Anda di halaman 1dari 5

PENERIMAAN PASIEN COVID-19 VIA RUJUKAN SPGDT

No. Dokumen : No. Revisi : 00 Halaman : 1/5

Ditetapkan

Tanggal Terbit : 18 Maret 2022 Direktur RSUD Ciracas


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Murniasi Hutapea, MPH
Tanggal Revisi :
NIP. 197605072006042006

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menerima pasien curiga / konfirmasi Covid-19
dari Puskesmas atau Rumah Sakit lain atau fasilitas layanan kesehatan lainnya yang
dikirim ke RSUD Ciracas untuk mendapatkan perawatan lanjutan;
Kriteria pasien curiga / konfirmasi Covid-19 yang dapat diterima ataupun yang tidak
dapat diterima di Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas disesuaikan dengan SPO
Kriteria Masuk masing-masing Satuan Medis Fungsional (SMF).
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menerima pasien curiga / konfirmasi
Covid -19 yang melalui rujukan SPGDT.

Kebijakan Pedoman Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas Nomor
118 Tahun 2020
Prosedur 1. Petugas menerima kabar atau Whatsapp via handphone SPGDT yang berisi data
dan kondisi pasien;
2. Petugas memastikan bahwa kamar yang dibutuhkan pasien tersebut tersedia.
Khusus untuk pasien dengan kasus berat hanya dapat dipertimbangkan untuk
diterima, jika ICU tersedia lebih dari 1 bed.
3. Petugas dapat langsung tidak meng-acc pasien jika diketahui bahwa ruangan yang
dibutuhkan sudah penuh;
4. Petugas meminta kelengkapan data pasien sesuai dengan syarat masing-masing
SMF dan tidak memberikan syarat / pertanyaan tambahan di luar ketentuan
masing-masing SMF;
5. Syarat paling minimal yang harus ada adalah video klinis 1 menit (tampak area
wajah dan dada, tidak berbicara), atau petugas berupaya untuk video call pasien;
6. Jika hanya syarat paling minimal yang dapat dipenuhi dikarenakan keterbatasan
fasilitas, maka petugas tetap meneruskan data yang ada ke DPJP On Call. DPJP

SPO Penerimaan pasien covid 19 via 1


rujukan SPGDT
PENERIMAAN PASIEN COVID-19 VIA RUJUKAN SPGDT

No. Dokumen : No. Revisi : 00 Halaman : 1/5

On Call yang memutuskan untuk menerima pasien atau tidak dengan data
tersebut;
7. Petugas melakukan prosedur penerimaan rujukan pasien sesuai dengan SPO
masing-masing SMF;
8. Jika pasien tidak acc untuk diterima, maka petugas menjelaskan dengan baik ke
pihak perujuk, serta meminta agar tidak merujuk lepas pasien;
9. Jika pasien acc diterima, maka petugas memberitahukan pihak perujuk bahwa
pasien / keluarga pasien harus melengkapi :

a. Format Informed Consent untuk Pasien Curiga / Konfirmas i Covid- 19


(minta untuk diprint dan ditandatangan di atas materai, serta difotokan
terlebih dahulu). Untuk pasien hamil aterm, dimintakan Informed Consent
satu lagi untuk calon bayi baru lahir;
b. Data identitas pasien lengkap sesuai format

c. Foto / scan KTP, KK, BPJS, dan hasil swab pasien;

10. Jika pihak perujuk sudah mengirimkan foto informed consent yang sudah
ditandatangani pasien / keluarga pasien, maka petugas memberitahu pihak
perujuk bahwa jika pasien transportable (dibuktikan dengan melampirkan
tanda-tanda vital terbaru sebelum berangka), maka pasien dapat dikirim ke
RSUD Ciracas acc oleh dokter jaga IGD saat itu;

11. Petugas IGD memberitahu Security-Loket-Keperawatan perihal rencana


pasien baru via grup WhatsApp berupa nama pasien, pihak yang
mengantar, acc oleh DPJP siapa, serta melampirkan data identitas lengkap
pasien beserta foto / scan KTP, KK, BPJS, dan hasil swab;

12. Selanjutnya saat pasien datang dengan ambulan ke RSUD Ciracas, petugas security
akan memastikan pasien yang di rujuk, dari faskes mana selanjutnya akan
mengarahkan ke IGD Covid 19;

13. Keluarga pasien diarahkan oleh security ke loket untuk mendaftarkan pasien dan
menandatangani general consent serta akan dilakukan edukasi oleh dokter jaga dan
penandatangani inform consent :

a. pemasangan NGT

b. pemasangan kateter urin

SPO Penerimaan pasien covid 19 via 2


rujukan SPGDT
PENERIMAAN PASIEN COVID-19 VIA RUJUKAN SPGDT

No. Dokumen : No. Revisi : 00 Halaman : 1/5

c. pemasangan High Flow Nasal Canule/CPAP/lntubasi

d. persetujuan dirujuk

e. tindakan DNR (Do Not Resuscitate )

f. prosedur pemulasaran jenazah.

Di mana semua tindakan tersebut hanya akan dilakukan jika memang ada indikasi,
Jadi saat pasien mengalami perburukan dan membutuhkan hal-hal yang sudah
ditanda tangani di informed consent petugas medis hanya akan mengabarkan ke
keluarga saja bukan meminta persetujuan;

14. Jika tidak ada keluarga yang ikut dalam proses merujuk, maka Petugas Loket akan
menghubungi keluarga pasien untuk diminta datang ke RS dan Dokter jaga
menjelaskan via telemedicine tentang rencana perawatan, namun tetap diminta
untuk datang menandatangai inform consent;

15. Jika keluarga tidak datang dalam 1x24 jam maka inform consent dapat dilakukan
oleh pasien;

16. Petugas IGD menerima pasien, melakukan proses identifikasi pasien, dan
melakukan hand over dengan petugas faskes perujuk;

17. Petugas mengganti masker kain / masker bedah pasien dengan masker bedah
yang baru, serta mengedukasi pasien untuk melakukan etika batuk dengan
benar dan selalu memakai maskernya selama perawatan;

18. Dokter jaga melakukan asesmen ulang pasien, melengkapi pemeriksaan


penunjang pasien, dan melaporkannya ke DPJP.
19. Jika DPJP On Call hari itu sulit dihubungi / lama respon dengan batas waktu
respon 30 menit maka boleh diperkenankan menganti DPJP lain sesuai SMF
dengan menginfokan ke DPJP yang bersangkutan bukti Whatsapp dan telp
(minimal 3x) oleh dokter yang bertugas;

20. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk pasien covid 19 via rujukan
SPGDT antara lain:

a. Pasien anak : DPL, CRP; Rontgen Thorax;

b. Pasien dewasa : DPL, GDS, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, CRP, D-

SPO Penerimaan pasien covid 19 via 3


rujukan SPGDT
PENERIMAAN PASIEN COVID-19 VIA RUJUKAN SPGDT

No. Dokumen : No. Revisi : 00 Halaman : 1/5

dimer; EKG; dan Rontgen Thorax;

c. Pasien obsgyn : DPL, GDS, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT, CRP, D-


dimer, Urinalisis; EKG; dan Rontgen Thorax (jika tidak kontraindikasi);

Pemeriksaan tambahan lainnya disesuaikan dengan kondisi pasien yang


ditemukan, sample darah diambil di IGD Covid 19 tetapi pasien boleh di
transfer ke Rawat Inap jika pasien Stabil. Untuk hasil di follow up di ranap
oleh petugas ranap yang bertugas ( DU/Perawat/Bidan ) untuk dilaporkan ke
DPJP;
21. Jika pasien rawat inap, maka:

a. Dokter jaga membuat surat permintaan rawat inap secara elektronik di


SIREMIK dengan menginput diagnosa utama , diagnosa Psikiatri dengan
diagnosa komorbid atau diagnosa koinsidens jika ada;
b. Dokter jaga menginput resep obat dan alkes yang dipakai di IGD Covid sesuai
instruksi Dokter jaga/DPJP On Call dan juga input tindakan “konsul by phone” di
SIREMIK;
c. Petugas menginfokan di Grup WhatsApp bahwa pasien dirawat;
d. Berkas identitas , rujukan dan hasil swab pasien juga hasil EKG/CTG di taruh di
Passing Box dan akan diambil oleh rekam medis kemudian di sterilisasi oleh
petugas rekam medis selanjutnya akan diserahkan ke Perawat Ranap Zona
Hijau/Non-Covid;

22. Jika pasien dirujuk, maka:

a. dokter jaga membuat surat rujukan dan mencari RS / faskes rujukan via
SPGDT;
b. Dokter jaga menginput resep obat dan alkes yang dipakai di IGD Covid sesuai
instruksi DU/DPJP On Call dan juga input tindakan “konsul by phone” di
SIREMIK;
c. Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulan didampingi perawat (dapat
bersama dokter jaga jika diperlukan), menggunakan APD sesuai zona merah,
dengan membawa berkas-berkas yang diperlukan, yaitu KTP, KK, BPJS,
Hasil Swab, dan pemeriksaan penunjang yang ada;
d. Petugas menginfokan di Grup WhatsApp bahwa pasien dirujuk, dan melaporkan
di Grup WhatsApp saat Ambulan berangkat dengan info driver, Petugas Medis,

SPO Penerimaan pasien covid 19 via 4


rujukan SPGDT
PENERIMAAN PASIEN COVID-19 VIA RUJUKAN SPGDT

No. Dokumen : No. Revisi : 00 Halaman : 1/5

Pasien dan tujuan saat berangkat;


23. Petugas medis mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan ke dalam
SIREMIK;
Unit terkait  Loket Pendaftaran
 Rekam Medis
 lnstalasi Farmasi
 Instalasi Gawat Darurat
 Intensive Care Unit
 Unit Rawat lnap
 Security
 Ambulan

SPO Penerimaan pasien covid 19 via 5


rujukan SPGDT

Anda mungkin juga menyukai