Anda di halaman 1dari 11

UNSUR-UNSUR MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN IPS

SD/MI

A. UNSUR-UNSUR MEDIA PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI

1. Fungsi Media

Menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002;13-15)

 Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa


 Media dapat mengatasi ruang kelas
 Media dapat memungkinkan adanaya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan
 Media menghasilkan keseragaman penagmatan
 Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis
 Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
 Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
 Media dapat memberikan penglaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai
kepada sesuatu yang bersifat abstrak

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan media

 Media merupakan bagian manunggal (integrated) dengan proses atau system mengajar
 Media merupakan sumber dari pada data
 Guru harus memahami benar hirarki daro pada jenis dan kegunaan media yang akan
dipakai
 Media yang akan dipakai seharusnanya diuji kegunaan dari media yang tersebut
 Penggunaan media harus terorganisir secara sistematis
 Media tersebut harus bisa menguntungkan dan memperlancar proses dan merangasang
semangat beljar siswa

2. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS

Menurut Oemar Hamalik(1985:63) ada 4 klarifikasi medi pengjaran antara lain:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat seperti filmstip, tranparasi, projection, gambar,
ilustrasi, chart, poster, peta dan globe
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar yaitu transkripsi electris, radio,
rekaman, pada tape recorder
3. Alat-alat yang dapat dilihat antara lain film, televise, benda-benda tiga dimensi yang
biasanay dipertunjukan
4. Dramatisasi antara lain bermain peran,sosiodrama, sandiwara boneka

Sedangkan manurut kategorinya media dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Berdasarkan atas penggunananya


Media yang tidak diproyeksikan terdiri dari papan tulis, gambar, peta globe, foto, model,
sketsa, diagram, grafuk. Media yang dpoyeksikan terdiri dari slide, filmstrip, overhead,
proyector(OHP, Micro projection)
2. Berdasarkan atas gerakannya
Media yang tidak bergerak(still) terdiri dari filmstrip, OHP, micro projection. Media
yang bergerak(motion) antara lain film loop, TV, Vidio, Tape,
3. Berdasarkan fungsinya
 Visual media, media untuk dilihat seperti gambar,foto bagan, sketsa,grafik,film,slide
 Audio media media yang didengarkan serperti radio, piringan hitam, tape recorder
 Gabungan Visual media dan Audio media seperti film bicara
 Print media seperti barang-barang cetak biru, buku, surat kabar, majalah buletin
 Display media seperti papan tulis, papan bulletin, papan flannel
 Pengalam sebenarnya dan tiruan sepertu praktikum, permainan, karyawisata,
dramatisasi, simulasi.

3. Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS

1. Media yang tidak diproyeksikan

Gambar diam(still picture) adalah ganbar fotografik atau menyurapai foto grafik yang
menggambarkan lokasi tempat, benda, dan objak tertentu

Gambar grafik(graihic-materials)adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi


yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa

Model dan realita adalah media yang menyerupai benda yang sebenrnya dan bersifat tiga
dimensi

2. Media visual yang diproyeksikan

Terdiri dari dua macam antara lain:


a. Media proyeksi yang tidak bergerak

 Slide adalah gambar transparent yang diberi bingkai yang di proyeksikan dengan cahaya
melalui proyektor
 Film strip(film rangkai) adalah sama seperti slide akan tetapi slide menyjikan gambar
terpisah sedangkan film strp gambar-gambar tersebut tidak terpisah tertapi sudah
tersusun secara terarah
 Overhead projector(OHPP adalah alat yang dirancang untuk menanyalan bahan yang
berbentuk lembaran tranparasi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan diproyeksikan
kelayar yang terletak dibelakang operatornya
 Opaque projector adalah benda yang diproyeksikan dalah benda yang sebenarnya
 Micro projector berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil

b. Media proyeksi yang bergerak

 Film dapat digunakan untuk menerangkan suatu proses gerakan, perubahan, ataupun
pengulangan berbagai peristiwa masa lampau
 Film loop(loop film) serangkain film ukuran 8 mm atau 16 mm yang saling berhubungan
 Televise mempunyai beberapa kelebihan antara lain menarik, up to date, dan selalu siap
diterima oleh anak-anak
 Video tape recorder(VTR) vudio tape tidak dapat menggantikan film karena masing-
masing mempunyai karakter sendiri

3. Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan tranmisi suara untuk tujuan
pembelajaran

 Radio dapat berguna yaitu dapat menyampaikan ide-ide baru, kejadian-kajadian, dan
peristiwa penting dalam duni pendidikan. Kelebihannya antara lain daya jangkau cukup
luas, dala waktu singkat radio dapat menjangkau audience yang sangat besar
 Rekaman, contohnya pidato, ceramah, hasil wawancara,diskusi dan srbainya.
Kelebihannya antara lain play-back dapat dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang

4. Sistem multi media adalah kombinasi dari berbagai media dasar audio visual dan visual yang
digunakan untuk tujuan pembelajaran

4. Teknik Pemilihan Media dalam Pengajaran IPS

Menurut John Jarolimek

1. Tujuan instuksional yang akan dicapai


2. Tingkat usia dan kematanagn anak

3. Kemampuan baca anak

4. Tingkat kesultan dan jenis konsep pelajaran

5. Kaadaan latar belakang pengetahuan anak

Menurut A. Kosasih

1. Kamampuan dan keadan ekonomi guru,sekolah, siswa, serta masyarakat

2. Keadaan dan kemampuan guru dalam mengunakan media

3. Tingkat kamnfaatan alat tersebut

Jadi dapat disimpulkan pamilihan media memperlihatkan beberapa aspek antara lain

1. Selaras dan menunjang tujuan pembelajaran

2. Aspek materi

3. Kondisi siswa

4. Ketersidiaan media

5. Dapat menjelaskan apa yang akan di sampaikan kapad inia

6. Biaya dan pemanfaatan harus seimbang.

B. UNSUR UNSUR METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD

1. Kriteria Menentukan Metode Pembelajaran

Menurut Cheppy HC ada empat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
metode,antara lain:

a. Tujuan
Tujuan merupakan landasan utama untuk menentukan metode sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Kebutuhan dan minat anak
Guru harus mengetahui kebutuhan – kebutuhan anak untuk menentukan rencana
kegiatan pembelajaran.
c. Cara penampilan guru
Kepribadian guru dapat dilihat dari penampilannya. Guru harus mengembangkan
cara mengajar yang mengesankan dan pandai memilih metode yang tepat sehingga
kegiatan pembelajaran akan menyenangkan.

Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih metode hendaknya
memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah :

 Pengajar (guru)
 Siswa
 Tujuan yang akan dicapai
 Materi /bahan
 Waktu
 Fasilitas yang tersedia

2. Macam – Macam Metode Pendekatan Pembelajaran IPS

a. Contectual teaching and learning (CTL)

Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn CTL adalah :

1. Kerja sama

2. Menyenangkan.

3. Pembelajaran terintegrasi

4. Menggunakan berbagai sumber

5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).

6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya siswa,misalnya
peta,gambar,ceritera,puisi.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa hasil karya
siswa,misalnya laporan / tugas,karangan.

b. Cooperative learning

Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan. Pembelajaran tersebut
difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar sisswa dalam kelompok yang bersifat
social dan pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya masing – masing.

Ada lima prinsip untuk mencapai hasil maksimal dari pembelajaran dengan model cooperative
learning yang baru dikembangkan,antara lain:

 Saling ketergantungan
 Tanggung jawab perseorangan
 Tatap muka
 Komunikasi antar anggota
 Evaluasi proses kelompok

c. Metode karyawisata

Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan perjalanan dan kunjungan


yang hanya beberapa jam saja ke tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah ,
asalkan maksudnya memenuhi tujuan instruksional IPS. Seorang guru dapat menerapkan
metode karya wisata yang terarah dan sesuai dengan tujuan instruksionalnya apabila guru
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

 Mengetahui hakikat metode karyawisata


 Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
 Mengetahui langkah – langkah yang ahrus dilakukan sebelum pelaksanaannya
 Mempunyai keterampialn memilih pokok – pokok bahasan yang cocok dikembangkan
dengan metode karyawisata.

Fungsi metode karyawisata

 Mendekatkan dunia sekolah dengan kenyataan


 Mempelajari suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya
 Membekali pengalaman riil pada siswa.
d. Metode role playing (bermain peran )

Metode role playing tidak bias lepas dari metode sosiodrama , sebab keduanya sama - sama
dapat diterapkan dalam pengajaran IPS yang sukar dipisahkan satu sama lainnya. Role playing
adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan peranan ,
sikap , tingkah laku ,nilai dengan tujuan menghayati perasaan , sudut pandang , dan cara
berpikir orang lain.

Dengan demikian roel playing merupakan sutau teknik atau cara agar para guru dan siswa
memperoleh penghayatan nilai – nilai dan perasaan. Sedangkan sosiodrama berarti
mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial.

Tujuan dan manfaat role playing (menurut shaftel)

 Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita hidup.
 Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya.
 Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
 Sebagai penyaluran / pelepasan ketegangan dan perasaan – perasaan.
 Sebagai alat diagnosa keadaan kemampuan siswa.
 Pembentukn konsep secra mandiri.
 Menggali peranan – peranan daripada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian /
keadaan.
 Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah , berfikir kritis , analisis ,
berkomunikasi , hidup dalam kelompok dan lain – lain.
 Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya , cara berfikirnya ,
dan perbuatannya.

e. Metode simulasi

Istilah simulasi berasal dari kata simulate yang berarti pura –pura dan simulation yang
berarti tiruan atau perbuatan yang hanya pura – pura. Sebagai metode mengajar, simulasi
diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep,
prinsip atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi
tiruan.

Tujuan simulasi
 Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi
kehidupan sehari – hari.
 Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
 Untuk latihan memecahkan masalah.

Metode lainnya :

1. Metode ceramah adalah metode yang umum dipakai. Di dalam bentuknya yang klasik
guru memberi ceramah (expository), sedangkan siswa duduk mendengar, mencatat, dan
menghapal
2. Metode diskusi, jika metode ceramah belum dinilai cukup efektif, maka setelah guru
selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau antara
siswa dengan siswa lainnya mengenai materi yang dibahas.
3. Metode Tanya Jawab berlangsung dalam interaksi antara guru dan siswa setelah guru
selesai berceramah/membahas materi.

C. UNSUR-UNSUR STRATEGI PEMBELAJARAN IPS DI SD

1. Prinsip-Prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran IPS SD

Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi seperti apa yang akan
kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena dalam menentukan sebuah strategi
pembelajaran IPS SD kelas awal ini harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan
dengan siswa.

1. Bermakna (meaningful)

2. Integratif (integrative)

3. Berbasis nilai (value based)

4. Menantang (challenging)

5. Aktif (Active)

6. Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD

7. Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa


8. Kesinambungan dan tahapan perkembangan sosial siswa

2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran IPS Sd

a. Pembelajaran Kemampuan Berpikir

Penanaman konsep merupakan penunjang kemampuan berpikir siswa,Konsep merupakan


keadaan lingkungan ( abstraksi ) dari kesamaan dari jumlah benda atau fenomena. Contoh
konsep yakni tanah, sungai, gunung, uang, cuaca dan lain-lain. Pengajaran konsep
mengembangkan kemampuan kognitif dari yang terendah sampai tingkat tinggi

Pengajaran konsep dapat dilakukan melalui dua pendekatan:

Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji fenomena- fenomena sosial untuk


mendapatkan informasi yang selanjutnya dikembangkan menjadi fakta. Fakta-fakta tersebut
dirangkai sehingga menunjukkan adanya suatu kategori atau kesamaan tertentu.

Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan pemberian konsep dan diteruskan untuk
menemukan fakta-fakta yang menjadi bagian konsep.

Pembelajaran kemampuan berpikir termasuk juga didalamnya yaitu suatu kajian terhadap
peristiwa, kejadian, fenomena atau situasi ( studu kasus) tertentu yang terjadi di tempat
tertentu dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu, masa kini atau
masa yang akan datang (S. Hamid Hasan, 1996:192). Sebuah peristiwa dapat dikatakan sebuah
kasus atau kejadian karena peristiwa itu unik serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya
peristiwa tersebut dan tidak terulang di tempat yang lain. Contohnya, peristiwa kelahiran.

Isu Kontroversial merupakan pembelajaran kemampuan berpikir bagi siswa, yang mana
Muessig (S. Hamid Hassan, 1996:202) menyatakan bahwa isu kontroversial adalah sesuatu yang
mudah diterima oleh seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau
kelompok lain. Isu kontroversial lahir dari perbedaan pendapat dan isu kontroversial pun
mengakibatkan perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat muncul dari perbedaan pandangan
seseorang terhadap sebuah fakta.

b. Strategi Pembelajaran Kemampuan Proses

 Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Dalam pengajaran IPS SD kelas di persekolahan guru dapat mendorong siswa untuk belajar
memecahkan masalah dengan menggunakan metode pendekatan pemecahan masala (problem
solving).

Dengan cara pendekatan akan terjalin sebuah komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa sehingga antara guru dan siswa tidak ada pembatas. Yang mana jika tidak ada pembatas
antara guru dan siswa akan dengan mudah untuk mencari atau mengetahui jalan keluar dari
suatu permasalahan.

 Inkuiri

Inkuiri ialah siswa mampu menemukan jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
timbul. Pengajaran inkuiri merupakan bentuk pengajaran yang mengenalkan konsep-konsep
secara induktif. Perbedaaan yang mendasar antara pengajaran inkuiri dengan pemecahan
masalah yakni pengajaran inkuiri lebih menekankan pada pengembangan kemampuan
pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.

 Portofolio

Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut
panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang
siswa. Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja
secara kooperatif.

c. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara bersama-sama,


saling membatu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam
kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Pembelajaran Nilai

Bermain Peran

Suatu proses belajar di mana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain (S.Hamid
Hasan, 1996: 265). Dalam proses belajar bermain peran siswa diajak untuk berpikir, berperan,
dan bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.

Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio drama dengan bermain peran yakni bermain peran lebih luas
ruang lingkupnya sedangkan drama sosial membatasi pada permasalahan yang menyangkut
aspek sosial dalam masyarakat. Perbedaan yang kedua yakni dalam penentuan peran. Dalam
sosio drama sebuah peran dapat ditentukan secara langsung setelah sebuah permasalahan
sosial dibahas oleh guru di dalam kelas. Peran yang dimainkan oleh siswa tidak memerlukan
persiapan khusus seperti dalam bermain peran. Dalam sosio drama reaksi spontan siswa dalam
memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang dikemukakan siswa sebagai pemegang
peran akan berbeda dengan yang aslinya.

e. Pembelajaran Peta dan Globe

Pembelajaran ketrampilan peta dan globe merupakan salah satu metode dalam pembelajaran
geografi. Namun, pembelajaran ini tidak hanya menunjang pembelajaran geografi saja,
pembelajaran sejarah, pendidikan kewarganegaraan, sosiologi bahkan Bahasa Indonesia. Dalam
pembelajaran ini siswa diharapkan mampu membaca dan menunjukkan tempat serta analisa
dalam peta dan grafik. Kita ketahui peta tidak hanya menunjukkan lokasi satu daerah namun,
dalam peta memiliki segudang informasi mengenai penduduk, tempat wisata, pertambangan
dan lain-lain.

f. Pembelajaran Aksi Sosial

Newmann (1975:8) model pembelajaran aksi sosial merupakan pola dan aktivitas belajar
siswa baik di dalam atau dengan kelompok yang dilakukan dengan keterlibatan masyarakat
sebagai aktivitas di mana siswa mendemonstrasikan kepeduliannya terhadap masalah-masalah
sosial. Misalnya menyelenggarakan studi, partisipasi kerja secara sukarela, aktif mengadakan
pendampingan di dalam atau di luar sekolah, dan aktivitas nyata siswa untuk mempengaruhi
kebijakan public di masyarakat yang dilakukan di luar sekolah.

Nasution (1997:179): model pembelajaran aksi social sebagai suatu teknik mengajar guna
membantu anak didik mengembangkan kompetensi social atau kewarganegaraan, sehingga
dapat melibatkan diri secara aktif dalam perbaikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai