Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, berbagai macam kebutuhan semakin meningkat dan

kompleks. Kebutuhan yang krusial bagi manusia salah satunya, yakni kebutuhan

akan pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting

karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia

bagi pembangunan bangsa dan negara. Secara rinci kebutuhan mahasiswa guna

kelancaran melaksanakan pendidikan sangat beragam dan harus terpenuhi agar

kebutuhannya akan pendidikan tidak terganggu, di antaranya seperti untuk

membayar uang kuliah tunggal (UKT), membeli alat tulis, membeli buku

teks/buku tulis, biaya fotokopi, hingga pada pandemic covid-19 ini mengharuskan

mahasiswa untuk kuliah secara daring. Sehingga mereka harus menyiapkan

berbagai kebutuhan seperti laptop ataupun hand phone android dan tentunya

disertai dengan kuota internet (Mardelina, 2016:2)

Selain itu, para mahasiswa yang berasal dari luar daerah memerlukan

tambahan untuk biaya hidup, seperti, makan, membayar kos, dan kebutuhan

sarana trasportasi. Kebutuhan akan hidup yang kian meningkat pula membuat

mahasiswa harus mencari cara untuk mampu mencukupi kebutuhannya dalam

memenuhi pendidikan dan kelangsungan hidupnya. Beberapa mahasiswa mencari

jalan keluar dengan cara bekerja. Kebanyakan pekerjaan yang paling banyak

dilakukan mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu, dikarenakan jadwal

1
kerja paruh waktu yang lebih fleksibel dibanding jadwal kerja penuh sehingga

mahasiswa dapat menyesuaikan jadwal bekerja dengan jadwal kuliah

Beragam alasan yang melatar belakangi mahasiswa untuk kuliah sambil

bekerja bisa jadi karena adanya masalah pembiayaan-pembiayaan guna membayar

pendidikan atau pun untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus meringankan beban

keluarga, untuk mengisi waktu luang dikarenakan jadwal perkuliahan yang tidak

padat, ingin hidup mandiri agar tidak ketergantungan dengan orang lain ataupun

orang tua. Seperti yang kemukakan oleh Daulay (2009: 1), bahwa mahasiswa

yang kerja paruh waktu (part time) dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi,

mengisi waktu luang, hidup mandiri dan mencari pengalaman.

Salah satu pekerjaan yang dilakukan mahasiswa ditengah-tengah

kesibukanya dalam menyelesaikan berbagai tugas-tugas kuliahnya adalah menjadi

security sebagaimna yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Universtitas

Halu Oleo Kendari. (selanjutnya disebut UHO). UHO adalah salah universitas

terbesar di Sulawesi Tenggara dengan jumlah mahasiswa yang sanggat banyak

yaitu mencapai 24.313 orang. (pddikti.kemdikbud.go.id/ data pelaporan tahun

2021/2022).

Secara umum jumlah security yang terdaftar di UHO adalah sebanyak 236

orang dan yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 47 orang. Untuk masing-

masing jam kerja dibagi menjadi 3 shift yang masing-masing shift bekerja selama

12 jam dan dimulai sejak pukul 08.00 WITA hingga 20.00 WITA. Shift tersebut

diberlakukan dengan sistem berganti-gantian misalkan apabila shift 1 bertugas

2
pagi hari maka dimalam hari akan dilanjukann sift 2, setelah itu sift 3 akan

melanjutkan di pagi hari lagi dan dimalam harinya akan kembali pada sift 1 lagi.

Dari 47 jumlah mahasiswa yang bekerja sebagai satpam di UHO, 44 orang

merupakan Suku Muna dan 3 orang adalah Suku Tolaki. Mayoritas mereka

mengambil jurusan Non Eksa yakni pada Fakultas Hukum, Fakultas llmu Sosial

dan Ilmu Politik, Fakultas Ekomini dan Bisnis, dan Fakultas Ilmu Budaya.

Sedangkan yang mengambil jurusan Eksata berjumlah 4 orang yakni pada

Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan dimna mereka merupakan Suku Muna.

Tentunya profesi tersebut tidaklah mudah dilakukan sambil berkuliah

sebab jadwal yang diberikan dengan sistem berganti-gantian. Hal tersebut

kemudian membuat mahasiswa yang bekerja sebagai security untuk mampu

beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Artinya apabila merek mendapatkan sift

malam dan keesokan harinya harus kuliah pagi maka mahasiswa tersebut harus

mampu memanajemen waktunya. Begitupun sebaliknya apabila mereka

mendapatkan shift pagi dan disaat itu bertepatan dengan jadwal kuliah maka

merekapun dituntuk untuk mampu menjalankan kedua-duanya.

Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan usulan peneltian berjudul Bekerja Sebagai Security (Studi Satpam

Kampus di Universitas Halu Oleo Kendari)

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3
1. Bagaimana strategi memanejemen waktu mahasiswa dalam berkerja

sebagai security di Universitas Halu Oleo Kendari?

2. Mengapa mahasiswa memilih untuk bekerja sebagai security di

Universitas Halu Oleo Kendari ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana strategi manajemen

waktu mahasiswa yang bekerja sebagai security di Universitas Halu

Oleo kendari

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan alasan mahasiswa yang bekerja

sebagai security di Universitas Halu Oleo Kendari

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai perbendaharaan perpustakaan

yang dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah yang dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusnya dalam kajian Antropologi

Ekologi terkait dengan strategi adaptasi budaya.

b. Secara akademik dapat dijadikan acuan untuk para peneliti lain untuk

melakukan kajian serupa yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi

mahasiswa yang berprofesi sebagai security di Univertasitas Halu Oleo

Kendari

4
2. Manfaat Praktis

a. Secara praktik dapat dijadikan sebagai bahan rujukan kepada birokrasi

dalam memberikan keringan terhadap mahiswa yang kuliah sambil bekerja

di Universitas Halu Oleo.

b. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan informasi dan masukan

bagi lembaga terkait untuk lebih memperhatikan kemampuan mahasiswa

dalam mengembangkan potensinya dalam hal pengamanan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA FIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), Keamanan adalah keadaan aman

dan tentram. Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit atau cedera, tapi

keamanan juga dapat membuat individu aman dalam aktifitasnya, mengurangi

stres dan meningkatkan kesehatan umum, sehinggak kita bisa menyimpulkan

bahwa ketika kita merasa bebas dan tidak dalam keadaan bahaya kita sudah

masuk dalam kategori aman.

Sedangkan keamanan sendiri adalah sistem dari semua itu yang berarti

sesuatu yang membuat kita menjadi aman. Biasanya istilah ini biasa digunakan

dengan hubungan dengan kejahatan dan segala bentuk kecelakaan. Kemanan

sendiri adalah sesuatu yang sangat penting karena ini sangat menjaga kestabilan

contohnya kemanan nasional yang mencegah dari kriminalitas tingkat tinggi

seperti terorisme, cracker atau hacker dan kemanan terhadap ekonomi nasional.

Hakikat keamanan negara yang mencakup keselamatan individu dalam

ketertiban umum harus disusun berdasarkan kondisi obyektif domestik dengan

memperhatikan konteks startegis regional dan global. Di dalam negeri,

keselamatan warga dan ketertiban publik akan dihadapkan pada kejahatan

konvensional berupa tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan,

tawuran, pemerkosaan, pencopetan dsb. Selain itu aparat keamanan juga akan

dihadapkan pada masalah ancaman dalam negeri seperti huru-hara (akibat tidak

6
puasnya masyarakat terhadap pemerintah), pengamanan obyek vital (akibat

maraknya berbagai aksi reclaiming masyarakat, konflik komunal, terorisme serta

tribalisme. (Liota : 2002 : 473)

Singkatnya, keamanan atau security adalah sebentuk pendekatan

keamanan (I) yang diberlakukan penguasa negara terhadap masyarakat secara

umum. Disisi lain, menurut Kelak Walden Bello menyatakan, keamanan adalah

pemberhentian terakhir dari tujuan negara yang terus bergelut dalam menghadapi

kekuatan di luar dirinya.Kekuatan di luar dirinya bisa berarti kekuatan luar negeri

tapi juga kekuatan yang merongrong di dalam negeri.

Bila berbicara tetang mahasiswa maka kita akan merujuk Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia yang menerangkan bahwa bahwa mahasiswa merupakan

individu yang belajar di perguruan tinggi. Montogomery () menjelaskan bahwa

perguruan tinggi atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang

individu dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya

dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berfikir kritis dan moral

reasoning. (Kamisa, dalam Papalia, dkk, 2007),

Menurut Djojodibroto (dalam Daulay, 2011) Mahasiswa merupakan satu

golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan

calon intelektual, dan sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu untuk

berfikir kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda,

mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan menimpa dirinya.

Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang

7
berada dalam rentang usia 18-21 tahun (Monks, dkk, 2001). Menurut Papalia,

dkk, (2007), usia tersebut berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau

adolescence menuju dewasa muda atau young adulthood. pada usia ini,

perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh

dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan

pekerjaan atau karirnya.

Lebih jauh, menurut Ganda (dalam Daulay, 2011) mahasiswa adalah

individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara

mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh

kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa

ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Menurut Anoraga (dalam Benedictus, 2010) mendefinisikan kerja itu

sesungguhnya adalah sebuah kegiatan social. Selain itu, Hegel (dalam

Anoraga,1992) mengatakan inti pekerjaan adalah batasan manusia. Pekerjaan

memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara obyektif ke dalam dunia ini,

sehingga dia dan orang lain dapat memandang dan memahami keneradaan

dirinya. Bekerja juga merupakan perwujudan yang konkrit bagi misi manusia di

dunia (Frankl dalam Astuti, 2005).

Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang mengandung 4 unsur, yaitu

rasa kewajiban, pengeluaran energi, pengalaman mewujudkan atau menciptakan

sesuatu, dan diterima atau disetujui oleh masyarakat menurut Powell (dalam

Daulay, 2011). menjelang usia adolescence dan young adulthood, banyak para

8
remaja yang sudah memikirkan tentang bagaimana mencari part-time job,

mengembangkan kemampuannya dalam masalah personal, mengembangkan

pendidikan, atau masuk dalam dunia pekerjaan, dan presentase remaja yang

bekerja meningkat sampai pada usia 21 tahun (Powell, 1983). Berdasarkan uraian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bekerja adalah individu yang

menjalani aktivitas perkuliahannya sambil bekerja dalam suatu lembaga usaha

baik bekerja secara part-time maupun secara full-time.

Alasan umum individu bekerja adalah karena uang (Anoraga, 2001). Jadi

keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu sebab terkuat yang

dapat menjelaskan mengapa individu bekerja. Begitu pula halnya dengan

mahasiswa yang bekerja. Menurut Motte dan Schwartz (2009) alasan utama

mahasiswa bekerja adalah untuk mendapatkan sumber penghasilan. Dengan

demikian, mahasiswa yang bekerja yang prinsipnya mendapatkan gaji atau

pendapatan. Dari segi besarnya gaji yang diberikan, biasanya tempat bekerja dari

mahasiswa sudah mempunyai standar khusus bagi pekerjanya yang masih kuliah.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dengan mahasiswa yang bekerja sebelumnya telah

banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, yang pertama penelitian yang

dilakukan oleh Ramayana (2022) yang berjudul Mahasiswa dan Wirausaha di

Universitas Halu Oleo. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa

tersebut melakukan wirausaha pada sektor dagang dan jasa. Pada sektor dangan

meliputi usaha bidang kuliner, seperti makanan dan minuman, hingga usaha

kosmetik sedangkan pada sektor jasa seperti usaha percetakan dan penyewaan alat

9
outdor. Adapun strategi yang digunakan dalam berwirausaha adalah,(1),

memanajemen waktu, (2) memperbanyak relasi, (3) memanfaatkan media sosial.

Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan penulis

lakukan dimana penulis fokus pada mahasiswa yang bekerja sebagai security,

sementara penelitian tersebut menganalisis tentang mahasiswa yang berwirausaha.

Namun demikian penelitian tersebut memiliki kesamaan pada lingkup penelitian

yaitu di UHO yang kemudian bisa dijadikan sebagai parameter dalam menentukan

strategi dalam memanajemen waktu.

Khikmatul Hidayah (2016) tentang “Pengaruh Kuliah Sambil Kerja Dan

Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2011 Jurusan

Pendidikan IPS UIN Maliki Malang” Hasil penelitan tersebut menjelaskan bahwa

mahasiswa dalam melaksanakan perkulihan dan menjalani pekerjaan harus juga

mengimbangi dengan melaksanakan aktivitas belajarnya, agar tiidak mengganggu

perkulihan dan bisa lulus tepat waktu. Aktifitas belajar mahasiswa yang bekerja

sedikit banyak akan berkurang karena kegiatan waktunya berkurang karena

sebagian waktunya digunakan untuk bekerja, dan sebagian lagi untuk kuliah.

Kelelahan sikis dan spikis akan mempengaruhi waktu dan intensitas belajar

merek, dan juga tuntutan berprestasi harus tetap menjadi perhatian dan tugas

utama bagi sebagai mahasiswa

Penelitian diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitan

yang akan penulis lakukan. Persamaannya terdapat pada analisis terhadap

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, sehingga dapat berdampak pada proses

perkuliahannya. Sedangkan perbedaannya terdapat pada objek kajian, dimana

10
penelitian yang akan penulis lakukan lebih fokus pada mahasiswa yang berja

sebagai security di UHO.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwarso (2018) yang berjudul dampak

kuliah sambil bekerja terhadap indeks prestasi mahasiswa perguruan tinggi negeri

dan swasta. Penelitian ini membongkar tentang dampak kuliah sambil bekerja

terhadap indeks prestasi mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di

Kabupaten Jember. Menunjukan bahwa seorang mahasiswa rata-rata telah

mengalami kenaikan Indeks Prestasi (IP) saat bekerja. Secara empiris temuan

hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian tersebut akan penulis jadikan

rujukan dalam menganalisis prestasi mahasiswa yang kulh sambil bekerja, serta

akan menjawab beberaa asalan mereka untuk memilih menjadi security. Namun

demikian peneltian ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan dimna penelitn yang akan dilakukan fokus

terhadap mahasiswa yang bekerja sebagai security.

Penilitan yang dilakukan Oleh Harda Nanda dkk (2019) yang berjudul

Pemuda pekerja paruh waktu: dependensi dan negosiasi. Penelitian ini mencoba

menelusuri para mahasiswa yang bekerja paruh waktu di warung kopi.

memusatkan pada dinamika anak-anak muda yang bekerja paruh waktu pada sisi

dependensi mereka juga proses negosiasi apa saja yang mereka hadapi guna

berproses ke arah masa depan. Hasil penelitian ini menunjukan mahasiswa pekerja

paruh waktu berusaha untuk terlihat dependen agar tidak terikat lagi secara

ekonomi pada orangtua mereka. Terlepas dari pada suatu kelas sosial ekonomi

yang telah melekat pada mereka saat ini, mereka berusaha untuk menjadi pribadi

11
yang lebih dewasa dari pada sebelumnya melalui kemandirian finansial. Para

informan yang bekerja part time ini berusaha menghindari masa pendidikan yang

menurut mereka stagnan dan ketidak jelasan arah masa depan mereka. Sebagian

dari mereka menganggap lulus dalam waktu yang cepat sebagai sebuah

“ketakutan” (mengalami ketidakpastian untuk mencari pekerjaan). Sementara itu

bagi beberapa justru merasa momentum sebagai mahasiswa merupakan masa

untuk mencari link sosial dan pengalaman untuk ke arah masa depan yang jauh

lebih baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwandany Ayuhan (2012) yang berjudul

Perbedaan tingkat regulasi diri mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan

mahasiswa yang tidak bekerja pada prodi pendidikan matematika Angkatan 2008

-2009. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mahasiswa yang bekerja

paruh waktu memiliki aktivitas dan tanggung jawab yang lebih besar dari pada

mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tidak hanya

memiliki tujuan untuk bisa mencapai kesuksesan dalam bangku perkuliahan saja

yang meliputi pencapaian dalam akademik dan pengembangan kemampuan

personal, akan tetapi juga memiliki tujuan untuk bisa mencapai sukses dalam

pekerjaannya. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat mahasiswa

bekerja paruh waktu memiliki tingkat regulasi diri yang lebih tinggi dibanding

dengan mahasiswa yang tidak bekerja

Penelitian yang dilakukan oleh Afrina (2017) yang berjudul mahasiswa

part time dan aksesibilitas pemustaka terhadap koleksi perpustakaan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan keberadaan mahasiswa part

12
time memberikan dampak positif terhadap perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta dalam meningkatkan layanan dan memberikan akses cepat terhadap

koleksi yang diperlukan oleh pemustaka. Selain itu tingkat kunjungan yang begitu

banyak di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga memberikan

dampak terhadap mahasiswa part time seperti pengembalian buku yang banyak

tenaga mahasiswa part time yang terbatas pada setiap lantainya di perpustakaan,

menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut lagi. Karena pada setiap

lantai sudah dibagi jadwal per shif yang sudah disepakati sembilan orang dalam

satu shif. Jadi di setiap lantai akan dibagi sama seperti lantai dua, mahasiswa yang

shelving di ruang skripsi dua orang dalam satu shif, lantai tiga, tiga orang dalam

satu shif, dan lantai empat ada empat orang dalam satu shif.

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang akan penulis lakukan. Perbedaannya cukup signikakan dimana penelitian di

atas menganalisis mahasiswa yang aktiv dan beraviliasi terhadap minat baca

mahasiswa diperpustakaan sedangkan penelitian ini menbahasa tentang

manajemen waktu mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sebagai security.

Namun demikian peneltian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk

mengukur keaktivan mahasiswa yang bekerja dalam menyelesaikan studinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Mardelina (2016) yang berjudul

Mahasiswa Bekerja Part-Time Dan Dampaknya Pada Aktivitas Belajar Dan

Prestasi Akademik. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui pengaruh Kerja

Part-time terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi Akademik mahasiswa FE UNY,

dan Kerja Part-time terhadap Aktivitas Belajar mahasiswa FE UNY, serta kerja

13
Part-time terhadap Prestasi Akademik mahasiswa Fakultas FE UNY. Variabel

bebasnya adalah Kerja Part-time. Variabel terikatnya adalah Aktivitas Belajar dan

Prestasi Akademik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada taraf

signifikansi 5%: (1) Ada pengaruh yang signifikan kerja part-time terhadap

aktivitas belajar dan prestasi akademik ditunjukkan pada nilai uji multivariat

Hotteling’s Trace sebesar 11,884 signifikansi 0,00. (2) Terdapat pengaruh yang

signifikan kerja part-time terhadap aktivitas belajar ditunjukkan oleh nilai Ftest

11,064 signifikansi 0,01. (3) Ada pengaruh yang signifikan kerja part-time

terhadap prestasi akademik dilihat pada nilai Ftest 16,316 signifikansi 0,00.

Penelitian Syafrino (2017) tentang “Defisiensi Dan Dampak Ojek Online

Terhadap Kesempatan Kerja Dan Kesejahteraan”. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa dengan meningkatnya jumlah meningkatnya jumlah

penduduk, Kemacatan Wisata dan sektor perdagangan di kota bogor dapat

menjadai faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan ojek online di kota

Bogor. Penduduk dan wisata bogor ialah konsumen potensi ojek bagi ojek online.

Permintaaan masyarakat akan adanya ojek online dapat berpengaruh terhadap

permintaan tenaga kerja pengemudi ojek online di bogor. Permintaan tenaga kerja

pengemudi ojek online dapat berpengaruh kesempatan kerja di kota Bogor.

Pendapantan yang diterima penegemudi ojek online pada awal kehadiran

ojek online sangat tinggi, hal ini bisa menjadi faktor pendorong pada bagi

masyarakat kota yang menganggur maupun yang telah bekerja untuk melamar

bekerja sebagai pengemudi ojek online. Pendapatan yang tinggi ini, bisa

meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya. Jika melihat

14
informasi yang di sampaikan oleh republik 2016 dan detik 2015, maka pendapatan

yang diterima pengemudi ojek online pada awal kehadiran ojek online hampir

sama seperti UMR, bahkan melebihinya.

Penelitian di atas memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan. Dimana penelitian di atas mengungkap

tentang peluang-peluang kerja secara umum yang dapat dilakukan oleh masyarkat,

sedangkan penulis akan melakukan penelitian tentang mahasiswa yang bekerja

sebagai satpam kampun. Akan tetapi penelitian di atas kemudian dapat dijadikan

rujukan dalam melihat peluang-keluang usaha yang dapat diambil oleh masyarkat

diantaranya juga ada mahasiswa. Hal tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai

parameter dalam mengukur tingkat kebutuhan mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Badriyah (2016) yang berjudul Peran Shift

Kerja di Dalam Kinerja Satpam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Hasil penelitian tersebut menunjukan kinerja satpam UIN Maulana Malik

Ibrahim adalah kategori sedang denagn hasil presentase 34,6% atau sebanyak 18

satpam. Hal ini merujuk kepada bentuk sisi positif dan tingginya kinerja satpam

yang dilihat dari segi efektifitas, tanggung jawab, disiplin, dan inisiatif yang

dimilikinya. Strategi kerja berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan dari hasil

korelasi yang positif.

Penelitian di atas memiliki persaaman dan perbedaan dengan penelitian

yang akan penulis lakukan. Persamaannya yaitu sama-sama mengkaji tentang

satpam kampus sehingga dapat dijadikan rujukan untuk melihat aktivitas mereka.

Perbedannya terdapat pada objek kajiannya yaitu penulis fokus kepada mahasiswa

15
yang bekerja sebagai satpam sehingga pekerjaannya tersebut akan berdampat pada

aktivitas kuliahnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilman (2013) yang berjudul hubungan

persepsi mahasiswa pada profesi akuntan publik dengan minat berkarir di bidang

audit pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Surabaya angkatan 2009 dan

2010. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa persepsi mahasiswa tentang

Kantor Akunta Publik Big 4 (B4) berhubungan negatif signifikan dengan minat

mahasiswa bekerja di kantor Akuntan Publik Big 4 (M1), sedangkan persepsi

tentang profesi akuntan (Pr) berhubungan negatif signifikan dengan minat

mahasiswa berkarir di Akuntan Publik (M2), sedangkan persepsi tentang Kantor

Akuntan Publik Big 4 (B4) dan skandal-skandal akuntansi (Sk) tidak berhubungan

signifikan dengan minat tersebut..

Penelitian di atas memiiki perbedaan yang cukup signifikan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan yakni penelitian diatas mengkaji mahasiswa

jurusan akuntansi yang bekerja pada akuntan public, dengan variabel yang

menggunakan minat mahasiswa bekerja di KAP Big 4, Kantor Akuntan Publik.

Namun demikian penelitian tersebut dapat dijadikan rujukan untuk mengulas

aktivitas-aktivtas mahasiswa yang bekerja serta bagaimana strategi yang

dilakukan.

2.3. Landasan Teori

. Bila membahas suatu teori dalam sebuah penelitian perlu adanya suatu

kejelasan terlebih dahulu terhadap teori tersebut sehingga dapat diperoleh batasan

16
dan koridor yang jelas akan definisi yang berlaku dalam bidang akademis maupun

publik. Olehnya itu dalam membasas permasalahan yang ada dalam penelitian ini

makan penulis akan menggunakan teori adaptasi budaya oleh oleh John William

Bennett.

Bennett (dalam ensor & Berger, 2009: 238) menjelaskan bahwa asumsi

dasar adaptasi berkembang dari pemahaman yang bersifat evolusionari yang

senantiasa melihat manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, baik secara biologis atau genetik maupun secara sosial dan

budaya. Sehingga proses adaptasi dalam evolusi melibatkan seleksi genetik dan

varian budaya yang dianggap sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan

permasalahan lingkungan. Intervensi adaptasi harus mengakui bahwa bahkan di

masyarakat yang paling fleksibel, mekanisme perubahan pasti akan dibingkai oleh

konteks budaya yang mungkin menjadi jalan masuknya intervensi dan

menawarkan kesempatan untuk perubahan (Ensor & Berger, 2009: 238).

Menurut Suparlan (2007) adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah

suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan

kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk

menjaga kesetabilan tempratur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam

hubungan harmonis secara menyeluruh dengan tubuh lainnya).

2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh

dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

17
3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat

melangsungkan keturun, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai

kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

Adaptasi/penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan

lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan

diri).

Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastik),

misalnya seperti mahasiswa UHO yang kuliah sambil bekerja sebagai security, Ia

harus dapat menyesuaikan diri dengan dengan profesi yang dijalaninya sehingga

marus mampu beradaptasi dalam menjalankan perennya sebagai mahasiswa dan

sebagai security Sebaliknya, apabila Ia berusaha untuk mengubah lingkungan

sesuai dengan keinginan sendiri sifatnya adalah aktif (alloplastis), misalnya

seorang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tapi mencoba untuk mengabaikan

perkuliahannya dan memproiritaskan pekerjaannya.

Menurut Robbins (2003), adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan

manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk

menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap

bertahan. Berdasarkan pengertian tersebut makan dapat disimpulkan bahwa

adaptasi adalah suatu kondisi dimana seorang individu yang harus bisa

menyesuikan diri dengan keadaan yang terjadi. Hal tersebut sebagaimana

mahasiswa yang bekerja sebagai security harus mampu memanajemen waktunya

antara kuliah dan pekerjaan. Apalagi pada saat mereka sedang bekerja disaat

waktu kuliah, maka mereka harus mampu beradaptasi dengan berkuliah sambil

18
menjalankan tugasnya selama sistem perkuliahan daring (online). Dari batasan-

batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses

penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial terhadap

norma-norma, proses perubahan ataupun suatu kondisi yang diciptakan.

2.3 Kerangka Pikir

Berikut dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Mahasiswa Universitas
Halu Oleo

Bekerja sebagai Saptam

Manajemen waktu Alasan Mahasiswa


mahasiswa dalam Memilih menjadi
beradaptasi dengan Security di UHO
pekeerjaannya

Teori Adaptasi Budaya :


Bennet

di Universitas Halu Oleo Kendari

Bagan Kerangka Fikir

19
Berdasarkan bagan kerangka fikir di atas maka dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Universitas Halu Oleo merupakan kampus terbesar yang berada di

Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal tersebut kumudian menjadikan UHO menjadi

sasaran bagi pelajar se Sultra bahkan daerah lain untuk melnjutkan studi disana.

Banyaknya sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas UHO membutuhkan

satuan pengamanan untuk menjaga ketertiban di sana.

Hampir setiap penjuru UHO memiliki satpam yang berjaga, bahkan untuk

masing-masing gedung saja miniman di amankan oleh enam orang satpam yang

berjaga secara bergantian. Banyak kebutuhan satuan pengamanan kemudian

menjadikan daya tarik tersendiri bagi mahasiswa UHO untuk mendaftarkan diri

menjadi satpam di sana.

Tentunya untuk berkuliah sambil bekerja menjadi satpam bukanlah hal

yang mudah. Tetapi mereka harus mampu untuk beradaptasi dan memanfaatkan

watkunya sebaik mungkin. Sehingga kuliah mereka tidak terbengkalai oleh

profesi yang mereka jalani. Maka untuk menjawab berbagai permasalahan dalam

penelitian ini penulis menggunakan toeri adaptasi budaya oleh Bennet.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Jalan H.E.A Mokodompit Universitas

Halu Oleo Kendari. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

pertimbangan bahwa UHO adalah kampus terbesar di Sulawesi Tenggara dengan

jumlah mahasiswa yang relatif banyak ditambah lagi sarana dan prasarana yang

cukup memadai. Hal tersebut kemudian rentan dengan adanya tidak krimnalitas

sehingga membutuhkan satuan pengamanan yang kuantitas dan kualitasnya

memadai. Selain itu diantara security yang bertugas terdapat beberapa mahasiswa

UHO yang cukup banyak jumlahnya mereka berkuliah sambil bekerja menjadi

security. Sehingga mereka harus mampu beradaptasi dengan profesinya ditengah-

tengah kesibukan dalam menjalankan perkuliahannya seperti harus membagi

waktu, berkuliah secara daring saat bertugas, hingga harus mampu mengamankan

ketika terjadi gesekan-gesekan antar mahasiswa saat demonstrasi.

3.2 Pemilihan Informan

Penentuan informan dalam penelitian dilakukan secara purposive

sampling dengan pertimbangan bahwa informan tersebut dinilai banyak memiliki

pengetahuan dan pengalaman dan kuliah sambil bekerja khususnya sebagai

security UHO. Informan yang dipilih adalah Mereka yang diangap dapat

memberikan informasi yang akurat kepada peneliti, dengan mengacu kepada

21
Endaswara (2006) bahwa informan yang baik adalah orang yang mengetahui atau

memiliki keahlian untuk memberikan informasi dalam penelitian ini.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian

lapangan yaitu teknik pengumpulan data secara langsug di lapangan atau di lokasi

penelitian guna memperoleh data yang akurat dengan mengunakan teknik

pengamatan (observation), dan wawancara (interview).

3.3.1 Pengamatan

Pengamatan (Observation) dilakukan untuk memperoleh data mengenai

permasalahan yang diteliti, maka Peneliti menggunakan tehnik pengamatan.

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan biasa, yaitu

dengan mengamati aktivitas mahasiswa saat kuliah, aktivitas saat menjalankan

tugas sebagai security, mengamati pola pertemanan antar mahasiswa, pola

pertemanan antar security, mengamati proses menyelesaikan tugas-tugas kuliah

saat menjalankan tugas sebagai security, mengamati manajemen waktu, dan hal-

hal yang bisa menjawab permasalahan yang ada.

3.3.2 Wawancara

Wawancara (Interview) adalah pengumpulan data dengan mengadakan

Tanya jawab secara langsung kepada Informan. Dalam melakukan wawancara,

Peneliti melakukan proses wawancara di lokasi penelitian dengan cara

mendatangi informan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melihat waktu

yang tepat untuk melakukan wawancara. Dalam melakukan wawancara, penulis

22
juga menggunakan pedoman wawancara yang bertujuan memfokuskan setiap

pertanyaan pada informan yang penulis wawancarai., sehingga diharapkan bahwa

pertanyaan yang diajukan lebih fokus atau cenderung lebih sama, namun dapat

diperoleh informasi yang lebih beragam (Meleong, 2010: 186). Adapun objek

wawancara berkaitan dengan dengan manajemen waktu, bagaimna cara

beradaptasi dengan lingkungan akademis dan lingkukangan kerja, alasan menjadi

security, pendapatan perbulan, kebutuhan atau pengeluaran perbulan, serta

menanyakan hal-hal yang tidak bisa diukur dengan pengamatan.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara induktif terhadap data yang dihimpun.

Penulis berupaya untuk dapat mengerti persepsi, ide pemikiran dan ingatan

informan yang diungkapkan dengan menggunakan kata-kata sendiri, melalui

upaya yang dikatakan oleh para informan. Seluruh data yang berasal dari

wawancara dan pengamatan yang telah dikumpulkan akan direduksi dengan

membuat pengelompokan dan abstraksi ( Endraswara:2003). Hal ini dilakukan

dengan cara melihat aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh civitas akedemik

UHO, serta melihat dari jurusan informan, serta kendala-kendala yang dihadapi

dalam menjalankan profesinya sebagai security ditengah-tengah statusnya sebagai

mahasiswa. Penulis berupaya untuk dapat mengerti persepsi, ide, pemikiran dan

ingatan informan yang dikatakan dengan kata-kata mereka sendiri, melalui upaya

mendengarkan apa yang dikatakan para informan dan mencatat apa yang menjadi

pengalaman mereka, dengan memakai kata-kata mereka sendiri

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, H., 2005, Psikologi perkembangan masa dewasa, Surabaya: Usaha


Nasional

Badriyah, Silalatul. 2016. Peran Shift Kerja di Dalam Kinerja Satpam


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sripsi
Jurusan Psikologi. Fakultas Psikoligi. UIN Maulana Malik Ibrahim :
Malang.

Bennet, J.W. (976. Anticipation, adaptation, and the concept of culture in


anthropology. Science, 192, 847-853, doi:10.1126/science.
192.4242.847

Berger, Peter L. dan ensor, (2009), Tafsir Sosial Atas Kenyataan Risalah Tentang
Sosiologi Pengetahuan, LP3ES: Jakarta

Cut Afrina.2017. Mahasiswa part time dan aksebilitas pemustaka terhadap


koleksi perpustakaan UIN Sunan Kaljaga. Jurnal LIBRIA, Vol. 9, No.
1 : Yogyakarta

Daulay, S.F.2009. “Perbedaan Self regulated Learning antara Mahasiswa yang


Bekerja dan yang Tidak Bekerja”, Skripsi. Dipublikasikan: Universitas
Sumatera Utara.

Endraswara, Suwardi 2006. Metode, Teori, Teknik, Penelitian Kebudayaan:


Ideologi, Epistemologi dan Aplikasi. Pustaka Widyatama : Yogyakarta.

Gudykunst, William B. (2002). “Intercultural Communication Theories” dalam


William B. Gudykunst & Bella Mody (eds). Handbook of International
and Intercultural Communication. 2nd Ed. Sage Publications. California.

Harda, Nanda, dkk. 2019. Pemuda Pekerja Paruh Waktu: Dependensi dan
Negosiasi. Jurnal Studi Pemuda Volume 8 Nomor 1. UNM : Malang

25
Hidayah, Khikmatul. 2016. Pengaruh kuliah sambil bekerja dan aktivitas belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa angkatan 2011 jurusan pendidikan
IPS UIN Maliki Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim

Monks, dkk. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gajah


Mada.

Papalia, D.E, dkk. 2007. Human Development : Perkembangan Manusia (Buku 2


edisi 10). Jakarta : Salemba Humanika

Powell, D.H. 1983. Understanding Human Adjustment. Canada : Little, Brown &
Company

Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.


Salemba Medika : Jakarta

Ramayana.2022. Mahasiswa dan Wirausaha di Universitas Halu Oleo. Skripsi


Jurusan Antropolog. FIB UHO: Kendari

Robbins, P. Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Edisi Sembilan, Jilid 2. Edisi


Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Suwarso.2018. Dampak Kuliah Sambil Bekerja Terhadap Indeks Prestasi


Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Di Kabupaten
Jember. Jurnal Stie Mandala : Jember

Sumber Lain :

Biecu. (2002). Kuliah Sambil Bekerja, Why Not?. Diunduh 28 Januari 2021,
darihttp://biecu.ac.id/Download/files/KULIAH+SAMBIL+BEKERJA+
WHY+NOT.doc/

26
Benidictus. S. 2010. Cabe. http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/cabe.
Diakses pada 28 Januari 2022

27

Anda mungkin juga menyukai