BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan program pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun
pada lembaga pendidikan kejuruan lainnya, pembelajaran praktik memegang peran yang sangat
penting. Melalui kegiatan pembelajaran praktik, siswa akan dapat menguasai keterampilan kerja
secara optimal. Pembelajaran praktik kejuruan pada dasarnya adalah proses belajar mengajar
yang dilakukan pada pelajaran bidang studi kejuruan, seperti teknik mesin, teknik sipil, dan
sebagainya. Sedangkan mata pelajaran praktik adalah mata pelajaran yang lebih ditekankan pada
kegiatan mengaplikasikan suatu teori dalam kondisi dan situasi yang terbatas, seperti pada
laboratorium, bengkel, ruang kerja, dan sebagainya. Misalnya pelajaran praktik menjahit
pakaian, adalah pelajaran yang sifatnya mengaplikasikan teori-teori menjahit pakaian dalam
situasi dan kondisi yang sesungguhnya; pelajaran praktik kayu adalah menerapkan teori-teori
konstruksi bangunan dalam membuat benda dari kayu antara lain : kusen, meubel, kuda-kuda
kayu, dan sebagainya.
Menurut Starr, dkk., (1982) karena pendidikan kejuruan mempunyai kaitan erat dengan dunia
kerja atau industri, maka pembelajaran dan pelatihan praktik memegang peranan kunci untuk
membekali lulusannya agar mampu beradaptasi dengan lapangan kerja. Dengan demikian,
mereka harus dibentuk melalui serangkaian latihan atau pembelajaran dan pelatihan praktik yang
hampir menyerupai dunia kerja. Seperti diungkapkan Raiser & Gagne (dalam Glassman &
Nottaly, 1982) bahwa keterampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka
dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya. Jadi, keterampilan kerja hanya berhasil
diajarkan melalui serangkaian kegiatan praktik.
Nolker & Schoenfeldt (1983:28) mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam
pembelajaran dan pelatihan praktik kejuruan adalah penguasaan keterampilan praktis, serta
pengetahuan dan perilaku yang bertalian langsung dengan keterampilan tersebut. Agar siswa
mampu menguasai keterampilan kerja yang diharapkan, pengajar harus menerapkan
metode/strategi mengajar praktik yang sesuai dengan pembelajaran dan pelatihan praktik. Dalam
proses belajar mengajar praktik, strategi mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan program. Dalam program pendidikan sistem ganda di sekolah kejuruan, pada
dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap, yaitu :
a. Tahap pertama, pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan di sekolah.
b. Tahap kedua, praktik keterampilan kejuruan dengan strategi proyek , yang umumnya
dilaksanakan di sekolah juga.
c. Tahap ketiga, pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan strategi praktik industri yang
harus dilakukan di industri/dunia kerja.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran ranah motorik
yang meliputi strategi pembelajaran pelatihan industri, pembelajaran praktik kejuruan berbasis
proyek, strategi pembelajaran model pelatihan, dan strategi pembelajaran pelatihan laboratorium.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tahap kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran pelatihan industri ?
2. Apa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat
diterapkan ?
3. Bagaimana strategi pembelajaran berbasis proyek ?
4. Bagaimana strategi pembelajaran model pelatihan (Training Model) ?
5. Apa saja prosedur dalam strategi pembelajaran pelatihan laboratorium ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tahap kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran pelatihan industri
2. Mengetahui persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar strategi pembelajaran proyek dapat
diterapkan
3. Mengetahui strategi pembelajaran berbasis proyek
4. Mengetahui strategi pembelajaran model pelatihan (Training Model)
5. Mengetahui prosedur dalam strategi pembelajaran pelatihan laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
b. Peragaan
Dalam tahap peragaan ini strategi penyampaian yang digunakan harus disesuaikan dengan media
pembelajaran dan pelatihan praktik yang tersedia.
c. Peniruan
Dalam melakukan kegiatan peniruan, siswa harus ditata dan diorganisasikan kegiatan belajar
praktiknya sehingga siswa betul-betul mampu memahami dan melakukan kegiatan kerja sesuai
dengan tujuan-tujuan pembelajaran dan pelatihan praktik.
d. Praktik
Pada tahap ini siswa mengulangi aktivitas kerja yang baru dipelajari sampai keterampilan kerja
yang dipelajari betul-betul dikuasai sepenuhnya. Hal penting yang perlu dilakukan dan
diperhatikan guru dalam tahap ini adalah pengaturan strategi pengelolaan dan pengorganisasian
pembelajaran dan pelatihan praktik, sehingga siswa betul-betul mampu melakukan kegiatan
belajar praktik secara optimal.
e. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir yang penting bagi setiap proses pembelajaran dan
pelatihan, terutama dalam pembelajaran dan pelatihan praktik kejuruan. Dengan dilakukan
evaluasi terhadap pembelajaran dan pelatihan praktik, siswa akan mengetahui kemampuannya
secara jelas sehinggga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pelatihannya.
Strategi pembelajaran berbasis proyek terdiri atas tiga tahap utama, yaitu :
1. Tahap perencanaan pembelajaran proyek merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap
proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, maka
langkah-langkahperencanaan dirancang sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek
b. Menganalisis karakteristik siswa
c. Merumuskan strategi pembelajaran
d. Membuat lembar kerja
e. Merancang kebutuhan sumber belajar
f. Merancang alat evaluasi
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek merupakan proses yang akan memberikan pengalaman
belajar yang kompleks. Agar proses pelaksanaan praktik kejuruan dengan menggunakan strategi
berbasis proyek ini dapat berjalan dengan baik, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan :
a. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
b. Menjelaskan tugas proyek dan gambar kerja
c. Mengelompokkan siswa sesuai dengan tugas masing-masing
d. Mengerjakan proyek
3. Tahap evaluasi pembelajaran proyek merupakan tahap yang paling penting dalam pembelajaran
strategi proyek yaitu agar guru dapat mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran praktik
dapat tercapai.
Dalam keempat tahap pembelajaran tersebut, pengajar harus mampu berperan sebagai
fasilitator dan motivator sehingga prinsip-prinsip pembelajaran pelatihan laboratorium
(intrapersonal, interpersonal, dinamisasi kelompok, dan pengarahan diri) dapat tumbuh dan
berkembang pada masing-masing siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program pendidikan SMK maupun pada lembaga pendidikan kejuruan
lainnya, pembelajaran praktik memegang peran yang sangat penting. Dalam program pendidikan
pada sekolah kejuruan pada dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap, yaitu :
a. Tahap pertama, pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan di sekolah.
b. Tahap kedua, praktik keterampilan kejuruan dengan strategi proyek , yang umumnya
dilaksanakan di sekolah juga.
c. Tahap ketiga, pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan strategi praktik industri
yang harus dilakukan di industri/dunia kerja.
Strategi pembelajaran pelatihan industri (TWI) terdiri atas 5 tahap kegiatan pembelajaran
yaitu, (1) tahap persiapan, (2) tahap peragaan, (3) tahap peniruan, (4) tahap praktik, dan (5) tahap
evaluasi.
Sama prinsipnya seperti pembelajaran pada umumnya, strategi pembelajaran berbasis proyek
terdiri atas tiga tahap utama, yaitu (1) tahap perencanaan pembelajaran proyek, (2) tahap
pelaksanaan pembelajaran proyek, dan (3) tahap evaluasi proyek.
Secara umum model pembelajaran pelatihan memiliki enam komponen, yaitu (1)
Penyampaian tujuan, (2) Penjelasan materi pendukung, (3) Pendemonstrasian untuk kerja, (4)
Latihan (praktik simulasi), (5) Latihan pengalihan (training transfer), dan (6) Kunjungan
industri.
DAFTAR PUSTAKA