Aturan Koding
Aturan Koding
PPII
Bekasi 21 Februari 2019
• Mengikuti standar resmi WHO dalam
pengkodean diagnosis (WHO Morbidity
Refference Group)
• Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10
dan ICD-9-CM Up-date 2010
• Mengikuti Kaidah Koding Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
2016 Tentang Petunjuk Teknis SISTEM INDONESIAN
CASE BASE GROUPS (Ina-cbg)
• DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder apabila ada
sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah
dilaksanakan dan membuat resume medis pasien secara lengkap dan jelas selama
pasien dirawat di rumah sakit.
• KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter
yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk
prosedur/tindakan
Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih
dokter pada hari terakhir perawatan
dengan criteria paling banyak
menggunakan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama
(LOS)
Pemeriksaan Fisik :
Berisikan data yang menonjol
dan penting dari pemeriksaan
fisik
Pengkodingan Dx ALO
dengan HF kriteria exclude
(I50.1)
Use addition code, if desired, to identify ........
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermakna
direkam sebagai “kondisi lain” (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang
mengasuh.
pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”
Contoh:
K. utama : Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy
Spesialis: Bedah digesti
Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama.
25
RULE MB2
26
RULE MB3
• Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala yang
timbul akibat suatu diagnosa atau kondisi yang ditangani
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII
(R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan
Contoh: K. ut. Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah
Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.-† I98.2*)
27
RULE MB4
• Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah yang umum, dan ada
istilah lain yang memberi informasi lebih tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar
suatu kondisi.
Contoh:
K.Ut. CVA
K. lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage
K.Ut. DM tanpa terapi insulin
K. lain-lain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
28
RULE MB5
31
Prosedur/Tindakan
Aneurysmectomy with anastomosis
Aneurysmectomy 38.60
with
anastomosis 38.60
abdominal
artery 38.36
vein 38.37
aorta (arch) (ascending) 38.34
Delivery partial dgn forceps
Delivery (with)
assisted spontaneous 73.59
breeck extraction (assisted) 72.52
partial 72.52
with forceps to aftercoming head 72.51
total 72.54
with forceps to affercoming head 72.53
unassisted (spontaneus delivery) --- omit code
cesarean section – see Cesarean section
Doppler echpcardiography
Echocardiography 88.72
intracardiac (heart chambers) 37.28
intravascular (coronary vessels) 00.24
transesophageal 88.72
monitoring (doppler) (ultrasound) 89.68
Total hysterectomy dgn Laparoscopic
Hysterectomy 68.9
abdominal 68.49
laparascopic (total) (TLH) 68.41
partial or subtotal (supracervical) 68.39
radical (modified) (Wertheim’s) 68.69
laparoscopic (total) (TLRH) 68.61
Tindakan Lysis
Dokter menjahit dan memperbaiki vagina, perineum, atau laserasi spontan lainnya yang berhubungan
dengan persalinan
Contoh Permasalahan Koding
Apakah Perforasi dan peritonitis akut dikode gabung ke K63.1 ?
Perforasi
- intestine NEC K63.1
- - obstetric trauma O71.5
- - traumatic S36.9
- - ulcerative NEC K63.1
- - - fetus or