Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KONFLIK KEAGAMAAN:

Kearifan Lokal Dalam Upaya Resolusi Konflik Keagamaan


di Sumatera Barat

Marpuah
(Peneliti pada Balai Penelitian Agama Jakarta, Email: hjmarpuah@gmail.com)

Abstract
Today, the life of the Indonesian people faces serious threats associated with the strength of social conflicts,both
vertically and horizontally. Indeed, the conflict seizes social, economical, political and cultural freedoms. This
study used a qualitative approach by using interview, observation and documentation. Sources of Data were the
Regional Office of MORA, KUB, FKUB, Kesbangpol Linmas, High Court, LKAAM and Bundo Kanduang.
Data were analysed by descriptive and qualitative techniques. The results showed that in general the religious
conflicts in West Sumatra are not much surface. This is due to the high sense of tolerance and inter-religious
harmony in society. In the event of any religious conflicts and problems in the community, then all the relevant
stakeholders such as Local Government, FKUB, Tungku Tigo Sajarangan and all devices, right down to form
a special team and make consensus to resolve the conflict.
Key Words: Conflict, Local Wisdom, Harmony, Traditional Custom, and Minangkabau

LATAR BELAKANG MASALAH faham-faham aliran keagamaan di masing-masing


wilayah yang menimbulkan kerusuhan sosial di
Penelitian mengenai konflik di Indonesia
masyarakat.
sudah cukup banyak dilakukan selama beberapa
Mo m e n t u m o t o n o m i d a e r a h y a n g
tahun terakhir ini. Diantaranya penelitian yang
memberikan wewenang tertentu bagi daerah
dilakukan oleh LIPI. Hasil penelitian menunjukkan
untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) sesuai
bahwa sebagian besar penelitian memusatkan kajian
dengan karakteristik daerah ternyata berpotensi
pada kronologi konflik kekerasan; tahap pra-konflik,
menimbulkan konflik. Beberapa provinsi,
konflik, dan pasca konflik, serta menganalisis akar-
kabupaten, dan kota di Indonesia telah menerbitkan
akar konflik, termasuk bias kebijakan pemerintah,
dan memberlakukan Perda bernuansa keagamaan.
kesenjangan ekonomi dan politik, atau apa yang
Hal ini disampaikan oleh Perwira selaku Deputi
sering dikenal dengan “kecemburuan sosial”.
Enam Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa,
Tahun 2011, Balai Litbang Kemenag
Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum
melakukan penelitian mengenai kasus aktual
dan Keamanan Indonesia, Senin (4/3 dalam Orasi
Kehidupan Keagamaan Studi Pencegahan
Ilmiah Dies Natalis FH ke-59). Salah satunya adalah
Dini Konflik Umat Beragama. Penelitian ini
Perda bernuansa keagamaan yang ada di Manokwari
menyimpulkan bahwa kasus aktual yang terjadi di
Provinsi Papua Barat membuat rancangan Perda
wilayah Indonesia Bagian Barat, sangat beragam,
tandingan tentang penyelenggaraan mental spiritual
antara lain: Pertama, masalah pendirian rumah
Manokwari sebagai kota Injil. “Perda menjadi
Ibadah dari 5 jenis agama, yang menimbulkan
bersifat diskriminatif terhadap minoritas kelompok
konflik antar umat beragama; Kedua, masalah
lain,” tutur Perwira.
Hakikat adanya pemberian otonomi daerah bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam etnik,
adalah untuk memperkokoh Negara Kesatuan sumber, dan perwujudan karakter itu berasal dari
Republik Indonesia dan mempertinggi tingkat kearifan lokal, yang merupakan warisan nilai
kesejahteraan rakyat. Dengan otonomi seharusnya budaya leluhurnya.
tercipta mekanisme yang mana daerah dapat Apabila diperhatikan uraian di atas,
mewujudkan sejumlah fungsi politik terhadap tampaklah bahwa karakter yang dirumuskan
pemerintahan Nasional, hubungan kekuasaan para ahli pendidikan atau pembangunan karakter
menjadi lebih adil dan menuju daerah yang di atas relevan dengan kearifan lokal, yang berasal
mandiri. “Namun, sampai saat ini, pemerintah dari tradisi budaya bangsa Indonesia. Dengan
belum melakukan pembatalan Perda bernuansa demikian, pemahaman terhadap kearifan lokal
keagamaan,” jelas Perwira lagi. sebagai nilai-nilai budaya luhur bangsa dapat
Lebih jauh Perwira mengungkapkan, dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan
bahwa seharusnya sesuai dengan Undang- karakter bangsa. Persoalannya sekarang, sejauh
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang hirarki mana kearifan lokal itu telah dimanfaatkan
perundang-undangan dimana Perda berada di untuk pembentukan karakter bangsa. Padahal,
bawah Undang-Undang Dasar 1945 yang di dampak manusia berkarakter atau manusia
dalamnya menjunjung tinggi keberagaman agama, yang mengamalkan kearifan lokal sangat besar
tidaklah wajar Perda disusun berdasarkan salah untuk keberhasilan seorang individu, bahkan
satu ajaran agama saja. “Dan akan bertentangan keberhasilan sebuah bangsa. Di sinilah pentingya
dengan UUD 1945,” tambah Perwira (USU, kajian tradisi budaya untuk mendapatkan kearifan
suarausu.com). lokal sebagai warisan leluhur. Dengan kata lain,
Dalam kaitannya dengan kearifan lokal, kita mengharapkan karakter bangsa kita berasal
setiap bangsa atau suku bangsa memiliki sumber dari kearifan lokal kita sendiri sebagai nilai
yang berbeda dalam pembentukan karakter leluhur bangsa kita. Atas dasar itu, karakter bangsa
(character building) generasi penerus bangsanya. yang diharapkan adalah karakter yang berbasis
Dalam pembangunan karakter bangsa Indonesia, kesejahteraan dan kedamaian.
kearifan lokal menjadi sumber penting yang harus Sumatera Barat adalah salah satu provinsi
dimiliki oleh generasi penerus bangsa. Meskipun di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera
pembangunan karakter itu berlaku universal, dengan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai
unsur-unsurnya ada di setiap suku bangsa karena dengan namanya, wilayah provinsi ini menempati
tujuannya untuk membentuk karakter yang baik. sepanjang Pesisir Barat Sumatera bagian tengah
Akan tetapi sumber dan perwujudannya berbeda: dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti
karena apa yang dimaksud dengan “jujur” dalam Kepulauan Mentawai. Dari Utara ke Selatan,
suatu budaya tertentu tidak sama perwujudannya provinsi dengan wilayah seluas 42.297,30 km²
dalam budaya lain; apa yang dimaksud dengan ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni
“kerja sama” dalam budaya Sunda tidak sama Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
dengan “kerja sama” dalam budaya Belanda. Sumatera Barat berpenduduk 4.846.909 jiwa
Oleh karena itu, perlu dipahami sumber dan dengan mayoritas beretnis Minangkabau yang
perwujudan unsur-unsur karakter tersebut. Bagi mayoritasnya menganut Islam. Provinsi ini terdiri

36 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian budaya rakyatnya. Sering sekali pembangunan
wilayah administratif sesudah kecamatan di bangsa kita dikaitkan dengan pencarian “untung”
seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan (profit), bukan pencarian “manfaat” (benefit),
Mentawai) dinamakan sebagai nagari. padahal meskipun segala-galanya memerlukan
uang, tidaklah uang segala-galanya. Kebudayaan
RUMUSAN MASALAH dan kearifan lokal memang tidak langsung
memberikan untung secara ekonomis, tetapi
Dalam kenyataannya sekarang, implementasi
secara perlahan-lahan kearifan lokal sebagai
kearifan lokal itu semakin menurun sehingga
warisan masa lalu itu akan memberikan manfaat
sulit ditemukan pemimpin, dan pengambil
untuk pembentukan peningkatan kesejahteraan
keputusan yang bijaksana dalam melaksanakan
dan kedamaian rakyat melalui karakter yang kuat
tugasnya dalam suatu komunitas. Bahkan,
generasi mudanya.
pemimpin dan pengambil keputusan sama sekali
Local genius, indigenious knowledge atau local
tidak mengetahui manfaat kearifan lokal dalam
wisdom dapat digali secara ilmiah dari produk
pembangunan. Ketidak sesuaian (miss-match)
kultural dengan interpretasi yang mendalam.
dalam berbagai program pembangunan yang
Sebagai produk kultural, tradisi budaya
terjadi di Indonesia dianggap karena kearifan lokal
mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup
tidak berjalan atau tidak diperhitungkan dalam
dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya
pembangunan. Program pembangunan yang
sistem nilai, kepercayaan dan agama, kaidah-
dirancang selama ini tidak menjawab masalah-
kaidah sosial, etos kerja, bahkan cara bagaimana
masalah yang dirasakan masyarakat secara
dinamika sosial itu berlangsung (Pudentia
langsung. Oleh karenanya, kajian, revitalisasi,
2003:1). Dengan kata lain, tradisi budaya sebagai
dan implementasi kearifan lokal sangat perlu
warisan leluhur mengandung kearifan lokal
dilakukan agar terbentuk manusia yang bijaksana
(local wisdom) yang dapat dimanfaatkan dalam
dan pemimpin yang bisa menjadi penunjuk arah
pemberdayaan masyarakat untuk membentuk
bagi program pembangunan yang benar-benar
kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan.
menjawab kebutuhan rakyat.
Kekurang-pahaman mengenai pentingnya
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
nilai budaya merupakan faktor utama kenapa
kearifan lokal cenderung kurang mendapat tempat Tujuan dari kegiatan penelitian ini untuk
dalam pembangunan. Masih ada orang yang mengetahui : 1. Bagaimana strategi Pemda dalam
menganggap bahwa tradisi budaya tidak relevan penanganan konflik Umat Beragama di wilayah
dengan kehidupan modern sekarang ini. Padahal Provinsi Sumatera Barat 2. Apakah ada peran
negara atau bangsa yang berhasil membangun Lembaga Adat dalam penanganan konflik Umat
kesejahteraan rakyatnya adalah bangsa yang Beragama di wilayah Provinsi Sumatera Barat. 3.
dibangun berbasis budayanya. Saat ini, Cina Faktor apa yang menghambat dan mendukung
dan Jepang masing-masing negara pertama dan dalam penanganan konflik Umat Beragama di
ketiga tersejahtera (terkaya) peringkat dunia dan Provinsi Sumatera Barat.
kedua negara ini dibangun dengan berbasis pada

Manajemen Konflik Keagamaan 37


KERANGKA KONSEPTUAL hanya dapat diterapkan secara optimal, apabila
dikombinasikan dengan beragam intervensi dan
Konflik adalah hubungan antara dua pihak
mekanisme penyelesaian konflik yang relevan.
atau lebih (individu atau kelompok) yang
Suatu mekanisme resolusi konflik hanya dapat
memiliki tujuan atau kepentingan yang berbeda.
diterapkan secara efektif, melalui keterpaduan
Konflik merupakan kenyataan hidup yang tidak
melibatkan berbagai pihak dan sumber daya
dapat dihindari (sunnatullah) yang terjadi dalam
dengan upaya komprehensif untuk mewujudkan
kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal ini,
perdamaian secara berkelanjutan.
konflik memiliki dua sisi, di satu sisi bernilai
Dalam memahami konflik, gejala, intensitas
negatif dan di sisi lain bernilai positif. Suatu
dan cara penyelesaiannya sangat tergantung sumber
konflik dapat bernilai positif dan kreatif, jika
penyebab konflik yang ada dalam masyarakat.
dikelola dengan baik dan diarahkan secara
Terdapat lima sumber penyebab konflik, yaitu (a)
produktif untuk membangun situasi yang lebih
konflik struktural, (b) konflik kepentingan, (c)
baik. Konflik perlu direspon melalui mekanisme
konflik nilai, (d) konflik hubungan sosial, dan (e)
transformasi pembelajaran untuk menentukan
konflik data (Lakpesda NU, 2008).
strategi penyelesaian masalah atau dikenal dengan
istilah “resolusi konflik”. Kearifan Lokal
Secara ilmiah terminologi “resolusi konflik” Kearifan lokal adalah pengetahuan asli
merujuk pada kebutuhan individu, kelompok, (indigineous knowledge) atau kecerdasan lokal
tim, organisasi atau komunitas untuk melihat (local genius) suatu masyarakat. Ia yang berasal
perdamaian sebagai suatu ‘proses’ terbuka dan dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur
membabak kerangka aksi penyelesaian konflik tatanan kehidupan masyarakat dalam rangka
dalam beberapa tahap sesuai dengan dinamika mencapai kemajuan komunitas baik dalam
siklus konflik. Beberapa asumsi yang melandasi penciptaan kedamaian maupun peningkatan
pentahapan proses resolusi konflik dibuat untuk kesejahteraan masyarakat. Kearifan lokal itu bisa
empat tujuan, yaitu: Pertama, konflik tidak berupa pengetahuan lokal, keterampilan lokal,
hanya dipandang sebagai suatu fenomena politik- kecerdasan lokal, sumber daya lokal, proses sosial
militer, namun harus dipandang sebagai sebuah lokal, norma-etika lokal, dan adat-istiadat lokal.
fenomena sosial; kedua, konflik memiliki daur Secara substansial, kearifan lokal adalah
kerja atau siklus hidup yang tidak berjalan linear. nilai dan norma budaya yang berlaku dalam
Siklus hidup suatu konflik secara spesifik sangat menata kehidupan masyarakat. Nilai dan norma
dipengaruhi dinamika dan perubahan lingkungan yang diyakini kebenarannya menjadi acuan
tertentu; ketiga, penyebab atau akar masalah dalam bertingkah laku sehari-hari masyarakat
suatu konflik tidak dapat direduksi ke dalam setempat. Oleh karena itu, sangat beralasan jika
suatu variabel tunggal suatu proposisi kausalitas Clifford Geertz mengatakan bahwa kearifan lokal
bivariat tetapi lebih bersifat multidimensi; merupakan entitas yang sangat menentukan harkat
keempat, konflik sosial harus dilihat sebagai dan martabat manusia dalam komunitasnya. Hal
suatu fenomena yang terjadi karena interaksi itu berarti kearifan lokal yang di dalamnya berisi
bertingkat berbagai faktor; kelima, resolusi konflik nilai dan norma budaya untuk kedamaian dan

38 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
kesejahteraan dapat digunakan sebagai dasar kualitatif dan pendekatan kuantitatif sebagai
dalam pembangunan masyarakat (Geertz 1982). data pendukung. Untuk memperoleh data di
Dalam penelitian terhadap tradisi budaya lapangan Penulis melakukan wawancara dengan
terdapat berbagai nilai dan norma budaya sebagai berbagai unsur terkait yaitu : 1. Pihak Kanwil
warisan leluhur yang menurut fungsinya dalam Kemenag bidang Hukum dan KUB (Idris Nazar),
menata kehidupan sosial masyarakatnya, dapat pihak Kesbangpol Linmas (Faita Wardi), pihak
diklasifikasikan sebagai kearifan lokal. Jenis-jenis kejati (Syarifuddin Hasibuan), pihak FKUB
kearifan lokal itu antara lain (1) kesejahteraan, (Zainal Tasyar), dan dibantu oleh Akbar bidang
(2) kerja keras, (3) disiplin, (4) pendidikan, (5) Hukmas, Pengurus LKAAM Provinsi Sumbar,
kesehatan, (6) gotong royong, (7) pengelolaan Ketua Umum Bundo Kanduang Provinsi Sumbar.
gender, (8) pelestarian dan kreativitas budaya, (9) Dokumentasi sebagai telaah literatur dalam kajian
peduli lingkungan, (10) kedamaian, (11) kesopan penelitian ini (Profil Sumbar dalam Komposisi
santunan, (12) kejujuran, (13) kesetiakawanan Penduduk/ demografi, aspek sosial budaya dan
sosial, (14) kerukunan dan penyelesaian konflik, ekonomi, agama dan pendidikan), serta referensi
(15) komitmen, (16) pikiran positif, dan (17) lainnya sebagai kajian dalam penulisan.
rasa syukur. Observasi lapangan dilakukan pada saat
Semua kearifan lokal di atas dapat melakukan kegiatan ritual dan seremonial
diklasifikasikan pada dua jenis kearifan lokal inti keagamaan di lingkungan sekitar obyek sasaran.
(core local wisdoms), yaitu kearifan lokal untuk Seperti yang Penulis ketahui pada saat perayaan
(1) kemakmuran atau kesejahteraan dan (2) Hari Besar Islam (PHBI), baik dilakukan di
kedamaian atau kebaikan. Kearifan lokal seperti masjid maupun di Kantor Instansi terkait. Dalam
kerja keras, disiplin, pendidikan, kesehatan, hal ini dokumentasi sebagai referensi untuk
pelestarian dan kreativitas budaya, gotong royong, dijadikan bahan rujukan dalam kajian penulisan
pengelolaan gender, dan pengelolaan lingkungan yang terkait dengan jenis penelitian ini. Setelah
alam dapat diklasifikasikan pada kearifan lokal yang data terkumpul, data tersebut diklasifikasikan,
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar diolah dan diinterpretasikan kemudian dianalisis
berhasil mencapai kesejahteraannya. Sedangkan secara deskriptif kualitatif.
kearifan lokal berupa komitmen, pikiran positif,
kesopan santunan, kejujuran, kesetiakawanan PROFIL LKAAM
sosial, kerukunan serta penyelesaian konflik, dan
LKAAM adalah sebuah organisasi yang
rasa syukur dapat diklasifikasikan ke dalam kearifan
dibuat oleh pemerintah Provinsi Sumatera
lokal yang bertujuan untuk membangun kedamaian
Barat yang bertujuan untuk melestarikan adat
dengan kepribadian masyarakat yang baik.
dan budaya Minangkabau di Sumatera Barat.
Dan merupakan salah satu lembaga sosial
METODE PENELITIAN
yang mewakili kepentingan masyarakat adat di
Kegiatan penelitian tentang Manajemen Sumatera Barat.
Konflik Keagamaan dilakukan di Provinsi Organisasi ini merupakan wadah penyaluran
Sumbar, dengan menggunakan pendekatan aspirasi komunitas adat dalam hubungannya dengan

Manajemen Konflik Keagamaan 39


pelestarian nilai-nilai adat dalam masyarakat untuk Umum pertama 1955, organisasi ini menjadi satu
menjaga kepentingan komunitas adat itu sendiri. kekuatan politik di Sumatera Barat, yaitu : Partai
Namun dalam perjalanan sejarahnya fungsi itu Kerapatan Adat.
kurang terlihat signifkan. Oleh karena itu, secara Prakarsa untuk mewadahi ninik mamak
historis, struktur Lembaga Kerapatan Adat Alam dan penghulu adat dalam organisasi LKAAM
Minangkabau sebagai organisasi yang mewadahi oleh kalangan militer di awal Orde Baru, lebih
ninik mamak dan pemuka adat, sebenarnya tidak didorong oleh keinginan untuk membersihkan
terdapat dalam struktur kepemimpinan tradisional para penghulu adat yang terlibat dengan kegiatan
masyarakat di daerah ini; tidak ada organisasi Partai Komunis. Untuk pertama kali yang bertekad
penghulu di atas penghulu-penghulu Nagari. menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah
Hubungan antar nagari cenderung bersifat kultural LKAAM bersama ABRI. Oleh karena itu, tidaklah
semata, yaitu adat Minangkabau. Bahkan tidak ada mengherankan bila kemudian organisasi ninik
garis hirarkhi antar nagari. mamak ini sangat dekat dengan pemerintah dan
Pembentukan wadah organisasi LKAAM kalangan ABRI. Ketua LKAAM pertama dipegang
bukanlah muncul dari masyarakat. Ia merupakan oleh Baharuddin Dt Rangkayo Basa, sekaligus
inisiatif dari pemerintah, yaitu berawal dari sebagai Kepala Jawatan Penerangan Sumatera
munculnya gagasan dari Panglima Komando Antar Barat. Sedangkan Kapten Saafroeddin Bahar
Daerah Letjen TNI Ahmad Yunus Mokoginta dan (perwira Kodam) yang sekaligus Ketua DPD
Panglima Kodam III/17 Agustus. Pada awalnya Golongan Karya juga duduk dalam sekretariat
masyarakat Sumatera Barat optimis dengan LKAAM. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
dibentuknya wadah LKAAM ini, karena berbagai organisasi ini lebih berperan sebagai perpanjangan
kepentingan komunitas adat akan terlindungi dari tangan pemerintah dan Golongan Karya.
intervensi kepentingan-kepentingan di luarnya. Sebagai penyangga kepentingan pemerintah
Dengan itu pula eksistensinya akan tetap terpelihara — menjelang Pemilu 1971— organisasi ini telah
di tengah-tengah perubahan politik negara. Hal ini berperan-aktif dalam mensosialisasikan kekuatan
memang sejak lama diidamkan oleh masyarakat, politik Orde Baru, guna mendapatkan dukungan
khususnya sejak nagari tidak lagi memiliki otonomi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
atas wilayahnya dikarenakan adanya struktur supra Hasilnya, Golkar menjadi kekuatan mayoritas
nagari yang memiliki otoritas yang lebih kuat. di daerah ini pada Pemilu 1971. Sebelum
Di awal kemerdekaan kepentingan Reformasi, LKAAM dengan kesepakatan bersama
komunitas adat di daerah ini diwakili oleh Majelis antara ninik mamak dengan anak kemenakan
Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau memenangkan Golongan Karya. Dalam hal ini
(MTKAAM). Lembaga ini telah memperlihatkan karena hasil musyawarah mufakat itu adalah
peranannya dalam mempertahankan kepentingan keputusan tertinggi dan selalu dihormati. Setelah
komunitas etnik pada waktu Kerapatan Adat Reformasi pada Musyawarah Besar ke VIII 8 Juni
Nagari (KAN) tidak lagi dimasukkan menjadi 1999, LKAAM mereposisi diri dengan tidak lagi
bahagian dari kepemimpinan Nagari yang diatur beraviliasi pada Partai Politik; tetapi berada diatas
oleh Maklumat Residen Sumatera Barat No. 20 semua Partai. Ini berarti bahwa LKAAM sudah
dan 21 tanggal 21 Mei 1946. Pada Pemilihan independent dan netral; setidaknya diatas kertas.

40 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
LKAAM sebagai institusi tidak berafiliasi satu ORGANISASI LKAAM
partai akan tetapi anggotanya ada di mana-mana.
LKAAM sebagai organisasi adat bentukan
Adapun Visi LKAAM adalah menjadi salah
pemerintah, dalam anggaran dasarnya,
satu lembaga Adat terbaik di Nusantara guna
dicantumkan bahwa tujuan organisasi ini
memperjuangkan nagari yang bersifat. LKAAM
adalah untuk melestarikan nilai-nilai luhur adat
merupakan satu-satunya Organisasi Masyarakat
Minangkabau serta mengembangkan falsafat adat
Hukum Adat Minangkabau Tertinggi yang harus
Minangkabau: Adat basandi Syara', Syara' Basandi
berpihak kepada Masyarakat Hukum Adat dan
Kitabullah. Sebagai organisasi kemasyarakatan
sebagai Mitra Kerja Pemerintah Provinsi Sumatera
yang berorientasi kultural, wilayah kerja organisasi
Barat berdasarkan Adat Basandi Syara, Syara
ini tidak meliputi semua wilayah kultural
Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Minangkabau, akan tetapi hanya mengikuti
Visi tersebut dijabarkan kedalam delapan
batasan wilayah teritorial provinsi Sumatera
missi. Missi tersebut yaiutu: 1) Membumikan
Barat. Induk Organisasi ini berada di ibukota
ajaran ABS-SBK, Syara Mangato Adat Mamakai,
provinsi dan secara hirarkhis mempunyai cabang
Alam Takambang Jadikan Guru; 2) menata
di setiap Daerah Kabupaten/Kota dan di tingkat
organisasi dari pucuak sampai ke urek, bajanjang
kecamatan. Untuk tingkat Nagari, ada Kerapatan
naiak batanggo turun; 3) melaksanakan pengkajian,
Adat Nagari (KAN) yang tidak mempunyai
penelitian, dan pengembangan Adat dan Syara
hubungan struktural secara langsung dengan
secara berkesinambungan; 4) bersama-sama
LKAAM tingkat Kecamatan, tetapi hanya bersifat
dengan Pemerintah melaksanakan revitalisasi
konsultatif saja, terutama menyangkut program-
adat, kapasitas pemangku adat, penguatan
program yang dilaksanakan di tingkat nagari.
kelembagaan adat, dan pemberlakuan hukum
Di dalam susunan kepemimpinan lembaga
adat; 5) memformulasikan bentuk kerja sama antar
ini, selain terdiri dari unsur-unsur pemuka adat,
lembaga dengan seluruh Dinas/Instansi/Lembaga
pemuka agama dan tokoh cendikiawan, juga
Pemerintah, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta,
terdapat unsur pemerintahan daerah. Struktur
Organisasi sosial, Perantau, BUMN, BUMD,
kepemimpinan LKAAM pada awal berdirinya
Pelaku Ekonomi, dan elemen masyarakat lainnya;
terdiri dari : Payung Panji, Presidium, dan Badan
6) menumbuh-kembangkan rasa kebanggaan
Pekerja Harian. Sedangkan unsur pemerintahan
dan kecintaan terhadap adat Minangkabau agar
daerah, dalam struktur kepemimpinan priode
Masyarakat Minangkabau menjadi masyarakat
awal menduduki posisi sebagai Payung Panji.
Minangbau sejati; 7) merumuskan pemberdayaan
Duduk sebagai Payung Panji pada waktu ini
dan pemanfaatan Tanah Ulayat untuk kesejahteraan
antara lain : Panglima Kowilhan I Sumatera,
anak kemenakan dan masyarakat Sumatera Barat;
Panglima Kodam III/17 Agustus, dan Gubernur
dan 8) berupaya meningkatkan kesejahteraan Ninik
Kepala Daerah sendiri. Struktur ini juga berlaku
Mamak Pemangku Adat dengan memperjuangkan
di setiap kepengurusan LKAAM di daerah tingkat
bersama-sama hak-hak sako dan pusako dan bea
II dan kecamatan-kecamatan.
ulayat yang dimanfaatkan oleh investor. Motto
Sejak tahun 1974, terjadi perubahan
LKAAM adalah “Hidup Beradat dan Bermartabat,
struktur kepemimpinan pada lembaga ini.
mati Beriman dan Bertobat”.

Manajemen Konflik Keagamaan 41


Istilah Payung Panji tidak lagi muncul dalam dan Anggaran Rumah Tangga organisasi ini. Di
susunan kepengurusannya. Pada priode 1974- antara perubahan yang dianggap mendasar adalah
1978 struktur kepengurusannya terdiri dari tiga mengenai asas organisasi yang pada awalnya
komponen: Pertama, Dewan Pucuk Pimpinan, adalah : Pancasila dan Adat Basandi Syarak, Syarak
yaitu Ketua Umum, Wakil Ketua, Anggota, dan Basandi Kitabullah diganti dengan Pancasila saja
Penasehat; kedua, Pimpinan Harian, yang terdiri tanpa mencantumkan dasar falsafah adat itu.
dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara, Sebagai organisasi kemasyarakatan, LKAAM
dan Pembantu Umum; sedangkan unsur ketiga dalam perkembangannya tidak lepas dari berbagai
adalah Lembaga Pembinaan Adat dan Syarak, dinamika tarik- menarik kepentingan. Sebagai
yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. mitra pemerintah yang hidup dengan satu-
Pada priode ini, jabatan Ketua Umum dalam satunya sumber dana dari bantuan pemerintah
struktur Pucuk Pimpinan dijabat oleh seorang daerah, harus menunjukkan loyalitas bagi
intelektual yang juga penghulu dan sekaligus kepentingan pemberi dana itu sendiri. Namun
Rektor Universitas Andalas, yaitu Drs. Mawardi sebagai organisasi yang menyandang simbol
Yunus Datuk Rajo Mangkuto. komunitas etnis Minangkabau, juga tidak
Sekarang, sudah terlihat ada kemandirian mungkin melepaskan tanggung jawabnya dari
pada lembaga ini dengan tidak masuknya segala persoalan kultural yang muncul dalam
unsur pemerintah daerah di dalam susunan komunitas ini.
kepengurusannya. Namun bukan berarti bahwa
Program Kerja LKAAM
tidak ada intervensi ke dalam kelembagaan ini.
Adapun program kerja LKAAM meliputi tiga
Sejak awal, organisasi ini telah mengikatkan
hal utama, yakni program penguatan kelembagaan,
diri untuk menyalurkan aspirasi politiknya pada
pemberdayaan ekonomi anak nagari, dan kerja
Golongan Karya. Ini artinya adalah loyalitas
sama antar lembaga. Dari program tersebut
untuk pemerintah daerah, dan sangat tidak
diprioritaskan kepada Pembinaan Kebudayaan
mungkin untuk menempatkan dirinya pada
Daerah berdasarkan ABS-SBK. Pembinaan ini
posisi yang berseberangan dengan pemerintah
meliputi: 1) Membuat Rancangan Peraturan Daerah
daerah. Karena itu, pada waktu pemerintah
(Ranperda) tentang Pemberdayaan Lembaga Adat
daerah menetapkan Jorong menjadi Desa yang
di Sumatera Barat untuk memperkuat ABS-SBK;
mengakibatkan disfungsionalnya sistem Nagari,
2) pelatihan Budaya Adat Minangkabau (BAM)
ternyata tidak menimbulkan reaksi yang begitu
terhadap tokoh masyarakat untuk menunjang
berarti dari lembaga ini.
pembelajaran di sekolah berbasis ABS-SBK; 3)
Perubahan yang drastis dari kepengurusan
memantapkan pendidikan BAM untuk generasi
LKAAM justru terlihat pada dua priode terakhir.
muda, siswa SD, SMP, SMA/SMK dan mahasiswa
Gubernur Kepala Daerah langsung memegang
dalam rangka sosialisasi ABS-SBK; 4) penyediaan
kendali lembaga ini sebagai Ketua Umum
guru-guru BAM oleh Perguruan Tinggi LPTK
dan Assisten Gubernur menduduki jabatan
yang berperilaku ABS-SBK; 5) pemberdayaan
Ketua I. Seiring dengan perubahan ini pula,
organisasi Ninik-Mamak, LKAAM Kabupaten/
Musyawarah Besar LKAAM juga menghasilkan
Kota dan KAN untuk membumikan ABS-SBK;
beberapa perubahan dalam Anggaran Dasar

42 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
6) Pembangunan kantor LKAAM Sumatera berfungsi sebagai mitra sejajar dengan ketua
Barat, LKAAM Kabupaten/Kota untuk menjamin LKAAM dan Ketua KAN dalam menjalankan
wadah ABS,SBK; 7) biaya rutin penyelenggaraan fungsi kelembagaan masing-masing.
lembaga-lembaga adat yang terfokus pada kegiatan
2. Tugas dan fungsi Dewan Pertimbangan Adat
ABS-SBK, 8) pembinaan dan pelestarian kesenian
dan Syara
dan peninggalan benda budaya yang bernapaskan
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah
ABS-SBK; 9) melestarikan dan menciptakan
Tangga (AD/ART) dan kebutuhan organisasi
tradisi untuk menarik dunia wisata menuju
LKAAM, bahwa Dewan Pertimbangan Adat
nagari wisata berbasis ABS-SBK; 10) menjalin
dan Syara’ merupakan organ dari LKAAM.
kerja-sama antar lembaga dan memperkuat
Sementara itu KAN berfungsi memberikan
Forum Tungku Tigo Sajarangan (FTTS) sebagai
pertimbangan-pertimbangan dan nasihat-
wadah informasi dan komunikasi ABS-SBK; 11)
nasihat kepada ketua baik diminta maupun tidak
menumbuhkembangkan masyarakat nagari yang
diminta. Jumlah anggota Dewan pertimbangan
berkarakter ABS-SBK; 12) seminar /lokakarya
adat dan Syara’ disesuaikan dengan kebutuhan.
dan studi banding tentang strategi pembinaan
Mereka berasal dari unsur pimpinan adat,
masyarakat adat di Nusantara dan (Branch
penghulu-penghulu pimpinan suku, tokoh
Marking/studi banding) pada negara -negara di
ulama, cediak pandai, dan bundo kanduang
kawasan ASEAN.
boleh yang sedang aktif dan boleh yang tidak
Tugas dan Fungsi dalam Struktur Organisasi aktif lagi atau mantan dalam keorganisasian.
LKAAM
3. Tugas pokok Dewan Penyantun
Tugas dan fungsi LKAAM dapat dilihat dari
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Struktur Organisasi dari mulai tingkat Provinsi,
Rumah Tangga (AD/ART) dan kebutuhan
tingkat Kabupaten/kota. Kecamatan, sampai pada
Organisasi LKAAM, Dewan Penyantun
tingkat Nagari. Masing-masing struktur tersebut
adalah organ dari LKAAM dan KAN yang
dari mulai tingkat Provinsi hingga tingkat Nagari
berfungsi memberikan jalan, akses dan
dalam job discription-nya hampir sama. Yang
pemikiran terhadap perolehan dana organisasi.
membedakan adalah SDM dan wilayah kerjanya.
Personil yang duduk di Dewan Penyantun
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan di bawah ini:
adalah tokoh-tokoh masyarakat baik tokoh
1. Tugas dan fungsi Pucuak Undang (penentu Minangkabau maupun non-Minangkabau
kebijakan) yang mempunyai perhatian besar terhadap
Sesuai dengan anggaran Dasar dan Anggaran kemajuan LKAAM dan KAN, yang jumlah
Rumah Tangga (AD/ART) dan kebutuhan personilnya disesuaikan dengan kebutuhan.
organisasi LKAAM, penentu kebijakan adalah
4. Tugas dan fungsi pucuak pimpinan dan
Gubernur di tingkat Provinsi, Bupati dan
pengurus harian Ketua Umum
Walikota di Kabupaten dan Kota, Camat di
Pimpinan dan pengurus harian bertanggung
Kecamatan, Wali Nagari di Nagari, Lurah di
jawab dan bertugas ke luar dan ke dalam
Kelurahan, Kepala Desa di Desa dan boleh
organisasi serta mengkoordinasikan, menertibkan
Kepala/Wali Jorong di Jorong. Para pejabat ini

Manajemen Konflik Keagamaan 43


administrasi organisasi secara efektif dan efisien. 3. Biro organisasi, Kewarisan, dan Keanggotaan
Mereka membagi kewenangan, tugas pokok (OKK).
dan fungsi. Unsur pimpinan juga berfungsi 4. Biro Pemberdayaan Hak-hak Sako dan Pusako
membina dan mengawasi seluruh Wilayah Adat 5. Biro Pendidikan, sistem kekerabatan Matrilineal,
dalam daerah LKAAM Sumatera Barat. Pucuk Pendidikan dan Pelatihan Adat dan Syara’.
Pimpinan dan Pengurus harian memiliki Ketua 6. Biro Pemerintahan Nagari dan KAN
I, II, III, dan IV. Ketua I mengkoordinir masalah 7. Biro Kerja sama antar Lembaga dan Perantau
Sako dan Pusako, disebut Koordinator SAKO.
8. Biro Kepemudaan, Seni, dan permainan anak
Ketua II mengkoordinir masalah Pemerintahan
Nagari.
Nagari dan KAN disebut Kordinator PEM-
9. Biro Pencari Dana dan Keuangan.
KAN). Ketua III mengkoordinir masalah
kerja sama antar Lembaga dan Perantau, Dari semua tugas dan fungsi masing-masing
bidang Generasi Muda dan Pendanaan disebut wilayah dari mulai tingkat Provinsi hingga tingkat
Koordinator GMP. Ketua IV mengkoordinir Nagari dalam menjalankan programnya hampir
masalah Organisasi, Kewarisan, dan Keanggotaan, sama sesuai dengan Peraturan Menteri dalam
disebut Koordinator OKK. Negeri (Permen) No. 32 tahun 2011. Sumber
Sekretaris Umum bertugas dan berfungsi serta dana untuk operasional Program kegiatan
bertanggung jawab ke luar dan ke dalam terhadap LKAAM Sumbar dialokasikan setiap tahun 300
ketertiban administrasi Organisasi secara efektif juta, yaitu dari dana APBD. Dana itu dialokasikan
dan efisien dalam struktur kesekretariatan. untuk kegiatan program LKAAM, seperti
Membagi kewenangan, tugas pokok dan fungsi pelatihan ABS-SBK (Adat Basandi Syara ,Syara
yang ada kepada para wakil sekretaris. Sekretaris Basandi Kitabullah).
dalam hal ini ada sekretaris I,II,III dan IV. Tugas Perekrutan dan pergantian kepengurusan
dan fungsinya untuk membantu Sekretaris LKAAM baik tingkat Provinsi maupun
Umum. Begitu juga Bendahara Umum, bertugas, Kabupaten/Kota, sampai tingkat Kecamatan,
berfungsi, serta bertanggung jawab keluar dan ke yaitu melalui Mubes (Musyawarah Besar) yang
dalam untuk menertibkan administrasi keuangan dilakukan sekali dalama lima tahun. Kegiatan ini
secara efektif dan efisien. Membagi habis diikuti oleh seribu orang wakil dari ninik-mamak
kewenangan, tugas pokok dan fungsi yang ada se Sumatera Barat. Pada saat Mubes dihadiri oleh
kepada para wakil bandahara. Dalam hal ini ada Muspida, Gubernur, Ketua DPR, Kejati, Lan
Bendahara I,II,III, dan IV, tugas dan fungsinya Tamal, dan Lanut Polda. Unsur-unsur lainnya,
untuk membantu Sekretaris Umum dalam MUI, Ormas Islam, Bundo Kanduang Sumbar.
aspek-aspek tersebut. Tungku Tigo Sajarangan
Selain itu LKAAM memiliki Biro-biro : Tungku Tigo Sajarangan merupakan suatu
1. Biro Pengkajian Adat, Syara’ dan Perundang- forum informasi dan komunikasi masyarakat
undangan. Minangkabau. Tungku Tigo Sajarangan terdiri
2. Biro Advokasi Hukum Adat, Syara’, dan dari : 1.Ninik Mamak. 2. Alim Ulama. 3.
Perundang-undangan. Cadiak pandai. Unsur Ninik-Mamak terdiri

44 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
dari penghulu, manti, dubalang, malin, dan kedamaian, dan keamanan dalam kampung, serta
urang tuo. Penghulu adalah Perangkat adat selalu memakai prinsip santun dalam berbasa
dalam kaum, kampung, suku atau Nagari yang dan sopan dalam bertindak, dan c) membuat
memegang kato pusako sebagai penegak kebenaran pertimbangan alternatif untuk mengangkat atau
dan keadilan yang tugas dan fungsinya sesuai memberhentikan perangkat kampung melalui
dengan ketentuan adat. Penghulu berfungsi; a) orang tuo untuk diputuskan oleh penghulu
bertanggung jawab ke luar dan ke dalam suku atau kampung.
kampuang dalam memimpin anak kemenakan, Malin adalah perangkat adat dalam kaum,
b) mengkonsolidasikan, mengkoordinasikan, dan kampung, suku atau Nagari yang memegang
mengkonsultasikan segala hal yang akan diambil kata hakekat dan penegak kebenaran berdasarkan
keputusan kepada seluruh perangkat suku atau Kitabullah (Qur’an dan Hadits), yang tugas dan
kampung, c) memiliki wewenang menunjuk fungsinya sebagai berikut; a) bertanggung jawab
perangkatnya dalam melaksanakan tugas pokok kepada penghulu di bidang keagamaan, dan
dan fungsinya, dan d) bertugas menghukum kesejahteraan anak kemenakan sesuai dengan
kepada anak -kemenakan yang berperkara. firman Allah dan Sunnah Rasul, b) bertanggung
Manti adalah perangkat adat dalam kaum, jawab agar anak-kemenakan melaksanakan ajaran
kampung, suku atau Nagari yang memegang agampa seperti melaksanakan shalat dan pandai
kata mufakat dalam penyelesaian suatu masalah mengaji, bersekolah dan berbudi, c) berfungsi
dan sebagai penghubung aspirasi masyarakat mengkoordinir dan mencatat anak kemenakan
adat yang tugas dan fungsinya sesuai dengan yang membayar PBB, zakat, infaq, dan sodakoh
ketentuan adat. Manti memiliki tugas dan tungsi; sesuai dengan ketentuan yang berlaku, d) berfungsi
a) bertanggung jawab membantu penghulu di menegakkan dan mengamalkan ajaran ABS-SBK,
bidang kesekretariatan dan administrasi adat Syara mengato adat memakai, alam takambang jadi
secara internal kampung atau suku sesuai dengan guru untuk anak-kemenakan.
titah penghulu, b) bertugas mengkomunikasikan Orang Tuo adalah orang yang dituakan
dan menginformasi-kan segala keputusan atau di dalam suku, kampung, dan kaum. Mereka
kesepakatan yang telah diambil kepada anak memilik tugas dan fungsi tertentu, yakni; a)
kemenakan secara turun temurun, c) berfungsi menyusun tatakrama anak kemenakan dalam
mencatat seluruh anak kemenakan baik yang di bertutur kata dan bersopan santun sesuai dengan
kampung maupun yang di rantau pada Buku ajaran raso dibao naiak pareso dibao turun,
Induk Saku, dan d) membuat komitmen dalam b) menjaga keutuhan kampung/suku agar
kampung secara benar dan jujur. tidak terjadi cekcok dan perselisihan antara
Dubalang adalah perangkat adat dalam kaum, anak kemenakan elok kampuang dek nan tuo,
kampung, suku atau Nagari yang memegang kato c) memberikan ketauladanan kepada anak
mandareh “tegas” yang menegakkan ketetapan kemenakan, ka suri tauladan kain, ka cupak
hukum adat, yang tugas dan fungsinya mencakup; tauladan batuang.
a) bertanggung jawab kepada penghulu di bidang Alim Ulama adalah orang yang dianggap
keamanan dan ketertiban yang ditetapkan oleh ahli dalam bidang agama dan keagamaan.
penghulu, b) berfungsi menciptakan ketertiban, Mereka sebagai motor penggerak dalam aturan

Manajemen Konflik Keagamaan 45


kehidupan beragama khususnya agama Islam, pertimbangan adat dan syara’untuk diputuskan
yang dijadikan tuntunan dalam nasehatnya oleh penghulu.
bertujuan menegakkan dan memutuskan perihal
yang menyangkut hukum syara dalam kehidupan SISTEM KEKERABATAN
masyarakat. Disamping itu mereka juga bertugas
Dalam masyarakat Minangkabau hubungan
sebagai penghubung antara masyarakat dengan
antara individu dan masyarakat diatur dalam
Pemerintah, memberikan nasehat keagamaan.
sistem kekerabatan matrilineal (garis keturunan
Cadiak Pandai adalah orang yang dianggap
ibu). Pola kekerabatan ini memiliki ciri-ciri utama
pandai (intelektual) yang berperan di masyarakat
yakni; 1) Pertalian darah diatur menurut ranji
Minangkabau. Mereka memiliki tugas dan fungsi
keturunan anggota keluarga yang disebut mamak-
tertentu dalam masyarakat, yakni; a) bertanggung
kamanakan, uni-uda, maktuo dan etek, 2) Dalam
jawab kepada penghulu untuk memberikan
himpunan perkawinan tersebut disebut urang
pendapat dan nasehat tentang adat, Syara, dan
Sumando, dimana suami menjadi ‘tamu’ di rumah
peraturan perundang-undangan, b) bertugas
keluarga istrinya, dan 3) kepemilikan harta pusaka
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada
tinggi dimiliki menurut jalur anak perempuan.
anak kemenakan, c) karena mereka salah satu
Hubungan Mamak dan Kamanakan adalah
aspek dari tali tigo sapilin, maka mereka memeliki
hubungan tali darah dengan saudara laki-laki
fungsi menjalankan segala kebijakan yang
seibu dan juga hubungan harta Pusako (Sako
disepakati dalam kampung.
Jo Pusako), Mamak sebagai kepala Waris dan
Anak Kemenakan adalah seluruh anggota
Kamanakan sebagai penerima waris. Sako adalah
suku atau kampung atau kaum atau pariuk
gelar Mamak kepala Waris yang turun temurun
atau rumah yang mempunyai hubungan tali
sebagai kehormatan dalam kaum sukunya di
kekerabatan bertalian dengan adat atau bertalian
Minangkabau. Sedangkan Pusako adalah harta
darah atau bertalian budi atau bertalian ameh.
benda yang diwariskan kepada kamanakan dari
Mereka memiliki tugas dan fungsi di masyarakat,
pihak Ibu. Fungsi Mamak adalah membimbing
sebagi; a) bertanggung jawab kepada penghulu
kamanakan, memelihara, dan mengembangkan
dan pimpinan kampung dalam menjalankan
harta pusako/menjaganya. Sedangkan fungsi
tugas dan fungsinya, b) menjaga keutuhan,
dan Peran kamanakan, yaitu kamanakan laki-
nama baik, harkat dan martabat kampung secara
laki sebagai pemimpin (kelanjutan mamak).
bertanggung jawab, c) berperan mengajak semua
Kamanakan perempuan sebagai Ibu kanduang
anak kemenakan agar patuh dan taat kepada
(Matrilineal). Adapun kemanakan dikelompokkan
ketentuan adat, penghulu barajo ka mufakat,
menjadi 1. kamanakan di bawah daguak (tali
mufakat barajo ka nan bana, nan bana berdiri
darah), 2. kamanakan di bawah Dado (tali
sendirinyo, d) mampu dan bersedia menerima
sesuku), 3. Kamanakan di bawah Pusek (sesuku
sanksi dan hukuman yang dijatuhkan kepadanya
beda Nagari), dan 4. kamanakan di bawah Lutuik
oleh dewan pertimbangan adat dan syara bila
(beda suku beda Nagari).
ia terbukti bersalah menurut adat, syara’, dan
Sementara itu pembagian harta menurut
undang-undang, e) dapat membela diri bila
system ini empat jenis. yaitu harta Pusako Tinggi
dituduh bersalah yang disampaikan kepada dewan

46 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
(harta turun temurun), harta Pusako rendah Aliran sempalan adalah aliran yang
(harta yang di dapat dari hasil kerja), harta menyimpang dari kemurnian ajaran agama.
pencarian (harta usaha sendiri), harta surang Diketahui dari data yang terhimpun dari
(harta yang dimiliki oleh individu secara sah). Bakor Fakem maupun Ormas-ormas yang
Harta Pusako di Minangkabau menjadi milik terlebih dahulu mengetahui keberadaan aliran
kaum perempuan dan pemeliharaan bagi laki-laki sempalan tersebut. Masalah yang muncul adalah
dari keturunannya. terjadinya penyimpangan ajaran agama yang akan
menyesatkan masyarakat. Upaya Pemerintah
ANALISIS Daerah dalam hal ini melakukan pencegahan
terhadap penyebaran aliran sempalan tersebut.
Ciri khas dari pengelolaan konflik di
Selain itu dilakukan pencegahan terhadap
Sumatera Barat yaitu dengan memiliki sikap
masyarakat agar tidak berbuat anarkhis dan
toleransi beragama, memiliki adat istiadat yang
melaporkan masalah tersebut ke jalur hukum.
disebut dengan istilah Tungku Tigo Sajaringan
Dilakukan netralisir terhadap penyebaran
yaitu Ninik mamak yang mengatasi masalah anak
aliran tersebut dengan tidak memperbolehkan
kemenakan, Alim Ulama sebagai penghubung
penyebaran ajarannya. Upaya yang dilakukan
antara masyarakat dengan pemerintah serta
dalam hal ini pemetaan terhadap daerah-daerah
memberikan nasehat keagamaan, dan Cendik
yang rawan munculnya aliran-aliran sempalan.
Pandai yaitu kaum intelektual dan Pemerintah
Keterlibatan dalam hal ini yaitu: Pemerintah
Daerah.
Daerah, unsur Muspida, dan MUI.
Faham Aliran keagamaan di Sumbar masih
Semua unsur tersebut dengan cepat
nampak seperti: Ahmadiyah, Darul Arqom,
mengambil langkah-langkah kongkrit dan
Baha’i, Jamiyatul Islamiyah, Pengikut Tarekat
berkoordinasi dengan Instansi terkait serta
Naqsabandiyah dan lainnya. Faham aliran ini
organisasi keagamaan yang ada, melalui
masih aktif dan dilakukan secara sembunyi-
musyawarah/mediasi sehingga konflik dapat
sembunyi. Akan tetapi Aliran Ahmadiyah yang
diredam, dan permasalahan keagamaan tersebut
nampak sekali dengan simbol Rumah Ibadahnya
tidak meluas ke mana-mana yang dapat
yakni Masjid Mubarok di pinggir Jl. Raya,
menimbulkan konflik SARA. Sering terjadinya
dengan gedung Aulanya untuk melakukan
konflik keagamaan di masyarakat dikarenakan
aktivitas keagamaan Ahmadiyah. hal ini tidak
kurangnya pemahaman masyarakat menyangkut
menimbulkan konflik yang berarti di masyarakat.
toleransi beragama serta aturan-aturan yang
Kelompok ini pada saat Bulan Ramadhan
berhubungan dengan masalah keagamaan dan
melaksanakan Program Pesantren Kilat selama
kurang pedulinya instansi terkait terhadap gejala-
3 Minggu seperti halnya yang dilaksanakan oleh
gejala permasalahan keagamaan di daerahnya.
Sekolah-sekolah formal lainnya. Karena rasa
Meskipun Gubernur sumatera Barat, Irwan
toleransi beragama di tengah masyarakat masih
Prayitno diterbitkan peraturan Gubernur No. 17
kuat, sehingga bila ada permasalahan keagamaan
tahun 2011 tentang larangan kegiatan Jemaat
dapat diselesaikan tanpa harus menimbulkan
Ahmadiyah Indonesia di Sumatera Barat, FKUB
konflik SARA di tengah masyarakat.
berperan dalam penyelesaian konflik Ahmadiyah

Manajemen Konflik Keagamaan 47


dan berkoordinasi dengan Pemda, Kejaksaan adalah mencegah terjadinya tindakan represif dari
(Bakor Fakem) dan Kepolisian. Peraturan ini masyarakat yang tidak menghendaki pendirian
kelihatannya efektif dimana beberapa aliran Rumah Ibadah tersebut.
keagamaan yang menyebabkan konflik dapat Kemudian mensosialisasikan kembali PBM
diredam. Sejauh ini koordinasi dari berbagai unsur yang diiringi dengan dialog antara pemerintah,
berjalan baik. Instansi-instansi yang berkoordinasi masyarakat, dan kelompok yang mendirikan
dalam Bakor Fakem saling berkomunikasi dalam Rumah Ibadah tersebut. Usaha preventif yang
pemetaan dan penyelesaian konflik intern dan dilakukan diantaranya terus melakukan dialog
antar umat beragama. dan sosialisasi dalam suatu forum. Dalam hal
Strategi Pemda dalam hal ini yaitu ini FKUB yang menampung unsur-unsur dari
pemberdayaan pengawasan terhadap kegiatan lima agama untuk mencari solusi terhadap
yang menyebabkan konflik, misalnya adanya intel kemungkinan masalah yang akan muncul. Pihak
dari TNI/Polri yang juga anggota Bakor Fakem yang terlibat dalam permasalahan ini antara lain:
yang mengawasi aliran-aliran keagamaan yang unsur Pemda, Kementerian Agama, Kejaksaan
menyimpang. Melakukan pengawasan terhadap dan TNI/Polri yang bergabung dalam Bakor
daerah-daerah yang rawan konflik keagamaan. Fakem, dan FKUB serta Majelis Ulama Indonesia
Setelah memetakannya kemudian berkoordinasi (MUI).
untuk melakukan pengawasan. Reaksi terhadap Penyiaran agama sejauh ini masih dikelola
sumber konflik terlebih dahulu diamankan oleh Televisi Nasional (TVRI), sehingga dalam
sumbernya kemudian diadakan dialog terhadap penyiarannya tidak menyinggung agama lain.
konflik yang terjadi. Terhadap pelaku konflik Di samping itu penyiaran agama dikelola sesuai
terlebih dahulu dicari penyebab dan siapa yang dengan peraturan tentang penyiaran agama. Tidak
memulai konflik terlebih dahulu. Terkait dengan terdapat masalah karena penyiaran agama masih
sumber dana dalam pengelolaan konflik saat ini terbatas pada agama tertentu. Hal ini dikarenakan
masih minim terutama untuk operasional FKUB ajaran lainnya kurang berminat dalam melakukan
sebagai stakeholder dan untuk pengawasan dan penyiaran agama. Jika ada masalah terlebih
pemantauan daerah-daerah yang rawan konflik dahulu dipanggil pihak-pihak yang melakukan
keagamaan. penyiaran agama, kemudian diadakan dialog
Pendirian Rumah Ibadah masih menjadi isu agar dalam melakukan penyiaran jangan sampai
penting terhadap timbulnya konflik keagamaan, menyebarkan konflik. Usaha preventif adalah
baik intern maupun antar umat beragama. mengatur kembali tata cara penyiaran agama
Karena kerawanan konflik banyak yang timbul sesuai dengan koridor hukum Undang-undang
dari masalah pendirian Rumah Ibadah. Ada penyiaran agama. yaitu melalui Kominfo dan
di antara pendirian Rumah Ibadah yang tidak stasiun televisi Nasional /daerah.
sesuai dengan ketentuan menurut PBM No. 9 Bantuan luar negeri juga berpotensi konflik
dan 8 tahun 2006. Akibat dari pendirian Rumah karena dapat memunculkan kekhwatiran tertentu
Ibadah ini adalah terjadinya konflik dengan di tengah masyarakat. Tentu dapat memicu
masyarakat setempat di mana Rumah Ibadah itu sejumlah masalah karena oknum-oknum yang
didirikan. Usaha yang dilakukan terlebih dahulu memberikan bantuan secara sengaja, dengan

48 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
misi menyebarkan ajaran agama tertentu yang yang menyebutkan kapan hari besar agama itu
mengakibatkan kemarahan masyarakat, terutama dilaksanakan. Dalam seremonialnya dari perayaan
bantuan yang diberikan di daerah bencana. hari-hari besar agama semua agama saling
Kemudian diketahui bahwa masyarakat tersebut bertoleransi turut memeriahkannya, khususnya
memiliki fondasi agama yang kuat, sehingga ketika Perayaan Hari Besar Islam.
mereka tidak menerima ajaran yang akan Penodaan terhadap agama diketahui dari
menyebabkan pemurtadan bagi generasinya. Jika laporan masyarakat, kepolisian yang kemudian
terjadi masalah terlebih dahulu bermusyawarah dikoordinasikan dengan Bakor Fakem dan FKUB.
dengan masyarakat setempat, agar tidak terjadi Penodaan agama juga dikethaui dengan adanya isu
tindakan anarkhis. Kemudian menyelidiki yang berkembang di tengah masyarakat. Masalah
seluk-beluk bantuan tersebut dan mengamankan akan muncul karena penodaan agama berkaitan
oknum pelaksana pemberian bantuan agar dengan kemurnian ajaran agama (khusus Islam).
tidak menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Penyimpangan ajaran agama yang disebabkan
Kemudian memberikan pembinaan agar tidak penodaan agama menjadi isu yang sensitif di
melakukan tindakan tersebut. Usaha preventifnya tengah masyarakat. Jika terdapat sejumlah
diatur kembali tentang bantuan luar negeri yang masalah, maka terlebih dahulu membawa pelaku
akan diberikan terutama yang berhubungan penodaan ke ranah hukum untuk mencegah
dengan agama. Pihak yang terlibat dalam hal ini pelaku dari tindakan anarkhis masyarakat.Usaha
Pemerintah Kabupaten/Kota, unsur Muspida, preventif menghimbau kepada umat beragama
MUI dan FKUB Kabupaten /Kota. untuk menjalankan agama dengan murni. Dalam
Perkawinan beda agama di daerah Sumatera hal ini peran penyuluh agama ditingkatkan untuk
Barat, diketahui dari pihak-pihak yang kurang mengajak kepada masyarakat dalam menjalankan
setuju dengan perkawinan tersebut, terutama ajaran agama sesuai dengan syari’atnya. Yang
pihak keluarga yang anaknya atau keponakannya berwenang dalam penanganan masalah ini adalah
melakukan perkawinan beda agama. Persoalan pihak MUI Provinsi, kabupaten kota.
yang muncul biasanya karena adanya kecurigaan
pihak mempelai (terutama mempelai perempuan) KESIMPULAN
yang dikhawatirkan mengajak pindah agama di
Dalam perjalanannya, organisasi LKAAM
kemudian hari. Persoalan lain adalah pengurusan
ini telah memperlihatkan perannya dalam
administrasinya. Jika terjadi masalah biasanya
rangka meningkatkan serta melestarikan nilai-
diselesaikan secara kekeluargaan, belum sampai
nilai kebudayaan Minangkabau melalui berbagai
ditangani pihak Pemerintah. Usaha preventif
program pembinaan-pembinaan dan penyebaran
belum dilakukan karena konflik umat beragama
pengetahuan adat Minangkabau, baik melalui
jarang terjadi, terutama jika menyentuh masalah
ceramah, penataran, serta mengupayakan
perkawinan beda agama.
kerjasama dengan Kanwil Kementerian
Dari perayaan hari besar Islam maupun
Agama, dan Kanwil Departeman Pendidikan
non-Islam yang sudah terlaksana diketahui
dan Kebudayaan untuk memasukan pelajaran
dari pernak-pernik perayaan hari besar agama
adat sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah
tersebut. Kemudian diketahui dari kalender

Manajemen Konflik Keagamaan 49


menengah di Sumatera Barat. Meskipun secara bernagari yang berbasis Adat Basandi Syara' Syara'
umum program-program yang telah dijalankan Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
itu tidak banyak memperlihatkan hasilnya, Jika terjadi konflik keagamaan di Sumatera
sebagaimana yang terlihat pada realitas sosial pada Barat, dalam hal ini pihak FKUB dan jajaran
dasa warsa terakhir. Namun hal ini setidaknya Pemda, disertai dengan perannya Tungku
menunjukkan keberhasilan lembaga ini dalam Tigo Sajarangan. Untuk mengatasi masalah
meyakinkan pemerintah daerah serta instansi apapun, semua unsur melakukan musyawarah
terkait untuk memberikan perhatian terhadap mufakat terlebih dahulu atas aspirasi masyarakat
aspek-aspek kultural masyarakat. tersebut, kemudian dibentuk tim khusus dalam
Di sisi lainnya juga terlihat bahwa lembaga ini kepengurusannya untuk terjun langsung ke
secara akomodatif telah memanfaatkan otoritasnya di lapangan di mana terjadinya konflik keagamaan.
bidang adat ini dalam mensukseskan pembangunan FKUB Sumbar dalam menjalankan
daerah sendiri. Beberapa di antaranya yang dapat programnya yaitu dengan duduk bersama se
ditunjukkan adalah dalam memasyarakatkan meja, dalam arti bersama-sama menjalankan
Peraturan daerah tentang Nagari Sebagai Kesatuan programnya dan menyelesaikan masalah dengan
Masyarakat Hukum Adat Dalam Provinsi Daerah adanya keterlibatan dari berbagai unsur (Tokoh
Tingkat I Sumatera Barat. Lembaga ini telah Agama Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan,
mendampingi kunjungan kerja pemerintah daerah dan Katolik). Jumlah Kepengurusan FKUB
ke daerah-daerah tingkat II. Hal ini tentunya Provinsi Sumbar sebanyak 21 orang, terdiri dari
dalam rangka memberi pengertian-pengertian : unsur Agama Islam sekitar 17 orang, agama
kepada masyarakat komunitasnya tentang tujuan Kristen 1 orang, Katholik 1 orang, Hindu 1 orang,
pemerintah dengan dikeluarkannya Perda tersebut. Budha 1 orang. Untuk agama konghuchu tidak
Demikian juga peran yang tidak sedikit diberikan ada di Sumbar, padahal klentengnya sudah ada,
oleh lembaga ini dalam mensukseskan program akan tetapi selama ini mereka masih bergabung
peningkatan ekonomi melalui pemanfaatan tanah- dengan agama Budha. Sehingga ketika mereka
tanah ulayat sebagai lahan penanaman modal diundang oleh FKUB untuk bermusyawarah
para investor di Sumatera Barat, menyukseskan mereka mengatasnamakan Walubi.
program IDT, dan yang tak kalah pentingnya adalah Penting dilakukan peningaktan peran FKUB
menyukseskan Pemilihan Umum. di wilayah masing-masing, untuk berkoordinasi
Sekarang lembaga ini sangat dirasakan sehubungan dengan perkembangan permasalahan
perannya terutama mengembalikan Pemerintahan keagamaan. Dibuatkan agenda rutin dari instansi
Desa ke Pemerintahan Nagari, sesuai dengan terkait untuk turun ke wilayah-wilayah sasaran
amanat UU No 22 Tahun 1999 Tentang untuk melakukan pembinaan, penyuluhan
Pemerintahan Daerah, dengan lahirnya Perda masalah keagamaan kepada masyarakat.
No 9 Tahun 2000 tentang ketentuan pokok Begitu pula alim ulama untuk berperan
pemerintahan Nagari, yang diubah dengan pada sektor yang paling sentral, yakni moral,
Perda No 2 Tahun 2007 tentang pokok-pokok etika, dan batiniah. Mereka dituntut mampu
Pemerintahan Nagari. LKAAM bersama Pemda mengarahkan, dan membawa masyarakat untuk
Sumatera Barat melaksanakan penerapan hidup senantiasa berbuat kebaikan. Cadiak pandai

50 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
(kalangan teknokrat/pendidikan), juga demikian. Bergreen, Laurence. Over The Edge of The World.
Perannya sangat menentukan perkembangan dan New York: Harper Collins Publishers Inc,
kemajuan daerah.“Untuk mendesak agar tungku 2005.
tigo sajarangan berperan lebih besar lagi dalam Dikti. Naskah Akademik Pendidikan Karakter
pembangunan untuk kemajuan daerah, tentunya (Pendikar). Jakarta: Dikti Kemendiknas RI,
harus sejalan pula dengan peranan pemerintah 2011.
sebagai fasilitator dan eksekutor. Agar budaya
Minangkabau tetap eksis dengan mengembalikan Eko, Sutoro. “Ekonomi Politik Pembaharuan
peran-peran lembaga adat dan agama di tempat Desa”. diakses tanggal 24 Juli 2010.
yang semestinya. Derasnya arus globalisasi telah Geertz, Clifford. Local Knowledge: Further Essays
membawa dampak positif dan negatif ke dalam in interpretive Anthropology. New York: Basic
kehidupan adat dan budaya Minangkabau. Books, 1982.
Di antara dampak negatifnya, telah Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional.
terjadi pergeseran nilai-nilai berupa lunturnya Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
kekerabatan, renggangnya hubungan sosial dan Pustaka Utama, 1997.
berkurangnya pemahaman adat dan agama.
Jufrizal. “’Nasib’ Bahasa Minangkabau Ragam
Karena itu, dikhawatirkan suatu masa nanti
Adat dalam Perubahan Sosial-Budaya
nilai-nilai ABS-SBK hanya ting gal slogan.
Masyarakat di Kota Padang”. Dalam
Karenanya, pemerintah daerah harus peduli
Minangkabau di Persimpangan Generasi.
dengan kantor KAN dan segala administrasinya.
Padang: Pusat Studi Humaniora dan Fakultas
“Perlu penguatan lembaga adat di setiap nagari,
Sastra Universitas Andalas Padang, 2007.
sehingga sinergisitas pengelolaan lembaga adat
dan pemerintahan nagari dapat berjalan optimal. Link Internet. “Ekonomi Politik Pembangunan”.
Perlu peningkatan SDM pengelola lembaga adat, diakses tanggal 23 Juli 2010.
perlu peningkatan kesejahteraan ninik mamak. M.D. Mansoer. Sedjarah Minangkabau.Jakarta:
Bhratara, 1970.
DAFTAR PUSTAKA
Navis, A.A. Alam Terkembang jadi Guru. Jakarta:
Agustina. “Bahasa Minangkabau: Khasanah
PT Grafiti Pers, 1984.
BAM yang Terlupakan”. Dalam Menuju
Pembelajaran BAM yang Berkualitas. Padang: Nursaid. “Pemikiran Awal tentang Rekonstruksi
Sukabina Offset, 2005. Gradasi Abstraksi dalam Pembelajaran
BAM”. Dalam Menuju Pembelajaran BAM
Ali, Moertopo. Strategi Pembangunan Indonesia.
yang Berkualitas. Padang: Sukabina Offset,
Jakarta: CSIS, 1978.
2005.
Audrey R. Kahin. Dari pemberontakan ke integrasi:
Oktavianus dan Ike Ravita. Kesantunan dalam
Sumatera Barat dan politik Indonesia, 1926-
Bahasa Minangkabau. (online), http://www.
1998. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
lp unand.ac.id/portal penelitian. Diakses 7
2005.
Januari 2013.

Manajemen Konflik Keagamaan 51


van Peursen. Strategi Kebudayaan. Kanisius: Suy. Urgensi Pendidikan Karakter. di laman
Yogyakarta, 1976. resmi Direktorat Jenderal Manajemen
Rusli Amran. Sumatera Barat Hingga Plakat Pendidikan Dasar dan Menengah. www.
Panjang. Jakarta: Sinar Harapan, 1981. educationplanner.org, 2011.

Sibarani, Robert. Kearifan Lokal. Jakarta: ATL, Thayib, Anshari dkk. HAM dan Pluralisme
2012. Agama. Surabaya: Pusat Kajian Strategi dan
Kebijakan (PKSK), 1997.
Soekanto, Soerjono. Teori Sosiologi: Tentang
Pribadi Dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982.

52 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai