Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN RISIKO

Metode Identifikasi dan Pengukuran Risiko

RPS 2

Anggota Kelompok : 1

Prian Sarko 1607521037

Putu Evi Rosalinda Dewi 1607521044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Risiko” dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan
orang. Risiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
"sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan
perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi. Risiko berhubungan dengan ketidak pastian karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Dalam beberapa tahun terakhir manajemen risiko menjadi trend utama
baik dalam perbincangan praktik maupun pelatihan kerja. hal ini secara
konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada
masa kini. Setelah kita mengidentifikasi resiko maka tindakan selanjutnya
adalah mengukur risiko.dengan mengukur risiko kita bisa mengetahui
seberapa besar resiko itu. Hal ini penting karena sebelum kita
menentukan keputusan untuk mengendalikan risiko terlebih dahulu kita
mengetahui kadar risiko tersebut Oleh sebab itu penulis terdorong untuk
mengangkat bagaimana cara mengidentifikasi dan mengukur resiko.

2. Topik Pembahasan
1) Bagaimana proses mapping risiko?
2) Bagaimana Teknik identifikasi risiko?
3) Bagaimana cara Pengukuran risiko?
4) Iilustrasi identifikasi risiko pada suatu perusahaan?

PEMBAHASAN
1. Proses Mapping Risiko
Jika risiko tidak bisa diidentifikasi maka risiko tidak dapat diukur
maka kita tidak bisa mengelola risiko. Dalam bab ini kita akan
membicarakan mengenai karakteristik dan pengukuran berbagai
risiko. Dua tipe risiko yaitu risiko murni dan risiko spekulatif (risiko
bisnis). Karena risiko memiliki karakteristik yang berbeda-beda
maka pengukurannya pun jugab berbeda-beda.

IDENTIFIKASI RISIKO
Pengidentifikasian risiko adalah hal pertama yang harus dilakukan
sebelum pengukuran risiko. Secara umum langkah-langkah dalam
identifikasi dan pengukuran risiko adalah:
 Mengidentifikasi risiko dan memelajari karakteristik risiko.
 Mengukur risiko dengan melihat seberapa besar dampak
risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan
menentukan prioritas risiko.
Siklus Mapping risiko (Siklus Manajemen Risiko)

 Pertama kali yang dilakukan adalah risiko perlu diidentifikasi


 Kemudian kita perlu mempelajari karakteristik risiko serta
melakukan evaluasi
 Pemahaman terhadap karakteristik yang baik akan bermanfaat
untuk merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko
 Langkah berikutnya adalah melakukan prioritisasi risiko, dimana
kuatifikasi risiko merupakan salah satu komponen penting karena
kita bisa mengukur tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampah
risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
 Selanjutnya memfokuskan pada risiko yang paling relevan
(mempunyai dampak yang paling besar dan probabilitas yang
besar) bagi perusahaan.
 Langkah selanjutnya dalam mengelola risiko (pembahasan lebih
lanjut ada bab 13-20)
 Langkah selanjutnya adalah revisit yaitu mengevasluasi ulang
langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas manajemen risiko.

2. Teknik Identifikasi Risiko


 Analisis Sekuen Risiko
Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai
kemudian munculnya kerugian karena resiko tersebut
Sekuen risiko (risiko kebakaran).
Bagan di atas menunjukkan bahwa api merupakan sumber
resiko pertama. Api menyebabkan kerugian bagi organisasi
kemudian ada faktor resiko yang menjadi katalis yaitu
yang mempercepat atau memperbesar munculnya
kejadian yang tidak diinginkan. Faktor resiko tersebut
adalah minyak tanah yang ditaruh dekat kompor. Situasi
tersebut akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung tersebut
akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut
menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian
akan terjadi kejadian yang tidak diinginkan yaitu kebakaran
yang menyebabkan kerugian. Setelah melakukan analisis
sekuen kita bisa melakukan pencegahan munculnya
kejadian yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap
sekuen yang terjadi. Contohnya untuk menghadapi faktor
resiko atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap
kebakaran dapat dilakukan dengan cara menggunakan
kompor listrik, menjauhkan minyak tanah. Dengan demikian,
bisa mengurangi kerusakan gedung karena kebakaran

 Mengidentifikasi Sumber-sumber Risiko


Dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber
risiko. Sumber-sumber resiko dilingkungan sekitar kita :
1. Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan usia sehingga
menjadi rapuh, sungai yang menyebabkan banjir,
gempai, badai, topan.
2. Lingkungan sosial : Kerusuhan sosial, demonstrasi,
konflik dengan masyarakat lokal, pemogokan pegawai,
perampokan.
3. Lingkungan politik : perubahan perundang, perubahan
aturan, konflik antar negara yang mendorong boikot
produk perusahaan.
4. Lingkungan legal : gugatan karena gagal mematuhi
peraturan dan perundangan yang berlaku.
5. Lingkungan operasional : kecelakaan kerja, kerusakan
mesin, kegagaglan sistem komputer, serangan virus
terhadap komputer.
6. Lingkungan ekonomi : kelesuhan ekonomi, inflasi yang
tidak terkendali.
Dengan mematuhi sumber-sumber risiko kita bisa
memperoleh gambaran risiko apa saja yang mungkin muncul
dan membahayakan organisasi. Alternatif katagori sumber
risiko :
1. Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan
kekecewaan dan tidak mau membeli produk perusahaan,
konsumen merasa rugi kemudian menuntut perusahaan.
2. Supplier : pasokan dari supplier tidak sesuai yang
diharapkan.
3. Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih
baik, pesaing menurunkan harga yang bisa
mengakibatkan persaingan harga.
4. Regulator : perusahaan gagal mematuhi perusahaan
yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku
mengakibatkan perusahaan rugi.

 Teknik pendukung Lainnya


o Metode Laporan Keuangan
 Metode tersebut dimulai dengan melihat
rekening-rekening dengan laporan keuangan.
Dari rekening tersebut kemudian dianalisis
resiko apasaja yang bisa muncul dari rekening
yang melibatkan rekening tersebut.
 Contoh : khas merupakan salahsatu rekening
di neraca, risiko yang bisa muncul atau
melibatkan khas misalnya pencurian khas,
penyelewengen khas, dll

o Menganalisis Flow Chart Kegiatan dan Operasi


Perusahaan
 Metode ini berusaha melihat sumber risiko dari
flow chart kegiatan dan operasi perusahaan.
Metode ini sangat sesuai untuk risiko tertentu
seperti risiko dari proses produksi.
 Proses produksi dimulai dengan masuknya
input, mengerjakan input sampai menjadi
output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan
produksi ada kemungkinan muncul kejadian
yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja,
kerusakan mesin, dll
 Dengan mengamati prosesnya kita bisa
mengidentifikasi sumber risiko yang
menyebabkan kejadian negatif tersebut.

o Analisis Kontrak
Bertujuan melihat resiko yang bisa muncul karena
kontrak tertentu. Resiko ini berkaitan dengan resiko
tuntutan hukum.

o Catatan Statistik Kerugian dan Laporan Kerugian


Perusahaan
 Jika perusahaan mempunyai database yang
baik maka dapat mencatat kerugian-kerugian.
 Analisis terhadap penyimpangan dapat
membantu mengidentifikasi sumber-sumber
resiko

o Survey atau Wawancara terhadap Manajer


 Survei atau wawancara terhadap manajer,
manajer paling tahu operasi perusahaan
termasuk resiko-resiko yang dihadapi. Sebagai
ilustrasi, United Grain Growers yang
merupakan perusahaan di bidang pertanian di
Canada melakukan sesi brainstroming antara
manajer dan konsultan manajer resiko. Untuk
mengidentifikasi resiko-resiko yang paling
penting dihadapi. Hasil diskusi tersebut
menunjukkan ada 6 yang paling penting :
 Resiko Komoditas : harga komoditas yang
jatuh padahal perusahaan memegang
komoditas tersebut
 Resiko Cuaca : Cuaca yang tidak
menguntungkan sehingga mengacaukan
panen dan menurunkan volume pertanian
(penjualan menurun)
 Resiko Counterparty : Counterparty
perusahaan gagal memenuhi kontraknya
terhadap perusahaan
 Resiko Lingkungan : Perusahaan menghadapi
tuntutan hukum karena perusahaan dituduh
merusak lingkungan (pencemaran lingkungan)
 Resiko Persediaan : Persediaan mengalami
kerusakan ( membusuk)
 Resiko Kredit : Counterparty gagal bayar
kepada perusahaan. Resiko komoditas
merupakan resiko yang paling dianggap paling
penting oleh manajer UGG.
3. Pengukuran Risiko
Dengan melakukan pengukuran resiko kita bisa melihat tinggi
rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus
bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling
relevan.
Pengukuran biasanya dilakukan melalui kuantifikasi risiko.

 Matriks Frekuensi dan Signifikansi Risiko


Teknik Pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu
melibatkan kuantifikansi yang rumit) adalah mengelompokan
risiko berdasarkan dua dimensi, yaitu frekuensi dan
signifikansi. Proses tersebut pada dasarnya melaukan dua
hal: (1) Mengembangkan standar risiko (2) Menerapkan
standar tersebut untuk risiko yang telah diindentifikasi.
Sebagai contoh Manajer Risiko membuat standar frekuensi
munculnya kejadian yang merugikan dengan menggunakan
tiga kriteria, missal frekuensi rendah, sedang, dan
menengah. Menejer tersebut juga bisa membuat standar
signifikansi kerugian dengan menggunakan missal tiga
kriteria, yaitu normal, menengah, dan serius. Setelah kita
menetapkan standar untuk dua dimensi tersebut, langkah
berikutnya adalah menerapkan teknik tersebut untuk
mengevaluasi risiko tertentu.
Sebagai contoh, misal kita menggunakan dua standar untuk
frekuensi dan signifikansi, yaitu tinggi dan rendah. Kemudian
kita ingin mengevaluasi risiko kesalahan manusia (human
error) dalam pemrosesan transaksi Berdasarkan
pengalaman masa alu, kejadian sepert tu sering terjadi
Manusia gampang melakukan kesalahan jika mereka
kelelahan atau tidak konsentrasi. Tetapi kerugian yang
ditimbulkan biasanya tidak terlalu besar Berdasarkan
informasi tersebut, risiko kesalahan manusia dalam
pemrosesan transaksi bisa dikategorikan sebagai frekuensi
tinggi, signifikansi rendah. Bagan berikut ini meringkaskan
hasil tersebut.
 Teknik Kuanidentifikasi Risiko Lainnya Selain matriks
frekuensi dan signifikansi, masih banyak teknik pengukuran
atau kuantifikasi risiko lainnya. Penggunaan teknik tersebut
akan tergantung dari karakteristik risiko yang kita evaluasi.
Bab 5 sampai Bab 12 membicarakan lebih lanjut pengukuran
dan kuantifikasi berbagai tipe risiko yang dihadapi oleh
organisasi. Konsep ndan teknik statistik sangat relevan dan
banyak digunakan untuk mengukur risiko-risiko tersebut.

4. Ilustrasi Identifikasi Risiko pada Suatu Perusahaan


Unggul Airlines adalah perusahaan penerbangan yang
berdiri sepuluh tahun yang lalu. Perusahaan tersebut didirikan oleh
dua orang bersaudara, yang tertarik dengan bisnis penerbangan.
Mereka memperkirakan bahwa suatu saat akan terjadi deregulasi di
bidang penerbangan. Deregulasi tersebut memunculkan
kesempatan bisnis, karena salah satu komponen deregulasi adalah
membolehkan perusahaan penerbangan baru untuk terjun dalam
bisnis tersebut. Antisipasi mereka tenyata benar, lalu PT Unggul
Airlines akhirnya berdiri.

Joko Muryanto merupakan staf yang baru saja masuk. Dia


lulusan program Magister Manajemen universitas ternama di negeri
ini, Atasannya meminta Joko untuk mengevalusasi risiko yang
dihadapi oleh perusahaan penerbangan Unggul Airnlines, dan
mengembangkan solusi untuk menghadapi risiko tersebut. Secara
spesifik, atasannya meminta Joko untuk mengidentifikasi risiko
strategis (strategic risks), yaitu risiko yang dianggap secara
signifikan mempengaruhi bisnis penerbangan PT Unggul Airlines.
Joko kemudian mencoba melakukan analisis yang mendalam
mengenai bisnis PT Unggu Airlines. Hasil dari analisis tersebut
diringkas sebagai berikut :
1. PT Unggul Airlines menggunakan pesawat yang lebih tua
dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua
tersebut digunakan karena biaya sewa dan biaya pembelian
(sebagian dibeli oleh PT Unggul Airlines) lebih murah.
Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros bahan bakar.
Diperkirakan bahan bakar mencapai 30% dari komponen,
sementara persentase ntuk pesaing adalah sekitar 15-20%.
Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines
menjadi lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar
pesawat. Untuk melihat seberapa besar pengaruh bahan bakar
EPS (Earning Per Share) PT Unggul Airlines, seperti berikut
ini :

Terlihat bahwa jika harga bahan bakar meningkat, maka


EPS perusahaan mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh tersebut, Joko kemudian
mencoba membandingkan pengaruh harga bahan bakar terhadap
EPS untuk PT Unggul Airlines dan perusahaan penerbangan
lainnya. Perbandingan tersebut bisa dilihat pada bagan berikut ini :
Bagan di atas menunjukan bahwa PT Unggul Airlines lebih
sensitive terhadap perubahan harga bahan bakar. Jika harga bahan
bakar rendah makan EPS PT Unggul Airlines cenderung lebih tinggi
dibandingkan perusahaan penerbangan lain. Tetapi jika harga
bahan bakar bergerak naik, maka EPS Unggul Airlines akan jatuh
cukup signifikan. Analisis tersebut menunjukan bahwa Unggul
Airlines mempunyai eksposur terhadap perubahan harga bahan
bakar yang lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.

2. PT Unggul Airlines mempunyai rute penerbangan ke luar negeri


(terutama ke Australia, Malaysia, Hongkong). Selama ini PT Unggul
Airlines lebih banyak mengandalkan wisatawan domestik atau
pebisnis domestik yang akan bepergian ke luar negeri untuk rute-
rute tersebut. Yang menjadi masalah, jika rupiah melemah terhadap
mata uang asing, maka harga tiket yang biasanya ditetapkan dalam
dolar Amerika Serikat ($) menjadi lebih mahal. Penetapan harga
dalam $ dilakukan karena PT Unggul Airlines harus membayar
biaya dalam bentuk $ untuk operasi luar negeri mereka. Sebagai
contoh biaya parkir pesawat di airport, membayar tenaga kerja di
Australia, Hongkong, dan lainnya menggunakan dolar. Jika rupiah
melemah terhadap dolar, maka biaya dalam rupiah (setelah
dikonversi ke rupiah) akan meningkat. Peningkatan biaya tersebut
akan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan. Perusahaan
dengan demikian mengalami masalah ganda jika rupiah melemah,
yaitu menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, dan
meningkatnya biaya operasional rute luar negeri. Tabel berikut
mengilustrasikan efek depresiasi Rupiah terhadap dolar.

Panel A

Harga Tiket Kurs Harga Tiket


($) (Rp)
Awal Periode $100 Rp 10.000/$ Rp 1.000.000,00
Akhir Periode $100 Rp 20.000/$ Rp 2.000.000,00

Panel B

Biaya Kurs Biaya


Operasional Operasional
($) (Rp)
Awal Periode $100 Rp 10.000/$ Rp 1.000.000,00
Akhir $100 Rp 20.000/$ Rp2.000.000,00
Periode

Panel A tabel di atas menunjukan efek perubahan kurs


terhadap penumpang domestic. Misalkan harga tiket ditetapkan
$100. Jika kurs adalah Rp 10.000/$, maka harga tiket dalam
Rupiah adalah Rp 1.000.000,00. Jika rupiah depresiasi terhadap
dolar, missal menjadi Rp 20.000/$, maka harga tiket sekarang
menjadi Rp 2.000.000,00. Dengan kata lain, harga meningkat
hanya karena perubahan kurs. Peningkatan harga tersebut akan
menurunkan minat penumpang domestik untuk bepergian ke luar
negeri.
Panel B menunjukan efek perubahan kurs terhadap biaya
operasional rute luar negeri. Misalkan biaya operasional adalah
$100. Sebelum perubahan kurs, biaya tersebut dalam rupiah adalh
Rp 1.000.000,00. Jika rupiah melemah terhadap dolar, biaya
tersebut akan meningkat menjadi Rp 2.000.000,00.
Rute penerbangan luar negeri dengan demikian rentan
terhadap perubahan kurs. PT Unggul Airlines mempunyai eksposur
terhadap perubahan kurs yang signifikan.

3. PT Unggul Airlines saat ini memiliki hutang yang cukup signifikan.


Utang tersebut terdiri dari dua tipe : (1) membayar bunga secara
tetap, dan (2) membayar utang bunga mengambang. Joko
Muryanto kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat
bunga terhadap EPS PT Unggul Airlines. Bagan berikut ini
menyajikan efek tersebut :
Dari kedua bagan tersebut terlihat bahwa jika bunga naik,
EPS Unggul Airlines juga mengalami kenaikan. Analisis selanjutnya
menunjukan bahwa tingkat bunga meningkat pada kondisi
perekonomian yang baik, dimana lebih banyak penumpang yang
memanfaatkan jasa penerbangan (karena pendapatan mereka
meningkat). Karena itu meskipun biaya bunga naik, efek bersih
yang terjadi adalah kenaikan EPS. Analisis selanjutnya
menunjukkan bahwa pengaruh utang dengan bunga tetap terhadap
EPS ternyata lebih besar dibandingkan pengaruh utang bunga
variabel (mengambang). Sekilas nampaknya hasil tersebut tidak
masuk akal, karena bunga tetap membayarkan bunga yang tetap,
sementara bunga yang mengambang menggambarkan bunga yang
berubah. Dengan bunga mengambang, biaya bunga bisa
meningkat pada saat tingkat bunga meningkat. Tetapi analisis
lanjutan menunjukan terjadinya ’hedging’ secara alamiah dari utang
mengambang. Pada saat kondisi ekonomi membaik, lebih banyak
penumpang yang memanfaatkan jasa penerbangan. Penjualan
perusahaan akan semakin meningkat pada saat kondisi tersebut.
Jika perekonomian meningkat, ancaman inflasi akan menjadi lebih
besar. Bank sentral biasanya tidak suka dengan peningkatan
inflasi, karena dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Bank sentral cenderung menaikkan tingkat bunga dalam situasi
tersebut untuk mengendalikan inflasi. Dengan demikian pada saat
tingkat bunga meningkat, perusahaan sudah punya khas yang lebih
banyak yang bisa digunakan untuk membayar utang.

Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT


Unggul Airlines menghadapi tiga jenis risiko strategis, yaitu (1)
Risiko kenaikan harga bahan bakar, (2) risiko perubahan kurs
(rupiah melemah), (3) risiko perubahan tingkat bunga. Joko
kemudian membuat laporan ke atasannya untuk ditindaklanjuti.

DISKUSI

1) Seperti apakah penerapan manajemen risiko yang berhasil?

Jawaban : Penerapan manajemen risiko yang berhasil ditunjukkan


dengan adanya identifikasi dan analisis risiko sesuai tingkat
kepentingannya. Risiko dimitigasi, dilacak, dan dikendalikan secara
efektif. Permasalahan dicegah sebelum terjadi dan pegawai secara
sadar fokus pada apa yang akan mempengaruhi pencapaian
tujuan.

2) Apa konsekuensi apabila tidak melaksanakan manajemen risiko ?

Jawaban : Pimpinan tidak memiliki pandangan tentang risiko apa


yang dapat terjadi sehingga lebih banyak sumber daya yang
dikeluarkan untuk memperbaiki masalah yang seharusnya dapat
dihindari, bencana akan terjadi tanpa peringatan, keputusan dibuat
tanpa informasi yang lengkap atau pengetahuan yang memadai,
kemungkinan pencapaian program berkurang, dan program yang
ada selalu dalam kondisi kritis.

3) Sebagai pimpinan atau penanggung jawab tertentu dalam


perusahaan, apa saja fungsi – fungsi yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan terhadap resiko yang berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan perusahaan?
Jawaban : sebagai pimpinan yang bertanggung jawab atas
pekerjaan yang saya lakukan untuk pengelolaan resiko adalah hal
pertama yang dilakukan mencari tahu resiko yang terjadi
bersumber darimana. Misalkan contoh resikonya adalah hilangnya
sejumlah asset yang sudah tercatat dibuku jurnal tidak sama
dengan jumlah nyata. Maka akan dilakukan pengecekan terperinci
mengenai seluruh catatan – catatan keluar masuknya asset – asset
tersebut. Jika telah ditemukan kesalahan dalam pencatatan asset
tersebut maka resiko telah ditemukan, yang berarti pengelolaan
resiko sudah lebih ringan. Tetapi, tidak hanya begitu saja,
kesalahan yang menyebabkan timbulnya resiko itu akan dievaluasi
agar tidak terjadi berulang kali dan tidak dalam jangka waktu yang
lama yang dapat merugikan perusahaan. Jadi, bila terjadi resiko
yang sama perusahaan sudah mempunyai tekhnik yang tepat untuk
mengatasi resiko tersebut. Selanjutnya, setelah kita mengelola
resiko tersebut, kita belajar dari resiko yang kita dapat beserta cara
mengelolanya. Jadi kita bisa lebih baik dalam mengelola resiko
yang telah dipelajari dari pengelolaan sebelumnya.

4) Apakah manfaat dari dilakukannya pengukuran risiko perusahaan?


Jawaban: Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:
1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang
dihadapi.
2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh
Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-
cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan
sarana penanggulangan risiko.

5) Apakah setiap risiko pada perusahaan perlu dilakukan


pengukuran?
Jawaban : pengukuran risiko memang perlu dilakukan oleh setiap
perusahaan agar dapat menentukan keputusan yang akan diambil,
akan tetapi tidak semua risiko mampu atau dapat diukur.
Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya
risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi
rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus
bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko yang mana yang paling
relevan.

b. Tekhnik pengukuran risiko:


1. Pengukuran probabilitas.,
2. Notional resiko.,
3. Sensitivitas resiko.,
4. Vilatilitas resiko.,
5. Pendekatan VAR.,
6. Matriks frekuensi dan signifikansi resiko.,
7. Analisis skenario.

Referensi :

Mamduh, M. Hanafi, 2016, Manajemen Risiko (Edisi Ketiga),


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Bambang Rianto Rustam, 2017, Manajemen Risiko: Prinsip,
Penerapan, dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai