Dasar : Nota Dinas Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Barat Nomor :
Pelaksanaan 33 /X/TS/Infraswil/Bappeda-2021 tanggal 8 Oktober 2021 Pertemuan Waktu dan : Selasa, 19 Oktober 2021, bertempat di Mesjid Baiturrahim Nagari Tempat Bukit Buai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan, pukul 13:00-selesai Pelaksanaan Undangan/ : Bappeda Provinsi Sumbar Anggota Dinas PTPH Sumbar Rapat Dinas SDABK Sumbar Konsultan Regional ISAI II Konsultan Pertanian Regional II Dan seluruh instansi terkait yang berada di DI yang bersangkutan Agenda : Focus Group Discussion (FGD) Program IPDMIP Rapat Hasil Rapat : BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT PSETK adalah Profil Sosial Ekonomi Teknik dan Kelembagaan. PSETK merupakan dokumen perencanaan yang akan digunakan untuk perencanaan pengelolaan irigasi yang akan digunakan oleh Dinas Sumber Daya Air Bina Konstruksi dan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura. Pada tahun 2021 ini, dalam pelaksanaan program IPDMIP ada 5 Daerah Irigasi yang dilakukan penyusunan PSETK, yaitu DI Lubuk Sariak, DI Malepang, DI Lubuk Kubang, DI Koto Kandis, dan DI Talang Kemuning Jaya. Dalam rangka penyusunan PSETK, KTPM dan TPM pada Daerah Irigasi Malepang telah melakukan tahapan Penelusuran Jaringan Irigasi. Penelusuran Daerah Irigasi Malepang telah dilakukan oleh KTPM dan TPM pada tanggal 24, 25, dan 26 Agustus 2021. Setelah itu, tahapan selanjutnya yang harus dilakukan dalam penyusunan PSETK ini adalah Focus Group Discussion (FGD), dimana FGD ini bertujuan untuk melakukan validasi terhadap data yang telah diperoleh oleh TPM selama melakukan Penelusuran Jaringan Irigasi dan juga bertujuan untuk menerima masukan dari stakeholder terkait dengan hasil Penelusuran Jaringan Irigasi yang telah dilakukan guna penyempurnaan PSETK DI Malepang. TPM DI MALEPANG Daerah Irigasi Malepang merupakan DI yang menjadi kewenangan Provinsi dengan luas areal baku 1813 Ha, luas areal fungsional 300 Ha, dan panjang saluran ± 3,5 km; Daerah Malepang mengalami pemekaran, dimana awalnya merupakan satu nagari namun saat ini terbagi menjadi 2 nagari yaitu Nagari Bukit Buai Tapan dan Nagari Ampang Tulak. Untuk Daerah Irigasi Malepang hanya mengaliri satu nagari saja, yaitu Nagari Bukit Buai Tapan yang memiliki 2 kampung (Kampung Rawa Bubur dan Kampung Air Dingin); Awalnya DI Malepang dibuat seperti bendungan biasa yang dipagar dengan bambu (sistem manual) dengan swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan membuat banda untuk saluran air ke sawah. Namun, bambu tersebut sering runtuh dikarenakan debit air yang besar, kemudian setelah itu dibuatlah batu beronjong tetapi tetap juga runtuh (dikarenakan besi beronjong sudah berkarat/lapuk); Sumber air utama DI Malepang berasal dari sungai yaitu Sungai Batang Malepang Telun. Ketersediaan air irigasi pada MT I tergolong cukup dan MT II tergolong berlebih. Petani yang memiliki lahan sawah di bagian hulu sampai ke bagian tengah irigasi, ketersediaan air selalu tercukupi. Petani yang memiliki lahan sawah di bagian hilir, ketersediaan air tidak tercukupi, bahkan kering sama sekali oleh karena itu petani tidak dapat melakukan kegiatan usahatani padi di lahan mereka ± 50 ha; Berdasarkan hasil diskusi dengan petani, diperoleh informasi bahwa di daerah lahan bagian hilir sering terjadi banjir, sehingga pada tahun 2018 dilakukan kegiatan normalisasi sungai atau pendalaman sungai oleh wali nagari dan dinas terkait untuk menanggulangi banjir tersebut. Namun, masih belum berdampak terhadap penanganan banjir saat musim hujan dan malah berdampak pada petani yang ada di bagian hilir karena mengalami kekeringan setelah dilakukan normalisasi tersebut. Sumber air tambahan petani menjadi hilang karena selama ini petani mengambil air dari tabek/kolam yang ada ditengah – tengah sawah, setelah pendalaman sungai, kolam tersebut menjadi kering dan sumber air dialihkan ke saluran irigasi tapi air dari hulu tidak sampai. Dibagian tengah ada lahan rawa sehingga air menggenang. Selain itu pada lahan bagian hilir ini juga terdapat saluran tanah yang Panjang; Terdapat beberapa bangunan yang mengalami rusak berat dan rusak ringan, seperti: (1) Bangunan pengambilan bebas, saluran tersier, saluran pembuang, dan saluran tanah yang mengalami rusak berat. (2) bendung, kantong lumpur, peil schaal, bangunan bagi, bangunan pengatur, bangunan terjun, bangunan pelimpah/penguras, talang, terowongan, gorong-gorong, saluran induk, dan sekunder yang mengalami rusak ringan; Kondisi beberapa saluran irigasi pada DI Malepang sudah rusak mulai dari bendungan yang mengalami kebocoran, bangunan saluran yang patah, bangunan yang berpotensi longsor karena berada di bahu sungai; Dalam kegiatan operasional belum ada Rencana Tata Tanam (RTT) dan Rencana Pembagian Air (RPA), namun ada koordinasi antara pengguna air dan petugas; Berdasarkan informasi terdapat kelompok P3A namun sudah tidak aktif lagi dan pengurusnya tidak diketahui, sehingga dalam kegiatan operasional selama ini dilakukan oleh petugas pengairan dari PSDA Wilayah IX; Hasil PJI DI Malepang diantaranya adalah pintu intake rusak berat, sayap saluran kanan patah, sayap kiri da sayap kanan penahan bendungan masih tanah, lantai saluran bangunan bagi bocor serta lining kanan retak/bocor, pasangan masih saluran tanah, 2 unit pintu bagi tidak ada, talang air putus, pasangan lining kanan dan lining kiri patah; Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan sebagian besar petani dalam melakukan usahatani padi sawah sudah menerapkan teknologi jarwo 4:1 dan 6:1; IP DI Malepang adalah 2 – 2,5 x dalam setahun atau 5 x MT dalam 2 tahun dengan produksi rata – rata 5,8 ton – 6,5 ton/ha. Untuk tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan budidaya padi sawah kebanyakan adalah perempuan, sedangkan untuk tenaga kerja laki – laki dipakai untuk kegiatan tertentu saja; Beberapa permasalahan DI Malepang: (1) Sejak 2018, Petani bagian hilir tidak dapat melakukan usahatani padi sawah, karena mengalami kekeringan yang disebabkan tidak sampainya air ke bagian hilir dan panjangnya saluran tanah menyebabkan kehilangan air di sepanjang saluran, (2) Adanya serangan hama wereng dan tikus yang menyebabkan petani mengalami gagal panen, (3) Seringnya terjadi banjir, (4) Potensi terjadinya alih fungsi lahan ke perkebunan sawit akibat kekeringan berkepanjangan jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi (pembangunan saluran permanen), karena sudah ada beberapa petani yang melakukan alih fungsi tersebut. DISKUSI DAN TANYA JAWAB Anggota kelompok tani RT Hilir : (1) Poktan DI Malepang ada 7 Kelompok tani belum mempunyai organisasi P3A. Anggota poktan berharap agar dapat membantu dalam membentuk pengurus P3A. Pihak kecamatan : (1) berharap agar perbaikan untuk kepala bandar DI Malepang Pihak kecamatan : (1) Berharap adanya SL untuk memperkaya pengetahuan dari petani. Konsultan ISAI Regional II : (1) Daerah Irigasi terbagi menjadi 3, yaitu kewenangan pusat, provinsi, dan kabupaten, serta pemerintah nagari. (2) Program perbaikan jaringan irigasi desa dapat dibantu oleh pemerintah provinsi melalui dinas pertanian kabupaten Anggota Kelompok tani : perlu diperbaharui karena masih menggunakan sistem lama yaitu menggunakan perlak. Juru malepang : kelompok tani sudah pernah mendapatkan bantuan irigasi tapi karena adanya banjir menyebabkan bangunan tersebut roboh kembali. Mawardi : (1) perbaikan saluran irigasi untuk dinas SDABK ada 2 yaitu diusulkan ke provinsi dan melalui pengamat wilayah 9, (2) P3A merupakan Kelompok tani yang independen yang dilindungi UU dan dinaungi oleh 3 OPD bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Wali Nagari : (1) Masalah kebanjiran, petani hanya bisa bercocok tanam padi saja tidak bisa yang lain. Petani meminta agar batang air/sungai Malepang dapat diluruskan, (2) Poktan sungai telur kalau dibangun dengan dana desa tidak mencukupi, dimana kondisinya menggunakan batu dan ditutupi dengan plastik, (3) Saluran primer masih ada yang belum tuntas, (4) Talang air sering runtuh, Ketua Poktan Rawa Bubur : (1) Tahun 2018 pernah mendapatkan bantuan, terdapat 2 kelompok yaitu kempok rawa bubur dan kelompok rawa bubur 1. Yang diusulkan kelompok rawa bubur 1 dimana irigasinya dilakukan secara manual, setiap ada banjir irigasinya roboh. Dinas SDABK : (1) Seluruh usulan yang berkaitan dengan fisik mulai besok Juru Pengairan/Pengamat bersama-sama dengan petani akan turun ke lokasi, buat usulan lengkap dengan foto ditujukan kepada dinas SDA BK Dinas PTPH (Ir. Salman El Farisi) : (1) Masalah pupuk pemerintah memfasilitasi untuk poktan yang sudah terdaftar di simultan kementerian pertanian. Untuk pengambilan pupuk bersubsidi (harga sesuai dengan harga pemerintah) bantuan pemerintah poktan terlebih dahulu harus mengajukan RDKK, (2) Kelompok tani yang belum mendapatkan kartu tani agar didata kembali, (3) Menambah jumlah rumpun tanaman dapat meningkatkan 30% hasil produksi, (4) Wajib menggunakan benih unggul bersertifikat dapat memberi dampak 60% peningkatan produksi, (5) Untuk Sungai telur dan Daerah Irigasi lain yang belum melakukan penyusunan RDKK agar dapat didampingi dan setelahnya diinputkan melalui sistem, (6) satu kartu tani dapat digunakan untuk menebus pupuk maksimal sebanyak 2 ha. Dinas PTPH (Agustiar) : Permasalahan dalam pertanian mencakup Irigasi, usaha tani, kelembagaan, serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. (2) Kelembagaan kuat akan menyebabkan hasil pertanian dapat meningkat. Koordinator: (1) salah satu kios yang terdapat di DI Malepang adalah puja tani mandiri. Sebelum turun tanam h- 1 bulan disampaikan ke penyuluh pertanian agar dapat disediakan pupuk dan diberitahu kios yang menyediakan pupuk. Kesimpulan 1. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di DI Malepang, Rapat seperti air yang tidak sampai ke hilir, sering terjadi banjir, hama wereng dan tikus, P3A belum terbentuk , masih ada petani yang belum mendapatkan pupuk bersubsidi dikarenakan belum melakukan penyusunan RDKK. 2. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang berada di wilayah Daerah Irigasi, seperti Juru Pengairan/Pengamat dan penyuluh pertanian. Selain itu, untuk permasalahan yang tidak dapat diselesaikan seperti masalah pada saluran tersier dapat dilakukan dengan mengirimkan surat ke Dinas Provinsi melalui Dinas Kabupaten.