Anda di halaman 1dari 7

1

MODUL PERKULIAHAN

Aspek Hukum
Dalam
Pembangunan
Modul Standar untuk digunakan
dalam Perkuliahan di Universitas
Mercu Buana

Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Dosen Pengampu dapat menerapkan
Modul Standar untuk digunakan dan menggunakan template modul
dalam modul perkuliahan standar untuk modul-modul yang akan
Universitas Mercu Buana dipergunakannya

Standarisasi Modul
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Teknik Sipil MK10230 Widjojo Kurniadhi
Latar Belakang

Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk


1. Menjaga Kualitas Modul dengan adanya acuan-acuan standar yang wajib dipenuhi
oleh dosen pengampu dalam penyusunan modul
2. Mempermudah pengarsipan dengan adanya keseragaman dan penulisan yang
sistematis
3. Menjaga Institution Identity (Identitas Institusi) dengan diaplikasikannya identitas
dari Institusi kedalam modul sebagai pengenal dan pembeda dengan institusi lainnya
4. Membantu meningkatkan webometrics Institusi dengan menerapkan aturan-aturan
yang dibutuhkan dalam penilaian berbasis webometrics

Sistematika Template

Pada Dasarnya Template modul terdiri dari 2 bagian dasar, yaitu:


1. Bagian Sampul
Berisi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi oleh dosen pengampu penyusun
modul. Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan kedalam kolom-kolom yang wajib
diisi dosen pengampu dengan tepat, yaitu :
 Judul Mata Kuliah
 Pokok Bahasan Modul
 Fakultas dan Program Studi
 Modul dipergunakan untuk tatap muka ke berapa
 Kode Mata Kuliah
 Nama Penyusun
 Abstract (Deskripsi) dari modul tersebut (bukan deskripsi mata kuliah)
 Kompetensi (Kemampuan akhir yang diharapkan) dari modul tersebut

2. Bagian Isi
Ketentuan penulisan beserta teknis penulisan serta untuk mempermudah telah
disediakan beberapa heading standar yang dapat digunakan dalam materi modul
(tidak wajib)

3. Daftar Pustaka

Bagian Isi
2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan
2 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kontrak Kerja Konstruksi

 Dalam suatu Proyek Kerja Konstruksi yang baik, selalu ada Kontrak Kerja
Konstruksi.

 Seperti diatur juga dalam perundangan Indonesia yaitu dalam Undang Undanga
Jasa Konstruksi no 2 Tahun 2017 Paragraf 3 Kontrak Kerja Konstruksi Pasal 46 dan
Pasal 47

UUJK No 2 Tahun 2017

Pasal 46

(1) Pengaturan hubungan kerja antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus
dituangkan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.

(2) Bentuk Kontrak Kerja Konstruksi dapat mengikuti perkembangan kebutuhan


dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 47

(1) Kontrak Kerja Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:

a. para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;

b. rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja,
nilai pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu pelaksanaan;

c. masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan


pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;

d. hak dan kewajiban yang setara, memuat hak Pengguna Jasa untuk
memperoleh hasil Jasa Konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi
ketentuan yang diperjanjikan, serta hak Penyedia Jasa untuk memperoleh
informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan layanan Jasa
Konstruksi;

e. penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan


tenaga kerja konstruksi bersertifikat;

f. cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban Pengguna Jasa


dalam melakukan pembayaran hasil layanan Jasa Konstruksi, termasuk di
dalamnya jaminan atas pembayaran;

g. wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah


satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;

h. penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian


perselisihan akibat ketidaksepakatan;

2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan


3 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
i. pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi, memuat ketentuan tentang pemutusan
Kontrak Kerja Konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya
kewajiban salah satu pihak;

j. keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar


kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah
satu pihak;

k. Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa


dan/atau Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu
pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan;

l. pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam


pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;

m. pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat
kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan
kerugian atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;

n. aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan


ketentuan tentang lingkungan;

o. jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain
dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan
Bangunan; dan

p. pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.

(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kontrak Kerja Konstruksi dapat
memuat kesepakatan para pihak tentang pemberian insentif.

Kontrak Kerja Konstruksi di Dunia

• Di Dunia banyak sekali jenis kontrak yang dapat digunakan,seperti misalnya

– JCT (Joint Contracts Tribunal yang diprakarsai oleh RIBA: Royal Institute of
British Architects dan NFBTE National Federation of Building Trades
Employers.

– NEC, (New Engineering Contract) yang banyak juga digunakan di Hongkong

– ICC, International Chamber of Commerce dengan ICC model contracts.

– FIDIC (Fédération Internationale Des Ingénieurs-Conseils/ Federasi Insinyur-


Konsultan Internasional) dengan Rainbow Seriesnya.

– AS4000 (Australian Standard General Conditions of Contract)

– SIA (Singapore Institute of Architects) Conditions Of Contract

– PSSCOC (Public Sector Standard Conditions Of Contract) oleh pemerintah


Singapura.

2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan


4 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Masing masing dengan kelebihan dan kekurangannya, Indonesia pada dekade
terakhir ini banyak menggunakan FIDIC Condition of Contract sebagai Kontrak Kerja
dalam proyek proyek konstruksi yang berskala besar.

• Untuk kontrak yang bersifat umum dan internasional, dalam penerapannya perlu
disesuaikan lagi di masing masing wilayah/Negara. Untuk itu didalam kontrak kerja
konstruksi selalu terdapat pasal mengenai Hukum dan Bahasa Kita ambil contoh:
Dalam FIDIC Red Book, (Persyaratan Kontrak Edisi Maret 2006) Dalam Pasal 1.4
terdapat aturan megenai Hukum dan Bahasa

•  Hukum dan Bahasa

Kontrak harus tunduk pada hukum negara atau ketentuan hukum lain yang
dinyatakan dalam Kontrak. Bahasa yang digunakan dalam Kontrak haruslah yang
dinyatakan dalam Data Kontrak. Bahasa untuk komunikasi haruslah yang dinyatakan
dalam Data Kontrak. Bila tidak dinyatakan di sana, bahasa untuk komunikasi
haruslah bahasa yang digunakan dalam Kontrak.

Hukum Negara di Indonesia

• Karena disebutkan bahwa Kontrak harus tunduk pada hukum Negara dan ketentuan
hukum lainnya dan apabila proyek yang kita kerjakan adalah proyek di Indonesia,
maka kita perlu melihat ke Hukum di Indonesia:

• Hukum Indonesia menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2011


tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, memiliki Hierarki sebagai
berikut:

– Pasal 7(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

– (2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki


sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

•  Jadi setiap proyek konstruksi yang dalam kontraknya menyatakan tunduk pada
hukum Negara maka harus tunduk pada hukum sesuai dengan yang tercantum
undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2011 tersebut diatas.

• Untuk lebih khususnya maka kita perlu mengetahui peraturan/undang-undang mana


yang lebih spesifik ke bidang konstruksi.

2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan


5 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Di Indonesia kita memiliki:

– UNDANG UNDANG

• UUJK No 2 – 2017 (Undang Undang Jasa Konstruksi no 2 tahun 2017


tentang Jasa Konstruksi )

• UU N 24 – 2009( Undang undang No 2 Tahun 2009 Tentang Bendera,


Bahasa , dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan )

• UU No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

– PERATURAN PEMERINTAH

• PP No 22/2020 (Peraturan Pemerintah Nomor 54/2016 Perubahan


Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi)

– PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)

• Perpres 12/2021 (Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 12


Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)

2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan


6 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

2021 Aspek Hukum Dalam Pembangunan


7 Widjojo Kurniadhi, ST,MM
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai