PENANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
RISIKO FASILITAS
PENDAHULUAN
Tersedianya fasilitas rumah sakit yang aman, memadai, berfungsi, dan suportif
bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung saat ini sudah bukan menjadi hal yang baru
lagi. Hal ini wajib diupayakan oleh rumah sakit yang melaksanakan tugas pelayanan
kesehatan masyarakat. Fasilitas tersebut meliputi sarana gedung, prasarana, dan
peralatan kesehatan yang layak pakai.
Untuk menjaga dan memelihara segala fasilitas yang ada menjadi siap dan layak
pakai, dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mengatur tentang penggunaan,
pemeliharaan, serta batasan-batasan lain sehingga dalam penggunaannya tidak
menimbulkan suatu bahaya atau risiko.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS PARINDU
Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas oleh Menteri Hukum dan Hak
Azazi Manusia Republik Indonesia dengan No. Surat: AHU-10.04878.Pendirian PT.2014
tanggal 6 Maret 2014. Ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Direksi PTP Nusantara XIII No:
13.00/KPTS/11/II/2014 tanggal 27 Maret 2014 Tentang Pembentukan Anak Perusahaan Rumah
Sakit PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA (KMN).
PT KMN telah dua kali melakukan perubahan Anggaran Dasar, yaitu pada tahun 2017
sesuai dengan Akte Notaris Eddy Dwi Pribadi, SH No. 70 tanggal 20 Januari 2017 dan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No.AHU-0001762.AH.01.02.Tahun
2017 tanggal 23 Januari 2017 dan sesuai Akta Notaris Fitriani.K. SH, M.Kn No.92 tanggal, 2
Oktober 2017 tentang Berita Acara Rapat dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
No.AHU-AH.01.03-0176884 tahun 2017 tanggal 03 Oktober 2017.
Pada tahun 2016 perusahaan memiliki 2 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS Parindu di
Sanggau Kalbar dengan kapasitas 98 tempat tidur dan RS Danau Salak di Banjar Kalsel
dengan kapsitas 58 tempat tidur. RS Parindu Type C dan RS D. Salak masih Type D.
Keduanya sudah terakreditasi dengan fasilitas layanan poliklinik Gigi, Umum dan Spesialis 4
besar (Bedah, Penyakit Dalam, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Anak), dilengkapi fasilitas
penunjang Laboraorium, Rontgent , Instalasi Gisi dan Kamar Bedah serta kamar Besalin dan
IGD.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT PARINDU
Struktur Organisasi Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Airlangga
Jombang adalah sebagai berikut:
Ketua MFK
Sekretaris
PJ PJ PJ PJ PJ PJ
Keselamatan Pengelolaan Kesiaapan Penanganan Peralatan Sistem
& Keamanan B3 Menghadapi Kebakaran Medis Utilitas
Bencana
Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) diketuai oleh seorang dokter
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K-3) dibantu staf yang menjalankan fungsi pemeliharaan fasilitas dan
manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3). Staf Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan terdiri dari sekretaris yang menjalankan koordinasi, pengarsipan dan
mengevaluasi program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan, Penanggung jawab
Penanggulangan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana, Penanggung jawab
Keselamatan dan Keamanan, Penanggung jawab Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun, Penanggung jawab Kesiapan Menghadapi Bencana, Penanggung jawab
Pengamanan Kebakaran, Penanggung jawab Peralatan Medik, Penanggung jawab
Sistem Utilitas yang bertugas menjalankan rencana program. Dalam melaksanakan
sosialiasi program kerja di tiap unit pelayanan dibantu oleh masing-masing penanggung
jawab sosialisasi lintas unit yang terdapat di tiap ruangan.
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Dalam tata hubungan kerja ini, Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dengan unit
terkait adalah melakukan kerjasama dalam hal pelaporan dan keikutsertaan kegiatan
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dalam hal:
1. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Tim Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit
a) Pelaporan dari Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan tentang:
Penyehatan lingkungan: lingkungan kerja, makanan dan minuman, air, tempat
pencucian, sampah dan limbah, pengendalian serangga dan tikus, sterilisasi.
b) Pembuatan prosedur pengelolaan seperti tersebut di atas.
2. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian Administrasi
Pengurusan perizinan antara lain: Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Undang-
undang Gangguan, Izin Operasional Rumah Sakit, Izin Pemakaian Lift, Listrik, Diesel,
Instalasi Penyalur Petir, Incenerator, dan Penggunaan Radiasi
3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Subbagian Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan pelaksanaan pelatihan:
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penanggulangan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)
Evakuasi Pasien
4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi
a) Pencatatan dan pelaporan kecelakaan akibat kerja
b) Pengadaan manual peralatan
c) Keikutsertaan pelatihan:
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penanggulangan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)
Evakuasi Pasien
d) Pembuatan ketentuan dan prosedur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
(B-3) dalam hal:
Pengadaan bahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)
Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3)
PELAPORAN
BAB X
PENUTUP
drg. Armiyadi