Dokumen : Revisi : 0
SOP / GRS-HRD/006
Pelaksanaan Komunikasi
Pemangku Kepentingan Tanggal Efektif : Halaman : 1-8
01 Desember 2018
LEMBAR PENGESAHAN
I. LATAR BELAKANG
1. Adanya prinsip dan kriteria ISPO tentang mekanisme penyelesaian keluhan yang di
sampaikan masyarakat pada perusahaan.
2. Adanya Standar Operational Prosedur Mengenai Ganti Rugi Lahan yang Memuat
Mekanisme Penyelesaian Sengketa Lahan.
3. Belum adanya ketentuan yang mengatur Penanganan Keluhan Pemangku
Kepentingan di Site dan Mill.
II. TUJUAN
1. Menetapkan ketentuan mengenai penanganan keluhan pemangku kepentingan di Mill
2. Menjaga hubungan antara perusahaan dengan pemangku kepentingan tetap harmonis
dan terjalin kerekatan sosial yang baik.
3. Perusahaan akan merespon dan menyelesaikan masalah masalah atau keluhan yang
disampaikan dalam suatu cara yang tepat dan cepat.
III. KETENTUAN
A.Definisi
1. Keluhan
Yang dimaksud dengan keluhan adalah saran dan masukan berupa kritikan dan atau
keberatan yang disampaikan secara lisan ataupun tertulis dari pihak pemangku
kepentingan mengenai kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Mediator
Yang dimaksud dengan Mediator adalah pihak luar (pihak ketiga) yang netral sebagai
penengah dalam penyelesaian keluhan/perselisihan dan tidak memihak kepada salah
satu pihak yang berselisih.
3. Forum Mediasi
Yang dimaksud dengan Forum Mediasi adalah upaya penyelesaian keluhan antara
perusahaan dengan pihak yang menyampaikan keluhan , dan diikuti oleh satu pihak
Judul : No.Dokumen : Revisi : 0
SOP / GRS-HRD/006
Pelaksanaan Komunikasi
Pemangku Kepentingan Tanggal Efektif : Halaman : 3-8
01 Desember 2018
luar yang netral (tidak memihak) dan kehadirannya disetujui oleh kedua pihak yang
didasari dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
4. Arbitrase
Yang dimaksud dengan Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata ,
diluar peradilan hukum , yang didasarkan pada perjanjian Arbitrase yang dibuat
secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
B. PENERIMA KELUHAN
Penerimaan keluhan dari pemangku kepentingan dapat secara lisan maupun
tulisan.
Untuk setiap penerimaan keluhan , maka yang menerima keluhan harus
meneruskan keluhan tersebut ke Asisten CSR.
Khusus untuk Pemangku kepentingan yang datang dari site dan menyampaikan
keluhan , maka keluhan dapat disampaikan oleh Pemangku Kepentingan dengan
mengisi “Formulir permintaan Informasi / Penyampaian keluhan yang didampingi
oleh Asisten CSR.
a. Terkait dengan Sengketa lahan , maka asisten CSR akan melakukan verifikasi
terkait bukti yang diberikan oleh pemangku kepentingan dengan dokumen
yang dimiliki perusahaan.
D. Pertemuan /Rapat
a. Lokasi dan waktu pertemuan / rapat harus disetujui oleh kedua pihak , dan
saling memberi cukup waktu untuk memberikan kepada semua pihak untuk
melakukan persiapan yang diperlukan.
b. Untuk langkah pertama , pertemuan harus dilakukan dalam prioritas pada
fasilitas perusahaan.
Pertemuan Forum Mediasi harus berlangsung di lokasi pihak ketiga atau tempat
lain yang disepakati sebagai tempat yang netral.
c. Dalam setiap pertemuan / rapat , hendaknya para pihak harus menahan diri dari
tindakan yang dapat mengganggu ketenangan dari pertemuan dan harus
berusaha untuk mencari solusi dengan niat baik. Segala bentuk intimidasi secara
langsung maupun tidak langsung dari pihak manapun harus dihindari.
d. Dokumentasi pertemuan / Rapat
Judul : No.Dokumen : Revisi : 0
SOP / GRS-HRD/006
Pelaksanaan Komunikasi
Pemangku Kepentingan Tanggal Efektif : Halaman : 6-8
01 Desember 2018
Daftar hadir dan Notulen pada setiap pertemuan harus dibuat secara detail
dengan tembusan kepada masing –masing pihak.
Pada awal setiap pertemuan , daftar hadir dibuat untuk diisi semua peserta ,
tanpa terkecuali , harus menulis dengan jelas nama , alamat , kedudukan ,
alasan kehadiran dan harus menandatangani sebagai bukti kehadiran.
Notulen rapat dibuat dan disimpan oleh pihak perusahaan. Pada akhir
pertemuan , akan dibaca dan ditandatangani oleh semua pihak.Jika terdapat
kesalahan atau kelalaian dikoreksi langsung dengan kesepakatan bersama.
Dalam hal kesepakatan tidak dapat dicapai pada beberapa butir dari notulen ,
dapat dibuat catatan yang ditambahkan dalam notulen , berupa alasan tidak
setuju dan komentar lainnya yang dilengkapi dengan identitas ( nama ,
alamat , kedudukan) serta dari pihak mana berasal.
Pihak ketiga sebagai mediator dapat berasal dari lembaga pemerintah setempat
.Tokoh Agama atau lembaga lembaga adat/ tradisional , organisasi non
pemerintah , atau orang lain , selama mereka diterima oleh kedua belah
pihak.Dapat lebih dari satu pihak ketiga yang netral diundang ke Forum
Mediasi , asalkan kedua belah pihak setuju.
Judul : No.Dokumen : Revisi : 0
SOP / GRS-HRD/006
Pelaksanaan Komunikasi
Pemangku Kepentingan Tanggal Efektif : Halaman : 8-8
01 Desember 2018
Pihak netral dalam forum mediasi adalah pihak yang tidak memiliki
kepentingan dalam isu yang akan dibahas di forum mediasi. Pihak netral dapat
berfungsi sebagai mediasi atau sebagai arbitrase.Hal ini harus ditentukan dan
disepakati oleh para pihak saat memutuskan memilih forum mediasi.
Mediasi berarti bahwa pihak ketiga yang netral mendukung dialog dengan
memungkinkan komunikasi yang lebih baik anatar para pihak.Pihak ketiga
yang netral dapat menyediakan nasihat yang tidak mengikat kepada pihak lain.
Arbitrase berarti bahwa kedua belah pihak menerima otoritas dari pihak ketiga
yang netral yang diundang ke forum tentang masalah yang harus
dipecahkan.Pihak ketiga yang netral mendengar kedua belah pihak dan
memastikan bahwa dialog dilakukan secara terbuka , meliputi masalah yang
sedang diperselisihkan.Setelah membuat pertimbangan yang tepat , pihak
ketiga yang netral akan membuat rekomendasi penyelesaian yang harus
diterima oleh kedua belah pihak.Solusi ini harus dipertimbangkan secara hati
hati sebelum diterima.