KARDIOLOGI
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
VASKULAR
Daftar Isi
Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskular
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskular
EKG dan Cara Membaca EKG
Penalaran Klinis: Penyakit Jantung Bawaan
Aritmia
Angina Pektoris dan Nyeri Dada
Palpitasi
Bunyi Jantung Tambahan
Sinkop
Nyeri Tungkai
Ulkus Tungkai
I
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
KARDIOVASKULAR
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Anatomi Jantung
Netter Anatomy
Lapisan Jantung dari Luar ke Dalam
• Perikardium
– Perikaridum fibrosa: jaringan ikat, kuat
• Melekat ke organ sekitar jantung
• Bagian inferior melekat ke diafragma
– Perikardium serosa
• Perikardium parietal: melekat pada pericardium fibrosa
• Pericardial cavity (ruang perikardium): berisi cairan lubrikasi,
mencegah friksi
• Perikardium viseral (epikardium): melekat dengan organ
jantung (miokardium)
• Miokardium
– Jaringan otot jantung
• Endokardium (paling dalam)
– Jaringan epitel gepeng selapis dengan jaringan ikat tipis
– Melapisi ruang jantung dan katup jantung
Marieb Anatomy
Anatomi Jantung
Marieb Anatomy
Katup Jantung
• Katup AV
– Membuka ketika tekanan
atrium > tekanan ventrikel
– Menutup ketika tekanan
ventrikel > tekanan atrium
Marieb Anatomy
Katup Jantung
• Katup seminular
– Membuka ketika tekanan ventrikel > tekanan aorta
– Menutup ketika tekanan aorta > tekanan ventrikel
Marieb Anatomy
Vaskularisasi Jantung: Arteri
• A. koronaria sinistra
– A. interventricular anterior (left anterior
descending = LAD) à anterior, septum
– A. sirkumfleksa (left circumflex = LCX) à atrium
kiri dan ventrikel kiri bagian posterior (lateral)
• A. koronaria dextra (right coronary artery =
RCA) à
– Memperdarahi atrium kanan dan ventrikel
kanan, inferior
– Cabang: a. marginalis dan a. interventricular
posterior
Marieb Anatomy
Vaskularisasi Jantung: Vena
Limfatik
Aliran limfatik jantung bermuara pada KGB mediastinal
anterior dan tracheobronchial
Marieb Anatomy
Inervasi Jantung
• Perikardium
– Saraf somatik: N. Phrenicus
sensoris)
• Saraf Otonom
– Simpatis (ganglion simpatis
torakal)
– Parasimpatis (N. Vagus)
– Dikontrol di formation reticularis
di merdulla oblongata
Marieb Anatomy
Sirkulasi Darah
Marieb Anatomy
Anatomi Vaskular
• Arteri pada sirkulasi sistemik secara keseluruhan
Marieb Anatomy
Anatomi Vaskular
• Vena pada sirkulasi sistemik secara keseluruhan
Marieb Anatomy
Fisiologi Sistem Konduksi Jantung
Oleh sel autoritmik
AV node AV Bundle
SA node (Bundle of
(ada AV delay) His)
Bundle
Serat Purkinje branch (kanan
dan kiri)
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Parameter Jantung
Heart Rate (HR) Stroke volume (SV) Cardiac output (CO) Ejection fraction (EF)
• Jumlah kontraksi jantung • Volume darah yang diejeksi • Total volume yang diejeksi • Fraksi darah yang diejeksi
per menit per kali kontraksi ventrikel ventrikel per satuan waktu per kali kontraksi
• Normal: 60 – 100 kali/menit • Normal sekitar 70 mL (biasanya per menit) • Menunjukkan efektivitas
• Dipengaruhi terutama oleh • Normal: 5000 mL/menit kontraksi ventrikel
saraf otonom • Normal: 0,55 (55%)
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Parameter Jantung
Preload Hukum Frank-Starling
• Berhubungan dengan banyaknya volume darah di hubungan EDV dan SV
ventrikel sebelum ejeksi (EDV)
• EDV meningkat à stretch otot jantung meningkat à
kontraksi yang dihasilkan lebih kuat à SV meningkat
• EDV berhubungan dengan venous return (dipengaruhi
keadaan volume darah dan konstriksi vena)
Afterload
• Berhubungan dengan resistensi vaskular yang harus
dilawan oleh ventrikel
• Resistensi sistemik (total peripheral resistance):
dipengaruhi vasokonstriksi
• Resistensi pulmoner
• Resistensi meningkat à SV menurun
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Kontraktilitas (Inotropisme)
• Kemampuan otot jantung untuk berkontraksi
• Dipengaruhi oleh
– Preload
– Afterload
– Obat inotropik: digoxin (glikosida jantung)
– Oksigenasi jantung
– Saraf otonom
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Pengaruh Saraf Otonom
Saraf Otonom Kronotropik Dromotropik Inotropik
(firing rate (kecepatan (kontraktilitas)
pacemaker/HR) konduksi di AV
node)
Simpatis Positif Positif Positif
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Tekanan Darah
• Tekanan sistolik
– Tekanan tertinggi di arteri setelah darah
diejeksi akibat kontraksi ventrikel kiri
• Tekanan diastolik
– Tekanan terendah di arteri yang terjadi saat
relaksasi ventrikel
• Pulse pressure
– Perbedaan tekanan sistolik dan diastolik
Pulse pressure = sistolik - diastolik
– Menggambarkan volume ejeksi oleh ventrikel
(stroke volume)
• Mean arterial pressure (MAP)
– Rerata tekanan yang terjadi selama siklus
jantung
– Ingat diastolik meliputi 2/3 siklus jantung
MAP = diastolik + 1/3 pulse pressure
MAP = (2 x diastolik + sistolik)/3
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Tekanan Darah
• Tekanan darah dipengaruhi cardiac
output dan resistensi perifer (total
peripheral resistance)
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
INASH 2019
Tekanan Darah
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Tekanan Darah
Sherwood Physiology
Pertukaran Cairan di Kapiler
• Perpindahan cairan di kapiler yang dipengaruhi oleh Starling forces
• Filtrasi: perpindahan cairan dari cairan plasma ke cairan interstisial
• Reabsorpsi: perpindahan cairan dari cairan interstisial ke cairan plasma
Starling Forces
PC = tekanan hidrostatik kapiler à cenderung mendorong air keluar dari kapiler
πP = tekanan onkotik plasma à cenderung menarik air masuk ke kapiler
PIF = tekanan hidrostatik cairan interstisial à cenderung mendorong air keluar dari
interstisial
πIF = tekanan onkotik cairan interstisial à cenderung menarik air masuk ke
interstisial
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Pertukaran Cairan di Kapiler
• Cairan yang telah difiltrasi tidak
semuanya direabsorpsi, melainkan
ada yang masuk ke sistem limfatik
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
Pertukaran Cairan di Kapiler
• Jika cairan di interstisial terlalu banyak à edema
• Penyebab edema
– Meningkatnya tekanan vena (Pc di kapiler dekat venule dan vena
meningkat), contoh: gagal jantung
– Meningkatnya permeabilitas kapiler, contoh: infeksi/inflamasi
lokal, syok anafilaktik
– Menurunkan protein plasma (πP menurun), contoh: penyakit hati, Edema Pitting
malnutrisi
Robbins Pathology
Pembentukan Trombus pada ACS
Faktor penyebab ruptur plak
• Limfosit intraplak memperlemah fibrous cap
• Enzim matrix metalloproteinase (MMP)
• Stress fisik dan mekanis (aktivitas fisik berat atau
emosional)
- Merokok - Dislipidemia
- Hipertensi Disfungsi endotel - Operasi
- Atherosklerosis - Trauma
Sherwood Physiology
Costanzo Physiology
I
PEMERIKSAAN FISIK
KARDIOVASKULAR
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Topografi Dada
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Topografi Dada
Dada Anterior
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Topografi Dada
Dada Lateral
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Topografi Dada
Dada Posterior
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Pemeriksaan Fisik: IPPA
Posisi Pasien:
• telentang (supinasi), bagian atas tubuh dinaikan sekitar 30⁰.
• menghadap ke arah kiri (left lateral decubitus)
• duduk dan menjorok ke depan
Posisi Pemeriksa:
• berdiri di sisi kanan pasien
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
1. Inspeksi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
1. Inspeksi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
2. Palpasi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
2. Palpasi
Thrills Heaving Lifting
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
3. Perkusi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Suara Jantung Normal
S1
• Terjadi pada awal sistolik
• Dihasilkan dari penutupan katup mitral
• Frekuensi 50-60 Hz
• Durasi 0,15 detik
• Bersamaan dengan denyut karotis dan iktus kordis
• Pada posisi
• apeks, S1>S2
• basis S2>S1
S2
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
S2 Split Fisiologis
• A2 terjadi mendahului P2
• Split terjadi ketika A2 mendahului P2
dalam jarak yang cukup panjang untuk
keduanya terdengar sebagai 2
komponen → normalnya terdengar
hanya ketika inspirasi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
S2 Widened / Persistent Split
Split S2 terdengar saat ekspirasi DAN inspirasi
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
S2 Fixed Split
Pathognomonic di ASD
Ketika inspirasi, venous return akan ↑↑ → darah yang melalui katup pulmonal
↑↑ → Split S2 (fisiologis)
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
S2 Paradoxical Split
• Split S2 terdengar saat ekspirasi, menghilang saat inspirasi
• Terjadi pada kondisi penutupan katup aorta lebih lama /
tertunda:
• Aortic stenosis
• Hypertrophic obstructive cardiomyopathy
• LBBB
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bunyi Jantung S3 dan S4
• S3/Ventricullar gallop
• S4/Atrial gallop
• Keduanya bersifat low-pitch, dan paling jelas terdengar di apeks pada posisi lateral decubitus
• S3 bisa jadi temuan normal, sedangkan S4 hampir selalu temuan abnormal
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bunyi Jantung S3
Terdengar di awal fase diastolik (rapid
filling)
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bunyi Jantung S3 dan S4
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bunyi Jantung Tambahan
● Fase Sistolik:
● Mid systolic click
● Katup mitral (MVP)
● Di apeks dan posisi tegak (berdiri/duduk)
● Ejection Click : pembukaan katup aorta dan pulmonal saat fase sistolik
● Fase Diastolik
● Opening Snap : pembukaan katup trikuspid dan mitral saat fase diastolik
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising Jantung
Fase
Kontur
Derajat → 1-6 / 6
Punctum maksimum
Penjalaran
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Bising sistolik
Jantung (antara S1 dan S2) Bising Diastolik dan Sistolik
• Bising kontinu
• Pansistolik
Fase • Sistolik dini • Bising to-and-fro
• Ejeksi sistolik
• Sistolik akhir
Kontur
Derajat → 1-6 / 6
Punctum maksimum
Bising Diastolik
Penjalaran (antara S2 dan S1)
• Diastolik dini
Perubahan posisi / pengaruh • Mid diastolik
respirasi • Diastolik AKhir
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Jantung
Fase
Kontur
Derajat → 1-6 / 6
Punctum maksimum
Penjalaran
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Jantung
Fase
Semua bising jantung dapat dilokalisasi tempat
terdengar yang paling keras.
Kontur
Misal:
Derajat → 1-6 / 6
-Bising mitral → di apeks
-Bising trikuspid → di para sternal kiri bawah
Punctum maksimum -Bising pulmoner → di sela iga ke-2 tepi kiri
sternum
Penjalaran -Bising aorta → di sela iga ke-2 tepi kanan
Perubahan posisi / pengaruh atau kiri sternum
respirasi
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Jantung
Fase Dicari ke arah mana bising paling baik dijalarkan.
Kontur Misal:
• Bising mitral → menjalar ke lateral/aksila
Derajat → 1-6 / 6 • Bising pulmoner → sepanjang tepi kiri sternum
• Bising aorta → apeks dan daerah karotis
Punctum maksimum
Penjalaran
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Jantung
Fase
Kontur
Derajat → 1-6 / 6
Punctum maksimum • Bising mitral → bertambah keras jika pasien miring ke kiri
• Bising katup trikuspid berubah dengan respirasi
Penjalaran • Bising aorta/arteri pulmoner → makin keras kalau pasien duduk atau
membungkukkan badan
Perubahan posisi / pengaruh
respirasi
Kualitas
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Pelaporan Bising
Jantung
Fase
Kontur
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
4. Auskultasi
Bising Jantung
Tips and Tricks
● Ingat kalo di Katup Aorta + Pulmonal → S = S Katup Murmur Murmur
● Kalo dengar bunyi murmur sistolik → stenosis Sistolik Diastolik
● Contoh ada murmur sistolik di ICS 2 linea parasternal kiri →
S=S → stenosis pulmonal Mitral / Regurgitasi Stenosis
Trikuspid
● Ingat kalo di Katup Mitral + Trikuspid → S=R
● Kalo dengar bunyi mumur sistolik berarti regurgitasi Aorta / Stenosis Regurgitasi
● Contoh ada murmur diastolik di ICS 5 midclav kiri → S=R → Pulmonal
Stenosis Trikuspid
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Pemeriksaan ABI
• Ankle-Brachial Index
• Rasio tekanan sistolik ankle dibandingkan dengan
brachial
• ABI sebagai salah satu indikator atherosclerosis
pembuluh darah ekstremitas bawah (peripheral artery
disease = PAD)
• Jika ABI < 0,9 à kemungkinan besar PAD
Alat:
• Sfigmomanometer
• Doppler
Bates
Pemeriksaan ABI
• Pasien berbaring telentang dan sebaiknya istirahat 10 menit sebelum
pemeriksaan
• Memasang cuff sfigmomanometer pada lengan dan ankle untuk
mengukur sistolik arteri brachialis, dorsalis pedis, dan tibialis posterior
• Mengukur tekanan sistolik lengan:
– Menggunakan Doppler untuk melokalisasi a. brachialis
– Mengembangkan cuff hingga 20 mmHg di atas denyut yang terakhir
terdengar
– Mengempiskan cuff perlahan dan catat tekanan ketika terdengar
kembali denyut a. brachialis
– Mengukur sebanyak 2 kali pada masing-masing lengan
• Mengukur tekanan sistolik ankle:
– Seperti pada a. brachialis namun dilakukan pada a. dorsalis pedis
dan a. tibialis posterior
Bates
I
CARA
MEMBACA EKG
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Elektroda EKG
EKG
Pastikan identitas pasien
BENAR sebelum membaca
EKG dan jangan lupa untuk
mengkalibrasi kecepatan dan
voltase mesin!
Gampangnya:
1 mm = 0,1 mV = 0.04 s
Langkah 1
Tentukan irama sinus dengan syarat:
1. Setiap gel. P diikuti oleh kompleks QRS
2. P positif di sadapan 2, negatif di aVR
3. Laju QRS 60-100 x/menit
4. P positif di sadapan II, negatif di sadapan aVR
Langkah 1
Langkah 2
Menentukan laju QRS
Laju QRS normal: 60-100 bpm
takikardi: >100 bpm
bradikardi: <60 bpm
HR = 300/kotak sedang
Langkah 3
Menentukan aksis QRS
Nilai gel. P
Menggambarkan
depolarisasi atrium
Bla bla
Langkah 5
Menilai interval PR
Normalnya 3-5 kotak
kecil (0.12-0.20 s)
Langkah 5
Berapakah durasi PR intervalnya?
Langkah 5
Berapakah durasi PR intervalnya?
Langkah 6
Menilai morfologi kompleks QRS
LVH VS RVH
Langkah 6
Langkah 6
Langkah 6
LBBB VS RBBB
Langkah 6
LBBB VS RBBB
Langkah 7
Menilai segmen ST
PENALARAN
KLINIS
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Penalaran Klinis: Penyakit Jantung Bawaan
SIANOSIS
Periferal Sentral
Pink Membran mukosa, lidah, bibir Biru
Dingin Ekstremitas Hangat à dingin
Menurun Perfusi Normal hingga menurun
Normal PaO2 Rendah
Benign biasanya Outcome Butuh tata laksana segera
Contoh: suhu udara dingin Contoh: PJB
Penalaran Klinis: Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit Jantung Bawaan
Jenis Clinical findings Kelainan yang ditemukan Tatalaksana
Patent Ductus Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Continuous murmur at 2th intercostal space, • Transcatheter PDA closure kurang dari
Arteriosus • Besar: poor weight gain, exercise intolerance left parasternal line usia 1 tahun
• Lebih sering pada prematur • LVH
Ventricular Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Murmur baru muncul pada minggu ke-2–6 • Kebanyakan spontaneous closure,
septal Defect • Besar : poor weight gain, poor growth, sesak, • Murmur Pansystolic grade 3/6 or higher at 3- terutama ukuran kecil
berkeringat berlebih, gagal jantung 4th intercostal space, left parasternal line • Transcatheter/Surgical closure jika
• Sering ada thrill simptomatik
• LVH
Atrial Septal Acyanotic, normal • Sebagian besar asimptomatik, bahkan pada • S2: wide dan fixed split • Transcatheter/Surgical closure jika
Defect cardiac output ukuran besar --> incidental finding • Ejection systolic murmur 2th intercostal simptomatik, sebelum usia sekolah
space, left parasternal line
• RAH / RVH
Tetralogy of Cyanotic • Cyanosis • Ejection systolic murmur at 2nd intercostal • Segera setelah lahir: IV prostaglandin E1
Fallot (VSD + • Dyspneu on exertion → squatting position space, left parasternal line (0.01-0.20 μg/kg/min) dilatasi duktus
Pulmonary • Hypoxic Spell • Sering ada thrill arteriosus sampai operasi dapat dilakukan
stenosis + • Palliatif : Blalock-Taussig shunt
overriding aorta • Definitif : surgical therapy
+ RVH)
Transposition of Cyanotic • Cyanosis + takipnea harus segera operasi • Arterial Po2 is low • Segera setelah lahir: IV prostaglandin E1
Great Arteries • Kebanyakan meninggal (jika tidak ada foramen • Chest x ray / Echo : abnormal position of the (0.01-0.20 μg/kg/min) dilatasi duktus
ovale and the ductus arteriosus) great arteries arteriosus sampai operasi dapat dilakukan
• Definitif : surgical therapy
Continuous murmur
ULSB
ICS 2
Cyanotic
Tetralogy of Fallot
Bla bla
Angina
Angina Tipikal vs Angina Atipikal Faktor Risiko
Angina Tipikal Memenuhi semua 3 karakteristik:
1. Rasa tidak nyaman seperti terikat di dada
• Usia
atau leher, rahang, bahu, atau lengan • Hipertensi
2. Dicetuskan oleh aktivitas fisik
3. Perbaikan setelah istirahat atau nitrat dalam • Merokok
5 menit
• Dislipidemia
Angina Atipikal Memenuhi 2 dari karakteristik • Diabetes Mellitus
Nyeri dada Non-angina Memenuhi 1 atau tidak memenuhi
• Riwayat Penyakit
Jantung Koroner
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. 3rd ed. Jakarta: Centra Communications; 2015. 1-21 p
Knuuti J, Wijns W, Saraste A, Capodanno D, Barbato E, Funck-Brentano C, et al. 2019 Esc guidelines for the diagnosis and management of chronic coronary syndromes. Eur Heart J. 2019;
Scirica BM, Libby P, Morrow DA. St-elevation myocardial infarction: pathophysiology and clinical evolution. In: Braundwald’s heart disease. 11th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. p. 1095 120.
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner
EKG
• Marka nekrosis jantung à sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB
NOTE PENTING:
Braverman AC. Diseases of the aorta. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P. Braunwalds heart disease, A Textbook of Cardiovascular Medicine. 10th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015. p. 1277-1303.
Creager MA, Loscalzo J. Chapter 38: diseases of the aorta. In Loscalzo J. Harrison's cardiovascular medicine. 2nd ed. McGraw Hill; 2013. P. 467-75.
Tromboemboli Vena
Trombosis Emboli
Vena Paru
Dalam
Gejala:
Tanda Homan :
Faktor risiko:
• Well’s score
Penalaran Klinis: Aritmia
Penalaran Klinis: Palpitasi
Takiaritmia
Supraventrikular Takikardia Atrial Fibrilasi Ventrikular Takikardia
Laju 150–250 x/menit >350 x/menit 100–250 x/menit
irama Reguler Irreguler Reguler
Gelombang P Tidak terlihat Tidak telrihat Tidak ada
Interval PR Sulit dinilai Sulit dinilai Tidak ada
Prakoso R, Rizki, Fauzan F, Satria M, Priyanti DA, Firsty TE. Panduan khusus bantuan hidup jantung dasar. Jakarta: PERKI; 2021
Takiaritmia
Carotid Sinus Massage
PSVT, Atrial Flutter Atrial Fibrillation VT monomorfik Torsades de
Pointes
Manuver Vagal CCB non dihidropiridin Procainamide 10 mg/ Magnesium IV 1-2
Evaluasi kontraindikasi: ê • Diltiazem 15-20 mg IV kgBB gram
Adenosine 6 mg IV – 12 - 12 • Verapamil 2.5-5 mg IV
• Riwayat event vaskular (infark
miokard, TIA, stroke) CCB, BB Digoksin Sotalol IV 0100 mg
• Riwayat VT / VF Amiodarone 150 mg IV
• Bruit karotis
• Riwayat adverse reaction
terhadap CSM
Note:
Prakoso R, Rizki, Fauzan F, Satria M, Priyanti DA, Firsty TE. Panduan khusus bantuan hidup jantung dasar. Jakarta: PERKI;
Bradiaritmia
Bradiaritmia
Prakoso R, Rizki, Fauzan F, Satria M, Priyanti DA, Firsty TE. Panduan khusus bantuan hidup jantung dasar. Jakarta: PERKI; 2021
VES/PVC
VES/PVC
Kriteria VES Benign vs Malignant
Quiz Time
Tn. C, usia 60 tahun, datang ke poli dengan keluhan sering merasa berdebar-
debar, ingin pingsan dan tubuh terasa lemas tiba-tiba. TTV dalam batas normal.
PF ditemukan EKG seperti berikut.
Pemeriksaan penunjang apa yang tepat dilakukan guna menegakkan diagnosis
pada pasien tersebut?
a. Foto rontgen toraks
b. Echocardiografi
c. Monitoring Holter
d. Pemeriksaan enzim jantung troponin
e. Treadmill test
Quiz Time
Ny. E, 56 tahun, datang kontrol ke poliklinik. Pasien mengatakan tidak ada keluhan
pusing atau pingsan. PF GCS E4M6V5 TD 110/80, HR 50x/menit, T 36C, RR 18x/menit.
Gambaran EKG seperti berikut.
Terapi yang tepat untuk pasien tersebut adalah?
a. Injeksi sulfas atropine 1 mg
b. Transkutaneous pacing
c. Observasi dan monitor
d. Dopamin IV drip
e. Amiodarone IV drip
Penalaran Klinis: Bunyi Jantung Tambahan
Gagal Jantung
Sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan Kumpulan gejala klinis, berupa
struktural atau fungsional (pengisian ventrikel • Gejala khas: Sesak nafas saat istirahat atau aktivitas, kelelahan,
atau ejeksi darah) pada jantung. Kelainan pada edema tungkai
struktur atau fungsi jantung tersebut • DAN
menyebabkan penurunan cardiac output dan • Tanda khas: Takikardia, takipneu, ronki paru, efusi pleura,
peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer,
peningkatan tekanan intrakardiak. hepatomegali
• DAN
• Tanda objektif gangguan struktur / fungsional jantung saat
istirahat , kardiomegali, suara jantung ke-3, murmur jantung,
abnormalitas dalam gambaran ekokardiografi, kenaikan
konsentrasi peptida natriuretik
Positif bila
2 mayor
ATAU
1 mayor + 2 minor
Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braunwald E, editors. Braunwald’s heart disease: a textbook of cardiovascular medicine. Tenth edition. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2015.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam (Jilid 3). 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.
Gagal Jantung
Gagal Jantung
Reduced Ejection
Fraction (<40%)
Preserved
Ejection Fraction
(40-50%)
1. Harrison T, Kasper D. Harrison’s principle of internal medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publ. Division;2015
2. Goldman L, Schafer AI, editors. Goldman-Cecil medicine. 25th edition. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2016. 2 p.
Gagal Jantung
Gagal Jantung Akut Gagal Jantung Kronik
American Heart Association. NYHA classification [internet]. Available at: http://www.heartonline.org.au/media/DRL/New_York_Heart_Association_(NYHA)_classification.pdfLily LS.
Gagal Jantung
Alur Diagnosis
Pembesaran Jantung
ATRIUM KANAN
P Pulmonale
American Heart Association. NYHA classification [internet]. Available at: http://www.heartonline.org.au/media/DRL/New_York_Heart_Association_(NYHA)_classification.pdfLily LS.
Pathophysiology of heart disease. 6th ed. USA: Wolters Kluwer; 2016
Pembesaran Jantung
ATRIUM KIRI
• X-ray :
• double density pada bagian kiri jantung
• Pinggang jantung mendatar
• Bronkus kiri terangkat
• EKG:
• P mitral : P >3 kotak, dapat berbentuk
seperti huruf M
• Etiologi:
• Infark miokard akut, mitral stenosis /
regurgitasi, gangguan katup semilunar aorta, MIKI MOKA
hipertensi sistemik
P MItral KIri,
P pulMOnal KAnan
American Heart Association. NYHA classification [internet]. Available at: http://www.heartonline.org.au/media/DRL/New_York_Heart_Association_(NYHA)_classification.pdfLily LS.
Pathophysiology of heart disease. 6th ed. USA: Wolters Kluwer; 2016
Pembesaran Jantung
VENTRIKEL KIRI
• PF :
• Apex jantung geser ke laterocaudal
• X-ray :
• Apex tertanam ke diafragma pada foto PA
• Penyempitan ruang retrocardial pada lateral
• EKG:
• Kriteria Sokolow Lyon
• Kriteria Cornell
Kriteria EKG
1. Sokolow Lyon : S di V1 + R di V5/V6 >35 mm
2. Cornell : S pada V3 + R di aVL >24 mm pada pria dan >20 mm pada
wanita
American Heart Association. NYHA classification [internet]. Available at: http://www.heartonline.org.au/media/DRL/New_York_Heart_Association_(NYHA)_classification.pdfLily LS.
Foto Toraks
Abnormalitas Penyebab Implikasi Klinis
Kardiomegali Dilatasi ventrikel kiri, Ekokardiografi, doppler
ventrikel kanan, atrium,
efusi perikard
Hipertrofi Ventrikel Hipertensi, stenosis aorta, Ekokardiografi, doppler
kardiomiopati, hipertrofi
American Heart Association. NYHA classification [internet]. Available at: http://www.heartonline.org.au/media/DRL/New_York_Heart_Association_(NYHA)_classification.pdfLily LS.
Tata Laksana Gagal Jantung Kronik
Tata Laksana Gagal Jantung Akut
Quiz Time
Tn D. usia 50 tahun kontrol ke poliklinik dengan keluhan sesak napas. Sesak dirasakan
sepanjang hari, bahkan saat pasien duduk atau tertidur. Pasien sering terbangun malam
hari batuk-batuk dan sesak napas. Pasien merasa sesak membaik bila tidur dengan 3
bantal. Pasien sangat mudah Lelah dan kedua kaki tampak bengkak, dan perut makin
buncit. PF : TD 100/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, ascites + ,JVP 5+2 cmH20,
edema pitting +/+. Berapa derajat keparahan gagal jantung berdasarkan NYHA sesuai
manifestasi milik pasien?
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
Quiz Time
Perempuan, 45 tahun, datang ke poli dengan keluhan batuk sejak 2 minggu. Batuk
kering tanpa dahak. Sejak 1 bulan terakhir pasien berobat penyakit darah tinggi TD
160/100 mmHg dan sedang mengonsumsi captopril dan hidroklorotiazid.
Penyebab timbulnya keluhan pada pasien adalah?
a. Meningkatnya histamin
b. Menurunnya prostaglandin
c. Inhibisi renin
d. Peningkatan bradykinin
e. Penurunan angiotensinogen
Quiz Time
Tn. Z datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu disertai kedua
kaki bengkak beberapa hari terakhir. Pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes
melitus yang tidak terkontrol. PF : TD 80/50 mmHg, HR 111x/menit, SpO2 88%, akral
dingin, ronkhi basah halus +/+. X ray toraks menunjukkan gambaran batwing
appearance.
Apa tata laksana yang tepat pada pasien ini?
a. Nitrogliserin
b. Furosemide
c. Dobutamin
d. Dopamine
e. Atenolol
Penalaran Klinis: Bising Jantung
Penyakit Katup Jantung
Katup Murmur Murmur
Diastolik
Sistolik
Aorta / Regurgitasi
Pulmonal
Stenosis
Mitral / Stenosis
Trikuspid
Regurgitasi
Penyakit Katup Jantung
Quiz Time
Nn. D, usia 14 tahun datang dengan keluhan demam hilang timbul sejak 3 minggu
yang lalu disertai keluhan berdebar-debar sesak, nyeri sendi yang berpindah-
pindah dan bercak kemerahan pada lengan. Riwayat nyeri tenggoroka tanpa
disertai batuk sebelumnya dan tidak berobat. PF : 120/80, HR 115x/menit, RR
28x/menit, S 38C. Ditemukan bising holosistolik di apeks jantung dan erythema
marginatum pada lengan. Pemeriksaan lab ditemukan ASTO 400 IU.
Etiologi: Etiologi:
• Emboli • Atherosclerosis
Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Arterial Disease)
Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Arterial Disease)
Tatalaksana
Bla bla
Ulkus Tungkai
Tipe Lokasi yang sering Nyeri Karakteristik Lesi Inflamasi sekitar Penemuan terkait
Distal, dorsum kaki Berat, dapat berupa Ulkus kering, tepi Tidak ada - ABI < 0,9
klaudikasio hingga lesi meninggi, pucat, - Gangguan
resting pain dasar bersih (tidak sirkulasi → kaki
Ulkus iskemik ada jaringan dingin, pulsasi
(arteri) granulasi abnormal, CRT
melambat
Pada kalus / titik Tidak nyeri Punched out, ada Ada Gejala neuropati
tekanan (plantar sinus dalam
Ulkus neuropati sendi
metatarsofalangeal
ke-1 atau ke-5
1/3 betis bawah Ringan, membaik Dangkal, tepi Ada Lipodermatofibrosis
Ulkus Vena medial dengan elevasi tumpul, dasar
bergranulasi
Ulkus Sistemik
Fontaine Rutherford Deskripsi Klinis
Etiologi : Proses atherosclerosis
Grade Category
I 0 Asimptomatik
Faktor risiko : Diabetes, Merokok,
IIa 1 Klaudikasio ringan
dislipidemia, hipertensi
IIb 2 Klaudikasio sedang
3 Klaudikasio berat
Gejala dan tanda:
III 4 Ischemic rest pain
• Ulkus kering, tepi lesi meninggi, pucat, dasar IV 5 Kehilangan jaringan ringan
bersih (tidak ada jaringan granulasi 6 Kehilangan jaringan berat
• Gangguan sirkulasi → kaki dingin, pulsasi
abnormal, CRT melambat
• ABI < 0,9 Tatalaksana Umum
• Klaudikasio intermitten
• Debridement
• Kontrol infeksi
Dapat berlanjut menjadi:
• Wound dressing
• Chronic limb threathening ischemia • Kurangi tekanan
• Gejala: rest pain ± ulkus
Tatalaksana Khusus
• Intermittent claudication : Cilostazol 1x 50 mg
• Revaskularisasi → terapi endovascular, operasi bypass
Ulkus Diabetik
Triad :
Neuropathy, PAD, and minor repetitive trauma
Ulkus Diabetik
Pedis Classification Wagner Classification
Ulkus Diabetik
Tata Laksana (6 Pilar Kaki DM)
Etiologi:
• insufisiensi vena klasifikasi CEAP
Diagnosis:
• Riwayat gejala insufisiensi vena
lainnya
• Riwayat trauma, DVT, operasi
tungkai
• USG doppler
Tatalaksana:
• Stoking kompresi
• Wound and skin care
Ulkus Decubitus / Pressure Ulcer
Pencegahan : pindah posisi setiap Grade 4 : Full Thickness Tulang, tendon, otot sudah
Tissue Loss terlihat / dapat dipalpasi
2 jam sekali
Ulkus Decubitus / Pressure Ulcer
Quiz Time
Laki-laki, usia 40 tahun, datang ke poli dengan kedua betis nyeri pegal sejak 2 bulan.
Nyeri memberat setelah pasien berdiri lama saat bekerja sebagai saleswoman. PF :
regio cruris, tampak macula hiperpigmentasi, edema, permbuluh darah vena tampak
berkelok-kelok dan tampak ulkus yang oozing. Pulsasi arteri tibialis posterior dan
dorsalis pedis teraba kuat.
Apakah diagnosis pasien ini?
a. Deep vein thrombosis
b. Acute arterial thrombosis
c. Chronic vein insufficiency
d. Chronic limb ischemia
e. Peripheral arterial disease
Dari Sejawat
Untuk Sejawat