DISUSUN OLEH:
NIM :19010047
NIM :19010050
MK :KESLING PEMUKIMAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”determinan kota sehat dan peranan stakeholder” bertujuan
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kesehatan kesling pemukiman.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengajar yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penulisan makalah, terlepas dari itu semua penulis menyusun berdasarkan
sumber dari internet. Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa belum sempurna adanya, untuk itu
penulis bersedia menerima kritikan ataupun saran dari rekan-rekan sekalian.
Demikianlah makalah ini kami tulis, apabila terdapat kekurangan, penulis memohon maaf ini
disebabkan karena kurangnya literatur yang penulis temukan, untuk itu apabila ada saran penulis
bersedia menampungnya demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
I.2.5 Apa peranan, sasaran, dan tujuan stakeholder dalam pelaksanaan kota sehat?
I.3.5 Mengetahui peranan, sasaran, dan tujuan stakeholder dalam pelaksanaan kota sehat
III.5 Peranan, Sasaran dan Tujuan Stakeholder dalam keberhasilan Kota Sehat
Beberapa prinsip lokal yang dapat dilaksanakan ialah peranan utama pemerintah lokal dan
partisipasi dari segenap stakeholder. pentingnya peranan pemerintah lokal, partisipasi segenap
stakeholder, dan perhatian pada kesehatan dalam upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan sering kali dipandang sebagai pembangunan lingkungan yang
mencakup pembangunan kesehatan.
Perlu disadari oleh semua pihak bahwa pembangunan kota yang berkelanjutan yang
didalamnya termasuk pembangunan Sanitasi Lingkungan kota, tidak mungkin tercapai bila tidak ada
perhatian akan dampak kesehatan dari pembangunan. Pada banyak kasus perhatian publik baru timbul
bila ada dampak negatif kesehatan. Terkadang kasus baru diketahui setelah stadium lanjut karena itu
penting melakukan kajian pada fase awal. Berkaitan dengan hal ini pihak Pemerintah pusat, pemerintah
daerah, instansi terkait khususnya Dinas kesehatan dan stakeholder perlu aktif dalam proses asesment
analisa dampak kesehatan dari suatu kegiatan pembangunan kota.
Bila dikaji dalam setiap kegiatan pembangunan kota, partisipasi masyarakat diwujudkan
berupa pemutusan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di lingkungan mereka. Ini
berarti dalam setiap kegiatan pembangunan ada batasan yang dilakukan pemerintah, apa yang
dilakukan pihak swasta dan apa yang dilakukan pihak organisasi masyarakat termasuk anggotanya. Hal
yang lebih penting daripada itu perlu didiskusikan tujuan kegiatan yang dilakukan dan akibatnya.
Berkaitan dengan ini dukungan teknis dari pemerintah, perguruan tinggi, dan LSM melalui konsultasi
dan fasilitasi pembangunan masyarakat amat di perlukan. Tanpa upaya mengembangkan kapasitas di
tingkat masyarakat kebijakan ini sulit tercapai tanpa adanya proses kemitraan antara para pemeran
pembangunan.
Oleh karena itu, perlu ada upaya pemetaan dan analisa proses dan hasil kegiatan tersebut
dalam kaitannya dengan kesehatan. Upaya ini perlu dilakukan pada setiap wilayah kota yang jadi
sasaran, dengan demikian kemungkinan untuk meningkatkan sinergi lebih mudah dilakukan. Untuk ini,
pemerintah, perguruan tinggi, institusi pengembangan kota/LSM, dan Dinas-dinas terkait khususnya
dinas kesehatan perlu menaruh perhatian akan manfaat dan dampak dari kebijakan ini. Konkritnya
perlu ada sekelompok orang yang melakukan pemetaan kegiatan pembangunan di berbagai wilayah
kota, hasil yang diharapkan, dan keterkaitan serta kesempatan untuk saling mendukung. Tanpa upaya
ini akan terjadi ketidakseimbangan dan terlalu banyak intervensi pembangunan yang membingungkan
masyarakat kota.
Sasaran dan Tujuan Stakeholder Terhadap Kota Sehat
Berkaitan dengan hal itu patut kita simak ada delapan isu pembangunan kota yang sehat yang
berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang perlu mendapat perhatian para Pemda, swasta dan
stakeholder yaitu:
1. Sanitasi lingkungan (Air, Aliran pembuangan/drainage dan Sampah padat)
2. Udara
3. Managemen tanah
4. Emisi gas
5. Kecelakaan Kelima isu lingkungan ini jika dikaitkan dengan perilaku dan akses pelayanan kesehatan
akan menimbulkan masalah kesehatan perkotaan.
Namun, isu yang kami fokuskan dalam kebijakan ini adalah isu yang pertama yaitu sanitasi
lingkungan (air, aliran pembuangan/drainage dan sampah padat) disebabkan isu inilah yang kurang
diperhatikan oleh masyarakat, instansi pemerintah sehingga mengakibatkan munculnya atau
mewabahnya berbagai macam penyakit menular pada saat sekarang ini terutama terjadi di kota-kota
besar seperti pada saat sekarang mewabahnya penyakit demam berdarah yang menjadi suatu pekerjaan
rumah bagi semua pihak dalam mencegah dan menanggulangi serta kiat-kiat apa yang harus
dilaksanakan dalam upaya preventif dan treatment yang harus dilaksanakan.
Argumen komprehensif alternatif kebijakan terhadap pentingnya gerakan pembangunan kota
sehat sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan khususnya mengenai isu sanitasi
lingkungan (air, aliran pembuangan / drainage dan sampah padat) antara lain :
1. Salah satu peran pemerintah kota dan pusat ialah mendukung inisiatif mereka yang hidup dan bekerja
di kota. Dalam hal ini termasuk mendukung inisiatif masyarakat, organisasi masyarakat, dan swasta .
Ini berarti peranan pemerintah tidak hanya mengelola kota akan tetapi mendukung insiatif dari
kelompok- kelompok masyarakat.
2. Kesehatan seseorang terwujud akibat tercipta tatanan sehat pada lingkungan hidup dan bekerja, seperti
di rumah, tempat kerja, pasar, sekolah, dan lain lain.
3. Menciptakan suatu Gerakan sanitasi lingkungan yang timbul sebagai perwujudan paradigma baru
kesehatan masyarakat. Dimana peningkatkan kesehatan kota tidak cukup hanya melakukan perbaikan
lingkungan kota dan pengobatan pada penduduk yang sakit serta pencegahan pada yang sehat melalui
peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan. Akan tetapi dibutuhkan pendekatan yang menempatkan
kesehatan sebagai bagian dari pembangunan dan bagaimana khususnya peran stake holder yang lebih
tegas dalam menanggulangi akan masalah kota yang sehat.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Kabupaten/Kota Sehat adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman
dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan
dan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah. Tatanan
Kabupaten/kota sehat dikelompokkan berdasarkan kawasan dan permasalahan khusus, yakni (1)
kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum, (2) kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan
transportasi, (3) kawasan pertambangan sehat, (4) kawasan hutan sehat, (5) kawasan industri dan
perkantoran sehat, (6) kawasan pariwisata sehat, (7) ketahanan pangan dan gizi, (8) kehidupan
masyarakat sehat yang mandiri, dan (9) kehidupan sosial yang sehat. Tatanan dan permasalahan khusus
ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.
IV.2 Saran
Kota Sehat memperhatikan konsepsi gerakan kota sehat tersebut, tampak bahwa gerakan kota
sehat merupakan pendekatan ‘multi stakeholders’, diharapkan sektor pemerintah dan swasta yang
merupakan bagian dari stakeholders dapat ikut aktif/ berpartisipasi sesuai dengan bidang tugasnya.
Partisipasi tersebut dalam tahap awal dapat berupa upaya untuk mempromosikan/ menginformasikan
kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilakukan, yang dapat menunjang gerakan kota sehat, serta
menselaraskan kegiatan dengan sektor lain yang secara bersama-sama dapat mewujudkan kota sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aditya. Kota Sehat dalam http://alramadona.multiply.com/journal/item/61/Kota_Sehat?
&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses pada tanggal 30 November 2011
2. “Info Lingkungan: Gerakan Kota Sehat dalam
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/
INFO_III01/VI_III01.htm. Diakses pada tanggal 30 November 2011
3. “Indikator Kabupaten/Kota Sehat” dalam http://hariini.org/2011/02/24/indikator-kabupatenkota-sehat/.
Diakses pada tanggal 30 November 2011
4. “Pengembangan Lingkungan Sehat” dalam http://www.antaranews.com/berita/285273/sumbar-
sediakan-rp18-miliar-untuk-pengembangan-lingkungan-sehat. Diakses pada tanggal 1 Desember 2011