Anda di halaman 1dari 138

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM

PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Gelar

Sarjana pendidikan (S.Pd)

Oleh

SITI NAFSATUL ROHMAH

NIM 11113081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017

i
ii
iii
iv
v
MOTTO

َ ‫٘ي َُّٗ ِ ةُّب ْا ُورَ َِ ِِّهس‬


‫ٗي‬ َ ‫ِ َّنى َ َ ُٗ ِ ةُّب ارَّن َّنْ ِت‬

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri (Q.S AL-Baqarah :222).

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah „ala kulli hal, atas limpahan kasih sayang Sang Maha Rahmaan dan

Rahim yang telah mengantarkan penulis pada kesempatan istimewa ini. Penulis

persembahkan karya kecil ini sebagai kado bukti keseriusan kepada orang-orang

terkasih yang Allah titikan untuk mendampingi hingga penghujung awal

perjuangan.

1. Terimakasih untuk Ayahanda (Muh Dohri) dan Ibunda (Siti Nur Jannah)

tercinta, sang pemberi kasih tak berkesudahan. Semoga Allah memberikan

balasan setimpal Surga Firdaus kepadanya.

2. Adik Kandungku (Muhammad Nur Khamim), yang telah memberikan

pelajaran berharga dalam hidup. Semoga Allah Swt menjadikan anak yang

shaleh yang dapat meningkatkan derajat keluarga

3. Embah Putri (Mbah Sarah), terimakasih atas dekapan kasih sayangnya yang

tulus. Semoga Allah Swt memberikan kesehatan dan panjang umur selalu.

4. Ponakan-ponakan kecilku, yang selalu memberikan keceriaan setiap harinya.

Semoga Allah Swt menjadikan anak-anak yang sholeh dan sholekhah.

5. Sahabat-sahabatku (Rina, Lilis, dan Inggi) yang selalu setia menjalin

persahabatan dari semester satu hingga sekarang, dalam keadaan sedih,

susah, maupun senang. Semoga kami diberikan Ilmu yang bermanfaat dan

dapat menjadi penerus bangsa.

vii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Puji Syukur hanya layak dan pantas dipersembahkan kepada Sang

Pemilik Keagungan, Allah Swt. Atas takdirNyalah, dijadikan manusia sebagai

“akhsani takwiim”. Yang senantiasa berfikir, berilmu dan beriman.

Shalawat serta salam terhaturkan kepada Nabi akhir zaman, Nabi

pemimpin umat, Nabi penyempurna akhlak manusia, Nabi pemberi syafa’at kelak

di dunia maupun di akhirat yaitu Baginda Agung Muhammad Salallahu „alaihi

wasslam. Atas wahyu yang Ia sampaikan kepada umatnya, telah mengantarkan

manusia untuk selalu bertaqwa kepada Allah Swt.

Skripsi ini terselesaikan bukan atas jerih payah sendiri, melainkan atas

bantuan dan kebaikan dari orang-orang hebat. Maka dari itu, atas bimbingan dan

arahannya, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) IAIN Salatiga;

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) IAIN Salatiga;

4. Drs. H. Bahroni, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik;

viii
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah mencurahkan pikiran, tenaga dan waktunya dalam upaya membimbing

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

6. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga, yang telah mendidik, mengarahkan dam

memotivasi dari awal hingga akhir perkuliahan;

7. Segenap civitas akademika IAIN Salatiga dan seluruh pihak yang telah

membantu hingga skripsi ini selesai;

8. Teman-temanku (Remaja Putra Putri TRc) yang tidak ada henti-hentinya

memberikan semangat selalu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik konstruktof sangat

dalam kesempurnaan sekripsi ini. Jazakumullah akhsanal jazaa‟

Salatiga, 19September 2017


Penulis,

Siti Nafsatul Rohmah


NIM. 111-13-081

ix
ABSTRAK

Rohmah, Siti Nafsatul. 2017. “Konsep Kebersihan Lingkungan dalan Prespektif


Pendidikan Islam”. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Maslikhah, S. Ag., M.Si.

Kata Kunci: Kebersihan Lingkungan, Pendidikan Islam.

Allah SWT menciptakan manusia di bumi sebagai khalifah, karena


merupakan bagian dari segala hal yang ada dalam lingkungan hidup di bumi.
Antara manusia dengan segala yang ada dalam lingkungan hidup terdapat
hubungan timbal balik untuk keberlangsungan hidup, karena sekarang ini
lingkungan telah mengalami kerusakan yang diakibatkan tangan manusia yang
tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran manusia, sarana yang efektif adalah melalui jalur
pendidikan. Salah satunya yaitu jalur pendidikan Islam. Tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah a) untuk mengetahui konsep kebersihan
lingkungan dan b) untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan dalam
perspektif pendidikan Islam.
Skripsi ini menggunakan metode Library Research yaitu penelitian yang
di lakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam
informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, koran) dan lain
sebagainya. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini
adalah literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian
dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep
dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan
dengan pendidikan Islam. Setelah buku-buku terkumpul kemudian peneliti
menelaah secara sistematis buku-buku yang berhubungan dengan yang akan
diteliti, dari situ peneliti dapat bahan dan informasi untuk prmbuatan skripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) konsep kebersihan lingkungan
merupakan suatu usaha untuk menghilangkan kotoran yang menjijikkan. Menjaga
agar lingkungan menjadi bersih dan sehat serta terhindar dari berbagai macam
penyakit dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menyapu
halaman, mengepel lantai mencuci baju, menyetrika. Hal ini menciptakan
lingkungan yang bersih, nyaman, asri, hijau dan enak dipandang mata. b) konsep
kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan islam merupakan mendidik
dan membimbingpotensi siwa agar memiliki kesadaran peduli lingkungan dengan
cara mempraktikkan langsung dilapangan supaya dapat diingat dan bisa
diaplikasikan dalam masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i


LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii
NOTA PEMBIMBING ........................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v
MOTTO ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1


B. Fokus Penelitian ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
E. Metode Penelitian ..................................................................... 6
F. Penegasan Istilah ....................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 9

BAB II KONSEP KEBERSIHAN DALAM ISLAM

A. Konsep Kebersihan Lingkungan ........................................... 12


1. Pengertian Kebersihan Lingkungan ................................. ...12
2. Pentingnya kebersihan lingkungan...................................... 14
3. Manfaat Kebersihan Lingkungan ......................................... 15
4. Gambaran Kualirtas Kebersihan Lingkungan ..................... 15
5. Persoalan Kebersihan Lingkungan ....................................... 16

xi
6. Dampak Tidak Menjaga Kebersihan Lingkungan ............... 20
7. Upaya menjaga dan menciptakan Lingkungan yang
Bersih ................................................................................... 22
B. Konsep Kebersihan dalam Islam ........................................... 25
1. Pengertian Kebersihan dalam Islam ..................................... 25
2. Cakupan Kebersihan Lingkungan ........................................ 26
3. Tuntunan Kebersihan Lingkungan ....................................... 36
BAB III PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian pendidikan Islam .................................................... 70
B. Dasar Pendidikan Islam ........................................................... 77
C. Tujuan Pendidikan Islam ......................................................... 83
D. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ............................................. 85
E. Fungsi Pendidikan Islam ........................................................... 87
F. Metode Pendidikan Islam ......................................................... 88
BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Kebersihan Lingkungan .............................................. 93


B. Konsep Kebersihan Lingkungan dalam Perspektif
Pendidikan Islam ..................................................................... 103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 108
B. Saran ....................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Haid dan Nifas 60

xiii
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skrispi

Lampiran 2 lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Daftar Nilai SKK

Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Kebersihan pangkal kesehatan” sebuah pepatah yang sering kita

dengar, kebersihan itu sangatlah penting untuk selalu diperhatikan karena

berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan yang bersih akan terhindar

dari berbagai penyakit yang akan mengganggu aktivitas-aktivitas sehari-

hari. Melaksanakan hidup bersih akan banyak manfaat yang didapatkan,

seperti halnya melaksanakan kegiatan apapun tidak akan terganggu dengan

badan yang sehat, tidak akan takut sakit, melaksanakan aktivitas-aktivitas

pada tempat yang bersih akan berasa nyaman dan tidak akan khawatir

dengan hewan-hewan menakutkan.

Agama dan ajaran Islam menaruh perhatian amat tinggi pada

kebersihan, baik itu kebersihan jasmani(fisik) maupun rohani(jiwa).

Adapun kebersihan jasmani tersebut tidak dapat dipisahkan dengan

kebersihan rohani. Oleh karena itu, jika seorang muslim hendak beribadah

kepada Allah SWT, wajib hukumnya untuk membersihkan jasmani dan

rohaninya terlebih dahulu, karena Allah SWT memerintahkannya.

Seseorang dalam melaksanakan ibadah Salat diwajibkan untuk selalu

bersih jasmani (fisik) dan rohani (jiwa). Bersih secara jasmani (fisik)

seperti bersih badan, pakaian, dan tempat salat, sedangkan bersih secara

rohani (jiwa)seperti bersih dari perbuatan syirik, dan dengki.

1
‫صلَّنٔ تَلْ ذُ ْؤثِسُّىَ ْا َ َ٘اجَ ا ُّبد ًَْ٘ا‬
َ َ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح َه ْي ذَ َص َّنكٔ َّ َذ َك َس ْس َن َزتِّه َِ ف‬
َٔ‫ ِخ َسجُ َخ ْ٘ ٌس َّأَ ْتق‬ْٙ َّ

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang


membersihkan diri (dengan beriman). Dan dia ingat nama
Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir)
memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat lebih baik
dan lebih kekal (Terjemah Q.S Al A‟la (87) :14-17).

Berdasarkan Q.S al-A’la menjelaskan bahwa Allah SWT

memerintahkan agar orang-orang selalu membersihkan diri jika akan

mengerjakan suatu ibadah dan tidak mementingkan kehidupan dunia,

karena kehidupan dunia hanya sementara sedangkan kehidupan akhiratlah

yang lebih kekal. Orang-orang yang melakukan hal tersebut digolongkan

oleh Allah Swt ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Islam memperkenalkan dan memerintahkan prinsip steril yang

diidentikkan dengan “bersuci” (thaharah) adalah membersihkan dan

membebaskan sesuatu dari bakteri atau benda yang mengandung bakteri,

sedang sesuatu yang kotor atau mengandung jamur diidentikkan dengan

“najis”. Kebersihan tidak hanya pada anggota badan saja melainkan pada

lingkungan juga. Kebersihan lingkungan juga perlu dijaga dengan sebaik-

baiknya dengan cara merawat, membersihkan setiap hari, menyapu,

menyiram tanaman supaya lingkungannya bersih dari kotoran-kotoran,

debu yang mengakibatkan banyak penyakit.

Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh badan yang sehat dan

lingkungan yang bersih, untuk menjaga pola hidup sehat yang nantinya

memberikan pengaruh positif bagi kesehatan seseorang. Begitu juga

2
sebaliknya jika seseorang kurang memperhatikan kesehatan dan

kebersihan lingkungan maka dampak yang akan terjadi adanya berbagai

virus atau penyakit yang akan menyerang tubuh sehingga tidak lagi

merasakan kesehatan.

Realita seseorang belum juga sepenuhnya mengaplikasikan

kebersihan lingkungan, seperti halnya dikampus. Banyak sampah-sampah

yang berserakan dilaci meja pada saat proses belajar mengajar di dalam

kelas. Sampah yang banyak di lacimengakibatkan bau busuk yang

mengganggu konsentrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan

bahwa seseorang hanya mengerti materinya saja, akan tetapi praktiknya

belum bisa menjalankan dengan benar. Selain persoalan tersebut masih

banyak lagi masalah-masalah lingkungan yang lain. Tercatat serentetan

bencana lingkungan di alam semesta ini, seperti banjir bandang, longsor,

kebakaran hutan, kekeringan, pencemaran zat kimia, pencemaran udara di

perkotaan, meluapnya lumpur panas. Mengajarkan seseorang mengenai

kesadaran akan kebersihan lingkungan harus dibiasakan sejak dini, supaya

saat dewasa mampu memecahkan persoalan-persoalan mengenai

kebersihan lingkungan.

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang selaras dengan

tujuan hidup manusia, yaitu menjadikan hamba Allah SWT yang bertaqwa

(Achmadi, 1987:90). Hamba Allah SWT yang paling taqwa merupakan

gelar yang akan didapatkan oleh seorang muslim yang senantiasa

beribadah kepada Allah SWT. Ibadah yang dimaksud yaitu mengabdikan

3
diri kepada Allah SWT dalam berbagai aspek kehidupan agar memperoleh

rido-Nya (Faridi, 1982:79). Beribadah kepada Allah SWT dalam berbagai

aspek kehidupan atau disebut ibadah dalam arti luas merupakan tujuan

tertinggi yang ingin dicapai pendidikan Islam, sebab pendidikan Islam

menuntut keseimbangan dalam aspek duniawi ukhrawi; jasmani rohani;

individu dan kemaslahatan masyarakat; ilmu agama dan ilmu duniawi;

serta teori dan praktik (Hafidz dan Kastolani, 2009:58-67). Ibadah harus

dipahami secara komprehensif, tidak hanya terbatas pada melakukan

ritual-ritual agama secara pasif saja, melainkan juga meliputi aspek

kegiatan: iman, berfikir, merasa, dan bekerja (Achmadi, 1987: 90)

Secara komprehensif dimaklumi bahwa pendidikan Islam dapat

diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam

yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadis, dan pendidikan Islam

memiliki tujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya,

mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani

maupun rohani, serta menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap

pribadi dengan Allah SWT, manusia dan alam semesta (Daulay,

2004:153).

Hubungan yang hermonis antara Allah SWT, manusia dan alam

semesta ini akan selalu terjalin manakala manusia dapat mengembangkan

secara benar dari potensi yang telah dimilikinya. Melalui ilmu

pengetahuan serta pendidikan yang baik dan benar manusia dapat meraih

potensi yang berkualitas.

4
Oleh karena itu, untuk menjawab dan mengetahui lebih detail

bagaimana konsep kebersihan lingkungan dalam prespektif pendidikan

Islam, maka perlu adanya penelitian dengan judul “KONSEP

KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM PRESPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian mengenai bagaimana konsep kebersihan dalam

prespektif Islam. Fokus penelitian ini dapat dijabarkan dalam sejumlah

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Kebersihan Lingkungan?

2. Bagaimana Konsep Kebersihan Lingkungan dalam Prespektif

Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas yang disadari mempunyai tujuan yang

hendak dicapai. Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, maka dari

penelitian ini mempunyai tujuan, adapun tujuan penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan,

2. Untuk mengetahui konsep kebersihan lingkungan dalam prespektif

pendidikan Islam.

5
D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Menambah Khasanah dunia pustaka tentang konsep kebersihan

lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam.

2. Manfaat Praksis

Mendorong terutama pembaca, pendidik agar lebih mendalami

konsep kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library

reasearch) dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu

dilakaukan mencari data atau informasi melalui membaca jurnal

ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia

di perpustakaan (Ruslan, 2010:31). Jadi dapat dikatakan bahwa

penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu

menjelaskan semua yang telah digali yang bersumber dari pustaka.

Berkaitan dengan jenis penelitian literatur, pengumpulan data pada

penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan dari buku-buku

yang berkaitan langsung dengan pokok permasalahan dimulai dengan

mengumpulkan kepustakaan, pertama-tama dicari segala buku yang

ada mengenai topik yang bersangkutan.

6
2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-

buku tentangkebersihan lingkungan dalam prespektif pendidikan

Islam, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul

skripsi ini.

3. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat literatur (kepustakaan), sehingga penelitian

ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami,

mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-

buku yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dan pendidikan

Islam.

4. Analisis Data

Menganalisis data yang telah terkumpul digunakan metode

deduktif, berikut penjelasannya:

a. Metode Deduktif

Metode deduktif digunakan untuk menganalisis suatu

permasalahan yang berasal dari generalisasi yang bersifat umum

kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang

konkret terjadi (Anton, 1984: 56). Konsep kebersihan yang bersifat

umum direalisasikan dalam konsepnya bersifat khusus, yaitu

berupa pengertian, tujuan, dampak, upaya dan lain-lain.

7
F. Penegasan Istilah

1. Kebersihan Lingkungan

Kebersihan yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan

kotoran pada tempat-tempat yang kotor (Sa’di, 2008: 3). Kebersihan

merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan

kotoran-kotoran yang ada di lingkungan sekitar. Kebersihan

lingkungan sangat mudah dilakukan yaitu, dengan cara menyapu,

mengepel lantai, menguras bak kamar mandi, mencuci peralatan masak

dan membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan pakaian

dilakukan dengan cara mencuci, mengeringkan kemudian menyetrika.

Sedangkan kebersihan badan dilakukan dengan cara mandi secara

teratur.

Kebersihan dalam Islam dapat disebut dengan “thaharah” yang

berarti sesuci. Suci dari hadas kecil maupun hadas besar dan juga suci

dari najis. Kebersihan dalam Islam sangat dianjurkan oleh Rasulullah

Saw karena dengan melakukan kebersihan akan terhindar dari

beberapa penyakit yang menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu

khususnya dalam melakukan Ibadah. Seperti halnya jika hendak

melaksanakan shalat maka pertama yang diperhatikan adalah bersuci

terlebih dahulu baik dari badan, pakaian maupun tempat.

2. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam menurut Marimba (1989:23) adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama

8
Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim. Kepribadian muslim

adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yaitu baik tingkah

laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan

kepercayaannya menunjukkan pengabdian dan penyerahan diri kepada

Tuhan. Kesimpulannya pendidikan Islam adalah bimbingan untuk

mengembangkan fitrah manusia berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam

menuju terbentuknya kepribadian muslim dalam hubungannya dengan

Allah Swt, dengan sesama manusia, serta dengan alam sekitar.

Daulay (2012: 3) mendefinisikan pendidikan Islam adalah

pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim

seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang

berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan

yang harmonis setiap pribadidengan Allah Swt, manusia dan semesta.

Pendidikan menurut Achmadi (1987: 10) adalah segala usaha

untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju

terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Insan kamil

dapat diartikan perilaku baik dalam hubungannya dengan Tuhan,

dengan sesama maupun alam sekitarnya.

Pendidikan Islam dalam penelitian ini adalah usaha yang lebih

khusus diterapkan untuk mengembangkan fitrah keberagaman dan

sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

9
G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah didalam mempelajari dan memahami serta

mengetahui pokok bahasan skripsi, maka dalam menyusun skripsi ini,

sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab

memuat sub-sub bab.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode

penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II KONSEP KEBERSIHAN DALAM ISLAM

memuat tentang konsep kebersihan lingkungan, meliputi

pengertian kebersihan lingkungan, pentingnya kebersihan

lingkungan, manfaat kebersihan lingkungan, gambaran kualitas

kebersihan lingkungan, persoalan lingkungan, dampak tidak

menjaga kebersihan lingkungan, dan upaya menjaga atau

menciptakan lingkungan yang bersih dan konsep kebersihan

dalam Islam yang meliputi, pengertian kebersihan lingkungan

dalam Islam, cakupan kebersihan lingkungan dalam Islam, dan

Tuntunan Kebersihan Lingkungan dalam Islam.

Bab III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Pada bab ini memuat tentangKonsep Pendidikan Islam,

meliputipengertian pendidikan Islam, dasar Pendidikan Islam,

10
tujuan pendidikan Islam, prinsip pendidikan Islam, fungsi

Pendidikan Islam, metode pendidikan Islam.

Bab IV PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat tentang analisis konsep kebersihan

lingkungan dalan prespektif pendidikan Islam.

Bab V Penutup memuat simpulan dan saran.

11
BAB II

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN

A. Konsep Kebersihan Lingkungan

1. Pengertian Kebersihan Lingkungan

a. Pengertian secara bahasa

Bersih menurut bahasa yaitu bebas dari kotoran (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2007: 142).

b. Pengertian secara istilah

Kebersihan yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk

menghilangkan kotoran pada tempat-tempat yang kotor (Sa’di, 2008:

3). Kebersihan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di lingkungan sekitar.

Lingkungan yang sehat (environmental hygiene) menjadi hak

bagi setiap masyarakat, yaitu meliputi lingkungan fisik (tanah, air, dan

udara), lingkungan biotik (hewan, tumbuhan dan manusia), serta

lingkungan sosial (sosial, ekonomi, dan budaya). Antara manusia, bibit

penyakit dan lingkungan harus dalam keadaan yang seimbang, supaya

didapatkan kondisi yang sehat. Apabila satu dari tiga faktor itu

bergeser, maka akan terjadi ketidakseimbangan, yang dapat

menyebabkan keadaan sakit (Farkhani, 2011: 81). Kebersihan

lingkungan menjadi hak setiap warga masyarakat yang harus dilakukan

manusia sebagai acuan untuk melaksanakannya atau justru

mengesampingkan masalah kebersihan.

12
Kebersihan Lingkungan merupakan suatu usaha untuk

menghilangkan kotoran yang menjijikkan sehingga lingkungan menjadi

bersih dan sehat serta terhindar dari berbagai macam penyakit.

Kebersihan lingkungan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman,

asri, hijau dan enak dipandang mata. Kebersihan dapat dilakukan

dimanapun tempatnya misalkan di lingkungan sekolah, kantor maupun

di tempat umum lainnya maka orang yang berada di tempat tersebut

akan merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih dan

pemandangan yang hijau.

Kesadaran terhadap lingkungan merupakan hal pertama dalam

melaksanakan kebersihan peduli lingkungan. Tidak adanya kesadaran

peduli lingkungan maka kebersihan tidak akan pernah tercapai.

Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat

merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan.

Sebaliknya jika lingkungan kotor maka akan merusak keindahan tetapi

juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan

diri agar sehat. Setiap orang harus pandai-pandai menjaga kebersihan.

Tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan ada banyak macam cara

untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan membuang

sampah pada tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan

sampah kering dan sampah basah, rajin menyapu halaman rumah,

mendaur ulang barang yang tidak terpakai dan masih banyak lagi.

13
Lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan

sehari-hari serta menyebabkan penyakit yang menganggu

masyarakatapabila tidak dijaga kebersihannya, maka dari itu

diharuskan selalu menjaga kebersihan lingkungan karena banyak sekali

manfaatnya untuk kehidupan.

2. Pentingnya Kebersihan Lingkungan

Kebersihan lingkungan sangatlah penting bagi kehidupan sehari-

hari. Perilaku hidup bersih merupakan cerminan pola hidup keluarga yang

senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

keluarganya. Pola hidup bersih harus diterapkan sedini mungkin agar

menjadi kegiatan yang positif (Proverawati, 2012:2). Jadi menerapkan

pola hidup bersih harus dilaksanakan sedini mungkin supaya sudah

terbiasa melaksanakan hidup bersih setiap saat dan tidak ada hambatan

dalam melaksanakan kebersihan.

Kebersihan lingkungan tidak hanya mencakup dalam lingkungan

rumah saja melainkan dapat mencakup di lingkungan sekolah, perkantoran

dan tempat umum lainnya. Menjaga kebersihan lingkungan rumah

merupakan tanggung jawab semua warga rumah, kebersihan lingkungan

sekolah merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah, dan

lingkungan perkantoran juga tanggung jawab semua karyawan.

Dimanapun tempatnya menjaga kebersihan harus tetap dijaga supaya

menjadikan tempat yang bersih juga nyaman, maka dari itu melaksanakan

kebersihan lingkungan itu sangatlah penting dilakukan.

14
3. Manfaat Kebersihan Lingkungan

Lingkungan secara bahasa yunani yaitu oikos artinya habitat tempat

tinggal atau rumah tempat tinggal. Secara istilah lingkungan berarti suatu

tempat tinggal seluruh alam semesta sehingga terjadi hubungan timbal

balik atau interaksi. (Asdiqoh, 2011 : 3). Lingkungan merupakan tempat

seluruh ekosistem atau habitat yang dapat berhubungan timbal balik antara

makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Lingkungan terdiri dari dua

golongan, yaitu lingkungan biotik (hidup) dan abiotik (benda mati).

Kebersihan lingkungan memberikan manfaat bagi lingkungan

terhadap tempat, air, udara, dan sampah. Lingkungan menjadi nyaman

untuk ditempati, terhindar dari berbagai macam penyakit, bebas polusi

udara sehingga udara menjadi bersih dan segar. Air yang bersih akan

bermanfaat khususnya untuk air minum, terbebas dari sampah yang bau,

dan menjadikan lingkungan yang hijau sehingga enak dipandang mata.

4. Gambaran Kualitas Kebersihan Lingkungan

Manusia telah menghancurkan lingkungan hidupnya sendiri.

Disebabkan oleh kebodohan, keserakahan dan akhlak buruk. Sehingga di

waktu-waktu ke depan diperkirakan manusia akan mengalami krisis

lingkungan hidup. Karena kerusakan lingkungan yang semakin parah

(Sudarsono, 2007: 1). Lingkungan sekarang ini telah mengalami kerusakan

akibat kecerobohan dan keserakahan manusia. Apabila tindakan manusia

untuk merusak lingkungan tidak dicegah, dikhawatirkan akan membuat

15
kerusakan yang semakin parah, sehingga generasi yang akan datang tidak

dapat menikmati lingkungan yang alamiah.

Allah SWT telah menciptakan seluruh alam dan isinya. Menjaga

alam dari kerusakan supaya terus lestari dan tidak punah merupakan tugas

manusia. Bukan hanya manusia yang membutuhkan makhluk lain,

makhluk lainpun juga membutuhkan manusia untuk keberlangsungan

hidup. Manusia tidak akan mungkin hidup tanpa adanya bantuan dari

makhluk lain.

Kualitas bersih dan tidaknya juga tergantung dari tangan manusia,

lingkungan yang dijaga kebersihannya dengan baik, maka kualitas

lingkungan bersih juga akan semakin meningkat. Sehingga orang-orang

yang melihat lingkungan bersih akan termotivasi untuk melaksanakan

kebersihan juga, baik dilakukan pada lingkungan rumah atau di tempat-

tempat umum.

Adanya kesadaran peduli lingkungan akan membawa dampak

positif bagi lingkungan. Lingkungan menjadi bersih dan sehat membuat

orang menjadi nyaman untuk beraktivitas. tidak adanya ketakutan untuk

berada lama-lama di tempat yang lingkungannya bersih. Untuk itu

manusialah yang memiliki kesadaran yang dapat membuat perubahan

dalam kehidupan ini.

5. Persoalan Kebersihan Lingkungan

Persoalan lingkungan terkadang dianggap sepele oleh masyarakat,

Karena belum tahu dampak yang akan terjadi. Persoalan lingkungan yang

16
terjadi di sekitar masyarakat, antara lain gangguan sampah, air kotor,

udara, dan tanah.

a. Gangguan Sampah

Sampah merupakan problem yang mungkin akan terus

berlangsung di tengah masyarakat dalam kesehariannya. Apalagi jenis

sampah yang semakin hari semakin beragam, sehingga proses

penanganannya juga beragam pula(Mangunjaya, 2007: 11).

Munculnya produk-produk pembungkus makanan yang bervariasi ada

yang menggunakan kertas, plastik, yang beraneka ragam dan

terkadang dibuang ke sembarang tempat maka menimbulkan

lingkungan banyak sampah yang berserakan dimana-mana.

Di sekitar pedesaan sampah relatif mudah ditangani karena

lahan pembuangan masih mudah dihasilkan, namun terkadang

kecerobohan masyarakat membuat masalah ini menjadi serius. Hingga

selain menimbulkan bau yang tidak sedap, berbagai penyakit pun akan

timbul karena banyaknya tumpukan sampah yang akhirnya menjadi

sarang nyamuk. Lain halnya masalah yang dihadapi oleh perkotaan

mengenai sampah. Selain pembuangan yang sulit didapatkan,

minimnya daerah resapan air membuat sampah-sampah menggunung

menyumbat saluran air, mengakibatkan air menggenang dan

terjadinya banjir.

17
b. Air Kotor

Genangan air bisa timbul karena macam sebab, mungkin

disebabkan kecerobohan masyarakat yang minim tempat pembuangan

(Mangunjaya, 2007: 12). Masih banyak masyarakat yang tidak peduli

akan genangan air yang diakibatkan oleh pembuangan air yang tidak

bisa mengalir dengan lancar. Padahal genangan tersebut menjadi

tempat bersarangnya banyak penyakit dan akan menimbulkan bau

yang tidak sedap.

Genangan air sangat berpotensi menjadi tempat perindukan

nyamuk-nyamuk pembawa penyakit, mungkin hampir tiap tahun

direpotkan dengan penyakit demam berdarah. Penyakit yang kerap

sekali merenggut penderitanya.

Jangan menyepelekan genangan air walaupun sedikit saja.

Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, supaya rutin

memeriksa saluran air dan tempat penampungan air. Pastikan air yang

mengalir pada saluran air, mengalir dengan lancar dan tidak menjadi

genangan. Sehingga sarang-sarang nyamuk tidak akan bersarang pada

tempat pembuangan air.

c. Udara

Udara merupakan campuran berbagai gas, uap air, dan debu.

gas oksigen diperlukan untuk pernafasan dan padaumumnya memiliki

kadar yang mencukupi (Soemarwoto, 2001:53). Udara merupakan

kumpulan dari berbagai gas, uap air, dan debu yang selama ini

18
dihirup. Kualitas udara yang tidak baik mempunyai efek merugikan

kesehatan manusia. Menjaga kebersihan udara harus dilakukan dengan

cara penghijauan.

Penghijauan merupakan sarana alternatif yang dapat

meminimalisir udara kotor. Semakin banyak pepohonan yang

ditanam, akan membuat udara semakin bersih dan rindang. Orang-

orang akan nyaman berjalan maupun berteduh di bawah pohon karena

terhindar dari udara yang tercemar serta pemanasan global.

d. Tanah

Erosi merupakan masalah utama yang sampai saat ini terjadi

apabila tanah tidak dilindungi. Erosi menurunkan kesuburam tanah

sehingga produktifitasnya turun. Naiknya laju erosi terjadilah lahan

kritis di banyak tempat. penanganannya harus dilakukan secara cepat

untuk menghindari permasalahan yang lebih besar.

Kadar partikel tanah yang tinggi menyebabkan terjadinya

pendangkalan sungai, danau, waduk dan saluran irigasi. Pendangkalan

sungai meningkatkan bahaya banjir karena volume air yang dapat

disalurkan melalui alur sungai menurun. Oleh karena itu, untuk

mengurangi bahaya banjir, maka sungai harus dikeruk. Namun pada

umumnya laju pengerukan lebih rendah daripada laju pendangkalan,

untuk itu perlu dibuat tanggul sepanjang sungai.

Demikian pula pada saluran irigasi yang mengalami

pendangkalan terus menerus, harus segera dikeruk. Pengerukan tanah

19
memerlukan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit, untuk menekan

biaya tersebut, maka kerukan harus dibuang di sawah sehingga

terbentuklah petak-petak di dalam sawah yang lebih tinggi

dibandingkan dengan sawah. Petak-petak ini tidak terairi sehingga

mengurangi luas tanah dan biasanya ditanami dengan palawija.

Penebangan hutan secara liar juga dapat mengakibatkan tanah

longsor, terutama didaerah perbukitan. Penebangan dilakukan secara

bebas dan tidak memikirkan dampak yang akan terjadi nantinya

apabila semua pohon ditebang. Tanah menjadi longsor dan bumi akan

rusak karena ulah tangan manusia, sehingga generasi yang akan

datang tidak dapat menikmati alam sebagaimana mestinya.

Pentingnyakesadaran manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap

lestari.

6. Dampak Tidak Menjaga Kebersihan Lingkungan

Lingkungan yang bersih akan membawa pengaruh yang baik bagi

lingkungannya, akan tetapi kalau tidak dijaga dengan baik juga akan

menimbulkan masalah yang berkepanjangan. Permasalahan tentang tidak

menjaga kebersihan lingkungan mulai ramai diperbincangkan, karena

timbulnya pencemaran air, tanah, udara oleh limbah industri, asap mobil

dan pabrik serta zat kimia yang beracun, misalkan pestisida. Karena

adanya pencemaran tersebut kebutuhan dasar orang untuk mendapatkan

udara dan air yang bersih, makanan yang sehat dan menikmati alam

sebagai rekreasi, tidak dapat lagi terpenuhi. Oleh karena itu, banyak

20
orang yang menyangka, masalah ini hanyalah sebatas pencemaran saja

dan timbul karena ulah manusia. Sementara itu masalah lingkungan lebih

luas daripada pencemaran dan dapat terjadi karena tindakan manusia

atupun secara ilmiah.

Mendefinisikan masalah lingkungan tersebut juga tidak boleh

berpacu bahwa segala macam persoalan lingkungan ini terjadi karena

ulah manusia saja dan tidak boleh beranggapan bahwa apa yang asli atau

alamiah selalu mempunyai kualitas lingkungan yang tinggi. Seperti

contoh banyak lalat yang berterbangan yang hinggap pada makanan yang

akan dikonsumsi manusia, lalat merupakan hewan yang jijik yang dapat

menaburkan benih-benih penyakit pada makanan. Kejadian itu

merupakan masalah lingkungan alami. Tugas manusia harus

memberantasnya supaya tidak menyebarkan penyakit yang akan masuk

kedalam tubuh manusia.

Dampak yang disebabkan oleh manusia, salah satuanya seprti

membuang sampah di sungai yang mengakibatkan pencemaran air.

Awalnya air sungai bersih dan tak berbau. Akibat ulah manusia yang

membuang sampah di sungai, maka banyak sekali akibatnya yaitu

kualitas air yang tidak memungkinkan untuk kebutuhan sehari-hari

karena sudah tercemar banyak sampah. Menyebabkan banjir karena

aliran sungai tersumbat oleh sampah yang mengakibatkan air tidak dapat

mengalir. Air menjadi keruh dan ekosistem yang ada di air akan mati.

21
7. Upaya Menjaga atau Menciptakan Lingkungan yang Bersih

Kesadaran manusia (environment conciousness) merupakan sikap

batin yang menjiwai dan memotifasi seseorang, masyarakat, bangsa atau

negara yang memperhatikan kelestarian lingkungan(Sudarsono, 2007: 1).

Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan merupakan faktor utama

yang sangat penting untuk melestarikan dan menjaga lingkungan

terhadap kerusakan-kerusakan. Untuk itu, kualitas kehidupan sangat

tergantung pada daya dukung masyarakat terhadap lingkungan.

Permasalahan-permasalahan lingkungan diatas harus dihilangkan

dengan beberapa upaya-upaya sehingga dapat menjadikan lingkungan

yang bersih dan nyaman untuk dinikmati secara bersama-sama. Upaya

tersebut antara lain dengan mengontrol lokasi, kualitas air, kualitas udara,

sarana prasarana dan penghijauan.

a. Lokasi

1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam, seperti bantaran

sungai, aliran lahar, tanah longsor dan banjir;

2) Tidak terletak pada daerah tempat pembuangan akhir sampah dan

bekas lokasi pertambangan;

3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan, seperti jalur

pendaratan penerbangan (Santoso, 2015: 9).

b. Kualitas Air

Semua makhluk hidup memerlukan air yang cukup untuk

hidup secara normal. Bertambahnya penduduk menyebabkan

22
bertambahnya keperluan akan air dengan cepat, sedangkan sumber air

tidak bertambah, bahkan cenderung berkurang akibat pengolahan yang

salah, kerusakan lingkungan dan pencemaran air yang semakin

meningkat (Arsyad, 2008: 161). Air merupakan kebutuhan hidup yang

paling utama. Manfaatnya yang sangat banyak sehingga dibutuhkan

oleh manusia. Digunakan untuk air minum, mandi, masak, mencuci,

dan masih banyak lainnya.

Air yang digunakan untuk keburtuhan sehari-hari sebaiknya air

yang mempunyai kualitas yang cukup baik, misalkan air PAM/air

ledeng. Air ledeng/sumur merupakan air bersih yang tidak adanya

pencemaran karena air tersebut muncul alami dari sumber yang bersih.

Membuat mata air ledeng/sumur sebaiknya tidak berdekatan

dengan tempat pembuangan air besar/kecil, kandang peternakan.

Karena hal tersebut akan menimbulkan kualitas air yang dihasilkan

akan tercemar oleh kotoran-kotoran tersebut yang tidak dapat

dikonsimsi. Jika akan membuat sumber air sumur sebaiknya di tempat

yang jauh dari kedua tempat tersebut agar air yang dihasilkan memiliki

kualitas yang bagus.

c. Kualitas Udara

Gas dalam udara berasal dari berbagai sumber. Uraian dari

bahan organik menghasilkan beberapa gas. Kondisi lingkungan hidup

sekarang ini yang belum baik, mengakibatkan persoalan pada

lingkungan (Soemarwoto, 2001: 54). Pada hakikatnya pencemaran

23
udara diakibatkan oleh benda-benda gas yang berbahaya bagi

lingkungan. Di banyak tempat masih banyak bau busuk yang

diakibatkan oleh bahan organik, misalkan sampah, terutama pada

tempat pembuangan akhir (TPA), dan got yang tergenang. Pembakaran

sampah dan bahan bakar di rumah tangga, asap kendaraan bermotor

yang berlebihan.

Kualitas udara di lingkungan pemukiman harus bebas dari gas

beracun, baik alam maupun aktivitas manusia. Maka dari itu, solusi

yang tepat untuk memperoleh kualitas udara yang baik yaitu dengan

cara penghijauan. Dengan penghijauan akan meminimalisir asap

kendaraan yang berlebih.

Manusia memerlukan udara bersih untuk bernafas. Udara yang

bersih, membuat orang-orang yang menghirup akan nyaman dan tidak

takut akan penyakit yang menimbulkan pernafasan sesak. Berada di

tempat yang terdapat udara yang sejuk membuat orang akan berlama-

lama untuk menikmatinya.

d. Sarana dan Prasarana Lingkungan

1) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga

dengan tempat yang aman dari kecelakaan;

2) Memiliki sarana penampungan air yang tidak menjadi tempat

perindukan bibit penyakit;

24
3) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air cukup

sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan

kualitas air;

4) Pengelolaan pembuangan sampah harus pada tempatnya. Harus

disediakan dua tong sampah yang memisahkan antara sampak

organik dan anorganik;

5) Tidak mencoret-coret tembok .

e. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan merupakan

pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan dan kelestarian alam.

Tidak hanya pepohonan saja yang ditanam melainkan dengan tanaman

bunga-bunga yang indah akan membuat tempat tersebut terlihat bagus

dan indah dipandang mata.

Upaya-upaya diatas dapat dilakukan dimanapun tempatnya.

Baik dilingkungan rumah maupun di tempat umum. Agar lingkungan

tidak tercemar oleh berbagai permasalah lingkungan, dan menjaga

lingkungan agat tetap lestari dan bersih.

B. Konsep Kebersihan dalam Islam

1. Pengertian Kebersihan dalam Islam

Kebersihan menurut ajaran Islam di namakan Thaharah (suci).

Thaharah sendiri bermakna kesucian dan kebersihan dari segala kotoran

yang nyata, seperti suci dari hadas (hal-hal yang membatalkan wudu),

najis , dan juga kotoran yang tidak nyata, seperti suci dari penyait-penyakit

25
hati (Al-Faridy, 2009: 3). Jadi dapat dikatakan bahwa thaharah merupakan

membersihkan badan, pakaian, dan tempat ibadah dari hadas dan najis

serta pikiran-pikiran yang kotor seperti iri, dengki, maksiat, serta dari

segala perbuatan dosa.

Firman Allah SWT

َ‫ِ َّنى َّن َ ُٗ ِ ةُّب ارَّن َّنْ تِ٘يَ َُّٗ ِ ةُّب ْا ُورَ َِ ِِّهسٗي‬

Artinya : “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang


yang bertobat dan ia mencintai orang-orang yang suci (bersih,
baik dari jasmani maupun rohani)”. (Terjemah Q.S al-Baqarah :
222)
Berdasarkan Q.S al-Baqarah ayat 222menjelaskan bahwa Allah

SWTmencintai orang-orang yang melakukan kebersihan baik jasmani

maupun rohani.

2. Cakupan Kebersihan dalam Islam

Cakupan kebersihan dalam Islam yaitu kebersihan pakaian, tempat

ibadah, badan yang lebih spesifik lagi kepada kebersihan gigi, tangan dan

kepala (Qardhawi, 2003:124). Menjaga kebersihan setiap hari akan sangat

bermanfaat bagi kesehatan, khususnya dalam melaksanakan ibadah akan

terasa nyaman tanpa ada gangguan-gangguan sedikitpun yang dikarenakan

oleh adanya kotoran. Kebersihan pakaian, tempat ibadah, rumah, jalan,

dan badan.

a. Keberasihan Pakaian

AllahSWTtidak menerima salat seseorang apabila dilakukan

dengan pakaian yang kotor. Tidak sah salat dengan pakaian yang

26
dikotori najis apapun kecuali dicuci hingga hilang bau, warna dan

rasanya walaupun harus membasuh tujuh kali (Al-Fanjari, 2005:23).

Melaksanakan ibadah harus dengan menggunakan pakaian yang suci

dan bersih. Tidak diterima amalan ibadahnya jika dengan

menggunakan pakaian yang terkena najis dan kotor.

)5( ْ‫) َّ اسُّب جْ َص فَا ُْجُس‬4( ْ‫ك فَ َِِّهس‬


َ َ‫َّثَِ٘ات‬
Artinya :“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan
perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Terjemah Q.S. Al-
Muddasir/74 : 4-5).

Berdasarkan Q.S al-Muddasir ayat 4-5 tersebut menjelaskan

bahwa untuk membersihkan pakaian dari najis. Baik najis yang terlihat

maupun tidak terlihat. Oleh karena itu, wajib hukumnya membersihkan

pakaian supaya terhindar dari dosa. Pakaian harus dibersihkan terlebih

dahulu jika hendak melaksanakan suatu Ibadah apapun. Jika pakaian

kotor apalagi terkena najis maka Ibadah yang dilaksanakan akan sia-

sia. Maksudnya sia-sia disini adalah tidak memperoleh pahala. Jadi

jika pakaian bersih maka tidak akan mengganggu aktifitas Ibadah dan

dapat melaksanakan Ibadah dengan khusuk.

‫َٗا تٌَِٖ آ َد َم ُخ ُرّ ِشٌَٗرَ ُك ْن ِع ٌْ َد ُك ِّهل َه ْس ِج ٍد َّ ُكلُْ َّ ْش َستُْ َّ ََل‬


ِ ‫ْسفُْ ًَِّنَُ ََل ُٗ ِ ةُّب ْا ُوس‬
َ‫ْسفِ٘ي‬ ِ ‫ذُس‬
Artinya: Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid ( Terjemah Q.S Al-A‟raf
:31).

27
Berdasarkan Q.S al-A’raf menjelaskan bahwa bukan semata-

mata mengenakan pakaian yang indah saja, melainkan justru

kebersihanlah yang menjadi keutamaan yang harus dijaga. Sehingga

dalam beribadah akan nyaman dan khusyuk. Kenyataannya dapat

dilihat dengan panca indra, bahwa seseorang yang berpakaian bersih

dan rapi maka dapat disimpulkan bahwa orang itu sudah menjaga

kebersihan dirinya maupun pakaiannya.

b. Kebersihan Tempat Ibadah

Tempat Ibadah merupakan tempat suci atau tempat yang

digunakan untuk Ibadah khususnya salat, yakni masjid ataupun

musala. Tidak boleh sembarangan mengotori dengan cara apapun,

seperti membuang sampah sembarangan, mencoret-coret tembok,

meludah, karena tempat tersebut merupakan tempat suci umat Islam

yang digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Menjaga kebersihan tempat ibadah sangat penting dilakukan

karena merupakan salah satu tempat yang dianjurkan untuk selalu suci

dari kotoran apapun, karena masjid ataupun musala biasanya

digunakan untuk pengajian, diskusi, dan kegitan lain yang

berhubungan dengan kegiatan Islam lainnya. Untuk itu tempat-tempat

ibadah harus dijaga kebersihannya. Menjaga tempat-tempat ibadah

bukan saja tanggung jawab remaja masjid, tapi seluruh umat Islam

wajib menjaga masjid beserta lingkungannya tetap bersih dan sehat.

28
Hal-hal yang dapat dilakukan agar senantiasa lingkungan

tempat ibadah bersih yang dapat dilakukan antara lain: menyapu dan

mengepel lantai musala atau masjid, jika akan masuk ke mushola atau

masjid sebaiknya membuka sandal atau sepatu terlebih dahulu dan

kaki dalam keadaan bersih, tidak digunakan untuk sara bermain anak-

anak dikarenakan mushola atau masjid digunakan untuk tempat orang-

orang beribadah kepada Allah SWT sehingga Ibadah yang dilakukan

harus dalam keadaan tenang dan tidak ada kegaduhan, senantiasa

membersihkan tempat wudu dan wc di mushola ataupun di masjid,

menata al-Qur’an dan membersihkan tempatnya sehingga tidak adanya

debu-debu yang menempel dalam al-Qur’an ataupun tempatnya, jika

terdapat mukena dalam mushola ataupun masjid sebaiknya seminggu

sekali dicuci serta dari orang-orang yang dalam keadaan tidak suci.

‫َٗا أَُّٗبَِا اَّن ِرٗيَ آ َهٌُْ ََل ذَ ْق َستُْ اص ََّنَلجَ َّأَ ًْرُ ْن‬
ُْ‫ُس َكا َزٓ َحرَّنٔ ذَ ْعلَ ُوْ َها ذَقُْاُْىَ َّ ََل ُجٌُثًا ِ َّنَل عَاتِ ِسٕ َسثِ٘ ٍل َحرَّنٔ ذَ ْغرَ ِسل‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi (Terjemah Q.S an-Nisa: 43)

Berdasarkan dalam Q.S an-Nisa menjelaskan bahwa tidak

diperbolehkan seseorang untuk masuk ke masjid sedang dalam

keadaan yang tidak suci, karena junub hingga benar-benar sudah

mandi besar dan suci. Masjid merupakan tempat yang suci yang harus

dijaga kesuciannya.

29
Kebersihan sebagai kunci utama dalam memperoleh kesehatan,

dengan badan bersih dan sehat maka Ibadah yang dilakukan akan

dijalankan secara semangat dan khusuk, maka sebaliknya jika tidak

menjaga kebersihan, sakitlah yang didapatkan sehingga dalam

melaksanakan aktivitas akan terganggu.

c. KebersihanBadan

Kebersihan badan perlu dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang

dapat menyebabkan penyakit yang dapat bersarang pada bagian tubuh.

Untuk itu, dilakukan dengan cara melaksanakan perawatan yang

teratur dan melakukan kebersihan setiap hari. Kebersihan badan lebih

spesifiknya mencakup sebagai berikut:

1) Kebersihan Gigi

Gigi sangat rawan rusak karena bakteri yang bereaksi

dengan gula dalam makanan yang menghasilkan asam yang

mengerosi permukaan gigi (Ayudhitya, 2012: 106. Gigi merupakan

tempat bersarangnya kuman yang berada di dalam rongga mulut

yang disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang tersangkut atau

menempel pada gigi yang mengakibatkan gigi mengalami

kerusakan dan terkikis sedikit demi sedikit apabila tidak segera

ditangani, kerusakan akan semakin menyebar ke bagian tengah

gigi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan pada gusi dan

biasanya berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk.

Artinya jika kebersihan gigi tidak dibarengi kebersihan mulut maka

30
kebersihan yang kita peroleh tidak maksimal, karena menjaga

kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting dilakukan. Jika tidak

dibersihkan maka yang akan terjadi yaitu bau mulut yang tidak

sedap yang akan mengganggu orang lain ketika kita berbicara.

Gigi terdiri dari geraham, taring dan seri merupakan senjata

utama untuk mengunyah dan merobek makanan yang ada di dalam

mulut (Subarja, 2012: 60). Tugas utama gigi yaitu untuk

mengunyah makanan sehingga halus yang memudahkan untuk

menelan makanan.gigi merupakan bagian yang keras dalam mulut

yang memiliki struktur pelindung yang sering disebut email gigi.

Email gigi sangat membantu untuk mencegah terjadinya lubang

gigi. Gigi memiliki peranan penting dalam proses pencernaan

makanan. Karena perannya kita harus menjaga kebersihan gigi.

Dan untuk menjaga dari berbagai gangguan yang mengancam

kesehatan gigi, ada beberapa panduan untuk menjaga gigi agar

tetap sehat, antara lain:

a) Harus rajin menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah

makan dan sesudah bangun tidur;

b) Kurangi makanan manis dan lengket. Makanan manis seperti

gula adalah salah satu makanan yang paling digemari bakteri

di dalam mulut. Bila kebanyakan mengkonsumsi makanan

bersifat manis hendaknya yang harus dilakukan yaitu

31
berkumur secara terus menerus agar sisa gula yang menempel

pada gigi akan hilang;

c) Kurangi makanan yang bersifat asam. Gigi juga dapat

mengalami kerusakan, jika terlalu banyak mengkonsumsi asam

d) Harus rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal enam

bulan sekali.

Salah satu ajaran Islam tidak membolehkan mengerjakan

salat di saat sisa-sisa makanan masih ada di dalam mulut. Seorang

muslim harus membasuh mulutnya dan berkumur sebnyak tiga kali

sampai sisa-sisa makanan tersebut keluar dari mulutnya, setelah

melakukan itu semua baru melaksanakan salat (Musbikin, 2008:

13). Jika hendak melaksanakan Ibadah maka dianjurkan untuk

membersihkan mulut terlebih dahulu sehingga sisa makanan yang

kita makan tidak menempel di gigi yang dapat menyebabkan bau

tidak sedap. Bau yang ditimbulkan akan mengganggu orang lain

yang berada disampingnya sehingga Ibadah yang dilaksanakan

akan terganggu dan tidak khusyuk. Sebelum melaksanakan Ibadah

haruslah membersihkan mulut dan gigi terlebih dahulu.

Rasulullah Saw memberi nasihat kepada umat Islam tentang

pentingnya berkumur-kumur sebanyak tiga kali setiap wudhu serta

pentingnya membersihkan gigi, yang bertujuan untuk

membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela gigi (Salim,

2009: 67). Seseorang berwudu disunahkan untuk berkumur-kumur

32
sebanyak tiga kali itu memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk

membersihkan gigi. Hal ini dikarenakan seseorang muslim tidak

sah salatnya jika di dalam mulutnya terdapat sisa-sisa makanan dan

minuman sementara dia sedang melaksanakan salat.

Bersiwak sebelum salat juga disunahkan untuk dilakukan,

karena bertujuan untuk membersihkan mulut dan membuat aroma

mulut menjadi harum. Siwak merupakan kayu yang memiliki bau

wangi yang digunakan untuk memberishkan gigi pada zaman

Rasulullah Saw (Marzuqi, 2015: 42). Siwak berbentuk batang,

diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora

Parsica) yang berdiameter mulai 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak

adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang

bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya

dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian

serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna

putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Cara bersiwak yang benar yaitu kayu siwak dipegang

dengan tangan kanan, ibu jari dan jari kelingking diletakkan di

bawah siwak sedangkan tiga jari yang lain berada di atas siwak.

Kemudian siwak digerakkan pelan-pelan pada rongga mulut

sebelah kanan, dimulai gigi atas bagian luar dan dalam, kemudian

gigi bawah. Setelahnya diarahkan pada rongga mulut sebelah kiri,

dengan cara yang sama. Selanjutnya digerakkan pelan-pelan

33
menyapu langit-langit mulut dan beberapa penopang gigi geraham,

selanjutnya menyapu lidah memanjang.

Siwak disunahkan pada setiap waktu, tetapi lebih

dianjurkan lagi dalam lima waktu berikut: pertama, ketika hendak

shalat; kedua, ketika hendak berwudu; ketiga, ketika hendak

membaca al-Qur’an; keempat, ketika bangun tidur dan kelima,

ketika terjadi perubahan bau mulut akibat makan, puasa, berbicara

atau yang lainnya (Asror, 2010: 59) jadi menggunakan siwak

disunahkan pada saat hendak melakukan salat, berwudu, membaca

al-Qur’an, bangun tidur dan ketika terjadi bau mulut akibat

makanan ataupun puasa.

2) Kebersihan Tangan

a) Pengertian Kebersihan Tangan

Tangan merupakan organ tubuh yang paling mudah

memindahkan penyakit. suatu penyakit akan dengan mudah

berpindah dari orang sakit kepada orang yang sehat, atau akan

berpindah ketika mengambil makanan, atau setelah ia pergi

dari tempat kotor (Al-Fanjari, 2005: 18). Kedua tangan

merupakan organ yang sangat penting dalam menyelesaikan

berbagai pekerjaan. Jika tangan kotor maka tubuh sangat

beresiko terhadap masuknya berbagai penyakit. sehingga

kebersihan tangan harus selalu kita jaga dengan mencuci

tangan setiap memegang sesuatu.

34
Mencuci tangan tidak hanya menggunakan air saja

melainkan harus memakai sabun supaya bakteri-bakteri yang

menempel pada tangan mati seluruhnya. Hanya saja cara

mencuci tangan kadang juga kurang sesuai. Hanya membasahi

telapak tangan saja, harusnya juga dibarengi dengan

menggosok-gosok telapak tangan hingga sela-sela jari dengan

menggunakan sabun dan lebih utamanya pada air yang

mengalir, supaya bakteri-bakterinya yang terlepas dari tangan

akan kebawa oleh air yang mengalir.

b) Manfaat mencuci tangan

Mencuci tangan sangat berguna untuk membunuh

kuman penyakit yang terdapat di tangan. Tangan yang bersih

akan mencegah penularan penyakit seperti: diare, typus,

cacingan, penyakit kulit dan lainnya (Proverawati, 2012: 73).

Jadi manfaat mencuci tangan merupakan hal yang penting yang

tidak boleh dilupakan karena tangan merupakan organ yang

pertama yang mudah memindahkan penyakit dengan mudah

melalui mulut, dengan mencuci tangan dapat menjadi bersih

dan bebas penyakit atau kuman.

c) Cara mencuci tangan yang benar

Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai

berikut:

(1)Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun;

35
(2)Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik,

(3)Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan,

sela-sela jari dan kuku,

(4)Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir

(Proverawati, 2012: 73).

3) Kebersihan Rambut Kepala

Kebersihan rambut kepala dilakukan dengan cara mencuci

rambut, menyisir dan mengharumkan (Al-Fanjari, 2005:22).

Disamping merawat rambut dengan mencuci, menyisir dan

mengharumkan ada pula cara merawat kebersihan rambut supaya

rapi yaitu dengan memangkas jika rambut mulai panjang bagi laki-

laki, sedangkan jika perempuan dianjurkan untuk membiarkan

rambut supaya panjang agar tidak menyamai laki-laki.

Kebanyakan orang-orang berlomba-lomba melakukan

berbagai jenis dan teknik perawatan rambut. Mereka ingin

memiliki rambut yang tidak hanya indah, namun juga sehat.

Rambut yang sehat adalah rambut yang bersinar (tidak kusam),

kuat (tidak mudah patah), tidak rontok, tidak kering, dan bersih

dari ketombe (Subarja, 2012:37).

3. Tuntunan Kebersihan dalam Islam

Menjaga kebersihan jasmani dan rohani merupakan kebersihan

Lingkungan dalam Islam, diantaranya membahas beberapa hal berikut ini:

36
a. Fisik

1) Bersuci

Bersuci ada dua bagian:

a) Suci dari hadas, baik hadas kecil maupun hadats besar, seperti

kentut, buang air, buang air besar, tidur, mabuk, memegang faraj

(kemaluan) ini merupakan bagian hadats kecil, sedangkan hadats

besar seperti: haid (menstruasi), nifas, melakukan hubungan

seksual, dan sebagainya.

b) Suci dari najis. Bagian ini hanya badan, pakaian dan tempat salat.

Sesuai dengan ajaran Islam, jika hendak melakukan suatu

ibadah apapun harus bersuci terlebih dahulu. Sehingga ibadah

yang kita kerjakan tidak dikhawatirkan akan terganggu jika dalam

keadaan yang bersih. bersuci untuk membersihkan segala bentuk

kotoran baik dalam diri manusia, pakaian dan tempat.

2) Macam-macam Air dan pembagiannya

a) Macam-macam air yang boleh dipakai untuk bersuci:

Air laut, air mata air (air pancuran), air ledeng, air hujan,

air sungai, air sumur, dan air salju.

b) Pembagian air ini dibagi menjadi 4 (empat) bagian :

(1)Air Muthlaq (air suci lagi mensucikan)

Air Muthlaq yaitu air yang umumnya berasal dari alam

dan masih tetap pada sifat aslinya, serta tidak dicampur

dengan sesuatu yang dapat menyatu dengan air aslinya (Al-

37
Faridy, 2009: 26). Jadi yang disebut air mutlaq yaitu air yang

masih murni atau asli yang belum tercampur oleh zat

apapun.Contohnya: air yang jatuh dari langit seperti air hujan,

air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air

embun, air mata air. Air tersebut boleh dipakai untuk

membersihkan benda atau tempat yang terkena najis dan boeh

digunakan juga untuk diminum. Sedangkan air yang boleh

diminum akan tetapi tidak boleh untuk bersuci antara lain: air

teh, air kelapa dan sebagainya.

(2) Air Makruh

Air Makruh yaitu air yang suci lagi mensucikan, tetapi

makruhlah memakainya (Munir, 2001: 144). Jadi yang

dinamakan air makruh adalah air yang suci mensucikan akan

tetapi jika digunakan hukumnya makruh (boleh dilakukan akan

tetapi lebih baik ditinggalkan). Contohnya air yang terkena

matahari secara langsung (musyammas) dikhawatikan dapat

menimbulkan penyakit kulit, air yang terlalu panas

dikhawatirkan berbahaya bagi penggunanya, air yang terlalu

dingin dikhawatirkan berbahaya bagi penggunanya, dan air

yang tenang dalam jumlah sedikit (kurang dari 2 kolah/ kurang

lebih 216 liter), serta diragukan kesuciannya.

38
(3) Air Musta‟mal (air yang suci tapi tidak mensucikan)

Air Musta‟mal yaitu air yang sedikit sudah dipakai

untuk wudu atau bekas dipakai untuk mencuci kotoran (Munir,

2001: 144). Jadi air musta‟mal merupakai air yang sudah

terpakai untuk bersuci. Dikatakan air musta‟mal apabilaair

tersebut dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kolah atau

kurang lebih 216 liter). Telah digunakan untuk bersuci

(thaharah) yang fardu, seperti wudu, mandi (besar) atau

mencuci kotoran dan najis. Air tersebut sudah terlepas dari

anggota badan, sedang air yang masih menempel dibadan tidak

termasuk air musta‟mal. Pada saat bersuci, air tidak digunakan

dengan cara diciduk, jika penggunanya diciduk air yang tersisa

tidak digolongkan air musta‟mal

(4) Air Mutanajis (air yang najis)

Air Muntanajis yaitu air yang sedikit yang tidak cukup

dari dua kolah dan bercampur dengan najis meskipun tidak

berubah warna, bau dan rasanya (Munir, 2001: 145). Air

mutanajis merupakan air yang sedikit kurang dari dua kolah

dan terkena najis sehingga berubah sifatnya.

39
3) Macam-Macam Najis dan Benda-Benda Najis

a) Macam-macam najis dan cara mensucikan

(1) Najis Mughalladhah (berat)

Najis Mughalladhahyaitu najis yang terbit dari

binatang anjing dan babi atau dari keturunan keduanya

(Munir, 2001: 145). Jadi najis mughalladhah digolongkan

najis yang berat yaitu najis yang berasal dari anjing dan

babi beserta keturunannya.

Cara mensucikannya yaitu dengan membersihkan

dengan air sebanyak tujuh kali dan yang terakhir dengan

menggunakan tanah.

(2) Najis mutawassithah (pertengahan)

Najis mutawassithahyaitu najis yang bukan berasal

dari binatang anjing dan babi beserta keturunannya, seperti

contoh kencing, darah, nanah, tahi, arak, muntah-muntahan,

bangkai hewan yang mati tidak disembelih.

Cara mensucikannya yaitu dengan membasuh dengan

air yang bersih sehingga hilang warna, bau dan rasanya.

(3) Najis mukhaffafah (ringan)

Najis Mukhaffafahyaitu najis kencing bayi laki-laki

yang belum memakan selain air susu ibu dan umurnya

belum dua tahun (Al-Faridy, 2009: 48). Najis mukhaffafah

merupakan najis yang ringan seperti najisnya anak laki-laki

40
yang belum memakan selain ASI dan belum berumur dua

tahun. Cara mensucikannya yaitu dengan cara memercikkan

air hingga basah.

b) Benda-Benda yang termasuk najis

(1) Bangkai

Bangkai merupakan hewan yang mati dengan begitu

saja (Sabiq, 1973: 42). Dikatakan bangkai jika hewan

tersebut mati dengan sendirinya tanpa adanya disembelih

menurut ketentuan agama. Bangkai yang dikecualikan adalah

bangkai ikan dan belalang, bangkai binatang yang tidak

mempunyai darah mengalir seperti: semut, lebah dan lain-

lain.

(2) Darah

Segala macam darah itu najis termasuk darah haid dan nifas

(Al-Faridy, 2009: 44). Semua yang keluar dari anus dan

kemaluan, seperti darah haid dan nifas itu najis., akan tetapi,

tidak demikian dengan darah hewan yang disembelih secara

syariah. Darah itu tetap suci meskipun banyak, seperti darah

dalam hati dan limpa. Darah dalam hati dan limpa tidak najis,

karena binatang tersebut disembelih berdasarkan syariah dan

dagingnya suci. Kalau dagingnya suci, berarti darah yang

terkandung dalam daging itu juga suci.

41
ِ ‫د َعلَ ْ٘ ُك ُن ْا َو ْ٘رَحُ َّ ا َّند ُم َّاَ ْ ُن ْا ِ ٌْ ِص‬
‫ٗس‬ ْ ‫ُح ِّهس َه‬

Artinya: “ Diharamkan bagimu (memakan)


bangkai, darah, dan daging babi (Terjemah Al-Maidah: 3)

Dikecualikan darah yang tertinggal didalam daging

binatang yang sudah disembelih, begitu juga darah ikan dan

belalang. Kedua macam darah pada ikan dan belalang itu

suci atau dimaafkan, artinya diperbolehkan atau dihalalkan.

(3) Nanah

Segala macam nanah itu najis, baik yang kental

maupun yang cair. Nanah berasal dari darah yang sudah

busuk. Maka hukum nanah mengikuti hukum darah yaitu

najis.

(4) Anjing dan babi

Semua hewan itu suci kecuali anjing dan babi

(Rasjid, 2014: 19). Segala sesuatu yang berhubungan

dengan anjing dan babi itu najis, maka dari itu sebagai umat

Islam diharuskan untuk menjauhi dua hewan tersebut.

(5) Madzi

Madzi yaitu zat cair yang keluar dari kemaluan

ketika bermain berpikir, bersetubuh dan lain-lain (Masyhur,

1995: 41). Madzi merupakan cairan yang keluar dari

kemaluan yang diakibatkan oleh bersenggama. Madzipada

42
laki-laki dan perempuan hanya lebih banyak dari golongan

perempuan.

Keluarnya madzi kadang-kadang tidak terasa, hanya

saja hukumnya najis yang harus dibersihkan jika hendak

melakukan Ibadah. Bila madzi menimpa badan, maka wajib

dicuci, jika menimpa kain, maka cukuplan dengan

memercikkan air saja.

(6) Binatang Jallalah

Binatang jallalah merupakan binatang yang makan

kotoran, baik berupa unta, sapi, kambing, itik dan lain-lain

sehingga baunya berubah. Tetapi jika hewan tersebut

dikurung dan terpisah dari kotoran-kotoran itu beberapa

waktu dan kembali memakan makanan yang baik, hingga

dagingnya jadi baik dan nama jallalah tadi jadi hilang dari

dirinya, maka halal hukumnya. Alasannya dilarang

dikarenakan berubah, sedangkan sekarang tidak ada

perubahan semacam itu.

(7) Khamar atau arak

‫صابُ َّ ْْلَ ْش ََل ُم ِزجْ سٌ ِه ْي َع َو ِل‬


َ ًْ َ‫ًَِّن َوا ْا َ ْو ُس َّ ْا َو ْ٘ ِس ُس َّ ْْل‬
‫ا َّنل ْ٘ َا ِى‬
Artinya: Sesungguhnya (meminum) khamr,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk
perbuatan setan (Terjemah Q.S al-Ma‟idah :90)

43
Dijelaskan dalam Ayat tersebut bahwa khamr

merupakan perbuatan yang keji yang tidak disenangi oleh

Allah SWT sehingga hukumnya haram dan najis, karena

dapat membuat orang yang meminum khamr akan hilang

kesadarannya atau bisa disebut dengan mabuk dan lupa

akan Allah SWT.

4) Cara Mensucikan

a) Istinjak

Istinjak merupakan cara untuk membersihkan kemaluan

sehabis buang air besar dan kecil dengan air atau batu (Sa’di, 2008:

12) jadi istinjak berarti menghilangkan kotoran yang dikeluarkan

oleh farji (qubul dan dubur) berupa najis yang mengotori, dengan

menggunakan air atau batu.

(1)Adab Istinjak

Walaupun ini amalan sunah untuk dilakukan, ada

adabnya ketika hendak beristinjak antara lain: memakai alas

kaki, tertutup hingga bagian kepala (jika buang air di tempat

yang terbuka), berdzikir ketika memasuki tempat buang hajat,

memasuki tempat buang hajat dengan mendahulukan kaki kiri,

keluar dari tempat buang hajat dengan kaki kanan, tidak

membawa sesuatu yang tersebut nama Allah SWT, duduk

(jongkok), tidak bicara, tidak melihat ke langit, tidak meludah,

tidak memainkan farjinya dengan tangan, menyingsingkan

44
pakaiannya agar tidak terkena tanah, berdoa setelah keluar dari

tempat hajat. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.

(2)Tatacara bersuci, terdapat tiga model antara lain:

(a) Menggabungkan antara penggunaan air dan batu. Langkah ini

yang paling utama (afdal) dikarenakan batu digunakan untuk

menghilangkan wujudnya sedangkan air digunakan untuk

menghilangkan sisa-sisa kotoran.

(b)Hanya dengan air. Istinjak selesai harus dibersihkan dengan

menggunakan air. Karena air dapat membersihkan kotoran

secara maksimal dan tidak ada sisa kotoran yang menempel.

(c) Hanya dengan batu. Hal ini diperbolehkan walaupun ada air,

namun, perlu dicermati kriteria batu yang boleh digunakan

untuk istinja’ antara lain:bersih, keras, dapat dibawa (tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil), bukan sesuatu yang

diharamkan untuk digunakan istinjak, seperti makanan,

kotoran atau tulang.

b) Wudu

Wudu merupakan kebersihan yang dilakukan dengan cara

membasuh anggota badan secara khusus dan dibarengi dengan

niat (Sa’di, 2008: 26). Wudu merupakan kewajiban bagi seluruh

umat Islam sebelum melakukan salat ataupun ibadah lainnya

harus bersuci terlebih dahulu, dengan salah satunya berwudu.

45
(1)Tata cara Berwudu

Tata cara wudu yang benar antara lain:

(a) Diawali dengan membaca basmalah, dengan hati yang

Ikhlas karna Allah Ta’ala;

(b) Membersihkan telapak tangan dengan air suci hingga

kedua pergelangan tangan (termasuk celah-celah jari

tangan), sebanyak tiga kali;

(c) Mencuci muka dengan menggosok-gosoknya tiga kali.;

(d) Mencuci (membasuh) kedua tangan sampai siku-siku

dengan digosok-gosok, masing-masing sebanya tiga kali

dan dimulai dengan tangan kanan;

(e) Menyapu rambut kepala dengan air, mulai dari bagian

depan terus kebelakang, atau dapat pula hanya mengusap

sebagian saja;

(f) Membasuh telinga kanan dan kiri bagian luar sebanyak

tiga kali;

(g) Mencuci kedua kaki sampai mata kaki, masing-masing

sebanyak tiga kali, termasuk celah-celah kakidan

membasuhnya kaki kanandidahulukan kemudian kaki kiri;

(h) Selesai mengerjakan wudu secara tertib.

46
(2) Fardu Wudu

(a) Niat wudu untuk menghilangkan hadas atau wudu untuk

kesucian salat ikhlas karena Allah SWT semata.

Tempatnya di dalam hati, dan waktunya di saat hendak

memulai wudu. Niat merupakan kunci penentu nilai suatu

ibadah;

(b) Membasuh wajah. batasan wajah adalah membujur dari

tempat tumbuhnya rambut hingga dagu bagian bawah, dan

melintang antara dua telinga. Seluruh bagian wajah wajib

dibasuh, termasuk alis, bulu mata, kumis, serta jenggot,

luar dan dalamnya. Untuk jenggot yang sangat tebal, boleh

dibasuh bagian luarnya saja, tapi disunahkan untuk disela-

sela dengan jemari tangan kanannya;

(c) Membasuh tangan sampai dengan siku;

(d) Mengusap sebagian dari kepala atau rambut, denga syarat

rambut tersebut masih nempel di kepala;

(e) Membasuh kaki sampai dengan mata kaki. Keenam, tertib,

sesuai urutan di atas (Al-Faridy, 2009: 65-66).

(3) Sunah-Sunah Wudu

Membaca basmalah pada permulaan wudu,

menghadap kiblat, bersiwak (menyikat gigi), membasuh

kedua pergelangan tangan terlebih dahulu, berkumur-kumur

tiga kali, memasukkan air ke dalam hidung tiga kali,

47
membasuh kedua telinga luar dan dalam sesudah menyapu

sebagian kepala, mendahulukan yang kanan atas yang kiri,

menyela-nyelani segenap jari tangan dan kaki, serta jenggot

yang tebal, menigakali basuhan rukun dengan berturut-turut,

berdo’a setelah selesai wudu, membaca dua kalimah

syahadad sesudah selesai berwudu.

(4) Hal-hal yang membatalkan wudu

(a) Keluar sesuatu dari salah satu dua jalan, yaitu Qubul

(kemaluan depan) atau dubur (kemaluan belakang);

(b) Hilang akal sebab gila, mabuk, pingsan, tidur yang tidak

tetap tempat duduknya dan sebagainya. Sedangkan bagi

orang yang tidur dengan duduk tetap maka tidaklah batal

wudhunya;

(c) Tersentuh kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang

boleh dinikahi (bukan muhrim).

c) Mandi

Mandi merupakan menyiramkan air ke seluruh bagian

tubuh dengan disertai niat tertentu (Al-Faridy, 2009: 126). Mandi

merupakan salah satu praktik untuk bersuci, karena dapat

membersihkan dan mensucikan seluruh anggota badan dari kotoran

ataupun najis. Ajaran Islam menganjurkan apabila ingin melakukan

Ibadah apapun lebih utamanya mandi terlebih dahulu supaya badan

48
menjadi bersih dan suci dari kotoran sehingga khusuk dalam

melaksanakan Ibadah.

(1)Hal-hal yang Mengharuskan Mandi antara lain:

(a) Keluar Mani yang disertai rasa nikmat

Mani merupakan suatu cairan yang keluar dari

kemaluan dengan merasa senang disebabkan bersetubuh atau

lainnya (Masyhur, 1995: 40). Jadi mani merupakan cairan

yang ke luar dari kemaluan yang dikeluarkan setelah

merasakan nikmat (bersetubuh).

ُّ‫َّ ِ ْى ُك ٌْرُ ْن ُجٌُثًا فَاغَّنَِّنس‬


Artinya : “Dan jika kamu junub, maka
mandilah”. ( Terjemah Q.S Al-Maidah 6)

Dari ayat diatas diterangkan bahwa orang tidur yang

tidak merasa keluar mani, maka wajib mandi tatkala

mendapatkan mani, sekalipun tidak ingat mimpinya. Namun,

jika merasa maninya keluar, padahal sebenarnya tidak, maka

tidak wajib mandi sebagaimana sabda Rasulullah Saw di atas.

Mani tentunya hanya terlihat setelah keluar. Kalau mani

keluar tidak dengan syahwat, berarti tidak wajib mandi,

hanya sebaiknya berwudu karena keluar sesuatu dari

kemaluan.

49
(b) Bertemunya Dua Kemaluan (Jimak)

Jimak yaitu masuknya alat kelamin ke dalam farji,

minimal sebatas kepala zakar, meskipun tidak sampai

ejakulasi atau orgasme (Al-Faridy, 2009: 128). Farji adalah

lubang, baik qubul maupun dubur, pada manusia maupun

hewan, masih hidup maupun sudah mati.

Hukum wajib kedua hal diatas dilandasi oleh

firman Allah SWT

ُّ‫َّ ِ ْى ُك ٌْرُ ْن ُجٌُثًا فَاغَّنَِّنس‬


Artinya : “Dan jika kamu junub, maka
mandilah”. (Terjemah Q.S Al-Maidah 6)
(c) Keluar Darah Haid

Berakhirnya masa haid merupakan salah satu syarat

sahnya mandi. Seandainya seseorang wanita mandi sebelum

suci, maka mandinya tidak sah, karena di antara syarat sah

mandi adalah suci (Al-Qahthani, 2006:123). Jadi dapat

dikatahan bahwa haid merupakan Najis. Saat haid seseorang

tidak diperbolehkan untuk berpuasa, menyentuh Al-Qur’an,

Iktikaf dan sebagainya. Untuk itu jika haid telah selesai maka

wajib untuk mandi besar.

‫٘ط قُلْ ُُ َْ أَ ًذٓ فَا ْعرَ ِصاُْ اٌِّه َسا َء‬ ِ ِ ‫ك َع ِي ْا َو‬ َ ًَُْ‫ََّٗسْؤَا‬
َ‫٘ط َّ ََل ذَ ْق َستُُُْ َّني َحرَّنٔ َٗ ُِْسْ ىَ فَإ ِ َذ ذَ ََِّنسْ ى‬
ِ ِ ‫فِٖ ْا َو‬
ُ ٘‫فَؤْذُُُْ َّني ِه ْي َح‬
‫ْث أَ َه َس ُك ُن َّن ُ ِ َّنى َّن َ ُٗ ِ ةُّب ارَّن َّنْ تِ٘يَ َُّٗ ِ ةُّب‬
َ‫ْا ُورَ َِ ِِّهسٗي‬

50
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu
tentang haid. Katakanlah, „haid itu adalah
kotoran.‟Oleh sebabitu, hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita pada waktu haid. Dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah Swt
kepadamu. Sesungguhnya A;lah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri. (Terjemah Q.S Al-Baqarah
222)

Menurut ayat diatas dijelaskan bahwa haid

merupakan kotoran atau najis. Dan dilarang untuk laki-

laki (suami) mendekati wanita yang sedang haid,

sebelum haid selesai dan bersuci. Setelah selesai haid

maka boleh melakukan hubungan suami isti di tempat

yang diperintahkan Allah SWT.

(d) Keluar darah Nifas

Nifas merupakan darah yang keluar dari wanita

melahirkan, wajib mandi apabila darah nifasnya telah

benar-benar berhenti (Al-Faridy, 2009: 127). Sebab

nifas itu sama dengan haid, hanya saja selama masa

hamil darah itu berubah menjadi asupan anak, dan

setelah anak yang dikandung itu lahir, darah tersebut

pun ikut keluar karena tidak ada lagi yang

mengkonsumsinya.

(e) Kematian

51
Jika seseorang meninggal dunia, maka

diwajibkan untuk dimandikan sebelum dikuburkan.

Mandi akan membersihkan jenazah dari segala sesuatu

kotoran yang menempel pada tubuhnya. Sehingga akan

suci dari najis dan hadas.

d) Tayamum

(1)Pengertian Tayamum

Tayamum menurut bahasa adalah maksud atau tujuan,

sedangkan menurut istilah adalah beribadah kepada Allah SWT

dengan debu yang suci (Sa’di, 2008: 56). Jadi tayamum

merupakan mengusapkan debu yang suci ke wajah dan kedua

tangan dengan disertai niat dan tatacara tertentu. Tayamum

merupakan pengganti wudu atau mandi, sebagai rukhsah

(keringanan) untuk orang yang tidak mendapatkan air.

‫َٗا أَُّٗبَِا اَّن ِرٗيَ آ َهٌُْ ََل ذَ ْق َستُْ اص ََّنَلجَ َّأَ ًْرُ ْن ُس َكا َزٓ َحرَّنٔ ذَ ْعلَ ُوْ َها‬
‫ظٔ أَّْ ذَقُْاُْىَ َّ ََل‬ َ ْ‫ُجٌُثًا ِ َّنَل عَاتِ ِسٕ َسثِ٘ ٍل َحرَّنٔ ذَ ْغرَ ِسلُْ َّ ِ ْى ُك ٌْرُ ْن َهس‬
‫َعلَٔ َسفَ ٍس أَّْ َجا َء أَ َح ٌد ِه ٌْ ُك ْن ِهيَ ْا َغائِ ِػ أَّْ ََل َه ْسرُ ُن اٌِّه َسا َء فَلَ ْن ذَ ِج ُدّ َها ًء‬
ًّْ ُ‫ص ِع٘ ًد غَِّ٘هثًا فَا ْه َس ُْ تِ ُْجُْ ُِ ُك ْن َّأَ ْٗ ِدٗ ُك ْن ِ َّنى َّن َ َكاىَ َعف‬ َ ْ‫فَرََ٘ َّنو ُو‬
‫َغفُْ ًز‬
Artinya :”Hai orang-orang yanga berfirman, janganlah
kamu shalat sedang dalam keadaan mabuk, sehingga kamu
mengerti apa yang kamu ucapkan. (jangan pula berdiam di masjid)
sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar lewat hingga
kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun (Terjemah Q.S An-Nisa‟ :43)

52
Dijelaskan pada ayat tersebut bahwa seseorang yang

tidak boleh melaksanakan Ibadah karena mabuk, junub, sakit,

musafir, istinjak, dan menyentuh perempuan diwajibkan untuk

bersuci terlebih dahulu dengan menggunakan air. Jika tidak

mendapatkan air maka diwajibkan untuk bertayamum dengan

demu yang suci pada muka dan tangan.

(2)Hukum Tayamum

Hukum tayamum ada empat yaituwajib, mubah, makruh

dan haram. Wajib, apabila dikhawatirkan terjadi kemudaratan

(membahayakan) jika harus berwudu atau mandi dengan

menggunakan air atau tidak ditemukan air sama sekali.

Mubah,apabila mampu berwudu atau mandi dengan

menggunakan air, akan tetapi harga air mahal atau jika air

sangat sulit didapatkan sehingga diperkirakan apabila mencari

air dari awal masuk waktu (salat), kemungkinan air tersebut

baru akan didapatkan pada akhir waktu. Makruh, apabila

dilakukan berulang-ulang. Haram, apabila bertayamum dengan

debu yang kotor, atau bertayamum padahal masih banyak air

atau tidak ada yang membahayakan untuk menggunakan air.

(3)Syarat Tayamum

Syarat-syarat diperbolehkannya seseorang untuk

bertayamum antara lain: Sudah memasuki waktu salat,

sudah diusahakan mencari air akan tetapi tidak dapat air

53
sedangkan waktu shalat sudah masuk, dengan tanah yang

suci dan berdebu, dan menghilangkan najis.

(4)Fardu (rukun) Tayamum

Fardu tayamum antara lain:

(a) Niat. Orang yang melakukan tayamum hendaknya niat

terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat dan

sebagainya, bukan semata-mata untuk menghilangkan

hadas saja, sebab sifat tayamum tidak dapat

menghilangkan hadas, hanya boleh melakukan tanyamum

dikarenakan darurat;

(b)Mengusap muka dengan menggunakan debu;

(c) Mengusap kedua tangan sampai siku dengan

menggunakan debu;

(d)Dan tertib.

(5)Sunah-sunah Tayamum

Sunah-sunah dalam tayamum, antara lain: membaca

basmalah di awalnya, memulai sapuan dari atas wajah,

menipiskan debu di telapak tangan sebelum menyapukannya,

merenggangkan jari-jari ketika menepukkannya pertama kali

ketanah, mendahulukan tangan kanan atas tangan kiri,

menyela-nyela jari setelah menyapu kedua tangan, tidak

mengangkat tangan dari anggota yang sedang disapu sebelum

selesai menyapunya, menyapu wajah dan kedua tangan

54
secara beruntun tidak berselang lama antara satu dengan yang

lainnya.

(6)Hal-hal yang Membatalkan Tayamum

Hal-hal yang membatalkan tayamum ada tiga hal,

yaitu : pertama, semua yang membatalkan wudu; kedua,

melihat air sebelum mulai melakukan salat dan murtad.

e) Suci dari Haid

(1) Pengertian Haid

Haid menurut bahasa artinya mengalir, sedangkan menurut

istilah artinya darah alamiah yang keluar dari pangkal rahim

seorang wanita dewasa secara alamiah, pada waktu-waktu tertentu

(Al-Faridy, 2009: 182). Jadi haid dapat dikatakan bahwa darah

yang keluar dari vagina atau kemaluan perempuan secara alami dan

pada waktu tertentu. Darah yang keluar bukan karena penyakit dan

bukan karena sebab melahirkan.

Artinya, jika seorang perempuan yang mempunyai suatu

penyakit dan diprediksi penyakit tersebut dapat menimbulkan

keluarnya darah dari vagina atau kemaluannya, maka darah yang

keluar tersebut bukan termasuk darah haid. Begitu juga jika

kemudian dari kemaluan perempuan tersebut keluar darah karena

sebab melahirkan, walaupun darah yang keluar sedikit, maka itu

tidak termasuk darah haid. Maka dari itu disebut dengan darah

55
haid jika darah keluar dengan sendirinya dan terjadi pada setiap

bulanan.

(2) Awal Masa Haid Perempuan

Secara umum seorang perempuan akan mengalami haid

untuk pertama kalinya ketika sudah mencapai umur sembilan

tahun. Sedangkan masa akhir haid perempuan terjadi ketika ia

sudah menopouse (Alawiyah, 2011: 17). Awal masa haid seorang

perempuan yaitu ketika menginjak usia 9 tahun dan akan berhenti

haid ketika memasuki usia 50 sampai 60 tahun.

Apabila seorang perempuan mengeluarkan darah sebelum

umur sembilan tahun atau dia mengeluarkan darah setelah usai

berhenti haid, maka darah itu bukanlah darah haid, akan tetapi

darah penyakit. Darah penyakit merupakan darah yang keluar dari

vagina atau kemaluan perempuan sebelum usia sembilan tahun

atau setelah darah haid berhenti.

(3) Jangka waktu haid

Masa haid paling sedikit satu hari satu malam (24 jam).

Paling lama 15 hari dan umumnya antara 6 sanpai 7 hari. Dengan

demikian, apabila haid yang kurang dari 24 jam atau lebih dari 15

hari, maka darah tersebut bukan dinamakan darah haid, akan tetapi

darah penyakit (Istihadhah).

Biasanya, seorang perempuan akan mengalami haid

seminggu atau bisa dihitung tujuh hari tujuh malam. Artinya

56
mayoritas setiap perempuan akan mengeluarkan darah haid

normalnya sekitar seminggu, sehingga menjadi suatu takaran

waktu yang harus diketahui bagi yang belum pernah haid maupun

juga yang sudah mengalami haid.

(4) Mengetahui Kesucian

Mengetahui suci dan tidaknya seseorang perempuan yang

sedang mengalami haid sebenarnya tidak terlalu sulit untuk

mengetahuinya. Apalagi jika perempuan sudah paham atau sudah

mengerti betul keluar darahnya dan kapan berhentinya (Alawiyah,

2011: 35). Jadi untuk mengetahui suci tidaknya masa haid tidaklah

sulit apalagi jika sudah paham kapan keluar darah haid dan kapan

berhentinya.

Mengetahui kesuciannya biasanya yang dibutuhkan

perempuan hanyalah kapas yang berwarna putih, kemudian kapas

tersebut dimasukkan kedalam vagina atau kemaluan perempuan

dengan sewajarnya, lalu dikeluaran kembali kapas tersebutapakah

masih ada warna yang menempel pada kapas tersebut, jika

kapasnya berwarna kecoklatan berarti masih dalam keadaan haid

sedangkan jika kapas tetap berwarna putih bersih maka dapat

disimpulkan bahwa sudah berhenti masa haidnya dan baginya

untuk disegerakan bersuci.

(5) Tatacara Mandi Haid

57
Setiap perempuan yang mengalami haid wajib

melaksanakan mandi atau bersuci setelah masa haidnya sudah

selesai. Mengenai tatacara mandi besar haid tidak berbeda dengan

mandi besar lainnya, seperti junub (mandi karena senggama). Hal

yang membedakan hanyalah lafaz niatnya. Lafal niat yang biasa

diucapkan ketika hendak mansi besar karena selesai haid adalah:

“Niat saya mandi untuk menghilangkan hadas besar

disebabkan haid lillahi ta‟ala.”

(6) Hal-hal yang dilarang pada saat Haid

Seorang perempuan yang mengeluarkan darah haid dilarang

untuk melakukan salat, puasa, tawaf di masjidil haram, berdiam di

masjid, bersetubuh, menyentuh al-Qur’an, bercerai.

f) Suci dari Nifas

(1) Pengertian Nifas

Nifas adalah darah yang keluarkan wanita setelah lahirnya

seorang bayi. Sedangkan darah yang dikeluarkan pada waktu terasa

akan melahirkan, dan darah yang dikeluarkan bersamaan bayi itu

hukumnya dapat diperinci sebagai berikut: jika darah bersambung

dengan haid sebelumnya, maka juga dihukumi haid, sedangkan jika

tidak bersambung dengan haid maka dihukumi darah

istihadhoh(Shofwan, 2009: 7). Nifas merupakan darah yang keluar

dari rahim wanita karena melahirkan, bisa setelah bersamaan atau

dua sampai tiga hari sebelum melahirkan.

58
Nifas hanya bisa dipastikan setelah janin dalam rahim

benar-benar berbentuk sempurna. Apabila wanita keguguran,

darahnya tidak terhitung darah nifas. Waktu terbentuknya janin

biasanya berkisar antara 80 sampai 90 hari sejak hari pertama

hamil, pada masa inilah ruh ditiupkan. Apabila wanita melihat

darah sebelum waktu melahirkan, tidak usah dipedulikan. Tapi jika

setelah masa melahirkan, berarti harus menghitung kapan ia suci

sehingga bisa salat dan puasa lagi.

(2) Lamanya Nifas

Nifas tidak memiliki batasan. Apabila wanita mengeluarkan

darah lebih dari 40, atau 60 hari lalu berhenti, itulah darah nifas.

Akan tetapi, apabila lebih lama lagi maka disebut darah penyakit

(istihadhoh). Oleh sebab itu, batas maksimal sebagaimana

kebiasaan adalah 40 hari. Minimal orang yang nifas paling sedikit

adalah satu kali tetesan darah.

Berdasarkan kenyataan ini, apabila seseorang

mengeluarkan darah secara terus menerus lebih dari 40 hari, tapi

ada tanda-tanda kalau akan berhenti, wanita tersebut menunggu

sampai darah berhenti keluar. Namun jika darah terus keluar, harus

mandi pada hari ke 40, karena nifas umumnya 40 hari (Sa’di, 2008:

115). Jadi apabila darah keluar lebih dari 40 hari, dan terdapat

tanda akan berhenti maka wanita tersebut boleh menunggu sampai

darah benar-benar berhenti keluar.

59
Apabila masa nifas bersambung dengan masa haid, seorang

wanita boleh menunggu sampai haidnya selesai. Akan tetapi, kalau

darah terus keluar, berarti istihadhoh. Kalau darah berhenti, berarti

suci sekalipun belum 40 hari. Dengan begitu wajib mandi, salat,

puasa, berhubungan badan dengan suaminya. Apabila darah

berhenti kurang dari sehari maka wanita tersebut tidak ada hukum.

(3) Perbedaan antara haid dan nifas

Untuk mengetahi perbedaan haid dan nifas, dapat

ditampilkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Haid dan Nifas


No HAID NIFAS

1. Minimal sehari semalam Minimal satu tetes

2. Maksimal 15 hari Maksimal 2 bulan (60)

hari

3. Umumnya 6 atau 7 hari Umumnya 40 hari

4. Tidak berkaitan denga apa Berkaitan dengan

pun (alami) persalinan

5. Jumlah hari minimalnya Jumlah hari minimalnya

pasti meninggalkan salat bisa tetap mendirikan

salat.

Sumber: Dikutip dalam buku 100++ tanya jawab seputar bersuci


oleh Hasan rifa’i Al Faridy dan Iqbal Setyarso (2009)

60
b. Jiwa

1) Zakat

a) Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa yaitu kesuburanatau bertambah,

sedangkan menurut istilah zakat adalah pemberian suatu yang wajib

diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan

ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya

(Daradjat, 1995: 213). Jadi zakat adalah mengeluarkan sebagian

harta bendanya, untuk diberikan kepada fakir miskin sesuai dengan

aturan-aturan yang telah ditentukan, sebagai pembersih serta

penghapus kesalahan-kesalahan manusia.

Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para

aghniya‟ (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal

(nishab) dan rentan waktu setahun (Rofiq, 2004: 259). Apabila

seseorang memiliki harta lebih dari satu nishab maka wajib untuk

membayarkan zakat. zakat merupakan pembersihan harta. Oleh

karena itu, para wajib zakat yang tidak menunaikan nya akan

mendapatkan dosa.

Zakat merupakan sarana paling tepat dan paling utama untuk

meminimalisir kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin,

sebagai satu bentuk sikap yang saling membantu dan menjalin

solidaritas di dalam agama Islam (Mochlasin, 2014: 15). Islam

mengajarkan untuk saling tolong menolong, saling membantu

61
kepada umat manusia, karena seluruh umat manusia merupakan

saudara. Membayar zakat dapat membantu saudara kita yang tidak

mampu, supaya dapat merasakan kebahagiaan dengan memperoleh

zakat tersebut.

َ ‫ُخ ْر ِه ْي أَ ْه َْ اِ ِِ ْن‬
‫ص َدقَحً ذُ َِِّه ُسُُ ْن َّذُ َص ِّهك٘ ِِ ْن تَِِا‬
Artinya:”Ambilah dari harta mereka sedekah/zakat,
untuk membersihkan mereka serta menghapus kesalahan
mereka”. (Terjemah Q.S At-Taubah :103)

َ‫َّأَقِ٘ ُوْ اص ََّنَلجَ َّآذُْ ا َّنص َكاج‬

Artinya:” Dirikanlah Shalat dan bayarlah zakat


hartamu”. (Terjemah Q.S An-Nisa: 77)

‫خ َّأَقَا ُهْ اص ََّنَلجَ َّآذَ ُْ ا َّنص َكاجَ اَُِ ْن‬ ِ ‫ِ َّنى اَّن ِرٗيَ آ َهٌُْ َّ َع ِولُْ اصَّنااِ َ ا‬
َ‫أَجْ ُسُُ ْن ِع ٌْ َد َزتِّه ِِ ْن َّ ََل َخْْ ٌ َعلَ ْ٘ ِِ ْن َّ ََل ُُ ْن َٗ ْ َصًُْى‬

Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman


serta mengerjakan kebaikan, melakukan shalat, dan membayar
zakat, mereka itu memperoleh ganjaran di sisi Allah, mereka
tiada akan takut dan tiada akan berduka cita”. (Terjemah Q.S Al-
Baqarah: 277)

Berdasarkan ayat diatas semua menjelaskan tentang

kewajiban membayar zakat oleh seluruh umat manusia khususnya

bagi orang yang memiliki harta berlebih. Membayar zakat tidak

semata-mata karena untuk memperoleh pahala ibadah saja

melainkan harus dengan hati yang ikhlas untuk membantu fakir

miskin agar merasakan sebagian harta yang telah diberikan kepada

mereka.

62
b) Macam-macam Zakat

Adapun macam zakat ada dua, yaitu:

(1) Zakat Fitrah (fidyah)

Zakat Fitrah adalah mengeluarkan 2,5 (3,1 Liter) dari

makanan pokok (yang senilai) yang bersangkutan (setiap orang

Islam besar, kecil, tua muda, tuan, dan hamba) diberikan kepada

yang berhak menerimanya (Rofiq, 2004: 263). Zakat fitrah yang

dikeluarkan setiap skhir bulan puasa yang sasarannya ditunjukkan

kepada fakir miskin untuk digunakan bersenang-senang di hari

raya bersama-sama dengan orang-orang yang berkecukupan

(Mahjuddin, 1995: 11). Jadi zakat fitrah merupakan zakat yang

diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahiq),

yaitu berupa makanan pokok sebesar 2,5 liter, misalnya beras atau

gandum.

Waktu pembayaran zakat fitrah yaitu sebelum salat hari

raya Idul Fitri. Namun demikian karena zakat fitrah tujuannya

adalah untuk membersihkan diri orang yang berpuasa, maka

sebaiknya dilaksanakan setelah selesai puasa. Bagi setiap orang

Islam wajib mengeluarkan zakat fitrah bagi dirinya sendiri dan

sekalian yang ditanggungnya, seperti istri, anak-anaknya dan lain-

lainnya.

63
(2) Zakat Mal (Harta)

Zakat Mal Menurut bahasa, harta adalah segala sesuatu

yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki,

memanfaatkan dan menyimpannya. Sedangkan menurut istilah

harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan

dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut lazimnya

(Mochlasin, 2014: 18). Jadi harta merupakan segala sesuatu

yang dapat dimiliki, dimanfaatkan dan dapat disimpan.

Zakat Mal meliputizakat profesi;binatang ternak;

seperti unta, sapi, kerbau, dan kambing; Emas dan Perak;

Makanan yang mengenyangkan dan sejenisnya; Buah-buahan;

Harta perniagaan.

َ‫خ َها َك َس ْثرُ ْن َّ ِه َّنوا أَ ْخ َسجْ ٌَا اَ ُك ْن ِهي‬


ِ ‫َٗا أَُّٗبَِا اَّن ِرٗيَ آ َهٌُْ أَ ًْفِقُْ ِه ْي غَِّ٘هثَا‬
ُْ‫٘ث ِه ٌَُْ ذُ ٌْفِقُْىَ َّاَ ْسرُ ْن تِآ ِخ ِرٗ َِ ِ َّنَل أَ ْى ذُ ْغ ِوع‬ َ ِ‫ض َّ ََل ذََ٘ َّنو ُوْ ْا َ ث‬ ِ ْ‫ْْلَز‬
‫فِ٘ َِ َّ ْعلَ ُوْ أَ َّنى َّن َ َغٌِ ٌّيٖ َح ِو٘ ٌد‬

Artinya:” wahai orang-orang yang beriman


nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari
padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
(Terjemah Q.S Al-Baqarah : 267)

Berdasarkan Q.S al-Baqarah ayat 267 menjelaskan

tentang kewajiban sebagai orang Islam untuk menunaikan

64
zakat terhadap harta yang kita miliki. Selama usaha yang

dilakukan adalah usaha yang baik dan halal. Memenuhi batas

minimal pembayaran zakat dan dilakukan satu tahun sekali.

maka harta yang dimiliki wajib dizakati.

1. Syarat-syarat Zakat

Zakat baru diwajibkan untuk membayar ketika seseorang

yang memiliki harta memenuhi syarat sebagai berikut: (1). Islam.

(2). Milik sempurna. (3). Cukup satu nisab (batas minimal). (4). Satu

tahun (al-haul) untuk beberapa jenis zakat.

2. Fungsi Zakat

Zakat sebagai salah satu rukun Islam mempunyai kedudukan

yang sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari fungsi zakat dalam

meningkatkan martabat manusia, sebagai berikut:

(1)Mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan

membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak

dan berkepentingan, juga membersihkan diri dari bersifat kikir

dan akhlak tercela;

(2)Memberikan pertolongan kepada orang yang lemah dan orang

yang susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap

Allah SWTdan terhadap makhluk Allah SWT (masyarakat);

(3)Ucapan rasa syukur dan terima kasih atas nikmat yang diberikan

oleh Allah SWT kepadanya;

65
(4)Menjaga niat jahat yang akan dilakukan oleh si miskin dan yang

susah;

(5)Mempererat hubungan kasih sayang antara si miskin dan si kaya;

Firman Allah SWT

‫د َس ْث َع َسٌَاتِ َل‬ْ َ‫َهثَ ُل اَّن ِرٗيَ ُٗ ٌْفِقُْىَ أَ ْه َْ اَُِ ْن فِٖ َسثِ٘ ِل َّن ِ َك َوثَ ِل َحثَّن ٍح أَ ًْثَر‬
‫عا ِع ُ اِ َو ْي َٗ َلا ُء َّ َّن ُ َّ ِس ٌع َعلِ٘ ٌن‬ َ ُٗ ُ ‫فِٖ ُك ِّهل ُس ٌْثُلَ ٍح ِهائَحُ َحثَّن ٍح َّ َّن‬
Artinya:”Bandingkan orang yang mendermakan hartanya
pada jalan Allah (kebaikan) seperti sebuah biji yang tumbuh
menjadi tujuh dahan, pada tiap-tiap dahan itu berbuah seratus
biji, Allah melipatgandakan bagi setiap yang dikehendaki-Nya,
dan Allah mempunyai karunia yang luas lagi mengetahui”.
(Terjemah Q.S Al-Baqarah:261)

Berdasarkan Q.S al-Baqarah ayat 261 diatas menjelaskan

pahala kebaikan yang akan dilipatgandakan oleh Allah SWT yaitu

memberikan sebagian harta (memiliki sifat dermawan) kepada

orang yang membutuhkantanpa mengharapkan imbalan apapun.

Memberikannya dengan hati yang ikhlas dan tanpa pamrih,

diibaratkan seperti menanam sebuah biji yang akan tumbuh

menjadi tujuh dahan. Pada tiap-tiap dahan akan berbuah seratus

biji.

2) Sedekah

a) Pengertian Sedekah

Sedekah adalah Tindakan menafkahkan harta yang halal di

jalan Allah SWT (Ra’uf, 2014: 207). Sedekah merupakan suatu

tindakan mengeluarkan harta benda yang halal yang diberikan

66
kepada orang yang tidak mampu untuk mendekatkan diri kepada

Allah SWT.

Sedekah tidak jauh berbeda dengan zakat. Akan tetapi, zakat

hukumnya wajib, sedangkan sedekah hukumnya sunnah. Meskipun

demikian sedekah merupakan amal ibadah sunnah yang sangat

dianjurkan. Bahkan dalam firman Allah SWT dengan tegas

memerintahkan untuk bersedekah, sebagaimana berikut:

َ َ‫َّ ِ ْى َكاىَ ُذّ ُع ْس َس ٍج فٌََ ِظ َسجٌ ِأَ َه ْ٘ َس َس ٍج َّأَ ْى ذ‬


‫ص َّندقُْ َخ ْ٘ ٌس اَ ُك ْن ِ ْى‬
َ‫ُك ٌْرُ ْن ذَ ْعلَ ُوْى‬
Artinya:”Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan,
mensedekahkan (sebagian atas semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui (Terjemah Q.S al-Baqarah: 280).

Berdasarkan Q.S al Baqarah ayat 280 menjelaskan bahwa

apabila ada seseorang dalam keadaan susah, maka bantulah dengan

cara mensedekahkan sebagian harta untuknya sampai benar-benar

orang tersebut merasa tidak terbebani.

‫اَ ْي ذٌََااُْ ْاثِ َّنس َحرَّنٔ ذُ ٌْفِقُْ ِه َّنوا ذُ ِ ثُّبْىَ َّ َها ذُ ٌْفِقُْ ِه ْي َش ْٖ ٍء فَإ ِ َّنى‬
‫َّن َ تِ َِ َعلِ٘ ٌن‬

Artinya:”kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan


(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang
kau cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya, Allah SWT mengetahuinya (Terjemah Q.S ali Imran:
92)

Rezeki sudah diatur oleh Allah SWT sesuai dengan

kemampuan seseorang, tidak perlu khawatir akan rezeki yang

67
diterima, karena Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hidup

makhluk yang diciptakaNya untuk berbuat sendiri (Herwibowo,

2012: 115). Allah SWT tidak akan pernah membiarkan hambanya

dalam keadaan susah. Memberikan segala yang dibutuhkan dengan

ikhlas, Oleh karenanya apabila diberikan harta atau nafkah yang

banyak oleh Allah SWT, sebaiknya bersedekah di jalan Allah SWT.

Ibarat terowongan saluran air, apabila diperhatikan sebuah

terowongan memiliki lubang di ke dua ujungnya. Kondisi yang

terbaik adalah apabila ke dua lubang itu lancar mengalir tanpa

tersumbat. Bila lubang masuk yang dialiri air lancar, sementara

lubang keluar tersumbat, maka yang akan terjadi adalah musibah

banjir, penimbunan sampah serta kotoran dan banyak jentik nyamuk

yang akan menyebabkan penyakit.

Begitulah gambarannya saat manusia hanya mengumpulkan

nafkah namun tidak untuk bersedekah, maka yang akan terjadi

adalah musibah dan bencana. Semakin besar lubang yang dibuat

pada lubang keluar maka akan semakin besar pula air yang masuk

dan mengaliri dari lubang masuk. Apalagi jika saluran itu mampu

menampung air yang lebih banyak.

Allah SWT tidak akan pernah mengelak dari janji yang telah

dibuatNya. Siapa yang mampu bersedekah, Allah SWT pasti akan

membalas, menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi,

bahkan bila hidup sempit, pasti Allah SWT akan membuat lapang

68
hidup hamba yang mau bersedekah. Sesuai dalam firman Allah SWT

sebagai berikut:

‫اُِ٘ ٌْفِ ْق ُذّ َس َع ٍح ِه ْي َس َعرِ َِ َّ َه ْي قُ ِد َز‬


‫َعلَ ْ٘ َِ ِز ْشقَُُ فَ ْلُ٘ ٌْفِ ْق ِه َّنوا آذَاٍُ َّن ُ ََل ُٗ َكلِّه ُ َّن ُ ًَ ْفسًا ِ َّنَل َها آذَاَُا َسَ٘جْ َع ُل‬
‫ْس ُٗ ْس ًس‬ ٍ ‫َّن ُ تَ ْع َد ُعس‬
Artinya: hendaklah orang yang mempunyai keluasan
memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas
rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah SWT kepadanya. Allah SWT tidak membebani seseorang
melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah SWT
kepadanya. Allah SWT kelak akan memberikan kelapangan setelah
kesempitan.
b) Keutamaan Sedekah

Perintah untuk bersedekah tersebut tentu saja tidak terlepas dari

banyaknya keutamaan yang bisa diperoleh oleh orang yang

melakukannya. Keutamaan-keutamaan yang dapt diraih oleh orang

yang bersedekah antara lain mendapatkan pahala yang berlipat ganda,

ciri orang yang bertaqwa, bekal menuju akhirat, harta tidak akan pernah

habis melainkan akan bertambah terus, terbebas dari panasnya liang

kubur, sedekah menjadi pelindung ketika berada di padang mahsyar,

terlindung dari api neraka, dipanjangkan umur dan selamat dari

kematian yang buruk.

69
BAB III

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Islam

1. Pengertian Bahasa

Pendidikan Islam secara etimologi berasal dari kata-kata

bahasa Arab yang pada umumnya digunakan untuk menunjukkan

istilah pendidikan, yaitu tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib.

Istilah tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu pertama, rabba

yarbu yang artinya bertambah dan tumbuh. Kedua, rabiya yarba yang

artinya menjadi besar. Ketiga, rabba yarubbu yang artinya

memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara

(Nahlawi, 1992:31). Ketiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendidikan yang tercakup dalam makna tarbiyah terdiri atas empat

unsur, yaitu:

a. Menjaga dan memelihara pertumbuhan fitrah manusia;

b. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan;

c. Mengarahkan seluruh kelengkapan manusia yang beraneka ragam

(terutama akal budinya) menuju kesempurnaan;

d. Melaksanakan pendidikan secara bertahap sesuai perkembangan

anak (Nahlawi, 1992:32).

Tafsir (2008:29) berdasarkan pada uraian mengenai empat

unsur tarbiyah tersebut, menyimpulkan bahwa pendidikan menurut

70
term tarbiyah adalah pengembangan seluruh potensi siswa secara

bertahap menurut ajaran Islam.

Istilah ta‟lim berasal dari kata „allama yang berarti mengajar

(pengajaran). Yaitu transfer ilmu pengetahuan (Bawani, 1991:72).

Menurut Jalal (1998:27), proses ta‟lim lebih universal dibanding

dengan proses tarbiyah. Ta‟lim merupakan proses yang membawa

kepada tazkiyah (pensucian), yaitu pensucian dan pembersihan diri

manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri itu berada dalam

suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta

mempelajari segala hal yang bermanfaat untuk diketahui. Ta‟lim tidak

hanya berhenti pada pengetahuan berdasarkan prasangka atau yang

lahir dari taklid (Jalal, 1998:29). Ta‟lim mencakup pengetahuan

teoritis, mengulang kajian secara lisan, dan menyuruh melaksanakan

pengetahuan itu. Ta’lim mencakup pula aspek-aspek pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta

pedoman perilaku yang baik (Jalal, 1998:30).

Istilah ta‟dib berasal dari kata addaba yang artinya mendidik

yang lebih tertuju pada penyempurnaan akhlak atau budi pekerti

(Achmadi, 1987:4). Attas (1996:61-62) mendefinisikan ta‟dib sebagai

pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur ditanamkan ke

dalam diri manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala

sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga hal ini membimbing ke

arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam

71
tatanan wujud dan kepribadian. Pengertian ini menurut Tafsir

(2008:29), intinya ta‟dib merupakan usaha orang yang mengenali dan

mengakui tempat Tuhan dalam kehidupan ini. Definisi tersebut

menurut Tafsir (2008:29) selain panjang, abstrak, sulit dipahami, juga

sulit dioperasionalkan.

Berdasarkan pada ketiga pengertian Pendidikan Islam secara

etimologi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

merupakan upaya untuk menumbuh kembangkan potensi atau fitrah

manusia dalam aspek pengetahuan, ketrampilan praktis, dan akhlak

agar manusia mencapai kesempurnaannya.

Islam secara etimologi dan menurut al-Qur’an berarti

penyerahan diri dan kepatuhan (Nahlawi, 1992:36). Pokok-pokok

ajaran Islam disimpulkan oleh kalangann ulama terdiri dari tiga

komponen, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Ada juga yang

mengistilahkan tiga pokok ajaran tersebut dengan aqidah, syari‟ah, dan

akhlak. Lain lagi menyebutnya dengan aqidah, ibadah, dan mu‟amalah

(Kaelany, 2000:31)

Aspek Islam yaitu berupa penyerahan diri kepada Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha Esa. Penyerahan

itu diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan untuk menerima dan

melakukan apa saja yang diperintahkan dan dilarang-Nya. Tunduk

pada aturan dan undang-undang yang diturunkan kepada manusia

melalui hamba pilihan-Nya (para rasul). Aturan dan undang-undang

72
yang dibuat oleh Allah SWT itu dikenal dengan istilah syari‟ah

(Kaelany, 2000:31). Untuk memudahkanpemahaman terhadapa

syari‟ah Islam yang luas dan global, ulama membagi syari’ah itu

dalam dua segi mendasar, yaitu (1) Segi amalan sebagai sarana bagi

orang-orang muslim mendekatkan diri kepada Tuhannya (hablum

minallah) disebut ibadah; dan hubungannya dengan lingkungan, alam

semesta disebut muamalah (Kaelany, 2000:33). Pembagian syari‟ah ke

dalam dua segi di atas hanya untuk memudahkan pemahaman manusia.

Iman sebgai pokok ajaran Islam yang berikutnya, memiliki

pengertian kepercayaan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

Esensi iman bukan sekedar hanya percaya akan adanya Allah SWT

dan mengucapkan kalimat syahadatain secara lisan, tetapi iman harus

diwujudkan dalam tindakan nyata yaitu beramal shalih. Amal shalih

adalah refleksi dari iman, yang mencakup ibadah dalam arti ubudiyah

atau ibadah khusus dan ibadah dalam arti luas. Pengetahuan ibadah

secara ekslusif lebih berdimensi hubungan vertikal yang syarat, cara

dan polanya telah digariskan oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Ini kalau

ditinjau dari arti yang pertama yang lebih bersifat ritual. Namun dalam

pengertian luas dan universal, ibadah adalah segala kegiatan manusia

beriman yang dilakukan dengan ikhlas dan bertujuan untuk mencapai

ridho Allah SWT. Dalam pengertian terakhir ini terdapat korelasi yang

erat dengan tujuan penciptaan manusia agar segala aktivitas hidupnya

berorientasi pengabdian kepada Allah SWT semata (ibadah). Peran

73
manusia sebagai Khalifah untuk menguasai, mengelola, dan

memakmurkan dunia ini sehingga menjadi dunia yang damai, aman,

dan penduduk yang sejahtera, pada hakikatnya tercakup dalam

pengertian ibadah secara luas. Seluruh kegiatan hidup orang beriman

dengan demikian akan bernilai amal shalih jika bermotivasi dan

bertendensi ikhlas mencapai keridhoan Allah SWT (Kaelany, 2009:99-

100).

Ihsan secara bahasa artinya berbuat baik, bagus, bijaksana, dan

dhalih, sedangkan secara istilah artinya menyakini dan merasakan

Allah SWT senantiasa mengawasi, memperhatikan gerak-gerik dan

segala aktivitas dalam kehidupan. Dengan ikhsan diharapkan semua

perilaku dan aktivitas seorang muslim bukan saja dilakukan dengan

keindahan dan kebaikan secara lahir, melainkan sungguh-gungguh

dilandasi iman. Dengan ikhsan juga seorang muslim akan melakukan

hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Sikap ihsan, dengan

kata lain akan menampilkan seseorang menjadi muslim yang memiliki

akhlakul karimah atau akhlak mulia. Akhlak mulia ini contohnya

meliputi akhlak terhadap Allah SWT, seperti taqwa, tawakal,

bersyukur atas segala nikmat dan bersabar atas segala musibah; akhlak

kepada diri sendiri, seperti jujur, ikhlas, istiqamah, sabar, disiplin;

akhlak kepada orang lain, seperti berbakti kepada kedua orang tua,

tolong menolong, bermusyawarah dalam memecahkan persoalan

dengan masyarakat; serta akhlak kepada alam semesta, seperti

74
memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya, tidak merusak alam dan

mengeksploitasinya secara berlebihan (Kaelany, 2000:52-60).

Islam menurut uraian di atas dapat disimpulkan sebagai agama

yang berisikan tiga ajaran pokok, yaitu (1) dimensi Islam atau syari’ah

yang berisikan ajaran tentang hablumminallah dan hablumminannas;

(2) dimensiiman atau aqidah yang berisikan ajaran tentang

kepercayaan kepada Allah Swt yang diwujudkan dalam amal shalih;

serta (3) dimensi ihsan atau akhlak yang berisikan ajaran tentang

perilaku mulia yang didasarkan pada iman.

2. Pengertian Istilah

Pengertian pendidikan Islam secra terminologi telah banyak

dikemukakan oleh para ahli. Pendidikan Islam menurtut Achmadi

(1987:10) adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia

dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai

dengan norma Islam. Insan kamil yang dimaksud dalam pengertian

tersebut adalah muttaqin yang terefleksikan dalam perilaku baik,

dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia, maupun

dengan alam. Sejalan dengan pengertian ini, Daradjat (2011:29)

menjelaskan insan kamil sebagai manusia utuh rohani jasmani, dapat

hidup dan berkembang dengan wajar dan normal karena taqwanya

kepada Allah Swt. Maka insan kamil yang demikian mengandung arti

bahwa pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang

berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar

75
mengamalkan serta mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan

dengan Allah SWT dan dengan manusia sesamanya, dpaat mengambil

manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk

kepentinagn hidup di dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011:29).

Pendidikan Islam menutut Marimba (1989:23) adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim. Kepribadian muslim

adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yaitu baik tingkah

laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan

kepercayaannya menunjukkan pengabdian dan penyerahan diri kepada

Tuhan.

Tafsir (2008:32) menyimpulkan bahwa pendidikan Islam

adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi Muslim

semaksimal mungkin dalam segala aspeknya. Definisi yang digunakan

ini menyangkut pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga,

masyarakat, dan sekolah, serta menyangkut aspek jasmani, akal, dan

hati subjek didik.

Berdasarkan pada pengertian terminologi pendidikan Islam

menurut para ahli tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pendidikan Islam adalah bimbingan untuk

mengembangkan fitrah manusia berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam

menuju terbentuknya kepribadian muslim dalam hubungannya dengan

Allah SWT, dengan sesama manusia, serta dengan alam sekitar.

76
B. Dasar Pendidikan Islam

Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh

aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori perencanaan

maupun pelaksanaan pendidikan. Dasar pendidikan merupakan nilai-nilai

tertinggi yang dijadikan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa di

mana pendidikan itu berlaku. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan

dasar pendidikan Islam ialah pandangan hidup yang Islami atau biasa

disebut pandangan hidup muslim yang pada hakikatnya merupakan nilai-

nilai luhur yang bersifat transenden, dan universal (Achmadi, 1987:76).

Maka pendidikan Islam juga bersumber dari nilai-nilai luhur dalam al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. Allah SWT berfirman dalam surah at-

Taubah ayat 122 dan surah al-Anbiya’ ayat 7, sebagai berikut:

ٌ‫َّ َها َكاىَ ْا ُو ْؤ ِهٌُْىَ اَِ٘ ٌْفِسُّ َكافَّنحً فَلَْْ ََل ًَفَ َس ِه ْي ُك ِّهل فِسْ قَ ٍح ِه ٌُِْ ْن غَائِفَح‬
َ‫اَِ٘رَفَقَّنُِْ فِٖ ادِّهٗ ِي َّاُِ٘ ٌْ ِرزُّ قَْْ َهُِ ْن ِ َذ َز َجعُْ ِاَ ْ٘ ِِ ْن اَ َعلَّنُِ ْن َٗ ْ َرزُّى‬

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi


semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Terjemah
Q.S at-Taubah:122)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa umat Islam tidak dianjurkan

untuk semuanya ikut berangkat dalam peperangan, melainkan harus ada

sebagian dari merekan yang mendalami pengetahuan tentang Islam

sehingga akan terlahir cendekiawan-cendekiawan muslim yang dapat

77
menjaga kekokohan umat dan agama Islam. Ayat tersebut juga

menekankan pentingnya ilmu tentang agama sebagai bekal kehidupan.

Manusia yang memiliki wawasan keagamaan luas tidak akan tersesat

hidupnya baik dunia sampai di akhirat. Betapa pentingnya ilmu

pengetahuan dan pedidikan dalam menuntun hidup manusia, Allah SWT

menyuruh kepada manusia untuk bertanya atau meminta petunjuk kepada

orang yang berilmu apabila tidak mengerti tentang sesuatu hal,

sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Anbiya’:7 berikut ini

َ‫فَاسْؤَاُْ أَ ُْ َل ا ِّهر ْك ِس ِ ْى ُك ٌْرُ ْن ََل ذَ ْعلَ ُوْى‬

Artinya:” maka tanyakanlah olehmu kepada orang-


orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”
(Terjemah Q.S al-Anbiya‟ :7)

Sunnah Rasulullah Saw menjadi sumber kedua bagi pendidikan

Islam sesudah al-Qur’an, maksudnya adalah perkataan Rasulullah Saw.

Dan perbuatannya, dan apa yang dipersetujuinya terhadap sahabat-sahabat

melalui perkataan atau diam dan senyap, serta sifat-sifat jasmani dan

akhlaknya. Sunnah telah membawa perkara-perkara yang sesuai dengan

yang di bawa al-Qur’an, dan sunnah datang untuk menentukan perkara-

perkara yang disentuh al-Qur’an secara umum. Dalam sunnah dan hadits

Rasulullah Saw dijelaskan tentang pentingnya pendidikan Islam. Manusia

mulia yang akan memperoleh kenikmatan surga bukan hanya manusia

yang senantiasa rajin beribadah dalam artian salat dan mengaji, melainkan

juga manusia yang hidupnya diisi dengan proses pencarian ilmu yang

dapat menjadikan dirinya sebagai insan taqwa. Oleh karena itu, Rasulullah

78
Saw menyebutkan bahwa orang yang mencari ilmu yaitu ilmu yang

bermanfaat, akan dimudahkan jalannya dalam memasuki surga.

Hubungannya dengan pendidikan Islam menggunakan dua

pendekatan, yaitu pertama, bersifat positif artinya berpusat pada dasar-

dasar yang sesuai dan kuat bagi akhlak yang mulia dan bertujuan

menanamkan kemuliaan. Kedua, bersifat penjagaan artinya

menghindarkan manusia dari segala macam keburukan, baik bersifat

individual atau sosial, dan menjaga masyarakat dari bahaya perpecahan

(Syaibani, 1979:432).

Dasar pendidikan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah

diperinci sebagai berikut dasar pandangan terhadap manusia, dasar

pandangan terhadap masyarakat, dasar terhadap alam semesta dan dasar

pandangan terhadap ilmu pengetahuan.

1. Dasar Pandangan Terhadap Manusia

Manusia memiliki sejumlah potensi untuk berkembang dan

dikembangkan. Dalam kaitan ini pendidikan Islam menilai manusia

didasarkan atas prinsip-prinsip pemikiran bahwa:

a. Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling mulia. Manusia

diciptakan pada hakikatnya adalah untuk mengabdi kepada Allah

SWT;

b. Manusia dalam hidupnya diamanatkan untuk menjadi hamba Allah

SWT dan sekaligus khalifah guna memakmurkan kehidupan di

bumi;

79
c. Manusia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan

untuk belajar dan mengembangkan diri;

d. Manusia adalah makhluk yang memiliki dimensi jasmani, rohani,

dan ruh (fitrah ketauhidan);

e. Manusia bertumbuh dan berkembang ditentukan oleh potensi

bawaan dan pengaruh lingkungannya;

f. Manusia memiliki sifat fleksibel (keluwesan) dan memiliki

kemampuan untuk mengubah serta mengembangkan diri (Jalaluddin,

2001:83-84).

2. Dasar Pandangan Terhadap Masyarakat

Manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk

sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri, dengan mengabaikan

keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan antarsesamanya dalam

kehidupan bermasyarakat. Atas dasar pertimbangan ini, maka

pemikiran tentang masyarakat mengacu kepana penilaian bahwa:

a. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terkait oleh

kesatuan dari berbagai aspek, seperti latar belakang budaya, agama,

tradisi, kawasan lingkungan;

b. Masyarakat yang terbentuk dalam keragaman adalah sebagai

ketentuan dari Allah SWT, agar dalam kehidupan terjadi dinamika

sosial dalam bentuk interaksi antarsesama manusia yang menjadi

warganya;

80
c. Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip

berbeda satu sama lain;

d. Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh

pada pengembangan potensi individu (Jalaluddin, 2001:84-85)

3. Dasar Pandangan Terhadap Alam Semesta

Manusia dalam perannya sebagai khalifah Allah SWT

diamanatkan untuk menciptakan kemakmuran di bumi tempat manusia

itu hidup. Alam semesta memang diciptakan Allah SWT untuk

dimanfaatkan manusia atas petunjuk penciptanya. Berdasarkan

pandangan tersebut, maka pemikiran tentang alam semesta mengacu

pada prinsib sebagai berikut:

a. Lingkungan alam baik berupa lingkungan sosial maupun lingkungan

fisik atau benda budaya dan benda alam mempengaruhi pendidikan,

sikap, dan akhlak;

b. Lingkungan alam termasuk juga jagat raya adalah bagian dari

ciptaan-Nya;

c. Setiap wujud di alam semesta terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur

materi dan non materi, nyata dan ghaib, dunia dan akhirat;

d. Alam senantiasa mengalami perubahan menurut ketentuan hukum

yang diatur oleh penciptanya (sunnatullah);

e. Alam terwujud dalam dinamika gerak atur dan terkendali oleh suatu

tatanan yang menyatu pada sunnatullah;

81
f. Alam merupakan sarana yang diperuntukkan bagi manusia sebagai

upaya meningkatkan kemampuan diri sejalan dengan potensi yang

dimilikinya (jalaluddin, 2001:85-86).

4. Dasar Pandangan terhadap Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil produksi

pengembangan nalar dan kreasi manusia dalam upaya mengembangkan

diri dan membentuk peradaban. Pendidikan Islam memandang ilmu

pengetahuan dan teknologi betapapun canggihnya, seckiki harus terikat

pada nilai-nilai tertentu. Pemikiran yang dijadikan dasan pandangan ini

meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar

manusia yang potensi dasarnya bersumber dari anugrah Allah SWT;

b. Pengetahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar,

meneliti, atau eksperimen) atau melalui penyucian diri serta

pendekatan kepada Allah SWT.

c. Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan kehidupan diri maupun masyarakat;

d. Pengetahuan terbentuk melalui nalar dan pengindraan;

e. Pengetahuan manusia memiliki kadar dan tingkatan yang berbeda

sesuai dengan objek, tujuan, dan metode yang digunakan;

f. Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang

berhubungan dengan Allah SWT, perbuatan-Nya serta makhluk-

Nya;

82
g. Pengetahuan manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan

oengungkapan kembali segala bentuk permasalah yang berkaitan

dengan hukum-hukum Allah SWT (sunnahtullah) dan ciptaan-Nya

C. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

Achmadi (1987:90) mengemukakan bahwa tujuan tertinggi dan

terakhir pendidikan Islam pada dasarnya sesuai dengan tujuan hidup

manusia dan peranannya diciptakan oleh Allah Swt. Tujuan tertinggi dan

akhir menurut Achmadi (1987:90-92) adalah sebagi berikut:

1. Menjadikan hamba Allah SWT yang paling bertaqwa. Tujuan ini

sejalan dengan tujuan hidup manusia yaitu semat-mata untuk beribadah

kepada Allah SWT.

2. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ardhi yang mampu

memakmurkan alam sekitar dan mampu mewujudakan kecintaan pada

alam sekitarnya;

3. Untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai

akhirat, hanya akan dicapai dengan ilmu.

Tujuan umum pendidikan Islam menurut Abrasyi (1993:1-4)

adalah pembinaan akhlak, persiapan kehidupan dunia dan akhirat,

penguasaan ilmu, dan ketrampilan bekerja dalam masyarakat.

83
Tujuan umum pendidikan Islam menurut Tafsir (2008:51) ialah

muslim yang sempurna, atau manusia yang taqwa, atau manusia yang

beribadah kepada Allah Swt.

Nata (1997:53-54) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam

meliputi (1) mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka

bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas

memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan; (2)

mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di

muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT,

sehingga tugas tersebut terasa ringan dikerjakan; (3) mengarahkan

manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi

kekhalifahannya; (4) membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan

jasmaninya sehingga memiliki ilmu, akhlak, dan ketrampilan yang semua

ini dapat digunakan untuk mendukung tugas pengabdian dan

kekhalifahannya; serta (5) mengarahkan manusia agar dapat mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Berdasarkan pada uraian mengenai tujuan pendidikan Islam oleh

para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam

menurut penulis adalah untuk membentuk insan kamil, yaitu dengan

membina potensi akal, ruh, dan jasmani manusia sehingga memiliki ilmu,

akhlak, dan ketrampilan untuk mendukung tugas pengabdian (ibadah) dan

kekhalifahannya, agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

84
D. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Prinsip-prinsip pendidikan Islam (Daulay, 2012:11) prinsip

keseimbangan, prinsip pengembangan potensi, dan prinsip pengembangan

ilmu, yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip Kesimbangan

Manusia yang dibentuk oleh pendidikan Islam akan melahirkan

manusia yang berkeseimbangan, antara:

a. Jasmani dan rohani

Manusia dibentuk dari dua unsur yang menyatu yaitu jasmani

dan rohani. Unsur jasmani berasal dari tanah dan unsur rohani

berasal dari roh yang diciptakan oleh Allah SWT. Setelah manusia

tercipta, kedua unsur itu tetap menyatu dalam diri manusia yaitu

unsur fisik yang berasal dari tanah dan unsur spiritual yang berasal

dari roh yang ditiupkan Allah SWT.

Pandangan Islam kedua unsur haruslah menyatu, karena

masing-masing saling membutuhkan. Dalam konsep pendidikan

Islam kedua ini menjadi objek pendidikan, ada pendidikan fisik

(jasmani) seperti olah raga dan kesehatan, serta ada unsur rohani

untuk membentuk manusia yang dapat mengaplikasikan potensi

rohaniahnya (akal, qalb, nafs, dan ruh).

b. Dunia dan Akhirat

85
Islam meletakkan prinsip yang berimbang antara dunia dan

akhirat, artinya dalam setiap aktivitas keseharian tergambar tentang

urgensi keduniaan dan urgensi keakhiratan.

c. Akal dan Qalb

Allah SWT telah menganugrahkan kepada manusia akal

sebagai sarana untuk berpikir dan qalb untuk merasa. Di sini peranan

akal untuk berpikir dan qalb untuk merasa.

d. Individu dan Masyarakat

Manusia menurut konsep pendidikan Islam adalah makhluk

individu sekaligus makhluk sosial. Seseorang tidak diperbolehkan

hanya memikirkan dan mengurusi diri dan keluarganya saja, tetapi

juga mempunyai perhatian pada masyarakat dan juga tidak

diperbolehkan pula memperhatikan dan mengurusi masyarakat saja

dengan mengabaikan dirinya dan keluarganya.

2. Prinsip Pengembangan Potensi

Allah SWT telah menciptakan potensi lahir dan batin, fisik dan

non fisik pada diri seseorang. Potensi fisik adalah tubuh jasmaniyah

manusia yang terwujud nyata yang dikembangkan menjadi manusia

yang sehat, segar, dan tegar. Potensi nonfisik manusia, berupa akal,

qalb, nafs, dan ruh. Potensi ini masing-masing memilki bidangnya

sendiri-sendiri. Akal untuk berpikir, qalb untuk merasa, nafs untuk

mendorong, ruh sumber kehidupan manusia.

3. Prinsip Pengembangan Ilmu

86
Umat Islam pada periode pertengahan mencapai puncak

kemajuan dan menjadi mercusuar ilmu pengetahuan di dunia. Setelah

semangat mengembangkan ilmu itu melemah, maka umat Islam

mengalami fase kemunduran dan pada fase kemunduran itu pulalah

ilmu menjadi dikotomis.

E. Fungsi Pendidikan Islam

Berpijak dari pengertian pendidikan Islam sesungguhnya sudah

jelas pada fungsi pendidikan Islam itu, yakni untuk mengembangkan fitrah

dan sumber daya insani, karena fungsi tersebut masih begitu global dan

mungkin ferbalistik maka perlu dijabarkan dalam fungsi-fungsi yang lebih

rinci, dengan mempertimbangkan fenomena yang muncul dalam proses

perkembangan peradaban manusia, dengan asumsi bahwa peradaban

manusia tumbuh berkembang karena melalui pendidikan.

Fungsi pendidikan menurut Achmadi (1987: 20) sebagai berikut:

1. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar terhadap manusia

termasuk dirinya sendiri, alam sekitar dan terhadap kebesaran Ilahi;

2. Mensucikan diri dari syirik dan berbagai perilaku yang tidak

manusiawi;

3. Mentransformasi dan melestarikan nilai-nilai insani yang berdasarkan

nilai-nilai Ilahi melalui pengajaran al-Qur’an dan Sunnah Nabi;

4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan berbagai ketrampilan untuk

menopang dan memajukan taraf hidup, baik individu maupun

masyarakat.

87
F. Metode Pendidikan Islam

Metode pendidikan Islambersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis,

metode ilmiah yang sudah digunakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam

mendidik sahabatnya. Metode pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Saw

sangat memperhatikan aspek-aspek manusia, mencakup perkembangan

akal jiwa, intuisi bagi setiap individu, memperhatikan tingkat kemampuan

mereka.

Metode-metode pendidikan Islam (Gunawan, 2014:260) antara lain

metode hiwar, qishah, amtsal, keteladanan, pembiasaan, mau‟idzhah,

peringatan, targhib dan tarhib, praktik, ceramah, diskusi, demonstrasi,

simulasi, dan proyek. Deskripsi metode pendidikan Islam tersebut dapat

dicermati sebagai berikut:

1. Metode Hiwar (Percakapan)

Metode hiwar adalah percakapan silih berganti antara dua

pihak atau lebih melalui tanya jawabmengenai suatu topik dan dengan

sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendakinya. Contohnya

dialog terdapat dalam Sunnah ialah dialog yang berlangsung antara

Nabi Muhammad Saw dengan malaikat Jibril As yang terkait dengan

rukun agama, yang menarik perhatian para sahabat yang datang dan

menarik akal mereka untuk memahami serta mengikuti dialog dari

awal hingga akhir dengan penuh antusias.

2. Metode Qishah (Kisah)

88
Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai

daya tarik untuk menyentuh perasaan hati seseorang. Islam menyadari

sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita dan menyadari

pengaruhnya sangat besar terhadap perasaan. Oleh karena itu, Islam

menyuguhkan kisah-kisah untuk dijadikan salah satu metode dalam

proses pendidikan

3. Metode Amtsal (Perumpamaan)

Metode perumpamaan baik digunakan oleh para guru dalam

mengajari peserta didiknya, terutama dalam menanamkan karakter.

Cara penggunaan metode ini hampir sama dengan metode kisah yaitu

dengan berceramah (berkisah atau membacakan kisah) atau membaca

teks

4. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien,

karena peserta didik (terutama siswa pada usia dasar atau menengah)

pada umumnya cenderung meneladani atau meniru guru. Secara

psikologi siswa memang senang meniru, tidak saja yang baik, bahkan

terkadang yang buruk ditiru.

5. Metode Pembiasaan

Pembiasaan merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan secara

berulang-ulang, agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode ini

89
berintikan pengalaman, karena yang dibiasakan itu adalah sesuatu

yang diamalkan dan initi kebiasaan adalah pengulangan.

6. Metode Mau‟idzah (Nasihat)

Metode Mau‟idzahadalah nasihat yang lembut yang diterima

oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau ancamannya. Nasihat

sangat memiliki pengaruh terhadap jiwa manusia, terlebih apabila

nasihat itu keluar dari seseorang yang dicintainya.

7. Metode Peringatan

Metode peringatan adalah penyempurnaan dari metode nasihat.

Metode peringatan ini terdapat aktivitas yang sangat jelas dalam

mengarahkan pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap jiwa jika

dilakukan dalam waktu yang tepat dan kondisi yang tepat pula, terlebih

jika dilakukan dengan cara yang tepat

8. Metode Targhib dan Tarhib

Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat

yang disertai dengan bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa yang

dilakukan. targhib tarhib bertujuan agar seseorang mematuhi aturan

Allah SWT. Akan tetapi keduanya mempunyai titik tekan yang

berbeda. Targhib agar melakukan kebaikan yang diperintahkan oleh

Allah SWT, sedangkan tarhib agar menjauhi perbuatan jelek yang

dilarang oleh Allah SWT

9. Metode Praktik

90
Metode praktik dianggap sebagai metode pendidikan yang

paling penting, karena dilakukan secara langsung (praktik). Metode ini

membuat siswa ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran dan

pendidikan. Metode ini juga menghendaki usaha individu peserta didik

terhadap pengetahuan dan ketrampilan serta mempraktikkannya.

10. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui

penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok

siswa. Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebgai

teknik kuliah, yaitu cara mengajar dengan menyampaikan keterangan

atau informasi atau uraian tentang pokok persoalan serta masalah secra

lisan (verbal).

11. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang

menghadapkan siswa pada sesuatu permasalahan. Dalam proses

pembelajaran, metode ini mendapatkan perhatian yang lebih khusus,

karena dengan metode diskusi dapat merangsang siswa berpikir atau

mengeluarkan pendapat sendiri.

12. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan

menggunakan peragaan yang berguna untuk memperjelas suatu

91
pengertian atau konsep-konsep atau untuk memperlihatkan bagaimana

melakukan sesuatu kepada siswa.

13. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar

dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,

prinsip atau ketrampilan lain. Simulai dapat digunakan sebagai metode

mengajardengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat

dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.

14. Metode Proyek

Metode ini dalam pelaksanaannya siswa disuguhi dengan

berbagai macam masalah dan siswa bersama-sama menghadapi

masalah tersebut degan mengikuti langkah-langkah tertentu secra

ilmiah, logis, dan sistematis.

Metode-metode dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

dalam proses pembelajaran pendidikan Islam dapat menggunakan

beberapa metodeuntuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

92
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Kebersihan Lingkungan

1. Ruang lingkup

Kebersihan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang

terutama untuk anak yang masih kecil. Anaklah yang menjadi generasi

penerus bagi keluarga, teman, dan bangsa. Melatih hidup bersih harus

sedini mungkin agar kelak dewasa dapat menyelesaikan persoalan-

persoalan yang terkait dengan masalah kebersihan. kebersihan

merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran

pada tempat-tempat yang kotor (Sa’di, 2008: 3). Kebersihan

lingkungan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, asri, hijau

dan enak dipandang mata. Kebersihan dapat dilakukan dimanapun

tempatnya misalkan di lingkungan sekolah, kantor maupun di tempat

umum lainnya, maka orang yang berada di tempat tersebut akan

merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih dan pemandangan

yang hijau.

Mewujudkan cinta akan kebersihan mulai sulit untuk

dilakukan, karena banyak faktor-faktor yang menyebabkan seseorang

enggan melakukan hdup bersih, seperti malas melakukan kebersihan,

kurangnya ilmu pengetahuan, dan kurangnya motivasi. Permasalahan

lingkungan sering dianggap sepele bagi sebagian masyarakat,

93
dampaknya begitu nyata apabila sudah terjadi bencana akibat merusak

atau mengabaikan kebersihan lingkungan.

Melaksanakan hidup bersih sangatlah mudah, yaitu dengan cara

melakukan kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada

tempatnya, menyapu halaman, menyapu rumah, mengepel lantai;

kebersihan badan dilakukan dengan cara mandi dua kali setiap hari;

kebersihan pakaian seperti mencuci dan menyetrika, kebersihan

rambut dilakukan dengan cara mencuci rambut dua hari satu kali,

menyisir.

2. Pentingnya kebersihan lingkungan

Melaksanakan hidup bersih sangat penting untuk dilakukan.

kebersihan merupakan faktor utama bagi terciptanya kesehatan.

Melaksanakan hidup bersih memang tidak semudah yang dibayangkan.

Ada banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi seseorang untuk

mengaplikasikan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Seperti

diantaranya: tidak mengertinya ilmunya, malas melakukan bersih-

bersih. Persoalan-persoalan seperti itu yang menyebabkan seseorang

tidak melaksanakan kebersihan dengan baik dan benar. Padahal

kebersihan sangatlah penting. Bersih badan, pakaian dan tempat ibadah

akan membawa dampak positif bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dampak positif bagi diri sendiri seperti: khusyuk dalam melaksanakan

ibadah, akan terasa nyaman dengan tempat yang bersih, tidak takut

akan hewan yang berbahaya, akan betah berlama-lama di tempat

94
tersebut. Sedangkan dampak positif bagi orang lain yaitu seperti: tidak

khawatir akan bau badan yang dapat mengganggu ibadah orang lain,

merasa tidak diasingkan karena berpenampilan yang bersih, banyak

teman.

Suci dan bersih adalah fitrah manusia, dan Islam adalah agama

fitrah, sebab antara manusia dan Islam dibuat oleh Zat yang sama,

yakni Allah SWT (Al-Faridy, 2009: 2). Kebersihan merupakan hal

yang paling utama dilakukan, sebab dalam hal ibadah harus bersih dan

suci terlebih dahulu, baik badan, pakaian maupun tempat. Apabila

sudah bersih dalam semua hal, maka ibadah yang dilakukan akan

khusyuk tanpa ada suatu halangan apapun. Manusia dilahirkan dalam

keadaan yang suci tanpa ada noda sedikit pun, untuk itu agama Islam

mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan baik jasmani maupun

rohani. Hidup bersih akan membawa banyak manfaat, seperti Ibadah

menjadi tenang, tidak ada kekhawatiran ada hewan berbahaya yang

akan mengganggu ibadah, badan menjadi sehat, tidak gampang terkena

penyakit, sebagainya.

Thaharah merupakan membersihkan atau membebaskan suatu

dari bakteri atau benda yang mengandung bakteri, sedang sesuatu yang

kotor, atau mengandung jamur diidentikkan dnegan “najis”(Al-Fanjari,

2005: 10). Bersuci ialah membersihkan segala sesuatu seperti badan,

pakaian, tempat salat dari najis. Baik najis ringan maupun besar.

Kebersihan atau Thaharah dalam Islam merupakan langkah awal yang

95
dilakukan ketika hendak melaksanakan ibadah. Tidak diterimanya

suatu ibadah seseorang apabila tidak melaksanakan sesuci terlebih

dahulu.

Menjaga kebersihan diri tidak hanya lahiriyah saja melainkan

batiniah juga dijaga kebersihannya, Seperti penyait-penyakit hati, kikir

(sombong), ria, hasad (dengki), dan segala perbuatan dosa dan

maksiat. Oleh sebab itu, orang yang bersuci, seperti wudu, ia tidak

sekedar menghilangkan kotoran jasmani saja, melainkan juga dapat

membersihkan diri dari kotoran jiwa. Sesuai dengan firman Allah

SWT dalam Q.S al-A’la ayat 14-17 yang menjelaskan bahwa sungguh

beruntung bagi orang-orang yang membersihkan dirinya dari najis dan

hadas ketika hendak mendirikan suatu ibadah khususnya salat.

Kebanyakan manusia lebih mementingkan urusan dunia, padahal

urusan akhiratlah yang akan kekal.

Thaharah atau bersuci memiliki peranan yang sangat penting

dalam pembentukan karakter manusia, sebab thaharah merupakan

pintu utama setiap tindakan amal saleh yang dilandasi dengan

keimanan, baik amal yang berkaitan langsung dengan Allah SWT,

seperti salat, tawaf, dzikir dan membaca al-Qur’an maupun amal yang

hanya berkaitan dengan manusia, seperti makan dan minum, tidur,

berhubungan suami isteri dan lain lain. Semuanya harus diawali

dengan cara bersuci.

96
Bersih dan suci merupakan hal yang paling utama ditekankan

dalam agama Islam ketika hendak melakukan ibadah. Seperti halnya

dalam salat. Ketika hendak melakukan ibadah salat, hal yang paling

utama yang dilakukan yaitu berwudu terlebih dahulu. Untuk

membersihkan najis-najis dan kotoran dalam badan. Begitu juga dalam

membaca kitab suci al-Qur’an. Hal yang pertama dilakukan yaitu

dengan berwudhu. al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam yang

wajib dijaga kemuliaannya, yaitu apabila membacanya harus dalam

keadaan berwudu. Bersuci merupakan kunci utama dalam beribadah.

3. Perhatian Islam mengenai Kebersihan dalam islam

Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan

masalah kebersihan. Permasalahan kebersihan harus cepat ditangani

karena merupakan masalah utama ketika hendak melakukan ibadah.

Kunci dari semua ibadah adalah melakukan kesucian, dengan keadaan

suci ibadah yang dilakukan akan berjalan dengan baik dan tidak ada

kendala apapun. Perhatian Islam dalam hal ini dapat dilihat dari:

a. Islam memerintahkan untuk wudu sebagai salah satu syarat sahnya

salat, yang dilakukan berulang kali dalam setiap hari (Al-Faridy,

2009:4). Ketika hendak melaksanakan ibadah salat. Hal pertama

yang dilakukan yaitu dengan berwudu, karena wudhu merupakan

syarat sahnya suatu ibadah salat. Tidak diterima ibadah salat apabila

tidak melakukan wudu, karena wudu dapat menghilangkan hadats

kecil yang terdapat pada tubuh.

97
‫َٗا أَُّٗبَِا اَّن ِرٗيَ آ َهٌُْ ِ َذ قُ ْورُ ْن ِأَ اص ََّنَل ِج فَا ْغ ِسلُْ ُّجَُُْ ُك ْن َّأَ ْٗ ِدَٗ ُك ْن‬
‫ق َّ ْه َس ُْ تِ ُس ُءّ ِس ُك ْن َّأَزْ ُجلَ ُك ْن ِأَ ْا َك ْعثَ ْ٘ ِي‬
ِ ِ‫ِأَ ْا َو َس ف‬
Artinya: “ hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan salat, hendaklah basuh (cuci)
mukamu, kedua tanganmu sampai dua siku, sapulah
kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki”.
(Terjemah Q.S AL-Maidah :6)

Berdasarkan Q.S al-Maidah ayat 6 menjelaskan bahwa

Allah SWT memerintahkan kepada Umat Islam agar senantiasa

bersuci terlebih dahulu ketika hendak melaksanakan salat, yaitu

dengan berwudu. Baik dengan menggunakan air ataupun dengan

tayamum sekalipun, apabila tidak ada air yang digunakan untuk

berwudhu.

b. Islam memerintahkan untuk mandi dalam berbagai peristiwa.

Ada beberapa hal yang diwajibkannya untuk mandi besar

dikarenakan suatu sebab. Apabila tidak mandi besar dihukumi

badan tersebut masih najis. Jika melaksanakan suatu ibadah tidak

akan diterima amal ibadahnya dan tidak akan mendapat pahala.

hal-hal yang mewajibkan untuk mandi besar yaitu haid, nifas,

jima’, keluar mani dan kematian.

ُّ‫َّ ِ ْى ُك ٌْرُ ْن ُجٌُثًا فَاغَّنَِّنس‬

Artinya:”Dan jika kalian junub, mandilah.”(Q.S AL-

Maidah:6)

Berdasarkan Q.S al Maidah ayat 6 menjelaskan bahwa

apabila seorang dalam keadaan junub, maka diperintahkan untuk

98
segera melakukan mandi besar. Mandi besar dilakukan untuk

mensucikan diri dari segala sesuatu najis yang terdapat pada tubuh,

sehingga harus sesegera mungkin untuk mandi dan bersuci.

c. Islam memerintahkan untuk menjaga sunnatul fitrah (kesucian asal

setiap manusia) dalam menjaga kebersihan dan kesucian.

Islam mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan baik

jasmani maupun rohani. Dengan demikian maka kebersihan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah. Seorang

muslim tidak diperbolehkan menghadap Allah SWT dalam salatnya

melainkan setelah dalam keadaan yang bersih dan suci dari najis

dan bakteri, yaitu bersih dari najis yang melekat pada tubuh dan

badannya.

sebelum melaksanakan ibadah sebaiknya yang harus melakukan

thaharah atau sesuci. Tidak diterima ibadah seseorang apabila dalam

beribadah tidak bersuci terlebih dahulu. Tujuan bersuci yaitu

menghilangkan najis dan hadas yang menempel di badan, pakaian atau

di tempat ibadah. Alat-alat yang digunakan untuk bersuci atau thaharah

antara lain: air, tanah (debu), samak (kulit menjadi suci setelah

disamak), dan batu untuk istinjak. Air digunakan untuk berwudu dan

mensucikan hadats besar, tanah (debu) digunakan untuk tayamum

(bersuci dengan menggunakan debu apabila tidak menemukan air

sedikitpun), samak digunakan untuk menyamak kulit hewan sehingga

99
suci, sedangkan batu digunakan untuk beristinjak apabila tidak

ditemukan air.

Dianjurkan untuk melaksanakan bersuci berarti terdapatnya

suatu manfaat atau tujuan. Bersuci atau thaharah memiliki tujuan

antara lain: wudu untuk menghilangkan hadas kecil, mandi (besar)

untuk mrnghilangkan hadats besar, tayamum pengganti wudu dalam

keadaan darurat dan menghilangkan najis baik dari badan, pakaian, atau

tempat (Al-Faridy, 2009: 10). Tujuan dilaksanakannya bersuci yaitu

menghilangkan suatu najis atau hadas yang terdapat pada badan,

pakaian, ataupun tempat.

Tuntunan dalam melaksanakan thaharah dapat terbagi menjadi

dua yaitu bersuci dari fisik dan jiwa. Bersuci dari fisik diantaranya:

a. Bersuci (thaharah) yaitu dibagi menjadi dua: suci dari hadas, baik

hadats besar seperti contoh kentut, tidur, mabuk, memegang faraj

(kemaluan), sedangkan hadas kecil seperti contoh haid (menstruasi),

nifas, melakukan hubungan seksual, dan suci dari najis yang terdapat

pada badan, pakaian dan tempat salat.

b. Macam-macam air dan pembagiannya: macam-macam air yang boleh

dipakai untuk bersuci yaitu air laut, air mata air, air ledeng, air hujan,

air sungai, air sumur, air salju. Sedangkan pembagiannya air dibagi

menjadi empat yaitu air muthlaq (air suci lagi mensucikan), air

makruh, air musta‟mal dan air mutanajis.

100
c. Macam-macam najis dan benda-benda najis : macam-macam najis

dibagi menjadi tiga yaitu najis mugholadhoh, najis mutawasithah,

najis mukhafafah. Sedangkan benda-benda yang najis yaitu, bangkai,

darah, nanah, anjing dan babi, madzi, binatang jallalah, khamr (arak).

d. Cara mensucikannya dengan cara: 1) beristinjak yaitu menghilangkan

kotoran yang dikeluarkan oleh farji (qubul dan dubur) dengan

menggunakan air atau batu. 2) Wudu yaitu kewajiban bagi seluruh

umat Islam sebelum melakukan salat ataupun ibadah lainnya harus

bersuci terlebih dah dengan berwudu. Membasuh anggota badan

dengan menggunakan air apabila tidak terdapat air maka boleh

dilakukan dengan cara tayamum (bersuci dengan tanah/debu). 3)

Mandi yaitu cara menghilangkan najis yang paling utama, karena

siraman air akan menghilangkan kotoran pada seluruh anggota

tubuh. Hal-hal yang mewajibkannya seorang untuk mandi besar

yaitu pada saat setelah haid, nifas, berhubungan suami istri, keluar

mani, dan kematian. 4) Tayamum yaitu pengganti wudu apabila

tidak ditemukannya air sedikitpun. Akan tetapi ada pengecualian

apabila seseorang mengalami kesakitan terkena air, boleh melakukan

tayamum. 5) Suci dari haid yaitu bersuci ketika selesai mendapatkan

darah haid (menstruasi) yang pada umumnya dialami seorang

perempuan 1 minggu lamanya. 6) suci dari nifas yaitu bersuci atau

mandi besar setelah melahirkan, minimal keluarnya darah nifas yaitu

satu tetes sedangkan maksimal keluarnya darah nifas 40 hari.

101
Bersuci dari jiwa yaitu dengan cara mengeluarkan zakat. zakat

menurut lughat ialah subur, bertambah sedangkan menurut syara’

yaitu jumlah harta yang dilakukan untuk diberikan kepada golongan-

golongan yang telah ditetapkan syarak (Ash-Shiddieqy, 2000: 213).

Zakat menurut bahasa berarti al-nama (tumbuh dan

berkembang). Sedangkan menurut istilah zakat adalah pembagian

harta yang khusus yang diambil dari harta khusus dengan cara yang

khusus dab digunakan untuk kelompok tertentu (Mubarok, 2002: 171).

Kesimpulannya zakat adalah mengeluarkan sebagian harta bendanya,

untuk diberikan kepada fakir miskin sesuai dengan aturan-aturan yang

telah ditentukan, sebagai pembersih serta penghapus kesalahan-

kesalahan manusia yang selama ini diperbuat ketika didunia.

َ‫َّأَقِ٘ ُوْ اص ََّنَلجَ َّآذُْ ا َّنص َكاج‬

Artinya:”Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.”


(Q.S AL-Muzammil:20)

ِ ِ‫َّن َ ُه ْ ل‬
ُْ‫ص٘يَ اََُ ا ِّهدٗيَ ُحٌَفَا َء َُّٗقِ٘ ُوْ اص ََّنَلجَ َّٗ ُْؤذ‬ ّ‫َّ َها أ ُ ِهسُّ ِ َّنَل اَِ٘ ْعثُ ُد‬
َ‫ا َّنص َكاج‬
Artinya:”Dan tidak diperintahkan mereka melainkan untuk
menyembah Allah, mengikhlaskan taat bagi_Nya, condong kepada
kebenaran, mendirikan sembahyang dan mengeluarkan
zakat.”(Terjemah Q.S Al-Bayyinah:5)

Dijelaskan pada Q.S AL Muzammil ayat 5 dan Q.S Al-

Bayyinah ayat 5 bahwa diperintahkan untuk semua umat Islam agar

selalu mendirikan salat dan membayar zakat. sering sekali di dalam al-

102
Qur’an menerangkan bahwa zakat beriringan dengan salat. Ini

menunjukan bahwa zakat dengan salat mempunyai hubungan yang

sangat erat sekali dalam hal keutamaannya. Salat dipandang seutama-

utamanya ibadah badaniyah (badan) dan zakat dipandang sebagi

ibadah maliyah (jiwa).

B. Konsep Kebersihan Lingkungan dalam Prespektif Pendidikan Islam

1. Ruang Lingkup kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan

Islam

Kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam,

kebersihan lingkungan merupakan suatu yang wajib dijaga dengan

baik. Menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan akibat ulah

manusia, yaitu dengan menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran

melalui jalur pendidikan, utamanya pendidikan Islam.

Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk pribadi muslim

seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang

berbentuk jasmani maupun rohani. Potensi jasmaniah manusia adalah

yang berkenaan dengan organ fisik manusia, sedangkan potensi

rohaniah manusia meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin

manusia yaitu akal, hati, nafsu, roh, dan fitrah.

Di sisi lain bahwa pendidikan Islam merupakan sebuah media

dalam mensosialisasikan ajaran islam kepada masyarakat. Melalui

pendidikan Islam masyarakat dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan as-

103
Sunnah. Sehubungan dengan itu maka tingkat pemahaman, kedalaman

pemahaman, penghayatan dan pengalaman masyarakat terhadap ajaran

Islam amat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang

diterimanya.

Persoalan pendidikan bagi manusia dalam al-Qur’an dapat

dibedakan menjadi dua. Pertama yang berhubungan dengan kebaikan

manusia dan yang kedua berhubungan dengan kejahatan manusia.

sehubungan dengan hal itu maka persoalan pokok dalam pendidikan

Islam adalah bagaimana dan dengan cara apa kebaikan manusia itu

dapat ditingkatkan dan dengan cara apa pula kejahatan manusia dapat

diredam sehingga tidak membahayakan diri dan lingkungannya.

Bagaimana memupuk bakat yang dimiliki manusia, bagaimana

memotivasi agar terwujud perubahan pada diri manusia ke arah yang

lebih baik, dan bagaimana harus berhubungan dengan Tuhan, dengan

sesamanya dan alam sekitar, bagaimana manusia dapat mengenal

rahasia alam dan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam

kehidupannya yang beraneka ragam, itulah masalah-masalah yang

mendasar yang harus diselesaikan oleh pendidikan Islam.

Dunia pendidikan sebagai ruang bagi peningkatan kapasitas

anak bangsa haruslah dimulai dengan sebuah cara pandang bahwa

pendidikan adalah bagian untuk mengembangkan potensi, daya pikir,

dan daya nalar serta pengembangan kreatifitas yang dimiliki. Oleh

karena itu, pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan,

104
maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan

tersebut, yang dipayungi dalam sistem pendidikan nasional. Sistem

pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dengan

lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta,

menyeluruh dan terpadu. Semesta berarti terbuka bagi seluruh rakyat

dan berlaku di seluruh wilayah negara; menyeluruh berarti mencakup

semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, terpadu berarti adanya

saling keterkaitan antara pendidikan nasional dengan seluruh usaha

pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan lingkungan

hidup (Daulay, 2004: 11).

Terkait dengan adanya isu lingkungan yang dihadapi saat ini

bersumber pada kesalahan manusia tentang eksistensinya dan alam,

yang berbasis cara pandang antroposentris. Pandangan ini

menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta, sementara

alam seisinya hanyalah alat bagi pemuasan kepentingan manusia.

Tentu pandangan manusia yang seperti ini perlu untuk diluruskan.

Kesalahan cara pandang manusia terhadap eksistensinya akan

berakibat kepada sikap tidak peduli terhadap bumi dan telah

menyebabkan krisis lingkungan yang berkepanjangan, dan sumbernya

terletak pada masalah moral manusia untuk mematuhi hukum dan

aturan bagaimana manusia dapat mengambil sikap dan berperilaku

terhadap alam. Aturan tentang bagaimana manusia bersikap terhadap

105
alam dapat dimengerti dengan mediator yaitu melalui mediator

pendidikan dan agama.

Pendidikan Islam adalah sebagai mediator dalam

mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat. Melalui

pendidikan Islam, masyarakat dapat memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan as-

Sunnah. Sehubungan dengan itu maka tingkat pemahaman masyarakat

terhadap lingkungan dapat menggunakan mediator pendidikan Islam.

2. Metode dalam pengajaran kebersihan dalam perspektif penddidikan

Islam

Metode pembelajaran merupakan hal yang penting dan sangat

berperan dalam menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas

serta mewujudkan kepribadian muslim. Dalam menyampaikan materi

dengan metode yang digunakan dalam pendidikan Islam, harus benar-

benar disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak didik.

Seorang guru harus menyusun cara penyampaian materi sesuai dengan

kemampuan anak secara menarik, agar anak didik tidak bosan dengan

pembelajaran yang monoton.

Metode pendidikan Islam bersumber pada al-Qur’an dan

Sunnah, metode inilah yang sudah digunakan oleh Nabi Muhammad

Saw dalam mendidik sahabatnya. Metode pendidikan yang dilakukan

oleh Nabi Saw sangat memperhatikan aspek-aspek manusia, mencakup

perkembangan akal, jiwa, memperhatikan tingkat kemampuan, aspek

106
motivasi yang sangat berpengaruh dan aspek kesiapan jiwa untuk

belajar.

Kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam

haruslah ada metode pembelajaran yang digunakan. Metode

pembelajaran yang digunakan di sekolah lebih banyak dan bervariasi

yang tidak mungkin semua dipergunakan. Metode yang tepat untuk

materi kebersihan lingkungan yaitu “metode praktik dan metode

targhib tarhib”. Metode praktik adalah suatu cara atau prosedur yang

dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa adanya metode yang

jelas, maka proses pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai

secara optimal. Metode praktik sangat berguna bagi guru maupun

siswa, bagi guru metode dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak

yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan bagi

siswa dapat mempermudah proses belajar dan siswa lebih mudah

untuk menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode

targhib tarhibjugamerupakan suatu metode yang tepat untuk materi

kebersihan lingkungan dikarenakan seorang guru dapat menjelaskan

mengenai kenikmatan yang diperoleh apabila melaksanakan

kebersihan lingkungan baik secara umum maupun secara Islam dan

cuga seorang guru dapat menjelaskan ancamannya dari Allah SWT

ketika seseorang mengabaikan atau tidak melaksanakan kebersihan.

107
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan tentang konsep

kebersihan lingkungan dalan perspektif pendidikan Islam, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebersihan Lingkungan merupakan suatu usaha untuk menghilangkan

kotoran yang menjijikkan sehingga lingkungan menjadi bersih dan sehat

serta terhindar dari berbagai macam penyakit. Kesadaran terhadap

lingkungan merupakan hal pertama dalam melaksanakan kebersihan peduli

lingkungan. Tidak adanya kesadaran peduli lingkungan maka kebersihan

tidak akan pernah tercapai. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya

kesehatan, dan sehat merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan

kebahagiaan. Sebaliknya jika lingkungan kotor maka akan merusak

keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Kebersihan lingkungan memberikan manfaat bagi lingkungan

terhadap tempat, air, udara, dan sampah. Lingkungan menjadi nyaman untuk

ditempati, terhindar dari berbagai macam penyakit, bebas polusi udara

sehingga udara menjadi bersih dan segar. Air yang bersih akan bermanfaat

khususnya untuk air minum, terbebas dari sampah yang bau, dan

menjadikan lingkungan yang hijau sehingga enak dipandang mata.

2. Kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam, kebersihan

lingkungan merupakan suatu yang wajib dijaga dengan baik. Menjaga

108
lingkungan agar tidak mengalami kerusakan akibat ulah manusia, yaitu

dengan menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran melalui jalur

pendidikan, utamanya pendidikan Islam. Pendidikan Islam merupakan

sebuah media dalam mensosialisasikan ajaran Islam kepada

masyarakat.Melalui pendidikan Islam masyarakat dapat memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan al-

Qur’an dan as-Sunnah. Sehubungan dengan itu maka tingkat pemahaman,

kedalaman pemahaman, penghayatan dan pengalaman masyarakat terhadap

ajaran Islam amat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang

diterimanya.

B. Saran

Berdasarkankesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, selanjutnya

penulis menyampaikan saran-saran sebagaiberikut:

1. Untuk Masyarakat, untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar

lingkungan menjadi bersih, rapi, nyaman yaitu dengan cara membuang

sampah pada tempatnya, menyapu halaman, menyapu lingkungan,

mengepel lantai, selalu membersihkan selokan air, dan sebagainya atau

dengan cara menempel spanduk-spanduk tentang kebersihan.

2. Untuk ustadz, ulama, agar memberikan nasihat-nasihat mengenai kebersihan

sesuai ajaran Islam menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, sehingga masyarakat

dapat mengamalkan ajaran-ajaran tersebut.

3. Untuk pendidik, agar melaksanakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan materi kebersihan lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam,

109
untuk memberikan pengetahuan cara melaksanakan kebersihan lingkungan

dalam praktiknya.

110
DAFTAR PUSTAKA

Abrasyi, Mohd. Athiyah. 1993. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. H.


Bustami A. Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan Bintang.

Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam I. Salatiga: Fakultas Tarbiyan IAIN


Walisongo

Alawiyah, Wiwi. 2011. Buku Pintar Haid, Nifas, dan Istihadhah. Jogjakarta:
DIVA Press.

Al-Fanjari, Ahmad Syauqi. 2005. Nilai Kesehatan dalam Syari‟at Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.

Al-Faridy, Hasan Rifa’i dan Iqbal Setyarso. 2009. 100 ++ Tanya Jawab Seputar
Bersuci. Jakarta Selatan: QultumMedia.

Al-Qahthani, Sa’id Ali bin Wahaf. 2006. Panduan Bersuci Bersih dan Suci Sesuai
Sunnah Rasulullah. Jakarta: Almahira.

Anton, Bakker. 1984. Metode-metode Filsafat. Jakarta: Ghaila Indonesia.

Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Konservasi Tanah dan Air
Penyelamatan Sumberdaya Air. Bogor: Crestpent Press.

Asdiqoh, Siti. 2011. Etika Islam Terhadap Lingkungan Hidup. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2000. Kuliah Ibadah. Semarang:


Pustaka Rizki Putra.

Asror, Miftahul dan Yuli Farida. 2010. Rahasia Sunah Mengungkap Hikmah di
Balik Sunah Fitrah. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka Abadi.

Attas, Syed Muhammad Al-Naquib. 1996. Konsep Pendidikan dalam Islam. Terj.
Haidar Bagir. Bandung: Mizan.

Ayudhitya, Dhiana dan Inggriani Tjuatja. 2012. Anda, Dokter Keluarga Anda.
Depok: Penebar Swadaya Grup.

111
Bawani, Imam dan Isa Anshori. 1991. Cendekiawan Muslim dalam Perspektif
Pendidikan Islam. Surabaya: Bina Ilmu.

Daradjat, Zakiyah. 1995. Ilmu Fiqh Jilid I. Jakarta: Dana Bakti Wakaf.

________ 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Daulay, Haidar Putra dan Nurgaya Pasa. 2004. Pendidikan Islam dalam Sistem
Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Prenada Media

________ 2012. Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: PT


Refika Aditama

Faridi, Miftah. 1982. Pokok-Pokok Ajaran Islam. Bandung: Perpustakaan Salman


ITB.

Farkhani. 2011. Manajemen Lingkungan dan Peran Ulama dalam Mendidik Umat
Peduli Lingkungan di Era Otonomi Daerahdalam Hammam (Ed.).
Madrasah dan elestarian Lingkungan seumbangan Konseptual dan
Strategi Aksi. Salatiga: STAIN Press. 81-98.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hafidz dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam: Antara Tradisi dan Modernitas.
Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Herwibowo, Bobby. 2012. Meraih Rezeki Tak Terduga. Jakarta Selatan: PT. Ufuk
Publishing House.

Jalal, Abdul Fattah. 1988. Azaz-Azaz Pendidikan Islam. Terj. Herry Noer Ali.
Bandung: CV. Diponegoro.

Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kaelany, H.D. 2000. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.

Mahjuddin, 1995. Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqh. Pasuruan: PT. Garoeda
Buana Indah.

Mangunjaya, Fachruddin M, Husain Hariyanti dan Reza gholami. 2007. Menanam


Sebelum Kiamat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

112
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-
Ma’arif.

Marzuqi, Ahmad Idris dan Maimun Zubair. 2015. Ngaji Fiqih untuk Bekal
Kehidupan Dunia-Akherat. Kediri: Santri Salaf Press.

Masyhur, Kahar. 1995. Shalat Wajib Menurut Madzhab yang Empat. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Mochlasin. 2014. Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia. Salatiga: STAIN


Salatiga Press.

Mubarok, Jaih. 2002. Modifikasi Hukum Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Munir, A dan Sudarsono. 2001. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Musbikin, Imam. 2008. Wudlu Sebagai Terapi. Yogyakarta: Nusa Media.

Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam:


dalam Keluarga, di Sekolah, dan di Masyarakat. Terj. Herry Noer Ali.
Bandung: CV. Diponegoro.

Nata, Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika.

Qardhawi, Yusuf. 2003. Halal Haram dalam Islam. Solo: Era Intermedia.

Rasjid, Sulaiman. 2014. Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap). Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Ra’uf, Amrin. 2014. Amalan-Amalan Wanita yang Paling Disenangi Allah dan
Nabi. Jogjakarta: Sabil.

Rofiq, Ahmad. 2004. Fiqh Kontekstual: Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sabiq, Sayyid. 1973. Fikih Sunnah jilid 1. Bandung: PT Alma’arif.

Salim, Mukhtar. 2009. Sehat Jiwa Raga Dengan Shalat. Klaten: Wafa Press.

113
Santoso, Imam. 2015. Kesehatan Lingkungan Permukiman Perkotaan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sa’di, Adil. 2008. Fiqhun-Nisa Thaharah-Shalat. Jakarta Selatan: PT Mizan


Publika.

Shofwan, Muhammad Adib. 2009. Haid dan Problematika Wanita Menuju


Wanita Sholehah. Kendal: Pustaka Amanah Kendal.

Soemarwoto, Ono. 2001. Atur-Diri-Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan


Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Subarja, Lina Mawardi. 2012. Buku Pintar: Panduan Terlengkap Hidup Sehat.
Yogyakatra: Aulya Publishing.

Sudarsono. 2007. Mengendalikan Dampak Pemanasan Global dengan Kearifan


Lingkungan. Yogyakarta: Moko.

Syaibani, Omar Muhammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Terj.


Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

114
LAMPIRAN
DAFTAR NILAI
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama :Siti Nafsatul Rohmah
NIM :111-13-081
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Drs. Bahroni, M.Pd.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1 OPAK STAIN SALATIGA 26-27 Agustus Peserta 3


2013 “Rekonstruksi Paradigma 2013
Mahasiswa yang Cerdas, Peka
dan Peduli”
2 OPAK TARBIYAH 2013 “ 29 Agustus Peserta 3
Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai 2013
Kearifan Lokal Sebagai
Identitas Pendidikan Indonesia”
3 “Library User Education 16 September Peserta 2
(Pendidikan Pemakai 2013
Perpustakaan)” oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
4 SOSIALISASI & 20 September Peserta 8
SILATURAHMI NASIONAL “ 2013
Sosialisasi UU NO.1 Th 2013,
Peran Serta OJK. Peran
Pemerintah dalam Pengawasan
LKM (Lembaga Keuangan
Mikro)” oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Tarbiyah dan Syari’ah STAIN
Salatiga
5 SEMINAR NASIONAL 9 Oktober Peserta 8
BAHASA ARAB “ Inovasi 2013
Pembelajaran Bahasa: Upaya
Menjaga Eksistensi dan Masa
Depan Pembelajaran Bahasa
Arab” oleh ITTAQO STAIN
Salatiga
7 KISMIS (Kajian Intensif 10 Oktober Peserta 2
Mahasiswa) ”Agar Shalat 2013
Bukan Sekedar Kewajiban,
Namun Kebutuhan” Oleh
Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
9 “SIBA-SIBI Training UAS 1 Januari 2014 Peserta 2
Semester Ganjil 2013-2014”
oleh CEC dan ITTAQO STAIN
Salatiga
10 Dialog Interaktif dan Edukatif 1 April 2014 Peserta 2
“Diaspora Politik Indonesia di
Tahun 2014, Memilih Untuk
Salatiga Hati Beriman” oleh
Senat Mahasiswa (SEMA)
STAIN Salatiga
11 KISMIS (Kegiatan Intensif 27 Juni 2014 Peserta 2
Mahasiswa) “ Getarkan
Ramadhan dengan Hati yang
Suci” oleh Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga
12 Talkshow Pra Nikah 9 November Peserta 2
“Menjemput Jodoh Impian” 2014
oleh Rumah Keluarga Indonesia
(RKI) kota Salatiga dan bidang
Nisa’ LDK Darul Amal STAIN
Salatiga
13 ”SEMINAR NASIONAL 16 November Peserta 8
ENTREPRENEURSHIP “oleh 2014
Gerakan Pramuka Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi
STAIN Salatiga
14 PAB (Penerimaan Anggota 13-14 Peserta 2
Baru) “Menumbuhkan Desember
Karakter Islami dan Qur’ani” 2014
oleh JQH Al-Furqan STAIN
Salatiga
15 Diskusi Publik dan Dengar 7 Maret 2015 Peserta 2
Pendapat “Memperkokoh
Pondasi Kebangsaan” oleh
Barisan Pemuda Bangsa (PBB)
Kota Salatiga
16 SEMINAR NASIONAL 15 April 2015 Peserta 8
“Peranan Technopreneur dalam
Mendukung Program
Pemerintah Melalui Ekonomi
Kreatif” oleh Koperasi
Mahasiswa (KOPMA)
“FATAWA” IAIN Salatiga
17 SEMINAR NASIONAL “ 6 Mei 2015 Peserta 8
Mencegah Generasi Pemuda
Islam dan Pengaruh
Radikalisme ISIS” oleh
Anjangsana Ahwal Al-
Syakhshiyyah (AS) STAIN
Salatiga
18 SEMINAR NASIONAL 10 Juni 2015 Peserta 8
BAHASA ARAN ITTAQO “
Aktualisasi Bahasa Arab untuk
Membentuk Karakter Bangsa
yang Bermartabat.”
19 SEMINAR NASIONAL 30 Oktober Peserta 8
KEWIRAUSAHAAN bersama 2015
Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi
(Disperindagkop) Salatiga
“Jiwa Muda Berani
Berwirausaha”
20 SEMINAR NASIONAL 31 Oktober Peserta 8
“Wacana Islam Nusantara 2015
dalam Menjaga Kebhinekaan
dan Keutuhan NKRI” oleh Al-
Khidmah Kampus Kota Salatiga
21 SEMINAR NASIONAL 29 November Peserta 8
“Muslimah Sejati Bertabut 2015
Inspirasi” oleh LDK Al-Fathir
Ar Rasyid IAIN Salatiga
22 SEMINAR NASIONAL ”TAX 12 Oktober Peserta 8
AMNESTI, Faktor-faktor yang 2016
Melatarbelakangi Lahirnya
Amnesty Pajak dan Dampaknya
Terhadap Perekonomian di
Indonesia” oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah (HMJ-HES)
IAIN Salatiga
23 WORKSHOP NASIONAL 19 Oktober Peserta 8
“Peran Pasar Modal Syari’ah 2016
Bagi Mahasiswa Ekonomi
untuk Menyongsong Indonesia
Sejahtera” oleh DEMA FEBI
IAIN Salatiga
24 SEMINAR NASIONAL 13 November Peserta 8
EDUPRENEURSHIP “Strategi 2016
Marketing Kunci Sukses
Wirausaha oleh IAIN Salatiga
25 SEMINAR NASIONAL Anak 1 Desember Peserta 8
Berkebutuhan Khusus 2016
“Melejitkan Potensi ABK” oleh
Pusat Studi Gender dan Anak
IAIN Salatiga Special Needs
School Talenta Kids Salatiga
JUMLAH 126
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertandatangan di bawah ini,


Nama : Siti Nafsatul Rohmah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir: Grobogan, 20 Mei 1995
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Tegal Rejo, Ds. Kenteng Sari, Kec. Kedung Jati,
Kab. Grobogan, Prov. Jawa Tengah Rt: 02 Rw: 02
Nama Orang Tua :
Ayah : Muh Dohri
Ibu : Siti Nur Janah
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Kenteng Sari lulus tahun 2009
2. SMP Negeri 2 Kedung Jati lulus tahun 2010
3. MA Darut Taqwa Semarang lulus tahun 2013
4. IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 19 September 2017

Penulis

Siti Nafsatul Rohmah

Nim 111-13-081

Anda mungkin juga menyukai