untuk menentukan sebuah fungsi serta menjelaskan
masing-masing wewenang dan tanggung jawab untuk tiap divisi tentu diperlukan
sebuah struktur organisasi yang cukup jelas bagi sebuah perusahaan. Pada PT.
Frigoglass Indonesia menerapkan sistem struktur fungsional yang merupakan
salah satu jenis struktur organisasi. Cara yang dilakukan untuk menerapkan sistem
struktur fungsional dengan cara mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang
mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan
dalam organisasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah bagan organisasi PT.
Frigoglass Indonesia terdapat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Struktur Organisasi

5.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Perusahaan


Sumber Daya Manusia (SDM) diperusahaan merupakan suatu aset yang
sangat berharga. Semakin tinggi kualitas SDM suatu perusahaan maka akan
semakin bagus management dan tegaknya aturan serta lebih meningkatkan mutu
dan produktivitas perusahaan. Perekrutan sumber daya manusia diperusahaan ini
yaitu dengan sistem kontrak 6 sampai dengan 12 bulan. Kontrak bisa diperpanjang
jika kinerjanya baik dan dibutuhkan, dengan perpanjangan 6 sampai dengan 12
bulan berikutnya. Setelah habis masa kontrak dan kinerjanya selama melakukan
pekerjaan bagus, maka bisa dijadikan karyawan tetap. Untuk karyawan kontrak
lapangan langsung diangkat menjadi karyawan tetap dan bagi karyawan Office
dilakukan presentasi untuk membuktikan bahwa layak atau tidaknya untuk
diangkat menjadi karyawan tetap. Jumlah karyawan di PT. Frigoglass Indonesia
perbulan Agustus 2019 yaitu berjumlah 171 orang.

5.3 Pemasaran
Pemasaran dikategorikan sebagai kegiatan yang direncanakan dan
diorganisasikan. Pemasaran meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan
dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat.
Pemasaran memiliki tujuan untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama
dari pemasaran dapat tercapai. Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran
merupakan hal terpenting dan sangat utama dalam suatu kegiatan perindustrian di
perusahaan. Pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak untuk melakukan
transaksi jual supaya produk yang telah diproduksi bisa terjual dan sampai
dikonsumen dan konsumen setia dengan produk tersebut. Pemasaran juga terlibat
dalam permasalahan kemauan dan kepuasan konsumen.
Pemasaran pada PT. Frigoglass Indonesia bisa ditinjau dari marketing
mix. Marketing mix tersebut merupakan kumpulan dari variabel-variabel
pemasaran. Variabel tersebut dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu badan
usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Marketing mix
tersebut dapat dilihat dari uraian berikut ini:
1. Product
Produk padssa PT. Frigoglass Indonesia merupakan produk yang bisa dipesan
secara Engineering To Order (ETO), Make To Order (MTO) dan Produksi
secara Make To Stock (MTS).
2. Price
Harga untuk produk yang dijual pada PT. Frigoglass Indonesia tergantung
jenis dan bentuk permintaan dari konsumen, serta kontrak yang disepakati
dan jarak transportasi.
3. Place
Untuk lokasi dan tempat perusahaan cukup sangat strategis dan memudahkan
para konsumen melakukan transaksi jual beli baik skala nasional maupun
Internasional.
4. Promotion
Promosi diperusahaan PT. Frigoglass Indonesia dilakukan secara langsung
menggunakan mitra kerja maupun marketing langsung dari PT. Frigoglass
Indonesia dan menggunakan teknologi pemasaran berupa website.
BAB VI
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
GALVANIZED STEEL MENGGUNAKAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) STUDI KASUS DI PT.
FRIGOGLASS INDONESIA

6.1 Tinjuan Kondisi Rill


PT. Frigoglass Indonesia terletak di kawasan industri Cikarang yang
merupakan perusahaan manufaktur dan bergerak dibidang industri alat pendingin.
Perusahaan ini memproduksi cooler dengan bermacam-macam tipe. Perusahaan
sendiri berawal dari sebuah perusahaan yang bernama PT. Figorex yang berfokus
memproduksi hanya pada lemari pendingin. Lalu pada tahun 2008, perusahaan ini
mengubah nama menjadi PT. Frigoglass Indonesia. Disebabkan karena pada
waktu itu perusahaan ini membuat dan menambah produksi baru berupa botol
kaca untuk minuman. Selain itu kata Frigo sendiri berasal dari Bahasa Prancis
yang artinya lemari es atau kulkas. Dimana waktu berdirinya perusahaan ini
pertama kalinya didirikan oleh negara Eropa. Lalu penambahan glass yaitu kaca
yang maksudnya botol minuman produksi baru yang dibuat oleh perusahaan
sehingga lahirlah kata Frigoglass dalam penamaan perusahaan ini.
PT. Frigoglass Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri manufaktur dan melakukan kegiatan produksi. Agar kegiatan proses
produksi bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan bahan baku yang cukup
untuk dilakukannya proses produksi. Dalam hal ini pengendalian bahan baku
harus diperhatikan agar tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan bahan baku.
Kekurangan bahan baku galvanized steel yang terjadi di PT. Frigoglass Indonesia
dikarenakan supplier terlambat dalam proses pengiriman sehingga mengalami
penundaan dalam proses produksi yang menyebabkan pengiriman barang jadi ke
customer menjadi telat.
Pada umumnya, pengadaan persediaan bahan baku akan berbeda-beda
untuk setiap perusahaan. Di PT. Frigoglass Indonesia pengendalian persediaan
bahan baku yang dipergunakan untuk proses produksi oleh perusahaan akan
didatangkan atau dibeli selama beberapa waktu tergantung pada penentuan setiap
periode pembelian bahan baku yaitu perbulan. Karena bahan baku galvanized
steel dipesan dinegara China menyebabkan lead time yang cukup panjang dalam
proses pengiriman barang. Selain itu supplier terlambat dalam proses pengiriman
bahan baku sehingga mengalami penundaan dalam proses produksi yang
menyebabkan pengiriman barang jadi ke customer menjadi telat.
Persediaan bahan baku merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang
memiliki peranan penting dalam operasi bisnis sehingga pengendalian persediaan
dengan cara yang baik adalah penting. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa
kemungkinan yang berhubungan dengan masalah persediaan bahan baku yang
dipergunakan. Di satu pihak, perusahaan ingin menyimpan cukup persediaan
bahan baku untuk dapat segera memenuhi semua proses produksi, tetapi ini tidak
efektif dan efisien karena akan menambah biaya penyimpanan, dapat terjadi
kedaluarsa, dan adanya resiko harga turun sewaktu-waktu.
Di pihak lain perusahaan ingin mencoba mengurangi biaya dengan cara
mengurangi tingkat persediaan bahan baku di tangan yaitu persediaan bahan baku
yang sudah ada di gudang, tetapi kondisi ini akan mengganggu jalannya proses
produksi jika sering terjadi kekurangan atau kehabisan persediaan bahan baku.
Karena dengan kekurangan atau kehabisan bahan baku selain proses produksi bisa
terhenti ini akan berakibat bertambahnya biaya pembelian secara mendadak.

Apalagi jika bahan baku yang digunakan untuk proses produksi datangnya tidak
tepat maka perusahaan harus mengadakan persediaan bahan baku secara
mendadak dan perusahaan harus menanggung resiko serta biaya tambahan untuk
mendapatkan persediaan tersebut sehingga mengakibatkan penurunan laba
perusahaan.
Tugas pengendalian persediaan bahan baku di sini, yaitu mengendalikan
persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan persediaaan bahan baku
maupun kelebihan persediaan bahan baku sekaligus meminimalkan biaya
persediaan tersebut. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku perlu
dilakukan dengan baik agar tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga
proses produksinya tidak terganggu dan biaya-biaya persediaan bahan baku dapat
ditekan seminimal mungkin. Prosedur dan cara pembelian bahan baku yang baik
dan sesuai dengan kondisi perusahaan akan sangat menunjang kegiatan produksi.
Maka dari itu perusahaan harus menentukan jumlah bahan baku yang optimal
dengan maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya persediaan
minimum.

6.2 Kajian Literatur


6.2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan (Sofjan Assauri, 1993,219) adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan, atau persediaan barang-barang yang masih
dalam pengerjaan proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi untuk memenuhi
permintaan saat ini dan mendatang. Bila perusahaan terlalu banyak menanamkan
modal dalam persediaan akan memperbesar biaya penyimpanan. Dan apabila
perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, maka perusahaan akan
menanggung biaya akibat kekurangan bahan.
Beberapa pengertiaan persediaan antara lain:
1. Fred Hansman menyatakan :
“Persediaan adalah suatu sumber bebas untuk dijadikan sumber apa
saja yang menpunyai nilai ekonomis”.
2. Martin K. starr dan David W. Miller menyatkan :
“Teori persediaan memberikan penenruan prosedur yang optimal
untuk mendapatkan perkiraan kebutuhan masa yang akan datang”.
3. Bergel menyatakan :
“Persediaan dapat didefinisikan sebagai bahan yang ada digudang
yang dapat digunakan pada masa yang akan datang”.

Jadi persediaan adalah barang atau bahan, baik berupa bahan mentah,
setengah jadi, barang jadi yang disimpan untuk digunakan saat ini dan akan
datang yang bernilai ekonomis.

6.2.2 Fungsi Persediaan


Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian persediaan adalah
menentukan persediaan yang optimal. Dalam hal ini timbul dua tujuan yang
bertolak belakang yaitu menekan biaya dan meningkatkan pelayanan. Untuk
meningkatkan pelayanan konsumen perusahaan harus menjamin tersedianya
barang yang dibutuhkan konsumen dalam hal ini membutuhkan persediaan yang
besar, biaya besar, tetapi resiko kegagalan produksi kecil, dan sebaliknya jika
persediaan kecil, biaya kecil, tetapi resiko kegagalan produksi besar, dan
pelayanan konsumen akan berkurang.
Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan (Sofjan Assauri,
1993,220) adalah :
a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan
untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ketingkat proses
lainnya, yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian
membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak terganggu dari yang
lainnya.
Persediaan yang diadakan mulai daribahan mentah sampai barang jadi, berfungsi
untuk :
a. Untuk mengatasi jika pasokan persediaan berfluktuasi, atau
keterlambatan pengiriman persediaan tambahan untuk menjaga
kelancaran proses produksi.
b. Untuk membantu perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi
pelanggan.
c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian
dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau
pengiriman barang.
d. Faktor musim, sepeti lebaran, natal, dan tahun baru sangat
berpengaruh terhadap gejolak permintaan. Dengan demikian
persediaan pengaman (savety stock) dapat menghindari kekurangan
persediaan (Stock Out).
e. Untuk menjaga pengaruh dan naiknya harga.
f. Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, dimana
kebutuhan terpenuhi, dan memberikan jaminan atas tersedianya
barang tersebut.
6.2.3 Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Metode EOQ merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan
untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku terbaik yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjaga kelancaran produksinya dengan biaya yang efisien.
Metode ini sering dipakai karena mudah mudah untuk dilaksanakan dan mampu
memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan, karena dengan perhitungan
menggunakan EOQ tidak saja akan diketahui berapa jumlah persediaan yang
paling efisien bagi perusahaan, tetapi akan diketahui juga biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan dengan persediaan bahan baku yang dimilikinya (Total
Inventory Cost) dan waktu yang paling tepat untuk mengadakan pembelian
kembal (Reorder Point). Berdasarkan karakteristik EOQ diatas, maka penggunaan
EOQ dalam pengendalian persediaan perusahaan menjadi efisien. Teknik ini
relative mudah untuk digunakan pada beberapa asumsi, yaitu (T. Hani Handoko,
1984, 334) :
1. Permintaan akan produk adalah konstan, dan seragam.
2. Harga per unit adalah konstan.
3. Biaya penyimpanan per unit produk pertahun adalah konstan.
4. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan.
5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima (lead
time) adalah konstan.
6. Tidak terjadinya kekurangan barang.

6.3 Pembahasan
Dari uraian tinjauan kondisi real perusahaan dapat dilihat bahwa PT.
Frigoglass Indonesia mengalami kekurangan material galvanized steel
dikarenakan supplier terlambat dalam proses pengiriman sehingga mengalami
penundaan dalam proses produksi yang menyebabkan pengiriman barang jadi ke
customer menjadi telat.
6.3.1 Data Material Stock Out Galvanized Steel
Data berikut merupakan data pembelian dan aktual pengiriman material
galvanized steel. Semua dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 6.1 Data Material Stock Out Galvanized Steel
Bulan Bahan Baku Usulan Pembelian Aktual Kirim

Tanggal Tanggal Minta Jumlah Tanggal Jumlah


Buat dikirim
Februar Galvanized Steel 14 Des 28 Des 20.327 8 Feb 20.327
i Galvanized Steel 4 Jan 12 Maret 24.749 24 Maret 24.749
Maret Galvanized Steel 15 Feb 7 April 18.621 10 April 18.621
April Galvanized Steel 18 Mei 18 Mei 21.012 26 Mei 18.350
Mei Galvanized Steel 27 Mei 15 Juni 19.887 29 Juni 19.887
Juni
Sumber: Pengumpulan Data, PT. Frigoglass Indonesia, 2019

6.3.2 Data Pemakaian Bahan Baku


PT. Frigoglass Indonesia mendapatkan bahan baku galvanized steel dari
supplier yang berasal dari China. Pengadaan bahan baku galvanized steel
dilakukan dalam tanggal yang tidak pasti setiap bulannya. Berikut merupakan data
yang diperoleh dari perusahaan mengenai pemakaian bahan baku galvanized steel:

Tabel 6.2 Pemakaian Bahan Baku Galvanized Steel Tahun 2017


Bulan Pemakaian galvanized steel (Sheet)
Januari 45.267
Februari 41.980
Maret 43.721,64
April 46.831,42
Mei 40.155
Juni 44.642,98
Juli 38.257,22
Agustus 42.369
September 40.211,01
Oktober 39.692,98
November 37.581,31
Desember 41.765
Total 502.474,56
Sumber: Data PT. Frigoglass Indonesia

Berdasarkan pada tabel 6.1 terlihat bahwa pada bulan april merupakan
pemakaian bahan baku terbesar, yaitu sebanyak 46.831,42 sheet. Hal tersebut
berkaitan erat dengan permintaan pada bulan april yang mengalami peningkatan
tetapi juga terjadi penurunan permintaan pada bulan november. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Pemakaian Bahan Baku Galvanized
Steel
40,000
20,000
0
n b r il i i li s t t v s
Ja Fe Ma pr Me Jun Ju stu Sep Ok No De
A g u
A
Gambar 6.1 Grafik Jumlah Pemakaian Bahan Baku Galvanized Steel

6.3.3 Pembelian Bahan Baku Ekonomis atau Kuantitas Disetiap Pesan

Pembelian bahan baku ekonomis dalam metode EOQ dapat dihitung


dengan menggunakan parameter sebagai berikut:
a. Kebutuhan bahan baku diambil dari total keseluruhan pemakaian galvanized
steel dalam 1 tahun pada tabel 6.2 yaitu 502.474.
b. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang meliputi biaya administrasi untuk
pembelian atau pemesanan kepada pemasok (supplier) dari luar. Besar kecilnya
biaya pemesanan tergantung pada seberapa sering pemesanan dan jumlah
pemesanan. Biaya pemesanan meliputi biaya penerimaan, biaya pengiriman, biaya
telepon dan surat menyurat. Biaya yang dikeluarkan oleh biaya pemesanan
ditunjukan pada tabel 6.3 yaitu:
Tabel 6.3 Biaya Pemesanan
No Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Biaya Pencatatan 2.500.000
2. Biaya Administrasi 5.000.000
3. Biaya Telepon 500.000
4. Biaya Pengiriman 25.000.000
Jumlah 28.000.000
Sumber: Data PT. Frigoglass Indonesia

Perhitungan biaya pemesanan:


Biaya setiap kali pesan (S) :

Total Biaya Pesan


=
FrekuensiPemesanan

28 . 000. 000
=
12
= Rp. 2.333.000

c. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang berkaitan dengan penyimpanan
barang, seperti biaya listrik, pajak, asuransi, dan bunga bank. Biaya penyimpanan
didapat dari total jumlah penyimpanan. Biaya penyimpanan yang dikeluarkan
ditunjukan pada tabel 6.4 yaitu:

Tabel 6.4 Biaya Penyimpanan


No Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Biaya Listrik Gudang 1000.000


2. Biaya Buruh Gudang 28.000.000
3. Biaya Cadangan Rusak 500.000
Jumlah 29.500.000
Sumber: Data PT. Frigoglass Indonesia

Biaya penyimpanan bahan baku (H) :

Total Biaya Penyimpanan


=
TotalKebutuhan

29 .500.000
=
502.474,56

= Rp. 58,70 = 59/sheet

Perhitungan Biaya Persediaan Bahan Baku Pthalic Anhydride dengan


Metode Economic Order Quantity. Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung
biaya persediaan yaitu:

a. Kebutuhan bahan baku (D) = 502.474


b. Biaya pemesanan (S) = Rp. 2.333.000,-
c. Biaya penyimpanan bahan baku (H) = Rp. 59/Sheet
d. Lead time = 4 bulan
e. Resiko stock out = 5%
1. Kebutuhan bahan baku perbulan (d):
d
d=
12
502 . 474
d=
12

= 41.872 sheet

2. Pemakaian bahan baku selama lead time:


D x L = 41.872 sheet x 4 bulan
= 167.488 sheet

Setelah diketahui semua parameter diatas, maka dapat dihitung besarnya


pembelian bahan baku yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ sebagai
berikut:

EOQ= Q=
√ 2 DS
H

=
√ 2x502. 474x 2 .333 .000
59

= 199.343 sheet

Jumlah pembelian bahan baku galvanized stell yang ekonomis dengan


menggunakan metode EOQ ialah sebesar 199.343 sheet. Angka tersebut juga telah
sesuai besar kapasitas gudang yang ada dalam perusahaan yaitu sebesar 200.000
sheet.

6.3.4 Frekuensi Pemesanan Bahan Baku


Frekuensi pemesanan bahan baku dalam satu tahun dapat dihitung
dengan menggunakan metode EOQ. Perhitungan dilakukan sebagai berikut:

D
Frekuensi Bahan Baku=
Q
502 . 474
=
199 .343
= 2,52 = 3 kali pemesanan

Frekuensi pemesanan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ


adalah 3 kali pemesanan dalam kurun waktu satu tahun. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan metode EOQ, maka jadwal pemesanan bahan baku
galvanized steel dapat diatur, jika dalam setahun terdiri dari 365 hari, maka dapat
ditentukan interval waktu pemesanan, yaitu :

365
I=
F
365
I=
3

= 121 hari/4 bulan


Dengan ini dapat diatur jadwal pemesanan bahan baku galvanized steel
dilakukan setiap 121 hari sekali.

6.3.5 Total Biaya Persediaan


Agar dapat menghitung biaya persediaan maka terlebih dahulu diketahui:
a. Kebutuhan bahan baku (D) = 502.474
b. Biaya pemesanan (S) = Rp. 2.333.000,-
c. Biaya penyimpanan bahan baku (H) = Rp. 59/Sheet
d. Pembelian bahan baku yang ekonomis (Q) = 199.343 sheet
Total biaya persediaan (TIC) sebagai berikut:

TIC=
[ ][ ]
D
Q
Q
S+ H
2

TIC=
[ 502 . 474
199 . 343 ][
2. 333. 000 +
199 .343
2
59
]
TIC=[ 5 .880 .677 ] + [ 5. 880 .618 ]
= 11.761.295

Jadi total biaya persediaan bahan baku galvanized steel pada PT.
Frigoglass Indonesia dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 11.761.295,-
6.3.6 Safety Stock
Safety stock merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku. Dalam
perhitungan safety stock digunakan sebuah metode statistik dengan
membandingkan rata-rata bahan baku galvanized steel dengan pemakaian bahan
baku galvanized steel yang sesungguhnya dan selanjutnya dicari besar
penyimpangan atau standar deviasinya. Perhitungan standar deviasi dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 6.5 Perhitungan Standar Deviasi


Bulan X Y (X-Y)
( X −Y )2
Januari 45.267 41.872 3.395 11.526.025
Februari 41.980 41.872 108 11.664
Maret 43.721 41.872 1.849 3.418.801
April 46.831 41.872 4.959 24.591.681
Mei 40.155 41.872 -1.717 2.948.089
Juni 44.642 41.872 2.770 7.672.900
Juli 38.257 41.872 -3.615 13.068.225
Agustus 42.369 41.872 497 247.009
September 40.211 41.872 -1.661 2.758.921
Oktober 39.692 41.872 -2.180 4.752.400
November 37.581 41.872 -4.291 18.412.681
Desember 41.765 41.872 -107 11.449
Total 89.419.845
Sumber: PT. Frigoglass Indonesia

σ=
√ ∑ ( X-Y )2
n−1

σ=
√ 89. 419 . 845
12−1

= 2.851,15

Untuk resiko stock out 5% didapat dari kebutuhan jumlah bahan baku
pertahun, maka untuk mendapatkan nilai Z dibawah kurva normal 0,95 (1-0,05)
digunakan tabel distribusi normal, diperoleh nilai Z = 1,65. Sehingga besar safety
stock dapat dihitung:

Safety Stock = Z x σ
= 1,65 x 2.851,15

= 4.704 sheet

6.3.7 Reorder Point


Setelah menemukan nilai safety stock langkah selanjutnya ialah
menentukan reorder point dimana perusahaan harus melakukan pengadaan
kembali agar pesanan datang tepat waktu saat stock pada pesanan sebelumya
sudah habis. PT. Frigoglass Indonesia memiliki lead time untuk menunggu
pemesanan bahan baku galvanized steel selama 4 bulan. Maka reorder point atau
titik pesanan kembali dapat dihitung sebagai berikut:

D
d=
t
502 . 474
d=
365
= 1.376 sheet/hari
ROP = d x L + SS

= 1.376 x 4 + 4.704

= 10.208 sheet

Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan baku


galvanized steel ketika stock dari galvanized steel telah menyentuh 10.208 sheet.

6.3.8 Rekomendasi Kondisi Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ


Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diatas, maka dapat
diperoleh perbandingan kondisi dari kebijakan perusahaan dengan metode EOQ.
Perbandingan dapat dilakukan pada pembelian rata-rata bahan baku, total biaya
persediaan, frekuensi pemesanan, safety stock dan reorder point.
Tabel 6.5 Perhitungan Standar Deviasi
No Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ
1. Pembelian rata-rata bahan baku 41.872 199.343 sheet
2. Total biaya persediaan Rp. 14.634.227 Rp. 11.761.295
3. Frekuensi pemesanan 12 3
4. Safety stock - 4.704 sheet
5. Reorder point - 10.208 sheet
Sumber: PT. Frigoglass Indonesia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total biaya persediaan yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan
adalah sebesar Rp. 14.634.227 Sedangkan apabila perusahaan menggunakan
metode EOQ perusahaan mengeluarkan total biaya persediaan sebesar Rp.
11.761.295. Dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan menggunakan metode
EOQ dalam kebijakan persediaan bahan baku galvanized steel maka perusahaan
dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp. 2.872.932. Selain itu dalam
metode EOQ juga disertakan safety stock sebesar 4.704 sheet dan reorder point
sebesar 10.208 sheet, dimana safety stock dan reorder point sangat berguna bagi
perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan baku atau stockout dan dapat
memperlancar proses produksi yang berlangsung.
Oleh karena itu, dengan menggunakan metode EOQ dalam kebijakan
perencanaan persediaan bahan baku galvanized steel pada PT. Frigoglass
Indonesia merupakan salah satu metode yang paling baik digunakan untuk
mengetahui jumlah persediaan bahan baku terbaik yang dibutuhkan perusahaan
untuk menjaga kelancaran produksinya dengan biaya yang efisien. Selain itu akan
terhindar dari kekurangan bahan baku galvanized steel agar proses produksi dapat
berjalan dengan lancar.
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Frigoglass Indonesia selama 32
hari kerja mampu memberikan gambaran bagaimana lapangan kerja yang
sesungguhnya kepada mahasiswa yang bersangkutan. Selama melaksanakan Kerja
Praktek didapatkan banyak pengetahuan dan informasi terkini mengenai sistem di
perusahaan maupun proses produksi, khususnya di PT. Frigoglass Indonesia.
Beberapa hal dapat disimpulkan dari kegiatan Kerja Praktek ini, diantaranya yaitu:
1. Setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Bung Hatta wajib
untuk mengikuti dan melaksanakan Kerja Praktek selama 32 hari kerja. Kerja
praktek ini bertujuan untuk melihat dan mengamati implementasikan teori
yang didapat selama bangku perkuliahan.
2. PT. Frigoglass Indonesia berdiri pada tahun 1996 di indonesia, perusahaan ini
berasal dari yunani. Perusahaan ini memiliki 6 pabrik diseluruh dunia yaitu
India, Rusia, Rukmania, South Afrika, Yunani dan Indonesia. Perusahaan ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur
pembuatan cooler.
3. Produk yang dihasilkan di PT. Frigoglass Indonesia dengan produk utama
yaitu lemari pendingin dan perlengkapannya dengan tipe cooler FV series.
4. Bahan baku yang digunakan terdiri dari beberapa jenis. Bahan baku tersebut
ada yang diimpor dan ada yang merupakan produk lokal. Untuk bahan baku
yang diimpor diantaranya yaitu: galvanized steel, evaporator, condensors,
accumulators dan fan motors. Sedangkan untuk produk lokal terdiri dari
decal serta beberapa acessories pendukung lainnya.
5. PT. Frigoglass Indonesia memiliki tenaga kerja sebanyak 246 orang per
Bulan Juni 2019. Jumlah tenaga kerja perempuan berjumlah 29 orang dan
laki-laki berjumlah 217 orang.
6. Proses produksi di PT. Frigoglass Indonesia menggunakan sistem Make To
Order (MTO), Make To Stock (MTS) dan Engineering To Order (ETO).
Untuk proses produksi MTO, MTS dan ETO disesuaikan dengan produk,
persediaan dan manajemen yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
7. Quality Control (QC) produk maupun komponen yang ada di PT. Frigoglass
Indonesia dilakukan pada tiap tahapan proses.
8. Kekurangan bahan baku di PT. Frigoglass Indonesia dapat ditentukan melalui
pemakaian bahan baku yang digunakan setiap bulan dalam kurun waktu satu
tahun. Dimana bisa menggunakan metode EOQ dengan mengetahui biaya-
biaya yang diperlukan pada saat melakukan order bahan baku tersebut.
9. Berdasarkan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity) jumlah bahan
baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian ialah sejumlah 199.343
sheet.
10. Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ adalah Rp. 11.761.295.
11. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menghitung biaya pemesanan meliputi
biaya penerimaan, biaya pengiriman, biaya telepon dan surat menyurat. Biaya
penyimpanan, lead time dan resiko stock out.

7.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan Kerja Praktek
di PT. Frigoglass Indonesia yaitu:
1. Bagi insitusi pendidikan, khususnya Jurusan Teknik Industri Universitas
Bung Hatta, diharapkan Jurusan melakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang berskala nasional aupun internasional untuk memudahkan
dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
2. Bagi pihak perusahaan, khususnya PT. Frigoglass Indonesia, diharapkan
dapat melakukan analisis menggunakan metode EOQ agar bisa mendapatkan
bahan baku yang optimal tanpa ada kekurangan bahan baku.
3. Perusahaan diharapkan dapat mengatasi serta meminimalisir terjadinya
kekurangan bahan baku yang menyebab keterlambatan dalam pengiriman
produk kepada costumer.

Anda mungkin juga menyukai