Anda di halaman 1dari 16

LANGKAH –LANGKAH MENETAPKAN MASALAH

PROMOSI KESEHATAN

1. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah kesehatan yang ditemukan berdasarkan data Indikator PIS PK
Puskesmas InderaPura Kec.Air Pura Kabupaten Pesisir Selatan didapatkan data sebagai
berikut :
a. Keluarga yang mengikuti KB

Berdasarkan tabel dan diagram diatas, dapat diketahui bahwa dari total sampel 30
responden yang diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura
wilayah kerja Puskesmas Indera Pura didapatkan 20 warga (66,7 %) yang
mengikuti program KB dan 10 warga (33,3%) tidak mengikuti KB termasuk lansia
dan monopouse sehingga tidak mengikuti KB.

b. Persalinan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 29 warga (96,7 %) yang melakukan persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan dan hanya 1 warga (3,3%) tidak melakukan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 28 warga (93,3 %) bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar lengkap dan 2 warga (6,7%) bayi yang mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
d. Bayi Mendapatkan ASI Ekslusif

ASI EKSKLUSIF
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid TIDA
4 13,3 13,3 13,3
K
YA 26 86,7 86,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 26 warga (13,3 %) bayi yang mendapatkan asi
eksklusif dan 4 warga (6,7%) bayi yang mendapatkan eksklusif.
e. Pertumbuhan Balita dipantau

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan semua sampel reponden (100%) sudah
mendapatkan pemantauan pertumbuhan balita.
f. Penderita TB Paru yang Berobat sesuai Standar
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 26 warga (86,7%) penderita TB paru yang
berobat sesuai standar dan 4 warga (13,3%) penderita TB paru yang berobat tidak
sesuai standar.
g. Penderita hipertensi yang berobat teratur
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 23 warga (76,7%) penderita hipertensi yang
berobat teratur dan 7 warga (23,3%) penderita hipertensi yang berobat tidak teratur.
h. Penderita gangguan Jiwa berat,diobati dan tidak ditelantarkan

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 27 warga (90%) Penderita gangguan Jiwa
berat,diobati dan tidak ditelantarkan dan 3 warga (10 %) Penderita gangguan Jiwa
berat, tidak diobati dan ditelantarkan.
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 15 warga (50%) Anggota keluarga tidak ada
yang merokok dan 15 warga (50 %) Anggota keluarga ada yang merokok.
j. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 23 warga (76,7%) Keluarga sudah menjadi
anggota JKN dan 7 warga (23,3 %) Keluarga belum menjadi anggota JKN.
k. Keluarga memiliki akses/ menggunakan sarana air bersih

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 26 warga (86,7%) Keluarga memiliki akses/
menggunakan sarana air bersih dan 4 warga (13,3 %) Keluarga yang tidak memiliki
akses/ menggunakan sarana air bersih.
l. Keluarga memiliki akses/ menggunakan jamban keluarga

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari total sampel 30 responden yang
diwawancarai saat kunjungan PISPK di Balai Desa Kec. Air Pura wilayah kerja
Puskesmas Indera Pura didapatkan 27 warga (90%) Keluarga memiliki akses/
menggunakan jamban keluarga dan 3 warga (10 %) Keluarga yang tidak memiliki
akses/ tidak menggunakan jamban keluarga.

m. Rekapitulasi Rata-rata cakupan indikator PISPK Puskesmas Inderapura Kab.Pessel

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa beberapa indikator yang paling


mengalami kesenjangan dengan urutan terendah, yaitu :
1. Anggota keluarga tidak ada yang merokok tidak merokok 50%
2. Keluarga mengikuti program KB 67 %
3. Keluarga sudah menjadi anggota JKN 77%
4. Penderita hipertensi yang berobat teratur 77 %
5. Penderita TB Paru yang berobat sesuai Standar 87 %
6. Keluarga memiliki akses/ menggunakan saran air bersih 87 %
2. Penetapan Prioritas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan lima masalah kesehatan berdasarkan
rata-rat data cakupan indikator Keluarga sudah menjadi anggota JKN PISPK di
wilayah Kerja Puskesmas Inderapura Kab.Pessel Tahun 2021 :
 Anggota keluarga tidak ada yang merokok tidak merokok dikode dengan A
 Keluarga mengikuti program KB dikode dengan B
 Keluarga sudah menjadi anggota JKN dikode dengan C
 Penderita hipertensi yang berobat teratur dikode dengan D
 Penderita TB Paru yang berobat sesuai Standar dikode dengan E
 Keluarga memiliki akses/ menggunakan saran air bersih dikode dengan F

Metode USG yang digunakan seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel Perbandingan Penetapan Prioritas Masalah dengan Metode USG

No Masalah yang Dibandingkan U S G


1 A:B B B B
2 A:C C C C
3 A:D D D D
4 A:E E E E
5 A:F F F F
6 B:C C C B
7 B:D D D B
8 B:E E E E
9 B:F F F F
10 C:D C D D
11 C:E E E E
12 C:F F F F
13 D:E E E E
14 D;F F D F
15 E:F E E F
Dari tabel di atas didapatkanlah hasil yang digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas


Inderapura Tahun 2021

Masalah Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G) Total Rangking


A 0 0 0 0 VI
B 1 1 3 5 V
C 3 2 1 6 IV
D 2 4 2 8 III
E 5 5 4 14 I
F 4 3 5 12 II

Berdasarkan tabel di atas didapatkan prioritas masalah di wilayah kerja


Puskesmas Inderapura Kab.Pessel adalah Penderita TB Paru yang berobat sesuai
standar dengan total nilai 14.

3. Analisis Penyebab Masalah

Informasi tentang penyebab masalah terdapat penderita TB Paru yang berobat

tidak sesuai standar dan masih rendahnya cakupan penemuan kasus TB paru BTA

positif di wilayah kerja Puskesmas Inderapura Kab.Pessel, diperoleh dari hasil

wawancara dengan kepala puskesmas, pemegang program TB, dan petugas kesehatan

lainnya. Penyebab masalah tersebut tergambar dalam diagram sebab akibat (Ishikawa/

Fish Bone) berikut :


1. Manusia
Dari segi manusia, terdapat penderita TB Paru yang berobat tidak sesuai
standarrendahnya cakupan penemuan kasus TB Paru BTA Positif ini

disebabkan dari:
a. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan khususnya pemegang program TB Paru memiliki tugas yang

rangkap sebagai pemegang program kesehatan jiwa. Hal ini membuat program TB

berjalan kurang maksimal mengingat masalah jiwa juga merupakan masalah yang

cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Biaro sehingga juga sangat butuh perhatian

lebih.

b. Masyarakat
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih kurang mengenai TB Paru

menyebabkan rendahnya cakupan penemuan kasus TB Paru BTA Positif. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan bahaya TB Paru

sehingga mereka tidak menyadari kalau mereka atau anggota keluarganya memiliki

gejala TB Paru tersebut. Beriringan dengan pengetahuan yang kurang, kesadaran

masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas juga kurang karena mereka

lebih memilih membeli obat di apotik untuk mengobati batuk yang mereka alami.
c. Kader
Tidak adanya kader TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Biaro juga merupakan

penyebab rendahnya cakupan penemuan kasus TB Paru BTA Positif. Puskesmas Biaro

memiliki wilayah kerja yang luas meliputi 7 nagari dan 33 jorong sehingga sulit

menjaring penderita hanya dengan menunggu secara pasif di puskesmas. Kader TB

Paru penting dalam penjaringan penderita karena kader lebih dekat dengan masyarakat

setempat. Sehingga kader dapat menjadi perpanjangan tangan dari puskesmas untuk

melaporkan ke puskesmas atau bidan desa setempat mengenai informasi orang yang

dicurigai memiliki gejala TB Paru.


2. Dana
Puskesmas Biaro sebenarnya sudah memiliki anggaran untuk program TB Paru,

namun dalam realisasinya, sangat sedikit dana yang dialokasikan untuk kegiatan

promotif dan preventif. Hal ini dapat dilihat dari sangat minimnya poster, leaflet tentang

TB Paru, sangat jarangnya penyuluhan tentang TB Paru yang diadakan di masyarakat.


3. Lingkungan
a. Keluarga
Dukungan keluarga masih kurang kepada anggota keluarga yang memiliki

gejala TB Paru.
b. Masyarakat
Stigma negatif di masyarakat mengenai penderita TB Paru menyebabkan orang

enggan memeriksakan dirinya ke puskesmas meski mereka memiliki gejala TB Paru.

Masyarakat masih mengganggap TB Paru merupakan penyakit akibat “guna-guna” dan

tidak dapat disembuhkan.


4. Material
a. Di Puskesmas Biaro belum tersedia ruang khusus untuk konsultasi TB Paru

sehingga penderita atau suspek kurang terjaga privasinya;


b. Media dan alat promosi TB Paru di Puskesmas Biaro masih minim, seperti leaflet

dan pamphlet yang tidak ada, poster hanya satu buah;


c. Sampel yang sering didapatkan bukan dahak melainkan air liur sehingga tidak bisa

dideteksi BTA nya.


5. Metode
a. Kerjasama
Kurangnya kerjasama antara puskesmas dengan tokoh masyarakat sehingga

sangat sulit untuk menghimbau masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas.


b. Komunikasi
Komunikasi antara petugas kesehatan di puskesmas dengan petugas kesehatan

di rumah sakit tidak lancar. Pihak rumah sakit seharusnya memberitahukan kepada

pihak puskesmas mengenai adanya pasien TB Paru di wilayah kerja puskesmas yang

bersangkutan jika si pasien berobat di rumah sakit atau menjalani diagnosis TB Paru di

rumah sakit tersebut. Hal ini akan memudahkan bagi puskesmas untuk melakukan

kontak serumah dan pemantauan makan obat si pasien.


c. Konsultasi
Belum adanya jadwal konsultasi khusus TB Paru secara rutin karena dengan

adanya jadwal konsultasi ini, orang yang memiliki gejala TB Paru lebih mudah

memeriksakan dirinya ke puskesmas sesuai dengan jadwal.


d. Promosi
Puskesmas Biaro masih jarang mengadakan penyuluhan tentang TB Paru,

padahal strategi penemuan kasus TB Paru bersifat pasif dengan promosi aktif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa penyebab masalah rendahnya

cakupan penemuan kasus TB Paru BTA Positif yang tergambar dalam diagram sebab

akibat (Ishikawa/ Fish Bone) berikut:

Anda mungkin juga menyukai