Anda di halaman 1dari 43

D

Pengantar 2

Gambaran Umum 3

Kondisi Geografis dan Demografis 4

A
Tantangan dan Permasalahan 6

Pencanangan Pembangunan ZI Menuju WBK 9

Progres Perubahan

F Manajemen Perubahan

Penataan Tatalaksana
10

14

Penataan Sistem Manajemen SDM 17

T Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Penguatan Pengawasan
24

25

A
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 29

Inovasi Pelayanan

Kondisi Sebelum dan Sesudah 32

R Opo Lao Menyapa

Lapas Tahuna Melayani


33

33

Kartu Kunjungan Pintar 34

Aplikasi SURKEMA 34

Form Pengaduan Online 35

I
Sarana Prasarana 36

Pelayanan dan Pembinaan 37

Pembinaan Kerohanian 38

S Pembinaan Kemandirian Perkebunan WBP

Pembinaan Keaksaraan Fungsonal


38

39

Penutup 40

I
KATA
PENGANTAR
Reformasi birokrasi adalah perubahan besar Proses pelaksanaan Zona Integritas Wilayah
dalam paradigma dan tata kelola Bebas dari Korupsi terdiri atas Komponen
pemerintahan untuk menciptakan birokrasi Proses yang terdiri dari 6 (enam) Komponen
pemerintah yang profesional dengan Pengungkit yaitu : Manajemen Perubahan,
karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari Penataan Tatalaksana, Penataan
perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas
mampu melayani publik secara akuntabel, Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan
serta memegang teguh nilai-nilai dasar Peningkatan Kualitas Pelayanan dan
organisasi dan kode etik perilaku aparatur Komponen hasil yang meliputi Aparatur di
negara. Lapas Kelas IIB Tahuna yang bersih dan
bebas KKN serta peningkatan kualitas
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna pelayanan publik.
sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusa Republik Kami berharap bahwa Lapas Kelas IIB
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Tahuna dapat melaksanakan reformasi
Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang birokrasi dan membangun Zona Integritas
Pemasyarakatan mempunyai tugas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK),
fungsi sebagai tempat untuk melaksanakan melaksanakan tugas pokok dan fungsi
pembinaan Narapidana dan Anak Didik dengan serta dapat memberikan pelayanan
Pemasyarakatan, berupaya untuk yang optimal bagi seluruh pelanggan yang
melaksanakan reformasi birokrasi sesuai akan menerima pelayanan.
dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 81 tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025 dan peraturan lainnya yang melandasi
pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Dalam rangka membangun Reformasi


Birokrasi dan membangun Zona Integritas
khususnya di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Tahuna, telah dilakukan langkah-
langkah strategis melalui Pencanangan Zona
Integritas, Pembangunan Komitmen
Bersama, Pembangunan ZI-WBK,
Internalisasi dan Pelaksanaan ZI WBK di
lingkungan Lapas Kelas IIB Tahuna.

2
GAMBARAN
UMUM
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Penjara Tahuna yang saat itu
Tahuna merupakan Unit Pelaksana bangunannya masih seperti Rumah
Teknis Kementerian Hukum dan HAM Biasa. Pada Tahun 1929 zaman Raja
RI yang berkedudukan di Jln Jenderal W.M.P. Mokodompis, yang saat itu
Sudirman, Kelurahan Soataloara II, beliau sebagai Raja Manganitu
Kecamatan Tahuna, Kabupaten melanjutkan pembngunan Penjara
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Tahuna tahap kedua. Tahun 1946-1952
Lapas Kelas IIB Tahuna memiliki tugas pengelolaan Penjara oleh Pemerintah
dan fungsi di bidang Pemasyarakatan Daerah dan pada Tahun 1953 sampai
meliputi Layanan Bidang Pembinaan dengan sekarang pengelolaannya oleh
dan Pelayanan Tahanan, Layanan Pemerintah Pusat.
Bidang Keamanan dan Ketertiban,
Layanan Bidang Kesehatan dan
Perawatan Narapidana/Tahanan dan
Layanan Bidang Informasi Komunikasi.
Disamping layanan Pemasyarakatan,
Lapas Kelas IIB Tahuna juga
melaksanakan kegiatan fasilitas terkait
manajemen perkantoran pada
umumnya seperti pengelolaan
VISI, MISI DAN TUJUAN LAPAS
keuangan, BMN dan kepegawaian.
KELAS IIB TAHUNA
1. VISI : Memulihkan kesatuan hidup,
kehidupan dan penghidupan Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP)
sebagai individu, anggota
masyarakat dan makhkluk Tuhan
Yang Maha Esa (Membangun
Manusia Mandiri)
Lapas Kelas IIB Tahuna awal berdirinya
pada tahun 1892 zaman Raja Solaeman 2. MISI : Melaksanakan Perawatan
Ponto, tahap pertama didirikannya Tahanan/Narapidana, Pembinaan
WBP dalam rangka penegakan

3
hukum, pencegahan dan
penanggulangan hak asasi manusia.

3. TUJUAN : Membentuk Warga Binaan


Pemasyarakatan (WBP) agar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari
kesalahan, memperbaiki diri, dan
tidak mengulangi tindak pidana 2. Kondisi Topografi wilayah kerja
sehingga dapat diterima Kembali Lapas Kelas IIB Tahuna di Kepulauan
oleh lingkungan masyarakat, dapat Sangihe, kondisi topografi
aktif berperan dalam pembangunan, Kabupaten Kepulauan Sangihe pada
dan dapat hidup secara wajar umumnya adalah berupa daerah
sebagai warga yang baik dan yang berbukit dan memiliki

bertanggung jawab dan memberikan kemiringan lereng yang curam


terutama pada pulau-pulau besar
jaminan perlindungan Hak Asasi
seperti Sangihe, Siau dan
Manusia (HAM) WBP sebagai bentuk
Tagulandang. Meskipun curam,
penghargaan terhadap harat dan
daerah ini masih dimanfaatkan
martabat individu ciptaan Tuhan
penduduk untuk ditanami dengan
Yang Maha Esa.
tanaman perkebunan seperti kelapa,
cengkeh dan pala. Kerapatan
KONDISI GEOGRAFIS DAN penutupan vegetasi pada lereng-
DEMOGRAFIS lereng tersebut cukup tinggi
sehingga erosi relatif rendah.
Sedangkan daerah datar yang
penyebarannya cukup luas banyak
terdapat di dataran aluvial seperti di
daerah Tabukan Utara yang
umumnya digunakan untuk
permukiman dan perkebunan kelapa
dan daerah lainnya adalah di daerah
Utaurano. Kabupaten Kepulauan
1. Wilayah kerja Lapas Kelas IIB Tahuna Sangihe yang terdiri dari dua
terletak pada posisi geografis gugusan kepulauan memiliki

diantara 3°36’40.2” LU dan ketinggian tempat yang bervariasi


antara 0 meter dari permukaan laut
125°29’24.8” BT dengan total luas
(m dpl) sampai 1.827 m dpl. Tempat
wilayah kerja 736,98 km2 .

4
tertinggi adalah puncak gunung 1912 dengan episentrum antara
Karangetang yang terletak di pulau Mindanao dan Kepulauan Sangihe
Siau (Klaster Siau). Pusat kegiatan yaitu pada 4° - 6° Lintang Utara dan
kabupaten atau ibukota Tahuna 124° - 126° Bujur Timur. Setelah
terletak pada ketinggian + 250 m tahun 1922 tidak pernah lagi tercatat
dpl. Kabupaten Kepulauan Sangihe adanya kegiatan atau letusan yang
juga adalah daerah vulkanik. Kondisi berhubungan dengan gunung api
ini ditandai dengan terdapatnya submarine 1922. Tanah di
gunung berapi yang aktif. 3 (tiga) Kabupaten KepulauanSangihe
gugusan pulau yang memiliki mengandung berbagai mineral
gunung berapi aktif yaitu: 1. Gunung seperti emas, barit (BaSO4), Pyrite
Api Awu terletak di ujung Pulau (FeS2), Chalcopyrite (Cu2Fe2S4),
Sangihe 3° 40´ LU dan 125° 30´ BT Galena, Pasir Besi (Fe) dan bahan
luas ±135 Km puncak kawah pada galian lainnya antara lain batu
ketinggian 1.320 m dari permukaan gamping, batu kapur, pasir, batu
laut dengan ukuran 1.550 × 1.200 m² trass, dan tanah liat. Bentuk dan
yang biasanya berair. 2. Gunung Api keadaan tanahnya pada umumnya
Banua Wuhu (gunung api bawah adalah berupa daerah yang berbukit
laut) Lokasi Geografi / Koordinat dan memiliki kemiringan lereng yang
Puncak 3° 08' 16" LU dan 125° 29' 26" curam terutama pada Pulau Sangihe.
BT sebelah barat daya Pulau Namun demikian meskipun curam,
Mahangetang. Ketinggian Gunung daerah ini masih dimanfaatkan
Banua Wuhu terakhir dicatat pada penduduk untuk ditanami dengan
bulan Mei 1935 adalah + 2.000 m di tanaman perkebunan seperti kelapa,
bawah permukaan laut. Tinggi dari cengkeh, dan pala. Kerapatan
dasar laut lebih dari 400 m. Menurut penutupan vegetasi pada lereng-
catatan gunung ini pernah meletus lereng tersebut cukup tinggi
sebanyak 6 (enam) kali, pertama sehingga erosi relatif rendah.
tahun 1835 dan terakhir tahun 1919. Sedangkan daerah datar yang
3. Gunung Api Kawio Barat (gunung penyebarannya cukup luas banyak
api bawah laut) Gunung ini terletak terdapat di dataran aluvial seperti di
75 mil laut sebelah barat-barat laut, daerah Tabukan Utara yang
Kepulauan Sangihe Besar, dengan umumnya digunakan untuk
kordinat puncak 3° 8' LU dan 124° 10' permukiman dan perkebunan
BT. Gunung Api Kawio Barat (oleh kelapa, serta daerah datar lainnya.
literatur disebut “Submarine 1922”)
diperkirakan terbentuk tahun 1922
setelah terjadi gempa bumi tahun

5
TANTANGAN DAN sarana prasarana untuk memberikan
PERMASALAHAN layanan yang terbaik kepada WBP
maupun masyarakat.
Dewasa ini, dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi informasi Pada bulan Januari tahun 2020 Lapas
mengakibatkan kemudahan bagi Kelas IIB Tahuna mengalami pergantian
masyarakat terutama bagi anak usia pimpinan, sebelumnya Bapak Alfonsus
dibawa umur yang tinggal di pusat kota Wisnu Ardianto yang menjabat sejak
Tahuna dalam mengakses konten- tahun 2016. Pergantian
konten pornografi, dan terbatasnya kempemimpinan ini tentunya
wawasan pengetahuan membawa dampak
masyarakat yang ada di perubahan dalam
daerah pedesaan budaya kerja dan
mengenai Undang- perilaku organisasi.
Undang No. 17 Tahun Dalam menghadapi
2016 Pasal 81, 82 suatu perkembangan
Tentang Perlindungan Anak, dan perubahan tidak akan lepas dari
mengakibatkan bertambahnya tantangan dan permasalahan yang
jumlah/kapasita kasus perlindungan mengiringi perubahan tersebut.
anak di dalam Lapas. Hal ini menjadi Adapun permasalahan dalam
permasalahan utama bagi Lapas Kelas perbulahan mencakup dua hal, yaitu
IIB Tahuna untuk meningkatkan kinerja permsalahan internal dan
terutama dalam hal pembinaan permasalahan ekseternal.
kepribadian kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) dan pelayanan 1. Permasalahan internal meliputi
kunjungan terhadap keluarga dari WBP beberapa hal, yaitu:
dan stakeholder lainnya.  Pola pikir dan budaya kerja lama
yang masih terpelihara, dimana
Dalam hal pengingkatan kinerja, Lapas budaya kerja lama yang berbelit-
Kelas IIB Tahuna memaksimalkan belit, rumit dan cenderung
berbagai sumber daya yang ada, mulai menyusahkan masyarakat,
dari mengubah pola pikir dan budaya sehingga Lapas Kelas IIB Tahuna
kerja pegawai, memaksimalkan mulai memperbaikinya dan
penggunaan teknologi informasi dalam menampakkan hasil budaya
melaksanakan tugas dan pekerjaan, pelayanan prima yang sudah
pengembangan kompetensi pegawai, terlaksana.
kepatuhan terhadap aturan dan
meningkatkan kualitas pelayanan serta

6
 Keterbukaan Anggaran, pada serta kendaraan dinas yang
budaya kerja lama diidentikkan sudah tua dan dalam kondisi
bahwa DIPA hanya diketahui rusak menghambat pelaksanaan
oleh KPA dan Bendahara. pengawasan terhadap WBP yang
Perubahan dilakukan sehingga berstatus asimilasi dan
seluruh anggaran tercantum pelayanan rujukan ke rumah
dalam DIPA diketahui oleh sakit umum bagi WBP yang sakit.
seluruh pegawai. Selanjutnya dalam bidang
pelayanan, dulunya pelayanan di
 Pengembangan kompetensi Lapas Kelas IIB Tahuna baik
pegawai, pada masa lalu banyak kepada WBP maupun
pegawai menganggap tidak pengunjung masih dilayani
diberi kesempatan yang cukup secara manual karena tidak
untuk mengembangkan tersediannya sarana dan
kompetensi dan kurangnya prasarana yang memadai. Saat
penyelenggaran diklat. Namun ini dengan adanya sarana dan
saat ini hal tersebut sudah prasarana yang menunjang,
dirubah dengan memberikan Lapas Kelas IIB Tahuna sudah
kesempatan yang sama kepada menerapkan layanan berbasis
semua pegawai untuk teknologi sehingga
mengembangkan kompetensi memudahkan akses layanan baik
sesuai dengan bidang tugas kepada WBP maupun
masing-masing dengan pengunjung.
memanfaatkan teknologi
informasi melalui metode 2. Permasalahan eksternal meliputi
e-learning atau beberapa hal, yaitu:
penyelenggaraan diklat secara
daring.  Kondisi geografis wilayah kerja
Lapas Kelas IIB Tahuna yang
 Srana dan Prasarana merupakan sebagian merupakan wilayah
penunjang dalam pegunungan dan kepulauan
pengembangan organisasi, yaitu menjadi tantangan tersendiri
gedung dan bangunan yang bagi pegawai untuk
sudah lama berdiri sejak zaman meningkatkan kinerja, dimana
penjajahan Belanda terletak di masyarakat kurang mendapat
tengah kota Tahuna, luas tanah informasi tentang syarat dan
yang sempit, jaringan internet standar layanan yang ada di
dan telepon yang belum lancar Lapas Kelas IIB Tahuna.

7
 Tahun 2020 seluruh dunia
termasuk Bangsa Indonesia
dilanda pandemi Covid-19
sehingga program kerja yang
sudah direncanakan pada awal
tahun terjadi banyak
penyesuaian termasuk anggaran
yang sudah tersaji pada DIPA
direvisi untuk penanganan
Covid-19, pola kerja berdasarkan
kebijakan Work From Home,
tidak menerima layanan
kunjungan yang ada hanya
penitipan barang. Hal ini menjadi
tantangan bagi Lapas Kelas IIB
Tahuna namun tidak menciutkan
semangat Lapas Kelas IIB Tahuna
untuk tetap berinovasi demi
mewujudkan pelayanan prima
sekalipun di tengah pandemi
Covid-19.
Capaian Kinerja Bulan Januari – Oktober 2020

PEMBERIAN HAK-HAK
NARAPIDANA LAPAS KELAS IIB
CAPAIAN UMUM KINERJA TAHUNA
Dalam pencapaian kinerja, Lapas Periode Januari s.d Oktober 2020,
Kelas IIB Tahuna berdasarkan pada pemberian hak-hak Narapidana,
perjanjian kinerja yang telah sebagai berikut:
ditetapkan pada awal tahun 2020
yang kemudian dijabarkan 1. Remisi Khusus Keagamaan Islam 24
dalam rencana kerja dan Mei 2020. Narapidana yang
ditunjang dengan anggaran menerima remisi berjumlah 18
sejumlah Rp. 4.149.993.000,- (empat orang.
miliar seratus empat puluh Sembilan
juta sembilan ratus sembilan puluh
tiga ribu rupiah) sesuai dengan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Lapas Kelas IIB Tahuna.

8
Pencanangan Pembangunan Zona
Integritas Menuju
Wilayah Bebas Dari Korupsi
LAPAS KELAS IIB TAHUNA
2. Remisi Umum Dalam Rangka Hari
Kemerdekaan RI 17 Agustus 2020.
Narapidana yang menerima remisi
berjumlah 104 orang.

3. Remisi Lansia Tahun 2020.


Narapidana yang menerima remisi
berjumlah 1 orang

4. Pemberian Hak-Hak Narapidana Pencanangan Pembangunan ZI, Penandatanganan


Pakta Integritas dan Komitmen Bersama dalam
lainnya, berupa Pembebasan
membangun ZI di lingkungan Lapas Kelas IIB
Bersyarat (PB), Cuti Bersyarat (CB), Tahuna dilaksanakan secara internal antara Kepala
Cuti Menjelang Bebas (CMB) dan Lapas dengan jajaran struktural serta seulurh
Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK). pegawai dan yang menjadi saksi Kepala Kejaksaan
Negeri Kepulauan Sangihe, Yunardi, S.H., M.H.
Narapidana yang menerima hak-hak
lainya berjumlah 27 orang.

TETAP
SEMANGAT
TETAP
TERSENYUM
DALAM
BEKERJA!
Mardi Santoso
KALAPAS TAHUNA

9
Lapas kelas IIB Tahuna telah melaksanakan Masalah-masalah dalam hal Sumber Daya

Pencanangan Deklarasi Janji Kinerja pada Manusia (SDM) seperti:

Tanggal 28 Januari Tahun 2020 dan berhasil 1. Masih ada pegawai yang belum

diusulkan untuk menjadi kandidat unit kerja sepenuhnya paham dan sadar tentang
pembangunan ZI.
penerima Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi
2. Pola pikir pegawai yang belum
(WBK). sepenuhnya bertanggungjawab dalam
pelaksanaan tugas.
3. Pegawai sering terlambat dan tidak
hadir mengikuti apel pagi maupun sore.

Masalah-masalah tersebut seringkali menjadi

penghalang Lapas Kelas IIB Tahuna dalam

Demi tercapainya Wilayah Bebas dari Korupsi melakukan perubahan. Untuk menerapkan

(WBK), Lapas Kelas IIB Tahuna telah Manajemen Perubahan agar pola pikir dan

berkomitmen dalam melakukan perubahan budaya kerja Lapas Kelas IIB Tahuna menjadi

pada setiap bidang meskipun dalam lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran

pelaksanaannya masih terdapat permasalahan Pembangunan ZI, maka Tim Area Manajemen

yang dihadapi. Perubahan mendapatkan solusi yaitu dengan

peran pimpinan sebagai role

model/keteladanan dalam melakukan

perubahan.

10
“Time to change”Waktunya Berubah Kepala Lapas Kelas IIB Tahuna terus semangat

merupakan dasar dari Tim Area Manajemen dan sabar mengajak seluruh pegawai agar

Perubahan dalam merubah pola pikir dan memiliki kemauan untuk melakukan

budaya kerja. Sebagai Role Model, Pimpinan perubahan dalam membangun Zona Integritas,

mampu melakukan perubahan sesuai dengan serta menyuarakan semangatnya dengan

keperluan dan memberikan kepuasan kepada menerapkan budaya senyum agar pegawai

masyarakat. tidak memandang pekerjaan itu sebagai suatu

beban yang berat jika dilaksanakan dengan

modal kompak dan sepenuh hati.

Usaha pimpinan sebagai Role Model

membuahkan hasil dan membawa dampak ke

arah yang lebih baik dalam budaya kerja

sehingga pegawai sudah sadar dan telah

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB melakukan berbagai perubahan dalam

Tahuna, Mardi Santoso.,A.Md.IP.,S.H.M.Si pembangunan ZI.

menerapkan pendekatan pimpinan sebagai

teladan sehingga menjadi panutan

bawahannya. Untuk menghadapi masalah

pertama yaitu kurangnya pemahaman pegawai

tentang Pembangunan Zona Integritas, maka

Kepala Lapas Kelas IIB Tahuna sebagai role

model hadir lebih awal dikantor dan

memberikan motivasi dengan motto yang

selalu disampaikan setiap hari yaitu “Tetap

Semangat dan Tetap Tersenyum dalam

bekerja”.

11
Masalah kedua yang dihadapi adalah Masih Selanjutnya, Tim Area Manajemen Perubahan

ada pegawai yang belum sepenuhnya juga telah menemukan solusi untuk masalah

bertanggungjawab dalam pelaksanaan tugas. pegawai yang sering terlambat dan tidak hadir

mengikuti apel pagi maupun sore, yaitu

dengan mempraktikan solusi pimpinan

sebagai role model dan mangajak pejabat

struktural dibawahnya berperan sebagai

teladan dalam pelaksanaan pembangunan

Zona Integritas.

Kepala Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan

pendekatan kepada pegawai tersebut, dengan

terus mendorong kinerja pegawai melalui

Pujian dan memberikan Piagam Penghargaan

(reward). Pemberian Piagam Penghargaan

diberikan kepada pegawai teladan setiap tiga

bulan sekali atas hasil kerja/prestasi yang

dicapai. Sehingga, sampai saat ini pegawai

terus bekerja dengan penuh semangat dan

berdedikasi.

Usaha tersebut membuahkan hasil, sehingga

pegawai sadar akan pentingnya mengikuti

Apel. Terbukti, tingkat kehadiran para pegawai

setiap apel hampir 100%.

12
Lapas Kelas IIB Tahuna juga telah menetapkan
beberapa perubahan penataan sistem
administrasi dan kinerja menyeluruh dengan
segala terobosan dan inovasi untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat salah satunya dengan program 3. Jumat Melayani dilaksanakan minggu
“Lapas Tahuna Bersih Melayani Kota ketiga, melaksanakan pemeriksaan
Tahuna” yang sudah dilaksanakan dari awal Kesehatan bagi pegawai dan WBP.
bulan Maret Tahun 2020. Tujuan program ini
adalah meningkatkan kesadaran bagi pegawai
dan warga binaan pemasyarakatan (WBP)
untuk selalu menjaga kebersihan, kesehatan
diri dan lingkungan kerja, selain itu untuk
membantu masyarakat dalam hal berbagi.
4. Bakti Sosial dilaksanakan minggu
Adapun kegiatan yang tertuang dalam keempat bulan berjalan dengan
program Lapas Tahuna Bersih Melayani Kota mengunjungi sebuah panti asuhan anak
Tahuna adalah sebagai berikut : dan menyerahkan bantuan berupa
sembako.
1. Jumat Bersih dilaksanakan minggu
pertama, membersihkan halaman kantor
Melalui program ini, Pimpinan mampu
dan lingkungan sekitar Kota Tahuna agar
menjadi Role Model sehingga para
dipandangi indah dan bersih
pegawai bisa mencontoh apa yang
dilakukan bukan hanya pelayanan didalam
organisasi tetapi juga dilingkungan
masyarakat dengan berpedoman pada
semboyan Kabupaten Kepulauan Sangihe
yaitu“SOMAHE KAI KEHAGE yang

2. Jumat Sehat dlaksanakan minggu kedua, mengandung arti Semakin besar tantangan

melaksanakan olahraga bersama pegawai yang kita hadapi, semakin gigih kita

dan warga binaan guna menjaga menghadapi tantangan sambil memohon

Kesehatan dan kebugaran tubuh kekuatan dari Tuhan, pasti akan beroleh
hasil yang gilang gemilang.

13
PENATAAN TATALAKSANA
berbagai Kendala yang dihadapi guna Kemudian dalam rangka Meningkatkan

Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Efektivitas dan Efesiensi sistem, Proses dan

Kinerja Organisasi, Membuat Sistem, Proses Prosedur Kerja yang jelas dan terukur,

dan Prosedur Kerja yang seharusnya jelas dan terutama yang berkaitan dengan Pembangunan

Terukur menjadi tidak jelas dan tidak pasti, Zona Integritas Menuju WBK/WBBM,

hal ini karena belum adanya sistem Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna

tatalaksana yang baik, oleh karena itu dalam Membuat dan Menerapkan beberapa SOP

mewujudkan Tujuan Organisasi ada beberapa Inovasi baik SOP Inovasi Turunan maupun

sasaran atau Indikator yang perlu dipenuhi SOP inovasi Unggulan.

dan dibenahi

Beberapa SOP yang sudah diterapkan di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna,


Penyusunan dan Review SOP antara lain : Kartu Kunjungan Pintar dengan

Indikator yang pertama ialah Monitoring dan adanya SOP ini, telah terjadi Peningkatan

Evaluasi SOP, Setelah dilakukannya Pengetahuan Pengunjung tentang Alur, Jadwal

Monitoring dan Evaluasi, kemudian Me- serta Aturan Layanan Kunjungan, Kedua Lapas

review dan Mengevaluasi Penerapan SOP Tahuna Melayani, setelah diterapkannya Lapas

Guna Memastikan Penigkatan Kinerja Tahuna Melayani, terjadi Penurunan Jumlah

Pegawai, salah satunya yaitu dengan cara WBP yang dirujuk atau sakit, SOP selanjutnya

Pemasangan Baliho SOP, sehingga Pegawai ialah Opo Lao Menyapa, dimana Lapas Tahuna

dapat melihat dan menjadikannya sebagai memberikan Pelayann Publik dengan

Tolak Ukur dalam Pelaksanaan Tugas.


memperhatikan Protokol Keehatan

14
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan dari pada itu guna Meningkatkan Kinerja

Pegawai dan untuk tetap memberikan Pelayanan


pada indikator yang kedua, guna meningkatkan
yang optimal kepada Masyarakat secara Umum
Kinerja Pegawai, Lembaga Pemasyarakatan Kelas
dan Kepada Warga Binaan Pemasyarakatan secara
IIB Tahuna telah memanfaatkan Kemajuan
Khusus, lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Teknologi dan Informasi (E-Office), dimana
Tahuna mulai dari Pimpinan, Struktural, JFT
Sistem Pengukuran Satuan Kerja dengan
maupun JFU terus melakukan Monitoring dan
Penyusunan Rencana Kerja Menggunakan Aplikasi
Evaluasi terhadap Pemanfaatan Teknologi dan
e-performance, dan Sistem Pengukuran Kinerja
informasi dalam rangka pengukuran Kinerja Unit,
serta Manajemen Sumber Daya Manusia
Operasionalisasi SDM, dan Upaya Pemberian
Menggunakan Sitem Informasi Kepegawaian
Pelayanan Kepada Masyarakat secara umum dan
(SIMPEG) Terbaru. yang sudah terintegrasi
Warga Binaan Pemasyarakatan secara Khusus,
dengan Fingerscan.
kemudian hasil Monev dibuat Laporan untuk dapat

dijadikan Bahan Pengembangan Peningkatan


dalam Pelaksanaan Tugas dan dalam Rangka
Kinerja dan Kualitas Pelayanan.
Memberikan Pelayanan yang Maksimal Kepada

Masyarakat secara Umum dan kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan secara Khusus, Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna telah

memanfaatkan beberapa Sistem Pelayanan

berbasis Aplikasi, dimulai dari Sistem Data base

pemasyarakatan (SDP), Sistem Surat Masuk dan

Keluar (SISUMAKER), Sistem Informasi

Kepegawaian (SIMPEG)

15
Keterbukaan Informasi Publik
dalam Rangka mewujudkan keterbukaan Informasi Publik

Kepada Masyarakat Secara Umum dan Kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan (WBP) secara khusus, , Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna menyediakan beberapa

media Informasi, mulai dari media sosial dan Platform

seperti Facebook, Instagram maupun Youtube, selain itu

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna menyediakan

Banner, Baliho, maupun Spanduk, serta mepublikasikan

Informasi melalui Radio maupun audio Visual, selain itu

sebagai bentuk Keterbukaan Informasi Publik kepada Warga

Binaan Pemasyarakatan (WBP), Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIB Tahuna Menyediakan sarana Aplikasi Self-

Service, dengan adanya self-service, WBP dapat

memperoleh Informasi tentang tanggal keluar, jumlah

Remisi, maupun Hak-hak warga Binaan Pemasyarakatan

yang lain.

16
Penataan Sistem Sumber Daya Manusia
di Lapas Kelas IIB Tahuna sebelum dilakukannya
Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/
WBBM belum sesuai dengan penataan yang
semestinya. Penataan sumber daya manusia di
Lapas Kelas IIB Tahuna belum sesuai dengan
ketentuan yang ada yang mengakibatkan hasil
yang kurang maksimal dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIB
Tahuna hal tersebut antara lain belum terlaksana
dengan baik dan rutin penataan sumber daya
manusia sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sesuai dengan Penataan Sistem Manajemen
Sumber Daya Manusia yaituh dimulai dari
perencanaan dan penyusunan kebutuhan
pegawai serta pengajuan kebutuhan pegawai
berdasarkan Peta Jabatan, Analisa Jabatan
(ANJAB) dan Analisa Beban Kerja (ABK) yang
ditetapkan melalui tahapan rapat internal yang
dilakukan oleh pejabat struktural dan staff terkait
dalam proses tersebut kemudian diikuti oleh
penempatan pegawai hasil rekrutmen dan Monev
terkait dengan penempatan pegawai sering tidak
dilakukan. Dan juga tidak terlaksanaknya
pemberian reward bagi pegawai dengan kinerja
terbaik dalam periode 1 bulan sekali serta bentuk
teguran dan sanksi bagi pegawai yang melanggar
disiplin dan kode etik.

17
Perencanaan Kebutuhan Pegawai
Pelaksanaan Indikator ini dilakukan dengan
mengacu pada kondisi Lapas Kelas IIB Tahuna
dan melalui tahap yaituh :

1. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan rapat


pembahasan kebutuhan pegawai
berdasarkan peta jabatan, analisa jabatan
dan analisa beban kerja sesuai dengan
keadaan dan kondisi Lapas Kelas IIB
Tahuna.
2. Melakukan pengusulan rencana kebutuhan
pegawai yang disusun yang mengacu pada
hasil analisa jabatan dan beban kerja yang
telah disepakati.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan yang telah dan sementara
dilakukan setiap bulannya demi mencapai
hasil yang diharapkan.

18
Pola Mutasi Internal
Indikator ini ini dilaksanakan mengacu pada
kondisi yang seharusnya dilakukan dengan tahap
sebagai berikut :
1. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan rapat
pembahasan mutase internal yang bertujuan
untuk mengembangkan karir pegawai dan
menambah kompetensi pegawai.

2. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan mutase


juga didasarkan pada kompetensi jabatan
dan bidang tugas pada Lapas Kelas IIB
Tahuna.

3. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan


monitoring dan evaluasi terkait kegiatan
mutase yang dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan dan kinerja
yang telah dilakukan untuk perbaikan.

19
Pengembangan Kompetensi
Upaya pengembangan kompetensi di Lapas
Kelas IIB Tahuna dilakukan dengan mengacu
pada kondisi yang seharusnya dan melakukan
upaya pengembangan kompetensi (capacity
building / transfer knowledge) yang dilakukan
dengan tahap sebagai berikut :

1. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan rapat


dengan agenda membuat analisis
kenutuhan DIklat (Training Need Analisys)
dan tersusun rencana pengembangan
kompetensi pegawai dengan
mempertimbangkan kinerja pegawai yang
disesuaikan dengan beban kerja serta
Standar Operasional Prosedur pada
masing-masing bidang.
2. Melakukan pengusulan kebutuhan
kompetensi dan bekerja sama dengan
instansi terkait untuk pengembangan
kompetensi pegawai sesuai dengan tugas
dan fungsi pemasyarakatan.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pengembangan kompetensi
yang dilaksanakan setiap bulannya guna
sebagai bahan koreksi dan perbaikan.
4. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan In
House Training atau pelatihan internal
pada masing-masing bidang yang
dilakukan oleh pegawai yang sudah
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan pada
bidangnya.

20
Penetapan Kinerja Individu
Penetapan kinerja individu dilakukan bedasarkan
pada kondisi yang seharusnya dilakukan dengan
tahapan penerapannya sebagai berikut :
1. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan
Penetapan kinerja individu yang dilakukan
secara berjenjang oleh atasan langsung
terhadap bawahan atau stafnya masing-
masing melalui aplikasi SIMPEG maupun
secara manual melalui monitoring dan
evaluasi kinerja.
2. Lapas Kelas IIB Tahuna melakukan penilaian
kinerja secara periodik per bulannya untuk
memberi reward kepada pegawai yang
dianggap disiplin serta memiliki kinerja yang
baik.
3. Penilaian meliputi monitoring dan evaluasi
kinerja secara berjenjang setiap bulannya
mulai dari tahap penetapan, implementasi
dan pemantauan.
4. Penggunaan Aplikasi E-Performance dalam
melakukan pelaksanaan serta pencapaian
kinerja Lapas Kelas IIB Tahuna yang
ditetapkan.

21
Penegakan Aturan Disiplin/ Kode
Etik/Kode Perilaku Pegawai

Indikator ini dilakukan berdasarkan kondisi


yang seharusnya dengan tahapan sebagai
berikut :

1. Melakukan sosialisasi Disiplin Kode


Etik/Kode Perilaku pegawai.
2. Penerapan kewajiban pelaksanaan
disiplin yang meliputi (Pakaian dinas,
ketepatan waktu pelaksanaan tugas, dan
pelaksanaan apel pagi/sore).
3. Penegakan hukuman disiplin atas
pelanggaran disiplin yang meliputi
pelanggaran kode etik/kode perilaku
sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

22
Sistem Informasi Kepegawaian
Pelaksanaan Indikator ini berdasarkan kondisi
yang seharusnya terjadi yang dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Lapas Kelas IIB Tahuna melaksanakan
tugas administrasi kepegawaian meliputi
hak-hak administrasi kepegawaian
(kenaikan pangkat, cuti, KGB, Pensiun)
dan administrasi penilaian kinerja
semuanya melalui Aplikasi SIMPEG.
2. Dalam pelaksanaannya data-data
kepegawaian selalu di muthakhirkan
setiap bulannya.
3. Dalam hal sosialisasi Layanan-layanan
serta hak-hak kepegawaian dilakukan
dengan cara membuat poster layanan
kepegawaian sehingga pegawai dapat
mengetahui informasi tersebut.

23
PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA

KETERLIBATAN
PIMPINAN
Unit kerja dalam
penyusunan Perencanaan , PENGELOLAAN
penetapan dan pemantauan AKUNTABILITAS KINERJA
sering kali terjadi ketidak
tranparanan, Kurangnya
Unit kerja dituntut transparansi dalam anggaran, sehingga
Monitoring dari pimpinan
dalam mewujudukanya disusunlah Dokumen perencanaan kerja
membuat target kinerja
jangka menengah dalam rencana strategis ( RENSTRA ) dan
tidak sesuai dengan tujuan
jangka pendek dalam ( RENJA ).
organisasi
Kurang tertibnya di tahun - tahun sebelumnya saat pengisian
pengukuran kinerja menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.
kini sebagai wujud transparansi pengisian pengukuran kinerja
berbasis eletronik yang diperbaharui setiap bulannya seperti
pengisian E-Monev , BAPPENAS dan SMART serta pengukuran
kinerja satker telah sampai ke individu melalui penggunaan
aplikasi SIMPEG terbaru

Pimpinan Terlibat
langsung bersama dengan
para pejabat memonitoring
disetiap kegiatan
Penyusunan, penetapan
maupun pemantauan serta
memantau pencapaian
target kinerja . sehingga
target kinerja lebih
terncana, teratur, dan
terselesaikan dengan baik
sesuai dengan target
kinerja.

24
Budaya Kerja Pegawai yang masih merasa
dilayani bukannya melayani dan dihormati
Dalam upaya untuk melakukan Perubahan
bukanya menghormati. Tidak jalanya Tim
pada Bidang Penguatan Pengawasan
Unit Pengendalian Gratifikasi Tidak adanya
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
identifikasi dan Penanganan Benturan
Tahuna berfokus pada Unit Pengendali
Kepentingan dalam pelaksanaan tugas
Gratifikasi, pembentukan SPIP, Tim
dan fungsi.
Pengaduan Masyarakat dan Melakukan
Identifikasi dan Penanganan Benturan Meskipun masih banyak kegiatan yang

Kepentingan serta internalisasi Whistle harus segera dibuat dan diperbaiki,

Blowing terdapat juga beberapa kegiatan yang


sebenarnya sudah berjalan dengan baik
Penguatan Pengawasan harus diperkuat
namun harus selalu di lakukan monitoring
guna terlaksanannya penyelenggaran
seperti Pelaporan LHKPN dan LHKASN,
pemerintahan yang bersih dan bebas dari
Penyusunan dan Evaluasi Standar
praktek-praktek yang merugikan Negara
Bangunan Gedung Kantor Kementerian
dan Masyarakat. Pada Zaman Reformasi
Hukum dan HAM, Laporan pelaksanaan
ini, kita dituntut untuk dapat memberikan
pengelolaan BMN (Rumah Negara, Tanah
pelayanan yang terbaik kepada
Negara, dan Kendaraan Bermotor) dan
masyarakat. Khusus untuk Lapas Tahuna
Laporan Perolehan PNBP.
yaitu menyediakan dan melakukan
Layanan dengan cepat, mudah dan bebas
dari KKN. Pembentukan Unit Pengendalian
Gratifikasi
Keadaan Kantor Lapas Kelas IIB Tahuna
sebelum dilakukan Pembangunan Zona Kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Integritas pada bidang Penguatan Tahuna dengan sungguh-sungguh mulai
Pengawasan masih jauh dari standar dari Kepala
wilayah Bebas dari Korupsi, apa sampai dengan
penyebabnya? Karena masih ada beberapa seluruh jajaran
hal yang harus dibuat dan dilakukan Lapas Kelas IIB
perubahan yaitu Belum adanya Tim Tahuna untuk
Pengaduan Masyarakat dan Unit mengawasi
Pengendalian Gratifikasi Pengawasan serta secara serius
pengendalian internal Pegawai tidak dan
berjalan dengan baik Belum dibentuk Tim berkelanjutan
penanganan Whistle Blowing System memerangi segala bentuk Gratifikasi

25
dengan membentuk Tim Unit Berdasarkan SK Kepala Lapas Kelas IIB
Pengendalian Gratifikasi nomor SK Tahuna nomor W.27.PAS.PAS.5.KP.07.01-
W27.PAS.PAS.5 – KP.07.01-55 tanggal 3 56 tanggal 03 Februari 2020 dibentuklah
Februari 2020. Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP) yang berfokus
Dengan adanya TIM UPG ini, Lapas Kelas
pada peningkatan kedisplinan pegawai
IIB Tahuna dapat mencegah terjadinya
dalam pemenuhan jam kerja dan apel
segala bentuk pemberian yang dapat
harian yang dinilai masih rendah.
menyebabkan ASN bekerja tidak
professional, sarat KKN dan melanggar
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Agar menjadi konsumsi publik, tim UPG


melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai semua bentuk layanan
masyarakat di Lapas Kelas IIB Tahuna
bebas dari pungutan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari tindakan gratifikasi.
Maka dibuat inovasi diantaranya
Sampai saat ini tidak ada laporan
Pengawasan Bertingkat sesuai level
pelanggaran gratifikasi.
jabatan, absensi manual diganti dengan
menggunakan Sidik Jari (Fingers print)

Pembentukan SPIP yang terkoneksi langsung ke Aplikasi


Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian dan Pemberian sanksi
kepada pegawai yang tidak disiplin sesuai
peraturan yang berlaku. Sehingga tingkat
kedisiplinan pegawai Lapas Kelas IIB
Tahuna meningkat.

26
Pembentukan Tim Pengaduan kesalahan atau kesalahpahaman yang
Masyarakat terjadi dalam pelayanan kepada
masyarakat dan sampai saat ini belum ada
Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat
pengaduan dari masyarakat mengenai
dibentuk berdasarkan SK Kepala Lapas
kinerja Lapas Tahuna.
Kelas IIB Tahuna nomor
W27.PAS.PAS.5.KP.07.01-57 tanggal 03
Februari 2020. Tim ini menyediakan
layanan pengaduan masyarakat melalui
media sosial, banner, E-Lapor dan nomor
pengaduan dimana layanan pengaduan ini
sudah di publish di Akun Media Sosial
Lapas Tahuna agar masyarakat dapat
menyampaikan pengaduan secara cepat
Penanganan Benturan Kepentingan
dapat merespon aduan tersebut dengan
cepat. Sehingga tugas dan fungsi Tim Dalam upaya pembangunan Zona
dapat dilaksanakan dengan maksimal, Integritas pada Lembaga Pemasyarakatan
disamping itu juga dikembangkan layanan Kelas IIB Tahuna, Bidang Penguatan
pengaduan berbasis aplikasi yang disebut Pengawasan membentuk Tim Penanganan
Surkema (Survei Kepuasan Masyarakat). Benturan Kepentingan . Adapun tugas dan
tanggung jawab ialah mengindentifikasi
situasi yang berpotensi menimbulkan
benturan kepentingan terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan


yang berlaku, membuat suatu bentuk
Dengan tersedianya akses pengaduan kesepakatan bersama melalui surat
yang mudah bagi Masyarakat, Lembaga pernyataan bebas dari kepentingan dari
Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna siap semua pejabat dan pegawai dalam upaya
untuk menanggapi laporan dari pencegahan dini, terus memberikan
masyarakat dan akan segera mengatasi peringatan kepada seluruh ASN untuk

27
selalu mengutamakan kepentingan bersih dan terkontrol. Akses pengaduan
bersama yaitu kepentingan Negara dan WBS juga selalu di sampaikan pada Media
Masyarakat serta melakukan pemantuan Sosial dan Banner yang ada di Lapas
dan evaluasi terhadap masalah yang Tahuna.
muncul dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi setiap pegawai. Sampai saat ini
tidak ada laporan benturan kepentingan
yang dilakukan pegawai Lapas Tahuna.

Internalisasi Whistle Blowing System

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis


Kementerian Hukum dan HAM RI,
Lembaga Pemsyarakatan Kelas IIB Tahuna
juga ikut melaksanakan internalisasi
Whistle Blowing System dan dilakukan
evaluasi setiap bulannya. Sampai saat ini
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Tahuna bebas dari pengaduan melalui
website WBS.

Hal ini menunjukan Lapas Tahuna


berkomitmen mewujudkan Birokrasi yang

28
Lembaga Pemasyarakatan Kelas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna telah terdapat indikator-
IIB Tahuna terus melakukan indikator yang telah dilakukan guna meningkatkan Kualitas Layanan
perbaikan dalam setiap layanan antara lain : Budaya Pelanan Prima, keterbukaan informasi publik dan
guna meningkatkan kualitas Inovasi dalam Pelayanan.
pelayanan yang lebih baik sesuai
kebutuhan dan harapan Budaya Pelayanan Prima
masyarakat. Dengan beberapa target capaian diantaranya Dalam Mewujudkan Budaya Pelayanan
Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman, Prima, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
lebih mudah dijangkau, efektif dan efisien. Serta Meningkatnya indeks Tahuna menerapkan Budaya Senyum,
kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik yang Sapa, salam dalam melayani masyarakat
diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna umum baik yang melakukan layanan atau
Kualitas Pelayanan Publik di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB hanya sekedar mencari informasi tentang
Tahuna terus dilakukan perbaikan baik dari sarana prasarana maupun layanan. agar masyarakat dapat menerima
inovasi Pelayanan yang dibuat. Ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang ramah dan penuh ketulusan serta sapaan dan salam
kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan. untuk yang sopan dari petugas pelayanan sehingga masyarakat merasakan
mencapai tujuan tersebut, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna suasana yang nyaman pada saat menerima layanan.
memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam setiap Layanan.
 Dalam Melakukan Pelayanan Prima, Lembaga Pemasyarakatan
SOP ini di buat bukan hanya untuk masyarakat saja, melainkan juga
Kelas IIB Tahuna Memiliki tolak ukur untuk mengukur seberapa prima
untuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan
layanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai penerima layanan.
Kelas IIB Tahuna agar dapat mengetahui setiap Proses, Waktu, biaya diantaranya adanya Transparansi dimana pelayanan yang diberikan
dan Tata Tertib dalam Setiap Pelayanan maupun setiap inovasi terbuka, mudah diakses dan mudah dimengerti. Bertanggungjawab
pelayanan yang dibuat. dalam setiap Pelayanan yang diberikan dan diterima oleh masyarakat
yang sesuai dengan etika, perundang-undangan, dan standar
operasional pelayanan. serta adanya Kesamaan Hak terhadap
Pelayanan yang harus bersifat adil. Artinya pelayanan tidak
memandang suku, agama, ras, golongan, dan status sosial.

Budaya Pelayanan Prima Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB


Tahuna terus dilakukan dengan selalu konsisten dengan apa yang telah
dilakukan, sopan santun dalam betutur kata maupun Tindakan. serta
selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat sebagai penerima layanan.

29
Keterbukaan Infomasi Publik

Keterbukaan Informasi Publik menjadi hal yang sangat penting dalam


Peningkatan Kualitas Pelayanan guna mewujudkan tata kelola dalam
layanan yang baik, transparan, partisipatif, akuntabilitas dan mencegah
penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat dalam sebuah organisasi.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya UU Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik. Keterbukaan Informasi
Publik dinilai menjadi faktor utama dalam Penyelenggaraan pelayanan
publik yang berkualitas dan merupakan sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan layanan.
Dalam mewujudkan keterbukaan informasi kepada Masyarakat,
seluruh informasi Layanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Tahuna disampaikan melalui baliho di halaman parkir, loket
pendaftaran, ruang kunjungan maupun melalui media sosial Lapas
Kelas IIB Tahuna (Facebook, Instagram, Youtube).
Survei Mandiri IKM-IPK
Berbagai terobosan dan perbaikan telah dilakukan oleh Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna dalam meningkatkan kualitas
pelayanan. melalui Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan
Survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) menggunakan survei
BalitbangHAM, dapat diketahui sejauh mana dampak yang dihasilkan
dari perbaikan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. serta
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diterima.
Sasaran survei Kepuasan Masyarakat dan Persepsi Korupsi
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna yaitu terselenggaranya
pelayanan publik yang memuaskan, bersih, akuntabel dan transparan.
Guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik secara
berkelanjutan, maka Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna
melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
secara rutin yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perbaikan
pelayanan kepada masyarakat

30
BEFORE SARANA DAN PRASARANA
AFTER
Proses Perawatan Gedung
Lembaga Pemasyarakatan
Bangunan Bertingkat Lapas
Kelas IIB Tahuna
Kelas IIB Tahuna

Area Parkir berada di bahu


Area Parkir di halaman
jalan (belum ada tempat
depan kantor (Sudah ada)
parkir)

Ruang Tunggu sudah


Ruang Tunggu belum tersedia tersedia tempat duduk
tempat duduk dan pengeras yang layak dan pengeras
suara suara

Ruang Kunjungan belum Ruang Kunjungan sudah


ada sekat pemisah ada sekat pemisah
antara pengunjung dan antara pengunjung dan
WBP WBP

32
LAPAS TAHUNA MELAYANI
Lapas Tahuna Melayani merupakan salah satu
Program unggulan Lapas Tahuna sebagai upaya
dalam meningkatkan derajat Kesehatan Warga
Binaan Pemasyarakatan dengan berupaya
meningkatkan Kegiatan Preventif dan Promotif.
Program Lapas
Tahuna Melayani berawal dari meningkatnya
Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan yang
OPO LAO MENYAPA Berdasarkan Surat Edaran dirujuk ke Fasilitas Layanan Kesehatan,
Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor SEK- sementara Lembaga Pemasyarakatan Kelas
02.OT.02.02 Tahun 2020 tanggal 13 Maret 2020 tentang Pencegahan IIB Tahuna tidak memiliki kendaraan yang
dan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di lingkungan layak (Kendaraan Dinas dalam Kondisi Rusak)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. dalam melakukan Rujukan, selain itu
terjadinya peningkatan Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan yang
Penyebaran Cobvid-19 berdampak pada semua aspek Kehidupan tidak
sakit pada Tahun 2019. sementara masih banyak Warga Binaan
terkecuali Pelaksanaan Pelayanan Publik, karena Penyebaran Covid-19
Pemasyarakatan yang ada pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Pelaksanaan Pelayanan Publik (Pelayanan Kunjungan) pada Lembaga
Tahuna belum tercover BPJS. Menurut NM (Salah satu Warga Binaan
Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna terhambat, Sebagai bentuk
Pemasyarakatan yang ada pada Lapas Kelas IIB Tahuna) Program Lapas
pelayanan prima kepada masyarakat dan Warga Binaan
Tahuna Melayani sangat membantu WBP dalam menjaga kesehatan,
Pemasyarakatan, serta sebagai bentuk upaya pencegahan dan
Tim Kesehatan Cepat Tanggap dalam menangani Warga Binaan yang
penanggulangan Covid-19, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna
Sakit. Selain itu dengan adanya program ini Warga Binaan
membuat satu inovasi pelayanan publik “OPO LAO MENYAPA”.
Pemasyarakatan memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang
Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna, Opo Lao
pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Hal ini didukung
Menyapa merupakan program yang dibuat untuk mendukung program
dengan data Jumlah WBP yang di rawat diluar Lapas Tahun 2019 (8
pemerintah (Social Distancing) dimana sebelumnya Keluarga Warga
WBP) turun menjadi (0 WBP) pada tahun 2020.
Binaan melaksanakan kunjungan secara tatap muka. Dengan adanya
Program Opo Lao Menyapa, layanan kunjungan tetap dilaksanakan
tetapi dilaksanakan secara Daring (Online).

33
KARTU Berawal dari banyak keluarga Aplikasi SURKEMA
Warga Binaan Pemasyarakatan (Survei Kepuasan Masyarakat)
KUNJUNGAN PINTAR yang datang berkunjung pada
jadwal yang salah, sementara
jarak tempuh ke Lapas Kelas IIB Tahuna harus menyebrangi Pulau.
Sehingga Lapas Tahuna Membuat Satu Inovasi Baru, “KARTU
KUNJUNGAN PINTAR”.
Kartu kunjungan pintar merupakan kartu yang berisi jadwal, alur dan
Tata tertib layanan kunjungan. Kartu ini yang nantinya menjadi
pegangan pengunjung agar kapan saja dan dimana saja, pengunjung
dapat mengetahui dan memahami tentang jadwal, alur dan tata tertib
layanan kunjungan yang ada pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Tahuna.
Menurut Susye (Keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan), Kartu
Kunjungan Pintar sangat membantu, terutama untuk keluarga Warga
Binaan Pemasyarakatan yang memiliki jarak tempuh yang jauh dari
Lapas Tahuna, dan Kartu Kunjungan Pintar Ini
sangat perlu diterapkan di Sangihe mengingat
ada Keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan
yang tinggal diluar Pulau Besar Sangihe.
Sehingga dalam melaksanakan Kunjungan
memerlukan akomodasi Laut.
APLIKASI SURKEMA (Survei Kepuasan Masyarakat) merupakan fasilitas
yang dibuat untuk pengunjung yang datang ke Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna.
Awalnya penilaian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
diterima dilakukan melalui kotak kepuasan masyarakat. kemudian
dimodifikasi menjadi Aplikasi SURKEMA, dimana masyarakat dapat
lebih leluasa memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diterima.
Dari 158 orang yang melakukan survey penilaian kepuasan terhadap
layanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna, 100%

34
Form Pengaduan Online merupakan sebuah inovasi pelayanan kepada masyarakat, ini
bertujuan agar masyarakat lebih leluasa dapat menyampaikan Pertanyaan, Saran, Kritik dan pengaduan
mengenai pelayanan yang diterima pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna. Maksud dibuat
form layanan pengaduan yang berbasis online ini yaitu agar pengaduan yang disampaikan oleh
masyarakat mendapatkan feedback yang lebih cepat, selain itu kritik dan saran yang dijadikan sebagai
tolak ukur Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal.
Capaian Form Layanan Pengaduan Online hingga saat ini Baik, hal ini terlihat dari tidak adanya
pengaduan negative tentang Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna.

35
Ketika anda terfokus pada keterbatasan seseorang, anda akan
mengabaikan kemampuan, keindahan, dan keunikan mereka. Tapi
begitu anda belajar menerima dan mencintai mereka apa adanya,
anda secara tidak sadar belajar mencintai diri sendiri tanpa syarat.

Ruang Laktasi Ruang Ramah Pojok Baca


Anak

Tuhan menciptakan manusia memang tidak ada yang sama. Oleh Sarpras Ramah HAM salah satu bukti peningkatan kualitas pelayanan
karena itu seorang yang memiliki keterbatasan fisik bukan berarti yang disediakan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna. Dengan
berbeda, karena kecacatan adalah masalah persepsi jika anda dapat tujuan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada
melakukan hal yang baik, anda diperlukan oleh seseorang. Kuncinnya masyarakat secara umum dan Warga Binaan Pemasyarakatan Secara
adalah saling menghargai, karena menghargai adalah sebuah kondisi Khusus.
dimana kita tidak menganggap sebuah keadaan atau seseorang secara
Sebagai bentuk pemberian pelayanan yang sama kepada masyarakat
sepele atau sebelah mata.
dan Warga Binaan Pemasyarakatan tanpa melihat keterbatasan fisik,
Oleh karena itu setiap manusia memiliki hak yang sama sesuai dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna menyediakan kursi roda,
peraturan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi parkiran khusus disabilitas dan jalur khusus disabilitas.
Manusia, dalam Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap
Selain itu untuk memaksimalkan pelayanan yang berbasis HAM,
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna menyediakan Ruang
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
Laktasi, Ruang Ramah Anak yang dirancang semenarik mungkin dan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna dalam memberikan difasilitasi dengan permainan untuk anak-anak, serta disediakan pojok
pelayanan yang optimal, terus berupaya meningkatkan kualitas baca Guna mengisis waktu luang dan untuk menambah wawasan.
pelayanan dengan pemahaman bahwa setiap orang baik penyandang Warga Binaan Pemasyarakatan dan Pegawai.
disabilitas maupun manusia normal secara fisik memiliki hak yang
sama dalam menerima pelayanan pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Tahuna.

36
BEFORE PELAYANAN DAN PEMBINAAN AFTER
DATA KESEHATAN TAHUN 2020
DATA KESEHATAN TAHUN 2019
( TIDAK ADA WBP DIRAWAT DI LUAR UPT )
( 8 WBP DIRAWAT DI LUAR UPT )

PEMBINAAN KEROHANIAN BAGI WBP KERJASAMA DENGAN PIHAK PEMBINAAN KEROHANIAN DILAKUKAN OLEH PEGAWAI
KETIGA (SEBELUM COVID-19) (SETELAH COVID-19)

PEMBINAAN KEMANDIRIAN PERKEBUNAN WBP DILAKUKAN PEMBINAAN KEMANDIRIAN PERKEBUNAN WBP KERJASAMA
DALAM PEKARANGAN KANTOR LAPAS DENGAN PIHAK KETIGA

PEMBINAAN KEPRIBADIAN JENIS


SAMPAI AKHIR TAHUN 2017 BELUM ADA INTELEKTUAL PROGRAM KEAKSARAN
PEMBINAAN KEAKSARAN BAGI Warga Binaan FUNGSIONAL DILAKSANAKAN MULAI
Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Tahuna TAHUN 2018 DENGAN TENAGA
PENGAJAR DARI PEGAWAI LAPAS
KHUSUSNYA PENGELOLA PEMBINAAN
37
Dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Dengan adanya proses pengusulan WBP yang mengikuti pembinaan
PEMBINAAN Yang Maha Esa; bagi Warga Binaan kemandirian bisa digali seberapa besar kemauan WBP yang akan
Pemasyarakatan (WBP), Lapas Kelas IIB memasuki masa ½ dari masa pidananya untuk diikutkan dalam
KEROHANIAN Tahuna Melakukan kerjasama dengan asimilasi kerja berupa pembinaan kemandirian.
pihak ketiga untuk turut serta dalam
Adapun pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIB Tahuna
pelaksanaan kegiatan Pembinaan Kerohanian bagi WBP. Namun
seperti pembinaan kemandirian perkebunan, bertujuan agar para WBP
dengan adanya penyebaran Covid-19, maka untuk pembinaan
memiliki keterampilan dan pengetahuan bidang perkebunan. Awalnya
kerohanian sementara waktu tidak lagi bekerjasama dengan pihak
kegiatan pembinaan kemandirian perkebunan (Bercocok Tanam)
ketiga tetapi memberdayakan pegawai di bidang registrasi khususnya
dilaksanakan di dalam Lingkungan Lapas Kelas IIB Tahuna dengan
pengelola pembinaan kepribadian. Hal ini bertujuan untuk
memanfaatkan pekarangan kantor yang kosong. Pembinaan ini tidak
meminimalisir penyebaran Covid-19 dan berlanjutnya kegiatan
maksimal karena tidak memiliki lahan yang luas, disementara banyak
pembinaan kerohanian bagi WBP.
tenaga WBP yang siap bekerja. Maka dari itu, pihak Lapas Kelas IIB
Tahuna melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk dipinjam
pakaikan tanah guna mendukung pelaksanaan kegiatan kemandirian
perkebunan bagi WBP yang lebih luas.
Pada tanggal 17 Februari 2020, Pemilik Tanah Bapak Johanis
Pendeta Pegawai Ustad Pegawai
Elim meminjamkan sebidang tanah miliknya seluas 2000m² yang
berlokasi di Kelurahan Santiago dan pada tanggal 15 April 2020,
Kegiatan Pembinaan Kerohanian Kegiatan Pembinaan Pemilik Tanah Ibu Etelyn Aer meminjamkan sebidang tanah miliknya
Agama Kristen Kerohanian Agama Islam seluas 3500m² yang berlokasi di kelurahan Manente untuk dijadikan
tempat pelaksanaan kegiatan kemandirian perkebunan bagi WBP.
PEMBINAAN KEMANDIRIAN PERKEBUNAN BAGI WBP Sehingga sampai dengan saat ini, WBP sudah memiliki keahlian
berkebun dan hasil perkebunan sudah di pasarkan. Keberhasilan dari
Pembinaan Kemandirian WBP merupakan asimilasi kerja yang kegiatan ini sangat membantu dalam hal ketahanan pangan dan
diberikan kepada WBP yang telah menjalani pidana ½ dari masa penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
pidananya untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kerja.
Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menjadikan WBP yang
mandiri. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi dan juga komunikasi
antar kedua belah pihak baik dari petugas lapas maupun WBP itu
sendiri. Proses Pengusulan WBP untuk mengikuti pembinaan
kemandirian memiliki peran yang penting dalam terlaksananya
pembinaan WBP di Lembaga Pemasyarakatan Lapas Kelas IIB Tahuna.
Bukti Penyetoran PNBP
38
PEMBINAAN KEAKSARAAN
FUNGSIONAL
Salah satu aspek penentu dalam keberhasilan pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna adalah dilihat dari tingkat
Keaksaraan fungsional Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yaitu
dimana kebuta hurufan merupakan salah satu indikator untuk
menetapkan tingkat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna terus berupaya
meningkatkan Kualitas Pelayanan baik pelayanan kepada Masyarakat
secara Umum maupun kepada Warga Binaan Pemasyarakatan secara
Khusus. Kualitas Pelayanan terutama Pelayanan Kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan terus dilakukan perbaikan dan ditingkatkan dalam
rangka mempersiapkan Warga Binaan pemasyarakatan yang siap
kembali dan bersosialisasi serta dapat diterima lagi dilingkungan
Masyarakat secara Umum melalui program-program Pembinaan, salah
satu satu Program Pembinaan yang dilakukan ialah Kegiatan
Pembinaan Kepribadian jenis Intelektual (Program Keaksaraan
fungsional).
Sebelum dilaksanakannya Program pembinaan Keaksaraan Kegiatan Pembinaan Keaksaraan Fungsional Bagi WBP
fungsional di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna terdapat 15
Orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang Buta Aksara. Maka
untuk meningkatkan dan menuntaskan WBP yang buta aksara,
dilaksanakannya Program Pembinaan Keaksaraan fungsional setiap
hari Selasa, Rabu, dan Kamis pada jam 08.20-11.00 WITA oleh Pegawai
Khususnya Pengelola Pembinaan kepribadian (Pengajar). setelah
diterapkannya Program Pembinaan Keaksaraan fungsional ini, 15
orang Warga Binaan Pemasyarakatan sudah Mengenal Huruf, dan 11
orang diantaranya sudah tahu membaca.

39
Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM memiliki
outcome ditetapkannya satuan kerja berpredikat WBK/WBBM. Dalam
pengembangan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM dilakukan
secara bertahap, bertingkat, berlanjut yang mengarah kepada zero tolerance
approach dalam pemberantasan pungli maupun pemberantasan korupsi,
dimana perjalanan Panjang tersebut memerlukan kerja keras serta komitmen
Bersama yang kuat.

Akhirnya seluruh porses pencapaian ini adalah sebuah tonggak awal sejarah
yang secara estafet akan menjadi sebuah keberlanjutan program
pembangunan Zona Integritas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna
yang tidak akan terputus untuk sebuah perubahan nyata dalam slogan “Lapas
Tahuna MAKETI” menjadi pelayan dan pengayom masyarakat.

Tahuna, 04 November 2020

Kepala Lembaga Pemaysarakatan Kelas IIB Tahuna

MARDI SANTOSO

40
MARDI SANTOSO
KEPALA LAPAS KELAS IIB TAHUNA
Penanggung Jawab

MOCHAIMIN
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
Ketua Tim Kerja ZI

YOEL J. PONTOWULAENG
Sekretaris Tim Kerja ZI

ALRIANY CH. TATULUS


Sekretaris Bid. Manajemen Perubahan

MEGAWATI MAKAHENGGENG
Sekretaris Bid. Penataan Tatalaksana

ALFA P.L. PARERA


Sekretaris Bid. Penataan Manajemen SDM

AHMAD BAIKI
Sekretaris Bid. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

OVEL C. HANGKARA
Sekretaris Bid. Penguatan Pengawasan

MANGAMIS V. BAWIAS
Sekretaris Bid. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna
Jln Jenderal Sudirman No. 28 Tahuna
Telp/WA. 085240349670
Lapastahuna.humas@gmail.com
https://humaskanwilsulut.com/category/satker/lp-tahuna/

LAPAS TAHUNA MAKETI

Anda mungkin juga menyukai