Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul” LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN POHON AGLONEMA”STEK DAUN” praktikum ini dibuat agar dapat
mengetahui cara setek daun aglonema. Tampa bantuan-Nya maka penulis tidak dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.semoga dengan adanya laporan ini pembaca dapat mengerti
dan memahami apa yang penulis sampaikan.
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................1
KATA PENGATAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................6
4.1 Persebaran.........................................................................................................................14
4.3 Morfologi............................................................................................................................14
BAB V PENUTUP...................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................15
5.2 Saran.................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
Tanaman Aglaonema merupakan salah satu jenis tanaman hias daun yang keindahannya
terletak pada bentuk, corak, dan warna daunnya. Tanaman ini berasal dari negara Asia,
salah satunya adalah Indonesia. Dihabitat aslinya, tanaman ini hidup di hutan dengan
pencahayaan yang terbatas. Pengembangan tanaman Aglaonema di Indonesia dimulai
tahun 1980 yang menghasilkan dua Aglaonema hibrida yakni Pride of Sumatera dan
Donna Carmen (Leman, 2004).
Aglaonema lokal merupakan sebutan untuk Aglaonema spesies asli yang hanya tumbuh
(endemik) di Indonesia serta semua silangan yang dilakukan di Indonesia oleh para
pemulianya. Aglaonema lokal ini sering dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.
Mereka lebih membanggakan Aglaonema yang diimpor dari negara tetangga, terutama
dari Thailand. Padahal, seharusnya Aglaonema lokal bisa lebih dibanggakan dari pada
dengan Aglaonema dari negara lain, karena keindahan coraknya tidak kalah menarik,
bahkan sebagian Aglaonema lokal memiliki warna dan pola corak yang sangat indah dan
menawan seperti Aglaonema Rotundum (spesies) dan Aglaonema Tiara (hibrid) (Gregori,
2006).
Menurut catatan para pengamat Aglaonema, di Indonesia terdapat tiga spesies Aglaonema
yang tumbuh di alam bebas dengan varietas corak yang berbeda. Ketiga spesies itu adalah
Aglaonema rotundum, Aglaonema pictum dan Agalonema vittatum. Saat ini terdapat
lebih dari 60 jenis Aglaonema hibrid lokal yang penampilannya cukup eksotis. Ada
beberapa jenis Aglaonema yakni: Adelia, Aditya, Angel, Angela, Angelina, Ariana,
Catherine, Diana, Dolores, Donna carmen, Esmeralda, Evita, Gabriel, Harlequen, Harry
potter, Hot lady, Jake hanny, Jatayu, Juliet, JT 2000, JT 3000, Ken dedes, Kresna, Lipstik,
Lisa, Lucia, Lucky, Madam, Suroyo, Mother teresa, Moon light, Mutiara, Nina, Pelita,
Snow white, Pride of sumatera merupakan Aglaonema yang paling fenomenal dalam
sejarah Aglaonema hibrida. Jenis Aglaonema berwarna merah pertama kali muncul di
Indonesia, bahkan di dunia (Kurniawan, 2006).
Sebelum nama Aglaonema terkenal, kita sering mendengar nama Sri Rejeki. Namun
dalam perkembangannya, nama Sri Rejeki tenggelam dan digantikan Aglaonema.
Heinrich Wilhelm Schott, ahli botani kelahiran Brunn, Morovia yang memberi nama
Aglaonema pada tahun 1829. Sebenarnya, nama Sri Rejeki mengacu pada salah satu jenis
Aglaonema spesies asli Indonesia yang bernama Aglonema Pictum yang pernah ditanam
di Kebun Raya Bogor pada tahun 1920. Daun Aglaonema ini lonjong melebar dengan
warna hijau kebiruan dan bercorak abu-abu keperakan. Tangkai daunnya tegak, biasanya
berbunga pada bulan April hingga Agustus. Habitatnya menyebar di pulau Sumatera dan
Nias. Aglaonema Pictum sering ditemukan tumbuh di daerah yang dekat dengan gunung
berapi dengan ketinggian tempat 100-200 meter dari permukaan laut/dpl (Gregori, 2006).
Aglaonema Green Jack Yellow merupakan salah satu jenis tanaman aglaonema yang
berasal dari Thailand. Di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) tanaman ini
diperbanyak melalui stek anakan dan telah berumur 3-4 tahun. Keindahan dari tanaman
ini yaitu corak pada daunnya, dengan campuran warna hijau dan kuning.
Sri rejeki( aglonema) yang dikenal dengan aglonema tersusun dari dua kata dari bahasa
Yunasi antara lain Aglaos dan Nema. Aglaos memiliki arti yang terang/cerah dan nema
artinya benang maka Aglaonema dapat diartikan sebagai tanaman yang membawa “energi
yang terang”. Aglaonema memiliki sebutan lainnya yaitu Chinese Evergreen hal ini
disebabkan oleh pembudidaya tanaman pertama kali ini berasal dari negara China.
Namun, di Indonesia tanaman aglaonema disebut dengan Sri Rejeki. ( roza 2011)
Pengetian tanaman sri rejeki (aglonema) adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki
daun yang indah, seperti tanaman monokotil yang dimana bunganya tumbuh dan
berbunga yang biasa disebut dengan spadix. Aglaonema memiliki variasi warna yang
beragam seperti hijau, merah, putih, dan merah muda.( mariani 2011)
Tanaman Aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27-30 0C, tanaman ini dapat
tumbuh pada dataran rendah atau di bawah 300 meter dpl dengan suhu ideal 27-30 0C
dan pada malam harinya memiliki suhu 21-24 0C. Sedangkan suhu siang hari di daerah
dataran sedang atau dataran tinggi dengan ketinggian 300-600 meter dpl harus mencapai
24-27 0C dan suhu pada malam harinya harus mencapai 18-21 0C. Kelembaban udara
ideal bagi Aglaonema adalah 50-75%. Kisaran angka ini, kira-kira terjadi jika suhu suatu
daerah pada siang hari mencapai 25-29 0C dan pada malam hari 18-21 0C. Kombinasi
suhu dan kelembaban yang sesuai umumnya akan membuat Aglaonema tampil lebih
segar dan menawan (Kurniawan, 2006).
Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Superdivisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Subkelas Arecidae
Ordo Arales
Familia Apocynaceae
Genus Alstonia
Spesies A. Scholaris
2.3 Manfaat tanaman aglonema
Di balik penampilan cantiknya, agonema menyimpan manfaat istimewa yang membuatnya
diburu para pencinta tanaman hias. Berikut beberapa manfaat terbaiknya yang dapat Anda
peroleh dengan menanam aglonema.
1. Tanaman hias
Bentuk daun warna daun yang beragam dan menarik menjadikan tanaman ini salah satu
pilihan utama para dekorator untuk memperindah ruangan. Kelebihan lain yang dimiliki
tumbuhan sri rejeki adalah daya tahannya terhadap lingkungan ber-AC maupun tidak, oleh
sebab itu tanaman ini dapat ditanam di dalam ruangan maupun di ruang terbuka.
2.Potensi bisnis
Tingginya minat masyarakat untuk menanam dan mengoleksi tanaman sri rejeki menjadi
peluang bisnis yang menguntungkan bagi para pembudidaya tanaman hias. Hingga saat ini,
semakin banyak orang yang budidaya aglonema karena potensi bisnisnya yang menjanjikan.
3. Menyerap Polutan
4. Tanaman hoki
Benar atau tidak tentu tergantung pada pemilikya, namun banyak yang percaya bahwa
aglonema atau sri rezeki merupakan satu tanaman hoki.