Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam
nyawa. ( Fitria, 2009).
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
sesorang untuk mengakhiri kehidupannya.
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh
diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu
yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping
yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasanindividu
mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak
dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan
marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri,
cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan
faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu.
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang dapat
menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk.
Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak,
dihina, dianiaya atau saksi penganiayaan.
b. Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan
cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 1


jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan
bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
c. Sifat kepribadian dan Perilaku
tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
Reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek
ini menstimulus individu mengadopsi perilaku kekerasan.
d. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan,
perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya
dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan
bunuh diri.
e. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
factor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
tindakan bunuh diri. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
f. Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri
terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti
serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat
dilihat melalui rekaman gelombang otak Electro Encephalo
Graph(EEG).
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena
kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang
berarti, Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres,

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 2


Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri, Cara untuk mengakhiri keputusaan.
Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun
percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut
menjadi sangat rentan.
3. sumber Koping
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini
secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku
bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun
budaya. Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau
bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social
dapat menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseorang
untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan
masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka
bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah
seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
4. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme
koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial,
rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan
diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping
alternatif.
C. Tanda dan gejala
Menurut Stuart (2007)
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4. Impulsif.

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 3


5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah
dan mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis dan menyalahgunakan alcohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal).
11. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal.
16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual.
18. Sumber-sumber personal.
19. Sumber-sumber social.
20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
D. Rentan respon
Rentan Respon Protektif Diri

Respon adaftif Respon maladaftif

Peningkatan beresiko destruktif diri perencanaan


Bunuh diri
Diri destruktif tidak langsung diri

Gambar 7.1 . Retang Respon Protektif Diri

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 4


Sumber : keliat (1999)

1. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara
wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai
contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda
mengenai  loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
2. Beresiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami
perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang
seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah
semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan
padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif)
terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri.
Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal,
maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja
seenaknya dan tidak optimal.
4. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri
akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
5. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.

Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 1995. dibagi menjadi
tiga kategori yang sebagai berikut :

1. Ancaman bunuh diri


suatu peringatan baik secara langsung verbal atau nonverbal bahwa
seseorang sedang mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut mungkin

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 5


menunjukkan  secara verbal bahwa dia tidak akan ada di sekitar kita lagi
atau juga mengungkapkan secara nonverbal berupa pemberian hadiah,
wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respon positif dari orang sekitar dapat
dipersepsikan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewakan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-
benar mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui
tepat pada waktunya.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi.
b. Diberikan obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu
dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
b. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan  yang
positif. 
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien  
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian  masalah

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 6


c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik
F. Pohon masalah

Effect Resiko Prilaku Kekerasan

Core Problem Resiko Bunuh Diri

Causa Harga Diri Rendah

Gambar 2.2 Pohon Resiko Bunuh Diri

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 7


TEORI ASKEP

A. Pengkajian
1. Pengkajian Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri
a) Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria
b) Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
c) Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri
merupakan masalah.
d) Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan
bunuh diri / penyalahgunaan zat.
e) Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang
dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.
f) Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup
diri.
g) Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih
beresiko mengalami perilaku bunuh diri.
2. Data yang perlu dikaji
Data subjektif :
a) Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
b) Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c) Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
d) Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga.
e) Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang
mematikan.
f) Mengungkapkan adanya konflik interpersonal.
g) Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekeasan saat kecil.

Data Objektif :

a) Impulsif.
b) Menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 8


c) Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan
alcohol).
d) Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal).
e) Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan
dalam karier).
f) Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
g) Status perkawinan yang tidak harmonis
B. Diagnosa Medis dan Keperawatan
1. Diagnosa Medis
Diagnosa medis yang beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan
afektif, penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari90% orang
dewasa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri mengalami gangguan
jiwa.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko bunuh diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C. Intervensi keperawatan

Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri

Tujuan umum            : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri


Tujuan khusus           :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
a. Perkenalkan diri dengan klien
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 9


Tindakan :
a. Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau,
silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh
perawat.
c. Awasi klien secara ketat setiap saat.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan
dan keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapannya.
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,
kematian, dan lain-lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan
keinginan untuk hidup.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama,    keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang
mvenyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku
favorit, menulis surat dll.)

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 10


b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif

Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan


Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindari penilaian negatif setiap pertemuan klien
c. Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri
sendiri dan keluarga.
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan
yang dimiliki
Tindakan :

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 11


a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa 3 : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tujuan khusus :
a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

Tindakan :

1. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang


lain dan lingkungan
2. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
a. Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 12


b. Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif
c. Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
d. Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien
e. Merencanakan yang dapat pasien lakukan
3. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b. Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara
penyelesian masalah
c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik

Intervensi keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Pasien mampu :
Setelah.....x peremuan, SP 1
1. Mengidentifikasi
pasien mampu : 1. Identifikasi
penyebab dan tanda
1. Menyebutkan penyebab, tanda
perilaku kekerasan
penyebab, tanda, dan gejala serta
2. Menyebutkan jenis
gejala, dan akibat akibat prilaku
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan. kekerasan.
yang pernah
2. Memperagakan cara 2. Latihan cara fisik 1
dilakukan
fisik 1 untuk : tarik nafas dalam
3. Menyebutkan akibat
mengontrol perilaku 3. Masukan dalam
dari perilaku
kekerasan. jadwal harian
kekerasan
pasien
4. Menyebutkan cara
Setelah........ x SP 2
mengontrol prilaku
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan
kekerasan
mampu : yang lalu ( SP 1)
5. Mengontrol perilaku
1. Menyebutkan 2. Latih cara fisik 2 :
kekerasannya
kegiatan yang sudah pukul kasur atau

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 13


dengan cara : dilakukan bantal
a. Fisik 2. Memperagakan cara 3. Masukkan dalam
b. Sosial / verbal fisik untuk jadwal harian
c. Spiritual mengontrol prilaku pasien
d. Terapi kekerasan.
psikofarmaka Setelah........ x SP 3
(obat) pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu ( SP 1
1. Menyebukan dan SP 2)
kegiatan yang sudah 2. Latih cara sosial /
dilakukan verbal
2. Memperagakan cara 3. Menolak dengan
sosial / vebral untuk baik
mengontrol perilaku 4. Meminta dengan
kekerasan. baik
5. Mengungkapkan
dengan baik
6. Masukkan dalam
jadwal harian
pasien.
Setelah.......x SP 4
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu ( SP 1,2
1. Menyebutkan dan 3)
kegiatan yang sudah 2. Latih cara spiritual
dilakukan - Berdoa
2. Memperagakan cara - Sholat
spritual 3. Masukkan dalam
jadwal harian
pasien

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 14


Setelah.........x SP 5
Pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan
mampu : yang lalu ( SP
1. Menyebutkan 1,2,3 dan 4)
kegiatan yang sudah 2. Latih patuh obat :
dilakukan - Minum obar
2. Memperagakan cara secara teratur
patuh obat. dengan prinsip
5B
- Susun jadwal
minum minum
obat secara
teratur
3. Masukkan dalam
jadwal harian
pasien.

Keluarga mampu : Setelah.........x SP 1


1. Merawat pasien pertemuan, keluarga 1. Idenifikasi
dirumah mampu menjelaskan masalah yang
penyebab, tanda dan dirasakan keluarga
gejala, akibat serta dalam merawat
mampu memperagakan pasien
cara merawat. 2. Jelaskan tentang
prilaku kekerasan :
- Penyebab
- Akibat
- Cara merawat
3. Latih cara merawat
4. RTL keluarga /
jadwal untuk

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 15


merawat pasien.
Setelah........x SP 2
Pertemuan, keluarga 1. Evaluasi kegiatan
mampu menyebutkan yang lalu ( SP 1)
kegiatan yang sudah 2. Latih ( stimulasi )
dilakukan dan mampu 2 cara lain untuk
merawat serta dapat merawat pasien.
membuat RTL 3. Latih langsung ke
pasien
4. RTL keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien.
Setelah........x SP 3
Pertemuan, keluarga 1. Evaluasi SP 1 dan
mampu menyebutkan 2
kegiatan yang sudah 2. Latih langsung ke
dilakukan dan mampu pasien
merawat serta dapat 3. RTL keluarga /
membuat RTL jadwal keluarga
untuk merawat
pasien.
Setelah.........x SP 4
pertemuan keluarga 1. Evaluasi SP 1,2
mampu melakukan dan 3
follow up dan rujukan 2. Latih langsung ke
serta mampu pasien
menyebutkan kegiatan 3. RTL keluarga
yang sudah dilakukan. - Follow up
- Rujukan

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 16


D. Implememtasi
Melakukan tindakan sesuai intervensi.
E. Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan.

STRATEGI PELAKSANAAN PADA RISIKO PRILAU BUNUH DIRI


1. Ancaman atau percobaan bunuh diri

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 17


a. Tindakan keperawatan pada pasien percobaan bunuh diri
1) Tujuan keperawatan
Pasien tetap aman dan selamat
2) Tindakan keperawatan
Melindungi pasien dengan cara :
 Temani pasien terus menerus sampai pasien dapat dipindahkan
ke tempat yang aman.
 Jauhkan semua benda yang berbahaya (mis;pisau, silet,gelas
dan tali pinggang).
 Periksa apakah pasien benar-benar meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat.
 Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan
melindungi pasien sampai idak ada keinginan bunuh diri.

SP 1 Pasien : Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
”Assalamu’alaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di
ruang Mawar ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.”
”Bagaimana perasaan A hari ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama
ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”
KERJA
“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan
bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan
kepercayaan diri? Apakah A merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah
daripada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat
untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati?
Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya?
Apa yang A rasakan?” Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 18


dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya
dengan mengatakan: “Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera
karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi
kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan A.
”Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.”
”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau
keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan
kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk.
Jadi A jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada
dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”
TERMINASI
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi
perasaan ingin bunuh diri?”
”Coba A sebutkan lagi cara tersebut”
”Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang”
( jangan meninggalkan pasien )

2. Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah


a. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
Tujuan:
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
b. Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu
dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 19


b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik

SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“selamat pagi B! Masih ingat dengan saya ? bagaimana perasaan B hari ini
? jadi, B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B merasa ingin bunuh
diri ?”
“baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara
mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama ? dimana? Disini saja yah?”
KERJA
“baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini
untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan B.”
“Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kua untuk
mengakhiri hidup B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.”
“Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? kalau
keinginan itu muncul, untuk mengatasinya B harus langung minta bantuan kepada
perawat atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi, usahakan B jangan
pernah sendirian.”

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 20


TERMINASI
“Bagaimana perasaan B seelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan
kembali apa yang telah kita bicarakan tadi? Bagus B bagaimana masih ada
dorongan untuk bunuh diri? Kalau masih ada perasaan atau dorongan bunuh diri,
tolong panggil segera saya atau perawat yang lain. Kalau sudah tidak ada
keinginan bunuh diri saya akan bertemu B lagi, unuk membicarakan cara
meningkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.”

SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat


bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamu’alaikum B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah
dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu
sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang
masih B miliki. Mau berapa lama? Dimana?”
KERJA
“Apa saja dalam hidup B yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang
sedih dan rugi kalau B meninggal. Coba B ceritakan hal-hal yang baik dalam
kehidupan B. Keadaan yang bagaimana yang membuat B merasa puas? Bagus.
Ternyata kehidupan B masih ada yang baik yang patut B syukuri. Coba B
sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama ini”.Bagaimana kalau
B mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan
kembali apa-apa saja yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal-
hal yang baik dalam kehidupan B jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan
(affirmasi). Bagus B. Coba B ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih B miliki dan
perlu disyukuri! Nanti jam 12 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan
baik. Tempatnya dimana? Baiklah. Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak
terkendali segera hubungi saya ya!”

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 21


SP 4 Pasien: meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada
pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamu’alaikum, B. Bagaimana perasaannya? Masihkah ada keinginan
bunuh diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita
akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini
timbul. Mau berapa lama? Di saja yah ?”
KERJA
“Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh
diri, apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita
diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih
cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut B cara yang mana?
Ya, saya setuju. B bisa dicoba!”Mari kita buat rencana kegiatan untuk masa
depan.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi
masalah yang B akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan
masalah dengan cara yang dipilih B tadi. Besok di jam yang sama kita akan
bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman B menggunakan cara yang
dipilih.”

DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 22


Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999

Carpenito, LJ (2008). Nursing diagnosis : Aplication to clinical practice, Mosby


St Louis.
Direja ade HS, Buku ajar asuhan keparawatan, yogyakarta 2011

Keliat BA, Akemat, Model praktik keperawatan profesional jiwa, jakarta : EGC,
2009

Laporan Asuhan Keperawatan Jiwa / MusliminPage 23

Anda mungkin juga menyukai