Metode Pelaksanaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa

Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Gorontalo 2022
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jln. Prof. Dr. Aloei Saboe No. 92 Kel. Wongkaditi Timur Telp. (0435) 821806
METODE PELAKSANAAN
NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANAL BANJIR TANGGIDAA

LOKASI : KOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO
TAHUN ANGGARAN 2022
1 METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KANAL BANJIR TANGGIDAA
1. UMUM
1) Pekerjaan yang dicakup di dalam metode ini ialah pekerjaan persiapan, system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), pekerjaan tanah, pekerjaan pipa baja gelombang,
pekerjaan beton, rehabilitasi saluran, pekerjaan dewatering, dan lain-lain.
2) Dalam penyusunan HPS untuk pekerjaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa menggunakan
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) PERMEN PU NO. 1 TAHUN 2022
3) Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak dan
memperbaiki cacat mutu selama Masa Kontrak yang harus diselesaikan sebelum berakhirnya
waktu yang diberikan untuk memperbaiki cacat mutu
4) Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar untuk dikonsultasikan
dengan Pengawas Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau
perbedaan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Penyedia Jasa dan
Pengawas Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan
yang dibuat dalam revisi Gambar.
5) Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan setelah
penyesuaian terhadap seluruh rancangan telah selesai, di mana penyesuaian ini harus berdasarkan
data survei lapangan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari Lingkup pekerjaan
dalam Kontrak.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
1) Umum
Lingkup kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan
2) Periode Mobilisasi dan Demobilisasi
Seluruh kegiatan mobilisasi dilakukan pada bulan pertama pekerjaan dilaksanakan paling
lambat setelah satu minggu diterbitkannya surat perintah mulai kerja, dan kegiatan
demobilisasi dilakukan pada bulan terakhir pekerjaan
3) Uraian Kegiatan
Adapun jenis mobilisasi dan demobilisasi diuraikan sebagai berikut :

 Mobilisasi dan demobilisasi alat :
- Concrete Mixer
- Dump Truck
- Excavator Long Arm
- Flat Bed Truck
- Mini Viratory Roller
- Water Pump
- Water Tanker
- Stamper Vibrator Plate
- Jack Hammer
- Survey Equipment
 Mobilisasi lainnya :
- Jembatan Darurat
Jembatan darurat atau jembatan sementara adalah akses lalu lintas sementara
yang disediakan pelaksana proyek di lokasi kegiatan saat mulainya tahap konstruksi
guna menjamin aktivitas lalu lintas tetap kondusif. Pekerjaan ini juga dilakukan untuk
menjamin pengguna jalan yang lewat dilokasi proyek dapat melintas dengan aman
sehingga aktivitas pekerjaan juga dapat berjalan tanpa gangguan. Sebelum
membuat jalur jembatan sementara, hal yang utama dilakukan adalah koordinasi
dengan pemilik lahan (warga setempat) yang digunakan untuk jalur tersebut.
Pembuatan jembatan sementara dilokasi proyek menggunakan rangka batang
kelapa dikarenakan konstruksi ini hanya diperuntukan untuk bentang pendek.
- Shop drawing dan As Built Drawing
Pada tahapan ini dilakukan proses pembuatan shop drawing, gambar ini akan
menjadi acuan yang jelas bagi semua pihak yang bekerja di lapangan. Selain itu,
gambar kerja tersebut juga akan meminimalisir terjadinya kesalahan di lapangan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam pembuatan gambar kerja ini adalah
survey lapangan dengan melakukan pengukuran kembali. Selanjutnya melakukan
pengamatan gambar kontrak untuk membandingkan gambar perencanaan dengan
kondisi di lapangan. Setelah gambar kerja dibuat Penyedia harus mengajukan
gambar kepada pihak Direksi. Jika gambar sudah disetujui Penyedia bisa segera
mendistribusikan gambar kerja tersebut kepada semua personel kerja lapangan.
Gambar kerja ini nantinya akan dibandingkan dengan As built drawing yang dibuat
setelah pekerjaan selesai.
- Administrasi dan dokumentasi (pelaporan kemajuan fisik)
Pada tahapan ini dilakukan proses administrasi meliputi surat menyurat, arsip
file, pelaporan setiap aspek pekerjaan baik laporan harian, mingguan, dan bulanan
dan juga pelaporan progres kemajuan pekerjaan dilapangan dan lain lain serta untuk
dokumentasi ialah dilakukan pengambilan foto untuk tahapan setiap pekerjaan
dilapangan pada masa pelakasanaan pekerjaan.
- Papan proyek
Untuk papan nama proyek akan dilakukan pengesetan pada printing grafika dan
akan diprint sebagai spanduk dan dipasangkan pada tiang kayu penyangga. Papan
nama proyek dengan dimensi ukuran 1,5 x 1,2 m yang memuat tentang identitas
proyek, terlebih dahulu dipasang sebagai tanda dimulainya pekerjaan. Untuk patok
penunjuk arah akan dibuat dari kayu dan diberi tanda penunjuk arah. Papan nama
proyek biasanya berisikan tulisan :
a) Nama Pekerjaan
b) Sumber Dana
c) Nilai Pekerjaan
d) Nama Kontraktor Pelaksana
e) Nama Konsultan Pengawas
f) Nama Instansi
g) Nama Subtansi / Dinas
2.2 Sewa Lahan

Sewa lahan sebagai tempat penampungan material Pipa Baja Gelombang, lokasi
pembangunan direksi keet dan gudang. Estimasi penyewaan lahan selama 5 bulan dengan luasan
minimal 1000 m2.
2.3 Direksi Keet

1) Umum
Pada tahapan ini Penyedia jasa harus menyediakan sebuah direksi keet dengan konstruksi
sementara yang akan digunakan sebagai kantor dimana dibutuhkan untuk pengelolaan dan
pengawasan kegiatan. Direksi keet dan fasilitasnya berada di lahan yang telah disewa dimana
berdekatan dengan pekerjaan utama. Setelah pekerjaan selesai, direksi keet harus dibongkar
dan dibersihkan.
Di Direksi keet harus dilengkapi dengan :
No. Item Volume
1 Papan Nama 1 bh
2 Meja 1 bh
3 Kursi 6 bh
4 Kalender 1 bh
5 Kotak P3K 1 set
6 Papan Tulis / White Board 1 bh
7 Papan Informasi 1 bh
8 Papan untuk menempel gambar kerja 1 bh
2) Bahan
- Kaso 5/7
- Dinding triplek 4mm
- Fondasi pasangan batu
- Paku
- Seng gelombang
- Paku asbes
- Floor lantai (Beton lantai kerja)
- Teakwood 4mm ukuran pintuasir Pilihan
3) Alat
- Alat bantu tukang
2.4 Gudang Bahan/Material

Gudang merupakan tempat penyimpanan barang atau bahan, baik berupa bahan baku (raw
material), barang setengah jadi (work-in-process), atau barang jadi (finished goods). Aktivitas di
dalam suatu gudang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang atau bahan
dari suatu tempat ke tempat berikutnya.
Gudang sementara terbuat dari rangka kayu kelas III, dengan triplek tebal lebih besar/sama
dengan 4 mm, atap seng gelombang BJLS 30, lantai tanah dan dilengkapi dengan penghubung
dengan untuk pelayanan utilitas. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan
maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Ukuran gudang minimal 10 x 20 m².
Gudang mempunyai peran yang semakin penting dalam sistem logistik dan rantai pasok.
Gudang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan, namun juga dapat mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut:
a) Gudang sebagai Terminal Konsolidasi
Gudang sebagai terminal konsolidasi (consolidation terminal) berfungsi sebagai tempat untuk
mengumpulkan barang yang berasal dari beberapa lokasi asal (misalnya pabrik) untuk
disalurkan ke lokasi tujuan. Masing-masing pabrik berbeda lokasi maupun barang-barang
yang diproduksinya, sehingga fungsi gudang di sini sebagai tempat pengumpulan dan
pengaturan barang-barang
b) Gudang sebagai Pusat Distribusi
Gudang sebagai pusat distribusi (distribution center) digunakan sebagai tempat pengumpulan
dan penyimpanan barang atau produk sementara waktu dari suatu lokasi.
c) Gudang sebagai Tempat In-Transit Mixing
Gudang sebagai tempat in-transit mixing berfungsi sebagai tempat untuk mencampur
(mengkombinasikan) barang atau produk yang dikirim dari beberapa tempat asal (misalnya
pabrik) yang menghasilkan produk yang berbeda-beda ke beberapa pelanggan dengan
kebutuhan barang atau produk dengan kombinasi yang berbeda-beda.
2.5 Pengukuran Trase Saluran

1) Umum
Pengukuran trase saluran dilakukan pada tahap awal pekerjaan. Tujuannya untuk
memastikan seberapa besar jumlah perubahan yang akan diakibatkan oleh terjadinya
pelaksanaan sebuah perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Metode Pelaksanaan
a. Hal pertama yang dilakukan penyedia jasa yaitu mengajukan permohonan kepada Direksi
b. Pengukuran dilakukan oleh penyedia jasa disaksikan oleh pengawas lapangan atau Direksi
c. Apabila terjadi perbedaan ukuran, maka penyedia jasa wajib melaporkan kepada pengawas
lapangan atau Direksi
d. Pengukuran dilakukan dengan alat standar atau dipercaya kebenarannya dan disetujui oleh
Direksi terutama untuk pengukuran kedalaman
3) Peralatan
- Alat ukur digital
2.6 Patok Tetap Bantu

Patok tetap bantu merupakan patok yang terbuat dari beton. Pelaksana diwajibkan memasang
patok tetap bantu pada titik yang telah mempunyai koordinat fixed sebagai acuan tetap penggalian
dan untuk menjaga elevasi. Patok tetap bantu akan dipasang disetiap 50 meter dengan ketinggian
menyesuaikan hasil ukur elevasi. Patok tetap bantu dipasang pada tahap persiapan pekerjaan
(setelah melakukan pengukuran) sampai akhir masa pemeliharaan
1) Bahan
- Timbunan pasir
- Pembesian
- Bekisting
- Beton K-175
2) Peralatan
- Alat bantu tukang
2.7 Tebas Tebang 1 Batang Pohon/Tumbuhan ⏀ 50 – 75 cm

Tebas dan tebang 1 batang pohon/tumbuhan ini merupakan proses penebasan atau
penebangan batang pohon/tanaman yang memiliki diameter 50 – 75 cm dimana berada di
sepanjang lokasi proyek untuk persiapan lahan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
penyedia terlebih dahulu mengajukan request mulai pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta
arahan dan petunjuk dari pengawas lapangan atau Direksi. Hasil dari penebasan atau penebangan
batang pohon/tanaman akan dibuang ke disposal area yang telah ditentukan oleh Direksi.
1) Peralatan
- Chainsaw
2.8 Cabut 1 Tunggul Pohon Tanaman Keras ⏀ 50 – 75 cm

Cabut 1 batang pohon tanaman keras ini merupakan proses pencabutan tunggul pohon
tanaman keras yang memiliki diameter 50 – 75 cm dimana berada di sepanjang lokasi proyek
untuk persiapan lahan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini penyedia terlebih dahulu
mengajukan request mulai pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta arahan dan petunjuk dari
pengawas lapangan atau Direksi. Hasil dari pencabutan tunggul pohon tanaman keras akan
dibuang ke disposal area yang telah ditentukan oleh Direksi.
1) Peralatan
- Chainsaw
2.9 Bongkar Beton Dengan Jack Hammer

Pekerjaan ini mencakup pembongkaran saluran lama baik beton, maupun plat beton bertulang,
baik keseluruhan ataupun sebagian, dimana lokasi pekerjaan seperti yang ditunjukkan pada
gambar kerja. Pembuangan bahan hasil bongkaran ke tempat disposal area yang ditunjuk oleh
Direksi.
1) Peralatan
- Jack Hammer
2.10 Pemagaran Daerah Kerja (Rangka Kayu + Seng Gelombang)

Pemagaran daerah kerja ini dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan beton pola.
Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja di dalam lingkungan proyek dan sekaligus
sebagai pemisah aktifitas di luar dan di dalam areal proyek. Pagar pengaman ini dibuat
berdinding seng gelombang dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh, dibangun
mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai pengaman. Pemagaran
dengan panjang 50 meter akan dibuat temporer dimana akan dipindahkan menyesuaikan dengan
pelaksanaan pekerjaan beton pola.
 Bahan :
- Seng gelombang
- Dolken kayu
- Semen
- Pasir beton
- Koral beton
- Kayu 5/7
- Paku 7 cm
 Alat :
- Alat bantu tukang
3. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

3.1 Lingkup kegiatan
1) Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi
a) Pembuatan dokumen rencana keselamatan konstruksi
b) Pembuatan prosedur dan instruksi kerja
c) Penyiapan
2) Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
a) Papan Informasi K3
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
a) APD antara lain :
- Topi pelindung (safety helmet)
- Pelindung pernapasan dan mulut (masker)
- Sarung tangan (safety gloves)
- Sepatu keselamatan (safety shoes) pekerja
- Rompi keselamatan (safety vest)
4) Asuransi dan Perizinan
a) Asuransi
5) Personil K3 Konstruksi
a) Petugas K3 Konstruksi
6) Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
a) Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban, dll)
7) Rambu-rambu Yang Diperlukan
a) Rambu Peringatan
8) Penyediaan Fasilitas Pencegahan Covid-19
a) Pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan)
b) Masker untuk tamu 3 ply ex. Sensi
3.2 Keselamatan Kerja

1) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, penyedia jasa
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis
serta konstruksi.
2) Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada konsultan dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan tersebut.
3.3 Prosedur Operasi Standar (SOP)

1) Membuat SOP Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).
2) SOP Diajukan Kepada Direksi Teknis Untuk Dievaluasi.
3) Menyampaikan Laporan Pelaksanaan SOP Kepada PA / KPA
3.4 Manajemen dan Keselamatan Lalulintas

1) Manajemen dan keselamatan lalulintas bertujuan meminimalisir gangguan lalulintas akibat
aktivitas pekerjaan proyek, dengan demikian maka tingkat kemacetan lalulintas dapat
dikendalikan dan demikian sebaliknya.
2) Rambu lalulintas, peringatan, pagar pembatas, dll akan dipasang pada lokasi konstruksi
maupun daerah rawan lainnya, disamping itu koordinasi dengan pihak terkait juga akan
dilaksanakan secara berkala untuk mencari solusi agar kelancaran lalulintas tetap terjamin.
3) Penempatan flagman pada lokasi pekerjaan maupun daerah rawan lainnya untuk menghindari
terjadinya kecelakaan akibat aktivitas proyek.
4) Pembersihan kotoran akibat aktivitas proyek (sampah, tanah, dll) untuk menghindari tingkat
resiko terjadinya kecelakaan akibat kotoran tersebut.
Peran manajemen lalu lintas tersebut antara lain:
 Bagaimana mengisolasi area konstruksi dari lalu lintas umum yang ada
 Mengidentifikasi dan mengatur wilayah kerja
 Sosialisasi kepada pengguna jalan melalui media antara lain spanduk, informasi radio, dll
 Pemeliharaan Jalan umum keluar masuk kendaraan alat berat di lokasi proyek
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, rencana manajemen lalu lintas harus disetujui oleh
Direksi dan terkoordinasi dengan pihak-pihak sebagai berikut:
1. Kepolisian lalu lintas
2. Dinas Perhubungan
3. Instansi lainnya yang terkait
4. PEKERJAAN TANAH
4.1 Galian Tanah (Alat)
Pekerjaan galian tanah mencakup galian pasangan batu existing dilakukan sedalam maks. 3,5
meter dengan uraian kerja sebagai berikut :
• Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator (long arm).
• Selanjutnya Excavator (long arm) menuangkan hasil galian ke dalam dump truck.
• Dilanjutkan dengan mengangkut material atau hasil galian menggunakan dump truck dimana
jarak angkut < 3 km
• Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian
Galian dibuat sesuai dengan diameter pipa Corrugated ditambah + 60 cm untuk proses
pemadatan atau minimum mesin Stamper dapat bekerja. Secara umum, jarak antara pipa dan
permukaan dinding samping galian adalah ± 60 cm. Dinding samping galian dapat dibuat tegak
lurus atau miring, sesuai dengan kondisi di lapangan – Kondisi Tanah Padat dan Kondisi Tanah
Mudah Longsor.
1) Peralatan
- Excavator Long Arm
4.2 Timbunan Pasir Pilihan Dari Sumber Galian

Bahan untuk timbunan lebih dianjurkan jika berbentuk butiran agar dapat memberikan
performa struktur yang baik, batuan yang digerus halus (kerikil) atau bahan yang serupa yang
dipadatkan hingga tercapai nilai CBR 85. Semua bahan timbunan (urugan) harus bebas dari
bahan sampah atau tumbuhan dan dari batuan besar, atau gumpalan keras yang tidak akan
merata (adanya rongga tanah), sehingga membahayakan kestabilan bentuk dari Armco
Pengisian timbunan pasir pilih di atas (pada seluruh permukaan) struktur baja harus
diselesaikan dengan menggunakan bahan yang pada dasarnya sama dengan bahan yang
digunakan untuk backfill di sekelilingnya yang ditempatkan dan dipadatkan dengan cara yang
sama.
1) Bahan
- Timbunan pilihan
2) Peralatan
- Alat bantu tukang
4.3 Pemadatan Timbunan

Untuk proses pemadatan digunakan stemper. Stemper pada umumnya diperlukan di daerah
yang tidak luas. Stamper tersebut untuk memadatkan lapisan layer per layer. Jika digunakan alat
Baby Roller, maka backfill yang dekat dengan struktur tidak boleh melewati batas 90 cm dari ¼
struktur bagian bawah, dan harus ditumbuk (manjalani proses tamping) dengan menggunakan
peralatan tangan atau peralatan genggam yang menggunakan tenaga listrik. Harus diperhatikan
secara khusus bahwa backfill kembali harus dijaga pada ketinggian yang sama pada kedua sisi
pipa.
Bahan urugan di sekeliling struktur harus ditempatkan seimbang (balance) pada kedua
sisinya dalam beberpa lapisan yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan bersamaan
hingga tercapai nilai CBR 85. Bahan backfill harus ditempatkan secara merata agar bahan itu
tetap berada pada ketinggian (elevation) yang sama pada kedua sisi struktur itu
1) Peralatan
- Stamper
5. PEKERJAAN PIPA BAJA GELOMBANG (MULTY PLATE PIPE ARCH)

5.1 Pengadaan Pipa Baja Gelombang (Multy Plate Pipe Arch)
1) Umum
Baja Bergelombang adalah suatu profil baja yang dibuat dari lembaran plat baja yang
dibentuk gelombang yang bertujuan untuk menghasilkan momen inersia yang besar, sehingga
dengan tebal plat yang tipis mampu menghasilkan kekuatan untuk menahan beban. Pipa Baja
Bergelombang adalah struktur pipa yang terbuat dari lembaran-lembaran plat baja yang sudah
mengalami proses gelombang (corrugation) dan proses pelengkungan plat (Curving) dan plat
disambungkan dengan menggunakan baut mutu tinggi.
Keunggulan Pipa Baja Gelombang :
a) Berat Ringan
Dibuat dari lembaran plat yang tipis, dengan segmen yang kecil dengan sistem
bergelombang akan menghasilkan berat pipa bergelombang yang ringan dibandingkan

beton, sehingga memudahkan dalam pekerjaan struktur.
b) Kekuatan
Pipa Baja Bergelombang / Corrugated Steel Pipe diturunkan dari sifat mekanik baja
dikombinasikan dengan interaksi dengan baja dan tanah. Proses pembuatan material
dengan teknologi yang canggih dan dilakukan pengecekan setiap detail pekerjaan
sehingga menghasilkan material yang memenuhi spesifikasi dan design secara teknis.
Interaksi baja, tanah dan pembebanan struktur dengan tekanan tinggi yang mampu di
tahan pipa baja bergelombang dengan tebal baja yang relatif tipis. Pipa Baja
Bergelombang / Corrugated Steel Pipe menyerap dan mentransfer beban hidup dan
mati vertikal ke tanah sekitarnya dan seluruh permukaan pipa.
c) Instalasi
Pipa Baja Bergelombang / Corrugated Steel Pipe dirakit dengan sistem join baut
sehingga perakitannya mudah dan peralatan yang sederhana dengan tetap mengacu
pada gambar susunan potongan dan petunjuk pemasangan yang disertakan dalam
setiap pengiriman
d) Transportasi
Pipa Baja Bergelombang / Corrugated Steel Pipe diproduksi dalam bentuk segmen –
segmen sehingga dalam metode pengangkutan dapat diangkut dalam jumlah banyak
dengan kubikasi yang kecil dan di packing dengan rapih sehingga meghilangkan
kekhawatiran kerusakan struktur ketika diangkut jarak jauh ataupun kondisi geografis
lokasi yang sulit diakses
e) Ukuran
Panjang plat Multy Plate Pipe Arch tersedia dalam ukuran panjang standar 2,4 meter.
Dengan terdiri dari 5 jenis modul, yaitu :
- Plat 2 Modul terdiri dari 3 lubang pada ujung-ujung plat ke arah transversal.
- Plat 3 Modul terdiri dari 4 lubang.
Semua lubang ini berada sepanjang korugasi ujung penampang plat.
5.2 Pengiriman Pipa Baja Gelombang (Multy Plate Pipe Arch)

Saat pengiriman beberapa plat untuk MPPA dan MPA, akan ditandai dengan pewarnaan untuk
membedakan radiusnya.
- Plat yang di bagian atas (TOP) diberi dengan warna merah,
- Plat yang di bagian samping (SIDE) diberi warna kuning,
- Plat yang di bagian bawah (BOTTOM) diberi warna hijau.
5.3 Pemasangan Pipa Baja Gelombang (Multy Plate Pipe Arch)

1) Metode Pemasangan / Perakitan
a) Material plat disusun dengan posisi zig-zag antar sambungan posisi memanjang
b) Pada saat proses installasi hendaknya memperhatikan posisi lubang baut pada plat,
karena salah penempatan posisi mengakibatkan lubang pada sambungan tidak bisa
bertemu.
c) Penempatan plat harus sesuai dengan layout gambar dari
Pada tempat-tempat dimana bagian bawah tidak dapat diraih dengan tangan, pemasangan
dilakukan dengan cara :
a) Masukkan baut ke dalam lubang dari luar, dan seperti pada gambar, ganjal baut dengan
meletakkan gelondongan/ balok kayu dibawahnya.
b) Seperti pada gambar, selanjutnya tekan baut sehingga mur dapat masuk, kemudian
kencangkan dan sesudah itu pindahkan gelondongan/ balok kayu.
2) Peralatan
a) Hand hook (untuk mengikat plat)
b) Pinbar (untuk memposisikan pertemuan lubang)
c) Kunci shock 34 mm
d) Hammer / Palu
e) Alat bantu
f) Alat berat angkut
6. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton ini mencakup pelaksanaan pekerjaan beton saluran drainase, beton drain box,
beton manhole, beton lubang lumpur, pedestrian serta plat deker. Tahapan pelaksanaan pekerjaan
beton dimulai dari pekerjaan bekisting, pembesian serta pengecoran. Uraian tahapan pekerjaan ini
sebagai berikut :
6.1 Pekerjaan Bekisting
1) Umum
Penggunaan sebuah bekisting, tidak terlepas dari upaya penyelesaian pekerjaan beton atau
beton bertulang, guna memperoleh bentuk permukaan beton sesuai yang ditentukan.
2) Persyaratan
 Memenuhi syarat konstruksi:
- Kuat
- Ringan
- Tidak mudah rusak
- Murah
 Tidak mudah menyerap air dalam waktu singkat

 Mudah dibongkar, tidak lekat dengan beton
 Tidak bocor (terutama didalam air)
 Bersih dari kotoran dan sampah
 Dapat ditangani dengan aman
 Hal pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahannya yaitu dibuat dari multiflex
12 mm atau 18 mm dengan terlebih dahulu dilapisi bahan yang dapat meningkatkan
ketahanan terhadap air (minyak bekisting)
 Dilanjutkan dengan pemotongan multiflex menyesuaikan dengan dimensi yang tertera pada
gambar kontrak
 Apabila sudah selesai menyiapkan kerangka dan juga bentuk dari bekisting kemudian lipat
menjadi empat
 Selanjutnya buat stang pengait dari kayu untuk memantu mengunci keempat sisi bekisting
tersebut
 Hal yang perlu diingat sebelum memutuskan untuk membuat bekisting walaupun kekuatan
dan kekokohan harus diutamakan. Tetapi bekisting harus dibuat sedemikian rupa agar
kelak mudah dibongkar tanpa adanya merusak konstruksi beton yang telah didirikan
4) Bahan
- Multiflex 12 mm atau 18 mm
- Kaso 5/7 cm
- Paku 5 cm dan 7 cm
- Minyak bekisting
5) Peralatan
- Alat bantu tukang
6.2 Pekerjaan Pembesian

1) Umum
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap bagian
besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi pekerjaan tidak
boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah ditentukan. Besi tulangan
harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat pembuatannya

 Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak, kotoran lain.
Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar
sebagaimana ditunjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan tidak
berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.
 Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia
Jasa harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan terikat kuat pada tempatnya.
 Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi tulangan
lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan kawat baja
lunak yang disetujui Direksi Pekerjaan, dan pengikatan harus cukup kuat dengan tang.
Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.
 Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum penulangannya
disetujui Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, sekurang- kurangnya 24
(dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
 Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan didalam
gambar, posisi dan metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungan kekuatan
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3) Bahan
 Besi beton
 Kawat beton
4) Peralatan
 Alat bantu tukang
6.3 Pekerjaan Beton

a) Penyiapan tempat kerja
 Penyedia Jasa harus menyediakan plastik sebagai lantai kerja pengecoran untuk
memastikan lokasi pengecoran tidak tercampur dengan material alam lain serta air
yang dicampur tidak akan merembes ke tanah
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
b) Pencampuran beton
 Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan additive bila
diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk menghasilkan
kekuatan yang diharapkan.
 Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari dengan
ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel di bawah ini :
Tabel 1. Klasifikasi mutu beton
Semen Pasir Kerikil w/c
Mutu Beton Air (liter)
(kg) (kg) (kg) ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
 Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam batas yang ditetapkan
untuk mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang benar. Tidak
diperkenankan penambahan air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum
ditempatkan. Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump
dari pada adukan beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.
 Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk dalam waktu yang tidak lebih dari
satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.
 Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu pencampuran
terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3
harus ditambah seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3.
 Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi kapasitas
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan pabrik
pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan warna
yang merata secara menerus dan disetujui Direksi Pekerjaan.
 Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum melakukan pekerjaan.
Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.
c) Pengecoran beton
 Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
 Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.
 Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak meninggalkan bekas.
 Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga penempatan dan
penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran.
 Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu, berurutan mulai dari
bawah.
 Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi tulangan dan bagian
– bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan disetujui Direksi
Pekerjaan secara tertulis.
 Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi pemisahan
butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih
dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya.
 Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus ditempatkan pada
posisi yang benar secara vertikal maupun horizontal, dengan permukaan dibuat kasar
atau bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
 Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan sebelumnya atau
mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara menerus sampai dengan
selesai. Bila perlu Penyedia Jasa harus bekerja lembur untuk mencapai target
tersebut.
2) Bahan
 Semen portland
 Pasir beton
 Kerikil
 Air
3) Peralatan
 Concrete mixer
6.4 Pekerjaan Beton Box Culvert (120 x 120 x 120)

Beton box culvert adalah nama produk beton pracetak (precast) berbentuk kotak yang
diproduksi dengan menggunakan cetakan besi dengan tujuan pembuatannya untuk kepentingan
saluran dalam tanah atau gorong-gorong, beton ini juga merupakan salah satu dari jenis
reinforced concrete.
Beton Precast atau pracetak adalah seluruh atau sebagian dari elemen struktur yang dicetak
pada satu tempat tertentu baik yang berada dilingkungan proyek maupun jauh dari proyek (pabrik)
yang kemudian akan dipasang pada strukturnya
Pelaksanaan beton box culvert akan dipasang melintasi jalan utama dimana akan
menghubungkan antara kanal tanggida dan saluran kota. Box culvert dapat dipasang setelah pipa
baja telah terpasang.
6.5 Pemasangan Penutup Grill Drain Box dan Lubang Lumpur

 Tanam angkur atau dinabold untuk menyatukan grill dengan sloof
 Tanam angkur didalam sloof sesuai jarak lubang frame bersamaan pembuatan dudukan
 Setelah dudukan kering dan kuat, frame grill dipasang rata dengan dudukan (tidak goyang)
 Permukaaan grill harus rata dengan beton atau jalan tempat grill terpasang
 Setelah grill terpasang, masukkan mur pada angkur dan kencangkan
2) Bahan
 Pabrikasi besi tuang
3) Peralatan
6.6 Pemasangan Penutup Grill Manhole

 Sebelum ukurlah kerangka (frame) penutup manhole dengan teliti agar pemasangan
penutup manhole tidak keliru.
 Buatlah dudukan penutup manhole dengan menggunakan beton. Pastikan ukuran dudukan
sesuai dengan ukuran kerangka (frame) penutup manhole
 Tanamlah besi angkur ke dalam sloof. Fungsi angkur yaitu untuk menyatukan antara
kerangka (frame) penutup manhole dengan sloof
 Pasang kerangka (frame) penutup manhole diatas dudukan pastikan permukaan kerangka
(frame) penutup manhole rata dan tidak bergerak (goyang).
 Pasanglah mur (bolt) kedalam lubang kerangka (frame) penutup manhole
 Lakukan pengecoran beton pada bagian sisi kerangka (frame) penutup manhole supaya
penutup manhole lebih kokoh dan kuat. Tanam angkur atau dinabold untuk menyatukan
grill dengan sloof
2) Bahan
 Pabrikasi besi tuang
3) Peralatan
6.7 Pekerjaan Beton Pola

 Pengecoran beton dapat dilaksanakan jika pekerjaan penutup saluran dan telah selesai
dipasang.
 Memasang dan padatkan urugan pasir di atas penutup saluran dan di bawah rencana
pemasangan beton pola
 Setelah urugan pasir padat, bekisting dipasang di atas urugan pasir di area kerja disesuaikan
dengan gambar rencana. Bekisting dibuat dari bahan yang kuat dan lentur sehingga dapat
membentuk pola yang diinginkan seperti kaso dan tripleks.
 Beton dituang dilokasi dan dilevel sesuai elevasi setempat. Beton dipadatkan seperti biasa
dan diratakan (screeding) menggunakan alat bantu aluminium yang tidak mudah
melengkung. Biarkan beton curing secukupnya.
 Dalam keadaan beton setengah setting dan telah diratakan, tebar colour hardener diatas
beton kemudian diratakan kembali sehingga warna hardener tercampur rata dan masuk
kedalam permukaan beton yang masih basah.
 Setelah beton tertutup colour hardener secara merata, release agen ditebarkan secara sedikit-
sedikit diatasnya dan tidak diratakan. Release agen berfungsi sebagai warna efek sehingga
penggunaanya hanya sebatas untuk tambahan. Kemudian permukaan beton siap untuk dicap
sesuai pola/tekstur yang diinginkan dengan menggunakan cetakan motif. Pengecapan beton
dapat dilakukan jika tingkat kekeringan beton telah mencapai 80%.
 Setelah proses pengecapan telah selesai, permukaan akan ditutup dengan plastic cor dan
tidak boleh dilewati sampai dengan beton berumur cukup keras untuk diakses (28 Hari).
 Setelah beton mengering dan cukup umur, lalu cuci beton dengan air, sedikit sabun dan sikat
secara manual atau cuci dengan water pressure hingga permukaan beton dianggap bersih.
Permukaan beton yang asih basah didiamkan agar kering dengan sendirinya.
 Setelah kering sempurna, sealer/coating akan diaplikasikan pada permukaan beton yang
sudah kering sehingga terlihat hasil beton yang berpola dan berwarna.
 Tunggu 2-3 jam sebelum permukaan beton yang dilapisi sealer/ coating siap untuk dapat
diakses.
7. PEKERJAAN RELOKASI DAN PENANGANAN UTILITAS

Dalam pekerjaan ini terdapat relokasi tiang dan penanganan jaringan PLN, relokasi tiang
Telkom/mimosa serta relokasi pipa PDAM dan aksesories. Penyedia harus atau wajib berkoordinasi
dengan instansi terkait tentang relokasi utilitas yang dimaksud (PLN, PT. Telkom, Mimoza, PDAM).
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
8.1 Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dari
puing-puing atau sisa material dan peralatan kerja. Semua perkerasan dan struktur harus diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang digunakan untuk perkerasan harus disikat sampai bersih, permukaan lainnya harus
digaruk sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang. Pembersihan akhir juga
meliputi pembongkaran direksi keet dan gudang, dimana sisa material hasil bongkaran harus
dibuang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi.
8.2 Uji Lab Beton

Uji lab beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton untuk mutu K175 dan
K250, pembuatan campuran beton dilakukan melalui dua tahap yaitu JMD (Job Mix Design) dan
JMF (Job Mix Formula). Tahap pertama JMD untuk menentukan layak atau tidaknya rencana
campuran tersebut digunakan. Tahap kedua JMF proses pembuatan campuran dengan
menggunakan hasil dari JMD. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari dengan
benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Metode pelaksanaan
pembuatan sampel uji yaitu :
 Siapkan cetakan beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang
sudah diberi pelumas di bagian dalamnya. Hal ini untuk memudahkan dalam pelepasan
beton nantinya
 Buat adukan beton dengan kualitas yang sama dengan yang digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan, masukkan adukan ini ke dalam cetakan. Masukan secara bertahap menjadi 3
lapisan yang sama.
 Ditiap lapisannya diberi tusukan hingga 25 kali dan ratakan bagian atas adukan. Jangan lupa
catat tanggal dan jam pembuatan beton tersebut
 Biarkan adukan beton ini selama 24 jam, kemudian rendam beton di dalam air selama
beberapa saat sebelum dibawa ke laboratorium pengujian.
 Apabila telah keras maka beton siap diuji menggunakan mesin compressor yang akan
memberikan tekanan.
JADWAL PELAKSANAAN
Pekerjaan : Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa
Lokasi : Kota Gorontalo
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI Bulan VII Bulan VIII
No. Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Persiapan
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
2 Direksi Keet
3 Sewa Lahan
4 Gudang Bahan
5 Pengukuran Trase Saluran
6 Patok Tetap Bantu (PTB)
Tebas tebang 1 batang pohon/tumbuhan ∅ >
7
50 s.d 75 cm
Cabut 1 tunggul pohon tanaman keras ∅ > 50
8
cm s.d. 75 cm
9 Bongkar beton (jack hammer)
Pemagaran daerah kerja (Rangka Kayu +
10
Seng Gelombang)
Sistem Manajemen Keselamatan dan
B
Kesehatan Kerja (SMK3)
C Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah (A)
Mengangkut material atau hasil galian
2 Menggunakan Dump Truck Jarak angkut < 3
Km
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian Sebagai
3
Pondasi
4 Pemadatan Timbunan Pilihan
5 Timbunan Tanah
6 Pemadatan Timbunan Tanah
Pekerjaan Pipa Baja Gelombang (Multy
D
Plate Pipe Arch)
1 Pengadaan Pipa Baja Gelombang (MPPA)
2 Pengiriman Pipa Baja Gelombang (MPPA)
Mengangkut Meterial Lain Jarak Angkut <
3
500 M (Pipa Baja Gelombang)
Pemasangan Pipa Baja Gelombang (MPPA)
4
Tb. 3mm
Pemasangan Pipa Baja Gelombang (MPPA)
5
Tb. 5mm
E Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton Box Culvert K.250 (120 x
1
120 x 120)
2 Pekerjaan Beton Saluran Drainase :
3 Pekerjaan Beton Drain Box :
4 Pekerjaan Beton Manhole :
5 Pekerjaan Beton Lubang Lumpur :
6 Pekerjaan Pedestrian :
7 Pekerjaan Plat Deker :
F Rehabilitasi Saluran
1 Galian Tanah (A)
2 Galian lumpur (M)
Mengangkut material atau hasil galian
3 Menggunakan Dump Truck Jarak angkut < 3
Km
4 Pekerjaan Beton Saluran Drainase :
G Pekerjaan Dewatering (Normatif)
Pekerjaan Relokasi dan Penanganan
H
Utilitas
1 Relokasi Tiang dan Penanganan Jaringan PLN
2 Relokasi Tiang Telkom/Mimoza
3 Relokasi Pipa PDAM dan Aksesories
I Pekerjaan Lain-Lain
1 Pembersihan Akhir
2 Uji Lab Beton
Gorontalo, Februari 2022

Kuasa Pengguna Anggaran
Bidang Sumber Daya Air
ROMEN S. LANTU, ST. MT

NIP. 19671107 199203 1 007

Metode Pelaksanaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Metode Pelaksanaan Pembangunan Kanal Banjir Tanggidaa

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Gorontalo 2022

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANAL BANJIR TANGGIDAA

TAHUN ANGGARAN 2022

Adapun jenis mobilisasi dan demobilisasi diuraikan sebagai berikut :

2.2 Sewa Lahan

2.3 Direksi Keet

2.4 Gudang Bahan/Material

2.5 Pengukuran Trase Saluran

2.6 Patok Tetap Bantu

2.7 Tebas Tebang 1 Batang Pohon/Tumbuhan ⏀ 50 – 75 cm

2.8 Cabut 1 Tunggul Pohon Tanaman Keras ⏀ 50 – 75 cm

2.9 Bongkar Beton Dengan Jack Hammer

2.10 Pemagaran Daerah Kerja (Rangka Kayu + Seng Gelombang)

3. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

3.2 Keselamatan Kerja

3.3 Prosedur Operasi Standar (SOP)

3.4 Manajemen dan Keselamatan Lalulintas

4.2 Timbunan Pasir Pilihan Dari Sumber Galian

4.3 Pemadatan Timbunan

5. PEKERJAAN PIPA BAJA GELOMBANG (MULTY PLATE PIPE ARCH)

bergelombang akan menghasilkan berat pipa bergelombang yang ringan dibandingkan

5.2 Pengiriman Pipa Baja Gelombang (Multy Plate Pipe Arch)

5.3 Pemasangan Pipa Baja Gelombang (Multy Plate Pipe Arch)

 Tidak mudah menyerap air dalam waktu singkat

6.2 Pekerjaan Pembesian

harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–cacat pembuatannya

6.3 Pekerjaan Beton

6.4 Pekerjaan Beton Box Culvert (120 x 120 x 120)

6.5 Pemasangan Penutup Grill Drain Box dan Lubang Lumpur

6.6 Pemasangan Penutup Grill Manhole

6.7 Pekerjaan Beton Pola

7. PEKERJAAN RELOKASI DAN PENANGANAN UTILITAS

8.2 Uji Lab Beton

Gorontalo, Februari 2022

ROMEN S. LANTU, ST. MT

Anda mungkin juga menyukai