Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

ANALISA
LAPORAN
KEUANGAN

Analisa perubahan dari tahun ke


tahun, analisa tren angka indeks dan
analisa common-size

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode ALK Disusun Oleh

03
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi Iwan Firdaus, SKom.MM

Abstract Kompetensi
Memahami analisis perubahan dari Analisis perubahan dai tahun ke tahuan
tahun ke tahun, analisis trend angka (time series), analisis trend angka
indeks dan analisis common-size dari indeks, analisis common-size dan
laporan keuangan beberapa teorinya
Analisa perubahan dari tahun ke tahun,
analisa tren angka indeks
dan
analisa common-size

ANALISIS PERUBAHAN DARI TAHUN KE TAHUN (TIME SERIES)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), anlisis perubahan dari tahun ke tahun
merupakan analisis perbandingan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan
keuangan secara horizontal dan membandingkannya antara satu dengan yang lain, dengan
menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau pun dalan unit.
Teknik perbandingan ini dapat juga menunjukan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau
unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau
rasio.
Tujuan analisis perbandingan adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan
berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua
atau lebih periode yang dibandingkan. Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat
dilakukan melalui:
1) Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) misalnya laporan
keuangan tahun 2009, dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2010.
Perbandingan antara tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan seterusnya.
2) Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik
3) Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial
norm).
4) Perbandingan dengan anggaran
5) Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu
perusahaan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran lain yang
dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar pembanding itu kita
tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai. Dalam melakukan
perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:

‘14 Analisis Laporan Keuangan


2 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1) Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2) Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus
sama.
3) Periode laporan yang dibandingkan harus sama.
Contoh analisis perbandingandapat dilihat sebagai berikut:
PT ABC
Neraca perbandingan
31 Desember 2009 dan 2010

2009 2010 naik atau turun Rasio


Pos-pos (2010/2009)
Rp.000 Rp.000 Rp.000 %
penjualan bruto 525,000 476,000 (49,000) -9.333% 0.906667
retur penjualan 1,000 1,500 500 50.000% 1.5
penjualan neto 524,000 474,500 (49,500) -9.447% 0.905534
-
persediaan awal 100,000 90,000 (10,000) 0.9
10.000%
pembelian netto 396,000 378,000 (18,000) -4.545% 0.954545
496,000 468,000 (28,000) -5.645% 0.943548
persediaan akhir 90,000 92,500 2,500 2.778% 1.027778
harga pokok
406,000 375,500 (30,500) -7.512% 0.924877
penjualan
-
laba kotor 118,000 99,000 (19,000) 0.838983
16.102%
-
biaya penjualan 59,500 52,000 (7,500) 0.87395
12.605%
-
biaya administrasi 30,000 20,000 (10,000) 0.666667
33.333%
-
jumlah biaya operasi 89,500 72,000 (17,500) 0.804469
19.553%
laba operasi 28,500 27,000 (1,500) -5.263% 0.947368
biaya bunga 1,500 2,000 500 33.333% 1.333333
laba sebelum pajak 27,000 25,000 (2,000) -7.407% 0.925926

Dengan cara memperbandingkan laporan laba rugi tahun 2009 dan 2010 kita bisa
secara cepat melihat kondisi perusahaan PT ABC. Dari contoh perbandingan di atas dapat
kita simpulkan bahwa kondisi perusahaan menurun. Penurunan ini dapat dilihat dari angka
turun, persentase turun dan juga dari rasio 2009/2010.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012), dalam analisis perubahan
dari tahun ke tahun disebut dengan istilah time series. Dalam analisis time series
perubahan-perubahan structural dapat berpengaruh terhadap angka-angka keuangan hal
tersebut harus diperhatikan. Berikut adalah beberapa contoh perubahan structural yag akan
mempengaruhi tren keuangan suatu perusahaan:
1) Peraturan pemerintah
2) Perubahan kompetisi

‘14 Analisis Laporan Keuangan


3 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Perubahan teknologi
4) Akuisisi dan merger (pengabungan perusahaan)
Jika ada perubahan semacam itu, maka seorang analis harus mempunyai beberapa
alternatif analisis.misalkan analis menganalisis industri perbankan dan ia tahu ada
deregulasi perbankan sekitartahun 2008, analis bisa membagi periode analisis ke dalam dua
periode yaitu periode sebelum dan periode setelah deregulasi. Kemudian analis
menggunakan data-data sesudah tahun 2008 untuk memproyeksikan kondisi keuangan
pada masa yang akan datang. Sebaliknya, misalkan analis mengasumsikan bahwa
deregulasi semacam itu merupakan hal yang biasa dalam bisnis perbakan, seorang analis
bisa menggunakan data-data untuk semua periode untuk memproyeksikan kondisi
keuangan perusahaan pada masa yang akan datang. Tetapi kalau deregulasi semacam di
atas merupakan kebijakan yang jarang dan merupakan kejadian yang luar biasa, pembagian
periode analisis ke dalam dua periode, yaitu sebelum dan sesudah deregulasi, merupakan
cara yang lebih realistis.
Misalkan PT ABC melakukan akuisisi terhadap perusahaan XYZ, dan data-data penjualan
sebelum dan sesudah akuisisi adalah perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan XYZ pada
tahun 2007, dan perusahaan XYZ tidak muncul lagi.

Data penjualan PT ABC dan PT XYZ


Penjualan
Tahun
PT ABC PT XYZ gabungan
2001 1,000 500 1,500
2002 1,500 750 2,250
2003 1,600 770 2,370
2004 1,750 750 2,500
2005 2,000 800 2,800
2006 2,100 850 2,950
2007 3,200 3,200
2008 3,300 3,300
2009 3,350 3,350
2010 3,400 3,400
2011 3,500 3,500

Dengan melihat data-data penjualan PT ABC saja nampak bahwa ada perubahan
struktural yang terjadi, karena tahun 2007 penjualan PT ABC mengalami peningkatan yang
tajam dari 2.100 menjadi 3.200. ada beberapa alternatif analisis yang bisa di pakai:
1) Analis bisa menggunakan data penjualan gabungan untuk menganalisis proyeksi
perusahaan pada masa yang akan datang. Penggunaan analisis semacam ini
mempunyai asumsi implisit bahwa perusahaan gabungan merupakan fungsi

‘14 Analisis Laporan Keuangan


4 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penambahan perusahaan individualnya. Kemungkinan munculnya sinergi tidak
diperhitungkan dalam hal ini.
2) Analis bisa membagi periode analisis ke dalam dua periode, sebelum dan
sesudah akuisisi, dan kemudian memakai data sesudaj akuisisi untuk analisis
selanjutnya. Analisis semacam ini mengasumsikan bahwa ada perubahan
struktural antara kedua periode tersebut, sehingga kedua periode tersebut harus
dipisahkan. Misalnya diduga ada efek sinergi yang cukup signifikan sesudah
akuisisi, penggunaan cara semacam ini lebih realistis dilakukan.
3) Analis bisa memfokuskan hanya pada data penjualan PT ABC. Cara ini bisa
dilakukan apabila besarnya perusahaan yang diakuisisi (PT XYZ) tidak terlalu
signifikan dibandingkan besarnya PT ABC.

ANALISIS TREN ANGKA INDEKS

Analisis tren angka indeks atas laporan keuangan menurut K.R Subramanyam dan
John J. Wild (2010) merupakan sebuah alat yang digunakan untuk perbandingan tren
jangka panjang. Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang
biasanya diberi angka indeks 100%. Karena tahun dasar menjadi tahun rujukan untuk
semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dengan kondisi bisnis yang normal.
Sebagaimana halnya persentase perubahan tahun ke tahun, perubahan-perubahan tertentu
seperti perubahan dari angka negatif ke angka positif tidak dapat dinyatakan dalam angka
indeks.
Untuk analisis tren angka indeks, kita tidak perlu menganalisis tiap pos dalam
laporan keuangan, karena kita ingin berfokus pada pos yang signifikan. Kita juga harus
berhati-hati dalam menggunakan perbandingan tren angka indeks di mana perubahan
mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan industri. Terlebih lagi, interpretasi persentase
perubahan, termasuk yang menggunakan serial tren angka indeks, harus dilakukan dengan
hati-hati terhadap potensi penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten sepanjang
waktu. Jika memungkinkan kita sesuaikan ketidakkonsistenan tersebut. Demikian pula
makin panjang periode perbandingan, makin terdistorsi dampak perubahan tingkat harga.
Salah satu hasil analisis tren adalah kekuatannya untuk menyampaikan pandangan dalam
filosofi manajer, kebijakan dan motivasi. Makin beragam lingkungan yang membentuk
periode analisis, makin baik pula gambaran kita tentang bagaimana manajer menangani
kesulitan dan memanfaatkan kesempatan.

‘14 Analisis Laporan Keuangan


5 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh analisis tren angka indeks atas laporan keuangan, data diambil dari Mamduh M.
Hanafi dan Abdul Halim (2012),
Neraca
PT ABC
Untuk beberapa periode
tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
Aktiva
aktiva lancar
kas dan surat berharga 112 670 408 450 410
piutang dagang 4,536 4,233 4,353 4,700 4,850
persediaan 2,350 2,201 2,623 2,700 2,800
biaya di bayar di muka 132 142 155 160 200
total aktiva lancar 7,130 7,246 7,539 8,010 8,260
aktiva jangka panjang (tetap)
bangunan dan peralatan 4,256 4,463 4,791 4,800 5,000
kurangi akumilasi depresiasi 1,346 1,429 1,554 1,700 1,800
bangunan dan peralatan (bersih) 2,910 3,034 3,237 3,500 3,600
aktiva lainnya 1,694 1,974 1,922 2,000 2,100
total aktiva jangka panjang (tetap) 4,604 5,008 5,159 5,500 5,700
total aktiva 11,734 12,254 12,698 13,510 13,960

Utang dan modal saham


utang lancar
utang dagang 525 646 708 750 800
utang jangka pendek 955 1,000 1,452 1,500 1,600
rekening akrual dan lainnya 1,206 1,139 1,240 1,300 1,400
total utang lancar 2,686 2,785 3,400 3,550 3,800
utang jangka panjang
utang jangka panjang 2,395 2,863 2,566 2,600 2,800
utang sewa 213 201 189 200 220
utang pajak 1,375 1,346 1,124 1,300 1,400
utang lainnya 898 1,102 1,066 1,100 1,150
total utang jangka panjang 4,881 5,512 4,945 5,200 5,570
modal saham
modal preferen, 1 juta lembar - 38 704 704 704
saham biasa nilai perlembar Rp1500
diotorisasi 69 61 60 62 62
agio saham 891 801 805 810 810
laba yang ditahan 3,207 3,057 2,784 3,184 3,014
total modal saham 4,167 3,957 4,353 4,760 4,590
total utang dan modal saham 11,734 12,254 12,698 13,510 13,960

‘14 Analisis Laporan Keuangan


6 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Analisis tren angka indeks dari neraca di atas adalah sebagai berikut:
Neraca
PT ABC
Untuk beberapa periode
  tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
Aktiva          
aktiva lancar          
kas dan surat berharga 100% 598.21% 364.29% 401.79% 366.07%
piutang dagang 100% 93.32% 95.97% 103.62% 106.92%
persediaan 100% 93.66% 111.62% 114.89% 119.15%
biaya di bayar di muka 100% 107.58% 117.42% 121.21% 151.52%
total aktiva lancar 100% 101.63% 105.74% 112.34% 115.85%
aktiva jangka panjang (tetap)          
bangunan dan peralatan 100% 104.86% 112.57% 112.78% 117.48%
kurangi akumilasi depresiasi 100% 106.17% 115.45% 126.30% 133.73%
bangunan dan peralatan (bersih) 100% 104.26% 111.24% 120.27% 123.71%
aktiva lainnya 100% 116.53% 113.46% 118.06% 123.97%
total aktiva jangka panjang (tetap) 100% 108.77% 112.05% 119.46% 123.81%
total aktiva 100% 104.43% 108.22% 115.14% 118.97%
           
Utang dan modal saham          
utang lancar          
utang dagang 100% 123.05% 134.86% 142.86% 152.38%
utang jangka pendek 100% 104.71% 152.04% 157.07% 167.54%
rekening akrual dan lainnya 100% 94.44% 102.82% 107.79% 116.09%
total utang lancar 100% 103.69% 126.58% 132.17% 141.47%
utang jangka panjang          
utang jangka panjang 100% 119.54% 107.14% 108.56% 116.91%
utang sewa 100% 94.37% 88.73% 93.90% 103.29%
utang pajak 100% 97.89% 81.75% 94.55% 101.82%
utang lainnya 100% 122.72% 118.71% 122.49% 128.06%
total utang jangka panjang 100% 112.93% 101.31% 106.54% 114.12%
modal saham          
modal preferen, 1 juta lembar          
saham biasa nilai perlembar
Rp1500          
diotorisasi 100% 88.41% 86.96% 89.86% 89.86%
agio saham 100% 89.90% 90.35% 90.91% 90.91%
laba yang ditahan 100% 95.32% 86.81% 99.28% 93.98%
total modal saham 100% 94.96% 104.46% 114.23% 110.15%
total utang dan modal saham 100% 104.43% 108.22% 115.14% 118.97%

‘14 Analisis Laporan Keuangan


7 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Laporan Laba Rugi
PT ABC
Untuk beberapa periode
tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
Penjualan 15,747 15,296 16,405 17,250 18,350
Harga pokok penjualan 10,152 9,717 10,492 11,000 11,500
Laba Kotor 5,595 5,579 5,913 6,250 6,850
Biaya umum dan administrasi 3,743 3,815 4,129 4,200 4,300
Laba operasional 1,852 1,764 1,784 2,050 2,550
Biaya keuangan 573 265 311 330 350
Beban bunga 300 307 303 310 315
Laba sebelum pajak 979 1,192 1,170 1,410 1,885
Pajak pendapatan 245 298 293 353 471
Laba bersih 734 894 878 1,058 1,414

Analisis tren angka indeks dari laporan laba rugi di atas adalah sebagai berikut:
tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
Penjualan 100% 97.14% 104.18% 109.54% 116.53%
Harga pokok penjualan 100% 95.72% 103.35% 108.35% 113.28%
Laba Kotor 100% 99.71% 105.68% 111.71% 122.43%
Biaya umum dan administrasi 100% 101.92% 110.31% 112.21% 114.88%
Laba operasional 100% 95.25% 96.33% 110.69% 137.69%
Biaya keuangan 100% 46.25% 54.28% 57.59% 61.08%
Beban bunga 100% 102.33% 101.00% 103.33% 105.00%
Laba sebelum pajak 100% 121.76% 119.51% 144.02% 192.54%
Pajak pendapatan 100% 121.76% 119.51% 144.02% 192.54%
Laba bersih 100% 121.76% 119.51% 144.02% 192.54%

‘14 Analisis Laporan Keuangan


8 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON-SIZE

Menurut K.R Subramanyam dan John J. Wild (2010) pengetahuan atas proporsi
kelompok atau subkelompok yang membentuk suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis
laporan keuangan. Secara khusus, dalam analisis neraca, total asset biasa dinyatakan
sebagai 100%. Kemudian, pos-pos dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase
terhadap total bersangkutan. Dalam analisis laporan laba rugi, persentase penjualan
dinyatakan sebagai 100% dan pos-pos lainnya dalam laporan laba rugi yang lain dinyatakan
sebagai persentase terhadap penjualan. Karena total pos-pos dalam kelompok adalah
100%, analisis ini menghasilkan laporan keuangan common-size (common-size financial
statement). Prosedur ini juga disebut analisis vertical karena evaluasi pos-pos dari atas ke
bawah atau sebaliknya dalam laporan common-size. Analisis laporan keuangan common-
size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh,
dalam analisis neraca, analisis common-size menekankan pada dua faktor:
1) Sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar,
kewajiban tidak lancar, dan ekuitas.
2) Komposisi asset, termasuk jumlah untuk masing-masing asset lancar dan asset tidak
lancar.
Analisis commom-size sering diteruskan untuk meneliti pos-pos yang membentuk
subkelompok tertentu. Sebagai contoh, dalam menilai likuiditas asset lancar, penting untuk
diketahui berapa proporsi asset lancar yang terdiri atas persediaan, bukan proporsi
persediaan terhadap total asset. Analisis laporan laba rugi common-size tidak kalah
pentingnya. Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos
terkait dengan angka kunci seperti penjualan. Dalam beberapa tingkatan, penjualan hampir
mempengaruhi seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari penjualan
yang diwakili oleh tiap-tiap pos beban. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan yang
terkait dengan laba sebelum pajak, bukan penjualan.
Perbandingan waktu atas laporan common-size perusahaan, bermanfaat untuk
mengungkapkan perubahan proporsional pos dalam kelompok asset, kewajiban, beban, dan
katagori lainnya. Bagaimanapun kita harus berhati-hati dalam menginterpretasikan
perubahan dan tren.
Laporan common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan
karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.
Perbandingan laporan common-size perusahaan dengan laporan common-size pesaing
atau rata-rata industry dapat menekankan perbedaan komposisi dan distribusi pos. alasan
perbedaan tersebut harus diteliti dan dipahami. Keterbatasan utama dari laporan common-
size untuk analisis antar perusahaan adalah kegagalan untuk mencerminkan ukuran relative

‘14 Analisis Laporan Keuangan


9 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan yang dianalisis. Perbandingan berapa pos dengan menggunakan laporan
common-size berikut statistic industrinya merupakan bagian dari kasus yang komprehensif.

Analisis common-size dari neraca di atas adalah sebagai berikut:


Neraca
PT ABC
Untuk beberapa periode
  tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
Aktiva          
aktiva lancar          
kas dan surat berharga 0.95% 5.47% 3.21% 3.33% 2.94%
piutang dagang 38.66% 34.54% 34.28% 34.79% 34.74%
persediaan 20.03% 17.96% 20.66% 19.99% 20.06%
biaya di bayar di muka 1.12% 1.16% 1.22% 1.18% 1.43%
total aktiva lancar 1.12% 1.16% 1.22% 1.18% 1.43%
aktiva jangka panjang (tetap)          
bangunan dan peralatan 36.27% 36.42% 37.73% 35.53% 35.82%
kurangi akumilasi depresiasi 11.47% 11.66% 12.24% 12.58% 12.89%
bangunan dan peralatan (bersih) 24.80% 24.76% 25.49% 25.91% 25.79%
aktiva lainnya 14.44% 16.11% 15.14% 14.80% 15.04%
total aktiva jangka panjang (tetap) 39.24% 40.87% 40.63% 40.71% 40.83%
total aktiva 100% 100% 100% 100% 100%
           
Utang dan modal saham          
utang lancar          
utang dagang 4.47% 5.27% 5.58% 5.55% 5.73%
utang jangka pendek 8.14% 8.16% 11.43% 11.10% 11.46%
rekening akrual dan lainnya 10.28% 9.29% 9.77% 9.62% 10.03%
total utang lancar 22.89% 22.73% 26.78% 26.28% 27.22%
utang jangka panjang          
utang jangka panjang 20.41% 23.36% 20.21% 19.25% 20.06%
utang sewa 1.82% 1.64% 1.49% 1.48% 1.58%
utang pajak 11.72% 10.98% 8.85% 9.62% 10.03%
utang lainnya 7.65% 8.99% 8.40% 8.14% 8.24%
total utang jangka panjang 41.60% 44.98% 38.94% 38.49% 39.90%
modal saham          
modal preferen, 1 juta lembar 0.00% 0.31% 5.54% 5.21% 5.04%
saham biasa nilai perlembar
Rp1500          
diotorisasi 0.59% 0.50% 0.47% 0.46% 0.44%
agio saham 7.59% 6.54% 6.34% 6.00% 5.80%
laba yang ditahan 27.33% 24.95% 21.92% 23.57% 21.59%
total modal saham 35.51% 32.29% 34.28% 35.23% 32.88%
total utang dan modal saham 100% 100% 100% 100% 100%

‘14 Analisis Laporan Keuangan


10 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Analisis common-size dari Laporan Laba Rugi di atas adalah sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi


PT ABC
Untuk beberapa periode

  tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5


Penjualan 100% 100% 100% 100% 100%
Harga pokok penjualan 64.47% 63.53% 63.96% 63.77% 62.67%
Laba Kotor 35.53% 36.47% 36.04% 36.23% 37.33%
Biaya umum dan administrasi 23.77% 24.94% 25.17% 24.35% 23.43%
Laba operasional 11.76% 11.53% 10.87% 11.88% 13.90%
Biaya keuangan 3.64% 1.73% 1.90% 1.91% 1.91%
Beban bunga 1.91% 2.01% 1.85% 1.80% 1.72%
Laba sebelum pajak 6.22% 7.79% 7.13% 8.17% 10.27%
Pajak pendapatan 1.55% 1.95% 1.78% 2.04% 2.57%
Laba bersih 4.66% 5.84% 5.35% 6.13% 7.70%

‘14 Analisis Laporan Keuangan


11 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A, Prof.Dr. Abdul Halim, M.B.A.,Akt., 2012, Analisis laporan
keuangan, UPP STIM YKPN, Bab 4 dan Bab 7
K.R.Subramanyam, Jhon J. Wild, 2010,Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Bab 1
Brigham dan Houston, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Bab 3
Sofyan Syafri Harahap, 2013, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo
Persada, Bab 9

‘14 Analisis Laporan Keuangan


12 Iwan Firdaus, SKom.MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai