Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Perbedaan Penyiraman Larutan Terhadap


Pertumbuhan Kacang Hijau

Disusun oleh:

Nida Nadiyatus S 1. NIS 1819100029


2.

XII MIPA 3
SMA NEGERI 2 KUNINGAN
Jl. Aruji Kartawinata No 16, Kuningan, Jawa Barat
2020
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Perbedaan Penyiraman Larutan Terhadap


Pertumbuhan Kacang Hijau
2. Bidang Penelitian : Biologi
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nida Nadiyatus Sofa
b. NIS : 1819100029
c. Kelas : 12 Matematika Ilmu Pengetahuan Alam 3
d. Sekolah : SMA Negeri 2 Kuningan
e. No Tel./HP : 089660413431
f. Alamat email : nidanadiyatusshofa@gmail.com
4. Guru Penilai
a. Nama Lengkap dan Gelar : Maman Lesmana, M.Pd.
b. NIP : 196905011992011001
c. No Tel./HP : 081395969501

Kuningan, 06 September 2020

Menyetujui,
Guru Pembimbing Pelaksana Penelitian

(Maman Lesmana, M.Pd.) (Nida Nadiyatus Sofa)


NIP.196905011992011001 NIS.1819100029

Kepala Sekolah

(H. Jaja Subagja, M.Pd.)

NIP. 196107111984031003
1
ABSTRAK

Pengaruh Perbedaan Penyiraman Larutan Terhadap Pertumbuhan


Kacang Hijau

Oleh
Nida Nadiyatus Sofa

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rasa ingin tau peneliti oleh Pengaruh Perbedaan Penyiraman
Larutan Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau. Dengan indikator penyiraman yang berbeda pada
setiap tanaman yaitu berupa air sumur, air mineral, air teh dan larutan cuka. Penelitian diukur
menggunakan penggaris untuk mendapatkan perbandingan tinggi setiap harinya, pengamatan
langsung untuk mengetahui beberapa perkembangan yang terlihat, namun, mendapatkan intensitas
cahaya yang sama setiap karena penelitian berfokus pada pengaruh larutan bukan terhadap
perbedaan intensitas cahaya.

Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran (massa, panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan
dari pertumbuhan jumlah sel dan bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah
proses menuju kedewasaan secara kuantitatif terhadap pengembangan tubuh organisme.

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropis.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Bagian paling
bernilai ekonomi adalah biji dan kecambahnya.

Tujuan penulisan laporan ini adalah agar peneliti dapat mengetahui secara langsung pengaruh
kandungan air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau melalui
pengamatan yang dilakukan selama sembilan hari.

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan peneliti kemudahan dalam
menyelesaikan penelitian ini. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, peneliti tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa salawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Peneliti mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga laporan penelitian “Pengaruh Perbedaan Penyiraman Larutan Terhadap Pertumbuhan
Kacang Hijau” dapat diselesaikan oleh peneliti. Peneliti bersungguh-sungguh dalam
menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata
pelajaran Biologi.

Peneliti menyadari laporan ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Tak lupa juga masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca
sangat diharapkan oleh peneliti. Peneliti sangat berharap bahwa laporan penelitian ini akan sangat
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Peneliti

3
DAFTAR ISI
1. Lembar pengesahan……………………………………………………….. 1
2. Abstrak…………………………………………………………………….. 2
3. Kata Pengantar……………………………………………………………..3
4. Daftar Isi…………………………………………………………………….4
5. Bab I
Pendahuluan……………………….………………………………………. 5
I. Latar belakang masalah……………………………………………….5
II. Rumusan masalah……………………………………………………..5
III. Tujuan penelitian……………………………………………………...6
IV. Manfaat penelitian…………………………………………………….6
V. Hipotesis………………………………………………………………6
6. Bab II
Landasan Teori……………………………………………………………..7
I. Kacang hijau…………………………………………………………..7
II. Kecambah……………………………………………………………..8
III. Air……………………………………………………………………. 9
IV. Air mineral…………………………………………………………… 9
V. Teh………………………………………………………………….. 10
VI. Larutan cuka…………………………………………………………11
7. Bab III
Metodologi Penelitian……………………………………………………..13
I. Metode penelitian……………………………………………………13
II. Jenis penelitian……………………………………………………....13
III. Populasi dan sampel penelitian……………………………………....13
IV. Teknik pengumpulan data…………………………………………...14
V. Teknik analisis data………………………………………………….16
8. Bab IV
Hasil Penelitian…………………………………………………………...18
I. Hasil penelitian………………………………………………………18
II. Analisis penelitian…………………………………………………...21
9. Bab V
Kesimpulan dan Saran……………………………………………………22
I. Kesimpulan…………………………………………………………. 22
II. Saran…………………………………………………………………22
10. Daftar Pustaka…………………………………………………………….23
11. Lampiran………….……………………………………………………… 24

4
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup yang berkaitan
dan tak dapat dipisahkan, karena keduanya sangat berpengaruh terhadap kehidupan suatu
makhluk hidup. Pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan ukuran, volume atau
jumlah sel secara irreversible yang bersifat kuantitatif.
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi.
Pertumbuhan kacang hijau dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh adalah air. Fungsi utama air pada
tumbuhan yaitu membantu metabolisme pada proses fotosintesis, membantu penyerapan
unsur hara dan lainnya. Tanpa air proses tersebut tidak dapat berlangsung sehingga dapat
menyebabkan kematian pada tumbuhan. Oleh karena itu, kadar larutan yang diberikan pada
tumbuhan kacang hijau akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhannya.
Berdasarkan penuturan sebelumnya, pada percobaan ini peneliti melakukan percobaan
terhadap pengaruh pemberian larutan atau air yang berbeda pada pertumbuhan kacang
hijau. Pada penelitian ini peneliti memilih air sumur, air mineral kemasan (Asmi), air teh
dan larutan asam asetat (cuka).

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut
1. Apa pengaruh yang ditimbulkan jika kacang hijau disiram oleh air mineral
kemasan?
2. Apa pengaruh yang ditimbulkan jika kacang hijau disiram oleh air teh?
3. Apakah tanaman kacang hijau dapat bertahan hidup dalam kondisi asam oleh
larutan cuka?

5
III. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
permasalahan yang dikemukakan pada rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan jika kacang hijau disiram oleh air
mineral kemasan
2. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan jika kacang hijau disiram oleh air
teh
3. Untuk mengetahui apakah tanaman kacang hijau dapat bertahan hidup dalam
kondisi asam oleh larutan cuka

IV. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberi bukti atau referensi terkait seberapa optimal
berbagai macam larutan atau air yang dapat di serap kacang hijau untuk pertumbuhannya.

V. Hipotesis

Tanaman kacang hijau yang disirami dengan air teh akan lebih cepat tumbuh tinggi dari
pada tanaman kacang hijau yang disiram oleh air (air sumur)

H0 : Tanaman kacang hijau yang disirami dengan air teh memiliki cepat tinggi yang
sama dengan tanaman yang disiram oleh air sumur.

H1 : Tanaman kacang hijau yang disirami dengan air teh memiliki cepat tinggi yang
berbeda dengan tanaman kacang hijau yang disiram air sumur.

6
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Kacang Hijau

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak
dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan
dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi
sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal
sebagai tauge.

Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam
bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau,
disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan
cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal
sebagai soun.

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber
mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh.

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang.
Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau
menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah
berbau.

7
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan
lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas
pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang
baru menikah.

Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan
membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja
bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.

II. Kecambah

Kecambah atau taoge adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari
tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangannya disebut perkecambahan dan
merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.

Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula(akar embrio), hipokotil,
dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan berbunga dibedakan dari cacah
daun lembaganya: monokotil dan dikotil. Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam
cacah lembaganya. Kecambah pinus misalnya dapat memiliki hingga delapan daun
lembagaBeberapa jenis tumbuhan berbunga tidak memiliki kotiledon, dan
disebut akotiledon.

Taoge adalah sayuran yang merupakan tumbuhan muda yang baru


saja berkecambah dan dilindungi dari cahaya. Kata taoge sendiri adalah serapan dari
dialek Hokkian, istilah Mandarin-nya adalah douya (豆芽) yang secara harfiah berarti
kecambah kacang-kacangan, umumnya berasal dari kacang hijau dan sering disajikan
dalam menu makanan dari Asia Timur. Taoge segar sangat kaya akan vitamin E, dan
merupakan menu yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Dengan mengonsumsi taoge,
tubuh akan terobati dan tercegah dari kekurangan vitamin E.

8
III. Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya
adalah H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom
hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.

Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka
air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti
suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia.

IV. Air Mineral

Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut lain yang
mengubah rasa atau memberi nilai-nilai terapi. Banyak kandungan Garam, sulfur, dan gas-
gas yang larut di dalam air ini. Air mineral biasanya masih memiliki buih. Air mineral
bersumber dari mata air yang berada di alam.

Di Indonesia, bisnis air mineral dimulai pada tahun 1973 dengan merek Aqua, bisnis
tersebut didirikan oleh Tirto Utomo dan Ibnu Sutowo. Institut Pertanian Bogor melalui
Departemen Teknologi Industri Pertanian mendirikan Satuan Usaha
Akademik "BENING" yang bertujuan untuk memproduksi air mineral dalam kemasan.
Mineral juga merupakan sumber minuman kepada atlet. Mineral dapat menggantikan dan
memulihkan sel-sel badan yang lama kepada sel yang baru. Namun hakikatnya air mineral
adalah lebih mahal daripada air minuman.

9
V. Teh

Teh merupakan minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat dengan
cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari
tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
menjadi empat kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau
tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan jiaogulan.
Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafeina, teofilin, dan antioksidan dengan kadar
lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Cita rasa sedikit pahit dari teh
merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh
wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia [1]. Konsumsi teh di
Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun, masih jauh di bawah negara-negara
lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di
dunia.

Teh yang digunakan pada penelitian ini merupakan teh hitam, atau teh dengan
pengolahan berupa daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1
bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Lanka,
Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti Kenya, Burundi, Rwanda,
Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara Hanzi untuk teh bahasa Tionghoa

(红茶) atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah teh merah karena air teh sebenarnya

berwarna merah. Barat menyebutnya teh hitam karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika
Selatan, teh merah adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal.
Teh hitam masih dibagi menjadi dua jenis: ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan
tradisional) atau CTC (metode produksi teh crush, tear, curl yang berkembang sejak tahun
1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal
perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua,

10
atau musim gugur). Teh jenis ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas
daun pascaproduksi sesuai standar Orange Pekoe.

VI. Larutan Cuka

Cuka merupakan larutan yang utamanya mengandung campuran 3 asam


asetat (CH3COOH) dan air. Asam asetat ini dihasilkan dari fermentasi etanol oleh bakteri
asam asetat. Cuka saat ini sering digunakan sebagai bahan tambahan memasak. Menurut
sejarah, cuka adalah golongan asam lemah yang paling mudah didapat. Cuka memiliki
ragam penggunaan: industri, kedokteran dan kebutuhan sehari-hari, beberapa di antaranya
(misalnya penggunaannya sebagai cairan pembersih rumah tangga) yang masih sering
digunakan hingga saat ini.

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik yang
berada dalam golongan asam karboksilat. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.
Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.

Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%) selain
air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka
konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain
seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah,
asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam
format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO–. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat,
dengan kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif

11
makanan, asam asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk Kanada, Uni
Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.

Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari
industri petrokimia, terutama dengan bahan baku metanol. Cuka adalah asam asetat encer,
sering kali diproduksi melalui fermentasi dan oksidasi lanjutan etanol.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

I. Metode penelitian
Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode penelitian True Eksperimental
atau eksperimen sungguhan merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menyelidiki
adanya kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara melakukan kontrol atau kendali.
Eksperimen ini dilakukan dengan percobaan menggunakan objek kacang hijau yang
ditanam pada gelas plastik berisi tanah dan mengamati perbedaan masing-masing objek
atas diberikannya perlakuan penyiraman larutan yang berbeda.

II. Jenis penelitian


Jenis penelitian yang peneliti pakai adalah penelitian korelasional yaitu, penelitian yang
akan melihat hubungan antara variable atau beberapa variable lain. Variable yang
digunakan untuk memprediksi disebut variable predictor atau variable bebas, sedangkan
variable yang diprediksi disebut variable kriteria atau variabel terikat.
Penelitian korelarasional merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien
korelasi.

III. Populasi dan sampel penelitian


Populasi : Biji kacang hijau (Vigna radiata)
Sampel : ± 20 biji kacang hijau
 Sasaran penelitian:
a. Gelas 1: Air sumur
b. Gelas 2: Air mineral bermerk ASMI
c. Gelas 3: Air teh bermerk Tong Tji
d. Gelas 4: Larutan cuka yang merupakan campuran air mineral + cuka bermerk
DIXI, dengan perbandingan air mineral:cuka = 5:1

13
IV. Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan
tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau
yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang peneliti terapkan pada penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data kuantitatif, melalui proses pencatatan atau pengamatan selama 2 minggu
terhadap tanaman kacang hijau yang mendapat perlakuan berbeda berupa penyiraman
larutan dan air yang berbeda.

A. Variabel percobaan
a. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel manipulasi adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas merupakan faktor (perlakuan) yang dibuat tidak sama (bervariasi).
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah perbedaan jenis air dalam setiap
penyiraman tanaman kacang hijau yaitu, pada gelas No.1 tanaman kacang hijau
yang disiram oleh air sumur, pada gelas No.2 tanaman kacang hijau yang disiram
oleh air mineral (ASMI), pada gelas No.3 tanaman kacang hijau yang disiram oleh
air teh (Tong Tji), dan pada gelas No.4 tanaman kacang hijau yang disiram oleh
larutan cuka.
b. Variabel terikat
Variabel terikat atau variabel respon merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian
ini adalah pertumbuhan kacang hijau.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh dan dibuat sama
serta terkendali (bertolak belakang dengan variabel bebas). Variabel kontrol pada

14
penelitian ini yaitu, suhu, cahaya, kelembapan, tanah, biji kacang hijau, dan tempat
media tanam.
B. Waktu dan tempat penelitian
1. Waktu
Selasa, 25 Agustus 2020 – Rabu, 2 September 2020
2. Tempat penelitian
Semua objek penelitian ditempatkan di tempat yang sama yaitu dapur belakang
yang memiliki intensitas cahaya agak terang

C. Alat dan bahan


1. Alat
 4 gelas plastik, masing masing diberi label untuk membedakan objek
 Kamera gawai, sebagai alat untuk mendokumentasikan
 Penggaris, sebagai alat pengukur perbandingan tinggi
 Kertas label, untuk menandai setiap perbedaan penyiraman pada setiap
gelas
 Alat tulis, untuk mencatat dan mengamati tumbuhan
2. Bahan
 5 x 4 butir kacang hijau, setiap gelas percobaan diberi 5 butir kacang hijau
 Tanah, sebagai resapan dan penyokong akar
 Kerikil, sebagai drainase
Variabel bebas
1) Air sumur
2) 1 gelas air mineral bermerk ASMI
3) Air teh hitam, teh Tong Tji
4) Larutan cuka

15
D. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
2. Beri label pada setiap gelas menurut perbedaan larutan penyiramannya
a. Gelas 1: Air sumur
b. Gelas 2: Air mineral bermerk ASMI
c. Gelas 3: Air teh bermerk Tong Tji
d. Gelas 4: Larutan cuka yang merupakan campuran air mineral + cuka
bermerk DIXI, dengan perbandingan air mineral:cuka = 5:1
3. Masukan krikil kecil ke dalam masing-masing gelas, untuk menutupi dasar
gelas
4. Masukan tanah, sampai sekiranya cukup
5. Masukan biji kacang hijau di atas tanah
6. Siram tanah dengan larutan yang tertera pada setiap label, masing masing
takarannya adalah 1 sendok makan
7. Tanaman disiram setiap pagi ± pukul 6, dan sore ± pukul 5
8. Amati lalu catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya

E. Pengambilan data
Data diambil dari hasil pengukuran dan pengamatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau selama 9 hari, serta mendokumentasikan dalam bentuk
foto setiap 3 hari, data tanaman yang di ambil adalah data dari tanaman yang
pertumbuhannya paling baik dari setiap gelas yang ada.
Data yang telat diperoleh tersebut diolah menjadi tabel dan diolah menjadi
statistik sederhana dengan mengumpulkan rata-rata tinggi tanaman perhari.
Kemudian dibuat perbandingan pada grafik
Pengambilan data dilakukan pada pagi hari setelah proses penyiraman selesai

V. Teknik analisis data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif, teknik kuantitatif yang di


gunakan adalah analisis kuantitatif inferensial yang digunakan dengan tujuan untuk

16
menghasilkan suatu temuan yang bisa digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam
wilayah populasi. Dalam hal ini, peneliti akan berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho)
sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial.

Statistik inferensial memiliki jenis yang cukup beragam. Peneliti memiliki peluang
sebebas-bebasnya dalam memilih teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling
disukai) dengan sifat/jenis data yang telah dikumpulkan. Secara garis besar, teknik analisis
ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk penelitian kolerasional dan untuk komparasi
dan/atau eksperimen.

Peneliti merangkum dan meringkas hasil akhir data dalam bentuk tabel dan grafik,
disertai rata-rata tinggi tumbuhan perharinya. Pengambilan data dilakukan pada pagi hari
setelah proses penyiraman selesai

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN

I. Hasil penelitian
Dari penelitian yang peneliti lakukan diperoleh data sebagai berikut
1. Data kuantitatif
Berikut merupakan data kuantitaif pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau
persampelya. Sampel uji diambil dengan tanaman tertinggi yang ada pada setiap
gelas.

Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm) Rata-rata


No. Tanggal
Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3 Gelas 4 (cm)
1. 25 Agustus 2020 0 0 0 0 0
2. 26 Agustus 2020 0.9 0.7 1 0 0.65
3. 27 Agustus 2020 1.1 1.6 2 0 1.175
4. 28 Agustus 2020 2.5 3 2.5 0 2
5. 29 Agustus 2020 7 6.3 6.1 0.5 4.975
6. 30 Agustus 2020 12.7 10.8 11.2 2.5 9.3
7. 31 Agustus 2020 17 15 13.9 4.1 10
8. 1 September 2020 21 19.1 18 5.4 15.875
9. 2 September 2020 25 23.6 22.1 7.2 19.45

Keterangan:
a. Gelas 1: Air sumur
b. Gelas 2: Air mineral bermerk ASMI
c. Gelas 3: Air teh bermerk Tong Tji
d. Gelas 4: Larutan cuka yang merupakan campuran air mineral + cuka
bermerk DIXI, dengan perbandingan air mineral:cuka = 5:1

18
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
30

25

20

15

10

0
hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3 hari ke 4 hari ke 5 hari ke 6 hari ke 7 hari ke 8 hari ke 9

gelas 1 gelas 2 gelas 3 gelas 4

Keterangan:
a. Gelas 1: Air sumur
b. Gelas 2: Air mineral bermerk ASMI
c. Gelas 3: Air teh bermerk Tong Tji
d. Gelas 4: Larutan cuka yang merupakan campuran air mineral + cuka
bermerk DIXI, dengan perbandingan air mineral:cuka = 5:1

2. Data kualitatif
Berikut ini adalah data kualitatif setiap gelas percobaan yang diambil dari
pengematan keseluruan dan perkembangan yang paling berkembang.
Didapat bahwa perkembangan pada gelas 1,2, dan 3 memiliki laju perkembangan
yang sama. Namun ada beberapa perbedaan yang tak mencolok, yaitu:
a. Gelas 1: warna batang hijau muda, tanah mudah kering
b. Gelas 2: warna batang hijau muda, tanah tak terlalu mudah kering
c. Gelas 3: warna batang hijau muda pucat, tanah selalu basah dan terdapat
genangan air

19
Berikut adalah tabel data kualitatif Gelas 1, Gelas 2, & Gelas 3
Hari
Keterangan
ke-
1 Biji kacang hijau belum mengeluarkan kecambah
2 Biji kacang hijau mulai mengelupas dan tumbuh akar dan batang
3 Akar semakin banyak dan batang makin panjang
4 Batang menjadi panjang dan terlihat bakal daun
5 Penutup daun mulai mengelupas
6 Daun mulai mengembang
7 Akar akar mulai terlihat dari samping gelas
8 Batang yang panjang mudah miring ke arah datang cahaya
9 Daun sudah mengembang

Sedangkang pada gelas 4 didapat pertumbuhan yang sangat berbeda, yaitu:

d. Gelas 4: warna batang cenderung putih, tanah sangat kering

Berikut adalah tabel kualitatif pada gelas 4


Hari
Keterangan
ke-
1 Biji kacang hijau belum mengeluarkan kecambah
2 Biji kacang hijau mulai menjadi lembek
3 Mulai tumbuh jamur pada biji kacang hijau
4 Biji kacang hijau mulai mengelupas
5 Mulai tumbuh kecambah
6 Akar mulai menyebar
7 Batang mulai tumbuh dengan tegak
8 Bakal daun mulai mengelupas
9 Penutup daun mengelupas, daun tidak mengembang

20
II. Analisa data
Dapat dilihat bahwa tanaman yang disiram oleh air sumur memiliki pertumbuhan tinggi
yang paling tinggi, walau tak berbeda jauh dengan air mineral dan air teh. Sementara
tanaman yang disiram menggunakan larutan cuka mengalami penjamuran namun tetap bisa
tumbuh setelah beradaptasi dengan lingkungan asam.
Tanah yang digunakan sebagai media tanam sangat membantu pertumbuhan, karena
dapat diamati bahwa pertumbuhan tanaman begitu pesat dari hari ke hari. Tanaman yang
disiram menggunakan air teh tidak dapat menyerap air teh dengan baik, sehingga air tetap
menggenang pada atas tanah. Namun pada tanaman kacang hijau yang disiram air sumur,
air mineral dan larutan cuka dapat meresap air siraman, sehingga tak timbul genangan.

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan
 Air sumur memiliki pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan kacang
hijau dibandingkan dengan air mineral, air teh, dan larutan cuka
 Tumbuhan kacang hijau dapat tumbuh dalam lingkungan asam yang tercipta
oleh larutan cuka namun harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu
 Tumbuhan kacang hijau yang menyerap air teh cenderung susah untuk
menyerap air teh, dikarenakan dalam proses pengematan, tanah pada tumbuhan
tersebut didapati genangan air
 Pada tanaman kacang hijau yang disirami air mineral dan air sumur tidak
memiliki perbedaan yang signifikan

II. Saran
Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini termasuk data
pengukuran yang menggunakan penggaris dapat dikatakan kuran akurat, serta banyak
atau konsentrasi larutan yang kurang konsisten dalam pemberian setiap harinya dan
beberapa variabel kontrol yang kurang diperhatikan
Peneliti harap saran dapat diberikan oleh pembaca dan guru pembimbing pada
laporan penelitian ini agar peneliti dapat mengembangkan keahlian meneliti dan
pembuatan laporan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://typoonline.com/kbbi/uduh

https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-metodologi-
penelitian.html#Jenis_Metode_Penelitian

https://www.kompasiana.com/nararya1979/54f35b437455139d2b6c72a7/menulis-abstrak-pada-
karya-tulis-
akademis#:~:text=Abstrak%20adalah%20ringkasan%20dari%20seluruh,Latar%20belakang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau

https://id.wikipedia.org/wiki/Kecambah

https://id.wikipedia.org/wiki/Air_mineral

https://id.wikipedia.org/wiki/Cuka_(bumbu_masak)

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat

https://melyahdwilestari.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-penelitian-kuantitatif.html

23
LAMPIRAN

 25 Agustus 2020

24
 28 Agustus 2020
Air sumur

Air mineral (ASMI)

25
Air teh

Larutan cuka

26
 29 Agustus 2020
Air sumur Air mineral

Air teh Larutan cuka

Air Sumur

27
 2 September 2020

Air sumur Air Mineral

Air teh Larutan cuka

28

Anda mungkin juga menyukai