Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH INTENSITAS AIR TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BUNGA
ANGGREK

DISUSUN OLEH :

1. Adinda Putri Khalisa (01)


2. Lieomi Lintang Pertiwi (15)
3. Nabila Nur Hafizhah (22)
4. Salsabila Andelwa Najla (28)
5. Syakira Naila Medsyliana (30)
6. Yunda Putri Kirani (35)

SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG


Jalan Panglima Polem No. 18 Telp. (0721) 772924 Bandar Lampung – 35252
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Intensitas Air terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Anggrek” dengan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan bunga
anggrek, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Any Widyaningsih, S.Pd. selaku guru Mata
Pelajaran Biologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, Oktober 2023

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 2
1.5 Hipotesis ...................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 4
2.1 Tanaman Anggrek ....................................................................................................... 4
2.2 Ekofisiologis Anggrek Tanah ...................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 7
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 7
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................................................ 7
3.3 Subyek Penelitian ........................................................................................................ 7
3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................................... 8
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ............................................................. 8
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................... 8
3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 10
4.1 Hasil .......................................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ............................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
5.2 Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16
LAMPIRAN............................................................................................................................. 17

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anggrek (Orchidaceae) merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota
jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah
sirkumpolar, meskipun sebagaian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika.
Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah
tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi
sebagai cara beradaptasi dengan musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal
dan “berdaging” (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air.
Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap.
Anggrek merupakan tanaman dengan bunga yang cukup indah, menarik dan banyak
penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna, dan ukuran
bunga yang bermacam-macam dengan ciri-ciri untuk menjadi daya tarik anggrek. Kurang
lebih 5000 jenis anggrek terdapat di Indonesia (Darmono, 2003).
Anggrek memiliki akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu merupakan akar
sekulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh, namun tidak merugikan
pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis, dengan istilah lain terrestrial artinya tumbuh
di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada
media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus.
Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis
dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah (“anggrek tanah”)
batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit
batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah
penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat “memanjang” (monopodial)
atau “melebar” (sympodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas
daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpanan air. Bunga
anggrek berbentuk khas yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga
anggrek tersusun majemuk, muncul dari ketiak daun dengan tangkai bunga yang
memanjang. Bunganya simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) biasanya
berwarna mirip mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota
bunga termodifikasi membentuk semacam “lidah” yang melindungi suatu struktur

1|Page
aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat
pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut “pollinia”) dan terlindung
oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk
vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk,
tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin.
Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya
belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada
medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara
lain:
1. Bagaimanakah cara penanaman dan perawatan anggrek?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
anggrek?
3. Apakah intensitas air berpengaruh dalam pertumbuhan dan pembungaan tanaman
anggrek?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara penanaman dan perawatan anggrek.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman anggrek.
3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas air dalam pertumbuhan dan pembungaan
tanaman anggrek.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk membudidayakan dan melestarikan tanaman anggrek.
2. Untuk meningkatkan produksi tanaman anggrek.
3. Untuk mengetahui pupuk yang baik untuk tanaman anggrek.
4. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman anggrek.
5. Untuk melakukan proses pertumbuhan dan pembungaan tanaman anggrek.

2|Page
1.5 Hipotesis
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan, maka hipotesis dari percobaan tersebut adalah :
Intensitas air dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan pembungaan bunga sehingga
apabila intensitas air mencapai optimal maka anggrek dapat bertumbuh dan berkembang
dengan baik dan secara cepat.

3|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggrek


Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang mempunyai 800 genera dan
25.000 spesies. Tanaman ini terdiri dari tanaman monokotil, herba, dan tahunan. Daya
tarik tanaman anggrek adalah keindahan bentuk bunga dan warna yang beraneka ragam
sehingga tidak menimbulkan rasa bosan bagi pecintanya (Mattjik 2010 dalam Fauziah,
2014). Variasi yang ada pada bunga anggrek terletak pada bunga, ada yang mirip
kalajengking, kupu-kupu, dan kantung. Selain itu, jumlah kuntum, ukuran dan warna
kuntum juga terlihat keragaman yang cukup banyak serta keragaman pada bentuk daun
dan batangnya.
Tanaman anggrek tersebar luas di daerah tropis. Sebagian besar tanaman anggrek
hidup secara epifit dengan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh namun tidak
merugikan tanaman yang ditumpangi. Ada pula tanaman anggrek yang tumbuh secara
geofitis atau sering dikenal terrestrial yang artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di
dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, yaitu tumbuh pada media daun-daun kering
dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus pada beberapa anggrek yang
berada pada iklim sedang, biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai salah
satu bentuk adaptasi terhadap keaadaan lingkungan sekitarnya.
Tanaman anggrek cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau berdaging tebal
dengan kandungan air yang tinggi. Keadaan ini memungkinkan anggrek dapat hidup pada
kondisi dengan persediaan air yang rendah, baik dari air hujan, embun ataupun uap air di
udara. Akan tetapi, tanaman anggrek tidak ditemukan pada daerah gurun. Tanaman
anggrek biasa ditemukan di alam dengan tumbuh sebagai tanaman di hutan atau tanaman
di bawah naungan (Fauziah, 2014).
Anggrek tanah (Spathoglottis plicata Blume) merupakan salah satu jenis dari tanaman
anggrek. Anggrek tanah merupakan salah satu tumbuhan dari famili Orchidaceace yang
banyak digemari karena bentuk dan warna bunganya yang menarik. Tanaman anggrek
tanh dapat dijadikan sebagai bunga pot, bunga potong, ataupun sebagai borde. Tanaman
anggrek tanah merupakan jenis tanaman terrestrial yang membutuhkan cahaya matahari
penuh.
Spathoglottis plicata Blume dikenal dengan nama anggrek tanah. Nama genetik
Spathoglottis berasal dari bahasa Yunani; spathe berarti belati dan glossa atau glotta

4|Page
berarti lidah (Holtum dan Enoch, 1972). Dalam taksonomi tumbuhan, anggrek tanah
dapat diklasifikasikan:

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Maagnoliophyta

Kelas : Monocotiledonae

Ordo : Orchidales

Famili : Orchidaceae

Genus : Spathoglottis

Spesies : Spathoglottis plicata Blume

Anggrek tanah merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki umbi semu di
bawah permukaan tanah yang dilapisi oleh sarung daun berjumlah 3 – 9 helai. Daun-daun
anggrek tanah berwarna hijau tua yang tumbuh pada pangkal umbi semu (Suryowinoto,
1979).

Warna bunga anggrek tanah bervariasi yaitu ungu tua, ungu muda, merah keunguan,
pink, oranye, kuning, coklat, putih, dan campuran. Beberapa jenis anggrek tanah memiliki
panjang tangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan jenis anggrek tanah yang lain
memiliki bunga tersembunyi di bawah kanopi tanaman karena tangkai bunganya pendek.
Bunga anggrek tanah tidak mekar serempak dalam satu rangkaian bunga, setelah 2 – 3
hari bunga layu dan diganti dengan bunga lain secara berurutan. Jumlah bunga mekar
pada saat yang sama bervariasi dan jumlah bunga tiap tangkai bervariasi antara 6 – 30
bunga (Hawkes, 1970).

2.2 Ekofisiologis Anggrek Tanah


A. Cahaya Matahari
Anggrek tanah akan tumbuh dengan baik di bawah kondisi dalam naungan
maupun di bawah matahari penuh tergantung spesies. Tanaman muda atau bibit
anggrek biasanya memerlukan cahaya yang lebih sedikit di banding tanaman dewasa.

5|Page
Anggrek tanah memerlukan intensitas cahaya sekitar 60 – 70%. Pertumbuhan
anggrek tanah yang kekurangan cahaya akan menyebabkan tanaman tidak mau
berbunga. Jumlah cahaya yang tepat dapat menghasilkan warna daun yang hijau dan
mengkilat, serta tanaman menjadi tumbuh segar dan rajin berbunga.

B. Suhu Udara
Udara yang bergerak atau sirkulasi udara yang baik diperlukan tanaman anggrek
tanah untuk mengurangi panas yang disebabkan oleh terik matahari. Selain itu juga
mengurangi kemungkinan adanya jamur dalam kondisi udara lembab.

Sebagai tanaman tropis, anggrek memerlukan suhu harian 27 – 30°C dan suhu
malam pada kisaran 21°C tergantung jenis anggreknya. Peningkatan suhu yang
melebihi batas suhu maksimum anggrek dapat mengakibatkan anggrek tanah
mengalami dehidrasi sehingga dapat menghambat pertumbuhannya.

6|Page
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di rumah Yunda, Asrama Korem TNI AD Gg PU No 34,
penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian,
sampai pembuatan laporan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2023
sampai dengan september 2023, kurang lebih 1 bulan.

3.2 Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantiatif
korelasional. Pendekaran kuantiatif adalah pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Pendekatan
kuantiatif cocok digunakan untuk meneliti masalah yang sudah jelas, memilili populasi
luas, dan bermaksud untuk menguji hipotesis.
Dalam hal ini, judul penelitian kami adalah “Pengaruh intensitas air terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek”. Kami mengumpulkan data-data dari
jenis-jenis air yang kemudian akan menjadi sampel dari penelitian kami. Metode
kuantiatif dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis. Hipotesis adalah kesimpulan atau
dugaan sementara yang masih harus diuji kebenarannya.
Pendekatan ini cenderung objektif dan tidak mendalam, berbeda dari kualiatif yang
bertujuan untuk menemukan hipotesis hingga teori baru. Sebab itu, pendekatan kuantiatif
hanya memerlukan waktu yang singkat untuk menyelesaikannya. Data yang disajikan
bersifat sebenarnya, tidak ditambahkan atau dikurangi dengan opini peribadi peneliti.
Jadi, metode ini menggunakan fakta penelitian.

3.3 Subyek Penelitian


Subyek penelitian adalah pihak yang dijadikan sampel sebuah penelitian. Subyek
dalam penelitian ini terdiri dari sampel penelitian, yaitu perbedaan waktu penyiraman air
yang akan kami teliti, diantaranya penyiraman satu hari sekali dan tiga hari sekali.
Dengan variabel–variabel sebagai berikut:
Variabel bebas : Intensitas Penyiraman Air.
Variabel terikat : Pertumbuhan dan Perkembangan Bunga Anggrek.
Variabel kontrol : Cahaya Matahari, Air, dan Suhu.

7|Page
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian adalah menentukan masalah, merumuskan
hipotesis, menentukan metode dan instrumen penelitian, menentukan sumber data,
melakukan percobaan langsung, mengumpulka data, dan membuat laporan penelitian.
Adapun prosedur percobaan sebagai berikut.
1. Menyiapkan bibit tanaman anggrek, pot, arang dan tanah.
2. Memasukkan arang, tanah dan bibit tanaman anggrek ke dalam pot.
3. Menyiram dengan menggunakan air sampel penelitian dengan pot A disiram
sebanyak satu hari sekali dan pot B tiga hari sekali.
4. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan setiap 7 hari sekali.
5. Mendokumentasikan pertumbuhan anggrek setiap pengamatannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalag dengan metode
observasi dan eksperimen. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Maksudnya,
data diambil melalui pengamatan langsung terhadap situasi di lapangan.
Eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan dengan percobaan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam kondisi
yang terkendalikan. Dengan menggunakan Rangcangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari
satu faktor yaitu jenis air. Sumber datanya adalah sumber data primer (data hasil
eksperimen) dan sumber data sekunder (data dari beberapa literatur yang relevan).

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantiatif artinya
mendeskripsikan suatu kejadian yang terjadi secara faktual yang disertai pula dengan
argumentasi penulis untuk memperjelas permasalahan yang telah dicapai sebagai hasil
penelitian.

3.7 Instrumen Penelitian


No Jenis Metode Jenis Instrumen

1. Penganatan (observasi) 1. Lembar Observasi

8|Page
2. Panduan Pengamatan

2. Percobaan (eksperimen) 1. Lembar Percobaan

9|Page
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah kami laksanakan diperoleh hasil
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pada tumbuhan bunga anggrek yang
diberikan perilaku yang berbeda. Pada anggrek pertama (pot A) yang diberikan
intensitas penyiraman air sebanyak sehari sekali terjadi pertumbuhan yang baik dan
optimal hal ini dikarenakan adanya pemberian perilaku yang tepat dan baik bagi
pertumbuhan bunga anggrek. Selain itu dengan memberikan intensitas penyiraman air
sebanyak sehari sekali, mencegah akar bunga anggrek menjadi kering yang berpotensi
membuat tanaman bunga anggrek menjadi kering dan akhirnya mati.
Sedangkan, pada anggrek kedua (pot B) yang diberikan intensitas penyiraman
air sebanyak tiga hari sekali terjadi pertumbuhan yang kurang optimal. Perkembangan
dan pertumbuhan bunga anggrek yang kurang optimal dapat dilihat dari daun yang
mulai menguning, keriput, serta berguguran.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan dalam merawat bunga anggrek kita
tidak perlu memberikan bunga anggrek terlalu banyak air setiap kali kita
menyiramnya, cukup untuk membuatnya tidak terlalu kering sudah menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan bunga anggrek yang optimal.

Berikut merupakan data yang kami catat selama 1 bulan penelitian.


HARI POT A (1 x sehari) POT B (1 x tiga hari)
1 12,4 cm 12,4 cm
2 12,4 cm 12,4 cm
3 12,4 cm 12,4 cm
4 12,6 cm 12,4 cm
5 12,6 cm 12,4 cm
6 12,8 cm 12,4 cm
7 13 cm 12,6 cm
8 13 cm 12,6 cm
9 13,3 cm 12,6 cm
10 13,3 cm 12,6 cm
11 13,5 cm 12,6 cm
12 13,7 cm 12,6 cm
13 13,7 cm 12,6 cm
14 14,4 cm 12,7 cm
15 14,4 cm 12,7 cm
16 14,4 cm 12,7 cm
17 14,6 cm 12,7 cm

10 | P a g e
18 14,6 cm 12,7 cm
19 14,8 cm 12,7 cm
20 14,8 cm 12,7 cm
21 15 cm 12,7 cm
22 15,2 cm 12,8 cm
23 15,2 cm 12,8 cm
24 15,4 cm 12,8 cm
25 15,6 cm 12,8 cm
26 15,8 cm 12,8 cm
27 15,8 cm 12,8 cm
28 16 cm 12,8 cm
29 16 cm 12,8 cm
30 16,3 cm 12,8 cm

4.2 Pembahasan
Anggrek, dengan beragam jenis dan warna bunga yang memukau, telah menjadi salah
satu tanaman hias paling popular bagi para pecinta tanaman hias diseluruh dunia. Menanam
anggrek adalah kegiatan yang menarik dan penuh tantangan dikarenakan dalam proses
menanam anggrek memerlukan perhatian khusus terhadap faktor-faktor seperti cahaya, media
tanam, suhu, dan perawatan yang tepat. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
menanam anggrek dengan baik dan benar.
Langkah pertama dalam menanam anggrek adalah memilih jenis anggrek yang ingin
kita tanam, Anggrek Tanah adalah jenis yang paling umum ditanam di rumah. Mereka
memiliki bunga yang besar dan datar dengan berbagai warna. Kemudian kita perlu
menyiapkan media tanam dan juga pot yang akan digunakan untuk anggrek berkembang biak.
Anggrek membutuhkan media tanam yang baik. Media tanam yang umum digunakan
termasuk campuran serbuk gergaji kayu, serat kelapa, dan potongan kulit pohon. Pastikan
media tanam memiliki daya drainase yang baik. Setelah itu kita perlu memilih pot yang cocok
untuk menanam anggrek, pot transparan adalah pilihan yang baik karena memungkinkan
Anda untuk memantau kondisi akar. Selain menggunakan pot, kita juga dapat mengembang
biakkan tanaman anggrek dengan cara menempelkannya ke pohon yang cukup teduh. Beri
pupuk yang dirancang khusus untuk anggrek setiap beberapa minggu selama musim
pertumbuhan aktif.
Cara merawat tumbuhan bunga anggrek pun tergolong cukup mudah namun tanaman
anggrek memerlukan perhatian khusus agar dapat tumbuh dengan optimal. Anggrek
memerlukan cahaya yang cukup, tetapi hindari sinar matahari langsung yang dapat membakar
daunnya. Letakkan anggrek di tempat yang mendapat cahaya indirek terang, seperti di dekat
jendela dengan tirai atau gorden yang menyaring cahaya. Kemudian anggrek tumbuh baik
dalam suhu sekitar 27-30 derajat Celsius dengan kelembaban yang tinggi. Pastikan suhu di
sekitar tanaman relatif stabil. Siram anggrek ketika media tanam mulai terasa kering. Pastikan

11 | P a g e
untuk tidak memberikan terlalu banyak air, karena anggrek tidak suka akar mereka tergenang.
Anggrek memerlukan kelembaban yang tinggi. kita dapat meningkatkan kelembaban dengan
menyemprotkan air di sekitar tanaman atau meletakkan wadah berisi air di dekatnya. Selain
itu selalu periksa tanaman anggrek secara berkala untuk tanda tanda hama atau penyakit juga
segera hapus bunga yang sudah layu untuk merangsang pertumbuhan yang lebih baik.
Pertumbuhan bunga anggrek dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu Anda merawat anggrek
dengan lebih baik dan memastikan pertumbuhannya yang optimal. Berikut adalah beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bunga anggrek:

1. Cahaya
Kekurangan cahaya atau cahaya yang berlebihan dapat memengaruhi proses
fotosintesis dan pertumbuhan bunga. Anggrek memerlukan cahaya yang cukup,
tetapi sebaiknya hindari paparan langsung sinar matahari yang dapat membakar
daun dan bunga mereka. Kualitas cahaya, seperti intensitas dan durasi
pencahayaan, juga dapat berpengaruh.

2. Suhu
Suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat menghambat pertumbuhan
bunga. Sebagian besar anggrek tumbuh baik dalam suhu yang stabil antara 20-30
derajat Celsius.

3. Kelembaban
Anggrek membutuhkan kelembaban udara yang cukup tinggi. Kelembaban yang
rendah dapat mengakibatkan daun dan bunga menjadi kering.

4. Penyiraman
Penyiraman yang tidak tepat dapat menjadi masalah serius. Anggrek tidak suka
akar mereka tergenang air, jadi penting untuk membiarkan media tanam yang akan
mengering sedikit sebelum menyiram lagi.

5. Pemupukan
Penggunaan pupuk yang sesuai dan dosis yang tepat akan memastikan bahwa
tanaman memiliki nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembentukan
bunga yang baik.

12 | P a g e
6. Media tanam
Jenis media tanam yang digunakan juga berpengaruh. Media tanam harus
memiliki daya drainase yang baik untuk mencegah genangan air di akar. Media
yang umum digunakan meliputi serbuk gergaji kayu, serat kelapa, dan campuran
bahan organik.

7. Jenis anggrek
Setiap jenis anggrek memiliki persyaratan pertumbuhan yang sedikit berbeda.
Penting untuk memahami jenis anggrek yang Anda tanam dan memenuhi
persyaratan khususnya.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bunga anggrek tidak suka akar bunganya
tergenang oleh air, sehingga perlu dipastikan untuk tidak memberikannya air yang terlalu
banyak, namun apakah intensitas air berpengaruh dalam pertumbuhan dan pembungaan
tanaman anggrek?.
Pada percobaan kali ini, kami menyimpulkan bahwa pada bunga anggrek yang kami
siram sebanyak sehari sekali, pertumbuhannya lebih optimal dibandingkan dengan
penyiraman anggrek sebanyak tiga hari sekali. Hal ini dapat dibuktikan dengan pertumbuhan
bunga anggrek yang disiram sebanyak sehari sekali akan bertumbuh lebih cepat sebanyak 3
cm daripada bunga anggrek yang disiram sebanyak tiga hari sekali.
Selain itu Penyiraman sebanyak sehari sekali memberikan kelembaban yang cukup
kepada anggrek dan memungkinkan mereka untuk menyerap air dengan baik melalui akar. Ini
mendukung pertumbuhan yang sehat, contohnya seperti pembentukan bunga yang baik yang
ditandai dengan bunga anggrek yang lebih besar, lebih berwarna, dan lebih tahan lama.
Dan yang terakhir pada penyiraman bunga sebanyak sehari sekali dapat mencegah
masalah akar contohnya seperti kekeringan atau tergenang air dikarenakan bunga anggrek
akan menerima air secara konsisten setiap hari sehingga terhindar dari kekeringan namun
perlu kita pastikan juga agar tidak memberikan bunga anggrek terlalu banyak air selama
sekali penyiraman agar akar bunga anggrek tidak tergenang oleh air.

13 | P a g e
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan ini adalah jawaban hasil akhir mengenai rumusan masalah yang tertera
pada bab pertama. Adapun cara menanam dan merawat anggrek membutuhkan perhatian
lebih terhadap faktor-faktor tertentu. Menanam tanaman anggrek pastinya perlu didahului
dengan memilih jenis dari anggrek yang akan ditanam serta menyiapkan media tanaman
yang dibutuhkan dengan baik, yaitu dengan memastikan media tanam yang digunakan
termasuk campuran dari serbuk gergaji kayu, serat kelapa, dan potongan kulit pohon.
Menanam anggrek juga membutuhkan daya drainase yang baik serta pemberian pupuk
yang sudah sesuai.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek dipengaruhi dengan perhatian
khusus yang kita lakukan. Tanaman anggerek tidak hanya membutuhkan cahaya yang
cukup, namun ia juga tidak boleh terpapar secara langsung oleh sinar matahari. Selain itu
anggrek juga harus diletakkan atau disimpan ditempat yang mendapat cahaya secara tidak
langsung dan akan tumbuh baik pada suhu sekitar 20-30 derajat celcius. Pertumbuhan dan
pekermbangan tanaman anggrek juga dipengaruhi dengan volume air yang penanam
gunakan. Perlu diketahui jika tanaman anggrek menjadi kering, penanam tidak boleh
memberi air secara berlebihan. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman anggrek adalah dengan memastikan bahwa tidak ada tanda
hama atau penyakit pada tanaman tersebut.
Sehingga, hal ini sudah menjawab rumusan masalah ke tiga, bahwa intensitas air akan
sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan pembungaan tanaman anggrek. Walaupun
tidak menjadi masalah yang serius, namun tanaman anggrek tidak menyukai akar mereka
tergenang dengan air. Jadi, sangat penting diperhatikan untuk memberikan penyiraman
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman anggrek tersebut.

5.2 Saran
Penelitian ini memang belum sempurna dan perlu ditingkatkan untuk keefektivitasan
dan pemanfaatan penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek.
Dikarenakan keterbatasan peneliti, hasil penelitian pada variabel risiko masih bias, karena
dalam pengambilan masih sample yang masih minim waktu. Untuk peneliti selanjutnya
terkait pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek perlu melihat faktor-faktor lain

14 | P a g e
atau mengembangkan lebih banyak lagi, sehingga dapat menghasilkan hasil yang
maksimal.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Citra. (2022, Juni 7). PEMELIHARAAN ANGGREK TANAH (SPATHOGLOTTIS). Diambil


dari Jogja Benih:
https://jogjabenih.jogjaprov.go.id/read/db19166d9ba5e89231ebcc27837513e074662e
b7cb0bbc4f3295a0dd031104813206

Dyah, M. (2022, Desember 10). 5+ Jenis Tanaman Anggrek Cantik yang Memanjakan Mata.
Diambil dari gogreengardenjoga: https://gogreengardenjogja.com/jenis-tanaman-
anggrek

Prosedur dan Persyaratan Dosmetik Keluar untuk Bibit Anggrek. (2017). Diambil dari Balai
Karantina Pertanian Pekanbaru:
https://pekanbaru.karantina.pertanian.go.id/qriau/index.php?act=Tumbuhan&task=rea
d&id=1

16 | P a g e
LAMPIRAN

1. Hari ke-1

2. Hari ke-7

3. Hari ke-14

17 | P a g e
4. Hari ke-21

5. Hari ke-28

6. Hari ke-30

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai