Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Mawaddah

NIM : 200402041
Mata Kuliah : Teori Konseling dan Psikoterapi
Unit : 02
Hari/Tanggal : Selasa, 12 oktober 2021

ETIKA DALAM KONSELING

A. Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari
suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan,
sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap
dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan
dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan
tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya
individu di dalam bermasyarakat. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

B. Sumber-Sumber Etika
a. Agama, Etika sebagai ajaran baik buruk, salah benar, atau ajaran tentang moral
khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari
ajaran agama.
b. Filosofi, ajaran ini sangat komplek yang menjadi tardisi klasik yang bersumber dari
berbagai pemikiran para filsuf-filsuf saat ini. Ajaran ini terus berkembang dari tahun
ketahun.
c. Pengalamn dan Perkembangan Budaya, setiap transisi budaya antara satu generasi
kegenerasi berikutnya mewujudkan nilai-nilai, aturan baru serta standar-standar yang
kemudia akan diterima dalam komunitas tersebut.
d. Hukum, adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

C. Macam-macam Etika
Ada dua macam dalam etika yaitu etika deskritif dan etika normatif berikut ini adalah
macam-macam etika :

1. Etika Deskritif, yaitu yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu
yang bermula. Etika deskritif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang perilaku/sikap yang akan diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

D. Kedudukan Etika dalam Konseling


Berikut menjelaskan beberapa bahasan penting dalam etika konseling,
diantaranya:
Etika dalam menggunakan tape recorder dalam proses wawancara. Beberapa konselor
kadang tidak menggunakan tape recorder karena befikiran akan menimbulkan
ketidakpercayaan dan ketidaknyamanan pada klien. Hasil rekaman wawancara yang
dihasikan dapat membantu klien dalam menurunkan sedikit kecemasan yang
dialaminya.
Adanya kecenderungan pihak tertentu untuk lebih mengutamakan perlindungan
hukum terhadap klien dibanding berusaha secara baik untuk membantu mereka
melewati krisis. Pada poin ini sebetulnya menegaskan bahwa sebaiknya konselor
mengkomunikasikan batasa-batasan proses konseling, sehingga klien dapat
memutuskan sejauh mana informasi yang akan diberikan.
Proses konseling yang dijalani oleh klien sebaiknya dilakukan karena kemauan
klien itu sendiri, tanpa ada unsur perintah ataupun paksaan. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan oleh konselor agar klien bersedia bekerjasama dengan baik dalam
proses konseling yakni menghadirkan kemungkinan-kemungkinan kepada klien akan
sesuatu yang akan dicapai dalam konseling.

Anda mungkin juga menyukai