Anda di halaman 1dari 14

Moderator

Pada kesempatan ini, kita akan membahas


masalah kenakalan remaja yang dianggap
sebagai hal lumrah. Banyaknya berita yang
beredar terkait kenakalan remaja ternyata
menyoroti perilaku mereka yang sampai
menimbulkan kerugian. Padahal, remaja bisa
diarahkan untuk melakukan kegiatan positif.
Kenakalan remaja perlu dimaafkan, kemudian
dicegah dengan sosialisasi dan pendampingan.
Afirmasi
Ketua 1 Tim Afirmasi
Kenakalan remaja kini meluas dan bukan hal
baru di Indonesia. Kenakalan remaja, seperti
pencurian, melakukan hubungan seks di luar
nikah, dan penggunaan obat-obatan terlarang
biasa terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Hal
ini tentu menjadi perhatian bagi masa depan
bangsa. Kenakalan remaja adalah masalah yang
harus dipecahkan. Saya yakin bahwa kenakalan
remaja harus dimaafkan sebab mereka masih di
bawah umur. Remaja adalah anak-anak yang
tumbuh ke tahap dewasa. Seperti kita ketahui
bahwa tahap remaja yaitu dari usia 10 tahun
sampai 18 tahun adalah usia kritis karena
mereka menjalani pubertas sehingga tidak stabil
secara emosional. Mereka tidak bisa
mengendalikan emosinya seperti orang dewasa
karena emosi mereka yang belum matang.
Oposisi
Ketua 1 Tim Oposisi
Saya tidak setuju dengan pernyataan bahwa
kenakalan remaja harus dimaafkan. Saya yakin
bahwa kenakalan remaja harus dihukum. Hal
tersebut karena remaja yang melakukan
penyimpangan sosial. Mereka harus dihukum
karena mereka adalah pelaku tindakan
menyimpang. Para remaja, meski masih di
bawah umur, mereka tetap harus dihukum
karena melakukan perilaku salah atau
menyimpang. Remaja yang melakukan perilaku
menyimpang harus dihukum sesuai dengan
kesalahan mereka.
Pembicara 2 Tim Afirmasi
Sangkalan: Saya tidak setuju dengan pendapat
pembicara pertama. Ia mengatakan meski
remaja yang melakukan kesalahan masih di
bawah umur, ia harus dihukum. Remaja yang
berada di bawah umur seharusnya tidak
dihukum.
Remaja yang melakukan kenakalan tidak
sepenuhnya menjadi kesalahan remaja itu
sendiri. Namun, orang tua yang mendidik anak
mereka dengan cara yang salah yang membuat
anak melakukan kenakalan dan penyimpangan
sosial. Selain itu, keadaan keluarga yang tidak
menguntungkan, seperti perceraian orang tua,
orang tua sering bertengkar, patah hati, dan
orang tua yang sibuk sehingga tidak mempunyai
banyak waktu untuk anak-anak adalah penyebab
utama anak-anak yang menyimpang dalam
berperilaku. Bila mereka merasa kurang sayang
dari orang tua mereka, mereka akan melakukan
hal lain agar mendapat perhatian.
Pembicara 2 Tim Oposisi
Sangkalan: Penyebab remaja dalam melakukan
kesalahan memang banyak, tetapi seharusnya
tidak menjadi penyebab untuk tidak
menghukum siapa yang salah. Seseorang yang
salah adalah orang yang salah dan dia tidak
mungkin orang yang benar. Jadi karena itulah
dia harus dihukum.
Remaja yang melakukan penyimpangan sosial
harus dihukum karena ada hukuman bagi
penjahat atau penyimpangan sosial sesuai
dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Dalam kasus kenakalan remaja,
remaja yang merupakan pelaku tindakan
menyimpang tersebut harus dihukum sesuai
dengan kesalahan mereka. Hukuman yang
diberikan kepada remaja yang melakukan
tindakan menyimpang harus sesuai hukum yang
berlaku di Indonesia.
Pembicara 3 Tim Afirmasi
Sangkalan: Saya sama sekali tidak setuju
dengan argumen Anda. Anda mengatakan
bahwa remaja yang melakukan kesalahan harus
dihukum. Namun, remaja yang masih di bawah
umur jangan dihukum.
Remaja yang melakukan kerusakan atau
penyimpangan sosial tidak boleh dihukum
karena mereka masih di bawah umur dan
mereka berhak dimaafkan dan diberi
kesempatan kedua. Remaja yang belum
memiliki emosi dewasa tidak bisa sepenuhnya
mengetahui tindakan mana yang baik atau buruk
untuk dilakukan. Karena itu, jika remaja
melakukan penyimpangan sosial, mereka berhak
dimaafkan dan diberi kesempatan kedua
sehingga mereka akan sadar dan melakukan hal
yang benar.
Pembicara 3 Tim Oposisi
Sangkalan: Saya tidak sesuai dengan apa yang
Anda katakan. Saya percaya bahwa remaja
harus dihukum saat melakukan kesalahan
karena akan membuat mereka lebih berhati-hati
dalam melakukan apa pun.
Remaja yang melakukan tindakan menyimpang
harus dihukum agar bisa bertindak sebagai
pencegah. Remaja yang melakukan
penyimpangan sosial tidak akan menjadi
pencegah dan mungkin mereka ingin membuat
kesalahan lagi jika mereka tidak
dihukum. Hukuman adalah cara terbaik untuk
membuat mereka sadar akan apa yang telah
mereka lakukan dan mereka merasa jera
sehingga mereka tidak akan membuat kesalahan
itu lagi. Hukuman yang sepadan dengan
kesalahan mereka diharapkan akan bertindak
sebagai pencegah dan membuat mereka tidak
melakukan hal buruk lagi.
Pembicara 4 Tim Afirmasi
Berdasarkan argumen yang telah diungkapkan
tim kami, kami tetap berpegang pada pernyataan
kami bahwa kenakalan remaja harus
dimaafkan. Itu karena mereka masih dalam
masa kritis dan mereka butuh kesempatan
kedua.
Pembicara 4 Tim Oposisi
Dengan melihat pandangan tim saya, sekali lagi
kami sangat tersinggung dengan pernyataan
bahwa kenakalan remaja harus dimaafkan. Kami
percaya bahwa remaja yang melakukan tindakan
menyimpang harus dihukum.
Tim Afirmasi

Masa remaja yang penuh dengan rasa penasaran


perlu diimbangi kontrol orang-orang di
sekitarnya. Kami setuju bahwa kenakalan
remaja yang menimbulkan kerugian bisa
disiasati dengan adanya sosialisasi terkait hal-
hal yang bisa mengontrol aktivitasnya.
Perbuatan negatif remaja sangat mungkin
diakibatkan pengetahuan yang kurang, sehingga
perilakunya tidak didasari pertimbangan.
Misalnya saja remaja yang tergabung dalam
kegiatan tawuran, mencoba obat terlarang, dan
melakukan tindakan nakal di sekolah.
Agar remaja bisa terus belajar, kenakalan yang
sifatnya ringan bisa dimaafkan. Kami setuju
bahwa langkah pencegahan untuk kenakalan
para remaja pun bisa diberikan dengan cara
sosialisasi dan pendampingan.
Tim Oposisi

Tim kami tidak setuju bahwa kenakalan remaja


bisa dimaafkan dengan mudah. Remaja yang
dibiarkan membuat kesalahan akan berpotensi
mengulang kesalahan tersebut. Apalagi bagi
remaja yang dimanja oleh orang tua dan selalu
diberikan toleransi ketika membuat kesalahan.
Perlu adanya efek jera bagi remaja agar tidak
mengulang kesalahan yang sama. Jika mereka
mudah mendapatkan maaf, bisa jadi mereka
akan meremehkan kesalahan yang dibuat.
Masa remaja yang rentan dengan coba-coba pun
bisa dianggap mereka sebagai ajang pencarian
jati diri dengan membuat kesalahan sebanyak-
banyaknya. Perlu adanya hukuman yang sesuai
dengan kesalahan, bahkan bisa mendatangkan
bantuan pihak kepolisian atau badan hukum.
Tim Netral
Sebagai pihak yang tidak memihak tim pro dan
tim kontra, kami paham bahwa masa remaja
penuh dengan rasa penasaran. Sangat wajar jika
remaja membuat kesalahan asalkan mereka
memahami bahwa apa yang mereka lakukan
memang salah dan mempunyai konsekuensi.
Sebagai orang dewasa, tugas yang kita emban
adalah mengingatkan remaja untuk bertindak
sesuai koridor. Kami kurang sependapat dengan
tim pro yang bisa dengan mudah memaafkan
remaja karena bisa berdampak pada mental
remaja yang meremehkan kesalahan. Namun,
kami juga kurang sependapat dengan tim kontra
yang selalu menerapkan hukuman pada para
remaja.
Kami beranggapan bahwa perlu ada pembagian
yang jelas terkait kenakalan remaja yang bisa
ditoleransi. Misalnya kenakalan yang tidak
menimbulkan kerugian bagi orang lain, seperti
membolos sekolah. Namun, untuk kenakalan
yang membuat orang lain rugi, seperti aksi
klitih, diperlukan bantuan dari pihak berwajib
untuk membuat efek jera pada remaja.

Kesimpulan
Kenakalan remaja sebagai hal yang wajar terjadi
di usia mereka perlu disikapi dengan bijaksana.
Jika kesalahan yang dibuat remaja masih bisa
ditoleransi dan tidak menimbulkan dampak
negatif bagi orang lain, kesalahan tersebut bisa
dimaafkan. Namun, jika kesalahan sudah
melibatkan orang lain hingga merugikan, remaja
perlu mendapatkan pendampingan khusus.
Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan
teks debat di atas
a. Apa tema yang diperdebatkan dalam teks
tersebut?
b. Mengapa topik tersebut layak untuk
diperdebatkan?
c. Siapa saja pihak yang terlibat dalam
perdebatan tersebut?
d. Siapa saja yang mendukung topik tersebut?
e. Siapa saja yang menolak atau menyangkal
dalam debat tersebut?
f. Bagaimana kedua belah pihak
mengemukakan argumennya? Apakah
didukung dengan alasan yang logis, data,
ataupun sajian beberapa fakta?
g. Simpulan apa yang Anda dapatkan dalam
perdebatan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai