Anda di halaman 1dari 2

JANGAN LUPAKAN PAHLAWAN KAMI

Di negeri bertuah, tanah kandung ibarat mama....

Sang penjajah bergantian datang monopoli rempah

Tinta emas di kanvas ingatan, April 1945 kala yang mulia sultan diburu jepang

Ke morotai jadi tempat aman untuk misi penyelamatan.

Suba Joo Alam ma kolano Iskandar Muhammad Djabir Syah

Beradab peradaban bangsa yang lahir dari perjuangan

Sesekali kita harus berganti jaga menemani lelapnya

Bukan, untuk riuh permainan belia, bela negara, bela penguasa

Ini sebenar-benarnya peringatan

Dua pecinta suguhkan rasa haru setenang telaga

tunduk kepala, mengenang jasa dengan rasa penuh bangga

tak sekedar eforia perayaan kemudian alpa menjiwainya

sebab kadang kata-kata tak bernyawa bak Bionglala

kita terlalu terpaku dengan tokoh-tokoh yang ada di jawa

hingga lupa pada sosok ‘’ PAHLAWAN DI NEGERI RAJA-RAJA

tuan haji salahudidin di halmahera tengah, herioknya perlawanan haji ngade

Daud umar merobek bendera di hotel yamato juga Banau yang rela mati karena jailolo

Seribu Tanda Tanya....

Tanyakan mengapa?

SOEKARNO harus tiga kali datang ke tanah ini Negeri tidore

Jangan lupa, yang mulia Sultan zainal abidin syah

Gubernur irian barat pertama yang menuangkan seluruh cinta untuk indonesia

Terserah pada negara dengan segala keruwetannya kami tetap patuh pada
BORERO DOTI RAHA

Sapa bale batu, batu gepe dia

Sapa langgar sumpah, sumpah bunuh dia

Dan peluru pisau menggali ngeri, agar perlawanan mutlak berdenyut nadi

Jejakmu pahlawan terukir di dinding kenangan

Mereka telah berhasil memanjat menara kebijaksanaan

Salam hormat dari anak cucumu terima kasih beta tunduk kepala

Damar kini masih menyala, di hari sakral yang tak lagi sakral

Kami panjatkan doa berkalung syukur sepuluh jari guna membatin, satu penutup sebagaii amiin

Selamat terima, atas jasa kasih para pahlawan.

Legasinya merasuk abadi karena di bagian utara tragedi, kami lahir ber-ari-ari-kan tradisi

Mejaga Negara Rontoha yang adalah diri, Bobaso se rasai

Melepas kekang dari sugesti kompeni melawan dan mati berkali-kali demi kejayaan negeri

Jangan lupakan, jangan lupakan pahlawan-pahlawan kami

Boki emiria soenasa, pelukis pertama indonesia

Boki nukila, sebagai sultan pertama yang melawan portugis

“Perempuan adalah jantung bagi kemanusiaan Rawatlah mereka dengann segala kehormatan bukan
kekerasan” karena semua sadar akan berpulang, bahwa wanita adalah pahlawan nyata di setiap rumah”

Anda mungkin juga menyukai