Anda di halaman 1dari 3

LIMA KAIDAH USHUL FIKH

KAIDAH PERTAMA

ِ َ‫ أُال ُم ْو ُر بِ ِمق‬.١
‫اص ِدهَا‬
Setiap sesuatu bergantung pada maksud/niat pelakunya

Dalil kaidah ini antara lain adalah firman Allah SWT :

ۡ‫اح فِي َمٓا َأ ۡخطَ ۡأتُم بِ ِهۦ َولَ ٰـ ِكن َّما تَ َع َّمد َۡت قُلُوبُ ُكم‬
ٌ ۬ َ‫س َعلَ ۡيڪُمۡ ُجن‬
َ ‫َولَ ۡي‬
Artinya : "Tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya)
apa yang disengaja oleh hatimu". (QS. Al Ahzab : 5)

Hadist Rasulullah dari Umar bin Khattab r.a :

‫ِإنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِـة َولِ ُك ِّل ا ْمرٍِئ َما نَ َوى‬
Artinya : "Sesungguhnya amal tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya".

Contoh :

Apabila seseorang berkata : "saya hibahkan barang ini untukmu selamanya, tapi saya minta uang satu
juta rupiah", meskipun katanya adalah hiba, tapi dengan permintaan uang, maka akad tersebut bukan
hibah, tetapi merupakan akad jual-beli

KAIDAH KEDUA

ِّ‫ اليَقِيْنُ اَل يُزَ ا ُل بِالشَّك‬.٢


Keyakinan tidak bisa dihilangkan karena adanya keraguan

Dasar kaidah ini Hadist Rasulullah SAW :

‫ٕان الشيطان لئاتى احدكم وهو فى صالته فيقول له ٔاحدثت فال ينصرف حتى يسمع صوتا ٔاو‬
‫ يجد ريحا‬.
‫ رواه ٕابن ماجه و ٔاحمد‬.
Artinya : "Sesungguhnya Setan akan mendatangi salah satu dari kalian yang sedang melaksanakan
shalat, lalu berkata kepadanya "Engkau telah hadats". (Jika itu terjadi) Maka janganlah berpindah
(membatalkan shalatnya) sampai dia (orang yang shalat) mendengar suara atau mencium bau." (H.R.
Ibnu Majah & Ahmad).

Contoh :
Terjadi perselisihan penjual dan pembeli, pembeli ingin mengembalikan barangnya dan berkata
bahwa barang tersebut seharga 15 ribu, sedang penjual berkata harga tersebut adalah 20 ribu. Maka
yang dianggap yakin adalah harga penjual.

KAIDAH KETIGA

‫س ْي َـر‬ ُ ِ‫شقَّةُ ت َْجل‬


ِ ‫ب التَّ ْي‬ َ ‫ ال َم‬.٣
Kesukaran/kesulitan itu dapat mendatangkan/ menarik kemudahan

Al-masyaqqah berarti al-ta'ab yaitu kelelahan, kepayahan, kesulitan dan kesukaran. sedang al-taysir
berarti kemudahan.

Hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan kesukaran bagi mukallaf, maka
syariah meringankannya sehingga mukallaf mampu melaksanakannyan tanpa kesulitan dan
kesukaran.

Kesulitan yang membawa kepada kemudahan antara lain dalam perjalanan (safar), sakit (maridh),
terpaksa yang membahayakan kehidupan, lupa, tidaktahu, kekurangmampuan bertindak hukum (al-
naqsh)

Dasar kaidah ini adalah QS Al Baqarah : 286 dan Al Hajj : 78

Contoh :

Seseorang yang meminjam barang kepunyaan orang yang dikenalnya, kemudian barang tersebut telah
rusak atau hilang sehingga tidak mungkin dikembalikan kepada pemiliknya, maka penggantinya
adalah barang yang sama mereknya, ukurannya atau diganti dengan harga barang tersebut dengan
harga di pasaran.

KAIDAH KEEMPAT

‫ض َر ُر يُزَ ا ُل‬
َ ‫ ال‬.٤
Kemadaratan harus dihilangkan

Dasar kaidah ini adalah firman Allah dalam QS Al Baqarah ayat 231 dan hadist Rasulullah :

‫ رواه ٔاحمد و ابن ماجه و الطبراني‬. ‫ ال ضرر وال ضرار‬.


"Tidak boleh (ada) bahaya dan menimbulkan bahaya." (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Thabrani)

Contoh :

Larangan menimbun barang-barang kebutuhan pokok masyarakat karena perbuatan tersebut


mengakibatkan kemudharatan bagi rakyat

KAIDAH KELIMA
ٌ‫ ال َعا َدةُ ُم َح َّك َمة‬.٥
"Adat kebiasaan dapat dijadikan rujukan hukum."

Dasar kaidah ini adalah firman Allah SWT

ِ ‫ش ُروهُنَّ بِ ۡٱل َم ۡع ُر‬


‫وف‬ ِ ‫َوعَا‬
Artinya : "dan pergaulilah mereka secara patut"

Hadist Rasulullah SAW :

‫ رواه‬. ‫سيى‬
ٔ ‫ـ ـ ـ فما رٔاى المسلمون حسنا فهو عند هللا حسن و ما رٔاوا سي ٔىا فهو عند هللا‬
‫ ٔاحمد‬.
Artinya : ".... apa yang kaum muslim anggap baik, maka baik pula menurut Allah. Dan apa yang
kaum muslim anggap buruk, maka buruk pula menurut Allah." (H.R. Ahmad).

Contoh :

Transaksi kurs mata uang (sharf), penyelesaian transaksi tersebut diadministrasikan sampai 2 hari
kemudian setelah transaksi, hal tersebut dibenarkan.

Anda mungkin juga menyukai