I. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu program sangat ditentukan salah satunya
bagaimana program tersebut dirancang.Mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit maka Tim K3RS
RSUD Simo,Boyolali harus melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
program manajemen risiko fasilitas.Sementara sebagai suatu tim yang sifatnya
fungsional tugas ini masih bersifat “tugas lain yang diberikan oleh atasan“,
yang pelaksanaanya diserahkan kepada Unit atau Instalasi yang sudah ada.
Program pengawasan terhadap manajemen risiko fasilitas harus selalu
dilakukan karena rumah sakit sebagai institusi yang kegiatan utamanya untuk
melayani pasien yang membutuhkan fasilitas (sarana, prasarana dan
peralatan) memiliki risiko tinggi terhadap masalah kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap pasien, pengunjung, staf dan unit independen.
Latar belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan tempat
kerja yang unik dan komplek. Semakin luas pelayanan dan fungsi tersebut,
maka akan semakin kompleks fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan.
Kompleksitas tersebut membuat rumah sakit mempunyai potensi yang sangat
besar bagi pasien, pekerja medis, dan nonmedis maupun pengunjung rumah
sakit.
Rumah sakit dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi, dan supportif bagi pasien, keluarga staf, dan pengunjung. Untuk
mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis, dan peralatan lainnya harus dikelola
secara efektif. Secara khusus, manajemen harus berusaha keras untuk :
a. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
b. Mencegah kecelakaan dan cedera
c. Memelilhara kondisi aman
Rumah sakit harus menyadari akan seluruh risiko yang ada pada
fasilitas. Ini meliputi keselamatan, seperti keamanan kebakaran, maupun risiko
keamanan. Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan dan cedera,
menjaga kondisi bagi keselamatan dan keamanan pasien, keluarga staf dan
pengunjung serta mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko.
Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau
resiko bagi pasien, staf dan pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari
kehilangan, pengrusakan dan kerusakan atau akses serta penggunaan oleh
mereka yang tidak berwenang.
Oleh karena itu untuk memahami risiko yang ada di fasilitas fisik rumah
sakit, maka rumah sakit dapat melakukan pengawasan mengenai manajemen
resiko di rumah sakit.
√
1) Memberikan kartu identitas / tanda
pengenal bagi penunggu, staf, tamu √
2) Penambahan pemasangan CCTV di
bangsal ELANG √
3) Renovasi pos satpam sebagai temapt
2. KEAMANAN
control sentral CCTV √
4) Monitoring area beresiko dengan
keliling ataupun cek melalui CCTV
5) Pencatatan dan pelaporan insiden
terkait keamanan √
√
√
√
√
√
√
7. PENANGANAN
KEDARURATAN
& BENCANA √
8. KONSTRUKSI
DAN RENOVASI
3 Melakukan 1) Pelatihan karyawan secara umum √
pendidikan atau meliputi pelatihan
edukasi staf keamanan,keselamatan,penanganan
B3 dan limbahnya, serta pelatihan
proteksi kebakaran
2) Pelatihan Tim pemadam kebakaran
Materi pelatihan sama dengan untuk
√
karyawan tetapi ditambah dengan
cara-cara pemadaman kebakaran
lebih lanjut seperti cara pemakaian
APAR
3) Pelatihan kepada tenant / penyewa
lahan,vendor / kontraktor meliputi
pelatihan
keamanan,keselamatan,penanganan
√
B3 dan limbahnya, serta pelatihan
proteksi kebakaran
4) Simulasi penanganan kebakaran
dan simulasi penanganan
kedaruratan dan bencana yaitu
simulasi dilakukan sebagai evaluasi
hasil pelatihan penanggulangan
kebakaran dan rencana darurat juga √
untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada
karyawan dan anggota tim
penanggulan kebakaran dalam
pelaksanaan pemadam awal
kebakaran, evakuasi dan
penyelamatan dengan situasi
mendekati kenyataan.Simulasi ini
dilakukan setiap setahun sekali
4 Monitoring insiden √
atau kecelakaan
kerja karena fasilitas
5 Memberikan laporan √
tahunan tentang
pencapaian program
Heru Dwiyanto,S.Kep