Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

JASA HUTAN SEBAGAI PENGASIL OKSIGEN

OLEH : AKWILA JOHANES .B. KUREY

NIM : 2013 55 080

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAR PAPUA

MANOKWARI

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu hutan tanaman yang memiliki nilai ekonomi strategis dan

persebarannya yang cukup luas saat ini diandalkan sebagai penghasil produk hasil hutan non

kayu melalui produksi getahnya. Nilai ekonomi hutan Pinus dianggap masih rendah apabila

hanya dihitung dari nilai getah dan kayunya saja, sudah saatnya dilakukan upaya penghitungan

manfaat hutan sebagai penyedia jasa lingkungan yang diharapkan mampu memberikan nilai

ekonomi lebih tinggi dengan mengetahui berbagai kemampuannya dalam menyediakan

sumberdaya air, penyerap karbon, penghasil oksigen, jasa wisata alam, satwa, biodiversitas dan

sebagainya.

Fungsi hutan sebagai penghasil oksigen tak dapat dipisahkan dengan fungsi hutan sebagai
penyerap karbon. Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, proses interaksi antara hutan dan
lingkungan yang terjadi sangat berkaitan proses fotosintesis dan siklus karbon. Hutan, yang
merupakan kumpulan dari banyak pohon, menjalankan proses fotosintesis (yang merupakan
salah satu bagian dari siklus karbon) yang menyerap karbondioksida di atmosfer dan kemudian
disimpan dalam bentuk biomassa berupa daun, batang, akar, maupun buah, serta menghasilkan
oksigen ke udara yang akan dipergunakan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan dalam melakukan
respirasi . Proses fotosintesis yang dijalankan oleh pohon-pohon dalam hutan tersebut sangat
berguna dalam mengurangi dampak perubahan iklim global (global climate change mitigation)
karena dapat mengurangi jumlah karbon di udara sebagai gas rumah kaca penyebab pemanasan
global (global warming).

Indonesia sebagai salah satu hutan tanaman yang memiliki nilai ekonomi strategis dan
persebarannya yang cukup luas saat ini diandalkan sebagai penghasil produk hasil hutan non
kayu melalui produksi getahnya. Nilai ekonomi hutan Pinus dianggap masih rendah apabila
hanya dihitung dari nilai getah dan kayunya saja, sudah saatnya dilakukan upaya penghitungan
manfaat hutan sebagai penyedia jasa lingkungan yang diharapkan mampu memberikan nilai
ekonomi lebih tinggi dengan mengetahui berbagai kemampuannya dalam menyediakan
sumberdaya air, penyerap karbon, penghasil oksigen, jasa wisata alam, satwa, biodiversitas dan
sebagainya.
Peran Hutan sebagai pengendali daur air dimulai dari peran tajuk dalam melakukan
intersepsi, kemampuan vegetasi dalam melakukan evapotranspirasi, mengendalikan kadar lengas
tanah melalui sistem perakaran dan mengendalikan aliran yang dikeluarkan dalam hutan. Hutan
Pinus memiliki kemampuan dalam menyimpan karbon sebesar 147,84 ton/ha dengan prosentase
penyimpanan terbesar pada bagian batang (73,46%), kemudian cabang (16,14%), kulit (6,99%),
daun (3,17%) dan bunga-buah (0,24%). Pada hutan Pinus dengan luasan 101 ha mampu
mengeluarkan potensi sumberdaya air dengan debit andalan yang dapat dipergunakan pada
musim kemarau sebesar 1,82 liter/detik sedangkan pada musim penghujan debit yang dapat
dimanfaatkan sebesar 29,82 – 67,55 liter/detik.

B. TUJUAN MAKALAH

Untuk mengetahui Fungsi hutan yang paling penting adalah produksi oksigen. Tanpa
adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan karena seluruh makhluk hidup di dunia ini, baik
hewan, manusia, dan tumbuhan, membutuhkan oksigen dalam melangsungkan hidupnya.
BAB II

PEMBAHASAN

C. FUNGSI HUTAN

Fungsi hutan sebagai penghasil oksigen tak dapat dipisahkan dengan fungsi hutan
sebagai penyerap karbon. Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, proses interaksi antara
hutan dan lingkungan yang terjadi sangat berkaitan proses fotosintesis dan siklus karbon. Hutan,
yang merupakan kumpulan dari banyak pohon, menjalankan proses fotosintesis (yang
merupakan salah satu bagian dari siklus karbon) yang menyerap karbondioksida di atmosfer dan
kemudian disimpan dalam bentuk biomassa berupa daun, batang, akar, maupun buah, serta
menghasilkan oksigen ke udara yang akan dipergunakan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan
dalam melakukan respirasi.

D. PROSES FOTOSINTESIS

Proses fotosintesis yang dijalankan oleh pohon-pohon dalam hutan tersebut sangat
berguna dalam mengurangi dampak perubahan iklim global (global climate change mitigation)
karena dapat mengurangi jumlah karbon di udara sebagai gas rumah kaca penyebab pemanasan
global (global warming).

Jika dikaitkan dengan karakternya, fungsi hutan tropika tersebut diatas dapat terjadi
karena hutan tropika mempunyai karakter yang selalu hijau sepanjang tahun (evergreen) dan
menjalankan proses siklus hara tertutup (closed nutrient cycle). Karakter hutan tropika yang
evergreen mengakibatkan fotosintesis dapat terjadi sepanjang tahun sehingga daya serap
terhadap karbon di udara di hutan tropika akan lebih tinggi dibanding hutan dan ekosistem
lainnya yang berada di luar kawasan tropis (hutan temperate, hutan boreal, padang rumput,
gurun, dan sebagainya). Karakter hutan tropika yang selalu hijau tersebut juga mengakibatkan
pertumbuhan tinggi dan diameter pohon-pohon dalam hutan dapat berlangsung sepanjang tahun
sehingga menghasilkan biomassa sebagai simpanan karbon yang besar. Selain itu, dalam proses
siklus hara tertutup, daun-daun yang berguguran dan batang pohon yang mati (nekromassa) di
lantai hutan terdekomposisi kedalam tanah oleh bakteri pengurai dan menghasilkan berbagai
unsur hara yang kemudian diikat oleh mikroorganisme dalam tanah seperti mikoriza dan
rhizobium yang bersimbiosis dengan akar. Proses siklus hara tertutup tersebut mengakibatkan
banyak karbon di udara hasil penyerapan dalam proses fotosintesis yang juga tersimpan dalam
tanah.

Hutan memiliki peran sebagai pencegah erosi dan banjir, serta pengatur tata air. Dalam
menjalankan fungsi tersebut, proses interaksi hutan dan lingkungan sangat berkaitan dengan
siklus hidrologi yang terjadi. Dalam siklus hidrologi, terjadi penguapan air dari tanaman, tanah,
dan air (laut, danau, sungai, dan air terbuka lainnya) yang disebut juga evapotranspirasi,
kemudian air menguap ke atmosfer dalam bentuk uap air dan terkondensasi di udara membentuk
awan lalu kemudian terjadi hujan atau dapat disebut juga presipitasi. Air hujan tersebut dapat
langsung jatuh ke permukaan tanah sehingga terjadi aliran permukaan (run-off) dan dapat pula
jatuh melalui tajuk pohon (throughfall) kemudian mengalir melalui batang (stemflow) dan
terserap kedalam tanah (infiltration) menjadi aliran bawah permukaan (sub-surface runoff)
maupun tersimpan dalam tanah menjadi air tanah (ground water storage).

dengan daerah dengan iklim temperate dan kutub. Hal itu mengakibatkan adanya tegakan
hutan tropika sebagai penutup permukaan tanah menjadi penting. Peranan hutan tropika dalam
mencegah banjir dan longsor serta pengaturan tata air sangat erat kaitannya dengan karakter
hutan tropika yang memiliki tajuk berstratifikasi dan selalu hijau sepanjang tahun. Stratifikasi
tajuk hutan tropika yang berlapis-lapis menyebabkan air hujan tidak langsung jatuh ke
permukaan tanah sehingga tidak terjadi erosi permukaan maupun longsor (jika berada di lahan
dengan kemiringan tinggi) dan tidak mengalir diatas permukaan tanah yang akan mengakibatkan
banjir, tetapi mengalir melalui tajuk (through-fall) kemudian melalui batang (stemflow), lalu
sesampainya di permukaan tanah air meresap ke dalam tanah (infiltration) yang kemudian
mengalir dalam bentuk aliran bawah permukaan tanah dan tersimpan dalam tanah dalam bentuk
air tanah.

Peranan hutan tropika dalam mengkonservasi habitat flora dan fauna juga sangat erat
kaitannya dengan karakter hutan tropika yang memiliki tajuk yang berstratifikasi. Pada setiap
lapisan tajuk hutan tropika, terdapat flora dan fauna yang spesifik hidup di lapisan tajuk tersebut,
baik sebagai tempat beristirahat, berkembang biak, dan mencari makanan. Fungsi hutan tropika
dalam mengkonservasi habitat dari flora dan fauna menjadi penyokong fungsi biodiversitas
hutan.

D. Peran Hutan Sebagai Penghasil Oksigen

Fungsi hutan yang paling penting adalah produksi oksigen. Tanpa adanya oksigen maka

tidak akan ada kehidupan karena seluruh makhluk hidup di dunia ini, baik hewan, manusia, dan

tumbuhan, membutuhkan oksigen dalam melangsungkan hidupnya. Hutan berperan sebagai

penghasil oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan populasi udara di bumi.

Hutan terdiri sekumpulan pepohonan yang menyerap karbondioksida untuk pembutan makanan.

Istilahnya adalah fotosintesis. Hasil dari fotosintesis adalah oksigen. Inilah gas yang diperlukan

makhluk hidup di bumi untuk beraktivitas. Oleh karena itu, pelestarian hutan sama pentingnya

dengan memelihara kesehatan paru-paru.

Bagaimana tumbuhan/ pohon bila dikaitkan dengan produksi oksigen ? Hasil estimasi

ilmiah menunjukkan bahwa  dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5

ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan

tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar,  maka pohon-pohon di tempat tinggal

anda dan sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter

per jam. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan  oksigen untuk pernapasan sebanyak 18

orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam). Pohon adalah

salah satu penyumbang oksigen, akan tetapi hanya sebesar 20% untuk bumi. Pohon berguna

untuk mitigasi (mengurangi) karbondioksida yang ada di bumi.


Jadi untuk mengurangi dampak pemanasan global, tanamlah pohon agar CO2 nya dapat

dimanfaatkan oleh pohon. Karena nilai wajar dari CO2 adalah 0,1% di bumi ini, tetapi tahun

2010 ini kadar CO2 di atmosfer bumi sudah mencapai 0,3%.

Oksigen dan Hidrogen merupakan bahan baku dalam pembentukan jaringan tubuh

tanaman, berada dalam bentuk H2O (air), H2CO3 ( asam karbonat) dan CO2 (gas

karbondioksida). Karbon adalah unsur penting sebagai pembangun bahan organik, karena

sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur Karbon ( C ), ini diserap

tanaman dalam bentuk gas CO2 yang selanjutnya digunakan dalam proses yang sangat penting

yaitu FOTOSINTESIS : CO2 + H2O-------->C6H12O6 tanpa gas CO2 proses tersebut akan

terhambat sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman pun akan terhambat. Landegrardh

(1924) menyatakan bahwa: *CO2 pada permukaan tanah sekitar 0.053 - 0.28%*Diatas daun 0.04

- 0.06 %*Satu meter di atas tanah + 0.07 % Sama halnya dengan karbon, ternyata Hydrogen (H)

merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik dan unsur H ini diserap oleh tanaman

dalam bentuk H2O. Esensi unsur ini bagi tanaman adalah pada proses fotosintesis ( CO2 + H2O

----> C6H12O6 ) di sini jelas terlihat bahwa, unsur H sama pentingnya dengan unsur C.

Sedangkan Oksigen ( O ) juga terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk

pembangun bahan organik, diambil oleh tanaman dalam bentuk gas O2 esensi utama dari unsur.

Oksigen ini berperan pada proses respirasi. Proses respirasi tanaman adalah proses perombakan

gula (karbohidrat) hasil fotosintesis dan hasil akhir dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP

yang merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan seperti

absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun fotosintesis. Oksigen

digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama


fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari

fotosintesis, secara sederhana:C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 2880 kJ•mol-1.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Hutan didefinisikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

      Jasa lingkungan adalah penyediaan, pengaturan, penyokong proses alami, dan pelestarian nilai

budaya oleh suksesi alamiah dan manusia yang bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan.

 hutan yang paling penting adalah produksi oksigen. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada

kehidupan karena seluruh makhluk hidup di dunia ini, baik hewan, manusia, dan tumbuhan,

membutuhkan oksigen dalam melangsungkan hidupnya.

B.     Saran

Selain itu dalam pengelolaan hutan, sudah saatnya didorong untuk mempertimbangkan

manfaat, fungsi dan untung-rugi apabila akan dilakukan kegiatan eksploitasi hutan. Berapa

banyak nilai dari fungsi yang hilang akibat kegiatan penebangan hutan pada kawasan-kawasan

yang memiiki nilai strategis seperti pada kawasan hutan daerah hulu DAS, sehingga

pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan

dalam melakukan perncanaan dan pengelolaan hutan.


DAFTAR PUSTAKA

Dodi, Supriadi.1998. Potensi Peran Akunting Sumberdaya Hutan Dalam Perumusan Kebijaksanaan

dan Strategi Manajemen Hutan: Jakarta

Kurniawan, Soraya.2008. Fungsi Hutan. http://files. Word press.com/pdf. Diakses pada tanggal 02 Mei

2013 pukul 12.30 Wita.

Pujiyanto, Sri. 2006. Peran Hutan Bagi Lingkungan. Jakarta : Platinum.


Suryatmojo. 2004. Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan Melalui Penyimpanan Karbon dan

Penyediaan Sumberdaya Air. Hasil Penelitian :Yogyakarta.

Widjaja, H. 2002. Makalah Pengantar Falsafah Sains, Program Pasa Sarjana/S3 Institut Pertanian

Bogor : Bogor

Anda mungkin juga menyukai