Naufal A

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam pencak silat adalah aspek seni pencak silat,

yang lebih populer di Jawa Barat dengan sebutan ibing namun tidak sedikit orang menyebut
aspek seni pencak silat ini dengan istilah tari pencak silat padahal dalam kenyataan yang
sebenarnya bahwa istilah ibing pencak silat dengan istilah tari pencak silat mempunyai
pengertian yang berbeda. Ibing Pencak Silat mempunyai pengertian yang lebih mendalam
dibanding tari pencak silat, karena dalam ibing pencak silat selain ada unsur keindahan gerak di
dalamnya, mempunyai tujuan akhir menjatuhkan lawan, sehingga dalam ibing pencak silat
unsur beladirinya lebih menonjol. Namun perlu diingat bahwa selain memiliki naluri
mempertahankan diri, manusia pun memiliki naluri untuk menyukai keindahan. Dari berbagai
hal yang ada di sekelilingnya, manusia mampu menciptakan berbagai bentuk keindahan melalui
seni. Ketika manusia menemukan alat yang dapat digunakan sebagai senjata, dengan alat itu
pula mereka menciptakan karya seni pahatan. Ketika manusia memahami adanya nada dalam
bunyi, maka manusia menciptakan musik dan nyanyian. Demikian pula halnya ketika di
menyadari bahwa di dalam gerak terdapat keindahan, maka muncullah berbagai jenis tarian.
Dari mana inspirasi membuat tarian itu? Salah satunya adalah dari teknik beladiri yang telah
dikuasai sebelumnya. Ketika pencak silat tidak banyak lagi digunakan sebagai alat untuk
membela diri, maka aspek lain dapat digali, seperti aspek olah raga dan seni. Dari sinilah ibing
penca itu muncul. Ia tercipta dari kebutuhan manusia yang gandrung akan keindahan melalui
medium gerak. Banyak koreografer tari yang memiliki latar belakang pencak silat, di antaranya
adalah R. Tjetje Somantri, maestro Tari Keurseus, dan Gugum Gumbira, maestro Jaipongan.
Dengan dasar pemikiran bahwa pencak silat merupakan salah satu sumber bagi jenis kesenian
lainnya, maka STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Bandung memasukkan mata kuliah pencak
silat selama 4 SKS dalam dua semester. Ibing penca dapat berkembang di perguruan bukan di
aliran pencak silat, hal ini terjadi karena biasanya pada suatu aliran pencak silat sudah terdapat
aturan baku baik dari segi filosofis maupun teknis yang tidak boleh diubah, ditambah maupun
dikurangi oleh para pengikutnya. Berbeda halnya dengan di perguruan pencak silat yang
dipimpin oleh pendekar yang biasanya sudah mempelajari berbagai aliran, sehingga memiliki
wawasan yang luas dan tidak terlalu kaku dalam mengembangkan pencak silat. Di dalam suatu
perguruan biasanya teknik-teknik dari berbagai aliran selain tetap dipertahankan keasliannya
namun tidak menutup kemungkinan kemudian dicoba dicampur sehingga menjadi bentuk baru
yang menjadi ciri khas perguruan itu. Di sinilah banyak terjadi pengolahan teknik, termasuk
pengolahan aspek seni dalam bentuk ibing penca.

Anda mungkin juga menyukai