Anda di halaman 1dari 13

Teknik Pengolahan Air

dan Air Limbah


07
Modul ke:

Pengolahan Kedua
Fakultas Secara Anaerobik :
Teknik
An Aerobic Lagoon
Program Studi 15 Okt 2022
Teknik Sipil
Ir. Indrarini Tenrisau . Dipl SE
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
➢ Perbedaan utama antara pengolahan air limbah aerob dan anaerobik adalah
bahwa dalam pengolahan air limbah aerobik, tangki pengolahan selalu dipasok
dengan oksigen, sedangkan dalam pengolahan air limbah anaerobik, oksigen
gas dicegah masuk ke dalam sistem.

➢ Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
Jika masih dibutuhkan untuk mengenghilangan nutrisi atau unsur hara,
khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan
mikroorganisme pathogen , maka dibutuhkan pengolahan lanjutan dari
pengolahan Kedua yakni Tertiary treatment .

➢ Sebagai contoh keunggulan dari Pengolahan Kedua secara Anaerobik adalah


pada pengolahan limbah yang dihasilkan dari Sloughterhouse ( Rumah
Pemotongan Hewan / RPH ).
<
← MENU AKHIRI >

Continuing……..

➢ Limbah tersebut dapat dikatakan memiliki kandungan nutrisi yang


cukup tinggi dan berpotensi menjadi media biakan biota pencemar →
mengakibatkan timbulnya bau yang tidak sedap dan menjadi sumber
pencemar terhadap lingkungan. Limbah dengan kadar bahan organik
tinggi dapat terurai secara biologi (biodegradable), sehingga untuk
menurunkan zat pencemar dalam limbah cair RPH dapat
menggunakan prinsip pengolahan secara biologis → Anaerobik

➢ Pada prinsipnya semua bahan organik dapat didegradasi pada


proses anaerobik dan akan lebih efisien dan ekonomis apabila
limbahnya bersifat biodegradable ( mudah terurai ).

➢ Pada Modul ini, selanjutnya akan dibahas khusus tentang Pengolahan Limbah
secara Anaerobik yang menggunakan bentuk Ponds / Kolam , dengan
beragam tipenya.

<
← MENU AKHIRI >

Beberapa jenis Kolam Stabilisasi berupa Anaerobic Ponds

<
← MENU AKHIRI >

Faktor-factor yang berpengaruh pada Proses Anaerobik

1 Temperatur

• Gas dapat dihasilkan jika suhu antara 4 - 60°C dan suhu dijaga konstan.
Bakteri akan menghasilkan enzim yang lebih banyak pada temperatur
optimum. Semakin tinggi temperatur reaksi juga akan semakin cepat
tetapi bakteri akan semakin berkurang.

2 pH ( Keasaman)

• Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap perubahan pH.


Rentang pH optimum untuk jenis bakteri penghasil metana antara 6,4 -
7,4. Bakteri yang tidak menghasilkan metana tidak begitu sensitif
terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja pada pH antara 5 hingga 8,5.

• Karena proses anaerobik terdiri dari dua tahap yaitu tahap


pambentukan asam dan tahap pembentukan metana, maka pengaturan
pH awal proses sangat penting.

<
← MENU AKHIRI >

Continuing ……

3 Konsentrasi Substrat

• Sel mikroorganisme mengandung Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur


dengan perbandingan 100 : 10 : 1 : 1.

• Untuk pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di atas harus ada


pada sumber makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat
mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Kondisi yang optimum
dicapai jika jumlah mikroorganisme sebanding dengan konsentrasi
substrat.

• Kandungan air dalam substart dan homogenitas sistem juga


mempengaruhi proses kerja mikroorganisme.

• Karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses


penguraian, sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar
mikroorganisme dengan substrat menjadi lebih intim.

<
← MENU AKHIRI >

Continuing…..

4 Zat Beracun

• Zat organik maupun anorganik, baik yang terlarut maupun tersuspensi


dapat menjadi penghambat ataupun racun bagi pertumbuhan
mikroorganisme jika terdapat pada konsentrasi yang tinggi.

• Untuk logam pada umumnya sifat racun akan semakin bertambah


dengan tingginya valensi dan berat atomnya.

• Bakteri penghasil metana lebih sensitif terhadap racun daripada bakteri


penghasil asam.

<
← MENU AKHIRI >

Kelebihan dan Kekurangan Proses Anaerob

<
← MENU AKHIRI >

Kolam Anaerobik/ Anaerobic Lagoon
❑ Digunakan untuk mengolah limbah yang memiliki beban organik tinggi. Pada
kolam anaerobik tidak terdapat adanya zona aerob.

❑ Kedalaman kolam anaerobik biasanya berkisar 2,5-5 m (8-16 ft). Waktu


detensi berkisar antara 20 sampai 50 hari (USEPA 1983b).

❑ Biasanya digunakan untuk mengolah limbah pekat industri dan pertanian.

❑ Keuntungan dari kolam anaerobik dibandingkan dengan proses


pengolahan aerobik adalah produksi lumpur yang rendah dan tidak
memerlukan peralatan aerasi.
❑ Kelemahannya adalah proses ini menghasilkan senyawa yang
menyebabkan timbulnya bau. Oleh karena itu untuk menstabilisasi limbah
dibutuhkan proses pengolahan lanjutan berupa proses aerobik. .

❑ Lagoon untuk air limbah biasanya terdiri dari kolam dari tanah yang luas,
dangkal, atau tidak terlalu dalam dimana air limbah dimasukkan ke dalam
kolam tersebut dengan waktu tinggal yang cukup lama agar terjadi
permunian secara biologis alami sesuai dengan derajat pengolahan yang
ditentukan
<
← MENU AKHIRI >

Jenis Kolam / Ponds
a) Kolam dangkal (shallow pond) .

Didalam sistem kolam dangkal oksigen terlarut (dissolved oxygen)


terdapat pada setiap kedalam air sehingga air limbah berada pada kondisi
aerobic. Oleh karena itu kolam dangkal sering juga disebut kolam aerobik
(aerobic pond). Cara ini sering digunakan untuk pengolahan tambahan atau
sering juga digunakan sebagai kolam tersier.

b) Kolam dalam (deep pond) .

Didalam sistem kolam di alam (deep pond) air limbah berada pada kondisi
anaerobic kecuali pada bagian lapisan permukaan yang relative
tipis.Sistem ini sering disebut kolam anaerobik (anaerobic pond).
sering digunakan untuk pengolahan awal atau pengolahan sebagian
(partial treatment) dari air limbah organik yang kuat dengan konsentrasi yang
tinggi, tetapi harus diikuti dengan proses aerobik untuk mendapatkan hasil
akhir pengolahan yang dapat diterima.

<
← MENU AKHIRI >

Beragam bentuk fisik Kolam Anaerobik

<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
1. Metcalf & Eddy, (2003): Wastewater Engineering – Treatment, Disposal,
Reuse, Mc.Graw-Hill, New 2003,

2. Reynold, Tom & Paul A. Richards.”Unit Operation and Processes in


Environmental engineering”, 2nd ed, PWS, Boston 1996.

3. Eckenfelder, Jr 1997 : ” Industrial Pollution Control”Mc Graw Hill.

4. Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS


and John Wiley & Sons, 1978

5. Fair, Geyer, Okun, “ Water and wastewater Engineering “ John Willey


and Sons, New York.

6. Howard S peavy, Donald R Powe, George T, “ Environmental


Engineering “Mc Graw Hill, Inc.
<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Ir. Indrarini Tenrisau . Dipl SE

Anda mungkin juga menyukai