Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elviana Tan

NIM : 215030801111036
Kelas : D
Prodi : Pariwisata

Dampak Akibat Adanya Pariwisata di Jembatan Barelang Batam


Kota Batam sebagai salah satu destinasi unggulan yang berupaya untuk mengembangkan
potensi sumber daya pariwisata yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dari
sektor pariwisata. Kota Batam juga dikenal sebagai kota pariwisata yang memiliki banyak
tempat dengan pemandangan alam yang indah, salah satu destinasi Kota Batam seperti Jembatan
Barelang. Pemandangan alam yang bernuansa perairan dapat menarik banyak perhatian
wisatawan lokal yang ingin menikmati keindahan alam yang luas. Selain pemandangan alam, ada
juga tempat wisata yang berupa museum sejarah, hiburan keluarga, kuliner, cafe, dan masih
banyak wisata lainnya.
Jembatan Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang yang artinya
nama jembatan yang menghubungkan pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau
Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Masyarakat setempat
menyebutnya "Jembatan Barelang”, namun ada yang menyebutkan “Jembatan Habibie” sebagai
bentuk penghargaan atas jasa Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie dalam
mengembangkan Pulau Batam sebagai pulau industri serta menpelopori pembangunan jembatan
Barelang. (M. Nurhadi, 2021)
Melalui jembatan ini, kita bisa melihat maupun berkeliling ke beberapa pulau di kawasan
jembatan Barelang. Jembatan Barelang terlihat sangat megah dengan latar belakang
pemandangan laut berwarna biru terang dan beberapa pulau kecil di sekelilingnya. Karena
keindahannya, jembatan Barelang menjadi daya tarik tersendiri sebagai objek menawan bagi
pecinta fotografi yang ingin memotret panorama alam.
Jembatan Barelang memiliki 6 jembatan yang memiliki nama yang berbeda. Untuk
Jembatan I dinamakan Jembatan Tengku Fisabilillah, jembatan I merupakan jembatan terbesar di
antara keenam jembatan sehingga banyak wisatawan yang mengunjungi jembatan I untuk
mengabdikan momen dan menikmati keindahan panaroma laut yang dikelilingi pula-pulau kecil,
Jembatan II bernama Jembatan Nara Singa, untuk Jembatan III dengan nama Jembatan Raja Ali
Haji, Jembatan IV adalah Jembatan Sultan Zainal Abidin, Jembatan V yaitu Jembatan Tuanku
Tambusai, dan yang terakhir Jembatan VI bernama Jembatan Raja Kecik. Masyarakat Batam
menyebut enam Jembatan Barelang ini dengan penyebutan angka saja, tidak menyebutnya
dengan nama masing-masing jembatan.  (Cawan WP & Fidiah Elfi, 2021)
Keberadaan destinasi jembatan Barelang menjadi daya tarik yang tinggi sebagai objek
wisata serta merupakan ikon pemerintahan kota Batam dengan banyak wisatawan luar negeri
maupun dalam negeri yang mengunjungi ke Kota Batam meningkat dari tahun ke tahun yang
hanya untuk berwisata. Hal ini berdampak positif dalam meningkatkan perekonomian kota
Batam dengan adanya restoran-restoran seafood dan pedagang yang berjualan di sekitar objek
wisata maupun di atas jembatan Barelang. (Zulia Ervani & Chalid Sahuri, 2013)
Wisata destinasi Jembatan Barelang membawa kegiatan dalam segala aspek yang
melibatkan masyarakat dan membawa berbagai dampak bagi masyarakat itu sendiri. Kegiatan
wisata tersebut memberikan pengaruh karena adanya perbedaan hubungan karakteristik
wisatawan dengan karakteristik destinasi.
Pada umumnya, pengembangan pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata.
Perkembangan pariwisata di Batam telah memberikan berbagai perubahan pada kehidupan
masyarakat setempat. Namun, perubahan tersebut memberikan dampak positif maupun negatif
pada bidang ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Dampak positif ekonomi di jembatan
Barelang adalah banyaknya jumlah pekerjaan serta kesempatan kerja atau peluang usaha,
contohnya pada saat wisatawan datang ke jembatan Barelang menjadi kesempatan mereka untuk
jualan makanan dan minuman maupun souvenir. Hal tersebut dapat memenuhi standar hidup
mereka dan memenuhi pendapatan mereka, serta adanya jembatan Barelang terdapat peningkatan
investasi yang masuk ke Batam. Kemudian terdapat dampak dari infrastruktur, dengan adanya
infrastruktur dapat mempengaruhi pendapatan daerah Batam yang tinggi serta dapat
memperbaiki infrastruktur di Batam serta mendorong perekonomian daerah. Adapun dampak
negatif ekonomi di jembatan Barelang adalah harga tanah dan perumahan di sekitar daerah sana
juga semakin tinggi dikarenakan daerah yang ramai pengunjung tentunya akan berdampak pada
harga tanah dan perumahan.
Keberadaan pariwisata jembatan Barelang menjadikan masyarakat dan kebudayaannya
cenderung mengalami perubahan. Dampak sosial budaya terhadap masyarakat yaitu kegiatan dan
hiburan budaya, ketersediaan fasilitas rekreasi contohnya di jembatan Barelang terdapat pondok
di bawah jembatan I untuk berteduh, dapat memancing, menikmati keindahan alam, terdapat
banyak restoran dan penginapan pada setiap jembatan Barelang sehingga dapat mempermudah
wisatawan untuk mencari konsumsi dan komoditas, dan mendapatkan peluang untuk bertemu
orang-orang dari budaya luar negeri maupun dalam negeri, contohnya budaya tersebut yaitu cara
berpakaian, bahasa, kebiasaan masyarakat, maupun makan dan cara kebiasaan makan. Hal
tersebut dapat menambah atau memperluas relasi, serta terdapat semangat masyarakat dan
kualitas layanan publik. Namun, di jembatan Barelang sering kali dijadikan sebagai tempat
tindakan kejahatan secara sengaja maupun tidak sengaja, contohnya bunuh diri dan kecelakaan di
jembatan Barelang.
Lingkungan alam juga sangat penting dalam mendukung suatu daerah Batam menjadi
daerah yang menarik dan memiliki daya tarik sebagai objek wisata. Meskipun faktor yang
menarik wisatawan agar berkunjung bukanlah lingkungan sebagai faktor utamanya, namun
lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan bagi calon wisatawan dalam memilih daerah
tersebut sebagai tempat untuk mereka berwisata. Aktivitas pariwisata di suatu kawasan dapat
menimbulkan dampak baik positif maupun negatif pada tingkatan tertentu. Sehingga hal ini
menjadikan lingkungan dan alam harus diperhatikan dengan benar supaya tidak memberikan
dampak yang buruk pada pengembangan pariwisata. Dampak yang dapat mempengaruhi
lingkungan alam pada destinasi jembatan Barelang yaitu polusi lingkungan yang dimana
masyarakat sering membuang sampah tidak pada tempatnya seperti bau tidak sedap dan dapat
merusak alam, serta menimbulkan polusi-polusi yang tidak diinginkan, serta tingkat kebisingan
yang dimana masyarakat sering ngebut-ngebutan di jembatan Barelang yang dapat menyebabkan
tidak kenyamanan bagi para wisatawan, kemudian adanya kesesakan yang masyarakat
berkumpulan di suatu tempat yang menyebabkan wisatawan risih pada keadaan tersebut, serta
kemacetan lalu lintas yang tinggi, dikarenakan kapasitas jalan yang kurang memadai.
Pada dasarnya Kota Batam merupakan daerah dengan pengaruh budaya asing yang
sangat terlihat dikarenakan Batam sangat berdekatan dengan negara lain seperti Malaysia dan
Singapura, selain itu Batam juga merupakan daerah industri. Dari beberapa dampak ekononi,
sosial budaya, dan lingkungan yang dirasakan dari pariwisata dapat mempengaruhi masyarakat
terhadap dukungan mereka untuk pengembangan pariwisata. Dampak-dampak yang ditimbulkan
pastinya ada yang positif dan ada yang negatif, sehingga faktor tersebut yang memberikan rasa
kepedulian terhadap pengembangan pariwisata di Kota Batam. Program pengembangan destinasi
wisata jembatan Barelang merupakan sutau program pembangunan yang memiliki potensi
pencipta kesempatan kerja yang lebih besar dan dapat dijadikan untuk menghasilkan devisa
negara. Pertimbangan ekonomis dalam pengembangan pariwisata seharusnya tidak
meninggalkan pertimbangan kehidupan sosial dan budaya yang negatif. Oleh karena itu antara
pertimbangan ekonomis dan pertimbangan moral harus dijadikan dasar untuk mengambil suatu
keputusan dalam pengembangan parisiwata nasional. Nasional yang dimaksud Kota Batam itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai