Anda di halaman 1dari 5

Name : Sephia Maharani

NPM : 21024010133

Class : Agribisnis ( C )

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UPN VETERAN JAWA TIMUR

2021
Tantangan Generasi Muda Muslim Di Era Modern
Kehidupan manusia di abad modern yang sering disanjung dan dibanggakan
sebagai abad kemajuan dan kejayaan, salah satunya adalah dalam bidang sains; patut
dihargai dan dibanggakan, namun kemajuan tersebut seperti persenjataan canggih yang
sengaja dipersiapkan untuk menghancurluluhkan dan membinasakan bangsa-bangsa yang
dimusuhi, sangatlah dilematis dan sungguh membingungkan khususnya bagi generasi
muda yang sedang dalam perkembangan mencari nilai-nilai kebenaran dan jati dirinya.
Abul A’la Maududi menyebutkan bahwa: Sesungguhnya manusia di setiap zaman
menganggap zamannya sebagai abad modern dan memandang kurun-kurun
sebelumnya sebagai abad kuno dan kolot yang tidak memiliki kebaikan dan kelebihan.1

Masalah yang cukup serius dan tidak henti-hentinya dibicarakan oleh berbagai
kalangan adalah masalah generasi muda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan
bangsa dengan berbagai konsekuensi yang menyertainya. Generasi yang siap atau tidak
akan mengambil alih tanggung jawab kepemimpinan, mulai dari kepemimpinan rumah
tangga sampai kepemimpinan bangsa dan negara. Keadaan yang demikian mengharuskan
adanya upaya pembinaan yang dilaksanakan secara kontinyu, terprogram dan terarah,
agar potensi yang mereka miliki dapat berkembang secara optimal menjadi kekuatan
konkret. Generasi muda dengan kepribadian yang belum stabil, emosional, gemar meniru
dan mencari-cari pengalaman baru, serta konflik jiwa yang dialaminya, merupakan
sasaran utama orang, organisasi atau bangsa tertentu untuk mengaburkan nilai-nilai moral
yang akan dijadikan pegangan dalam menata masa depan mereka.2

Saat ini sudah banyak kita lihat generasi muda yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas yang jauh dari tuntunan syariat Islam. Seperti diantaranya; bergandengan tangan,
berpelukan bahkan, jauh lebih dari itu dianggap sesuatu yang lumrah, hidup hura-hura,
pulang hingga larut malam menjadi hal yang biasa yang di lakukan anak muda sekarang.
Dan banyak dari mereka yang bangga dengan pergaulan yang bebas. Sementara anak
muda yang benar-benar melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim seperti, solat,
tadarus Al-Quran, ikut kegiatan majlis ta’lim, malah dianggap soalim, ada maunya dan

1
Zakiyah Daradjat, dkk, Pengajaran Agama Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2008
2
Sarjono Soekanto, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwan, Keluarga, Remaja dan Anak,
Jakarta Rineka Cipta Cet II, 1992
lain sebagainya. Islam tidak antipati dengan sebuah pergaulan/ukhuwah, Islam
mengajarkan kepada kita untuk bergaul kepada siapapun bahkan kepada non muslim
3
sekalipun sebagaimana Firman-Nya “Allah ciptakan manusia laki-laki dan perempuan,
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa-bangsa agar saling mengenal”. Kita ketahui
bersama bahwa dilingkungan kita adalah masyarakat heterogen dengan berbagai jenis
kelamin dan umurnya, strata dan latar belakangnya, bahkan agama serta
keyakinannya. Kalau kita tidak bisa menjaga, maka hancurlah peradaban ini.

Terkait dengan pergaulan bebas dikalangan generasi muda ara modern ini sungguh
sangat mengkhawatirkan, Pergaulan bebas di Indonesia sering terjadi di kotakota besar
seperti JABODETABEK, dari data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional) 2010, remaja yang telah hilang keperawanannya mencapai 51%,
sedangkan di kota lain seperti, Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan
Yogyakarta 42%. Dan di tahun 2013 sekitar 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki
perilaku seks bebas dan penggunaan zat tropika berbahaya, ini barangkali merupakan
fenomena pergaulan bebas, sudah tidak dilandasi dengan ajaran Islam yang benar. Mau
jadi apa negeri ini jika para generasi muda Islam tidak dapat menghindari hal tersebut.
Dalam Alqur’an Surat Al-Isra ayat 32 Allah SWT firmankan “Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk”.4

Gemerlapnya dunia hiburan yang didukung dengan media dan internet membuat
kita terlena dan terpengaruh olehnya, Pada sebuah catatan hampir 90% tayangan yang ada
kurang mendidik dan kurang bermanfaat untuk membangun generasi islami yang cerdas,
dan yang lebih membahayakan lagi terhadap perkembangan pola pikir anak, dapat kita
lihat mereka lebih hafal dengan lagu-lagu orang dewasa, cara bicara orang dewasa, bahkan
tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa, mereka lebih hafal dengan para idol korea,
artis western, daripada tokoh dan pejuang agama Islam, mereka lebih suka menonton
drakor, membaca webtoon, novel dari pada membaca Al-qur’an dan buku pelajaran. Jadi
tidak aneh jika generasi muda dan anak-anak lebih hafal ratusan judul lagu dan drakor

3
Sarlito Wirawan Sarwono, Pergeseran Norma Perilaku Kaum Remaja, jakarta
Rajawali 1981
4
Siti Suhaida, H. Jamaluddin Hos, Ambo Upe, PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN PELAJAR,
Vol. 3; No. 2; 2018
dari pada mendalami ajaran Islam yang fundamen. Ini menjadi tantangan berat generasi
muda Islam sebagai agen perubahan untuk melakukan sebuah inovasi agar generasi Islam
dapat terselamatkan. Sebagai umat Islam seharusnya ingat dan sadar bahwa hidup ini
hanya sekali, dan kehidupan ini adalah sendau gurau, sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat Al-An’am 32 yang artinya “Dan tiadalah kehidupan
dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung
akherat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, maka tidaklah kamu
memahaminya”?.5

Generasi muda sebagai generasi penerus dan harapan bangsa, membutuhkan


pembinaan akidah tauhid yang teguh, pembentukan akal yang sehat dan akhlak yang
mulia, agar dapat menghadapi tantangan yang semakin berat dalam mengarungi
kehidupan ini, terlepas dari kejumudan pola pikir dan keterbelakangan sebagian generasi
muda itu sendiri. Keberhasilan pembinaan generasi muda dipengaruhi dan ditentukan oleh
adanya relevansi dan saling menunjang antara pembinaan di rumah tangga dengan
pendidikan di sekolah serta nilai-nilai yang dianut dan dikembangkan dalam
masyarakat.Teman-teman semua, terutama anak-anak jaman now sebaiknya kita
manfaatkan waktu muda Kita untuk hal yang lebih bermanfaat, Karena hidup itu cuma
sekali dan tidak ada yang tau sampai kapan kita ada dunia ini. tetap berpedoman dengan
ajaran Islam dan tetap teguh menjalani aturannya. Insya Allah hidup kita akan bermakna,
dan bermanfaat bagi sesama. Setiap tantangan disisi lain pasti ada peluang, untuk itu mari
ber inovasi menciptakan peluang, selain itu tantangan demi tantangan diatas menuntut
tiga peran yang yang kiranya harus dapat mendominasi, yaitu peran pendidikan (formal,
non formal), orang tua, dan agama.

5
Dadang kahmad, Sosiologi Agama, Bandung Ros Dakarya Cet II, 2002
DAFTAR PUSTAKA

kahmad Dadang, Sosiologi Agama, Bandung Ros Dakarya Cet II, 2002 Rajawali 1981
Soekanto Sarjono, Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwan, Keluarga, Remaja
dan Anak, Jakarta Rineka Cipta Cet II, 1992
Sarwono Sarlito Wirawan, Pergeseran Norma Perilaku Kaum Remaja, jakarta
Suhaida Siti, H. Jamaluddin Hos, Ambo Upe, PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN PELAJAR,
Vol. 3; No. 2; 2018
Daradjat Zakiyah, dkk, Pengajaran Agama Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2008

Anda mungkin juga menyukai