Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu :Yetni Marlina, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok I (Satu)

Risa La Olu

Puspita A Hanafi

Kurnia Umagapi

Lismiranti Rais

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) KIE RAHA TERNATE
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Meskipun penyusunan makalah ini belum sempurna tetapi penulis
berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Inovasi Pendidikan” dengan materi pembahasan yang telah diberikan adalah
tentang “KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN”
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas guna membantu dosen
menyiapkan perangkat alat penilaian, baik yang digunakan sebagai penilaian proses belajar,
maupun untuk penilaian hasil belajar. Selain itu makalah ini diharapkan ikut membantu pembaca
untuk lebih memahami dan mendalami kajian teoritis pada buku sumber dan penunjang yang
digunakan sehingga dapat terlatih serta mampu berpikir kritis, analitis dan sistematis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT membalas dengan limpahan karunia dan inayah-
Nya dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Ternate, 5 Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang.....................................................................................................................1

B.    Rumusan Masalah...............................................................................................................1

C.    Tujuan Masalah...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Inovasi Pendidikan............................................................................................2

B.     Tujuan Inovasi Pendidikan.................................................................................................3

C.     Jenis- Jenis Inovasi Pendidikan..........................................................................................4

D.    Proses Inovasi Pendidikan...................................................................................................5

E.     Strategi Inovasi Pendidikan................................................................................................6

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.......................................................................................................................10

B.     Saran.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Seperti kita ketahui pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan melakukan


perubahan sistem pendidikan guna menunjang pendidikan yang lebih bagus dan menghasilkan
generasi muda berfikir kritis, sistematis dan bermatabat. Beranjak dari pendidikan di Indonesia
yang telah mengalami beberapa kali perubahan sistem pendidikan, dan kurikulum  hal ini terjadi
karena adanya Inovasi Pendidikan sendiri. 

            Inovasi pendidikan sendiri terdiri dari dua kata yaitu inovasi dan pendidikan, pengertian
inovasi sendiri berasal dari Bahasa inggris “innovation” yang sering diterjemahkan “segala hal
yang baru atau pembaharuan” tetapi ada yang menjadikan kata indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi
kadang-kadang juga dipakai untk menyatakan penemuan. Karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menerjemahkan kata dari bahasa inggris
“discovery” dan “invention”. Sedangkan pendidikan itu sendiri adalah ‘education’ yang
diterjemahkan dari bahasa inggris, kata education (mendidik) memiliki makna memberi
peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop).

            Dari penjelasan mengenai inovasi pendidikan yang telah dibahas pada latar belakang
diatas maka pemakalah dapat membuat rumusan masalah diantaranya:

B. Rumusan Masalah

1. Apa  yang dimaksud dengan pengertian inovasi pendidikan?


2. Apa tujuan inovasi pendidikan?
3. Apa jenis-jenis inovasi pendidikan?
4. Bagaimana proses inovasi pendidikan?
5. Bagaimana strategi inovasi pendidikan?

C.      Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian inovasi pendidikan


2. Untuk mengetahui tujuan inovasi pendidikan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis inovasi pendidikan
4. Untuk mengetahui proses inovasi pendidikan
5. Untuk mengetahui strategi inovasi pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan

Kata inovasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu inovasi dan pendidikan, Inovasi
sendiri berasal dari kata latin “innovation” yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata
kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah. Inovasi adalah salah satu perubahan
yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan). Sedangkan
kata innovation yang berasal dari Bahasa Inggris sering diterjemahkan segala hal yang baru atau
pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu
“inovasi”. Kata inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal
yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menerjemahkan kata
dari Bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengaitkan antara pengertian
inovasi dan moderenisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.

Pengertian discovery, invention, dan innovation. Ketiga istilah tersebut dalam bahasa


Indonesia dapat diartikan "penemuan", maksudnya mengandung arti ditemukannya sesuatu yang
baru, boleh jadi sesuatu yang baru itu sudah lama ada, tetapi kemudian baru ditemukan atau
diketahui, atau boleh jadi sesuatu yang baru itu benar-benar sebelumnya memang belum ada atau
belum ditemukan, karena untuk tujuan tententu maka dibuatlah sesuatu yang benar-benar baru,
bahkan bisa juga dengan menggunakan discovery atau invensi.

Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu
sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.Sebenarnya benua
Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka
dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang
pertama menjumpai benua Amerika.

Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia,
benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan
hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang
dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas
berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang
ditemukannya benar-benarbaru.

Innovation ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa
hasil invention maupun discovery.

5
Sedangkan kata pendidikan yang berasal dari Bahasa Inggris yakni “education” yang
berasal dari kata “educate” (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicte, to give rise to),
dan mengembangkan (to elvove, to develop) (Mc. Leod, 1989).

Adapun pendidikan yang berasal dari kata didik dalam Bahasa Indonesia juga hasil dari
transeletasi peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi
kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya “anak”, dan “again” yang terjemahannya adalah
“bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada
anak”. Menurut termonologi yang lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa  atau mencapai tujuan hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Pendidikan ini sendiri menurut UNESCO (1996: 2) pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan manusia dewasa untuk mengebangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik
dan latihan untuk peranannya di masa depan.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penegertian inovasi pendidikan
adalah upaya dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktinya. Untuk lebih jelasnya
inovasi pendidikan ini dapat diartikan suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal
yang ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu dalam suatu pendidikan.

Tegasnya inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaharuan) dalam bidang pendidikan


atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, inovasi
pendidikan ini merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi (yang baru)
atau discovery (mengubah yang lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
memecahkan masalah-masalah pendidikan.

B. Tujuan Inovasi Pendidikan

              Menurut Hamidjojo (1974) tujuan utama inovasi, adalah meningkatkan sumber-sumber


tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan
adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta
didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga,
uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.  Secara sistematis arah tujuan inovasi
pendidikan Indonesia, adalah:

a. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
sehingga pada akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan
berbagai kemajuan tersebut.

6
b. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan jenjang yang
dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil.
c. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai
kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan
identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik
minat peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan untuk
berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.

C. Jenis- Jenis Inovasi Penidikan

Jenis inovasi pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Dilihat dari pelaku
adopsinya, Hause (1974) membagi inovasi pendidikan ke dalam dua jenis, yakni inovasi rumah
tangga (Household Innovation) dan inovasi entrepreneur (Entrepreneur Innovation).

1. Inovasi Rumah Tangga

Merupakan inovasi individu, seperti inovasi guru di kelas dan biasanya tersebar dari
individu ke individu.

2. Inovasi Entrepreneur (Entrepreneur Innovation),

Merupakan inovasi yang mempunya akibat langsung bagi orang lain diluar adopternya.

Selanjutnya Hause menyatakan bahwa praktisi pendidikan dapat dikelompokkan dalam


dua kelompok, yakni (pengawas dan kepala sekolah) dan teacher.

Jika dilihat dari arah otoritasnya, inovasi pendidikan dibagi menjadi dua, yakni inovasi
dari atas ke bawah (top down innovation) dan inovasi dari bawah ke atas (bottom-up
innovation), diantaranya:

1.    Inovasi Dari Atas Ke Bawah (Top Down Innovation)

Yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan


yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Banyak contoh inovasi yang dilakukan oleh

Depdiknas selama beberapa dekade terakhir ini, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

2.     Sedangkan, Inovasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up Innovation)

Yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan
sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Jenis inovasi yang
diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, guru atau masyarakat.

7
Sedangkan menurut Chin dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis
strategi inovasi, yaitu:Power Coercive (strategi pemaksaan), Rational
Empirical (empiric rasional),dan Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang
secara normatif), yaitu:

1. Strategi Pemaksaan (Power Coercive)

Adalah strategi pemaksaaan berdasarkan kekuasaan merupakan suatu pola inovasi yang


sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah inovasi itu sendiri. Strategi ini
cenderung memaksakan kehendak, ide, dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan
keadaan serta situasi yang sebenarnya dimana inovasi itu akan dilaksanakan. Kekuasaan
memegang peranan yang sangat kuat pengaruhnya dalam menerapkan ide-ide baru dan
perubahan sesuai dengan kehendak dan pikiran-pikiran dari pencipta inovasinya.
Pihak pelaksana yang sebenarnya merupakan obyek utama dari inovasi itusendiri sama sekali
tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaannya. Para inovator hanya
menganggap pelaksana sebagai obyek semata dan bukan sebagai subyek yang juga
harus diperhatikan dan dilibatkan dalam proses perencanaan serta pengimplementasian.

2. Strategi Empirik Rasional (Rational Empirical)

Adalah asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan


pikiran logisnya atau akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional. Dalam strategi ini,
keberadaan inovatorbertugasmendemonstrasikan inovasinya dengan menggunakan metode yang
terbaik dan valid untuk memberikan manfaat bagi penggunanya.

3. Strategi Re-Edukatif (Pendidikan Yang Berulang)

Strategi ini yang menekankan bagaimana klien memahamipermasalahan pembaharuan


seperti perubahan sikap, skill, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia.

D. Proses Inovasi Pendidikan

Proses inovasi pendidikan mempunyai empat tahapan, di antaranya:

1.      Invention (penemuan)

Invention meliputi penemuan-penemuan tentang sesuatu hal yang baru, biasanya


merupakan adaptasi dari yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan yang terjadi dalam
pendidikan, terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadi
sebelumnya.

8
2.      Development (pengembangan)

Dalam proses pembaharuan biasanya harus mengalami suatu pengembangan sebelum ia


masuk dalam dimensi skala besar. Development sering sekali bergandengan dengan riset,
sehingga prosedur research dan development merupakan sesuatu yang biasanya digunakan dalam
pendidikan.

3.      Diffusion (penyebaran)

Konsep diffusion seringkali digunakan secara sinonim dengan konsep dissemination,


tetapi disini diberikan konotasi yang berbeda. Definisi diffusion menurut Roger (Cece Wijaya,
1992: 11) adalah suatu persebaran ide baru dari sumber inventionnya kepada pemakai atau
penyerap yang terakhir.

4.      Adopsion (penyerapan)

Menurut Katz dan Hamilton (Cece Wijaya, 1992: 12), definisi proses pembaharuan dan
difusi dalam butir-butir berikut ini: penerimaan, melebihi waktu biasanya, dari beberapa item
yang spesifik, idea tau praktek/kebiasaan, oleh individu-individu, group, atau unit-unit yang
dapat mengadopsi lainnya berkaitan, saluran komunikasi yang spesifik, terhadap struktur sosial,
dan terhadap sistem nilai atau kultur tertentu.
E. Strategi Inovasi Pendidikan

1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)

Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang didalam nya
lebih mengutamakan penyediaan fasilitas.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif:

a. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):

 Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan
(tujuan).
 Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.
 Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
 Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.

b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan kesadaran


pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan.

c. Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kenpensasi motivasi yang rendah terhadap usaha
perubahan sosial.

9
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien
menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang
diharapkan.

e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam
masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan
sumber atau fasilitas yang diperlukan.

f. Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancer pelaksanaanya jika
pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran
(klien).

g. Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan jika klien
tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial karena kekurangan sumber dana dan tenaga.

h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan  menyebabkan perebedaan fasilitasvyang diperlukan


untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.

i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika:

 Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya
perubahan sosial.
 Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari klien untuk
menerima kebutuhan.

Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami dasar-dasar atau
penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya strategi fasilitatif itu akan digunakan untuk
memperbaharui bidang pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan perubahan dan pembaharuan kegiatan belajar
mengajar. Jika keperluan tersebut dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang mengutamakan
program pembaharuan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas.dan sarana yang
diperlukan. tetapi fasilitas dan sarana itu tidak akan memberikan banyak manfaat dan menunjang
perubahan jika para guru atau pelaksana pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat
memahami masalah pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya suatu
perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan baik dari luar atau dari
yang lain, tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha pembaharuan. Dengan
demikian maka sarana dan fasilitas yang ada jadi sia-sia. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan
strategi fasilitatif diringi program yang dapat menumbuhkan perubahan pada klien (sasaran
perubahan) akan perlunya perubahan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)

Menurut ( Zaltman, Duncan, 1977:111 ) Strategi Pendidikan dapat didefinisikan sebagai


perubahan sosial atau pengajaran kembali ( re-education ), pendidikan dipakai untuk mencapai

10
perubahan sosial. Dengan demikian jika pendidikan menggunakan  strategi pendidikan itu sama
saja mengadakan suatu perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta, dengan begitu orang
yang menggunakan fakta atau informasi itu dapat menentukan dan mengambil tindakan yang
akan dilakukanya. Setiap manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk
dapat  membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta
itu ditujukan kepadanya.

Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi
yang jelas, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan pendidikan  yang telah efektif
dan efisien semuanya sia-sia.

a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi sebagai
berikut:
 Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam waktu yang singkat.
 Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan atau pengetahuan
tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program perubahan sosial.
 Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap
perubahan yang diharapkan.

b. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif  jika:


 Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk digunakan
sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan sosial yang dicapai.
 Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya :sumbangan dana,
donator, serta berbagai penunjang yang lain.

3. Strategi Bujukan (persuasive strategies)

Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara membujuk para
sasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial. Strategi bujukan ini akan berhasil jika
alasan yang diberikan rasional, fakta yang akurat. Biasanya strategi ini digunakan pada saat
kampanye atau sebuah reklame pemasaran dari hasil perusahaan. Namun terkadang strategi
bujukan ini muncul ketika saling berkomunikasi tanpa disadari.

Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut:

a. Strategi bujukan tepat dugunakan bila sasaran perubahan

 Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social.


 Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keptusan menerima atau menolak
perubahan social.
 Diajak mengalokasikan sumber penunjag.

11
b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:

 Masalah dianggap kurang penting.


 Tidak memiliki alat control langsung terhadap sasaran perubahan.
 Terdapatnya anggapan beresiko.
 Perubahan tidak dapat dicobakan, sulit dimengerti dan tidak dapat diamati secara
langsung.
 Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan social.

4. Sretegi Paksaan (power strategies)

Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program


perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan
perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk hasil target yang diharapkan. Ukuran hasil
target perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Kekuatan paksaan
dipengaruhi oleh ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan, tersedianya
berbagai alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana
(biaya) untuk menunjang pelaksanaan program.

Penggunaan strategi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila pertisipasi klien terhadap proses perubahan
sosial rendah dan tidak meu meningkatkan partisipasinya.
b. Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah
atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan juga tidak mampu mengakannya.
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud
dalam waktu singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera tercapai.
e. Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial sebelum usaha
penolakan terhadapnya bergerak.
f. Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial
artinya sukar dipengaruhi.
g. Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan
sosial yang telah direncanakan.

Pada saat pelaksanaan perubahan sosial sering digunakan kombinasi antara berbagai
macam strategi. Hal ini disesuaikan dengan tahap serta kondisi dan situasi klien pada saat
berlangsungnya proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial.

12
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya, serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam suatu
pendidikan.

Sedangkan  Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas


dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan
sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan
pembangunan)  dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya.

              Adapun Jenis- Jenis Inovasi Penidikan Jika dilihat dari arah otoritasnya, inovasi
pendidikan dibagi menjadi dua, yakni inovasi dari atas ke bawah (top down innovation) dan
inovasi dari bawah ke atas (bottom-up innovation).

B. Saran

Dari makalah di atas sangat jauh dari sempurna, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran. Yang dimana sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah. Dan penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kesalahan dari segi bahasa utamanya dari segi  sastra bahasa, dan
susunan kata. Demikian. Maka itu penulis demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi.  2017. Model Inovasi Pendidikan dengan Strategi Implementasi Konsep “ Dare to

be Different”, Jurnal Wahana Pendidikan. Vol.4 No.1 Januari 2017.

Sudirman N dkk. 1992. Ilmu Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suharsaputra, Uhar. 2016. Kepemimpinan Inovasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, Nana Sayaodih dkk. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Mutu


Sekolah    Menengah. Bandung: Aditama.

Syafaruddin dan Nugraha Pasha. 2016. Mahariah, Ilmu Pendidikan Islam: Melejit Potensi
Budaya Umat. Jakarta:  Hijri Pustaka Utama

Syafaruddin dan Nurmawanti. 2012.  Pengelolaan Pendididkan: Mengembangkan

Keterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif . Medan: Perdana  Publishing.

Syafaruddin, Asrul, Mesiono. 2012.  Inovasi Pendidikan: Suatu Aanalisis Terhadap

Kebijakan Baru Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

14

Anda mungkin juga menyukai