Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam


penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Pada hakikatnya tujuan dari pengelolaan sistem pengadaan adalah mencari
jawaban terbaik terhadap permasalahan yang timbul, baik permasalahan kebijakan
pengadaan maupun permasalahan sistem pengoperasian sehingga pengadaan
barang/jasa dapat berfungsi mencapai kinerja sebagaimana yang diharapkan.
Tujuan disusunnya kajian ini adalah untuk mendapatkan alat bedah
khususnya alat harmonic scalpel yang berkualitas dengan melalui penelusuran
mulai dari sumber daya manusia (operator pengguna dan pemelihara) sumber
daya listrik agar nantinya ketika alat tersebut diadakan, sesuai dengan layanan
kebutuhan pengguna, desain ruangan, kondisi lingkungan, kemudahan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan, sehingga didapatkan alat yang berkualitas serta
daya tahan pemakaian yang lama (mencapai lifetime alat) hingga alat tersebut di
lakukan penghapusan.
Diharapkan setelah adanya kajian alat ini akan bermanfaat bagi
manajemen / pengambil kebijakan dalam menentukan alat bedah harmonic yang
mana yang akan diadakan sesuai kebutuhan fasilitas pelayanan ruang operasi di
rumah sakit.

1
BAB II
PRINSIP DASAR

Harmonic adalah alat bedah  yang digunakan untuk secara bersamaan


memotong dan membakar  jaringan . Tidak seperti Electrosurgery, harmonik scaple
menggunakan ultrasonik getaran bukannya arus listrik untuk memotong dan membakar
jaringan.
Pada dasarnya sistem kerja harmonic scalpel menggunakan energi
ultrasonik sehingga memungkinkan pemotongan hemostatik dan / atau
pembekuan jaringan lunak. Sistem ini terdiri dari sebuah generator ultrasonik, foot
switch dan hand switching sebagai adaptor opsional dan berbagai instrumen
terbuka dan minimal invasif.
Harmonic Scalpel dirancang untuk mengurangi kehilangan darah dan
mempersingkat waktu operasi. Pisau bedah pada Harmonic Scalpel bergetar pada
tingkat 55.000 siklus per detik untuk memecah protein dalam darah, seperti
memotong ke dalam jaringan, dalam rangka untuk membuat darah yang
mengental. Pisau bedah ini memiliki suhu operasi antara 50° -100° C.
Sistim harmonic scalpel terdiri atas generator 110 Volt, handpiece dengan
kabel penyambung, pisau bedah dan footswitch. Alat ini memiliki dua
mekanisme pemotong yaitu oleh pisau tajam yang bergetar dengan frekuensi 55,5
kHz sejauh lebih dari 80 µm (paling penting), dan hasil dari pergerakan maju
mundur yang cepat dari ujung pemotong saat kontak dengan jaringan yang
menyebabkan peningkatan dan penurunan tekanan jaringan internal, sehingga
menyebabkan fragmentasi berongga dan pemisahan jaringan. Koagulasi muncul
ketika energi mekanik ditransfer kejaringan, memecah ikatan hidrogen tersier
menjadi protein denaturasi dan melalui pembentukan panas dari friksi jaringan
internal akibat vibrasi frekuensi tinggi.
Harmonic Scalpel memiliki beberapa keuntungan dibanding teknik bedah
lain, yaitu : dibandingkan dengan Electrosurgery (ESU) atau laser, kerusakan
akibat panas minimal karena proses pemotongan dan koagulasi terjadi pada
temperatur lebih rendah dan charring, desiccation (pengeringan) dan asap juga
lebih sedikit.

2
Tidak seperti elektrokauter/laser (bovie), harmonic scalpel tidak memiliki
energi listrik yang ditransfer ke atau melalui pasien, sehingga tidak ada stray
energi (energi yang tersasar) yang dapat menyebabkan shock atau luka bakar.
Dibandingkan teknik scalpel, bidang bedah terlihat jelas karena lebih sedikit
perdarahan, perdarahan pasca operasi juga minimal. Dibandingkan dengan teknik
diseksi standar dan elektrokauter, teknik ini mengurangi nyeri pasca operasi.
Teknik ini juga menguntungkan bagi pasien terutama yang tidak bisa mentoleransi
kehilangan darah seperti pada anak-anak, pasien dengan anemia atau defisiensi
faktor VIII dan pasien yang mendapatkan terapi antikoagulan.

3
BAB III
ANATOMI SEL

3.1 Biologi Sel

Dalam biologi sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang


dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.

Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,


merupakan organisme multi seluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika


masing-masing berdiri sendiri.Sel yang sama dikelompokkan
menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan
bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara
itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel.

Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan


diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang
bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi.
Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–
0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan
kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan
dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama

4
kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia
mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop
yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun, teori sel sebagai unit kehidupan
baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.

3.2 Perkembangan biologi sel

Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai


fenomena seluler dasar, seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta
berbagai organel penting, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi.
Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi.

Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi


elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang
disebut biologi sel. Pada tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society
for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat, dan tidak lama
setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical
Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology. Pada akhir dekade
1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan
perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi
mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.

3.3 Struktur Sel

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran


plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada
tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang
dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua
sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam
pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai
reaksi kimia dalam sel tersebut.Setiap organisme tersusun atas salah satu
dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau
sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNAdi

5
dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran
organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak
memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik,
sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.

3.3.a Sel prokariota

Gambar 3.3.a.1 Gambaran umum sel prokariota

Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum'


dan karyon, 'biji'), tidak ada membran yang memisahkan DNAdari
bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota
merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil
(berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta
umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma,
nukleoid, dan beberapa struktur lain.

Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar


membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan
kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-
protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel.
Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi
lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung
sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung
sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan

6
peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah
akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi
lebih rendah dari pada isi sel.

Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung


selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel
yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel
bakteri menghindar dari sel kekebalan tubuh manusia jenis tertentu.
Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda dan sel
lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili)
dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak
menggunakan flagelum (jamak : flagela) yang melekat pada dinding
selnya dan berputar seperti motor.

Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan


struktur lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu,
prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang
disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Prokariota juga
memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang
pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton
tersebut meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan
bentuk sel.

3.3.b Sel eukariota

Gambar 3.3.b.1. Gambaran umum sel tumbuhan.

7
Gambar 3.3.b.2. Gambaran umum sel hewan.

Tidak seperti prokariota, sel eukariota(bahasa Yunani, eu,


'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota
biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar
daripada bakteri. Sitoplasmaeukariota adalah daerah di antara
nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium
semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-
organeldengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar
tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu
lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran,
misalnya nukleus.

Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua


sel eukariota, yaitu (1) mitokondria, tempat sebagian
besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum endoplasma,
suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid;
(3) badan Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat
tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam
lemak dan asam amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel
yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan
pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat
terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel
tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniseluler. Baik sel
tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau

8
lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah
serta tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian.

Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk


sel dan mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel
eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di dekat
nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.

Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain,


mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan
tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya
berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara
dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang
disebut plasmodesmata.

3.4 Komponen subseluler


3.4.a Membran

Gambar 3.4.a.1. Membran sel

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan


berbagai protein.Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai
membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang
memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup
untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan
dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.

9
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari
molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan
kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang
membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan
tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan
molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan
ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain
membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati
membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel
lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30%
protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

3.4.b Nukleus

Gambar 3.4.b.1 Nukleus dan bagian-bagiannya.

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang


mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di
dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata
5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok
dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun
ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka,
dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah
merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.

10
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan
isinya (yang disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini
terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan
ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam
selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm.
Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar
100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu.

Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama


dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah,
kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi
cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur
terpisah yang disebut kromosom.

Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang


tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah
komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat
lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap
reproduksi sel tersebut.

Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma


dengan cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA,
yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" genpada DNA.
RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan
melekat pada ribosom, tempat pesan genetik
tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang
disintesis.

3.4.c Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan


laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,
contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta

11
ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan
sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota,


namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi.
Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa
juta dalton.

Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas


di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma.
Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan
berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya
membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke
dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu
seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan
terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat.
Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom
begitu metabolismenya berubah.

3.4.d Sistem Endomembran

Gambar 3.6. Sistem endomembran sel.

12
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian
dari sistem endomembran. Membran ini dihubungkan melalui
sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen
membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus
membran) kecil. Sistem endomembran mencakup selubung
nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai
jenis vakuola, dan membran plasma.[38] Sistem ini memiliki berbagai
fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor
protein ke membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid, dan
penetralan beberapa jenis racun.

3.4.e Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung


nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil')
saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat
dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar
dan retikulum endoplasma halus.

Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena


permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai
mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel
tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma
kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam
retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein
tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan
penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein
tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil
yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung
dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan
distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang
akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan
akhirnya.

13
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya,
dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel
tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus
mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk
sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa
yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.

3.4.f Badan Golgi

Gambar 3.4.f.1. Struktur dari badan Golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo


Golgi) tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membranyang
disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna,
tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan
puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada
jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan
sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini
biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran
plasma.

Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut


sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans.
Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna.
Di dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan

14
penambahan karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan
dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-
masing.

Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada


yang disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran
plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang
ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel
diangkut ke membran plasma di dalam vesikel sekresi, yang
melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran plasma
dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat
terjadi bila membran plasma mencekung ke dalam sel dan
membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau
tempat lain, misalnya lisosom.

3.4.g Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat


lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai
molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang
sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya,
lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke


dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis
bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,
lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar.
Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan
sejumlah jenis sel untuk menelan bakteriatau fragmen sel lain untuk
diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel
darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting
dalam sistem kekebalan tubuh.

15
3.4.h Mitokondria

Gambar 3.4.i. Struktur dari mitokondria

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak


mitokondria, yang menempati sampai 25 persen volume sitoplasma.
Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih
kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. 

Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang


seperti benang (bahasa Yunani mitos “benang”) di bawah mikroskop
cahaya.

Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran


luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar
daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista,
yang menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler,


yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energipada
sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh

16
reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan pelepasan energi.
Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh
molekul yang disebut ATP.

Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP


sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk
menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap
pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut
dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan
matriks mitokondria.

Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari


keseluruhan bagian sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri yang
menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada
ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.

3.5 Fungsi Metabolisme

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu


melakukan aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi
kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel
dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa
lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu
proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan
energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung
di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan
menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis
protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.

3.5.a Komunikasi sel

Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan


mengirimkan 'sinyal' dari dan kepada sel lain, menentukan
interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri

17
berkomunikasi satu sama lain dalam proses quorum sensing
(pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel
dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi proses
diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel


dalam bentuk molekul (misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan
transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang menghasilkan
respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak
antarsel (misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran
molekul sinyal ke sel yang berdekatan, penyebaran molekul sinyal
ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh darah), atau
perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada
jaringan ototpolos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus
membran secara langsung, lewat melalui kanal protein, atau melekat
pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel
target dan memicu transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal
ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut pembawa pesan
kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah
pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya
meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.

3.5.b Siklus sel

Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan


tahap-tahap kehidupan sel antara pembelahan sel ke pembelahan sel
berikutnya disebut sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel, siklus ini
terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan
sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua
calon sel anakan, serta pembelahan sel. Pada bakteri, proses
pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan
replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang
tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota yang siklus selnya terjadi

18
dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri
dapat lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada
eukariota, tahap pertumbuhan sel umumnya terjadi dua kali, yaitu
sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum
pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki
fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut periode D. Tahap
replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau pada
bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki
tahap pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis).

Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu


perlengkapan pengaturan yang tidak hanya mengoordinasi berbagai
kejadian dalam siklus sel, tetapi juga menghubungkan siklus sel
dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel.
Misalnya, sel hewan pada fase G1 dapat berhenti dan tidak beralih ke
fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu, melainkan
memasuki keadaan yang disebut fase G0 dan tidak mengalami
pertumbuhan maupun perbanyakan. Contohnya adalah sel fibroblas
yang hanya membelah diri untuk memperbaiki kerusakan tubuh
akibat luka. Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena
mutasi, risiko pembentukan tumor—yaitu perbanyakan sel yang
tidak normal—meningkat dan dapat berpengaruh pada pembentukan
kanker.

3.5.c Diferensiasi sel

Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang


muncul selama perkembangan suatu organisme multiseluler dari
sebuah sel telur yang sudah dibuahi. Misalnya, mamaliayang berasal
dari sebuah sel berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan
jenis sel berbeda seperti otot, saraf, dan kulit. Sel-sel dalam embrio
yang sedang berkembang melakukan pensinyalan sel yang
memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan diferensiasi
tersebut.

19
3.5.d Kematian sel terprogram

Sel dalam organisme multiseluler dapat mengalami suatu


kematian terprogram yang berguna untuk pengendalian populasi sel
dengan cara mengimbangi perbanyakan sel, misalnya untuk
mencegah munculnya tumor. Kematian sel juga berguna untuk
menghilangkan bagian tubuh yang tidak diperlukan. Contohnya,
pada saat pembentukan embrio, jari-jari pada tangan atau kaki
manusia pada mulanya saling menyatu, namun kemudian terbentuk
berkat kematian sel-sel antarjari. Dengan demikian, waktu dan
tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan
pembelahan sel, merupakan proses yang sangat terkendali. Kematian
sel semacam itu terjadi dalam proses yang disebut apoptosis yang
dimulai ketika suatu faktor penting hilang dari lingkungan sel atau
ketika suatu sinyal internal diaktifkan. Gejala awal apoptosis ialah
pemadatan nukleus dan fragmentasi DNA yang diikuti oleh
penyusutan sel.

3.6 Kajian tentang sel

Biologi sel modern berkembang dari integrasi antara sitologi, yaitu


kajian tentang struktur sel, dan biokimia, yaitu kajian tentang molekul dan
proses kimiawi metabolisme. Mikroskopmerupakan peralatan yang paling
penting dalam sitologi, sementara pendekatan biokimia yang
disebut fraksinasi sel juga telah menjadi sangat penting dalam biologi sel.

3.6.a Mikroskopi

20
Gambar 3.6.a.1. Silia pada permukaan sel bagian dalam
trakea mamalia dilihat dengan SEM
(perbesaran 10.000 kali pada berkas aslinya).

Mikroskop berperan dalam kajian tentang sel sejak awal


penemuannya. Jenis mikroskop yang digunakan para ilmuwan
renaisans dan yang kini masih banyak digunakan di laboratorium
ialah mikroskop cahaya. Cahaya tampak dilewatkan menembus
spesimen dan kemudian lensakaca yang merefraksikan cahaya
sedemikian rupa sehingga citra spesimen tersebut diperbesar ketika
diproyeksikan ke mata pengguna mikroskop. Namun, mikroskop
cahaya memiliki batas daya urai, yaitu tidak mampu menguraikan
perincian yang lebih halus dari kira-kira 0,2 µm
(ukuran bakteri kecil). Pengembangan teknik penggunaan mikroskop
cahaya sejak awal abad ke-20 melibatkan usaha untuk meningkatkan
kontras, misalnya dengan pewarnaan atau pemberian zat fluoresen.
Selanjutnya, biologi sel mengalami kemajuan pesat dengan
penemuan mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron
sebagai pengganti cahaya tampak dan dapat memiliki resolusi (daya
urai) sekitar 2 nm. Terdapat dua jenis dasar mikroskop elektron,
yaitu mikroskop elektron transmisi (transmission electron
microscope, TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning electron
microscope, SEM). TEM terutama digunakan untuk mengkaji
struktur internal sel, sementara SEM sangat berguna untuk melihat
permukaan spesimen secara rinci.

3.6.b Fraksinasi sel

Fraksinasi sel ialah teknik untuk memisahkan bagian-bagian


sel. Secara umum, teknik ini melibatkan homogenisasi, yaitu
pemecahan sel secara halus dengan bantuan blender atau alat
ultrasuara, dan sentrifugasi, yaitu pemisahan komponen-komponen
sel oleh gaya sentrifugal dalam alat sentrifuge, alat seperti komidi
putar untuk tabung reaksi yang dapat berputar pada berbagai

21
kecepatan. Sentrifuge yang paling canggih, yang disebut
ultrasentrifuge, dapat berputar secepat 80.000 rotasi per menit (rpm)
dan memberikan gaya pada partikel-partikel sampel hingga 500.000
kali gaya gravitasi bumi (500.000 g). Pemutaran homogenat di dalam
sentrifuge akan memisahkan bagian-bagian sel ke dalam dua fraksi,
yaitu pelet, yang terdiri atas struktur-struktur lebih besar yang
terkumpul di bagian bawah tabung sentrifuge, dan supernatan, yang
terdiri atas bagian-bagian sel yang lebih kecil yang tersuspensi dalam
cairan di atas pelet tersebut. Supernatan ini disentrifugasi kembali
dan prosesnya diulangi, dengan kecepatan putaran yang semakin
tinggi pada setiap tahap, sehingga komponen sel yang semakin lama
semakin kecil terkumpul dalam pelet yang berurutan.

22
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kajian Klinis

4.1.1. Pengertian kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar


menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan
selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang-lubang
masuk.Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan
kelenjar mukosa.

Gambar 4. 1. Lapisan kulit

Lapisan kulit Epidermis


•    Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi),
gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan
megandung zat keratin.
•    Stratum lusidum.

23
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel
sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah
menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah
tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.
•    Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan
dengan inti ditengah dan sitoplasma berisi butiran (granula)
keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini
menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke
dalam tubuh.
•    Stratum spinosum/stratum akantosum.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat
mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan . sel-selnya disebut
spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya
terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari
mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk
menahan gesekan dan tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan
terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan
beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau
tanduk tersebut ada hubungan antara sel yang lain yang disebut
intercelulair bridges atau jembatan interselular.
•    Stratum Basal/Germinativum.
Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian
basal/basis, stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di
atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris
(tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-
butir yang halus disebut butir melanin warna.
Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian
bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran

24
basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas
terbawah dari pada epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini
tidak datar tapi bergelombang, pada waktu korium menonjol
pada epidermis tonjolan ini disebut papilla kori (papilla kulit).
Dipihak lain epidermis menonjol kea rah korium, tonjolan ini
disebut Rute Ridges atau rete peg = prosessus inter papilaris.
4.1.2. Dermis.
a) Struktur lapisan dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan
epidermis dilapisi oleh membrane basalis dan di sebelah bawah
berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya
diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
 Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
 Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah
bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris
maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut
kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai
tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan
kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk memberikan
kelenturan pada klit, dan retikulus terdapat terutama disekitar
kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat
tersebut.

Unsur sel:
Unsur utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan
terdapat sel lemak yang berkelompok. Disamping itu ada juga
sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada lingkungan
epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola
mammae dan sekitar anus.

25
Serat otot:
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk
berkas dihubungkan dengan folikel rambut (muskulus erector
fili) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup
banyak pada kulit, putting susu, penis, skrotum dan sebagian
perenium.

b) Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak
dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan
ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya
terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut perikulus adiposus, yang
tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian
antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker =
pegas/bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit,
Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun
kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah
subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

c) Jaringan kulit
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh
dari dua macam jaringanyaitu jaringan epitelyang
menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang  menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar kulit.
Kelenjar kulit meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
kelenjar mamae.
Kelenjar sebasea.
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang
bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar yang tidak
berhubungan dengan folikel rambut bermuara langsung ke

26
permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium
minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata. Kelenjar ini
terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki
dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea
terutama terjadi selama pubertas di bawah control hormone,
sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat  untuk
pemeliharaan kesehatan kulit.

Kelenjar keringat.
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang
tidak bercabang; terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar
kuku, batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjar ini
paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian
sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan
bergabung membentuk massa tersendiri. Duktusnya keluar
menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu dengan
epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit.
Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat 2 macam
kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
 Kelenjar keringat ekrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian
dalam dan telinga luar, telapak tangan, telapak kaki dan
dahi. Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari
(epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok
keluar dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke
pori-pori keringat.
 Kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan
pada ketiak, kulit putting susu, kulit sekitar alat kelamin dan
dubur.
Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran keduanya

27
berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan
bermuara pada folikel rambut.

d) Kelenjar payudara (glandula mamae).


Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal
dari lapisan ektodermal yang secara fungsional termasuk sistem
reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis
superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat
longgar dan jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan
kulit diatasnya. Disekitar putting susu (papila mamae) terdapat
reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan
ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-
20 duktuli laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang
mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola
mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan
putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak
hamil dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi
sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan
sel-sel membesar.

4.1.3. Pigmentasi kulit.


Warna kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri.
Kandungan karoten (pigmen) darah pada pembuluh darah, dermis
memberikan warna kemerahan dan kandungan pigmen melanin
memberikan bayangan coklat.
Melanin terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah
lapisan taju yang dibuat oleh epidermis khusus yaitu melanosit yang
bertebaran diantara keratinosit lapis basal dan lapis taju dalam folikel
rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan warna kulit disebabkan
oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di dalam
keratinosit.
pigmentasi kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan,
hormone, dan lingkungan. Faktor genetic mempengaruhi ukuran

28
satuan melanin epidermis. Hormone pemacu malanosit MSH
(melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan
melanosom ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan
keratinosit. Faktor lingkungan seperti ultraviolet meningkatkan
kegiatan enzim melanosit serta meningkatkan produksi melanin dan
penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi coklat.

4.1.4 Pembuluh darah.


Pembuluhdarah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi
yaitu:
1)    Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum
retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap
papilla kori.
2)    Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.
Anyaman ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini
memberikan cabang-cabang pembuluh nadi kea lat-alat
tambahan yang terdapat di korium.

Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh


nadi yang terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini
kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan
membentuk anyaman, yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke
dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena
diperkirakan 1/5 dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping
itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/melebar oleh
pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyaeri dan
emosi, penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.

4.1.4. Saraf kulit.


Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf
spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saaf

29
sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang
terdapat pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk
menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit
ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam
kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan
sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya
mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.

4.1.5. Kulit Sebagai Indera Peraba.


Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang, panas,
dingin, dan sakit ditimbulkan karena tekanan yang dalam dan rasa
yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang.
Panca indera peraba terdapat pada kulit disamping itu kulit juga
sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan
berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan
lubang-lubang. Kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba
yang menerima rangsangan dari luar diteruskan kepusat saraf di
otak.

4.1.6. Sensasi indera peraba dari kulit.


Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin,
dan rasa sakit. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan
jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor masing-masing berbeda-beda,
yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian sensasi raba,
dingin, dan panas.
Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada
mukos mulut dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit,
dan jaringan pitel gepeng berlapis-lapis  pada bagian akar rambut.
Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada

30
kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium,
peritoneum, dan lain-lain.
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung
saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang
dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan ini berlainan. Di
dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan
sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan
tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang
menentukan dan menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih
dalam misalnya pada otot dan sendi.

4.1.7. Fungsi kulit


Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting
selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu:
a. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan
kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam
kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet,
gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-
serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap
gangguan fisis. Melanosit turutberperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning
(pengobatan dengan asam asetil).
Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat
stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia
dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman
kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang
menyebabkan keasaman kulit antara PH 5-6,5. Ini merupakan

31
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah
mati melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorbs.
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan
benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit
terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi
kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan
metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
diantara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran
kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
c. Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
Suhu tubuh tetap stabil messkipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas
yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata.
Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat
untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan
vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi
(kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan
cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh
darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya
keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan
keringat, kontraksi otot, dan pembuluuh darah kulit. Kulit kaya
akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat
nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi oleh saraf
simpatis (asetilkolin).
d. Fungsi ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna lagi atau zat sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl,

32
urea, asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit
berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungikulit) ini menahan air yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
e. Fungsi persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan
oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh
dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel
renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut
saraf sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.

Reaksi putih.
Bila ujung  suatu objek ditekan perlahan-lahan pada kulit, garis
tekanan menjadi pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik
menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah mengalir
keluar dari kapiler, respons ini tampak kira-kira 15 detik.

Tripel Respons.
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang runcing,
sebagian reaksi putih terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut
diikuti pembengkakan, bintik kemerahan sekitar luka yang
disebabkan dilatasi kapiler merupakan suatu respons langsung
dari kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan local disebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler dan venolus. Kemerahan
karena dilatasi arteriola dan denarvasi karena hambatan saraf
menimbulkan rasa nyeri.

Hiperemia Aktif.
Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam suatu daerah
yang dihidupkan kembali setelah periode penyumbatan atau

33
tekanan. Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ
dalam kulit darah mengalir dalam pembuluh darah yang melebar
membuat kulit menjadi sangat merah karena efek lokal hipoksia.

4.2 Kajian Perencanaan dan Pengadaan


4.2.1. Perencanaan Alat Harmonic Scaple

Perencanaan alat Harmonic Scaple adalah suatu proses untuk


menentukan kebutuhan terkait jenis,spesifikasi dan jumlah peralatan
medis Harmonic Scaple sesuai dengan kemampuan
pelayanan/klasifikasi rumah sakit,beban pelayanan,perkembangan
teknologi,SDM yang mengoperasikan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana.Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk
penyediaan anggaran,pelaksanaan pengadaan peralatan medis
Harmonic Scaple secara efektif, efesien dan prosesnya dapat
dipertanggung jawabkan.

Pelaksanaan perencanaan peralatan medis Harmonic Scaple


membutuhkan data kinerja peralatan yang telah dimiliki dan
informasi terbaru jenis peralatan medis yang beredar. Kinerja
peralatan yang telah dimiliki di peroleh dari data dokumentasi
pemanfaatan dan pemeliharaan peralatan. Informasi peralatan medis
diperoleh dari referensi publikasi produsen atau
distributor,website,rumah sakit lain yang telah menggunakan
peralatan tersebut. Perlu diperhatikan ijin edar peralatan medis
tersebut dan dipertimbangkan pula informasi sertifikasi dari alat
tersebut misalnya SNI, TUV, FDA dan CE,
spesifikasi,aksesoris,fungsi dan keandalan, pemeliharaan,
ketersediaan sparepart, harga purna jual dan legalitas izin edar
peralatan medis.

Perencanaan peralatan medis Harmonic Scaple tentu


membutuhkan perencanaan kebutuhan ruangan untuk penempatan
peralatan medis,tenaga medis dan pasien serta instalasi medik

34
meliputi kelistrikan dan sarana. Dalam merencanakan desain
ruangan dan instalasi medik memperhatikan kebutuhan
pengembangan pelayanan dan pesatnya kemajuan teknologi bidang
kesehatan.

Perencanaan kebutuhan peralatan medis Harmonic Scaple


membutuhkan keterlibatan tenaga teknis peralatan medis,tenaga
medis,keperawatan,teknis sarana dan prasarana dan manajemen.
Ruang lingkup kegiatan perencanaan meliputi penilaian
kebutuhan,prioritas pemenuhan kebutuhan dan penganggaran.

Adapaun untuk perencanaan pembelian alat harmonic scaple,


ada beberapa prosedur yang wajib kita pertimbangkan, diantaranya:

4.2.2. Penilaian kebutuhan

Penilaian kebutuhan (need assessment ) adalah proses untuk


menentukan dan mengatasi kesenjangan antara situsi/kondisi saat ini
dengan situasi/kondisi yang diinginkan. Penilaian kebutuhan adalah
kegiatan strategis dan merupakan bagian dari proses perencanaan
peralatan medis yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan atau memperbaiki kekurangan pelayanan
kesehatan.

Penilaian kebutuhan peralatan medis pada dasarnya


dimaksudkan untuk pemenuhan standart peralatan medis sesuai
kemampuan rumah sakit, pengggantian peralatan medis dan
pengembangan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
atau perkembangan teknologi.

Penggantian maupun pengadaan baru alat Harmonic Scaple


sebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor :

35
A. Perkembangan teknologi

Faktor ini memunculkan beberapa pertanyaan mendasar yang


terkait erat dengan pelayanan bedah yang ada saat ini. Beberapa
pertanyaan itu antara lain :

1. Apakah Rumah Sakit sudah menggunakan Harmonic Scaple?


2. Nomer 1, jika jawabannya SUDAH, untuk apa membeli unit
yang baru lagi?
3. Nomer 1, jika jawabannya BELUM, untuk apa membeli alat
Harmonic Scaple?
4. Pelayanan operasi bedah apa yang dapat dilayani dengan
Harmonic Scaple?
5. Apakah alat yang digunakan pelayanan yang ada saat ini
yaitu ELECTROSURGERY UNIT belum dapat memenuhi
semua tindakan bedah saat ini?

Dari pertanyaan- pertanyaan tersebut diatas maka kita akan


dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya urgensi dengan
rencana pengadaan alat Harmonic Scaple.

B. Kesesuaian terhadap standart keselamatan


Faktor ini menitik beratkan kepada perkembangan standar
keselamatan baik bagi user maupun pasien. Tentu saja faktor ini
sangat berpengaruh terhadap pelayanan bedah di Rumah Sakit
tersebut. Harapan besar, dengan pengadaan alat Harmonic
Scaple tersebut dapat meningkatkan standar keselamatan
tindakan bedah. Pastinya sebuah institusi kesehatan akan sangat
konsern terhadap standar keselamatan, agar dikemudian hari
tidak mendapat tuntutan hukum apabila terjadi kesalahan.

C. Biaya pemeliharaan
Faktor ini erat kaiatannya dengan mempertahankan kondisi alat
agar dapat mencapai usia teknis alat yang ditetapkan.

36
D. Ketersediaan suku cadang
Hal ini kaitanya dengan pemeliharaan alat, apa jadinya jika usia
alat belum tercapai tetapi keberadaan suku cadang sudah tidak
ada atau bisa dikatakan alat sudah discontinou. Sehingga hal ini
menjadi salah satu faktor penting dalam proses perencanaan
pembelian Harminic Scaple.

E. Kesesuaian dengan ilmu kedokteran.


Khususnya dalam Ilmu kedokteran bedah, teknologi
berkembang begitu pesat, hal ini memunculkan gagasan dan
cara – cara terbaru dalam meningkatkan pelayanan bedah.
Dahulu dalam pelayaan bedah masih memakai alat –alat
sederhana yang bekerja secara manual. Sekarang, dunia seakan
berlomba - lomba mengembangkan teknologi terbaru yang
mengutamakan kecepatan, otomatisasi pengoperasian alat,
safety pasien dan mengurangi dampak tindakan bedah
seminimal mungkin agar mempercepat proses penyembuhan.
Alat Harmonic Scaple sangat diperlukan untuk tindakan
tindakan operasi di tempat tempat yang bersingunguan langsung
dengan saraf organ organ sensitif diantaranya: tiroidektomi,
biopsi paru, laparoskopi kista decortication, amandel, dan
kanker ginekologis.
Tidak seperti elektrokauter/laser/electrosurgery unit, harmonik
scalple tidak memiliki energi listrik yang ditransfer ke atau
melalui pasien, sehingga tidak ada stray energi (energi yang
tersasar) yang dapat menyebabkan shock atau luka bakar.
Dengan teknik harmonic scaple, area bedah lebih sempit dan
lebih sedikit perdarahan, perdarahan pasca operasi juga minimal.
Dibandingkan dengan teknik diseksi standar
elektrokauter/laser/electrosurgery unit, teknik ini mengurangi
nyeri pascaoperasi. Teknik ini juga menguntungkan bagi pasien

37
terutama yang tidak bisa mentoleransi kehilangan darah seperti
pada anak-anak, pasien dengan anemia atau defisiensi faktor
VIII dan pasien yang mendapatkan terapi antikoagulan.

Dalam pelaksanaan penilaian kebutuhan peralatan medis diatur


dalam standart prosedur operasional yang memuat:

a. Peran para pihak terkait pengguna, antara lain:


 Dokter bedah sebagai pengguna
 Perawat sebagai pembantu dokter bedah
 Elektromedis sebagai tenaga perencana, pengadaan,
pemeliharaan , perbaiakan dan penghapusan
 Management Rumah Sakit sebagai pemangku
kebijakan
b. Mekanisme dan prosedur pengajuan kebutuhan alat
Harmonic scaple dari Instalasi Bedah Sentral ( IBS ) kepada
pejabat rumah sakit yang bertanggung jawab di bidang
peralatan.
c. Proses pengkajian oleh tim perencanaan kebutuhan alat
Haronic scaple dan selanjutnya rekomendasi pemenuhan
peralatan medis.

Dalam melakukan penilaian kebutuhan peralatan medis tersebut,


tim perencanaan kebutuhan peralatan medis membutuhkan data
dan informasi dari tenaga Teknik Elektromedis sebagai berikut :

a. Inventaris peralatan medis meliputi


jenis,spesifikasi,jumlah,harga,tahun pengadaan dan kondisi
peralatan medis
b. Kualitas peralatan meliputi frekuensi kerusakan, lama
perbaikan, suku cadang,biaya pemeliharaan
c. Kinerja alat meliputi data pemanfaatan dan kapasitas alat
sesuai spesifikasi.
d. Keamanan peralatan.

38
e. Sumber daya manusia meliputi ketersediaan tenaga
pengguna dan pemelihara serta kompetensi pengguna yang
akan mengoperasional.
f. Informasi harga peralatan medis dengan spesifikasi yang
sama dari berbagai distributor termasuk biaya
pemeliharan,ketersediaan suku cadang dan purna jual.
g. Data dan informasi penunjang lainnya seperti
ruangan,listrik dll.

Perhitungan peralatan medis untuk pemenuhan sesuai standart


harus memperhatikan jenis layanan berdasarkan klasifikasi
rumah sakit dan ketersedian jumlah dan kompetensi SDM yang
dipersyaratkan untuk penyelenggaraan jenis dan volume
pemanfaatan pelayanan tersebut.

4.2.3. Prioritas Pemenuhan kebutuhan

Tidak selamanya hasil dari penilaian kebutuhan peralatan


medis dapat terealisasi semua, keterbatasan anggaran menjadi
kendala dalam pemenuhan tersebut dikarenakan pendapatan rumah
sakit memiliki kemampuan yang terbatas, maka perencanaannya
difokuskan kepada peralatan medis yang lebih prioritas. Kriteria
prioritas rumah sakit diantaranya sebagai berikut :

a. Tingkat Utilitas
Merupakan tingkat penggunaan atau pemakaian peralatan medis
pada pelayanan.
b. Pencitraan / Brand Image Rumah Sakit
Beberapa peralatan rumah sakit dapat diasosiasikan terhadap
pencitraan yang positif oleh masyarakat.peralatan medis
tertentu,canggih,dan peralatan dengan teknologi yang terkini
dapat mendorong nilai jual sebuah rumah sakit.
c. Pelayanan Unggulan

39
Setiap rumah sakit pasti memiliki progam pelayanan unggulan
yang merupakan suatu kelebihan dibanding rumah sakit
lainnya.pelayanan unggulan tersebut harus didukung dengan
ketersedian peralatan medis yang sesuai dengan tuntutan
pelayanan unggulan.

4.2.4. Pengadaan Peralatan Medis


Pengadaan peralatan medis dilakukan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Pada saat pedoman ini disusun peraturan yang berlaku
adalah Peraturan Presiden Nomor 01 tahun 2015 tentang perubahan
Ketiga atas Peraturan presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah serta peraturan peraturan
pendamping misalnya: Peraturan Kepala LKPP. Yang perlu
diperhatikan dalam pengadaan peralatan Harmonic scaple adalah
penyusunan spesifikasi alat, Spesifikasi alat harus sesuai dengan
kebutuhan user/ pelayanan. Spesifikasi yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan biaya yang cukup tinggi. Spesifikasi terlalu rendah
bisa mengakibatkan pelayanan tidak berjalan optimal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Ketersediaan suku cadang


2. Biaya operasional (listrik, bahan habis pakai)
3. Kebutuhan pra instalasi (listrik dan komponen pengaman/
keselamatan).
4. Kebutuhan prasarana (listrik).

4.2.5. Penyiapan Spesifikasi:

Dalam penyusunan spesifikasi alat, pasti akan melibatkan


orang-orang yang mengerti tentang seluk beluk dokumen spesifikasi
teknis alat. Akan sangat aneh, apabila seseorang menyusun sebuah
dokumen, tetapi dia tidak memehami permasalah atau inti dari
permasalahan yang dituangkan dalam dokumen tersebut. Tentu saja

40
akan berdampak buruk terhadap proses pengadaan alat kesehatan.
Dan implikasinya adalah “tujuan perencanaan jauh panggang dari
api”. Biaya investasi besar tetapi hanya menambah persoalan baru
dan pelayaanan pasien terganggu.

Inilah titik poin utama, pentingnya seseorang atau tim yang


memahami permasalahan ini. Tentu saja, karena dokumen
penyusunan spesifikasi teknis alat yang dibuat harus dengan
keilmuan khusus yang membidangi, dalam hal ini yang memiliki
bekal keilmuan tersebut di lingkungan Rumah Sakit atau institusi
kesehatan lainnya adalah tenaga Elektromedis.

Hal tersebut diatas bukan berarti serta merta saya


mengatakan, karena penyusunan dokumen spesifikasi teknis alat
adalah wewenang dari Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) / Pejabat
Pelaksanan Teknis Kegiatan ( PPTK ), maka posisi ini harus diisi
olek tenaga Elektromedis, tentu saja pendapat ini tidak tepat, tapi
bukan berarti salah, karena dalam kenyataannya hal itu juga sangat
dimungkinkan. Dimungkinkan walaupun tanpa harus terlibat
langsung menjadi Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) / Pejabat
Pelaksanan Teknis Kegiatan ( PPTK ), tenaga elektromedis bisa juga
menjadi tenaga sub teknis yang membantu dalam dokumen
penyusunan spesifikasi teknis alat. Sehingga diharapkan akan
tersusun dengan baik sesuai Perencanaan dan kebutuhan Rumah
Sakit.

Spesifikasi disusun berdasarkan beberapa penawaran yang


masuk dengan memperhatikan kebutuhan akan spesifikasi untuk
rumah sakit. Penyusunan spesifikasi juga harus mempertimbangkan
regulasi alat kesehatan di indonesia. Pemilihan/ perkembangan
tekhnologi, kesesuaian terhadap Standar Nasional maupun
internasional, misalnya untuk memastikan bahwa alat kesehatan
yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik direkomendasikan
untuk mensyaratkan ISO 13485 untuk pabrikan/ produsen alkes baik

41
dalam negri maupun luar negri. Sedangkan khusus alat kesehatan
luar negri perlu dipertimbangkan tambahan persyaratan yaitu harus
sudah complience dengan CE Mark dan FDA.

Selain dari spesifikasi yang ditawarkan oleh


distributor/vendor dari brochure yang dilampirkan dapat juga
menggunakan perbandingan spesifikasi dari lembaga riset
independen baik nasional maupun internasional, misalnya HPCS
( Health Product Comparison System) yang dikeluarkan oleh ECRI (
emergency Care Reaserch institute).

Langkah-langkah menyusun spesifikasi:

1. Lakukan pengunpulan penawaran spesifikasi/


brosur,sekarang lebih mudah dengan adanya Ekatalog.
2. Susun parameter spesifikasi alat kesehatan yang
dibutuhkan untuk memenuhi pelayanan bedah.
3. Masukkan nilai masing-masing parameter untuk setiap
jenis alat kesehatan yang ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
4. Susun spesifikasi dengan memperhatikan beberapa
parameter dari beberapa merk alat kesehatan yang
ditawarkan.
5. Nilai parameter dapat dibuat tetap atau dengan nilai
tertentu jika memiliki dasar yang kuat (justifikasi klinis)
terhadap pemilihan parameter tersebut.

Contoh : Tabel Parameter

NO PARAMETER Merk A Merk B


1 Type
2 Negara Asal
3 Spesifikasi
4 Kelengkapan Asesoris
tambahan

42
5 Ketersediaan suku
cadang
6 Garansi
7 Time Respon komplain
8 Harga
dll
Nilai=? Nilai=?

4.2.6. Penyusunan HPS

Harga Perkiraan sendiri (HPS) atau Owners Estimate (OE)


adalah harga barang dan atau jasa yang dikalkulasi secara keahlian
dan berdasarkan data yang didapat dipertanggung jawabkan
meliputi:

a. Daftar harga Ekatalog


b. Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa dilokasi
barang/jasa diproduksi/ diserahkan / dilaksanakan menjelang
dilaksanakannya pengadaan barang/jasa.
c. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Badan Pusat Statistik (BPS).
d. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggung
jawabkan.
e. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/
distributor tunggal meliputi Ongkos Kirim dan instalasi
pendukungnya.
f. Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/ kurs tengah
Bank Indonesia.
g. Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan
dengan instansi lain maupun pihak lain.
h. Norma indeks dan/ atau
i. Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

43
4.3 Kajian Instalasi dan Pra Instalasi

Kajian Instalasi dan pra instalsi dari suatu produk alat kesehatan bertujuan
untuk memastikan alat tersebut dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan alat tersebut.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam kajian ini adalah :

1. Ruangan (standar ruangan operasi)


2. Kondisi lingkungan (Suhu dan Kelembaban)
3. Instalasi listrik yang memadai yang disesuaikan dengan kebutuhan alat
serta standar keamanannya.
4. Back up listrik untuk kebutuhan jika terjadi jaringan listrik eksternal
padam atau mengalami gangguan.
5. Sarana pendukung lainnya seperti tempat alat yang memudahkan bagi
operator / user mengoperasikannya.

4.3.1. Pedoman Instalasi

Standar Ruangan

Berikut standar ruang operasi berdasarkan Pedoman Teknis


Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi (Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat
Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2012).

Ruangan-ruangan pada bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit dapat


dibagi kedalam 5 (lima) zona (lihat gambar )

44
Gambar 4.3.1. Pembagian zona pada bangunan (sarana)

Ruang Operasi Rumah Sakit

Keterangan :

1= Zona Tingkat Resiko Rendah (Normal)

2= Zona Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

3= Zona Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)

4= Zona Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan prefilter, medium


filter dan hepa filter, Tekanan Positif)

5= Area Nuklei Steril (Meja Operasi)

1) Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal)

Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan


pendaftaran), ruang tunggu keluarga pasien, janitor dan ruang
utilitas kotor.

Zone ini mempunyai jumlah partikel debu per m3 > 3.520.000


partikel dengan diameter 0,5 μm (ISO 8 - ISO 14644-1
cleanroom standards Tahun 1999).

2) Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang
plester, pantri petugas, ruang tunggu pasien (holding), ruang

45
transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan
perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.

Zone ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3


3.520.000 partikel dengan dia. 0,5 μm (ISO 8 - ISO 14644-1
cleanroom standards Tahun 1999).

3) Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium


Filter)

Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari


ruang persiapan (preparation), peralatan/instrument steril, ruang
induksi, area scrub up, ruang pemulihan (recovery), ruang linen,
ruang pelaporan bedah, ruang penyimpanan perlengkapan
bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi, implant orthopedi
dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang
operasi.

Zone ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3


adalah 352.000 partikel dengan dia. 0,5 μm (ISO 8 - ISO 14644-
1 cleanroom standards Tahun 1999).

4) Zona 4, Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter,


Medium Filter, Hepa Filter)*

Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif.


Zone ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3
adalah 35.200 partikel dengan dia. 0,5 μm (ISO 7 - ISO 14644-1
cleanroom standards Tahun 1999).

5) Area Nuklei Steril

Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair


air flow) dimana bedah dilakukan. Area ini mempunyai jumlah
maksimal partikel debu per m3 adalah 3.520 partikel dengan dia.
0,5 μm (ISO 5 s/d ISO 6 - ISO 14644-1 cleanroom standards
Tahun 1999).

46
*Untuk menempatkan alat Harmonic Scalpel berada di zona 4
di dalam kamar operasi dengan Tingkat Resiko Sangat Tinggi
(Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter)

Berikut contoh denah kamar operasi untuk operasi minor :

Gambar 2. Denah Ruang Operasi minor

Pemasangan perangkat harus memastikan bahwa penginstalan, inspeksi, dan


pengujian yang diperlukan dilakukan sesuai dengan petunjuk dalam sistem
Manual dan Generator alat Harmonic. Inspeksi harus didokumentasikan
bersamaan dengan hasil pengujian untuk memberikan petunjuk pemasangan
yang benar.

Sebagai petunjuk pra instalasi, yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah
spesifikasi teknis alat tersebut. Berikut spesifikasi dari salah satu unit
harmonic scalpel beserta penjelasannya :

Tabel contoh spesifikasi

47
Degree Protection
Against Electric Shock Type CF Applied Part

Class of Protection
Against Electrik Shock Class I

Standar Keselamatan* EN 60601

Degree of protection
Generator : Ordinary Equipment
Against Harmful Ingress
Footswitch: IPX8
of Water :
UL 2601-1
Klasifikasi Keselamatan CSA C22.2 601.1
EN 60601-1
100-240 VAC
Tegangan Input Utama * Frekuensi: 50/60 Hz
Current Consumtion : 3 amp
Suhu 10˚C sampai 40˚C*
Kelembaban: 10-90% non-kondensasi
Rentang Tekanan Atmosfer: 700hPa-
Operasi Ambient 1060hPa
Kondisi* 35˚C sampai + 54˚C
Kelembaban: 10-95% non-kondensasi
Rentang Tekanan Atmosfer: 700hPa-
1060hPa.
Kabel Daya GEN04 kabel power set dengan karakteristik
sebagai berikut :
Plug Style: NEMA 5-15 (clear) untuk Kelas
Rumah Sakit di Amerika Utara
Acuan : IEC 60320 C13* dengan kabel
yang tidak bersudut
Panjang Kabel : Nominal 4,6 meter

48
Rating Arus : 13A
Rating Tegangan: 125 VAC minimum
Kode Pengkabelan: Amerika Utara
Keterangan Cordage : SJT (UL) atau SJT
(CSA)
Konduktor : 16 AWG 3C*
Persetujuan Badan yang Dibutuhkan: UL
dan CSA
Jika kabel daya internasional diperlukan,
pengguna harus pilih set kabel daya yang
bisa
Karakteristik :
Gaya Plug: sesuai kebutuhan negara tertentu
Acuan : IEC 60320 C13* dengan kabel
yang tidak bersudut
Panjang Kabel : 2,44 - 4,6 meter nominal
Rating Arus : 10A
Ukuran konduktor minimum penampang
melintang : 1,0 mm2 tembaga.*
Rating Tegangan: minimum 250 VAC*
Wiring : internasional
Cordage Type : HAR

7,48 kg* nominal (Unpacked)


Berat Generator
Chart : 42,0 kg nominal

300 (HxWxD) : 5.3 "(13 cm) x 14,5" (37


cm) x 15,2 "(39 cm)*
Dimensi Keseluruhan
Chart : (HxWxD): 37,3 "(95 cm) x 17,7" (45
cm) x 27,6 "(70 cm), Termasuk pegangan

4.3.2. Lingkungan

49
Lingkungan penempatan alat pada umumnya mengikuti
standar ruangan. Untuk suhu dan kelembaban yang diizinkan oleh
alat ini sesuai dengan yang ada dalam spesifikasi alat seperti yang
tetera dalam spesifikasi diatas.

4.3.3. Standar Kelistrikan dan sumber listrik cadangan

Instalasi kelistrikan pada suatu rumah sakit juga mengacu pada


Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Sumber daya listrik pada bangunan Ruang Operasi Rumah


Sakit, termasuk katagori “sistem kelistrikan esensial 3”, di mana
sumber daya listrik normal dilengkapi dengan sumber daya listrik
darurat untuk menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber
daya listrik normal.

Jaringan.

1) Kabel listrik dari peralatan yang dipasang di langit-langit tetapi


yang bisa digerakkan, harus dilindungi terhadap belokan yang
berulang-ulang sepanjang rak kabel, untuk mencegah terjadinya
retakan-retakan dan kerusakan-kerusakan pada kabel.

2) Kolom yang bisa diperpanjang dengan ditarik, menghindari


bahaya-bahaya tersebut.

3) Sambungan listrik pada outlet-outlet harus diperoleh dari sirkit-


sirkit yang terpisah. Ini menghindari akibat dari terputusnya arus
karena bekerjanya pengaman lebur atau suatu sirkit yang gagal
yang menyebabkan terputusnya semua arus listrik pada saat
kritis.

Terminal.

50
1) Kotak kontak (stop kontak)
a) Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya satu
kutub pembumian terpisah yang mampu menjaga resistans
yang rendah dengan kontak tusuk pasangannya.
b) Karena gas-gas yang mudah terbakar dan uap-uap lebih berat
dari udara dan akan menyelimuti permukaan lantai bila
dibuka, Kotak kontak listrik harus dipasang 5 ft ( 1,5 m) di
atas permukaan lantai, dan harus dari jenis tahan ledakan.
2) Sakelar.
Sakelar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus
memenuhi SNI 04 – 0225 – 2000, Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL 2000), atau pedoman dan standar teknis yang
berlaku.

Pembumian.
Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan petugas. Sistem
harus memastikan bahwa tidak ada bagian peralatan yang dibumikan
melalui tahanan yang lebih tinggi dari pada bagian lain peralatan
yang disebut dengan sistem penyamaan potensial pembumian (Equal
potential grounding system). Sistem ini memastikan bahwa hubung
singkat ke bumi tidak melalui pasien.

Ketentuan dan Standar .


Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,
dan pemeliharaan sistem kelistrikan pada bangunan Ruang Operasi
Rumah Sakit mengikuti :
1) SNI 03 – 7011 – 2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada
bangunan fasilitas kesehatan.
2) SNI 04 – 7018 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya
listrik darurat dan siaga.
3) SNI 04 – 7019 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya
listrik darurat menggunakan energi tersimpan.

51
4.3.4. Standar keselamatan listrik Harmonic Scaple

Untuk standar instalasi listrik juga mengacu pada service


manual alat seperti yang tertera pada spesifikasi alat diatas. EN
60601 adalah standar keselamatan listrik yang berisi klausul tentang
standar keselamatan listrik terhadap medical instrument yang
dikeluarkan oleh British-Adopted European Standard.IEC 60601
adalah serangkaian standar teknis untuk keselamatan dan efektivitas
peralatan listrik medis. Standar utama yang mengatur perancangan
perangkat medis secara formal dikenal sebagai IEC 60601-1 -
Peralatan listrik medis - Bagian 1: Persyaratan umum untuk
keselamatan dasar dan kinerja penting. Lebih hanya itu disebut
sebagai IEC 60601-1 atau hanya "60601," dan kepatuhan terhadap
standar ini telah menjadi persyaratan de facto untuk membawa
peralatan medis baru ke pasar di banyak negara. Kita akan melihat
adopsi standar secara global lebih rinci nanti, namun perlu dicatat
bahwa ada standar Eropa (EN 60601-1) dan Kanada (CSA 60601-1)
yang identik dengan standar IEC. Ada juga penyimpangan dari
standar yang terkait dengan persyaratan spesifik negara.
Sifat intrinsik dari catu daya ac-dc atau konverter dc-dc berarti
tegangan dan arus yang diberikan mempunyai potensi bahaya jika
tidak ditangani dengan benar. Dalam mengoperasikan peralatan
medis yang aman, IEC 60601-1 (edisi ke 2 ) menetapkan pedoman
risiko yang diterapkan bila perangkat berada dalam radius 6 kaki dari
pasien, yang disebut sebagai “patient vicinity.”

Kategori penggunaan didefinisikan dalam tiga tingkatan yaitu :

B Type B (body) equipment beroperasi di sekitar tubuh pasien,


tapi tanpa kontak pasien. Contoh peralatan tipe B meliputi x-
ray machines, bed patient, LED Operating Light, dan MRI
Scanner.

52
BF Type BF (body floating) equipment terjadi kontak fisik
dengan pasien. Contoh peralatan tipe BF meliputi monitor
tekanan darah, peralatan ultrasound, dan termometer.
CF Type CF (Cardiac Floating) terjadinya kontak fisik dengan
jantung. Contoh dari Jenis peralatan CF meliputi defibrillator
dan mesin dialisis.

Untuk alat harmonic scalpel ini termasuk dalam klasifikasi type CF,
ini berarti harus mempetimbangkan faktor keamanan terhadap pasien
terutama pada sisi Grounding harus benar-benar diperhatikan.

Berikut klasifikasi yang berlaku untuk menentukan tingkat isolasi,


insulation, rembesan, clearance, dan kebocoran seperti pada gambar.

Gambar 4.3.4.1. IEC 60601 Tingkat isolasi

IEC 60601-1 (Edisi ke 3) lebih fokus pada pasien terhadap


perlindungan sarana keseluruhan “Means Of Protection” (MOP)
yang menggabungkan lebih kepada operator "Means Of Operator
Protection" (MOOP) dan "Means Of Patient Protection" (MOPP).

Ketentuan dasar edisi 2 dan 3 untuk mencegah kegagalan tetap ada,


pada edisi ke-3 lebih kepada potensi bahaya kepada masing-masing
user sangat berbeda. Operator memiliki akses ke panel kontrol,
sementara pasien dimungkinkan "terhubung" melalui probe.

Hal yang harus diperhatikan dalam instalasi adalah ketersediaan


tegangan listrik yang stabil pada ruangan Instalasi Bedah sesuai
dengan kebutuhan alat ini

53
4.4 Kajian Troubleshooting
A. Unit alat
1. cabut kabel daya dari stopkontak listrik
2. Siapkan deterjen pH netral
3. Gunakan kain lembut bersih sedikit dibasahi dengan larutan
pembersih secara manual membersihkan semua permukaan
(termasuk display unit).
4. Bilas sampai bersih menggunakan kain lembut bersih sedikit
dibasahi dengan air keran hangat.
5. Kering dengan kain lembut bersih.

B. Switch pedal (Pedal kaki)


1. Lepaskan saklar kaki dari generator unit
2. Siapkan deterjen pH netral
3. Bersihkan pedal, kabel dan switch
4. Keringkan semua permukaan dengan kain lembut bersih.

4.4.1. Indikator terdengar dan Alarm

Nada Kemungkinan Penyebab dan Tindakan Perbaikan

Tidak ada nada selama power-up. Kegagalan Generator cek supply


PLN.

Tidak ada nada ketika sistem konfirmasi bahwa foot switch


sepenuhnya terhubung (jika tangan beralih adaptor tidak
digunakan).

diaktifkan. Konfirmasi foot switch tidak rusak. Jika


adaptor tangan switching digunakan,
mengkonfirmasi terhubung dan tidak
rusak.

54
Mengkonfirmasi bahwa aktivasi tangan
diaktifkan jika adaptor tangan switching
yang digunakan.

Aktivasi (pulsa singkat) Sistem sedang aktif atau dalam mode


Test. Sistem operasi tepat. MIN dan
MAX kekuatan memiliki nada yang
unik.

Alert (tiga nada urutan) Aktivasi dicoba sementara generator


dalam modus siaga. Dorong tombol
STANDBY untuk kembali generator ke
mode Ready.

Dua atau lebih kaki atau aktivasi tangan


switch diakui oleh generator sebagai
yang diaktifkan secara bersamaan.
Melepaskan semua switch aktivasi dan
mengaktifkan hanya menggunakan satu
saklar

Nada konstan Instrumen kontak dengan terlalu banyak


jaringan. Mengurangi jumlah jaringan
kontak dengan instrumen. Jika nada
berlanjut, hati-hati menghapus setiap
jaringan yang telah dikumpulkan pada
akhir distal dari instrumen poros.

sepotong tangan dan / atau kesalahan


pisau. Tekan UJI untuk mengidentifikasi
sumber kesalahan.

4.4.2. Kode Kesalahan dan Menampilkan di Normal Mode Operasi


Generator akan mengenali kesalahan tertentu dalam lima
bidang: Generator, tangan sepotong, instrumen, kaki switch atau

55
saklar tangan. Ketika kesalahan diidentifikasi, alarm akan
berbunyi, indikator alarm akan muncul pada panel kontrol
pembuat, dan sumber masalah akan muncul pada layar grafis
(tingkat daya tidak akan ditampilkan).
Jika kode kesalahan ditampilkan, ikuti prosedur di bawah
ini (atau dalam Panduan Mengatasi Masalah di bagian atas unit
generator) untuk menyelesaikan masalah.
Catatan: Untuk setiap kode kesalahan, generator akan siklus
antara masing-masing dua layar ditunjukkan pada contoh di
bawah ini, dengan komponen yang rusak berkedip.
Kesalahan Kode
1. Generator kesalahan Kode 1 menunjukkan baik ada
masalah fungsional dengan generator atau tombol panel
depan (s) yang diaktifkan selama urutan power-up. Siklus
kekuatan OFF, kemudian ON. Jika kesalahan berlanjut,
matikan sistem dan layanan kontak.

Gambar 4.4.2.1. Layar Kegagalan Generator


2. Generator suhu kesalahan Kode 2 menunjukkan bahwa
generator terlalu panas.
1. Matikan sistem. Hapus semua penghalang menghalangi
ventilasi udara pada generator bawah dan kembali panel.
Jika tidak ada halangan jelas atau sumber panas eksternal,
layanan kontak

56
2. Daya pada sistem dan menunggu hingga 30 menit untuk
kesalahan generator untuk membersihkan.

Jika kode kesalahan terus berlanjut call distributor

Gambar 4.4.2.1. Kesalahan generator Over-Suhu Screens

3. Kesalahan handpiece generator (Kode 3) menunjukkan masalah


pada handpiece.
a. Konfirmasikan bahwa konektor tangan sepotong
sepenuhnya dimasukkan dan berorientasi benar - titik putih
pada bagian tangan sejajar dengan titik putih pada panel
depan. Jika kode kesalahan tidak jelas dalam waktu tiga
detik setelah potongan tangan terhubung dengan benar,
tekan UJI.
b. Instrumen mungkin tidak diperketat benar atau jaringan
mungkin telah dikumpulkan pada akhir distal dari
instrumen poros. Kencangkan instrumen menggunakan
pisau kunci dan hati-hati menghapus jaringan dari ujung
distal dari instrumen selubung. Tekan STANDBY untuk
menghapus kode kesalahan dan kembali ke modus siap.
Mengaktifkan sistem. Jika tes pra-run berjalan, memastikan

57
instrumen adalah di udara. Jika menggunakan gunting,
pastikan rahang terbuka dan tidak bersentuhan dengan
benda selama tes pra-run.
Catatan: Periksa pisau kunci inggris hub untuk retak atau
aus sebelum digunakan. Jika kerusakan terlihat, mengganti
kunci pisau. Sebelum digunakan setelah autoklaf,
mendinginkan kunci pisau pada suhu kamar selama
setidaknya 45 menit atau rendam dalam suhu kamar air
steril selama 5 menit.
c. Jika kesalahan berlanjut, instal tip tes untuk mengisolasi
masalah. Tekan tombol UJI.
 Jika sistem menunjukkan tangan kesalahan sepotong,
tangan sepotong buruk atau tes ujung buruk. Ganti
sepotong tangan atau menginstal tes ujung dan tekan
UJI baru.
 Jika tidak terjadi kesalahan dengan ujung tes terpasang,
menggantikan instrumen.
d. Tekan STANDBY untuk kembali ke modus Siap.
Mengaktifkan sistem.

Gambar 4.4.2.3.Handpiece sebelah Screens Generic Kesalahan

4.5 Kajian Pemeliharaan

58
59
Tabel 1. Jadwal Pemeliharaan harmonic scaple
TABEL KLASIFIKASI RESIKO
Resiko Penerapan Pada Rekomendasi
Tinggi Alat yang digunakan dekat dengan kulit Sterilisasi
yang luka atau selaput lendir Alat yang
masuk ke tubuh bagian steril.
Menengah Alat yang kontak dengan selaput lendir Sterilisasi dan
Terkontaminasi dengan organisme Disinfeksi
berbahaya atau mudah menular sebelum

60
digunakan pada pasien
immunocompromised
Rendah Alat yang kontak dengan kulit Yang Pembersihan
sehat Alat yang tidak kontak dengan
Pasien

Tabel 2. Klasifikasi Resiko


Kelompok Maintenance :

1. Inspeksi
Pemeliharaan peralatan medis dapat dibagi menjadi dua kategori
utama yaitu:
 Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM)
 pemeliharaan korektif/Corrective4Maintenance(CM)
Setiap peralatan kesehatan mempunyai klasifikasi risiko
berdasarkan: fungsi peralatan kesehatan : penghantar energi,
pemantau pasien, atau peralatan untuk kenyamanan pasien.
2. Preventif pemeliharaan
Riwayat insiden
Masing Masing peralatan kesehatan mempunyai bobot pada kategori
fungsi, risiko fisik dan kebutuhan pemeliharaan.
TABEL FUNGSI

61
Tabel 3. Fungsi

TABEL RESIKO

62
Tabel 5. Resiko

TABEL PEMELIHARAAN

Tabel 6. Pemeliharaan

TABEL RIWAYAT INSIDEN

63
Tabel 7. Riwayat Insiden

PENJADWALAN ESU :
ESU = 9 + 4 + 3 + 0
ESU = 16

16 masuk Kategori : Anuual maintenance dimana Pemeliharaan


Dilakukan setian 6 bulan sekali.

3. Corective Maintenance: ( perbaikan dan troubleshooting )


Pemeliharaan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi peralatan
medis sesuai dengan fungsi awalnya.
Pemeliharaan ini dilakukan dengan 3 metode yaitu :
1. Pengujian Tingkat komponen
2. Pengujian Tingkat Modul (board'level),
3. Tingkat peralatan atau sistem.

4.6 Metode Kalibrasi

Penemuan ini berhubungan dengan alat bedah ultrasonik untuk


melakukan perawatan pada jaringan hidup dengan memanfaatkan getaran
ultrasonik, dan pada metode kalibrasi alat bedah ultrasonik.

64
Alat bedah ultrasonik untuk melakukan perawatan dengan
memanfaatkan getaran ultrasonik ke jaringan hidup, alat koagulasi
ultrasonik dan sayatan, aspirator ultrasonik, lithotriptor ultrasonik, dan troli
ultrasonik atau sejenisnya.

Gambar 4.6.1. Bagian – bagian alat

Gambar 4.6.2. Struktur ujung distal probe

65
Gambar 4.6.3. Ilustrasi skematik probe

Gambar 4.6.4. Ilustrasi bagian penggerak probe dilepas

Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik dan peralatan bedah ultrasonik adalah
sebagai berikut :
1) Perangkat bedah ultrasonik meliputi hal berikut ;
ultrasonik transduser yang menghasilkan getaran ultrasonik (35), dimana
transduser ultrasonik digabungkan secara mekanis ke ujung proksimal dan
ujung distal (32) untuk treatment jaringan (31), transduser ultrasonik adalah
bagian yang dilengkapi dengan probe (30) ke ujung transmisi untuk
menghasilkan getaran ultrasonik dari ujung dasar sebagaimana Gambar
4.6.4.
Unit penggerak berfungsi mengeluarkan sinyal penggerak untuk
menggerakkan transduser ultrasonik.
Dengan mengukur sinyal penggerak, intensitas sinyal kalibrasi sesuai
dengan informasi identifikasi handpiece, bagian tip tersebut sesuai dengan
keadaan kavitasi yang terjadi pada proses kalibrasi dengan detektor

66
gelombang ultrasonik terpancar untuk mendeteksi sinyal tingkat kavitasi
dari sinyal yang dibangkitkanoleh unit penggerak.

Dari intensitas sinyal kalibrasi yang terukur tersebut, sinyal tingkat


kavitasi dan unit penyimpan pengukuran untuk menyimpan informasi
kalibrasi merupakan hubungan antara intensitas getaran bagian ujung dan
intensitas sinyal unit penggerak. Bagian pengaturan output untuk mengatur
intensitas getaran bagian ujung depan.
Basis Informasi kalibrasi untuk informasi identifikasi tersebut, dan
mengendalikan bagian penggerak sehingga menghasilkan sinyal
penggerak dengan intensitas sinyal penggerak yang sesuai dengan
intensitas getaran yang ditetapkan oleh bagian pengaturan output unit
kontrol.
2) Alat bedah ultrasonik dapat mengidentifikasi handpiece yang menyimpan
data identifikasi pada bagian unit penyimpanan data (1).
3) Alat bedah ultrasonik terdiri dari bagian pengaturan informasi identifikasi
dua tau satu(1) yang menetapkan informasi identifikasi (27).
4) Alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari nomer 1 sampai 3 (1),
Informasi kalibrasi adalah intensitas sinyal drive yang sesuai dengan
intensitas getaran.
5) Alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari nomer 1 sampai 3(1),
Informasi kalibrasi adalah persamaan koreksi kekuatan sinyal penggerak,
Dimana unit kontrol dihitung untuk mengendalikan intensitas sinyal drive
dengan menggunakan persamaan koreksi.
6) Alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu di atas dari nomer 1 sampai
5(1) ,mengenai informasi identifikasi, transduser ultrasonik atau setidaknya
mengatakan salah satu nomor ID probe , informasi jenis, atau informasi
bentuk.
7) Alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari nomer 1 sampai 6 di
atas,
Sinyal tingkat kavitasi adalah sinyal voltase, sinyal arus atau sinyal
impedansi.

67
8) Alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari 1 sampai 7 di atas,
Kata transduser ultrasonik dan kata probe dilepas secara terpisah.
9) Aparatus bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari yang di atas 1
sampai 8 lebih jauh mencakup hal berikut : Bagian – bagian tersebut
merupakan solusi kalibrasi, kata bagian ujung wadah kalibrasi yang
memiliki bagian pemasangan yang sesuai dengan posisi yang telah
ditentukan.
10) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik terdiri dari langkah-langkah berikut
:
a. Memiliki vibrator ultrasonik yang menghasilkan getaran ultrasonik,
dimana transduser ultrasonik harus digabungkan secara mekanis ke
ujung proksimal dan ujung distal untuk merawat jaringan tubuh yang
hidup harus meyakinkan bahwa adalah transduser ultrasonik siap
pakai dan dihubungkan ke sebuah probe untuk transmisi ke ujung dari
getaran ultrasonik sampai ujung proksimal terjadi proses pemotongan,
langkah persiapan unit penggerak untuk mengeluarkan sinyal
penggerak ke transduser ultrasonik dimana transduser ultrasonik
dihubungkan.
b. Informasi identifikasi, untuk memperoleh langkah identifikasi
handpiece.
c. Langkah kalibrasi diakhir bagian ujung (31) direndam dalam larutan
kalibrasi (51); Kalibrasi sinyal penggerak konfigurasi untuk kekuatan
sinyal, langkah pengisian sinyal penggerak kalibrasi ultrasonik
transduser (35) dipasok ke informasi identifikasi ; sinyal tingkat
kavitasi yang mendeteksi langkah sinyal tingkat kavitasi yang sesuai
dengan keadaan kavitasi yang terjadi dalam larutan kalibrasi (51)
dengan gelombang ultrasonik pada bagian ujung (31) radiasi tersebut
terdeteksi dari sinyal penggerak ; Dari intensitas sinyal kalibrasi,
sinyal tingkat kavitasi sebagai kekuatan sinyal penggerak dan bagian
ujung tip (31), tahap penyimpanan informasi kalibrasi yang akan
disimpan adalah hubungan antara intensitas getaran ; Langkah
pengaturan output dimana intensitas getaran dari bagian tip tersebut

68
(31) ditetapkan ; Informasi identifikasi Berbasis untuk informasi
kalibrasi tersebut, bagian penggerak (22) unit kontrol untuk
mengeluarkan sinyal penggerak intensitas sinyal penggerak yang
sesuai dengan intensitas getaran yang ditetapkan oleh langkah
pengaturan keluaran tersebut (23 langkah pengobatan yang
dikendalikan oleh).

11) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik sesuai dengan 10 (1) yang
disebutkan di atas, Dalam tahap identifikasi informasi yang diperoleh,
identifikasi informasi dari sekurang-kurangnya satu unit penyimpanan
informasi identifikasi dari bagian informasi identifikasi yang menetapkan
informasi identifikasi (27) dan potongan tangan yang menyimpan
informasi identifikasi (40) (48) Ada diperoleh.

12) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik sesuai dengan 10 atau 11 di atas
(1),
Pada tahap perawatan, pengontrol (23) mengendalikan bagian penggerak
(22) sehingga menghasilkan kekuatan sinyal penggerak yang dihitung
dengan menggunakan persamaan koreksi kekuatan sinyal penggerak
adalah informasi kalibrasi.

13) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari 10 12
(1) di atas, Informasi identifikasi, transduser ultrasonik (35) atau
setidaknya mengatakan salah satu nomor ID probe (30), informasi jenis,
atau informasi bentuk.

14) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari 10 di
atas 10 (1), Pada tahap persiapan di atas, dimana transduser ultrasonik (35)
dan probe (30) dilepas secara terpisah.

15) Metode kalibrasi alat bedah ultrasonik sesuai dengan salah satu dari 10 di
atas 14 (1), Pada tahap pendeteksian sinyal tingkat kavitasi, posisi yang

69
telah ditentukan sebelumnya dari larutan kalibrasi (51) mengakomodasi
bejana kalibrasi (50), bagian tip tersebut (31) ditetapkan oleh bagian
pemasangan (52).

Penemuan ini seperti yang dijelaskan di atas tidak dimaksudkan terbatas


pada perwujudan yang diuraikan di atas, dibuat tanpa meninggalkan
lingkup penemuan ini, berbagai perubahan, modifikasi dan sejenisnya.

Permohonan ini diajukan 12/488010 diajukan di Amerika Serikat pada


tanggal 19 Juni 2009 .

4.7 Kajian Penghapusan

1. Persyaratan teknis:
 Secara fisik alat Harmonic scaple tidak dapat digunakan karena
rusak, dan tidak Ekonomis bila diperbaiki.
 Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat
modernisasi. Hal ini terkait dengan perkembangan ilmu dan
teknologi kesehatan. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
diantaranya berkaitan dengan standar pelayanan dan keselamatan
kerja.
 Alat kesehatan telah melampaui batas usia teknis (8 tahun/16.064
jam) sesuai standar American Hospital Association (AHA),
walaupun keadaan alat masih dapat digunakan, karena untuk
penetapan batas usia teknis tersebut tentu sudah memperhitungkan
berbagai kajian. Tentu saja ini menjadi wilayah abu – abu bagi
seorang elektromedis karena secara keilmuan apabila alat masih
layak berarti alat masih aman digunakan. Tetapi juga tidak bisa
mengabaikan begitu saja setandar American Hospital Association
(AHA). Sekilas sepertinya kedua hal tersebut absurd, dengan
keilmuan yang ada kami berpendapat, berusaha
mengkombinasikan kedua hal tersebut, tentu saja dengan instrumen
–instrumen data pendukung untuk memutuskan di hapus atau tidak.

70
Selain itu faktor external juga sangat berpengaruh besar terhadap
keputusan seorang elektromedis, faktor tersebut adalah kebijakan
manageman institusi tempat seorang elektromedis bernaung.
 Alat kesehatan mengalami perubahan dalam spesifikasi karena
penggunaan. Contohnya: seperti daya yang keluar tidak akurat lagi
dan tidak bisa diperbaiki dan lain-lain sejenisnya.
2. Secara ekonomis lebih menguntungkan apabila alat kesehatan dihapus,
karena biaya operasional dan pemeliharaan alat kesehatan lebih besar
dari manfaat yang diperoleh. Seperti adanya kerusakan pada generator
(misal Electrosurgical Generators, handpiece, boardmodul) sehingga
jika dilakukan penggantian generator memerlukan biaya yang besar.
Hal ini sesuai dengan teori perhitungan teori Maximum Maintenanca
Expenditur Limit (MMEL). Dimana kerusakan bisa pada main unit
ataupun perbaikan/pembelian aksesoris, apabila nilai melebihi
Maximum Maintenanca Expenditur Limit (MMEL). Dimana biaya
pemeliharaan maximum pada tahun berjalan dihitung dari penjumlahan
berbagai faktor diantaranya, usia teknis alat, usia pakai, sisa manfaat
dan persentase Maintenance Expenditur Limit (MEL).
3. Alat kesehatan hilang.

71
BAB V

PENUTUP

Dari hasil pembahasan makalah tentang alat “Harmonic Scaple”, dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Harmonic Scaple adalah salah satu alat medic yang merupakan aplikasi
elektronika dengan menggunakan frekuensi tinggi dan arus listrik, yang
berfungsi untuk memotong, koagulasi, mengering jaringan biologis.
Dengan menggunakan ESU dapat membuat pemotongan yang tepat
dengan kehilangan darah yang sedikit di dalam ruang operasi atau dalam
prosedur rawat jalan.
2. Generator electrosurgical adalah di mana pembangkit energi listrik yang
diambil dari pasokan listrik diubah menjadi arus frekuensi tinggi. Arus ini
frekuensi tinggi disalurkan melalui kabel suplai dan pegangan ke elektroda
aktif. Pada titik tersebut, elektroda ini membuat sebuah bidang yang sangat
terkonsentrasi di jaringan sekitarn titik kontak.
3. Pengaruh arus listrik ESU pada jaringan :
a. Efek Panas (Thermal) ; Arus listrik yang dialirkan ke dalam jaringan
tubuh, menimbulkan efek panas, dan efek panas tersebut tergantung
pada tahanan spesifik dari jaringan dan juga tingkat kepadatan arus
serta lamanya aplikasi.
b. Efek Faradik ; Sel-sel jaringan yang sensitif, seperti sel-sel syaraf
dan otot dirangsang denganarus listrik, yang mengakibatkan sel-sel
tersebut bergerak berulang-ulang, shg terjadi kontraksi jaringan.
Efek ini disebut efek Faradik. Untuk menghindari efek tersebut
frekuensi arus listrik sekurang-kurangnya 300 KHz.
c. Efek Elektrolitik ; Terjadinya pergerakan ion-ion di dalam jaringan
biologis yang diakibatkan oleh arus listrik searah. ion-ion bermuatan
posistif bergerak ke arah kutub negatif (katoda), kemudian terjadi

72
peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan hanya elektrolitik pada
jaringan. untuk menghindari efek tsb pergunakan arus bolak-balik.

4. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan saat melakukan prainstalasi dan


instalasi antara lain : aspek keselamatan terhadap pasien, pengguna (user)
dan lingkungan / alat
5. Setiap alat kedokteran perlu adanya pemeliharaan rutin untuk mengurngi
resiko kerusakan dan kegagalan operasional alat. Jadwal pemeliharaan
dibagi beberapa waktu yaitu pemeliharaan harian, mingguan, semesteran
dll. Pelaksanaan dan jadwal pemeliharaan disesuaikan dengan kondisi alat
dan referensi dari distributor maupun acuan dari kemenkes
6. Beberapa aspek yang penting dalam melakukan kalibrasi pada peralatan
ESU untuk menjamin output antara lain:
a. Aspek keselamatan listrik
b. Besaran daya keluaran Watt/m2
c. Nilai toleransi yang diperbolehkan adalah ± 10 %
Faktor – faktor yang mempengaruhi penghapusan alat medik antara lain : faktor
teknis dan ekonomis alat tersebut.

73
DAFTAR PUSTAKA :

1. Ultrasonic surgical device and calibration method for ultrasonic surgical


device http://www.google.ch/patents/WO2010146940A1?hl=id&cl=en
2. Neck dissection with harmonic scalpel and electrocautery A randomised
study Roshan K. Verma, Arulalan Mathiazhagan, Naresh K. Panda
Department of Otolaryngology, Head and Neck Surgery, Post Graduate
Institute of Medical Education and Research, Chandigarh 160012, India
3. Ultrasound Surgical Apparatus And Calibration Method Therefor
Olympus Medical Systems Corr, Tokyo, Masashi Yamada, Sagam1hara-
Sh1 (Jp)Jun‘ 19’ 2009
4. Service Manual HARMONIC™Generator 300 System, ETHICON
ENDO-SURGERY,LLC, Johshon and johnshon company
5. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Operasi (DIREKTORAT
BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA
KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA
KESEHATAN) 2012
6. Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan (DIREKTORAT BINA
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN) 2015

74

Anda mungkin juga menyukai