Anda di halaman 1dari 3

Kunang-kunang di Jack Daniel's Pub

Oleh Kaka Clearny

Tiga sloki Jack Daniel's yang semenit lalu kuteguk kilat sepertinya mulai
bersenyawa dengan tubuhku. Minuman deuretik itu seakan membuatku
gering hulu, isi perutku bak adonan roti yang diaduk-aduk, mual. Serasa
hendak menjeluak isi dalam lambungku. Tulang-belulangku begitu lenyai
terjerembab diatas sofa pub.Temaram lampu pub biarpet mengikuti debum
bass yang menggelegar aliran musik techno.

Puluhan kepala pun menari-nari, mereka seolah ingin amnesia barang


Sejenak dari himpitan hidup kota terbesar ke dua negeri ini. Setengah tak
Sadarkan diri lamat-lamat kudengar suara bentakan seorang pria.

"Wanita binal, apa yang kau lakukan disini?"

"Cepat layani tamu!" Dia memekik padaku dan kemudian berlalu.

Entah, hari ini aku merasa sangat lelah setelah bertugas. Aku merindukan
ayah. Aku ingin pulang, namun tidak bisa. Belasan bodyguard pub
senantiasa mengamati gerak-gerik kami. Remaja 17 tahun sepertiku
seharusnya masih menikmati bangku sekolah, bukannya bekerja di dunia
gemerlap sebagai streaptease.

'Tuhan, ampunihamba!' Aku merapal lirih sambil memegang dada, ada rasa
Nyeri yang menjalar. Dengan langkah gontai aku beringsut kesudut ruangan
Pub untuk beristirahat.
Tak lama terdengar gaduh orang bertelingkai, suara
Pecahan botol minuman, sontak suasana menjadi ricuh. Dan ini membuat
Perhatian para bodyguard beralih pada kejadian itu.

Kesempatan ini tak kusia-siakan untuk melarikan diri. Terkencar-kencar


Kutelusuri jalan menuju pintu keluar pub. Dari jauh terdengar suara lelaki
memanggil, kucuaikan saja. Aku berjalan cepat menyeberangi jalan raya.
Tanpa kusadari tak memperhatikan sekeliling. Dariarah kanan sebuah truk
melaju kencang sambil membunyikan klakson. Aku yang kagetpun
membeku di tempat, sedangkan truk itu semakin dekat. Truk itu sudah ada dihadapan mata.

Tubuhku melayang, terjerembab ketanah. Cairan merah terciprat keluar, tak


lama tubuhku digenangi cairan berwarna merah itu. Tanganku, kakiku,
kepalaku, aku tak bisa merasakannya. Aku tak bisa lagi merasakan apapun.
Samar, aku melihat cahaya kecil terbang kerlap-kerlip mengitariku. Itu
kunang-kunang, semakin banyak jumlahnya. Diantara ratusan binatang kecil
bercahaya itu aku melihat senyum ibuku. Ia menggerapai tanganku dan
memelukku.
Aku seperti berada pada dimensi lain, saat ibu membawaku melewati
Sebuah pintu berwarna merah jambu berhiaskan bunga-bunga. Pintu itu
Seperti pintu ajaib tokoh kartun Doraemon. Jika ratusan kunang-kunang
tidak menemani kami, di balik pintu itu hanya gelap yang didapati, ibu
menggenggam erat tanganku. Ibu tidak bersuara sedikitpun, dia hanya
tersenyum. Kami terus berjalan menelusuri jembatan yang sepertinya
menyimpan cerita mistis bak film-film horor.

Pemandangan disisi kiri dan kanan jembatan yang membuat tatap mataku
nyalang, ada orang yang kulit&dagingnya lepas. Setelah Itu kelihatan pula
orang yang dihujamkan besi ketubuhnya. Terlihat pula orang saling bunuh.
Orang-orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, tiap-tiap tusukan terdapat 80
Mata pisau yang tembus kedadanya, berlumuran darah, orang tersebut
Menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ada juga orang dari ketinggian,
Dihempaskan ketanah dulu baru kemudian dibunuh.

"Ibu mereka kenapa?"tanyaku padanya.

Lagi-lagi ibu membisu melempar senyuman. Kueratkan genggamanku


padanya, aku merasa takut sekali. Pemandangan itu bak cerita dalam buku
siksa api neraka yang pernah kubaca diperpustakaan pesantren.Ya,
sebelum bekerja di pub. Aku adalah pelajar SMA yang berprestasi juga
agamis.

Dimulai dari kepailitan bisnis ayah sebagai pengrajin manik-manik. Ayah


sepertinya stres menghadapi kenyataan dan mencari pelarian dengan
minum-minuman keras. Selang dua bulan, ibu meninggalkan kami untuk
selamanya karena pendarahan hebat saat melahirkan adik. Adik pun ikut
menyusul setelah beberapa jam menghirup udara dunia. Aku yang juga tidak
siap atas rentetan peristiwa itu, memutuskan pergi dari rumah dan
terjerumus pada pergaulan dunia hitam. Minuman keras, narkotika, dan
prostitusi anak.

"Ibu, aku takut!" rengekku padanya. Kepalan tangannya dieratkan.

"Kita mau kemana?" tanyaku. Ibu masih dengan ekspresi yang sama.

Tiba-tiba dari jauh sesosok anak kecil muncul, dia berlari kearah kami
Menuju gendongan ibu. Aku rasa itu adikku, namun ibu tak menjelaskan
Masih dengan kesenyapannya. Perlahan-lahan sosok ibu dan adik seolah
menjauhiku. Bayangannya lesap, meninggalkanku bersama kunang-kunang.

"Ibu...!"
"Adik...!"
"Akuikut...!"pekikku,bulirbeningmengalir.

Aku ingin mengejar mereka, namun kaki serasa tertahan. Kunang-kunangitu


Pun bak ditelan bumi. Suasana menjadi losong, gelap sekali.
***

Kurasakan seseorang meraba lembut jari-jemariku. Isak tangis lirih lamat-lamat sampai
ditelingaku.
Suara mesin deteksi detak jantung membuatku tersadar aku berada dimana. Aku dapat
merasakan alat-alat medis menempel dibadan.
"Maafkan Ayahmu ini, putriku!"

"Bangun...!"

"Kau satu-satunya milik Ayah didunia ini."

"Bangunlah,Nak!" Ayah menggumam, kurasakan tetes hangat air matanya


Jatuh di atas tanganku.

Ini pertama kalinya, aku melihat Ayah menangis. Entah, perjalanan misterius
Bersama Ibu dan kunang-kunang tadi mimpi ataukah sebuah matisuri. Yang
Jelas seperti peringatan dari Tuhan agar aku kembali kepada jalan kebenaran,
Seperti kesempatan kedua agar aku memperbaiki diri. Hidup untuk ibadah,
Mengumpulkan bekal dikehidupan kekal nanti.

Ayah menceritakan padaku setelah kecelakaan itu aku mengalami koma


Selama satu bulan. Aku dan ayah memulai kehidupan baru. Ayah merintis
Kembali usahanya yang pernah layu, dan aku kembali melanjutkan sekolah.

Catatan:
Jack Daniel's: minuman alkohol kadar 40%.
Minuman deuretik: minuman alkohol yang sifatnya menghilangkan cairan
tubuh.
Musik techno: musik yang diputar di diskotik atau pub, ritmenya sangat
keras.
Streaptease: penari wanita di diskotik
Bodyguard: pengawal pribadi
Cerpen di atas ditulis oleh pemilik nama asli Nila Noviana, dara Blitar pemilik
Nama akun facebook sekaligus nama pena Kaka Clearny. Alamat email yang
Masih aktif nila00123@gmail.com. Saat ini aktif sebagai pekerja migran di
Negeri beton. Pernah menjuarai lomba cerpen yang diadakan KPKers-
Hongkong. Nomor yang bisa dihubungi 081515532250. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai