Anda di halaman 1dari 6

PENYUSUNAN JOBSHEET

A. Pengertian Jobsheet
Jobsheet dalam skema metode pembelajaran teaching factory disusun terkait erat dengan
RPP, dengan mengacu pada Jadwal blok yang telah selesai dibuat.Secara umum, jobsheet
adalah tahapan kegiatan yang membantu peserta didik dalam melaksanakan unjuk kerja.
Dalam konteks teaching factory, jobsheet berisi gambar atau urutan materi untuk
mengantarkan pencapaian kompetensi peserta didik dengan hasil akhir berupa produk
barang/jasa. Urutan materi dimulai dari tahapan yang sederhana sampai dengan tahapan
peserta didik dinyatakan kompeten. Untuk menjamin bahwa peserta didik kompeten, maka
jobsheet mempunyai tuntutan kualifikasi bahwa untuk mencapai kualitas tertinggi harus
dilakukan berulangkali.
Jobsheet dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja yang
sesungguhnya untuk menghasilkan produk (barang/jasa) yang sesuai dengan standar
kualitas.

B. Empat unsur dalam penyusunan Jobsheet


Empat unsur dalam penusunan Job sheet

SDM

Biaya Job
Sarana
sheet

Prasarana

Penyusunan JOBSHEET perlu mempertimbangkan empat unsur,yaitu:

1. Sumber Daya Manusia (SDM), dalam penyusunan JOBSHEET dibutuhkan Guru yang
memiliki kompetensi relevan di bidangnya, dan program pembelajaran yang diterapkan.
Institusi mampu untuk menghasilkan tamatan yang kompeten dan unggul sesuai
dengan standar industri atau memiliki daya saing di industri.
2. Sarana, pengaturan penggunaan alat dalam JOBSHEET bertujuan untuk mencukupkan
kebutuhan peserta didik dengan seluruh kompetensi yang disyaratkan, termasuk
dengan penerapan sistem rotasi atau shift. JOBSHEET memudahkan pendidik atau
instruktur dalam menyesuaikan ketersediaan alat dengan kebutuhan kompetensi yang
diajarkan. Contohnya, pada Paket Keahlian Teknik Pemesinan, melalui pengaturan alat
secara detail dalam JOBSHEET, pendidik atau instruktur mampu memetakan rasio alat
dengan peserta didik, kapasitas alat di tempat praktik, dan kualitas alat termasuk
gambaran akan perawatan mesin secara rutin (maintenance, repair, calibration). 2.3
3. Prasarana, JOBSHEET perlu mencakup tempat praktik karena hal ini berkaitan dengan
jumlah alat yang dimiliki atau dibutuhkan. Gedung atau layout perlu disertakan dalam
JOBSHEET karena berkaitan dengan penataan peralatan atau mesin yang berdampak
pada:
a. Efisiensi area/gedung;
b. Proses produksi (arus/sirkulasi);
c. Posisi kerja operator (kompetensi peserta didik);
d. Maintenance, Repair and Calibrasion (MRC) peralatan;
e. Keselamatan kerja (alas, letak, arah, sinar, udara pada tata letak peralatan);
f. Estetika (keteraturan dan kebersihan);
g. Loading (pasang dan bongkar peralatan); dan
h. Keamanan.
4. Biaya, melalui jobsheet yang dimuat dalam JOBSHEET mencakup beberapa tingkatan
pembelajaran yang disesuaikan dengan konsep Teaching factory, maka dalam
tingkatan level jobsheet tertentu memerlukan biaya untuk mendukung pelaksanaan
proses pembelajaran.

C. Level Jobsheet
Kedalaman belajar pada metode pembelajaran teaching factory diklasifikasikan menjadi 3
tingkatan jobsheet, terdiri dari:
Fokus pengetahuan teknis dasar
Level Basik
Fokus perencanaan kerja
Kompetensi
Fokus pada kompetensi dasar (sesuai tuntutan standar)

Fokus pada aplikasi kompetensi, penekanan pada efisiensi,


Level Aplied untuk pemenuhan kebutuhan internal
Kompetensi (Job
Fokus aplikasi kompetensi, penekanan pada kreatifitas untuk
order) pemenuhan permintaan eksternal

Fokus aplikasi kompetensi, penekanan pada inovasi


Level : Project
work (inovation) Fokus aplikasi kompetensi, penekanan pada pengembangan
daya saing

Uraian dari ketiga level jobsheet tersebut adalah sebagai berikut:

1. Level : Basik Kompetensi , Level ini bertujuan untuk membekali dan memperkuat
pemahaman peserta didik mengenai suatu program kompetensi sebelum peserta didik
melakukan praktik, menyusun perencanaan kerja sesuai dengan standart operasional
yang ditetapkan, serta memiliki kompetensi yang ditargetkan.Fokus pada pengetahuan
teknis dasar. Beberapa indicator jobsheet level basic yaitu :
a. Seluruh metode pembelajaran mencakup pengetahuan dan keterampilan dasar dari
suatu kompetensi;
b. Pengetahuan dan keterampilan dasar, diantaranya: mencakup pengenalan pada
alat, pengetahuan dan keterampilan dasar untuk pengerjaan material, pengukuran
dan pengecekan, perhitungan-perhitungan, modifikasi, keterampilan dasar tata cara
penggunaan dan perawatan peralatan, pengetahuan dan keterampilan membuat
produk dan metode tertentu, dsb.;
c. Peserta didik mampu menerapkan pemahaman dan keterampilan dasar yang
diperolehnya
d. Peserta didik mampu menyusun perencanaan kerja untuk membuat produk dengan
langkah-langkah yang tepat.
e. Pada level ini peserta didik telah mampu menerapkan pemahaman dan
keterampilannya dalam menghasilkan produk melalui praktik;
f. Level ini mensyaratkan sense of quality, yakni pengerjaan yang dilakukan oleh
peserta didik berdasarkan pada standar objektif atau standar kualitas yang telah
ditentukan dalam kompetensi. Sistem penilaian yang dilakukan berdasarkan pada
standar yang baku (sesuai dengan tingkat presisi yang ditentukan);
g. Hasil produk pada level ini belum sepenuhnya bernilai ekonomi
namunmenitikberatkan pada standar kompetensi yang telah ditetapkan atau murni
untuk tujuan pendidikan. Tindak lanjut pada produk yang dihasilkan dapat untuk
memenuhi kebutuhan internal.

2. Level : Aplikasi Kompetensi atau Job, level ini bertujuan untuk membekali dan
memperkuat kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan kompetensi dengan
penekanan pada efisiensi dalam rangka pemenuhan kebutuhan internal.Fokus pada
aplikasi kompetensi dengan penekanan pada efisiensi diwujudkan dalam:
a. Kegiatan praktik pada level ini tidak hanya berbasis pada sense of quality tetapi juga
berbasis pada sense of efficiency dan sense of creativity. Peserta didik melakukan
kegiatan praktik dengan mempertimbangkan budaya kerja di perusahaan atau
industri, yakni dengan mempertimbangkan aspek efisiensi dalam setiap prosesnya;
b. Produk yang dihasilkan bukan hanya “baik” tetapi juga harus “benar” dan rapi secara
aspek dasar kompetensi, serta bernilai ekonomi atau memiliki daya jual;
c. Karena praktik yang dilakukan berbasis produksi, maka level ini setara dengan
struktur prosedur PBET.
d. Hasil atau kegiatan praktik siswa merupakan order dari pihak ekstrenal atau bukan
hanya kebutuhan internal sekolah.

3. Level Project Work


Fokus pada mengaplikasikan kompetensi dengan penekanan pada kreatifitas. Indikator
job sheet pada level ini yaitu :
a. Metode pembelajaran pada level ini tidak hanya mencakup sense of quality dan
senseofefficiency, tetapi juga mencakup sense of creativity;
b. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik mengenal seluruh proses
kegiatan produksi barang/jasa dari tahap perencanaan (desain, merencanakan
proses, perhitungan biaya), tahap produksi, dan presentasi hasil;
c. Karena mempertimbangkan perilaku industri, maka peserta didik dituntut untuk
mempunyai kemampuan kerja sama yang baik dalam sebuah kelompok;
d. Joob Sheet dirancang berdasarkan project work (Tugas Akhir peserta didik).
Tugas Akhir berupa Produk Barang / Jasa yang sudah ada di pasaran. Peserta
didik hanya menambahkan modifikasi.
e. Sebagai salah satu bentuk inovasi dalam proses pembelajaran, maka jobsheet pada
level ini diubah dari fungsi akademis menjadi fungsi yang lebih produktif.
f. Job Sheet dirancang berdasarkan project work (Tugas Akhir peserta didik).
Tugas Akhir berupa Produk Barang / Jasa yang dibutuhkan oleh industri atau
masyarakat pengguna lainnya.
g. Peserta didik mempraktekkan kewirausahaan secara riil. Implementasinya
melalui pelibatan peserta didik dalam aspek target delivery, cost, quality dan
efisiensi yang terkait dengan customer expectation dan satisfaction.
h. Self Finance (modal untuk pengembangan) mulai tercapai karena ada kegiatan
produksi / jasa berkelanjutan dari industri dan dapat dijadikan materi praktik
untuk pemenuhan kompetensi.

D. Tahapan Penyusunan Jobsheet


Dalam menyusun job sheet diperlukan tahapan-tahapan untuk memudahkan sistematika
dan alur pengerjaan. Tahapan penyusunan jobsheet adalah sebagai berikut:
1. Pendidik menentukan produk yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran, produk
tersebut harus linier dan dapat mengantarkan kompetensi;
2. Pendidik mengidentifikasi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) mengacu pada
Kompetensi Dasar yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. Dalam penentuan
indikator, guru harus menentukan idnikator-indikator utama dari pencapaian
kompetensi.
3. Pendidik menyusun urutan materi sesuai indikator pencapaian kompetensi dengan
kriteria:
4. Jumlah jobsheet ditentukan berdasarkan kedalaman materi kompetensi yang diajarkan.
Urutan-urutan jobsheet disusun sedemikian rupa mulai dari job sheet sederhana
sampai dnegan jobsheet tertinggi atau tersulit yang merupakan indikator utama siswa
tersebut menguasai kompetensi yang diajarkan.;
5. Alokasi waktu penyelesaian jobsheet mengacu pada jadwal blok.

E. Sistem Penilaian
Penilaian merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dengan penilaian
ini, kompetenisi siswa bisa diindetifikasi. Penentuan siswa kompeten atau tidak ditentukan
dari hasil penilaian yang ada. Penilaian selain mencerminkan kompetensi siswa, juga harus
mencerminkan bahwa produk yang dikerjakan sudaha selesai. Apabila siswa tersebut
dinyatakan kompeten, maka produk yang dihasilkan juga harus sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan. Aspek penilaian pada jobsheet harus mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Aspek kualitas, yaitu penilaian secara teknis, cara pengerjaan dan hasilnya;
b. Aspek fungsi, yaitu pembobotan penilaian yang mengacu pada fungsi
c. Waktu pengerjaan, yaitu berkaitan dengan lama waktu pengerjaan suatu produk.
Tujuan dari penggunaan sistem penilaian adalah untuk mengukur kompetensi peserta didik,
yang meliputi proses dan hasil belajar.Penilaian dilakukan setelah peserta didik
menyelesaikan seluruh proses dalam jobsheet.

Prinsip-prinsip penilaian jobshet


Prinsip penilaian dalam konteks teaching factory terdiri dari:
a. Indicator penilaianditentukan diawal dan dinformasikan kepeserta didik. Selanjutnya
indikator-indikator penilaian ini dituangkan kedalam rubrik penilaian yang akan
digunakan sebagai acuan oleh guru dan siswa untuk menilai benda kerja hasil praktik
siswa
b. Prosedur penilaian standarpembobotan nilai berdasarkan fungsi/tingkat kesulitan/lama
proses). Penenutuan pembobotan ini dibuat oleh guru matapelajaran dengan tujuan
bahwa nilai yang akan didapatkan oleh siswa merupakan cerminan dari tingkat
kompetensi ybs.
c. Obyektif
d. Transparanpenilaian dilakukan secara terbuka, sehingga peserta didik dapat
mengetahui hasil unjuk kerjanya, dan harus divalidasi baik oleh guru maupun siswa

Anda mungkin juga menyukai