Marpuah
(Peneliti pada Balai Penelitian Agama Jakarta, Email: hjmarpuah@gmail.com)
Abstract
Today, the life of the Indonesian people faces serious threats associated with the strength of social conflicts,both
vertically and horizontally. Indeed, the conflict seizes social, economical, political and cultural freedoms. This
study used a qualitative approach by using interview, observation and documentation. Sources of Data were the
Regional Office of MORA, KUB, FKUB, Kesbangpol Linmas, High Court, LKAAM and Bundo Kanduang.
Data were analysed by descriptive and qualitative techniques. The results showed that in general the religious
conflicts in West Sumatra are not much surface. This is due to the high sense of tolerance and inter-religious
harmony in society. In the event of any religious conflicts and problems in the community, then all the relevant
stakeholders such as Local Government, FKUB, Tungku Tigo Sajarangan and all devices, right down to form
a special team and make consensus to resolve the conflict.
Key Words: Conflict, Local Wisdom, Harmony, Traditional Custom, and Minangkabau
36 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan pembagian budaya rakyatnya. Sering sekali pembangunan
wilayah administratif sesudah kecamatan di bangsa kita dikaitkan dengan pencarian “untung”
seluruh kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan (profit), bukan pencarian “manfaat” (benefit),
Mentawai) dinamakan sebagai nagari. padahal meskipun segala-galanya memerlukan
uang, tidaklah uang segala-galanya. Kebudayaan
RUMUSAN MASALAH dan kearifan lokal memang tidak langsung
memberikan untung secara ekonomis, tetapi
Dalam kenyataannya sekarang, implementasi
secara perlahan-lahan kearifan lokal sebagai
kearifan lokal itu semakin menurun sehingga
warisan masa lalu itu akan memberikan manfaat
sulit ditemukan pemimpin, dan pengambil
untuk pembentukan peningkatan kesejahteraan
keputusan yang bijaksana dalam melaksanakan
dan kedamaian rakyat melalui karakter yang kuat
tugasnya dalam suatu komunitas. Bahkan,
generasi mudanya.
pemimpin dan pengambil keputusan sama sekali
Local genius, indigenious knowledge atau local
tidak mengetahui manfaat kearifan lokal dalam
wisdom dapat digali secara ilmiah dari produk
pembangunan. Ketidak sesuaian (miss-match)
kultural dengan interpretasi yang mendalam.
dalam berbagai program pembangunan yang
Sebagai produk kultural, tradisi budaya
terjadi di Indonesia dianggap karena kearifan lokal
mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup
tidak berjalan atau tidak diperhitungkan dalam
dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya
pembangunan. Program pembangunan yang
sistem nilai, kepercayaan dan agama, kaidah-
dirancang selama ini tidak menjawab masalah-
kaidah sosial, etos kerja, bahkan cara bagaimana
masalah yang dirasakan masyarakat secara
dinamika sosial itu berlangsung (Pudentia
langsung. Oleh karenanya, kajian, revitalisasi,
2003:1). Dengan kata lain, tradisi budaya sebagai
dan implementasi kearifan lokal sangat perlu
warisan leluhur mengandung kearifan lokal
dilakukan agar terbentuk manusia yang bijaksana
(local wisdom) yang dapat dimanfaatkan dalam
dan pemimpin yang bisa menjadi penunjuk arah
pemberdayaan masyarakat untuk membentuk
bagi program pembangunan yang benar-benar
kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan.
menjawab kebutuhan rakyat.
Kekurang-pahaman mengenai pentingnya
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
nilai budaya merupakan faktor utama kenapa
kearifan lokal cenderung kurang mendapat tempat Tujuan dari kegiatan penelitian ini untuk
dalam pembangunan. Masih ada orang yang mengetahui : 1. Bagaimana strategi Pemda dalam
menganggap bahwa tradisi budaya tidak relevan penanganan konflik Umat Beragama di wilayah
dengan kehidupan modern sekarang ini. Padahal Provinsi Sumatera Barat 2. Apakah ada peran
negara atau bangsa yang berhasil membangun Lembaga Adat dalam penanganan konflik Umat
kesejahteraan rakyatnya adalah bangsa yang Beragama di wilayah Provinsi Sumatera Barat. 3.
dibangun berbasis budayanya. Saat ini, Cina Faktor apa yang menghambat dan mendukung
dan Jepang masing-masing negara pertama dan dalam penanganan konflik Umat Beragama di
ketiga tersejahtera (terkaya) peringkat dunia dan Provinsi Sumatera Barat.
kedua negara ini dibangun dengan berbasis pada
38 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
kesejahteraan dapat digunakan sebagai dasar kualitatif dan pendekatan kuantitatif sebagai
dalam pembangunan masyarakat (Geertz 1982). data pendukung. Untuk memperoleh data di
Dalam penelitian terhadap tradisi budaya lapangan Penulis melakukan wawancara dengan
terdapat berbagai nilai dan norma budaya sebagai berbagai unsur terkait yaitu : 1. Pihak Kanwil
warisan leluhur yang menurut fungsinya dalam Kemenag bidang Hukum dan KUB (Idris Nazar),
menata kehidupan sosial masyarakatnya, dapat pihak Kesbangpol Linmas (Faita Wardi), pihak
diklasifikasikan sebagai kearifan lokal. Jenis-jenis kejati (Syarifuddin Hasibuan), pihak FKUB
kearifan lokal itu antara lain (1) kesejahteraan, (Zainal Tasyar), dan dibantu oleh Akbar bidang
(2) kerja keras, (3) disiplin, (4) pendidikan, (5) Hukmas, Pengurus LKAAM Provinsi Sumbar,
kesehatan, (6) gotong royong, (7) pengelolaan Ketua Umum Bundo Kanduang Provinsi Sumbar.
gender, (8) pelestarian dan kreativitas budaya, (9) Dokumentasi sebagai telaah literatur dalam kajian
peduli lingkungan, (10) kedamaian, (11) kesopan penelitian ini (Profil Sumbar dalam Komposisi
santunan, (12) kejujuran, (13) kesetiakawanan Penduduk/ demografi, aspek sosial budaya dan
sosial, (14) kerukunan dan penyelesaian konflik, ekonomi, agama dan pendidikan), serta referensi
(15) komitmen, (16) pikiran positif, dan (17) lainnya sebagai kajian dalam penulisan.
rasa syukur. Observasi lapangan dilakukan pada saat
Semua kearifan lokal di atas dapat melakukan kegiatan ritual dan seremonial
diklasifikasikan pada dua jenis kearifan lokal inti keagamaan di lingkungan sekitar obyek sasaran.
(core local wisdoms), yaitu kearifan lokal untuk Seperti yang Penulis ketahui pada saat perayaan
(1) kemakmuran atau kesejahteraan dan (2) Hari Besar Islam (PHBI), baik dilakukan di
kedamaian atau kebaikan. Kearifan lokal seperti masjid maupun di Kantor Instansi terkait. Dalam
kerja keras, disiplin, pendidikan, kesehatan, hal ini dokumentasi sebagai referensi untuk
pelestarian dan kreativitas budaya, gotong royong, dijadikan bahan rujukan dalam kajian penulisan
pengelolaan gender, dan pengelolaan lingkungan yang terkait dengan jenis penelitian ini. Setelah
alam dapat diklasifikasikan pada kearifan lokal yang data terkumpul, data tersebut diklasifikasikan,
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar diolah dan diinterpretasikan kemudian dianalisis
berhasil mencapai kesejahteraannya. Sedangkan secara deskriptif kualitatif.
kearifan lokal berupa komitmen, pikiran positif,
kesopan santunan, kejujuran, kesetiakawanan PROFIL LKAAM
sosial, kerukunan serta penyelesaian konflik, dan
LKAAM adalah sebuah organisasi yang
rasa syukur dapat diklasifikasikan ke dalam kearifan
dibuat oleh pemerintah Provinsi Sumatera
lokal yang bertujuan untuk membangun kedamaian
Barat yang bertujuan untuk melestarikan adat
dengan kepribadian masyarakat yang baik.
dan budaya Minangkabau di Sumatera Barat.
Dan merupakan salah satu lembaga sosial
METODE PENELITIAN
yang mewakili kepentingan masyarakat adat di
Kegiatan penelitian tentang Manajemen Sumatera Barat.
Konflik Keagamaan dilakukan di Provinsi Organisasi ini merupakan wadah penyaluran
Sumbar, dengan menggunakan pendekatan aspirasi komunitas adat dalam hubungannya dengan
40 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
LKAAM sebagai institusi tidak berafiliasi satu ORGANISASI LKAAM
partai akan tetapi anggotanya ada di mana-mana.
LKAAM sebagai organisasi adat bentukan
Adapun Visi LKAAM adalah menjadi salah
pemerintah, dalam anggaran dasarnya,
satu lembaga Adat terbaik di Nusantara guna
dicantumkan bahwa tujuan organisasi ini
memperjuangkan nagari yang bersifat. LKAAM
adalah untuk melestarikan nilai-nilai luhur adat
merupakan satu-satunya Organisasi Masyarakat
Minangkabau serta mengembangkan falsafat adat
Hukum Adat Minangkabau Tertinggi yang harus
Minangkabau: Adat basandi Syara', Syara' Basandi
berpihak kepada Masyarakat Hukum Adat dan
Kitabullah. Sebagai organisasi kemasyarakatan
sebagai Mitra Kerja Pemerintah Provinsi Sumatera
yang berorientasi kultural, wilayah kerja organisasi
Barat berdasarkan Adat Basandi Syara, Syara
ini tidak meliputi semua wilayah kultural
Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Minangkabau, akan tetapi hanya mengikuti
Visi tersebut dijabarkan kedalam delapan
batasan wilayah teritorial provinsi Sumatera
missi. Missi tersebut yaiutu: 1) Membumikan
Barat. Induk Organisasi ini berada di ibukota
ajaran ABS-SBK, Syara Mangato Adat Mamakai,
provinsi dan secara hirarkhis mempunyai cabang
Alam Takambang Jadikan Guru; 2) menata
di setiap Daerah Kabupaten/Kota dan di tingkat
organisasi dari pucuak sampai ke urek, bajanjang
kecamatan. Untuk tingkat Nagari, ada Kerapatan
naiak batanggo turun; 3) melaksanakan pengkajian,
Adat Nagari (KAN) yang tidak mempunyai
penelitian, dan pengembangan Adat dan Syara
hubungan struktural secara langsung dengan
secara berkesinambungan; 4) bersama-sama
LKAAM tingkat Kecamatan, tetapi hanya bersifat
dengan Pemerintah melaksanakan revitalisasi
konsultatif saja, terutama menyangkut program-
adat, kapasitas pemangku adat, penguatan
program yang dilaksanakan di tingkat nagari.
kelembagaan adat, dan pemberlakuan hukum
Di dalam susunan kepemimpinan lembaga
adat; 5) memformulasikan bentuk kerja sama antar
ini, selain terdiri dari unsur-unsur pemuka adat,
lembaga dengan seluruh Dinas/Instansi/Lembaga
pemuka agama dan tokoh cendikiawan, juga
Pemerintah, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta,
terdapat unsur pemerintahan daerah. Struktur
Organisasi sosial, Perantau, BUMN, BUMD,
kepemimpinan LKAAM pada awal berdirinya
Pelaku Ekonomi, dan elemen masyarakat lainnya;
terdiri dari : Payung Panji, Presidium, dan Badan
6) menumbuh-kembangkan rasa kebanggaan
Pekerja Harian. Sedangkan unsur pemerintahan
dan kecintaan terhadap adat Minangkabau agar
daerah, dalam struktur kepemimpinan priode
Masyarakat Minangkabau menjadi masyarakat
awal menduduki posisi sebagai Payung Panji.
Minangbau sejati; 7) merumuskan pemberdayaan
Duduk sebagai Payung Panji pada waktu ini
dan pemanfaatan Tanah Ulayat untuk kesejahteraan
antara lain : Panglima Kowilhan I Sumatera,
anak kemenakan dan masyarakat Sumatera Barat;
Panglima Kodam III/17 Agustus, dan Gubernur
dan 8) berupaya meningkatkan kesejahteraan Ninik
Kepala Daerah sendiri. Struktur ini juga berlaku
Mamak Pemangku Adat dengan memperjuangkan
di setiap kepengurusan LKAAM di daerah tingkat
bersama-sama hak-hak sako dan pusako dan bea
II dan kecamatan-kecamatan.
ulayat yang dimanfaatkan oleh investor. Motto
Sejak tahun 1974, terjadi perubahan
LKAAM adalah “Hidup Beradat dan Bermartabat,
struktur kepemimpinan pada lembaga ini.
mati Beriman dan Bertobat”.
42 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
6) Pembangunan kantor LKAAM Sumatera berfungsi sebagai mitra sejajar dengan ketua
Barat, LKAAM Kabupaten/Kota untuk menjamin LKAAM dan Ketua KAN dalam menjalankan
wadah ABS,SBK; 7) biaya rutin penyelenggaraan fungsi kelembagaan masing-masing.
lembaga-lembaga adat yang terfokus pada kegiatan
2. Tugas dan fungsi Dewan Pertimbangan Adat
ABS-SBK, 8) pembinaan dan pelestarian kesenian
dan Syara
dan peninggalan benda budaya yang bernapaskan
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah
ABS-SBK; 9) melestarikan dan menciptakan
Tangga (AD/ART) dan kebutuhan organisasi
tradisi untuk menarik dunia wisata menuju
LKAAM, bahwa Dewan Pertimbangan Adat
nagari wisata berbasis ABS-SBK; 10) menjalin
dan Syara’ merupakan organ dari LKAAM.
kerja-sama antar lembaga dan memperkuat
Sementara itu KAN berfungsi memberikan
Forum Tungku Tigo Sajarangan (FTTS) sebagai
pertimbangan-pertimbangan dan nasihat-
wadah informasi dan komunikasi ABS-SBK; 11)
nasihat kepada ketua baik diminta maupun tidak
menumbuhkembangkan masyarakat nagari yang
diminta. Jumlah anggota Dewan pertimbangan
berkarakter ABS-SBK; 12) seminar /lokakarya
adat dan Syara’ disesuaikan dengan kebutuhan.
dan studi banding tentang strategi pembinaan
Mereka berasal dari unsur pimpinan adat,
masyarakat adat di Nusantara dan (Branch
penghulu-penghulu pimpinan suku, tokoh
Marking/studi banding) pada negara -negara di
ulama, cediak pandai, dan bundo kanduang
kawasan ASEAN.
boleh yang sedang aktif dan boleh yang tidak
Tugas dan Fungsi dalam Struktur Organisasi aktif lagi atau mantan dalam keorganisasian.
LKAAM
3. Tugas pokok Dewan Penyantun
Tugas dan fungsi LKAAM dapat dilihat dari
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Struktur Organisasi dari mulai tingkat Provinsi,
Rumah Tangga (AD/ART) dan kebutuhan
tingkat Kabupaten/kota. Kecamatan, sampai pada
Organisasi LKAAM, Dewan Penyantun
tingkat Nagari. Masing-masing struktur tersebut
adalah organ dari LKAAM dan KAN yang
dari mulai tingkat Provinsi hingga tingkat Nagari
berfungsi memberikan jalan, akses dan
dalam job discription-nya hampir sama. Yang
pemikiran terhadap perolehan dana organisasi.
membedakan adalah SDM dan wilayah kerjanya.
Personil yang duduk di Dewan Penyantun
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan di bawah ini:
adalah tokoh-tokoh masyarakat baik tokoh
1. Tugas dan fungsi Pucuak Undang (penentu Minangkabau maupun non-Minangkabau
kebijakan) yang mempunyai perhatian besar terhadap
Sesuai dengan anggaran Dasar dan Anggaran kemajuan LKAAM dan KAN, yang jumlah
Rumah Tangga (AD/ART) dan kebutuhan personilnya disesuaikan dengan kebutuhan.
organisasi LKAAM, penentu kebijakan adalah
4. Tugas dan fungsi pucuak pimpinan dan
Gubernur di tingkat Provinsi, Bupati dan
pengurus harian Ketua Umum
Walikota di Kabupaten dan Kota, Camat di
Pimpinan dan pengurus harian bertanggung
Kecamatan, Wali Nagari di Nagari, Lurah di
jawab dan bertugas ke luar dan ke dalam
Kelurahan, Kepala Desa di Desa dan boleh
organisasi serta mengkoordinasikan, menertibkan
Kepala/Wali Jorong di Jorong. Para pejabat ini
44 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
dari penghulu, manti, dubalang, malin, dan kedamaian, dan keamanan dalam kampung, serta
urang tuo. Penghulu adalah Perangkat adat selalu memakai prinsip santun dalam berbasa
dalam kaum, kampung, suku atau Nagari yang dan sopan dalam bertindak, dan c) membuat
memegang kato pusako sebagai penegak kebenaran pertimbangan alternatif untuk mengangkat atau
dan keadilan yang tugas dan fungsinya sesuai memberhentikan perangkat kampung melalui
dengan ketentuan adat. Penghulu berfungsi; a) orang tuo untuk diputuskan oleh penghulu
bertanggung jawab ke luar dan ke dalam suku atau kampung.
kampuang dalam memimpin anak kemenakan, Malin adalah perangkat adat dalam kaum,
b) mengkonsolidasikan, mengkoordinasikan, dan kampung, suku atau Nagari yang memegang
mengkonsultasikan segala hal yang akan diambil kata hakekat dan penegak kebenaran berdasarkan
keputusan kepada seluruh perangkat suku atau Kitabullah (Qur’an dan Hadits), yang tugas dan
kampung, c) memiliki wewenang menunjuk fungsinya sebagai berikut; a) bertanggung jawab
perangkatnya dalam melaksanakan tugas pokok kepada penghulu di bidang keagamaan, dan
dan fungsinya, dan d) bertugas menghukum kesejahteraan anak kemenakan sesuai dengan
kepada anak -kemenakan yang berperkara. firman Allah dan Sunnah Rasul, b) bertanggung
Manti adalah perangkat adat dalam kaum, jawab agar anak-kemenakan melaksanakan ajaran
kampung, suku atau Nagari yang memegang agampa seperti melaksanakan shalat dan pandai
kata mufakat dalam penyelesaian suatu masalah mengaji, bersekolah dan berbudi, c) berfungsi
dan sebagai penghubung aspirasi masyarakat mengkoordinir dan mencatat anak kemenakan
adat yang tugas dan fungsinya sesuai dengan yang membayar PBB, zakat, infaq, dan sodakoh
ketentuan adat. Manti memiliki tugas dan tungsi; sesuai dengan ketentuan yang berlaku, d) berfungsi
a) bertanggung jawab membantu penghulu di menegakkan dan mengamalkan ajaran ABS-SBK,
bidang kesekretariatan dan administrasi adat Syara mengato adat memakai, alam takambang jadi
secara internal kampung atau suku sesuai dengan guru untuk anak-kemenakan.
titah penghulu, b) bertugas mengkomunikasikan Orang Tuo adalah orang yang dituakan
dan menginformasi-kan segala keputusan atau di dalam suku, kampung, dan kaum. Mereka
kesepakatan yang telah diambil kepada anak memilik tugas dan fungsi tertentu, yakni; a)
kemenakan secara turun temurun, c) berfungsi menyusun tatakrama anak kemenakan dalam
mencatat seluruh anak kemenakan baik yang di bertutur kata dan bersopan santun sesuai dengan
kampung maupun yang di rantau pada Buku ajaran raso dibao naiak pareso dibao turun,
Induk Saku, dan d) membuat komitmen dalam b) menjaga keutuhan kampung/suku agar
kampung secara benar dan jujur. tidak terjadi cekcok dan perselisihan antara
Dubalang adalah perangkat adat dalam kaum, anak kemenakan elok kampuang dek nan tuo,
kampung, suku atau Nagari yang memegang kato c) memberikan ketauladanan kepada anak
mandareh “tegas” yang menegakkan ketetapan kemenakan, ka suri tauladan kain, ka cupak
hukum adat, yang tugas dan fungsinya mencakup; tauladan batuang.
a) bertanggung jawab kepada penghulu di bidang Alim Ulama adalah orang yang dianggap
keamanan dan ketertiban yang ditetapkan oleh ahli dalam bidang agama dan keagamaan.
penghulu, b) berfungsi menciptakan ketertiban, Mereka sebagai motor penggerak dalam aturan
46 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
(harta turun temurun), harta Pusako rendah Aliran sempalan adalah aliran yang
(harta yang di dapat dari hasil kerja), harta menyimpang dari kemurnian ajaran agama.
pencarian (harta usaha sendiri), harta surang Diketahui dari data yang terhimpun dari
(harta yang dimiliki oleh individu secara sah). Bakor Fakem maupun Ormas-ormas yang
Harta Pusako di Minangkabau menjadi milik terlebih dahulu mengetahui keberadaan aliran
kaum perempuan dan pemeliharaan bagi laki-laki sempalan tersebut. Masalah yang muncul adalah
dari keturunannya. terjadinya penyimpangan ajaran agama yang akan
menyesatkan masyarakat. Upaya Pemerintah
ANALISIS Daerah dalam hal ini melakukan pencegahan
terhadap penyebaran aliran sempalan tersebut.
Ciri khas dari pengelolaan konflik di
Selain itu dilakukan pencegahan terhadap
Sumatera Barat yaitu dengan memiliki sikap
masyarakat agar tidak berbuat anarkhis dan
toleransi beragama, memiliki adat istiadat yang
melaporkan masalah tersebut ke jalur hukum.
disebut dengan istilah Tungku Tigo Sajaringan
Dilakukan netralisir terhadap penyebaran
yaitu Ninik mamak yang mengatasi masalah anak
aliran tersebut dengan tidak memperbolehkan
kemenakan, Alim Ulama sebagai penghubung
penyebaran ajarannya. Upaya yang dilakukan
antara masyarakat dengan pemerintah serta
dalam hal ini pemetaan terhadap daerah-daerah
memberikan nasehat keagamaan, dan Cendik
yang rawan munculnya aliran-aliran sempalan.
Pandai yaitu kaum intelektual dan Pemerintah
Keterlibatan dalam hal ini yaitu: Pemerintah
Daerah.
Daerah, unsur Muspida, dan MUI.
Faham Aliran keagamaan di Sumbar masih
Semua unsur tersebut dengan cepat
nampak seperti: Ahmadiyah, Darul Arqom,
mengambil langkah-langkah kongkrit dan
Baha’i, Jamiyatul Islamiyah, Pengikut Tarekat
berkoordinasi dengan Instansi terkait serta
Naqsabandiyah dan lainnya. Faham aliran ini
organisasi keagamaan yang ada, melalui
masih aktif dan dilakukan secara sembunyi-
musyawarah/mediasi sehingga konflik dapat
sembunyi. Akan tetapi Aliran Ahmadiyah yang
diredam, dan permasalahan keagamaan tersebut
nampak sekali dengan simbol Rumah Ibadahnya
tidak meluas ke mana-mana yang dapat
yakni Masjid Mubarok di pinggir Jl. Raya,
menimbulkan konflik SARA. Sering terjadinya
dengan gedung Aulanya untuk melakukan
konflik keagamaan di masyarakat dikarenakan
aktivitas keagamaan Ahmadiyah. hal ini tidak
kurangnya pemahaman masyarakat menyangkut
menimbulkan konflik yang berarti di masyarakat.
toleransi beragama serta aturan-aturan yang
Kelompok ini pada saat Bulan Ramadhan
berhubungan dengan masalah keagamaan dan
melaksanakan Program Pesantren Kilat selama
kurang pedulinya instansi terkait terhadap gejala-
3 Minggu seperti halnya yang dilaksanakan oleh
gejala permasalahan keagamaan di daerahnya.
Sekolah-sekolah formal lainnya. Karena rasa
Meskipun Gubernur sumatera Barat, Irwan
toleransi beragama di tengah masyarakat masih
Prayitno diterbitkan peraturan Gubernur No. 17
kuat, sehingga bila ada permasalahan keagamaan
tahun 2011 tentang larangan kegiatan Jemaat
dapat diselesaikan tanpa harus menimbulkan
Ahmadiyah Indonesia di Sumatera Barat, FKUB
konflik SARA di tengah masyarakat.
berperan dalam penyelesaian konflik Ahmadiyah
48 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
misi menyebarkan ajaran agama tertentu yang yang menyebutkan kapan hari besar agama itu
mengakibatkan kemarahan masyarakat, terutama dilaksanakan. Dalam seremonialnya dari perayaan
bantuan yang diberikan di daerah bencana. hari-hari besar agama semua agama saling
Kemudian diketahui bahwa masyarakat tersebut bertoleransi turut memeriahkannya, khususnya
memiliki fondasi agama yang kuat, sehingga ketika Perayaan Hari Besar Islam.
mereka tidak menerima ajaran yang akan Penodaan terhadap agama diketahui dari
menyebabkan pemurtadan bagi generasinya. Jika laporan masyarakat, kepolisian yang kemudian
terjadi masalah terlebih dahulu bermusyawarah dikoordinasikan dengan Bakor Fakem dan FKUB.
dengan masyarakat setempat, agar tidak terjadi Penodaan agama juga dikethaui dengan adanya isu
tindakan anarkhis. Kemudian menyelidiki yang berkembang di tengah masyarakat. Masalah
seluk-beluk bantuan tersebut dan mengamankan akan muncul karena penodaan agama berkaitan
oknum pelaksana pemberian bantuan agar dengan kemurnian ajaran agama (khusus Islam).
tidak menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Penyimpangan ajaran agama yang disebabkan
Kemudian memberikan pembinaan agar tidak penodaan agama menjadi isu yang sensitif di
melakukan tindakan tersebut. Usaha preventifnya tengah masyarakat. Jika terdapat sejumlah
diatur kembali tentang bantuan luar negeri yang masalah, maka terlebih dahulu membawa pelaku
akan diberikan terutama yang berhubungan penodaan ke ranah hukum untuk mencegah
dengan agama. Pihak yang terlibat dalam hal ini pelaku dari tindakan anarkhis masyarakat.Usaha
Pemerintah Kabupaten/Kota, unsur Muspida, preventif menghimbau kepada umat beragama
MUI dan FKUB Kabupaten /Kota. untuk menjalankan agama dengan murni. Dalam
Perkawinan beda agama di daerah Sumatera hal ini peran penyuluh agama ditingkatkan untuk
Barat, diketahui dari pihak-pihak yang kurang mengajak kepada masyarakat dalam menjalankan
setuju dengan perkawinan tersebut, terutama ajaran agama sesuai dengan syari’atnya. Yang
pihak keluarga yang anaknya atau keponakannya berwenang dalam penanganan masalah ini adalah
melakukan perkawinan beda agama. Persoalan pihak MUI Provinsi, kabupaten kota.
yang muncul biasanya karena adanya kecurigaan
pihak mempelai (terutama mempelai perempuan) KESIMPULAN
yang dikhawatirkan mengajak pindah agama di
Dalam perjalanannya, organisasi LKAAM
kemudian hari. Persoalan lain adalah pengurusan
ini telah memperlihatkan perannya dalam
administrasinya. Jika terjadi masalah biasanya
rangka meningkatkan serta melestarikan nilai-
diselesaikan secara kekeluargaan, belum sampai
nilai kebudayaan Minangkabau melalui berbagai
ditangani pihak Pemerintah. Usaha preventif
program pembinaan-pembinaan dan penyebaran
belum dilakukan karena konflik umat beragama
pengetahuan adat Minangkabau, baik melalui
jarang terjadi, terutama jika menyentuh masalah
ceramah, penataran, serta mengupayakan
perkawinan beda agama.
kerjasama dengan Kanwil Kementerian
Dari perayaan hari besar Islam maupun
Agama, dan Kanwil Departeman Pendidikan
non-Islam yang sudah terlaksana diketahui
dan Kebudayaan untuk memasukan pelajaran
dari pernak-pernik perayaan hari besar agama
adat sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah
tersebut. Kemudian diketahui dari kalender
50 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014
(kalangan teknokrat/pendidikan), juga demikian. Bergreen, Laurence. Over The Edge of The World.
Perannya sangat menentukan perkembangan dan New York: Harper Collins Publishers Inc,
kemajuan daerah.“Untuk mendesak agar tungku 2005.
tigo sajarangan berperan lebih besar lagi dalam Dikti. Naskah Akademik Pendidikan Karakter
pembangunan untuk kemajuan daerah, tentunya (Pendikar). Jakarta: Dikti Kemendiknas RI,
harus sejalan pula dengan peranan pemerintah 2011.
sebagai fasilitator dan eksekutor. Agar budaya
Minangkabau tetap eksis dengan mengembalikan Eko, Sutoro. “Ekonomi Politik Pembaharuan
peran-peran lembaga adat dan agama di tempat Desa”. diakses tanggal 24 Juli 2010.
yang semestinya. Derasnya arus globalisasi telah Geertz, Clifford. Local Knowledge: Further Essays
membawa dampak positif dan negatif ke dalam in interpretive Anthropology. New York: Basic
kehidupan adat dan budaya Minangkabau. Books, 1982.
Di antara dampak negatifnya, telah Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional.
terjadi pergeseran nilai-nilai berupa lunturnya Terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Gramedia
kekerabatan, renggangnya hubungan sosial dan Pustaka Utama, 1997.
berkurangnya pemahaman adat dan agama.
Jufrizal. “’Nasib’ Bahasa Minangkabau Ragam
Karena itu, dikhawatirkan suatu masa nanti
Adat dalam Perubahan Sosial-Budaya
nilai-nilai ABS-SBK hanya ting gal slogan.
Masyarakat di Kota Padang”. Dalam
Karenanya, pemerintah daerah harus peduli
Minangkabau di Persimpangan Generasi.
dengan kantor KAN dan segala administrasinya.
Padang: Pusat Studi Humaniora dan Fakultas
“Perlu penguatan lembaga adat di setiap nagari,
Sastra Universitas Andalas Padang, 2007.
sehingga sinergisitas pengelolaan lembaga adat
dan pemerintahan nagari dapat berjalan optimal. Link Internet. “Ekonomi Politik Pembangunan”.
Perlu peningkatan SDM pengelola lembaga adat, diakses tanggal 23 Juli 2010.
perlu peningkatan kesejahteraan ninik mamak. M.D. Mansoer. Sedjarah Minangkabau.Jakarta:
Bhratara, 1970.
DAFTAR PUSTAKA
Navis, A.A. Alam Terkembang jadi Guru. Jakarta:
Agustina. “Bahasa Minangkabau: Khasanah
PT Grafiti Pers, 1984.
BAM yang Terlupakan”. Dalam Menuju
Pembelajaran BAM yang Berkualitas. Padang: Nursaid. “Pemikiran Awal tentang Rekonstruksi
Sukabina Offset, 2005. Gradasi Abstraksi dalam Pembelajaran
BAM”. Dalam Menuju Pembelajaran BAM
Ali, Moertopo. Strategi Pembangunan Indonesia.
yang Berkualitas. Padang: Sukabina Offset,
Jakarta: CSIS, 1978.
2005.
Audrey R. Kahin. Dari pemberontakan ke integrasi:
Oktavianus dan Ike Ravita. Kesantunan dalam
Sumatera Barat dan politik Indonesia, 1926-
Bahasa Minangkabau. (online), http://www.
1998. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
lp unand.ac.id/portal penelitian. Diakses 7
2005.
Januari 2013.
Sibarani, Robert. Kearifan Lokal. Jakarta: ATL, Thayib, Anshari dkk. HAM dan Pluralisme
2012. Agama. Surabaya: Pusat Kajian Strategi dan
Kebijakan (PKSK), 1997.
Soekanto, Soerjono. Teori Sosiologi: Tentang
Pribadi Dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982.
52 Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2014