Adapun Kesehatan Kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan kerja dari risiko akibat
yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkaran
kerja yang merupakan adaptasi antara pekerjaan dengan manusia, dan manusia dengan
jabatannya.
Di Indonesia terdapat beberapa pos – pos kesehatan. Yang sudah lama akrab ditelinga
diantaranya adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Ada juga Posyandu Lansia dan
Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular). Pos kesehatan tersebut merupakan salah satu
bentuk pemberdayaan masyarakat. Sehingga masyarakat mampu secara mandiri mengenal
dan mencegah permasalahan kesehatan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik Nasional, pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 254,36 juta jiwa. Jumlah angkatan kerja sebanyak 128,3 juta jiwa, dimana dair
jumlah tersebut sebanyak 33,2 % adalah pekerja formal, dan 60,1% adalah pekerja informal.
Sisanya adalah pengangguran. Jadi jumlah pekerja informal di Indonesia lebih dari setengah
jumlah angkatan kerja.
Kementerian Kesehatan RI melalui Subdit Kesehatan Kerja dan Olahraga melakukan inovasi
dengan membentuk Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Sasaran pos kesehatan ini
adalah kelompok pekerja terutama kelompok pekerja informal. Dalam indikator Renstra
Kemenkes RI Tahun 2015-2019, ditargetkan setiap puskesmas dapat membentuk minimal 1
Pos UKK.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai dengan tahun 2018 jumlah Pos UKK yang
telah terbentuk sebanyak 62 Pos UKK dari 64 puskesmas. Tetapi belum semua puskesmas
telah membentuk Pos UKK. Jenis pekerjaan kelompok pekerja mayoritas dari kelompok
nelayan, petani, pedagang dan industri rumah tangga. Puskesmas Simpang Pesak bahkan
sudah membentuk 14 Pos UKK dalam satu wilayah puskesmasnya.
Bagaimana Pembentukan Pos UKK dan Pelaksanaan Kegiatannya
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) ialah bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok
pekerja informal utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerja.
Prinsip Pos UKK ialah dari, oleh, untuk kelompok pekerja informal masyarakat.
Tahap – tahap pembentukan Pos UKK seharusnya melalui tahap – tahap berikut :
Pertemuantingkatdesa
Surveimawasdiri
Musyawarahmasyarakatdesa
PelatihankaderPos UKK
PembentukanPos UKK
PembinaanPos UKK
Pelayananpreventif:
Mendata jenis pekerjaan untuk mengetahui risiko pekerjaan, pengenalan risiko di tempat
kerja,contoh APD dan membantu pemeriksaan kesehatan awal.
Pelayanan kuratif:
Untuk menggerakkan kegiatan di Pos UKK dibutuhkan seorang kader Pos UKK. Syarat
untuk menjadi kader Pos UKK ialah:
Kementerian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015
telah mengatur tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi.
Pos UKK Terintegrasi ialah Pos UKK yang dalam pelaksanaan kegiatan dan substansinya
dipadukan dengan program atau kegiatan lainnya yang terdapat pada kelompok pekerja dan
bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor
risiko pada penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian penyakit menular dan
tidak menular, pengendalian penyakit bersumber binatang, serta program gizi, kesehatan
produksi, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan dan PHBS yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik.
Mengapa harus dibentuk Pos UKK Terintegrasi yaitu untuk membentuk Pos UKK melalui
jumlah dan kualitasnya dengan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi pada
pekerja dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
Manfaat Pos UKK Terintegrasi adalah pekerja mendapat pelayanan kesehatan secara terpadu
dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat pekerja pada sektor usaha informal secara lebih
efektif dan efisien.
Dari penjelasan diatas, sebenarnya kegiatan Pos UKK yang ada di Bangka Belitung sudah
melaksanakan prinsip Pos UKK Terintegrasi. Namun belum ada kejelasan pasti secara tertulis
melalui surat keputusan kepala desa atau lurah. Hal ini dikarenakan belum ada edaran resmi
dari kepala pemerintahan mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat kecamatan tentang Pos
UKK terintegrasi.
Pada saat jadwal pelaksanaan Pos UKK, beberapa program terkait sudah ikut bersama
pengelola kesehatan kerja. Misalnya pengelola Posbindu PTM.
Salah satu langkah yang diambil untuk mensosialisasikan Pos UKK Terintegrasi ini, pada
tahun 2018 program kesehatan kerja dan olahraga sudah melakukan Rapat Terkait Pos UKK
tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota, yang sudah dilaksanakan di 7 kab/kota.
Pertemuan tersebut sudah mengundang lintas program (Kesga gizi, promkes, kesling,
olahraga, PTM dan PM) dan lintas sektor (Dinas Pertanian, Biro Hukum, Bappeda, Disnaker,
dan Badan PP dan PA) tingkat provinsi dan kab/kota. Dari hasil notulen rapat tersebut
didapat kesimpulan bahwa dari semua pos UKK yang terbentuk sebenarnya sudah
melaksanakan prinsip Pos UKK Terintegrasi tetapi belum secara resmi tercantum dalam surat
keputusan pos UKK.
Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan Provinsi melalui program
kesehatan kerja sehingga dapat melakukan advokasi bagi kepala pemerintahan dan instasi
kesehatan mulai dari tingkat provinsi sampai kecamatan, sehingga mendapat dukungan dalam
menyukseskan program Pos UKK Terintegrasi.
Karena keterbatasan halaman dalam artikel ini, kami berharap dapat membuka ruang diskusi
untuk pembahasan tentang Pos UKK Terintegrasi di ruang Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan pengelola program kesehatan
kerja.