Tiga sloki Jack Daniel's yang semenit lalu kuteguk kilat sepertinya mulai
bersenyawa dengan tubuhku. Minuman deuretik itu seakan membuatku
gering hulu, isi perutku bak adonan roti yang diaduk-aduk, mual. Serasa
hendak menjeluak isi dalam lambungku. Tulang-belulangku begitu lenyai
terjerembab diatas sofa pub.Temaram lampu pub biarpet mengikuti debum
bass yang menggelegar aliran musik techno.
Entah, hari ini aku merasa sangat lelah setelah bertugas. Aku merindukan
ayah. Aku ingin pulang, namun tidak bisa. Belasan bodyguard pub
senantiasa mengamati gerak-gerik kami. Remaja 17 tahun sepertiku
seharusnya masih menikmati bangku sekolah, bukannya bekerja di dunia
gemerlap sebagai streaptease.
'Tuhan, ampunihamba!' Aku merapal lirih sambil memegang dada, ada rasa
Nyeri yang menjalar. Dengan langkah gontai aku beringsut kesudut ruangan
Pub untuk beristirahat.
Tak lama terdengar gaduh orang bertelingkai, suara
Pecahan botol minuman, sontak suasana menjadi ricuh. Dan ini membuat
Perhatian para bodyguard beralih pada kejadian itu.
Pemandangan disisi kiri dan kanan jembatan yang membuat tatap mataku
nyalang, ada orang yang kulit&dagingnya lepas. Setelah Itu kelihatan pula
orang yang dihujamkan besi ketubuhnya. Terlihat pula orang saling bunuh.
Orang-orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, tiap-tiap tusukan terdapat 80
Mata pisau yang tembus kedadanya, berlumuran darah, orang tersebut
Menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ada juga orang dari ketinggian,
Dihempaskan ketanah dulu baru kemudian dibunuh.
"Kita mau kemana?" tanyaku. Ibu masih dengan ekspresi yang sama.
Tiba-tiba dari jauh sesosok anak kecil muncul, dia berlari kearah kami
Menuju gendongan ibu. Aku rasa itu adikku, namun ibu tak menjelaskan
Masih dengan kesenyapannya. Perlahan-lahan sosok ibu dan adik seolah
menjauhiku. Bayangannya lesap, meninggalkanku bersama kunang-kunang.
"Ibu...!"
"Adik...!"
"Akuikut...!"pekikku,bulirbeningmengalir.
Kurasakan seseorang meraba lembut jari-jemariku. Isak tangis lirih lamat-lamat sampai
ditelingaku.
Suara mesin deteksi detak jantung membuatku tersadar aku berada dimana. Aku dapat
merasakan alat-alat medis menempel dibadan.
"Maafkan Ayahmu ini, putriku!"
"Bangun...!"
Ini pertama kalinya, aku melihat Ayah menangis. Entah, perjalanan misterius
Bersama Ibu dan kunang-kunang tadi mimpi ataukah sebuah matisuri. Yang
Jelas seperti peringatan dari Tuhan agar aku kembali kepada jalan kebenaran,
Seperti kesempatan kedua agar aku memperbaiki diri. Hidup untuk ibadah,
Mengumpulkan bekal dikehidupan kekal nanti.
Catatan:
Jack Daniel's: minuman alkohol kadar 40%.
Minuman deuretik: minuman alkohol yang sifatnya menghilangkan cairan
tubuh.
Musik techno: musik yang diputar di diskotik atau pub, ritmenya sangat
keras.
Streaptease: penari wanita di diskotik
Bodyguard: pengawal pribadi
Cerpen di atas ditulis oleh pemilik nama asli Nila Noviana, dara Blitar pemilik
Nama akun facebook sekaligus nama pena Kaka Clearny. Alamat email yang
Masih aktif nila00123@gmail.com. Saat ini aktif sebagai pekerja migran di
Negeri beton. Pernah menjuarai lomba cerpen yang diadakan KPKers-
Hongkong. Nomor yang bisa dihubungi 081515532250. Terimakasih.