BAB III
HASIL TEMUAN
Analisis Masalah
Pada proses pelaksanaan Pembuatan Analisa Jabatan di RSUD Dr. Muhammad
Zein Painan telah dibentuk Tim Analisa Jabatan namun untuk pembagian tugas
belum jelas.
Penyebab masalah
Kurangnya Koordinasi dan peranan antar pihak-pihak yang harusnya ikut andil
dalam pembuatan Anjab.
Anjab dianggap suatu dokumen yang tidak penting bagi semua pihak/unit.
Pemecahan masalah
Membuat rapat berkala dengan unit-unit yang bersangkutan untuk sosialisasi
Anjab dan pembentukan tim Anjab.
Rencana Tindak Lanjut
Membuat kebijakan dari Direktur mengenai pembuatan Anjab dan Tim Anjab.
Penyebab masalah
Tidak adanya regulasi internal yang jelas tentang proses rekrutmen pegawai non
PNS.
Tidak adanya keterbukaan tentang mekanisme rekruitmen dan seleksi.
Kurangnya komitmen stakeholder dalam melaksanakan proses rekruitmen
sesuai dengan regulasi.
Pemecahan masalah
Perlu adanya regulasi internal yang jelas tentang proses rekrutmen non PNS .
Perlu adanya keterbukaan mekanisme dan proses rekrutmen.
Meningkatkan komitmen stakeholder tentang pengaruh proses rekrutmen
terhadap kinerja.
Rencana Tindak Lanjut
Menyusun regulasi proses rekrutmen non PNS sesuai dengan aturan yang
berlaku dan kebutuhan organisasi.
Memanfaatkan sistem informasi dalam proses rekrutmen.
Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder.
-7-
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan Pokok
kuantitas Waktu/kegiatan
no kegiatan pokok
/th (menit)
1 Ekspertise citra radiologi 520 20
2 Kegiatan ilmiah 24 60
Standar kelonggaran
No Kegiatan Rata perbulan SK
1 Rapat bulanan 60 0,0075
2 Laporan bulanan 60 0,0075
3 Waktu istirahat 2400 0,3
Jumlah 0,315
standar beban kerja
no kegiatan pokok kk sbk kt
1 Kegiatan ilmian 24 1600 0,015
2 Ekspertise 520 4800 0,108333
Jumlah 0,123333
3. Develop. Tahapan ini, berarti membuat instruksi atau arahan. Dalam hal ini
HR perlu membuat konten dan materi program pelatihan, mendesain
bagaimana metode instruksional yang spesifik (apakah
dengan lecture, case study, atau web), memikirkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelatihan (iPad atau slide).
4. Implementation. Pada tahap implementasi, HR harus mengembangkan
prosedur untuk melatih fasilitator dan karyawan. Prosedur untuk fasilitator
mencakup kurikulum pelatihan, metode pelatihan yang digunakan, dan
sistem pengujian. Sedangkan prosedur untuk karyawan mencakup
persiapan karyawan saat menggunakan alat pelatihan (penggunaan iPad
atau PC).
5. Evaluation. Evaluasi menjadi tahapan yang penting bagi HR. Karena pada
tahapan inilah HR dapat melihat bagaimana hasil dari pelatihan yang
diberikan kepada karyawan. Mengukur hasil dari pelatihan dapat dilakukan
dengan dua cara :
a. Time Series. Perbandingan performance karyawan sebelum dan
setelah program pelatihan.
b. Controlled experimentation. Perbandingan performance pada
karyawan yang tidak mendapat pelatihan dengan yang sudah
mendapat program pelatihan.
b) Unsur-Unsur SKP
a. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
- Tugas pokok yang dilakukan harus didasarkan pada rincian tugas,
tanggung jawab dan wewenang jabatan sesuai yang ditetapkan dalam
struktur dan tata kerja unit kerja.
- 16 -
Nilai Keterangan
- 18 -
91-100 Hasil kerja sempurna,dan pelayanan di atas Standar yg ditentukan tidak ada
kesalahan, tidak ada revisi.
76-90 Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil,tidak ada kesalahan
besar, revisi, dan pelayanan sesuai Standar
61-75 Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan
51-60 Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi,
dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan
<=50 Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan
besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan
c. Aspek waktu
Dalam menetapkan Target Waktu (TW) harus memperhitungkan berapa
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya
bulanan, triwulan, kwartal, semester, dan tahunan.
- Tingkat efisiensi aspek waktu yg dapat ditoleransi adalah <= 24%,
Artinya bila realisasi waktu sesuai target nilai baik = 76
- Bila realisasi waktu lebih cepat antara 1 s.d. 24% nilai amat baik = 91
sd 100
- Bila waktu melebihi target atau lebih cepat dari 24%, nilai sedang s.d.
buruk
d. Biaya (Target Biaya)
Dalam menetapkan Target Biaya (TB) harus memperhitungkan berapa
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam 1
(satu) tahun, misalnya jutaan, ratusan juta, miliaran, dan lain-lain.
2. Perilaku Kerja
a. Nilai perilaku kerja Pegawai dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai
berikut:
a. 91 – ke atas : sangat baik
b. 76 _ 90 : baik
c. 61 _ 75 : cukup
- 19 -
d. 51 _ 60 : kurang
e. 50 _ ke bawah : buruk
b. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek : a) orientasi pelayanan, b)integritas, c)
komitmen, d) disiplin, e) kerja sama, dan kepemimpinan ( hanya untuk pejabat
struktural)
c. Penilaian perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai
terhadap pegawai sesuai kriteria yang ditentukan
d. Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku kerja pegawai dapat
mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain yang setingkat di
lingkungan unit kerja masing-masing
e. Nilai Perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus)